Nopriyanti R.
NIM : 22020099
Dalam hal ini yang menjadi orientasi dan stressing pointnya dari pemaknaan aktivitas
berkesenian bukan berada pada persoalan produk karya atan hasil, melainkan lebih pada dimensi
proses. Proses yang terbingkai dalam makna pendidikan seni, yang lebih dikenal dengan sebutan
“pengalaman estetik” (aesthetic experience).
Seni sebagai media pendidikan memuat arti bahwa melalui seni pendidikan (pengajaran)
harkat kemanusiaan dibina. Didalamnya dipelajari makna pembinaan individu agar lebih dewasa,
mempunyai kepribadian sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Kata individu pada
mengandung makna ini berarti satu dan devide berarti terpecah/bagian menjadi individu berarti
satu namun terdiri dari bagian-bagian. Bagian tersebut adalah: pikir atau sebagai substansi dari
cipta, rasa dan kehendak atau karsa.
Seni merupakan aktifitas permainan, dan melalui permainan kita dapat mendidik anak dan
membina kreatifitasnya sedini mungkin.istilah “seni sebagai media pendidikan” tidak berarti
bahwakegiatan seninya tidak penting (karena hanya dianggap sekedar media).
Dalam perspektif pendidikan, seni dipandang sebagai salah satu instrument atau media untuk
memberikan keseimbangan antara „intelektualitas” dengan “sensibilitas”, “rasionalitas” dan
“irasionalitas”, dan antara akal pikiran dan kepekaan emosi, agar manusia “memanusia”, bahkan
dalam batas-batas tertentu, seni dapat difungsikan dalam konteks kepentingan guna
mempertajam moral dan watak (Rohidi.2000).
Sistem pendidikan adalah suatu strategi atau cara yang akan dipakai untuk melakukan proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar para pelajar tersebut dapat secara aktif
mengembangkan potensi di dalam dirinya yang diperlukan untuk dirinya sendiri dan masyarakat
Curriculum.
Pendidikan Nilai adalah pendidikan yang mempertimbangkan objek dari sudut moral dan
sudut pandang non moral.Tujuan pendidikan nilai secara global adalah mencapai manusia yang
seutuhnya.
Semua nilai-nilai itu sarat terkandung dalam dimensi pendidikan seni, karena beronientasi
pada penekanan proses pengalaman estetik (aesthetic experinces), yang di dalamnya ada banyak
aktivitas yang bersifat misalnya: eksploratif dan komunikatif dengan lingkungan, sensitive,
kontemplasif, imaginative, serta aktivitas fisik dan psikhis yang berdimensikan nilai-nilai.