Anda di halaman 1dari 42

NAMA : KURNIAH

ID : 201901114270
BIDANG STUDI PPG : KIMIA

PEDAGOGIK MODUL 1
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu Pendidikan
2. Karakteristik Peserta Didik
3. Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran
4. Kurikulum Pendidikan di Indonesia
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi 1. Konsep dasar, rasional, ilmu pendidikan
yang dipelajari 2. Landasan-landasan ilmu pendidikan
3. Penerapan berbagai landasan ilmu pendidikan dalam praktik
pendidkkan
4. Landasan pendidikan merupakan seperangkat asumsi yang dijadikan
titik tolak dalam praktik pendidikan. Melalui studi pendidikan
diperoleh pemahaman tentang landasan pendidikan yang akan
dijadikan sebagai titik tolak dalam praktik pendidikan yang akan
dilaksanakan.
5. Landasan pendidikan sebagai pijakan dalam praktik pendidikan
diantaranya yaitu landasan filosofis dan epistemologi, landasan
yuridis, landasan empiris, dan landasan religius.
6. Landasan empiris terdiri dari landasan psikologis, historis, dan
sosiologis.
7. Landasan filosofis pendidikan adalah pandangan-pandangan yang
bersumber dari filsafat pendidikan mengenai hakikat manusia,
hakikat ilmu, nilai serta perilaku yang dinilai baik dan dijalankan
setiap lembaga pendidikan. Pendidikan nasional adalah pendidikan
yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Landasan epistimologi pendidikan
adalah pandangan-pandangan yang bersumber dari cabang filsafat
epistimologi yang disebut juga teori mengetahui dan pengetahuan.
8. Pengertian karakteristik peserta didik
9. Ragam karakteristik peserta didik
10. Manfaat mengenal karakteristik sebagai pijakan dalam pembelajaran
11. Karakteristik peserta didik dapat diartikan keseluruhan pola
kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai
hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan
aktivitasnya dalam mencapai cita-cita atau tujuannya.
12. Karakteristik peserta didik meliputi: etnik, kultural, status sosial,
minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar,
motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan
moral dan spiritual, dan perkembangan motorik
13. Teori belajar Behavioristik dan implikasinya dalam pembelajaran
14. Teori belajar Kognitif dan implikasinya dalam pembelajaran
15. Teori belajar Konstruktivistik dan implikasinya dalam pembelajaran
16. Teori belajar Humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
17. Teori belajar behavioristik menyatakan bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku.
18. Pengertian belajar menurut teori belajar kognitif adalah perubahan
persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku
yang dapat diamati dan dapat diukur
19. Pandangan konstruktivistik yang mengemukakan bahwa belajar
merupakan usaha pemberian makna oleh peserta didik kepada
pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada
pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah
kepada tujuan tersebut.
20. Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk
memanusiakan manusia.
21. Konsep dasar kurikulum
22. Pembaharuan kurikulum di Indonesia
23. Peran, Fungsi dan komponen kurikulum
24. Hakikat pengembangan kurikulum
25. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum
26. Strategi penerapan kurikulum dan tantangannya di masa depan
2 Daftar materi yang 1. Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran
sulit dipahami di 2. Kurikulum Pendidikan di Indonesia
modul ini
3 Daftar materi yang 1. Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran
sering mengalami 2. Kurikulum Pendidikan di Indonesia
miskonsepsi

