KELOMPOK 3
Puji dan syukur ke dalam hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum “Survei dan informasi
spasial”. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Reza Ferial Ashadi
Selaku ST.MT selaku Dosen serta Kak Gita Cahyani dan Kak Steven Clif selaku asisten
dosen . Serta teman teman sekelompok yang telah membantu dan membimbing kami dalam
mengerjakan Laporan Praktikum ini.
Laporan ini merupakan salah satu dari bagian praktikum mata kuliah Survei dan
informasi spasial dan SIG pada jurusan Teknik Sipil di Universitas Mercu buana. Isi dari
laporan ini membahas mengenai praktikum pengenalan alat waterpass dan cara
pengukuran.telah memberikan ilmunya kepada kami sehingga dapat tersusunnya karya
ilmiah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen dan asisten dosen yang turut
mengarahkan dan membantu kelompok kami dalam praktikum ini. Kami pun menyadari
didalam penulisan Laporan praktikum ini masih sangat jauh dari kata sempurna, maka kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak yang bersifat positif Semoga karya
tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan khususnya para pembaca, dan semoga
laporan ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua tentang hal ini.
BAB I
WATERPASS
WATERPASS POLYGON TERBUKA
BAB 1
WATERPASS POLIGON TERBUKA
1.1. MAKSUD DAN TUJUAN
1.1.1. MAKSUD
Maksud dari penulisan laporan ini agar dapat memahami dan mampu
memberikan gambaran kontur tanah yang dapat menyatakan bahwa terdapat
perbedaan ketinggian tanah pada setiap permukaan bumi.
1.1.2. TUJUAN
Tujuannya melakukan praktikum ini adalah :
Mengetahui cara pengoperasian alat waterpass yang digunakan untuk
pengukuran beda tinggi suatu tempat dengan metode poligon terbuka.
Mengetahui cara pengukuran beda tinggi antara satu tempat dengan
yang lain.
Mampu menggunakan waterpass dengan baik dan benar.
Mampu melakukan koreksi nilai batas tengah, beda tinggi, dan jarak
optis menggunakan perhitungan waterpass metode poligon terbuka.
FAKULTAS TEKNIK |3
LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN
LABORATORIUM SURVEY DAN INFORMASI SPASIAL - PROGRAM STUDI TEKNIK
SIPIL
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat 11650
Telp : (021) 5840816
No. Form :
Subjek : Waterpass Sesi Praktikum : Selasa, 16.00
Metode : Waterpass Polygon Terbuka Kelompok : III
3. Roll meter
6. Unting-unting
FAKULTAS TEKNIK |4
LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN
LABORATORIUM SURVEY DAN INFORMASI SPASIAL - PROGRAM STUDI TEKNIK
SIPIL
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat 11650
Telp : (021) 5840816
No. Form :
Subjek : Waterpass Sesi Praktikum : Selasa, 16.00
Metode : Waterpass Polygon Terbuka Kelompok : III
9. Nivo Kotak
FAKULTAS TEKNIK |5
LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN
LABORATORIUM SURVEY DAN INFORMASI SPASIAL - PROGRAM STUDI TEKNIK
SIPIL
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat 11650
Telp : (021) 5840816
No. Form :
Subjek : Waterpass Sesi Praktikum : Selasa, 16.00
Metode : Waterpass Polygon Terbuka Kelompok : III
2. Tentukan lahan yang akan diukur dengan panjang 20 meter kemudian bagi
menjadi 4 segmen dengan masing-masing segmen mempunyai panjang 5
meter.
3. Tanam patok menggunakan palu di setiap titik pada masing – masing segmen,
sampai segmen ke 4 lalu beri tanda pada kelima patok tersebut dengan simbol
A,B,C,D,E.
FAKULTAS TEKNIK |6
LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN
LABORATORIUM SURVEY DAN INFORMASI SPASIAL - PROGRAM STUDI TEKNIK
SIPIL
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat 11650
Telp : (021) 5840816
No. Form :
Subjek : Waterpass Sesi Praktikum : Selasa, 16.00
Metode : Waterpass Polygon Terbuka Kelompok : III
4. letakkan kaki statif diantara 2 titik pada segmen 1(Abelakang, Bmuka) lalu injak
ketiga kaki statif tersebut dan sesuaikan ketinggian serta kemiringannya
dengan menaikkan atau menurunkan ketiga kaki statif tersebut, kemudian
kunci kaki statif dengan skrup pengunci.
5. Pasang waterpass diatas kaki statif lalu kunci dengan skrup pengunci alat dan
pasang unting-unting dibawah skrup dan sejajarkan dengan patok.
FAKULTAS TEKNIK |7
LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN
LABORATORIUM SURVEY DAN INFORMASI SPASIAL - PROGRAM STUDI TEKNIK
SIPIL
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat 11650
Telp : (021) 5840816
No. Form :
Subjek : Waterpass Sesi Praktikum : Selasa, 16.00
Metode : Waterpass Polygon Terbuka Kelompok : III
7. Letakkan rambu ukur di depan patok A dan pasang nivo kotak terhadap rambu
ukur serta pastikan gelembung nivo kotak pada rambu ukur berada tepat di
tengah.
8. Arahkan waterpass ke arah rambu ukur, lalu bidik kasar rambu ukurnya
9. Bidik rambu ukur menggunakan lensa okuler dan untuk melihat benang
FAKULTAS TEKNIK |8
LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN
LABORATORIUM SURVEY DAN INFORMASI SPASIAL - PROGRAM STUDI TEKNIK
SIPIL
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat 11650
Telp : (021) 5840816
No. Form :
Subjek : Waterpass Sesi Praktikum : Selasa, 16.00
Metode : Waterpass Polygon Terbuka Kelompok : III
10. Atur fokus kejelasan gambar dengan memutar skrup fokus lensa okuler agar
mudah terbaca.
11. Baca rambu ukur dengan melihat 3 benang. Benang atas,benang tengah dan
benang bawah. Lalu catat data benang yang telah didapatkan.
12. Pindahkan rambu ukur ke patok Bmuka, lalu lakukan pembacaan rambu ukur
seperti langkah ke 11.
