ID : 201901114270
BIDANG STUDI PPG : KIMIA
PEDAGOGIK MODUL 1
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
PEDAGOGIK MODUL 2
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
PEDAGOGIK MODUL 3
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
2. Bilangan Kuantum
Ada 4 jenis bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum
utama (n), bilangan kuantum azimuth (l), bilangan
kuantum magnetik (m), dan bilangan kuantum spin (s).
a) Bilangan kuantum utama (n)
- menunjukkan kulit yang bernilai smua bilangan
positif
b) Bilangan kuantum azimuth (l)
- menyatakan bentuk orbital yang mempunyai harga
dari 0 sampai n-1
c) Bilangan kuantum magnetik (m)
- menyatakan arah orientasi elektron dalam ruang
atau orbital dengan nilai dalam bentuk bilangan
bulat negatif, nol dan positif
d) Bilangan kuantum spin (s)
- menyatakan arah rotasi elektron
3. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron menggambarkan sebaran/susunan
elektron dalam suatu atom. Konfigurasi elektron dapat
dituliskan berdasarkan nomor atom suatu unsur yang
diketahui. Dalam konfigurasi elektreon harus memenuhi
tiga aturan, yaitu prinsip Aufbau, larangan Pauli, dan
aturan Hund.
a) Prinsip Aufbau
- Pengisian elektron dimulai dari orbital yang rendah
menuju ke yang lebih tinggi tingkat energinya
b) Larangan Pauli
- Dalam suatu atom tidak boleh terdapat dua
elektron yang memiliki keempat bilangan kuantum
(n, l, m, dan s) yang sama. Jika dua elektron
menempati orbital yang sama, maka bilangan
kuantum spin dua elektron ini harus berbeda.
c) Aturan Hund
- jika elektron tersebar dalam orbital dengan tingkat
energi yang sama, elektron tidak akan berpasangan
sebelum orbital tersebut terisi penuh.
Kegiatan Belajar 2
1. Partikel Penyusun Atom
a) Elektron
- Partikel atom bermuatan negatif
- Massa elektron : m= 9,11 x 10-28 gram
b) Proton
- Partikel atom bermuatan positif
- Muatan 1 proton = +1 = +1,5 x 10-19 Coulomb
c) Neutron
- Partikel atom bermuatan netral
- Massa 1 neutron = 1 sma
3. Penamaan Senyawa
Senyawa terbagi menjadi tiga ktegori : senyawa ionik,
senyawa molekuler serta asam dan basa
a) Senyawa Ionik
- Senyawa ion terbetuk dari kation (ion positif) dan
anion (ion negatif).
- Senyawa ion terdiri dari atom logam dan nonlogam.
- Penamaan senyawa ion diawali dengan nama unsur
kation diikuti nama unsur anion dengan
menambah akhiran “-ida”.
- Senyawa ion terdiri senyawa biner yaitu senyawa
yang tersusun dari dua unsur dan senyawa tersier
yaitu senyawa yang terseusun atas tiga unsur.
b) Senyawa Molekuler
- Senyawa molekuler mengandung unit-unit
molekuler yang terpisah yang tersusun atas unsur-
unsur nonlogam.
- Penamaan senyawa molekuler dimulai dari nama
unsur pertama dalam rumus dan sesudahnya
unsur kedua diberi nama dengan menambah
akhiran “-ida”
c) Asam dan Basa
- Rumus untuk asam tersusun atas satu atau lebih
atom hidrogen dan sebuah gugus anionnya.
- Anion yang namanya diakhiri dengan “-
ida”mempunyai bentuk asam dengan nama yang
diawali dengan kata “asam”
- Asam yang mengandung hidrogen, oksigen, dan
unsur lain (unsur pusat ) disbut asam okso yang
diawali dengan huruf H.
- Aturan penamaan senyawa tersebut adalah sebagai
berikut ini.
1) Penambahan satu atom O pada asam “-at”
Asamnya disebut asam “per…-at”.
2) Pengurangan satu atom O dari asam “-at”
Asamnya disebut asam “-it”,
3) Pengurangan dua atom O dari asam “-at”
Asamnya disebut asam “hipo... -it”.