PEDAGOGIK MODUL 2
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Karakteristik Pembelajaran Abad 21
2. Profil dan Kompetensi Guru Abad 21
3. Tugas Pokok dan Fungsi Guru Abad 21
4. Strategi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. Fenomena dan karakteristik pembelajaran abad 21
dipelajari 2. Karakterisik peserta didik abad 21
3. Peran guru dalam dalam pembelajaran abad 21
4. Model-model pembelajaran abad 21
5. TPACK kerangka integrasi teknologi dalam pembelajaran abad 21
6. Berkembangnya massive open online course (MOOC)
memungkinkan orang belajar tanpa batas dan dapat diakses
melalui perangkat pribadi seperti handphone, tablet, laptop,
PDA, maupun perangkat bergerak lainnya.
7. Peran guru lebih sebagai mentor, fasilitator, kolaborator sumber
daya dan mitra belajar.
8. Penerapan praktis TPACK mencakup 8 domain yaitu; (1) menilai
peserta didik, (2) memahamkan materi, (3) memahami peserta
didik, (4) merancang kurikulum, (5) merepresentasikan data, (6)
mengelola pembelajaran, (7) mendukung strategi pembelajaran,
(8) pengelolaan pembelajaran dan integrasi dalam konteks
mengajar secara lebih luas.
9. Profil guru efektif abad 21
10. Kompetensi guru berdasarkan undang-undang dan
penyesuaiannya
11. Profil guru abad 21 yang memesona
12. Kompetensi guru yang sudah dirumuskan pemerintah meliputi
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi
sosial, dan kompetensi pedagogik perlu dikontekstualisasikan
dan dilakukan penyesuaian sehingga mampu mempersiapkan
dan memprediksi kebutuhan belajar peserta didik abad 21 dan
tuntutan masyarakat abad 21.
13. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang
berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan
pengelolaan pembeajaran mulai dari merencanakan,
melaksanakan sampai dengan mengevaluasi.
14. Kompetensi kepribadian merupakan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,
canggih, humoris namun tegas, dan berwibawa selalu memesona
bagi peserta didik.
15. Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik
sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidian, orang tua peserta didik, dan masyarakat
sekitar.
16. Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan
dengan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi
pembelajaran, dan substansi keilmuan yang menaungi materi
dalam kurikulum, serta menambah wawasan keilmuan.
17. Profesi dan kedudukan guru dalam pandangan yuridis,
18. Tugas pokok dan fungsi guru berdasarkan undang-undang
19. Penyesuaian tugas pkok dan fungsi guru sesuai tantangan abad
21
20. Tugas pokok dan fungsi guru masa depan
21. Menurut UUGD No 14 tahun 2015 tugas utama guru adalah
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
22. Tugas pokok guru adalah ; (1) merencanakan pembelajaran atau
pembimbingan; (2) melaksanakan pembelajaran atau
pembimbingan; (3) menilai hasil pembelajaran atau
pembimbingan; (4) membimbing dan melatih peserta didik; dan
(5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan Beban Kerja Guru.
23. Konsep dan paradigm pengembangan profesi berkelanjutan
24. Guru sebagai professional yang refleksitf
25. Konsep belajar mandiri dalam pengembangan profesi
berkelanjutan
26. Komponen dan keterampilan belajar mandiri
27. Strategi pengembangan keprofesian berkelanjutan
28. Salah satu ciri seorang profesional adalah terus mengembangkan
diri secara aktif dan berkelanjutan, menghargai pengalaman dan
memiliki sifat reflektif. Paradigma guru dari professional teaching
berubah menjadi professional learning, artinya guru bukan
sekedar mengajar namun juga belajar yang berkelanjutan
(continuous professional learning).
29. Belajar mandiri memiliki 3 dimensi yaitu dimensi sosial, dimensi
pedagogis, dan dimensi psikologis.
30. Belajar mandiri dapat mentransformasi kultur diri seorang guru,
dan menjadi bagian dari pengembangan profesi berkelanjutan
(PKB)
2 Daftar materi yang sulit 1. Karakteristik Pembelajaran Abad 21
dipahami di modul ini 2. Penyesuaian tugas pkok dan fungsi guru sesuai tantangan abad
21

3 Daftar materi yang sering 1. Karakteristik Pembelajaran Abad 21


mengalami miskonsepsi 2. Penyesuaian tugas pkok dan fungsi guru sesuai tantangan abad
21

PEDAGOGIK MODUL 3
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul PEMBELAJARAN INOVATIF