FAKULTAS TEKNIK |9
LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN
LABORATORIUM SURVEY DAN INFORMASI SPASIAL - PROGRAM STUDI TEKNIK
SIPIL
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat 11650
Telp : (021) 5840816
No. Form :
Subjek : Waterpass Sesi Praktikum : Selasa, 16.00
Metode : Waterpass Polygon Terbuka Kelompok : III
BA+BB
Batas Tengah =
2
Beda Tinggi = BTbelakang - BTmuka
Jarak Optis = ((BA-BB)Belakang) × 100 + ((BA-BB)Muka) × 100
1.6. SKETSA
= Waterpass
= Kaki statif
SEGMEN TITIK BA BT BB
BA+ BB
SEGMEN TITIK BT
2
142+139,5
A 140,75 cm
2
1
138+135,5
B 136,75 cm
2
139,3+ 136,8
B 138,05 cm
2
2 141,1+138,5
C 140,3 cm
2
134,4+132
C 133, 2 cm
2
3 135,7+133,2
D 134,45 cm
2
136+133,6
D 134,8 cm
2
4 145+142,5
E 143,75 cm
2
1 136,75 140,75 -4
SEGMEN 1
250 + 250
500 cm
SEGMEN 2
260 + 250
510 cm
SEGMEN 3
250 + 240
490 cm
SEGMEN 4
FAKULTAS TEKNIK |13
LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN
LABORATORIUM SURVEY DAN INFORMASI SPASIAL - PROGRAM STUDI TEKNIK
SIPIL
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat 11650
Telp : (021) 5840816
No. Form :
Subjek : Waterpass Sesi Praktikum : Selasa, 16.00
Metode : Waterpass Polygon Terbuka Kelompok : III
250 + 240
490 cm
1.10. GRAFIK
0 -1 3
SEGMEN 1 SEGMEN 2 SEGMEN SEGMEN 4
-2.25
-2
-4
-4
-6
Δh
1.11. KESIMPULAN
Pada praktikum ini memperoleh data batas tengah sebagai berikut , Pada segmen 1
titik A memperoleh 140,75 cm, sedangkan titik B 136,75 cm . Pada segmen 2 titik B
memperoleh 138,05 cm, titik C yaitu 140,3 cm. Selanjutnya segmen 3 memperoleh titik
c yaitu 133,2 cm , titik D 134,45cm. Yang terakhir yaitu segmen 4 memperoleh titik D
134,8 cm, lalu titik E memperoleh 143,75 cm.
Pada praktikum kali ini didapatkan data berupa pada segmen 1 yaitu beda tinggi −¿
4. Pada Segmen 2 didapatkan +¿ 1,75 , segmen 3 memperoleh nilai +¿ 1,25 dan
segmen 4 mendapat nilai +¿ 8,95 . Setelah kami melakukan praktek pemetaan
waterpass dengan metode polygon terbuka, kami mendapatkan kesimpulan bahwa titik
pada segmen 1 menunjukkan bahwa dengan dilambangkan −¿ atau menandakan
bahwa titik tersebut lebih rendah dibanding titik pada segmen 4 atau yang
dilambangkan dengan +¿ yang berarti merupakan dataran lebih tinggi di banding pada
titik segmen 1.
Serta jarak optis pada praktikum kali ini menghasilkan, bahwa pada segmen 1 yaitu
500 cm. Pada segmen 2 yaitu mendapatkan 510 cm, selanjutnuya segmen 3
mendapatkan nilai 490 cm dan segmen 4 memiliki tinggi tanah yang sama dengan
segmen 3. Nilai ini didapatkan dikarenakan adanya kesalahan pada plotting lahan,
kesalahan saat pembacaan nilai batas tengah, batas atas, batas bawah.
Setelah didapatkan analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa ketidaksesuaian data
lapangan dengan data hasil perhitungan dikarenakan adanya kesalahan surveyor pada
saat pembacaan benang maupun plotting lahan, faktor kaliberasi alat, gelembung nivo
yang tidak tepat ditengah dan faktor sinar matahari yang dapat mengganggu pandangan
surveyor.
LAPORAN PRAKTIKUM
SURVEI DAN INFORMASI SPASIAL
LABORATORIUM PERPETAAN & SIG
BAB 2
WATERPASS
WATERPASS POLYGON TERTUTUP
BAB II
WATERPASS POLIGON TERTUTUP
2.1. MAKSUD DAN TUJUAN
2.1.1. MAKSUD
Maksud dari penulisan laporan ini agar dapat memahami dan mampu
memberikan gambaran kontur tanah yang dapat menyatakan bahwa terdapat
perbedaan ketinggian tanah pada setiap permukaan bumi.
2.1.2. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini untuk memahami pengukuran poligon
tertutup dengan menggunakan alat Theodolit sesuai dengan prosedur
dan menentukan koreksi batas tengah, beda tinggi, dan jarak optis
dengan perhitungan waterpass metode poligon tertutup.
1. Waterpass
4. Patok
7. Palu
4. letakkan kaki statif diantara 2 titik pada segmen 1(Abelakang, Bmuka) lalu injak
ketiga kaki statif tersebut dan sesuaikan ketinggian serta kemiringannya
5. Pasang waterpass diatas kaki statif lalu kunci dengan skrup pengunci dan
pasang unting-unting dibawah skrup sejajar dengan patok.
7. Letakkan rambu ukur di depan patok A dan pastikan gelembung nivo pada
rambu ukur berada di tengah-tengah
8. Arahkan waterpass ke arah rambu ukur, lalu bidik kasar rambu ukurnya
9. Bidik rambu ukur menggunakan lensa okuler dan untuk melihat benang
10. atur fokus kejelasan gambar dengan memutar skrup fokus lensa okuler agar
mudah terbaca
11. Baca rambu ukur dengan melihat 3 benang. Benang atas,benang tengah dan
benang bawah.embacaan pengukuran menggunakan metode belakang ke muka
yang dimulai dari titik A pada segmen 1 sebagai titik belakang lalu ke arah B1
12. Pindahkan rambu ukur ke patok Bmuka, lalu lakukan pembacaan rambu ukur
seperti langkah ke 11
2.5. RUMUS
Keterangan Rumus
Batas Tengah BA + B B
2
BT belakang - BT muka
Beda Tinggi ( ∆ h¿
2.6. SKETSA
Segmen Titik BA BT BB
A GAMBAR 2.6 SKETS
147 cm 144 cm 142,7 cm
BELAKANG
1
Keterangan : B
141,7 cm 140,5 cm 139,3 cm
MUKA
: Rambu ukur
B
143,2 cm 142 cm 140,8 cm
BELAKANG
2
: Waterpass
C
141,5 cm 140,4 cm 139,3 cm
MUKA
: Kaki statif
C
142,5 cm 141,3 cm 140 cm
BELAKANG
3
D
141,9 cm 140,7 cm 139,4 cm
MUKA
D
144,8 cm 143,5 cm 142,2 cm
BELAKANG
4
E
147 cm 145,7 cm 144,5 cm
MUKA
E
