MANAJEMEN RISIKO
K ONTRIBUTOR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadiran Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-NYa, Panduan manajemen risiko ini dapat diterbitkan.
Rumah Sakit Umum Daerah Arjawinangun merupakan salah satu institusi pemberi
pelayanan kesehatan strata II milik Pemerintah Kabupaten Cirebon dengan visi misi
Terwujudnya Kabupaten Cirebon Berbudaya, Sejahtera, Agamis Maju dan Aman ( BERSAMA ).
Komitmen RSUD Arjawinangun dalam penjaminan mutu dan keselamatan pasien
merupakan sebuah keharusan dikarenakan core business adalah pelayanan asuhan
pasien.
Kepada semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan pedoman ini, kami ucapkan
terimakasih.
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-NYa, sehingga buku Panduan Manajemen Risiko Rumah Sakit Umum Daerah
Arjawinangun dapat diterbitkan.
Semoga dengan panduan ini penyelenggaraan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
Rumah Sakit Umum Daerah Arjawinangun dapat berjalan dengan optimal. Kepada semua
pihak yang berkontribusi dalam penyusunan panduan ini, kami ucapkan terimaksaih.
TENTANG
Disusun Oleh:
( Sub Komite Bidang Manajemen Resiko RSUD Arjawinangun )
Disetujui Oleh:
Ditetapkan Oleh:
TENTANG
Ditetapkan Di : Arjawinangun
Pada Tanggal :
B. Analisa Risiko
Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden tersebut untuk
menentukan prioritas penanganan dan level manajemen yang harus bertanggung
jawab untuk mengelola / mengendalikan risiko / insiden tersebut termasuk dalam
kategori biru / hijau / kuning / merah.
TINGKAT DESKRIPSI PELUANG / FREKWENSI
RISIKO
1 Sangat jarang / rare ( > 5 tahun/kali )
2 Jarang / unlikely ( > 2 – 5 tahun/kali)
3 Mungkin / posible ( 1 - 2 tahun/kali )
4 Sering / likely ( beberapa kali/tahunan )
5 Sangat sering / almost certain ( tiap minggu / bulan )
D. Kelola Risiko
Setelah analisa dan evaluasi dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah pengelolaan
risijo atau insiden dengan target menghilangkan atau menekan risiko hingga ke level
terendah (risiko sisa) dan meminimalisir dampak atau kerugian yang timbul dari
insiden yang sudah terjadi.
LEVEL/BANDS TINDAKAN
EKSTRIM Risiko ekstrim, dilakukan RCA paling lama 45 hari,
(SANGAT membutuhkan tindakan segera, perhatian sampai ke
TINGGI) Direktur RS.
HIGH Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji
(TINGGI) dengan detail dan perlu tindakan segera, membutuhkan
tindakan top manajemen.
MODERATE Risiko sedang dilakukan investigasi sederhana paling lama
(SEDANG) 2 minggu, Manajer/Pimpinan klinis sebaiknya menilai
dampak terhadap bahaya dan kelola risiko.
LOW Risiko rendah dilakukan investigasi sederhana paling
(RENDAH) lama 1 minggu diselenggarakan dengan prosedur rutin.
1. Investigasi Sederhana
Dalam pengelolaan risiko yang masuk kedalam kategori biru atau hijau, maka
tindak lanjut evaluasi dan penyelesaiannya dilakukan dengan investigasi
sederhana, melalui tahapan :
a. Identifikasi insiden dan di-grading
TIM INVESTIGATOR
Ketua : ____________________________________________________________
Anggot :1. _______________________ 4. _____________________________
a 2. _______________________ 5. _____________________________
3. _______________________ 6. _____________________________
Apakah semua area terkait sudah o YA o TIDAK
terwakili ?
Apakah macam tingkat pengetahuan sudah o YA o TIDAK
terwakili ?
Notulen : ____________________________
Tanggal dimulai : _____________________ Tanggal dilengkapi : ___________________
b. Analisa Perubahan
Digunakan bila dicurigai adanya perubahan praktek dari pada prosedur yang
seharusnya.
Contoh : kasus salah area operasi
Apakah
Prosedur yang seharusnya Insiden perubahan
mengabaikan
masalah
Dokter bedah mengetahui Dokter bedah mengetahui
kondisi pasien bahwa kedua kondisi pasien bahwa kedua Tidak
lutut pasien bermasalah lutut pasien bermasalah
Tandai sisi operasi sesuai Benar memberikan tanda
prosedur oleh dr.Bedah atau pada sisinya (kanan) tetapi Ya
asistennya, menggunakan pada sisi yang tidak biasa
pencil kulit, setelah cek dan tidak terlihat krn
identitas pasien dan catatan2 kompresi kaos. Hal ini tidak
yang penting utk operasi. dicek oleh tim bedah.
Persiapan dan drapping Persiapan dan drapping
dilakukan sesuai kebijakan dilakukan sesuai kebijakan Tidak
c. Analisa Barrier
Contoh dari kasus diatas :
Masalah : torniquet dilakukan pada kaki yang salah oleh dr.bedah konsultan
dan asistennya.
Medium likelihood
effectiveness √ Confirmed
X Ruled Out
LANGKAH 3B GAMBARKAN ALUR SUB PROSES Jelaskan sub proses yang dipilih
A BC D EF
TINGKAT BAHAYA
KATASTROPIK MAYOR MODERAT MINOR
4 3 2 1
SERING
4 16 12 8 4
KADANG
3 12 9 6 3
JARANG
2 8 6 4 2
HAMPIR
TIDAK 4 3 2 1
PERNAH
1
Untuk setiap hazard dengan score > / = 8, dianalisa lebih lanjut dengan Pohon
Keputusan (Dicision Tree)
Ya
Ya
Apakah terdapat pengendalian
STOP
efektif beruppa KONTROL untuk
mengidentifikasi hazard ?
Tidak
Apakah hazard mulai di DETEKSI ?
Ya
Tidak
Dilakukan ke
AMKD langkah 5
Bila dari analisa Pohon keputusan berakhir pada STOP,maka tidak perlu lagi
meneruskan pencarian akar masalah untuk hazard ini karena berarti hazard
tersebut tidak prioritas. Sedangkan hazard yang berakhir pada titik hijau
sebagaimana gambar diatas, perlu ditindaklanjuti sebagai langkah ke-5.
7. Daftar Resiko
Daftar risiko adalah pusat dari proses manajemen risiko Rumah Sakit. Setelah
identifikasi penilaian, dan pengendalian awal suatu risiko dan rencana tindakan
yang berhubungan dengannya akan dimasukan kedalam daftar risiko unit kerja.
Untuk mengurangi administrasi, risiko ‘rendah’ tidak perlu dimasukan kedalam
daftar Risiko ekstrim yang dapat membahayakan sasaran-sasaran organisasi
secara bermakna, juga akan dicatat dalam daftar risiko korporat. Salinan dari
seluruh penilaian perlu untuk dipelihara.
Kepala Unit Kerja harus menentukan siapa yang akan menangani penilaian risiko
di dalam unit kerja mereka masing-masing.
Mekanisme Pelaporan
Pengelolaan Risiko
Insiden
Penemu
Insiden Laporan Atas Laporan
DIREKTUR RS