Anda di halaman 1dari 20

HO-7

DEMOKRASI PANCASILA
DAN BUTIR-BUTIR PANCASILA
DALAM
APLIKASI KEHIDUPAN KESEHARIAN.

Drs. Ahmad Khuldun Munji, MA.


DEMOKRASI PANCASILA

Pengertian Demokrasi
Secata Etimologis; berasal dari bahasa Yunani, Demos, yang
berarti rakyat, dan Cratein yang berarti Pemerintah. Arti
etimologisnya = pemerintahan rakyat;
Yang kemudian dikenal dengan pengertian terminologisnya
menjadi; pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat (Government from the people, by the people, and
for the people);
Pengertian harfiah/terminologis dimaksud menimbulkan
kontradiksi; karena; “jumlah yang lebih banyak,
memerintah jumlah yang sedikit”. Dalam kenyataan;
“jumlah yang sedikit memerintah, dan jumlah yang lebih
banyak diperintah”.
2
Lanjutan;

Dalam kaitan pengertian tersebut Jean Jacques


Rousseau mengemukakan: “kalau dipegang arti
kata seperti diartikan umum, maka demokrasi yang
sungguh-sungguh tidak pernah ada, dan tidak akan
ada”.
“Adalah berlawanan dengan kodrat alam, bahwa yang
berjumlah terbesar memerintah, sedang yang paling sedikit
jumlahnya harus diperintah”.
Sekaitan dengan hal dimaksud, demokrasi dapat
diartikan sebagai;
“suatu sistem pemerintahan dengan selalu
mengikutsertakan rakyat”.

3
Lanjutan;

Pengertian demokrasi mengalami perkembangan sejalan


dengan paham dan asas yang dianut oleh suatu negara
dalam kehidupan bernegara. Meskipun dalam pelaksana-
annya berbeda;
Beragam sebutan yang dikaitkan dengan demokrasi,
seperti; social democracy, liberal democracy, people
democracy, guided democracy;
Demokrasi yang tidak sama, dapat dilihat dari “Bentuk
dan Sistem”. KENEGARAAN, seperti; negara kesatuan,
federal, republik, dan kerajaan.
SISTEM PEMERINTAHAN; parlemeter, presidensial,
diktatorial, campuran, dsb.

4
PEREKEMBANGAN DEMOKRASI
(DI INDONESIA)

Sejalan dengan perkembangan pengertian, faham dan


asas demokrasi yang dianut; demokrasi tidak saja
meliputi bidang politik saja, tapi juga meliputi bidang
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Demokrasi di Indonesia;
1. Demokrasi terpimpim; yang dimaksudkan dipimpin
oleh sila-sila Pancasila ( + butir2). Dalam praktek
terjadi penyimpangan terhadap UUD’45 dan
Pancasila;
Imbasnya, terjadi stagnasi, diwarnai dengan kultus
individu terhadap pimpinan dan tidak berperan,
serta tidak berfungsi lembaga2 pemerintah.
Berpuncak pada tragedi G30S/PKI.
5
Lanjutan;
2. Tahun 1966, lahir ORBA (orde baru). Demokrasi
terpimpin di tinggalkan. Dikembangkan menjadi
Demokrasi Pancasila. Semboyan: melaksanakan
UUD’45 dan Pancasila secara murni dan konsekuen
(32 th). Dalam praktek hanya sekedar semboyan
dan jargon politik saja.Tidak bermuara pada
pemberdayaan kedaulatan rakyat, melainkan
diarahkan untuk memperkuat kedudukan dan
melindungi kepentingan penguasa dan kroni-
kroninya;
3. Proses selanjutnya lahir Orde Reformasi 1997/98
(dikoreksi kembali) – tapi tetap dipakai “Demokrasi
Pancasila”. Dalam praktek sampai saat ini ..... ???.
6
PENGERTIAN, DASAR, ASAS DEMOKRASI
PANCASILA
▪ Pengertian;
Paham yang dijiwai dan disemangati oleh sila-sila
Pancasila. Bersumber pada kepribadian dan falsafah
hidup bangsa Indonesia yang diwujudkan dalam
ketentuan2 pembukaan dan batang tubuh UUD’45
yang dijabarkan dengan segenap ketentuan2
pelaksanaannya.
▪ Dasar;
kedaulatan rakyat sebagaimana dimaksud dalam
pembukaan UUD’45 yang dijabarkan dalam pasal 1
ayat (2); “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar”.
7
Lanjutan;
▪ Asas;
➢ “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwa-
kilan”.
➢ Berdasarkan penentuan asas dimaksud, rakyat
ditempatkan sebagai subyek demokrasi. Rakyat
sebagai keseluruhan berhak untuk ikut serta
secara aktif menentukan keinginan2 nya.
➢ Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam
Pancasila adalah; Ketuhanan, Kemanusiaan,
Kesatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.