136,7 cm 135,5 cm 134,3 cm
BELAKANG
5
F
141,4 cm 140,3 cm 139 cm
MUKA
F
139 cm 137,7 cm 136,5 cm
BELAKANG
6
A
137,4 cm 136,1 cm 134,8 cm
MUKA
2.8. PERHITUNGAN
2.8.1. BATAS TENGAH
BA+ BB
Segmen Titik Hasil Satuan
2
A 147+142,7
144,85
BELAKANG 2
1
B 141,7+139,3
140,5
MUKA 2
B 143,2+140,8
142
BELAKANG 2
2
C 141,5+ 139,3
140,4
MUKA 2
C 142,5+ 140
141,25
BELAKANG 2
3
D 141,9+ 139,4
140,65
MUKA 2
cm
D 144,8+142,2
143,5
BELAKANG 2
4
E 147+144,5
145,75
MUKA 2
E 136,7+134,3
135,5
BELAKANG 2
5
F 141,4+139
140,2
MUKA 2
F 139+ 136,5
137,75
BELAKANG 2
6
A 137,4+134,8
136,1
MUKA 2
SEGMEN 1
((BA-BB) Belakang) × 100 + ((BA-BB) Muka) × 100
(147-142,7) × 100 + (141,7-139,3) × 100
4,3 × 100 + 2,4 × 100
430 + 240
670 cm
SEGMEN 3
((BA-BB) Belakang) × 100 + ((BA-BB) Muka) × 100
(142,5-140) × 100 + (141,9-139,4) × 100
2,5 × 100 + 2,5 × 100
250 + 250
500 cm
SEGMEN 4
((BA-BB) Belakang) × 100 + ((BA-BB) Muka) × 100
(144,8-142,2) × 100 + (147-144,5) × 100
2,6 × 100 + 2,5 × 100
260 + 250
510 cm
SEGMEN 5
((BA-BB) Belakang) × 100 + ((BA-BB) Muka) × 100
(136,7-134,3) × 100 + (141,4-139) × 100
2,4 × 100 + 2,4 × 100
240 + 240
480 cm
SEGMEN 6
((BA-BB) Belakang) × 100 + ((BA-BB) Muka) × 100
(139-136,5) × 100 + (137,4-134,8) × 100
2,5 × 100 + 2,6 × 100
250 + 260
510 cm
2.10. GRAFIK
Δh
2.11. KESIMPULAN
Setelah melakukan kegiatan praktikum pengukuran luas dengan metode poligon
tertutup ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam kegiatan praktikum ini, kesalahan dalam pengukuran ataupun pengolahan
data dapat terjadi yang diakibatkan oleh beberapa factor diantaranya faktor
kesalahan manusia (human error), faktor alat, serta factor alam yang ada.
2. Pada percobaan kali ini didapat data berupa Pada praktikum ini memperoleh data
batas tengah sebagai berikut , Pada segmen 1 titik A memperoleh 144,85 cm,
sedangkan titik B 140,5 cm . Pada segmen 2 titik B memperoleh 142 cm, titik C
yaitu 140,4 cm. Selanjutnya segmen 3 memperoleh titik C yaitu 141,,25 cm , titik
D 140,65cm. Yang terakhir yaitu segmen 4 memperoleh titik D 143,5 cm, lalu
titik E memperoleh 145,75 cm.
3. Pada praktikum kali ini di dapatkan data berupa pada segmen 1 yaitu beda tinggi
3,5. Pada segmen 2 didapatkan + 1,6 , segmen 3 memperoleh nilai + 0,6 dan
segmen 4 mendapat nilai – 2,2 , dan segmen 5 mendapatkan nilai -4,8 , dan
segmen 6 memperoleh + 1,6.
4. Pada pengukuran beda tinggi segmen 1 hingga segmen 5 selalu mengalami
penurunan yang bertahap yang di lambangkan dengan −¿ . Atau dapat diartikan
dengan tinggi tanah pada segmen 1 selalu mengalami penurunan hingga segmen
5. Selanjutnya, pada segmen 5 ke segmen 6 kembali mengalami penaikkan tinggi
tanah yang dilambangkan dengan lambang +¿ . Dapat disimpulkan bahwa tanah
terendah pada segmen 5 dan tanah tertinggi pada segmen 1.
5. Serta jarak optis pada praktikum kali ini menghasilkan, bahwa pada segmen 1
yaitu 670 cm. Pada segmen 2 yaitu mendapatkan 460 cm, selanjutnuya segmen 3
mendapatkan nilai 500 cm dan segmen 4 510 cm dan segmen 5 450 segmen 6
510cm memiliki tinggi tanah yang sama dengan segmen 3. Nilai ini didapatkan
dikarenakan adanya kesalahan pada plotting lahan, kesalahan saat pembacaan
nilai batas tengah, batas atas, batas bawah.
6. Setelah didapatkan analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa ketidaksesuaian data
lapangan dengan data hasil perhitungan dikarenakan adanya kesalahan surveyor
pada saat pembacaan benang maupun plotting lahan, faktor kaliberasi alat,
FAKULTAS TEKNIK |34
LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN
LABORATORIUM SURVEY DAN INFORMASI SPASIAL - PROGRAM STUDI TEKNIK
SIPIL
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat 11650
Telp : (021) 5840816
No. Form :
Subjek : Waterpass Sesi Praktikum : Selasa, 16.00
Metode : Waterpass Polygon Tertutup Kelompok : III
gelembung nivo yang tidak tepat ditengah dan faktor sinar matahari yang dapat
mengganggu pandangan surveyor.
LAPORAN PRAKTIKUM
SURVEI DAN INFORMASI SPASIAL
LABORATORIUM PERPETAAN & SIG
BAB 3
WATERPASS
WATERPASS MEMANJANG MELINTANG
BAB III
WATERPASS METODE MEMANJANG DAN MELINTANG
3.1 MAKSUD DAN TUJUAN
3.1.1. Maksud :
Maksud dari penulisan laporan ini agar dapat memahami dan
mampu memberikan gambaran kontur tanah yang dapat menyatakan bahwa
terdapat perbedaan ketinggian tanah pada setiap permukaan bumi dalam
memetakan jalan.
3.1.2. Tujuan :
1. Mengerti pengukuran memanjang dan pengukuran melintang dalam
ilmu ukur tanah.
2. Mengenal waterpass sebagai alat yang digunakan dalam pengukuran
ilmu ukur tanah.
3. Mengerti cara kerja dan penggunaan dari waterpass dalam ilmu ukur
tanah.
4. Menguasai perhitungan beda tinggi, elevasi, dan jarak dalam ilmu ukur
tanah.
5. Untuk memahami tentang bagaimana cara penggunaan waterpass dalam
pengukuran profil memanjang dan melintang. Mengetahui ketinggian
permukaan tanah pada area pemetaan.
6. Dapat melakukan pengisian form memanjang dan melintang.
7. Dapat menggambar dari hasil data ke bidang datar dalam bentuk peta.
telah dihitung ketinggian dan jarak antara titik ke titik, setiap pengukuran diambil
siku terhadap profil memanjang yang diarahkan kekiri dan kekanan dengan jarak
sesuai kebutuhan.