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. PEMBELAJARAN STEAM (SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING,
ART, AND MATHEMATICS)
2. PEMBELAJARAN BERBASIS NEUROSAINS
3. PEMBELAJARAN DIGITAL
4. MODEL PEMBELAJARAN “BLENDED LEARNING”
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi 1. STEAM merupakan singkatan dari pembelajaran Science, Engineering,
yang dipelajari Art and Mathematics. STEAM dikenal di Indonesia dengan Science
sebagai Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), technology sebagai ilmu
teknologi, Engineering sebagai ilmu teknik, Art sebagai ilmu seni, serta
Mathematics sebagai ilmu matematikan.
2. Pembelajaran STEAM merupakan suatu pendekatan pembelajaran
interdisipliner yang inovatif dimana IPA, teknologi, teknik, seni dan
matematika diintegrasikan dengan fokus pada proses pembelajaran
pemecahan masalah dalam kehidupan nyata, pembelajaran STEAM
memperlihatkan kepada peserta didik bagaimana konsep-konsep,
prinsip-prinsip IPA, teknologi, teknik, dan matematika digunakan
secara terpadu untuk mengembangkan produk, proses, dan sistem
yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia yang kompetitif.
3. Pembelajaran STEAM termasuk pendekatan pembelajaran inovatif
karena dianggap mutakhir di era industri 4.0, yang mampu
mendukung 4 keterampilan dasar seperti berpikir kritis (critical
thinking), berkreativitas (creativity), berkomunikasi (communication),
dan berkolaborasi (collabotration).
4. Ilmu Pengetahuan (IPA), matematika, dan teknologi adalah prestasi
budaya yang mencerminkan kemanusiaan masyarakat, kekuatan
ekonomi, dan merupakan aspek fundamental dari kehidupan kita
sebagai warga negara, pekerja, konsumen, dan orang tua.
5. Problem Based Lerarning atau pembelajaran berbasis masalah
merupakan model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk
belajar bagaimana belajar, dan bekerja secara berkelompok untuk
mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
6. Sintak Pembelajaran Berbasis Masalah
- Fase 1, Orientasi Peserta Didik Kepada Masalah
- Fase 2, Mengorganisasikan Peserta Didik
- Fase 3, Membimbing Penyelidikan Individu dan Kelompok
- Fase 4, Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
- Fase 5, Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
7. Prinsip reaksi menggambarkan bagaimana seharusnya pendidik
memandang, memperlukan dan merespon peserta didik.
8. Sistem penunjang adalah segala sarana bahan alat atau lingkungan
belajar yang mendukung pembelajaran.
9. Prinsip reaksi menggambarkan bagaimana seharusnya pendidik
memandang, memperlakukan dan merespon peserta didik
10. Sistem penunjang adalah segala sarana bahan alat atau lingkungan
belajar yang mendukung pembelajaran.
11. Tantangan-tantangan yang dapat ditemukan dalam pembelajaran
STEAM:
- Perbedaan pendekatan/ cara dalam menerapkan pembelajaran
STEAM
- Kurangnya standar yang jelas
- Dianggap gterlambat saat STEAM hanya diterapkan pada
pendidikan tingkat menengah.