- Aturan untuk penamaan anion dari asam okso,
disebut anion okso (oxoanion), adalah:
1) Ketika semua ion H dihilangkan dari asam yang
berakhiran “-at”, nama anionnya sama dengan
nama asamnya tetapi kata “asam” dihilangkan.
2) Ketika semua ion H dihilangkan dari asam yang
berakhiran “-it” nama anionnya sama dengan
nama asamnya.
3) Nama dari anion yang satu atau Iebih tapi tidak
semua ion hidrogennya dihilangkan, harus
menunjukkan jumlah ion H yang ada.
d) Penamaan Basa
- Basa (base) dapat digambarkan sebagai zat yang
menghasilkan ion hidroksida(OH-) ketika dilarutkan
dalam air. Beberapa contohnya seperti NaOH
(Natrium hidroksida) dan KOH (Kalium hidroksida)
Kegiatan Belajar 3
1. Perkembangan Sistem Periodik Unsur
a) Sistem Periodik Dobereiner
- Unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kemiripan
sifat-sifatnya. Setiap kelompok terdiri atas tiga
unsur, sehingga disebut triade.
- Di dalam triade, unsur ke-2 mempunyai sifat-sifat
yang berada di antara unsur ke-1 dan ke-3 dan
memiliki massa atom sama dengan massa rata-rata
unsur ke-1 dan ke-3.
b) Sistem Periodik Newlands
- jika unsur-unsur diurutkan letaknya sesuai dengan
kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat unsur
akan terulang pada tiap unsur kedelapan.
Keteraturan ini sesuai dengan pengulangan not lagu
(oktaf) sehingga disebut Hukum Oktaf (law of
octaves).
- Kelamahannya masih ada beberapa kotak yang diisi
lebih dari satu unsur.
c) Sistem Periodik Mendeleev
- Mendeleev melakukan pengamatan dan
mendapatkan hasil bahwa sifat unsur merupakan
fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Sifat
tertentu akan berulang secara periodik apabila
unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa
atom relatifnya.
- Mendeleev menempatkan unsur-unsur dengan
kemiripan sifat pada satu lajur vertikal yang disebut
golongan. Unsur-unsur juga disusun berdasarkan
kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan
dalam satu lajur yang disebut periode.
- Sistem periodik ini memiliki kelebihan sebagai
berikut.
1) Sifat kimia dan fisika unsur dalam satu golongan
mirip dan berubah secara teratur.
2) Kemiripan sifat ini dikenal sebagai hubungan
diagonal.
3) Valensi tertinggi suatu unsur sama dengan
nomor golongannya.
4) Dapat meramalkan sifat unsur yang belum
sitemukan waktu itu dan telah mempunyai
tempat yang kosong.
5) Perubahan sifat yang mendadak dari unsur
halogen yang sangat elektronegatif ke unsur
alkali yang sangat elektropositif menunjukkan
adanya sekelompok unsur yang tidak bersifat
elektronegatif maupun elektropositif.
6) Daftar ini tidak mengalami perubahan setelah
ditemukan unsur-unsur gas mulia He, Ne, Ar, Kr,
Xe, Rn diantara tahun 1890-1900.
- Kelemahan dari sistem periodik Mendeleev sebagai
berikut.
1) Panjang periode tidak sama dan sebabnya tidak
dijelaskan.
2) Beberapa unsur tidak disusun berdasarkan
kenaikan Ar-nya.
3) Triade besi (Fe, Co, Ni), triade platina ringan (Ru,
Rh, Pd) dan triadeplatina (Os, Ir, Pt), dimasukkan
ke dalam golongan 8, 9 dan 10. Diantara unsur-
unsur golongan ini hanya Ru dan Os yang
mempunyai valensi 8.
4) Selisih massa atom relatif antara dua unsur yang
berurutan tidak teratur (berkisar antara -1 dan
+4), sehingga sukar untuk meramal unsur-unsur
yang belum ditemukan.
5) Perubahan sifat unsur dari elektronegatif melalui
sifat lamban (Inert) dari gas mulia ke sifat
elektropositif, tidak dapat dijelaskan dengan
bertambahnya massa atom relatif.
6) Unsur-unsur lantanida yang terdiri dari 14 unsur
dimasukkan ke dalam satu golongan.