Kegunaan dari pengukuran ini adalah sebagai dasar dalam menentukan volume
galian dan timbunan dalam perencanaan pembuatan jalan raya, jalan kereta api,
saluran irigasi, dsb. Pengukuran sipat datar profil melintang sendiri digunakan untuk
menentukan tinggi rendahnya tanah sepanjang garis melintang yang tegak lurus
dengan garis sumbu proyek.
3. Meteran
6. Unting-unting
9. Rambu ukur
5) Beri interval sejauh 10 meter dan beri patok dengan penamaan 1, 2 dan 3.
6) Kemudian, ukur jarak melintang sejauh 10 meter dan beri 4 interval sejauh 2,5
meter masing-masing diberi nama A, B, C, D dan E.
8) Baca rambu ukur pada posisi titik A1, B1, C1, D1 dan E1 dengan
memperhatikan sudut horizontal diawali dengan sudut bukaan awal pada titik
A1.
9) Membaca rambu ukur pada titik A2, B2, C2, D2 dan E2 dengan
memperhatikan sudut horizontal.
11) Membaca pengukuran terhadap rambu ukur pada titik A2, B2, C2, D2 dan E2
dengan memperhatikan sudut horizontal dengan sudut bukaan awal pada A2
12) Membaca pengukuran terhadap rambu ukur pada titik A3, B3, C3, D3, dan E3
dengan memperhatikan sudut horizontal.
3.5. RUMUS
Beda Tinggi = BTbelakang - BTmuka
BA + BB
Batas Tengah =
2
Jarak Optis Memanjang = (BA-BB Muka) × 100 × Cos α + (BA-BB Belakang) × 100 ×
Cos α
Jarak Optis Melintang = (BA-BB Muka) × 100 × Sin α + (BA-BB Belakang) × 100 ×
Sin α
Volume Memanjang = (
( BTA 1−BTA 2 ) × Panjang A 1 A 2+ ( BTB 1−BTB 2 ) × Panjang B1 B 2
)×2,5
2
Volume Melintang = (
3.8. PERHITUNGAN
3.8.1. BATAS TENGAH
BA+ BB
Segmen Titik Hasil Satuan
2
146,1+141,1 cm
A1 143,6
2
146,7+140,9
B1 143,8
2
146,1+138,7
C1 142,4
2
147,9+ 138,5
D1 143,2
2
149+ 138,4
E1 143,7
2
1
148,1+136,5
E2 142,3
2
150+140,5
D2 145,25
2
148,4+141
C2 144,7
2
148,1+142,1
B2 145,1
2
148,4+143,2
A2 145,8
2
2 A2 135,6+130,5 133,05
2
135+129,3
B2 132,15
2
135,4+128,2
C2 131.8
2
137+127,9
D2 132,45
2
135,2+124
E2 129,6
2
137,4+126,2
E3 131,8
2
138+129
D3 133,5
2
135,6+128,5
C3 132,05
2
134,5+ 129
B3 131,75
2
135,2+130
A3 132,6
2
BT BT
Segmen Titik Dikurang Hasil Satuan
Belakang Muka
BT BT
Segmen Titik Dikurang Hasil Satuan
Belakang Muka
3.8.1.
3.8.2.
3.8.3. JARAK OPTIS
3.8.3.1. JARAK OPTIS MEMANJANG
SEGMEN 1
TITIK A2 – TITIK A1
(BA-BB Muka) × 100 × Cos α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Cos α
(148,4-143,2) × 100 × Cos 189 + (146,1-141,1) × 100 × Cos 360
5,2 × 100 × (-0,99) + 5 × 100 ×1
514,8 + 500
1014,8
SEGMEN 1
TITIK B2 – TITIK B1
(BA-BB Muka) × 100 × Cos α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Cos α
(148,1-142,1) × 100 × Cos 214 + (146,7-140,9) × 100 × Cos 334
6 × 100 × (-0,83) + 5,8 × 100 × 0,9
498 + 522
1020
FAKULTAS TEKNIK |51
LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN
LABORATORIUM SURVEY DAN INFORMASI SPASIAL - PROGRAM STUDI TEKNIK
SIPIL
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat 11650
Telp : (021) 5840816
No. Form :
Subjek : Waterpass Sesi Praktikum : Selasa, 16.00
Metode : Waterpass Memanjang Melintang Kelompok : III
SEGMEN 1
TITIK C2 – TITIK C1
(BA-BB Muka) × 100 × Cos α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Cos α
(148,4-141) × 100 × Cos 232 + (146,1-138,7) × 100 × Cos 317
7,4 × 100 × (-0,62) + 7,4 × 100 × 0,73
458,8 + 540,2
999
SEGMEN 1
TITIK D2 – TITIK D1
(BA-BB Muka) × 100 × Cos α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Cos α
(150-140,5) × 100 × Cos 242 + (147,9-138,5) × 100 × Cos 307
9,5 × 100 ×(0,47) + 9,4 × 100 × 0,6
446,5 + 564
1010,5
SEGMEN 1
TITIK E2 – TITIK E1
(BA-BB Muka) × 100 × Cos α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Cos α
(148,1-136,5) × 100 × Cos 249 + (149-138,4) × 100 × Cos 301
11,6 × 100 × (-0,36) + 10,6 × 100 × 0,52
417,6 + 551,2
968,8
SEGMEN 2
TITIK A3 – TITIK A2
(BA-BB Muka) × 100 × Cos α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Cos α
(135,2-130) × 100 × Cos 181 + (135,6-130,5) × 100 × Cos 360
5,2 × 100 × (-1) + 5,1 × 100 ×1
520 + 510
1030
SEGMEN 2
TITIK B3 – TITIK B2
(BA-BB Muka) × 100 × Cos α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Cos α
(134,5-129) × 100 × Cos 206,5 + (135-129,3) × 100 × Cos 333
5,5 × 100 × (-0,9) + 5,7 × 100 × 0,89
FAKULTAS TEKNIK |52
LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN
LABORATORIUM SURVEY DAN INFORMASI SPASIAL - PROGRAM STUDI TEKNIK
SIPIL
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat 11650
Telp : (021) 5840816
No. Form :
Subjek : Waterpass Sesi Praktikum : Selasa, 16.00
Metode : Waterpass Memanjang Melintang Kelompok : III
495 + 507,3
1002,3
SEGMEN 2
TITIK C3 – TITIK C2
(BA-BB Muka) × 100 × Cos α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Cos α
(135,6-128,5) × 100 × Cos 225 + (135,4-128,2) × 100 × Cos 315
7,1 × 100 × (-0,7) + 7,2 × 100 × 0,7
497 + 504
1001
SEGMEN 2
TITIK D3 – TITIK D2
(BA-BB Muka) × 100 × Cos α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Cos α
(138-129) × 100 × Cos 236 + (137-127,9) × 100 × Cos 304
9 × 100 × (-0,55) + 9,1 × 100 × 0,55
495 + 500,5
995,5
SEGMEN 2
TITIK E3 – TITIK E2
(BA-BB Muka) × 100 × Cos α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Cos α
(137,4-126,2) × 100 × Cos 244 + (135,2-124) × 100 × Cos 297
11,2 × 100 × (-0,44) + 11,2 × 100 × 0,45
492,8 + 504
996,8
3.8.3.1.