12. Neurosains mempelajari syaraf manusia mulai dari ilmu pengetahuan


tentang hubungan sistem saraf otak, perilaku, attitude, aktifitas dan
kehidupan manusia dalam konteks lingkungan yang
mempengaruhinya.
13. “trune Brain” membagi wilayah otak manusia menjadi 3 bagian:
- Batang otak merupakan daerah otak yang berfungsi mengendalikan
pertahanan seseorang ketika mendapatkan suatu ancaman,
tekanan, kritikan, atau ketika diliputi rasa takut.
- Sistem limbik terletak di bagian tengah atau inti otak. Sistem
limbik merupakan daerah otak yang berfungsi mengendalikan
emosi seseorang.
- Korteks merupakan daerah otak yang berfungsi mengendalikan
kemampuan berfikir atau bernalar seseorang.
14. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis neurosains dapat dijelaskan
sebagai berikut:
- Memori jangka pendek otak kita berada pada kondisi terbaik untuk
menyimpan informasi pada pagi hari dan paling tidak efektif pada
sore hari, sebaliknya memori jangka panjang kita berada pada
kondisi terbaik untuk menyimpan informasi pada sore hari.
- Otak kita memiliki siklus bio-kognitif terkait perhatian yang naik
turun setiap 90 menit
- Pembelajaran akan lebih optimal, apabila mampu mengembangkan
kedua belahan otak kanan dan kiri secara seimbang.
- Belahan otak kanan dan kiri kita mengalami siklus efisiensi secara
bergantian setiap sembilan puluh sampai seratus menit, dari
spasial tinggi-verbal rendah-verbal tinggi-sapsial rendah.
- Pembelajaran mencapai hasil terbaik apabila difokuskan pada
pembahasan materi, dipecah kegiatan lain seperti kerja kelompok,
kemudian difokuskan kembali pada pembahasan materi.
- Pembelajran akan menarik perhatian otak, jika memperhatikan
perubahan gerakan, cahaya, kekontrasan dan warna
- Proses pembelajaran agar optimal perlu memperhatikan beberapa
faktor lingkungan
- Prose pembelajaran akan lebih optimal jika peserta memperoleh
asupan gizi dan nutrisi yang cukup, sehingga anak memiliki
hemoglobin dalam darah yang tinggi.
- Emosi memicu perubahan zat kimiawi dalam tubuh yang dapat
mengubah suasana hati dan perilaku peserta didik.
15. Pembelajaran digital pada hakekatnya adalah pembelajaran yang
melibatkan penggunaan alat dan teknologi digital secara inovatif
selama proses belajar mengajar, dan sering juga disebut sebagai
Technology Enhanced Learning (TEL) atau e-Learning
16. Keuntungan pembelajaran digital adalah media yang menyenangkan
sehingga menimbulkan ketertarikan pembelajar pada program-program
digital
17. Prinsip-prinsip penerapan pembelajaran digital
- Personalisasi
- Partisipasi aktif peserta didik
- Aksesibilitas
- Penilaian
18. Contoh aplikasi penerapan pembelajaran digital:
- Mobile Learning
- Media Sosial
- Pembelajaran berbasis permainan
- Pembelajaran elektronik berbasis “Awan”
19. Blended Learning sebagai pembelajaran yang mengkombinasikan
antara pembelajaran online dengan pembelajaran konvensional (tatap
muka).
20. Alasan guru menggunakan pembelajaran Blended Learning:
- Meningkatkan kualitas belajar peserta didik
- Meningkatkan akses dan fleksibilitas dalam pembelajaran
- Meningkatkan efisiensi dalam pembelajaran
21. Model pembelajaran Blended Learning:
- Model Rotasi (Rotation Model)
 Model Kelas Station Rotation
 Model Kelas Lab/ Whole Group Roation
 Model Kelas Flipped (Flipped Clasroom)
 Model Rotasi Individu (Individual Rotation)
- Model Kelas Flex
- Model Self-Blend
- Model Enriched-Virtual
- Memilih model kelas yang sesuai
22. Aplikasi atau Platform untuk pembelajaran Model Blended Learning:
a. Web 2.0
b. Edmodo
c. Google Group
2 Daftar materi yang 1. Prinsip-prinsip Pembelajaran pada STEAM
sulit dipahami di 2. Tahap-tahap pembelajaran berbasis neurosains
modul ini 3. Games Based Learning (GBL)
4. Model Kelas Flex
3 Daftar materi yang 1. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis Neurosains
sering mengalami 2. Model Pembelajaran Blended Learning
miskonsepsi
PEDAGOGIK MODUL 4
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul PERANCANGAN PEMBELAJARAN INOVATIF
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. MERANCANG PEMBELAJARAN INOVATIF
2. MERANCANG PEMBELAJARAN STEAM
3. MERANCANG PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING
4. MERANCANG PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. Rancangan pembelajaran adalah suatu prosedur yang terdiri dari
dipelajari beberapa komponen menjadi satu kesatuan yang saling terkait
dan mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu secara konsisten dan teruji
2. Ciri rancangan pembelajaran Kolaborasi peserta didik dan guru
- Tampak pada komponen tujuan, pilihan strategi
pembelajaran, dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
dalam RPP.
- Tampak pada pemilihan pendekatan, model, dan metode
pembelajaran yang tepat