7) Valensi unsur yang lebih dari satu, sulit
diramalkan dari golongannya.
8) Anomali (penyimpangan) unsur hydrogen dari
yang lain tidak dijelaskan.
9) Jika daftar disusun berdasarkan atas massa
atom relatif, maka isotop unsur yang sama
harus ditempatkan di golongan yang berbeda,
sedangkan isobar seperti: 40Ar, 40K, 40Ca harus
dimasukkan ke dalam satu golongan.
d) Sistem Periodik Modern
- Jika unsur-unsur diurutkan berdasarkan kenaikan
nomor atomnya, maka sifat-sifat unsur akan
berulang secara periodik.
- Sistem periodik modern dikenal juga sebagai sistem
periodik bentuk panjang, terdapat lajur
mendatar yang disebut periode dan lajur tegak yang
disebut golongan.
- Dalam sistem periodik modern terdapat 7 periode.
-
2. Penggolongan Sistem Periodik
- Unsur Golongan Utama adalah unsur-unsur
dikolom yang lebih panjang (Golongan A).
- Unsur Golongan Transisi adalah unsur-unsur yang
termasuk dalam golongan B.
- Unsur dalam dua baris panjang di bawah badan
utama tabel adalah unsur transisi dalam yang
disebut unsur lantanida dan aktinida.
Kegiatan Belajar 4
1. Sifat Keperiodikan Unsur
a) Jari-jari atom
- Jari-jari atom logam diukur dari jarak dua taom
kristal padatnya.
- Jari-jari atom unsur nonlogamdiukur dari panjang
ikatan kovalen tunggal.
- Jari-jari atom umumnya meningkat dari atas ke
bawah dan berkurang dari kiri ke kanan.
- Jari-jari atom adalah jarak antara dua atom sejenis
yang terikat dalam ikatan tunggal.
b) Energi Ionisasi
- Energi ionisasi adalalah energi minimum yang
diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari
atom berwujud gas pada keadaan dasarnya.
- Dalam satu periode, energi ionisasi pertama
bertambah dari kiri ke kanan dan dalam satu
golongan energi ionisasi pertama bertambah dari
atas ke bawah.
- Jarak makin kecil maka daya tarik makin besan ,
akibatnya energi ionisasi makin besar.
c) Afinitas Elektron
- Afinitas elektron adalah energi yang dilepaskan atau
diperlukan bila satu elektron masuk ke orbital
terluar suatu atom.
- Semakin besar jari-jari atom, afinitas elektron
semakin berkurang.
- Semakin naiknya muatan inti afinitas elektron
semakin bertambah
d) Keelektronegatifan
- Keelektronegatifan adalah suatu bilangan yang
menggambarkan kecenderungan relatif suatu unsur
menarik lelektron ke pihaknya dalam suatu ikatan
kimia.
- Keelektronegatifan ditentukan oleh muatan dan jari-
jari kovalennya.
- Dalam satu periodejari-jari atom makin kecil dari
kiri ke kanan, maka daya tarik inti terhadap
elektron kulit terluar (termasuk pasangan elektron
yang dipakai bersama) juga bertambah dari kiri ke
kanan.
- Kelektronegatifan unsur segolongan bertambah dari
bawah ke atas karena pertambahan jari-jari atom.
2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Keelektronegatifan
di modul ini 2. Aturan Hund
3. Rumus Empiris
4. Teori atom Mendeleev
3 Daftar materi yang sering 1. Konfigurasi elektron
mengalami miskonsepsi 2. Penamaan senyawa
e) Siklus Born-Haber
Siklus Born-Haber, menghubungkan energi kisi senyawa ion dengan
energi ionisasi, afinitas elektron, dan sifat-sifat atom dan molekul
lainnya. Itu didasarkan pada hukum Hess. Dikembangkan oleh Max
Born dan Fritz Haber (Chang, 2010).
Siklus Born-Haber mendefinisikan berbagai langkah yang mendahului
pembentukan padatan ion.