3.8.3.2. JARAK OPTIS MELINTANG
SEGMEN 1
TITIK B1 – TITIK A1
(BA-BB Muka) × 100 × Sin α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Sin α
(146,7-140,9) × 100 × Sin 334 + (146,1-141,1) × 100 × Sin 360
5,8 × 100 × (-0,44) + 5 × 100 ×0
255,2 + 0
255,2
SEGMEN 1
TITIK C1 – TITIK B1
SEGMEN 1
TITIK D1 – TITIK C1
(BA-BB Muka) × 100 × Sin α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Sin α
(147,9-138,5) × 100 × Sin 307 + (146,1-138,7) × 100 × Sin 317
9,4 × 100 × (-0,8) + 7,4 × 100 × (-0,68)
752 + -503,2
248,8
SEGMEN 1
TITIK E1 – TITIK D1
(BA-BB Muka) × 100 × Sin α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Sin α
(149-138,4) × 100 × Sin 301 + (147,9-138) × 100 × Sin 307
10,6 × 100 × (-0,86) + 9,9 × 100 × (-0,8)
911,6 + -792
119,6
SEGMEN 1
TITIK B2 – TITIK A2
(BA-BB Muka) × 100 × Sin α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Sin α
(148,1-142,1) × 100 × Sin 214 + (148,4-143,2) × 100 × Sin 189
6 × 100 × (-0,56) + 5,2 × 100 × (-0,16)
336 + -83,2
252,8
SEGMEN 1
TITIK C2 – TITIK B2
(BA-BB Muka) × 100 × Sin α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Sin α
SEGMEN 1
TITIK D2 – TITIK C2
(BA-BB Muka) × 100 × Sin α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Sin α
(150-140,5) × 100 × Sin 242 + (148,4-141) × 100 × Sin 232
9,5 × 100 × (-0,88) + 7,4 × 100 × (-0,79)
836 + -584,6
251,4
SEGMEN 1
TITIK E2 – TITIK D2
(BA-BB Muka) × 100 × Sin α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Sin α
(148,1-136,5) × 100 × Sin 249 + (150-140,5) × 100 × Sin 242
11,6 × 100 × (-0,93) + 9,5 × 100 × (-0,88)
1078,8 + -836
242,8
SEGMEN 2
TITIK B2 – TITIK A2
(BA-BB Muka) × 100 × Sin α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Sin α
(135-129,3) × 100 × Sin 333 + (135,6-130,5) × 100 × Sin 360
5,7 × 100 × (-0,45) + 5,1 × 100 ×0
256,5 + 0
256,5
SEGMEN 2
TITIK C2 – TITIK B2
SEGMEN 2
TITIK D2 – TITIK C2
(BA-BB Muka) × 100 × Sin α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Sin α
(137-127,9) × 100 × Sin 304 + (135,4-128,2) × 100 × Sin 315
9,1 × 100 × (-0,83) + 7,2 × 100 × (-0,7)
728 + -504
224
SEGMEN 2
TITIK E2 – TITIK D2
(BA-BB Muka) × 100 × Sin α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Sin α
(135,2-124) × 100 × Sin 297 + (137-127,9) × 100 × Sin 304
11,2 × 100 × (-0,89) + 9,1 × 100 × (-0,83)
996,8 + -728
268,8
SEGMEN 2
TITIK B3 – TITIK A3
(BA-BB Muka) × 100 × Sin α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Sin α
(134,5-129) × 100 × Sin 206,5 + (135,2-130) × 100 × Sin 181
5,5 × 100 × (-0,45) + 5,2 × 100 × (-0,01)
247,5 + -5,2
242,3
SEGMEN 2
TITIK C3 – TITIK B3
(BA-BB Muka) × 100 × Sin α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Sin α
(135,6-128,5) × 100 × Sin 225 + (135,2-129) × 100 × Sin 206,5
7,1 × 100 × (-0,7) + 5,5 × 100 × (-0,45)
497 + -247,5
249,5
SEGMEN 2
TITIK D3 – TITIK C3
(BA-BB Muka) × 100 × Sin α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Sin α
(138-129) × 100 × Sin 236 + (135,6-128,5) × 100 × Sin 225
9 × 100 × (-0,83) + 7,1 × 100 × (-0,7)
747 + -497
250
SEGMEN 2
TITIK E3 – TITIK D3
(BA-BB Muka) × 100 × Sin α + ((BA-BB) Belakang) × 100 × Sin α
(137,4-126,2) × 100 × Sin 244 + (138-129) × 100 × Sin 236
11,2 × 100 × (-0,9) + 9 × 100 × (-0,83)
1008 + -747
261
3.8.1.
3.8.2.
3.8.3.