- Tampak dalam RPP ada pada langkah-langkah pembelajaran
3. HOTS (Higher Order Thinking Skill) atau keterampilan berpikir
tingkat tinggi adalah proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun
presentasi, menganalisis, dan membangun hubungnan dengan
melibatkan aktivitas mental yang paling dasar.
4. Ciri rancangan pembelajaran yang berorientasi HOTS dalam
komponen RPP:
- Pada komponen IPK
- Pada rumusan tujuan pembelajaran dalam RPP
- Pada langkah-langkah pembelajarannya
- Pada Komponen penilaiannya
5. Penggunaan laptop, HP, atau gawai lainnya oleh guru maupun
siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas
merupakan wujud dari integrasi ICT
6. Ciri rancangan pembelajaran yang mengintegrasikan ICT dalam
RPP ada pada komponen Tujuan Pembelajaran, Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran, pilihan Media dan atau Sumber
Belajarnya.ciri lainnya dapat ditelusuri dari penggunaan media
atau sumber belajar guru dalam RPP.
7. Unsur utama dalam keterampilan belajar, yaitu: transformasi
persepsi belajar, keterampilan manajemen pribadi, interpersonal
dan kerjasama tim, serta kesempatan bereksplorasi. Unsur yang
serupa meski tidak sama ada pada tuntutan keterampilan abad
21 terutama 4C (Creativity, Collaboration, Critical Thinking, dan
Communication)
8. Literasi dasar: literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains,
literasi digital, literasi finansial dan literasi budaya dan
kewargaan
9. Karakter utama dalam PPK yang bersumber dari pancasila:
- Religiusitas
- Nasionalisme
- Integritas (kejujuran)
- Kemandirian
- Gotong Royong
10. Langkah-langkah perancangan Pembelajaran Inovatif dengan
pendekatan STEAM
- Merumuskan tujuan pembelajaran
- Menganalisis materi pembelajaran
- Menentukan model, dan metode pembelajaran
- Menentukan media, alat, dan sumber belajar
- Menyusun langkah-langkah pembelajaran
- Penilaian pembelajaran
- Menyusun kegiatan tindak lanjut
11. Rumusan tujuan yang menggunakan prinsip SMART:
- Specific
- Measurable
- Achievable
- Realistic dan relevance
- Timely atau timebound
12. Langkah-langkah Model PjBL STEAM:
- Reflection
- Research
- Discovery
- Application
- Communication
13. Model 5E: Engagement, Exploration, Explanation,
Elaboration/Extension, dan Evaluation
14. Langkah-langkah menyusun Blended Leraning”
a. Menentukan tema pembelajaran, menuliskan kembali:
identitas RPP, kompetensi inti, dan kompetensi dasar dari RPP
konvensional ke dalam RPP “blended learning”
b. Menganalisis rumusan tujuan pembelajaran yangh ada pada
RPP konvensional sebelum dituangkan ke dalam RPP “blended
learning”
c. Menentukan metode penilaian dan kegiatan pembelajaran
“blended learning” untuk mencapai tujuan yang telah
ditentapkan
d. Menganalisis kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada RPP
konvensional dan menyusun Rencana Kegiatan Pembelajaran
“blended learning”
15. Pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran daring (online):
- Teknologi e-learning dengan aplikasi cisco webex
- Teknologi online learning dengan aplikasi SEVIMA EdLink
- Teknologi e-learning dengan aplikasi Google Classroom
- Teknologi e-learning dengan aplikasi Zoom Cloud Meeting
- Teknologi e-learning dengan palikasi edmodo
- Teknologi e-learning dengan aplikasi Moodle
- Teknologi e-learning dengan aplikasi Schoology
16. Kelebihan dari Schoology: Stay Connected, Extend Class Time,
Manage on the Go, dan Leverage iOS and Android Devices
17. Kelemahan dari Schoology: Membutuhkan internet, tampilan
menu home kurang interaktif, pengaturan bahasa kurang
banyak, pada mobile phone konten yang tersedia kurang lengkap
dan fasilitas untuk peserta didiknya juga kurang
18. PjBL merupakan suatu pendekatan yang sudah lama namum
agar mencapai hasil pembelajaran yang optimal perlu dirancang
secara sistematis.
19. Langkah-langkah merancang pembelajaran dengan model
pembelajaran PjBL:
- Menuliskan KI disesuaikan dengan jenjang kelas
- Menelaah KD
- Tuliskan kembali identitas RPP
- Menuliskan indikator
- Menuliskan tujuan pembelajaran
- Menyusun materi pembelajaran
- Menentukan metode pembelajaran
- Sumber belajar
- Langkah-langkah Pembelajaran
- Penilaian hasil pembelajaran
2 Daftar materi yang sulit 5. Penyusunan Rancangan Pembelajaran Inovatif
dipahami di modul ini 6. Langkah-langkah perancangan pembelajaran Inovatif dengan
pendekatan STEAM
7. Teknologi online learning dengan aplikasi SEVIMA EdLink
8. Aplikasi Schoology
9. Langkah-langkah merancang pembelajaran dengan model
pembelajaran PjBL
3 Daftar materi yang sering 3. Penguatan Pendidikan Karakter
mengalami miskonsepsi 4. Analisis Materi Pembelajaran
5. Aplikasi Moodle
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Modul 1 Profesional : Struktur Atom dan Sistem Priodik Unsur