8
UNSUR-UNSUR DEMOKRASI PANCASILA)
1. Demokrasi berdasarkan kedaulatan rakyat;
2. Demokrasi berdasarkan kepentingan umum;
3. Demokrasi menampilkan sosok Negara Hukum;
4. Negara demokratis menggunakan pemerintahan
yang terbatas kekuasaannya;
5. Negara demokrasi menggunakan lembaga
perwakilan (MPR, DPR, DPRD, dan DPD);
6. Dalam negara demokrasi Kepala Negara adalah
atas nama Rakyat;
7. Negara demokrasi mengakui Hak Azasi;
8. Kelembagaan negara didasarkan pada
pertimbangan yang bersumber pada kedaulatan
rakyat;
9
Lanjutan;
9. Setiap demokrasi memiliki tujuan dalam bernegara
(masyarakat Adil dan Makmur);
10. Setiap demokrasi memiliki mekanisme pelestariannya;
11. Setiap demokrasai memiliki lembaga legislatif;
12. Setiap negara memiliki lembaga eksekutif;
13. Setiap demokrasi memiliki kekusaan kehakiman;
14. Setiap demokrasi, kedudukan warganya sama;
15. Setiap demokrasi memberikan kebebasan dalam
penyaluran aspirasi rakyat;
16. Setiap negara menggariskan tata-cara menggerakkan
negara yang demokratis.

10
45 BUTIR PEDOMAN PENGHAYATAN DAN
PENGAMALAN PANCASILA
(Aplikatif-filosofis)

1. KETUHANAN YANG MAHA ESA:


1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan
ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa;
2.Manusia Indonesia percaya dan taqwa kepada
Tuhan yang Maha esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab;
3.Mengembangkan sikap hormat dan menghormati
dan bekerjasama antara pemeluk agama dan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan yang Maha Esa;
11
Lanjutan;

4. Membina kerukunan hidup antara sesama ummat


beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang
Maha Esa;
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha
Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pri-
badi manusia dengan Tuhan yang Maha Esa yang
dipercayai dan diyakini;
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keper-
cayaan masing-masing;
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan ter-
hadap Tuhan yang Maha Esa, kepada orang lain.
12
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai


dengan harkat dan martabat sebagai makhluq Tuhan
yang Maha Esa;
2. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban
azasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedu-
dukan sosial, warna kulit dan sebagainya;
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama
manusia;
4. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepo-
seliro;
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain;
13
Lanjutan;
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
8. Berani membela kebenaran dan keadilan;
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai
bagian dari seluruh ummat manusia;
10.Mengembangkan sikap hormat menghor-
mati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

14
3. PERSATUAN INDONESIA
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, kepen-
tingan, keselamatan bangsa dan negara diatas kepen-
tingan pribadi atau golongan;
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara
dan bangsa apabila diperlukan;
3. Mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa;
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air indonesia;
5. Memelihara ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan
abadi, dan keadilan sosial;
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika;
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
15
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSAAN
DALAM ERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN

1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap


manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama;
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama;
4. Musyawarah umtuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan;
5. Menghormati dan menjujung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah;
6. Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah;

16
Lanjutan;
7. Dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan;
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur;
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung
jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjunjung harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan
dan kesatuan demi kepentingan bersama;
10.Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercaya untuk melaksanakan permusyawaratan.

17
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang men-


cerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotong-royongan;
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama;
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;
4. Menghormati hak orang lain;
5. Suka memberikan pertolongan kepada orang lain
agar dapat berdiri sendiri (mandiri);
6. Tidak menggunakan hak milik utnuk usaha-usaha
yang bersifat pemerasan terhadap orang lain;

18
Lanjutan;
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang
bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah;
8. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang
bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum;
9. Suka bekerja keras;
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang
bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama;
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujud-
kan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.
19
TERIMA KASIH
(BERSAMBUNG)

Anda mungkin juga menyukai