3.8.4. VOLUME
3.8.4.1. VOLUME MEMANJANG
SEGMEN 1
VAB 12=
[ ( 143,6−145,8 ) x 1000+ ( 143,8−145,1 ) x 100 0 ] x 250
2
¿
[ (2,2 ) x 1000+ (1,3 ) x 1000 ] x 250
2
2200+1300
¿ x 250
2
3500
¿ x 250
2
¿ 1750 x 250
3
¿ 437500 cm
VBC 12=
[ ( 143,8−145,1 ) x 1000+ ( 142,4−144,7 ) x 1000 ] x 250
2
¿
[ (1,3 ) x 1000+ ( 2,3 ) x 1000 ] x 250
2
1300+ 2300
¿ x 250
2
3600
¿ x 250
2
¿ 1800 x 250
¿ 45000 0 cm3
VCD 12=
[ ( 142,4−144,7 ) x 1000+ ( 143,2−145,25 ) x 1000 ] x 250
2
¿
[ (2,3 ) x 1000+ ( 2,05 ) x 1000 ] x 250
2
2300+2050
¿ x 250
2
4350
¿ x 250
2
¿ 2175 x 250
3
¿ 543750 c m
VDE 12=
[ ( 143,2−145,25 ) x 1000+ ( 143,7−142,3 ) x 1000 ] x 250
2
¿
[ (2,05 ) x 1000+ ( 1,4 ) x 1000 ] x 250
2
2050+1400
¿ x 250
2
3450
¿ x 250
2
¿ 1725 x 250
¿ 431250 c m3
SEGMEN 2
VAB 23=
[ ( 133,05−132,6 ) x 1000+ ( 132,15−131,75 ) x 1000 ] x 250
2
¿
[ ( 0,45 ) x 1000+ ( 0,4 ) x 1000 ] x 250
2
450+ 400
¿ x 250
2
850
¿ x 250
2
¿ 425 x 250
3
¿ 106250 c m
VBC 23=
[ ( 132,15−131,75 ) x 1000+ ( 131,8−132,05 ) x 1000 ] x 250
2
¿
[ ( 0,4 ) x 1000+ ( 0,25 ) x 1000 ] x 250
2
400+250
¿ x 250
2
650
¿ x 250
2
¿ 325 x 250
3
¿ 81250 c m
VCD 23=
[ ( 131,8−132,05 ) x 1000+ ( 132,45−133,5 ) x 1000 ] x 250
2
[ ( 0,25 ) x 1000+ ( 1,05 ) x 1000]
¿ x 250
2
250+1050
¿ x 250
2
1300
¿ x 250
2
¿ 650 x 250
¿ 162500 c m3
VDE 23=
[( 132,45−133,5 ) x 1000+ ( 129,6−131,8 ) x 1000 ] x 250
2
¿
[ (1,05 ) x 1000+ ( 2,2 ) x 1000 ] x 250
2
1050+ 2200
¿ x 250
2
3250
¿ x 250
2
¿ 1625 x 250
3
¿ 406250 c m
3.8.4.1.
3.8.4.2. VOLUME MELINTANG
SEGMEN 1
VAB 12=
[ ( 143,6−143,8 ) x 250+ ( 145,8−145,1 ) x 250 ] x 1000
2
¿
[ ( 0,2 ) x 250+ ( 0,7 ) x 250 ] x 1000
2
50+ 175
¿ x 1000
2
225
¿ x 1000
2
¿ 112,5 x 1000
¿ 112500 cm3
VBC 12=
[ ( 143,8−142,4 ) x 250+ ( 145,1−144,7 ) x 250 ] x 1000
2
¿
[ (1,4 ) x 250+ ( 0,4 ) x 250 ] x 1000
2
350+ 100
¿ x 1000
2
450
¿ x 1000
2
¿ 225 x 1000
3
¿ 225000 c m
VCD 12=
[ ( 142,4−143,2 ) x 250+ ( 144,7−145,25 ) x 250 ] x 1000
2
¿
[ ( 0,8 ) x 250+ ( 0,55 ) x 250 ] x 1000
2
200+137,5
¿ x 1000
2
337,5
¿ x 1000
2
¿ 168,75 x 1000
3
¿ 168750 cm
VDE 12=
[ ( 143,2−143,7 ) x 250+ ( 145,25−142,3 ) x 250 ] x 1000
2
¿
[ ( 0,5 ) x 2,5+ ( 2,95 ) x 2,5 ] x 1000
2
125+ 737,5
¿ x 1000
2
862,5
¿ x 1000
2
¿ 431,25 x 1000
3
¿ 431250 c m
SEGMEN 2
VAB 23=
[ ( 133,05−132,15 ) x 250+ ( 132,6−131,75 ) x 250 ] x 1000
2
¿
[ ( 0,9 ) x 250+ ( 0,85 ) x 250 ] x 1000
2
225+212,5
¿ x 1000
2
437,5
¿ x 1000
2
¿ 218,75 x 1000
¿ 218750 c m3
VBC 23=
[ ( 132,15−131,8 ) x 250+ (131,75−132,05 ) x 250 ] x 1000
2
¿
[ ( 0,35 ) x 250+ ( 0,3 ) x 250 ] x 1000
2
87,5+75
¿ x 1000
2
162,5
¿ x 1000
2
¿ 81,25 x 1000
3
¿ 81250 c m
VCD 23=
[ ( 131,8−132,45 ) x 250+ ( 132,05−133,5 ) x 250 ] x 1000
2
¿
[ ( 0,65 ) x 250+ ( 1,45 ) x 250 ] x 1000
2
162,5+ 362,5
¿ x 1000
2
525
¿ x 1000
2
¿ 262,5 x 1000
¿ 262500 c m3
VDE 23=
[( 132,45−129,6 ) x 250+( 133,5−131,8 ) x 250 ] x 1000
2
¿
[ (2,85 ) x 250+ ( 1,7 ) x 250 ] x 1000
2
712,5+ 425
¿ x 1000
2
1137,5
¿ x 1000
2
¿ 568,75 x 1000
3
¿ 568750 c m
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
3.7.
3.8.
3.9. GRAFIK
3.9.1. BEDA TINGGI MELINTANG
SEGMEN 1
0.4
0.2
0
-0.2 AB1 BC1 CD1 DE1
-0.4
TITIK
1.5
1
0.5
0
AB2 BC2 CD2 DE2
TITIK
SEGMEN 2
1.5
1
0.5
0
AB2 BC2 CD2 DE2
TITIK
-1
∆h
-1.5
-2
-2.5
TITIK
-0.4
-0.6
∆h
-0.8
-1
-1.2
-1.4
TITIK
-2.25
-2.3
-2.35
∆h
-2.4
-2.45
-2.5
-2.55
-2.6
TITIK
-2.04
-2.05
-2.06
∆h
-2.07
-2.08
-2.09
-2.1
-2.11
TITIK
1.5
0.5
∆h
0
E12 E23
-0.5
-1
TITIK
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
3.7.
3.8.
3.9.
3.10. TABEL REKAPITULASI
SEGME TITIK BA BB BT SATUAN
FAKULTAS TEKNIK |68
LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN
LABORATORIUM SURVEY DAN INFORMASI SPASIAL - PROGRAM STUDI TEKNIK
SIPIL
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat 11650
Telp : (021) 5840816
No. Form :
Subjek : Waterpass Sesi Praktikum : Selasa, 16.00
Metode : Waterpass Memanjang Melintang Kelompok : III
N
A1 146,1 141,1 143,6
B1 146,7 140,9 143,8
C1 146,1 138,7 142,4
D1 147,9 138,5 143,2
E1 149 138,4 143,7
1
E2 148,1 136,5 142,3
D2 150 140,5 145,25
C2 148,4 141 144,7
B2 148,1 142,1 145,1
A2 148,4 143,2 145,8
CM
A2 135,6 130,5 133,05
B2 135 129,3 132,15
C2 135,4 128,2 131.8
D2 137 127,9 132,45
E2 135,2 124 129,6
2
E3 137,4 126,2 131,8
D3 138 129 133,5
C3 135,6 128,5 132,05
B3 134,5 129 131,75
A3 135,2 130 132,6
3.11. KESIMPULAN
Didapatkan hasil dari praktikum yang kami laksanakan tentang volume total
memanjang dan melintang nilainya berbeda, dan jarak optis yang didapat tidak sesuai
diantara lapangan dengan di perhitungan. Karena adanya human error yaitu
kesalahan pada saat pembacaan dan mendata hasil perhitungan dengan data yang
salah pada saat pembacaan waterpass
BAB 4
GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)
MENENTUKAN TITIK KOORDINAT
BAB IV
LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN
LABORATORIUM SURVEY DAN INFORMASI SPASIAL - PROGRAM STUDI TEKNIK
SIPIL
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat 11650
Telp : (021) 5840816
No. Form :
Subjek : GPS Sesi Praktikum : Selasa, 16.00
Metode : Menentukan Titik Koordinat Kelompok : III
dibatasi oleh bujur 180 derajat sampai 1740B dan berpusat pada 177 barat
meridan.zona penomoran meningkatkan ke arah timur. Masing masing dari 60 zona
bujur dalam system UTM didasarkan pada Mercator Melintang Proyeksi.