Judul Modul Struktur Atom dan Sistem Priodik Unsur


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Perkembangan Teori Atom
2. Atom, Molekul, dan Ion
3. Sistem Periodik Unsur
4. Sifat Keperiodikan Unsur
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang dipelajari Kegiatan Belajar 1
1. Perkembangan Teori Atom
a) Model Atom Dalton
- Unsur tersusun atas partikel yang sangat kecil, yang
disebut atom.
- Atom-atom sejenis mempunyai sifat yang sama,
sedangkan atom-atom dengan unsur tidak sejenis
memiliki sifat yang berbeda.
- Dalam reaksi kimia, terjadi penggabungan atau
pemisahan atom.
- Atom tidak dapat dibagi lagi
- Atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan
- Atom suatu unsur sama dalam segala hal
- Perbandingan unsur dalam satu senyawa adalah
bilangan bulat sederhana
b) Model Atom Thomson
- Sinar katode merupakan partikel penyusun atom
(partikel sub-atom) yang bermuatan negatif yang
diberi nama elektron
- Atom merupakan bola kecil bermuatan positif dan
dipermukaannya tersebar elektron yang bermuatan
negatif
- Massa elektron atom lebih kecil dari massa atom.
- Secara keseluruhan atom bersifat netral. Hal ini
dikarenakan muatan atom positif dan negatif yang
ada pada atom sama dan suatu atom tidak memiliki
muatan positif dan negatif yang berlebihan.
- Atom dengan muatan positif akan tersebar secara
merata ke seluruh bagian atom, kemudian atom itu
dinetralkan oleh elektron-elektron yang tersebar
diantara muatan positif.
c) Model Atom Rutherford
- Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif yang
merupakan terpusatnya massa
- Di sekitar inti atom terdapat elektron yang bergerak
mengelilinginya
- Atom bersifat netral karena muatan positif sebanding
dengan muatan negatif.
- Selama mengitari inti, gaya sentripetal pada elektron
terbentuk oleh gaya tarik menarik antara elektron
dengan gaya inti atom (gaya Coulomb).
- Sebagian besar volume atom adalah ruang kosong
(bukan pejal). Hal itu disebabkan oleh Jari-jari inti
atom jauh lebih kecil dari jari-jari atom.
d) Model Atom Bohr
- Elektron mengelilingi atom pada orbit tertentu
- Selama dalam lintasan, energi elektron tetap
sehingga tidak ada energi yang diserap atau
dipancarkan
- Elektron hanya bisa berpindah dari satu kulit ke
kulit lainnya dengan menyerap atau memancarkan
energi
- Lintasan-lintasan yang diperbolehkan elektron
adalah lintasan-lintasan yang mempunyai
momentum sudut kelipatan
e) Model Atom Mekanika Gelombang
- Disebut juga sebagai Teori Atom Modern
- Atom tersusun atas partikel sub atom yaitu, proton,
neutron, dan elektron
- Proton, neutron, dan elektron membentuk inti yang
padat disebut dengan nukleus atau inti atom
- Elektron berputas mengelilingi inti atom membentuk
gelombang
- Penggambaran posisi elektron dalam suatu atom
digunakan istilah bilangan kuantum

2. Bilangan Kuantum
Ada 4 jenis bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum
utama (n), bilangan kuantum azimuth (l), bilangan
kuantum magnetik (m), dan bilangan kuantum spin (s).
a) Bilangan kuantum utama (n)
- menunjukkan kulit yang bernilai smua bilangan
positif
b) Bilangan kuantum azimuth (l)
- menyatakan bentuk orbital yang mempunyai harga
dari 0 sampai n-1
c) Bilangan kuantum magnetik (m)
- menyatakan arah orientasi elektron dalam ruang
atau orbital dengan nilai dalam bentuk bilangan
bulat negatif, nol dan positif
d) Bilangan kuantum spin (s)
- menyatakan arah rotasi elektron

3. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron menggambarkan sebaran/susunan
elektron dalam suatu atom. Konfigurasi elektron dapat
dituliskan berdasarkan nomor atom suatu unsur yang
diketahui. Dalam konfigurasi elektreon harus memenuhi
tiga aturan, yaitu prinsip Aufbau, larangan Pauli, dan
aturan Hund.
a) Prinsip Aufbau
- Pengisian elektron dimulai dari orbital yang rendah
menuju ke yang lebih tinggi tingkat energinya
b) Larangan Pauli
- Dalam suatu atom tidak boleh terdapat dua
elektron yang memiliki keempat bilangan kuantum
(n, l, m, dan s) yang sama. Jika dua elektron
menempati orbital yang sama, maka bilangan
kuantum spin dua elektron ini harus berbeda.
c) Aturan Hund
- jika elektron tersebar dalam orbital dengan tingkat
energi yang sama, elektron tidak akan berpasangan
sebelum orbital tersebut terisi penuh.
Kegiatan Belajar 2
1. Partikel Penyusun Atom
a) Elektron
- Partikel atom bermuatan negatif
- Massa elektron : m= 9,11 x 10-28 gram
b) Proton
- Partikel atom bermuatan positif
- Muatan 1 proton = +1 = +1,5 x 10-19 Coulomb
c) Neutron
- Partikel atom bermuatan netral
- Massa 1 neutron = 1 sma