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi antara dua atau lebih atom
non logam dengan pemakaian elektron secara bersama. Kedua atom
yang berikatan tersebut akan tertarik pada pasangan elektron yang
sama. Contohnya adalah ikatan yang terjadi pada molekul H 2. Itulah
mengapa ikatan kovalen disebut juga sebagai ikatan molekul.
Ikatan kovalen rangkap tiga merupakan ikatan yang terjadi antara dua
atom yang melibatkan enam elektron ikatan dalam satu ikatan kovalen.
Contohnya adalah molekul N2
b) Gaya ion-dipol
Gaya ion-dipol adalah hasil interaksi elektrostatik antara ion
(bisa kation atau anion) dan muatan parsial pada suatu molekul
polar. Salah satu contoh interaksi ion-dipol adalah dalam
larutan Na+ dalam air dan Mg2+ dalam air. Dimana ion-ion Na+
dan Mg2+ dikelilingi oleh molekul air, yang memiliki momen
dipol besar (1,87 D). Ion Mg2+ memiliki muatan yang lebih tinggi
dibandingkan Na+ dengan jari-jari ion masing-masing (78 pm
dan 98 pm). Dengan demikian Mg2+ memiliki interaksi kuat
dengan air.
c) Gaya dispersi
Gaya dispersi merupakan gaya hasil tarik menarik antara
molekul-molekul dengan dipol sesaat (temporary dipol), gaya
dispersi disebut juga gaya london (diberi nama untuk
menghormati ilmuwan Fritz London). Kekuatan gaya dispersi ada
di antara semua molekul dan ion. Meskipun mereka adalah satu-
satunya jenis tarikan yang mungkin antara molekul nonpolar,
Gaya dispersi umumnya kecil dalam kisaran 1-10 kJ/mol,
besaran persisnya tergantung pada mudahnya awan elektron
dapat terdistorsi oleh medan listrik didekatnya, keadaan yang
disebut keterpolaran.
d) Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik antarmolekul yang
terjadi antara atom hidrogen yang terikat dengan atom sangat
elektronegatif (N, O, atau F). Ikatan ini muncul sebagaimana
ikatan N—H, O—H, dan F—H bersifat sangat polar, dimana
muatan parsial positif pada H dan muatan parsial negatif pada
atom elektronegatif (N, O, atau F).
3 Daftar materi yang 1. Pengaruh ukuran dan jari-jari ion terhadap kecendrungan energi
sering mengalami kisi
miskonsepsi 2. Nilai keelektronegatifan yang mempengaruhi kepolaran ikatan
3. Perbedaan gaya antar molekul (gaya ikatan) dengan gaya
antarmolekul (gaya non-ikatan)
4. Struktur dan sifat air serta keunikannya.
1. Klarifikasi Materi
a. Unsur
zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana melalui
reaksi kimia biasa disebut unsur. Unsur merupakan bentuk paling
sederhana dari zat. Semua zat yang lebih kompleks terdiri dari unsur-
unsur dalam berbagai kombinasi. Sodium dan klor adalah dua contoh
unsur.
b. Senyawa
Senyawa adalah zat yang terbentuk dari dua atau lebih unsur yang
berbeda di mana unsur tersebut selalu bergabung dan bereaksi dalam
perbandingan massa unsur yang tetap. Air (H2O) dan natrium klorida
(NaCl) adalah contoh senyawa
c. Campuran
Unsur dan senyawa atau senyawa dengan senyawa atau pun unsur
dengan unsur dapat bercampur membentuk campuran. Campuran dapat
berupa campuran homogen atau campuran heterogen. Campuran
homogen memiliki sifat yang sama di seluruh campuran tersebut.
Sebagai contoh adalah campuran sesendok gula dan segelas air yang
gulanya diaduk sampai larut. Campuran heterogen terdiri dari dua
daerah atau lebih fase yang berbeda sifatnya.Contoh campuran minyak
zaitun dan cuka dalam saus salad.
5. Pemisahan Campuran
Campuran dapat dipisahkan menjadi komponen penyusunnya
dengan cara penyaringan, destilasi, kromatografi, kita dapat memisahkan
komponen campuran berdasarkan perbedaan sifatnya
KB 4. Persamaan Reaksi
1. Reaksi Kimia dan Persamaan Reaksi
Pada reaksi kombinasi, dua atu lebih zat bereaksi untuk membentuk
satu produk. Sebagai contoh adalah pembakaran logam magnesium di
udara menghasilkan magnesium oksida
Pada reaksi dekomposisi satu senyawa terurai menghasilkan dua
atau lebih senyawa lain. Sebagai contoh kebanyakan logam karbonat jika
dipanasakan terurai membentuk logam oksida dan karbon dioksida.