6. Kemudian tekan tombol “ENTER” dan tahan sekitar 3 detik sampai layar
berubah menjadi mark position.
7. Setelah layar berubah menjadi mark position, data koordinat GPS yang terdiri
dari N (Northing), E (Easting), dan Z (Zenith) akan tersimpan otomatis di
waypoint
4.5. SKETSA
FAKULTAS TEKNIK |72
LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN
LABORATORIUM SURVEY DAN INFORMASI SPASIAL - PROGRAM STUDI TEKNIK
SIPIL
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat 11650
Telp : (021) 5840816
No. Form :
Subjek : GPS Sesi Praktikum : Selasa, 16.00
Metode : Menentukan Titik Koordinat Kelompok : III
4.7.
Kolom N E Z
B1 9313262 0692314 14 m
B2 9313259 0692319 15 m
B3 9313253 0692329 16 m
B4 9313247 0692343 16 m
B5 9313247 0692348 16 m
B6 9313245 0692361 16 m
B7 9313251 0692381 16 m
B8 9313252 0692395 17 m
B9 9313258 0692307 16 m
B10 9313271 0692300 18 m
B11 9313233 0692348 18 m
B12 9313291 0692355 18 m
B13 9313286 0692367 17 m
B14 9313282 0692343 19 m
B15 9313282 0692348 20 m
B16 9313282 0692333 20 m
B17 9313297 0692329 19 m
B18 9313274 0692301 20 m
KESIMPULAN
GPS adalah sebuah sistem yang digunakan untuk menentukan posisi di permukaan
bumi dengan bantuan penyelarasan sinyal satelit. GPS dapat digunakan kapan saja dalam
kondisi cuaca apa pun tidak masalah tetapi jika wilayah tersebut berada di antara gedung-
gedung tinggi, ruangan tertutup, atau pepohonan yang rapat dapat menyebabkan GPS tidak
dapat menangkap gelombang satelit karena gelombang satelit tidak bisa menembus benda-
benda yang padat.
Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pratikum tersebut adalah:
Pembacaan koordinat menggunakan GPS akan menentukan posisi objek dengan
koordinat berupa Northing, Easting, dan Zenith.
Dari praktikum ini bisa diketahui bahwa posisi GPS menentukan hasil
pengamatan.
GPS dapat memberikan informasi posisi di permukaan bumi, segala kegiatan yang
berkaitan dengan posisi/lokasi di permukaan bumi dapat diselesaikan dengan
bantuan GPS.
Penggunaan GPS dalam pemetaan sangat direkomendasikan, selain untuk
mempermudah pekerjaan dan mempercepat waktu pekerjaan juga sangat akurat
maka kemungkinan untuk memberikan hasil yang salah dapat mendekati 0%.
Ketelitian posisi yang diperoleh GPS akan tergantung pada beberapa faktor yaitu
metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian data, dan metode
pengolahan datanya.
LAPORAN PRAKTIKUM
SURVEI DAN INFORMASI SPASIAL
LABORATORIUM PERPETAAN & SIG
BAB 5
TOTAL STATION
TOTAL STATION AZIMUTH
TAHUN 2022
BAB V
TOTAL STATION AZIMUTH
5.1. MAKSUD DAN TUJUAN
5.1.1. MAKSUD
Maksud praktikum ini dilakukan Untuk memetakan situasi yang akan
diperlukan dalam proyek kedepannya, mengetahui cara menentukan
kordinat dari suatu titik dengan otomatis akan didapat data jarak, sudut, dan
evelasi dari ketinggian tanah guna mempermudah dalam perataan tanah.
5.1.2. TUJUAN
Tujuan praktikum ini dilakukan agar dapat memahami cara pada Total
Station, dapat mengetahui cara melakukan pengukuran dilapangan dengan
Total Station, dapat memahami cara mengukur jarak dan sudut, sudut
vertikal atau horizontal.
4. Tripod
7. Rol Meter
2. Lalu siapkan patok, kemudian pasang patok pada titik sebagian titik BM (beach
mark).
3. Setelah itu dirikan kaki statif menyusiakan tinggi pengamat diatas BM. Jangan
lupa perhatikan kemiringan ketiga kaki statif pastikan dalam keadaan datar
4. Setelah itu di pasang Total Station kepada kepala statif. Kemudian kunci
dengan sekrup pengunci yang tersedia pada statif.
5. Bidik titik BM melalui lensa vertical. Pastikan Total Station sudah berdiri tepat
diatas titik pusat BM. Kemudian setting kedataran alat dengan memutar 3 sisi
sekrup sampai nivo kotak tabung berada ditengah.
6. Setelah Total Station (TS) terpasang sempurna, pasang prisma backsight (BS)
atur kedataran backsight dengan memperhatikan gelembung nivo.
7. Total Station di nyalakan dengan memasang batrei dan menekan tombol power
9. Kenudian setting koordinat tempat berdiri Total Station atau koordinat awal
dengan cara tekan tombol menu.
10. Setelah itu pilih data Collect, beri nama atau kode untuk TS pada tab FN
11. Lalu pilih menu OCC.PT.INPUT, kemudian beri nomor 1 pada tab PT dan tab
ID tuliskan TS sebagai code untuk alat Total Station.
12. Setelah itu ukur ketinggian TS dan tuliskan tinggi pada tab INS.HT kemudian
pilih (NEZ) untuk memasukan koordinat awal yang didapat dari GPS.
14. Untuk mengetahui kordinat awal prisma Backsight gunakan GPS. Dekatkan
GPS dengan prisma pada posisi garis tengahnya. Baca hasilnya dengan input
kedalam Total Station.