2. Nomor Atom dan Nomor Massa


a) Nomor Atom (Z)
- Jumlah proton dalam inti setiap atom
b) Nomor Massa (A)
- Jumlah total neutron dan proton yang ada dalam inti
atom unsur
c) Molekul
- Kumpulan yang terdiri dari setidaknya dua atom
dalam susunan tertentu yang terkait bersama oleh
gaya-gaya kimia.
- Molekul diatomik mengandung hanya dua stom.
- Molekul poliatomik menhgandung lebih dari dua
unsur.
d) Rumus Empiris
- Rumus empiris menunjukkan unsur-unsur yang
ada dan perbandingan bilangan bulat paling
sederhana dari atom-atomnya tetapi tidak semua
molekul.
- Rumus empiris merupakan rumus kimia paling
sederhana.
e) Rumus Senyawa Ionik
- Rumus senyawa ionik biasanya sama dengan rumus
empirisnya karena senyawa ionik tidak terdiri dari
unit-unit molekuler yang terpisah.
f) Ion
- Ion adalah sebuah atom/kelompok atom yang
mempunyai muatan total positif atau negatif.
- Ion monoatomik adalah ion yang mengandung
hanya satu atom.
- Ion poliatomik adalah ion yang mengandung dua
atau lebih atom.
g) Isotop, Isobar, Isoton dan Isoelektron
- Isotop adalah atom-atom yang mempunyai nomor
atom sama tetapi nomor massa berbeda.
- Isobar adalah atom dari unsur yang berbeda (nomor
atom berbeda) tetapi jumlah nomor massanya sama.
- Isoton adalah atom dari unsur yang berbeda (nomor
atom dan nomor massa berbeda) tetapi mempunyai
jumlah neutron yang sama.
- Isoelektron adalah unsur atau ion yang mempunyai
jumlah elektron yang sama.

3. Penamaan Senyawa
Senyawa terbagi menjadi tiga ktegori : senyawa ionik,
senyawa molekuler serta asam dan basa
a) Senyawa Ionik
- Senyawa ion terbetuk dari kation (ion positif) dan
anion (ion negatif).
- Senyawa ion terdiri dari atom logam dan nonlogam.
- Penamaan senyawa ion diawali dengan nama unsur
kation diikuti nama unsur anion dengan
menambah akhiran “-ida”.
- Senyawa ion terdiri senyawa biner yaitu senyawa
yang tersusun dari dua unsur dan senyawa tersier
yaitu senyawa yang terseusun atas tiga unsur.
b) Senyawa Molekuler
- Senyawa molekuler mengandung unit-unit
molekuler yang terpisah yang tersusun atas unsur-
unsur nonlogam.
- Penamaan senyawa molekuler dimulai dari nama
unsur pertama dalam rumus dan sesudahnya
unsur kedua diberi nama dengan menambah
akhiran “-ida”
c) Asam dan Basa
- Rumus untuk asam tersusun atas satu atau lebih
atom hidrogen dan sebuah gugus anionnya.
- Anion yang namanya diakhiri dengan “-
ida”mempunyai bentuk asam dengan nama yang
diawali dengan kata “asam”
- Asam yang mengandung hidrogen, oksigen, dan
unsur lain (unsur pusat ) disbut asam okso yang
diawali dengan huruf H.
- Aturan penamaan senyawa tersebut adalah sebagai
berikut ini.
1) Penambahan satu atom O pada asam “-at”
Asamnya disebut asam “per…-at”.
2) Pengurangan satu atom O dari asam “-at”
Asamnya disebut asam “-it”,
3) Pengurangan dua atom O dari asam “-at”
Asamnya disebut asam “hipo... -it”.
- Aturan untuk penamaan anion dari asam okso,
disebut anion okso (oxoanion), adalah:
1) Ketika semua ion H dihilangkan dari asam yang
berakhiran “-at”, nama anionnya sama dengan
nama asamnya tetapi kata “asam” dihilangkan.
2) Ketika semua ion H dihilangkan dari asam yang
berakhiran “-it” nama anionnya sama dengan
nama asamnya.
3) Nama dari anion yang satu atau Iebih tapi tidak
semua ion hidrogennya dihilangkan, harus
menunjukkan jumlah ion H yang ada.