Reaksi pembakaran adalah reaksi yang cepat menghasilkan nyala.
Kebanyakan reaksi pembakaran kita amati melibatkan O2 dari udara
sebagai reaktan.
Pada reaksi kimia biasa (disebut reaksi kimia) tidak ada atom
dihancurkan tetapi ikatan antara atom diputuskan dan atom bergabung
dengan atom lain membentuk gabungan atom-atom baru yang dinamakan
produk. Dengan kata lain, pada reaksi kimia tidak ada atom yang berubah
atau hilang, yang terjadi pemutusan ikatan dan pembentukan ikatan
baru.
3. Reaksi Pembatas
Kita telah mengerti bahwa “persamaan reaksi setara” menceritakan
bagaimana reaktan bercampur bersama dan bereaksi dengan jumlah
tertentu untuk menghasilkan produk dengan sejumlah tertentu.
Persamaan reaksi diinterpretasikan pada skala labor menggunakan mol.
Reaktan yang habis bereaksi dinamakan pereaksi pembatas (limiting
reactant).
4. Hasil Teoritis, Hasil Sesungguhnya dan Presentasi Hasil
Perhitungan jumlah produk yang terbentuk ketika semua reaktan
pembatas habis bereaksi dinamakan hasil teoritis (theoretical yield).
Jumlah produk sesungguhnya dinamakan hasil sesungguhnya (actual
yield) yang hampir selalu kurang dan tidak akan pernah lebih besar dari
hasil teoritis. Kenapa terjadi perbedaan antara hasil teoritis dengan hasil
sesungguhnya.
Reaksi Netralisasi
1. Definisi reaksi netralisasi adalah reaksi antara asam dengan basa
sampai terjadi suasana netral.
2. Contoh reaksi netralisasi:
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
pH Larutan Penyangga
1. Larutan penyangga memiliki pH relatif tetap atau tidak mengalami
perubahan yang signifikan.
2. Larutan penyangga terbagi 2 yakni penyangga asam dan penyangga
basa.
3. Konsep yang digunakan untuk mengerjakan penyangga asam yakni:
pH Larutan Garam
Menghitung nilai pH larutan garam ada 4 konsep yakni:
1. Garam dari asam kuat dan basa kuat
Nilai pH dari jenis garam ini yakni 7 (netral) karena tidak mengalami
hidrolisis.
2. Garam dari asam lemah dan basa kuat:
1. Semakin besar harga Ksp suatu zat, semakin besar pula kelarutan zat
tersebut (semakin mudah larut) dan begitupun sebaliknya.
2. Agar dapat menentukan hubungan antara ketiga aspek, hal yang perlu
diketahui yakni:
a. Reaksi kesetimbangan dari larutan jenuh senyawa ion tersebut.
b. Salah satu data: kelarutan atau Ksp, atau konsentrasi salah satu
ion. Jadi dengan mengetahui nilai Ksp, kita dapat mengetahui
kelarutan senyawa ionik dalam pelarutnya.
molalitas beku air (Kf) dan molalitas larutan (m). Dirumuskan: ΔTf = Kf .
m
2) Hibridisasi sp2
Karbon yang terikat oleh ikatan rangkap dua, atom karbon tersebut
akan memiliki orbital hibrida sp2.
3) Hibridisasi sp
Orbital 2s dan 2p ini yang digunakan dalam pembentukan ikatan. Hal
yang berbeda pada senyawa berikatan rangkap tiga yaitu adanya dua
orbital 2p yang tidak berhibridisasi. Hal ini berarti hanya ada satu
orbital 2s yang berhibridisasi dengan satu orbital 2p membentuk
orbital hibrida sp.
3. Reaksi Eliminasi
4. Reaksi Adisi
a. Reaksi Asam Halida (HX)
c. Oksidasi Alkohol