15. Tekan tombol MEAS dan arahkan Total Station ke arah Backsight, hal ini
dilakukan untuk koreksi antara hasil koordinat dari GPS dengan hasil bidikan
langsung antara Total Station dengan Backsight. Apabila sudah tepat maka
Total Station akan dapat membidik titik secara otomatis.
16. Pasang prisma Frontsight (FS) diatas kaki statif, pastikan gelembung nivo
berada ditengah dengan menggerakan 3 kaki sekrup pada Frontsight.
17. Ukur ketinggian pada Frontsight, kemudian input ke dalam Total Station.
18. Tekan MEAS arahkan Total Station ke prisma Frontsight (FS), Apabila sudat
tepat kunci vertikal alat TS. Total Station akan membidik secara otomatis.
19. Tahap berikutnya, Pasang prisma side shot pada yalon atau pole. Input data
side shot pada total station seperti ketinggian prisma tersebut.
20. Arahkan Total Station pada prisma Side shot, apabila sudah tepat kunci vertikal
alat TS, tekan MEAS, Total Station akan membidik secara otomatis.
21. Selanjutnya pindahkan prisma Side Shot ke titik yang ke 2, Arahkan TS pada
prisma SS, apabila sudah tepat kunci vertikal alat TS, tekan MEAS, Total
Station akan membidik secara otomatis.
22. Lakukan langkah yang sama pada titik yang akan dicari. Jika seluruh titik
sudah di bidik, data yang telah di dapat disimpan pada Total Station dan alat
dapat dimatikan. Data-data yang sudah didapatkan tadi tersimpan pada alat
Total Station dan dapat dipindahkan ke laptop dengan menggunakan
Topconlink.
tan∝= ( ∆∆ XY )
5.6. SKETSA
Keterangan :
: Back Side
: Total Station
: Front Side
5.8. PERHITUNGAN
Azimuth A
E TS-E BS 0
Tan α 1 =
N TS 1 -N BS 0
692389,000-692389,080
Tan α 1 =
9313280,000 – 9313275,831
-0,080
Tan α 1 =
4,169
Tan α 1 = −0,01918925402
a 1 = -1,0993°
1. Azimuth α 1
¿ 180 °−1,0993°
= 178,0993 °
¿ 242,348 °
2. Azimuth α 2
¿ ( HR−180 ° ) +α 1
¿ ( 242,348−180 ° ) +178,0993 °
¿ 62,348 °+ 178,0993°
¿ 240,4473 °
a Azimuth α 1 Azimuth α 2
−1,0993 ° 178,0993 ° ¿ 240,4473 °
5.10. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini kita mendapatkan data koordinat, data data yang di
dapatkan menggunakan pengoperasia total station ini sudah tersimpan otomatis
dalam total station, untuk melihat data yang di dapatkan bisa menggunakan software
topcon link untuk transfer data. Juga beberapa software yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu: seperti civil 3d, Quikgrid. Total station mampu mengadaptasi
seluruh kemampuan yang dimiliki pengukuran konvensional, meliputi antara stake
out, slope, missing line, measurement, dan lain-lain.
Untuk hasil perhitungan praktikum total station azimuth adalah :
Azimuth a = −1,0993 °
Azimuth α 1 = 178,0993 °
Azimuth α 2 = 240,4473 °
HR ¿ 242,348 °
LAPORAN PRAKTIKUM
SURVEI DAN INFORMASI SPASIAL
LABORATORIUM PERPETAAN & SIG
BAB 6
TOTAL STATION
TOTAL STATION SITUASI
BAB 6
TOTAL STATION PEMETAAN SITUASI
6.1. MAKSUD DAN TUJUAN
6.1.1. MAKSUD
Maksud dari praktikum ini adalah dapat memahami cara penggunaan GPS
pada total station, dapat mengetauhi cara melakukan pengukuran dilapangan
dengan total station, dapat memahami cara mengukur jarak, data koordinat
dan elevasi memetakan seusatu.
6.1.2. TUJUAN
Tujuan diadakannya praktikum ini adalah mengetauhi cara menentukan
koordinat dari suatu titik dengan otomatis akan didapat data koordinat, garis
kontur, dan elevasi dari ketinggian tanah secara digital guna mempermudah
dalam perataan tanah.
1. Total station
8. Lalu pilih data koordinat yang sudah diberi nama, kemudian klik OPEN.
9.
10.
11.
6.1.
6.2.
6.3.
6.4.
6.5. TABEL DATA
PT N E Z CODE
1 10407.230 96738.250 92.310 TS
2 10394.290 96713.170 91.854 BS
3 10385.100 96718.010 91.477 SS1
4 10376.230 96723.630 91.237 SS2
5 10367.390 96730.330 90.987 SS3
6 10358.390 96733.710 90.746 SS4
7 10350.360 96737.450 90.462 SS5
8 10336.790 96746.370 89.965 SS6
9 10383.980 96747.660 92.133 SS7
10 10377.690 96737.710 92.176 SS8
11 10379.390 96731.060 92.255 SS9
12 10392.310 96722.150 92.114 SS10
13 10431.060 96698.090 91.462 SS11
14 10452.680 96624.610 91.139 SS12
15 10468.490 96710.650 90.789 SS13
16 10475.110 96735.370 90.301 SS14
17 10379.030 96740.890 91.085 SS15
18 10377.830 96742.970 91.059 SS16
19 10363.300 96745.650 90.370 SS17
20 10347.180 96754.500 89.246 SS18
21 10332.820 96758.800 88.300 SS19
22 10304.930 96761.340 87.870 SS20
23 10312.390 96781.330 87.707 SS21
24 10322.740 96809.510 86.909 SS22
25 10331.340 96840.590 86.870 SS23
26 10357.050 96847.910 86.634 SS24
27 10391.320 96846.880 86.794 SS25
28 10421.540 96841.500 86.673 SS26
29 10421.450 96835.130 86.681 SS27
30 10420.460 96830.020 86.610 SS28
31 10450.920 96835.420 86.520 SS29
32 10457.190 96799.140 89.622 SS30
33 10449.310 96797.940 89.726 SS31
6.6. PERPETAAN
6.6.1. PETA TOPOGRAFI 2D
6.7. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang kami lakukan didapatkan dari praktikum total station
pemetaan situasi ini merupakan data data koordinat yang dapat digunakan untuk
menentukan titik-titik koordinat di area yang telah diukur serta data tersebut dapat
digunakan untuk mendapatkan kondisi kontur tanah secara digital.
Hasil analisa data yang di dapatkan pada pengukuran, tanah pada area tersebut
memiliki kontur tanah yang tidak rata. Data point 46 menjadi titik tertinggi dengan
koordinat N(96670.42), E(10388.11), dan Z(93.559). untuk titik terendahnya yaitu
data point 26 dengan koordinat N(96847.91), E10357.05), dan Z(86.634).