d) Penamaan Basa
- Basa (base) dapat digambarkan sebagai zat yang
menghasilkan ion hidroksida(OH-) ketika dilarutkan
dalam air. Beberapa contohnya seperti NaOH
(Natrium hidroksida) dan KOH (Kalium hidroksida)
Kegiatan Belajar 3
1. Perkembangan Sistem Periodik Unsur
a) Sistem Periodik Dobereiner
- Unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kemiripan
sifat-sifatnya. Setiap kelompok terdiri atas tiga
unsur, sehingga disebut triade.
- Di dalam triade, unsur ke-2 mempunyai sifat-sifat
yang berada di antara unsur ke-1 dan ke-3 dan
memiliki massa atom sama dengan massa rata-rata
unsur ke-1 dan ke-3.
b) Sistem Periodik Newlands
- jika unsur-unsur diurutkan letaknya sesuai dengan
kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat unsur
akan terulang pada tiap unsur kedelapan.
Keteraturan ini sesuai dengan pengulangan not lagu
(oktaf) sehingga disebut Hukum Oktaf (law of
octaves).
-  Kelamahannya masih ada beberapa kotak yang diisi
lebih dari satu unsur.
c) Sistem Periodik Mendeleev
- Mendeleev melakukan pengamatan dan
mendapatkan hasil bahwa sifat unsur merupakan
fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Sifat
tertentu akan berulang secara periodik apabila
unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa
atom relatifnya.
- Mendeleev menempatkan unsur-unsur dengan
kemiripan sifat pada satu lajur vertikal yang disebut
golongan. Unsur-unsur juga disusun berdasarkan
kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan
dalam satu lajur yang disebut periode.
- Sistem periodik ini memiliki kelebihan sebagai
berikut.
1) Sifat kimia dan fisika unsur dalam satu golongan
mirip dan berubah secara teratur.
2) Kemiripan sifat ini dikenal sebagai hubungan
diagonal.
3) Valensi tertinggi suatu unsur sama dengan
nomor golongannya.
4) Dapat meramalkan sifat unsur yang belum
sitemukan waktu itu dan telah mempunyai
tempat yang kosong.
5) Perubahan sifat yang mendadak dari unsur
halogen yang sangat elektronegatif ke unsur
alkali yang sangat elektropositif menunjukkan
adanya sekelompok unsur yang tidak bersifat
elektronegatif maupun elektropositif.
6) Daftar ini tidak mengalami perubahan setelah
ditemukan unsur-unsur gas mulia He, Ne, Ar, Kr,
Xe, Rn diantara tahun 1890-1900.
- Kelemahan dari sistem periodik Mendeleev sebagai
berikut.
1) Panjang periode tidak sama dan sebabnya tidak
dijelaskan.
2) Beberapa unsur tidak disusun berdasarkan
kenaikan Ar-nya.
3) Triade besi (Fe, Co, Ni), triade platina ringan (Ru,
Rh, Pd) dan triadeplatina (Os, Ir, Pt), dimasukkan
ke dalam golongan 8, 9 dan 10. Diantara unsur-
unsur golongan ini hanya Ru dan Os yang
mempunyai valensi 8.
4) Selisih massa atom relatif antara dua unsur yang
berurutan tidak teratur (berkisar antara -1 dan
+4), sehingga sukar untuk meramal unsur-unsur
yang belum ditemukan.
5) Perubahan sifat unsur dari elektronegatif melalui
sifat lamban (Inert) dari gas mulia ke sifat
elektropositif, tidak dapat dijelaskan dengan
bertambahnya massa atom relatif.
6) Unsur-unsur lantanida yang terdiri dari 14 unsur
dimasukkan ke dalam satu golongan.
7) Valensi unsur yang lebih dari satu, sulit
diramalkan dari golongannya.
8) Anomali (penyimpangan) unsur hydrogen dari
yang lain tidak dijelaskan.
9) Jika daftar disusun berdasarkan atas massa
atom relatif, maka isotop unsur yang sama
harus ditempatkan di golongan yang berbeda,
sedangkan isobar seperti: 40Ar, 40K, 40Ca harus
dimasukkan ke dalam satu golongan.
d) Sistem Periodik Modern
- Jika unsur-unsur diurutkan berdasarkan kenaikan
nomor atomnya, maka sifat-sifat unsur akan
berulang secara periodik.
- Sistem periodik modern dikenal juga sebagai sistem
periodik bentuk panjang, terdapat lajur
mendatar yang disebut periode dan lajur tegak yang
disebut golongan.
-  Dalam sistem periodik modern terdapat 7 periode.
-
2. Penggolongan Sistem Periodik
- Unsur Golongan Utama adalah unsur-unsur
dikolom yang lebih panjang (Golongan A).
- Unsur Golongan Transisi adalah unsur-unsur yang
termasuk dalam golongan B.
- Unsur dalam dua baris panjang di bawah badan
utama tabel adalah unsur transisi dalam yang
disebut unsur lantanida dan aktinida.

3. Hubungan Konfigurasi Elektron dan Sistem Periodik


Unsur
- Kedudukan dan jumlah elektron masing-masing
tingkat disebut konfigurasi elektron.
- Penulisan konfigurasi elektron harus sesuai dengan
aturan Aufbau, larangan Pauli dan aturan Hund.
- Dengan konfigurasi elektron, dapat ditentukan letak
golongan dan periode suatu unsur.
- Konfigurasi elektron kation dan anion.
1) Ion yang dihasilkan dari unsur golongan utama.
2) Kation yang dihasilkan dari logam transisi.

Kegiatan Belajar 4
1. Sifat Keperiodikan Unsur
a) Jari-jari atom
- Jari-jari atom logam diukur dari jarak dua taom
kristal padatnya.
- Jari-jari atom unsur nonlogamdiukur dari panjang
ikatan kovalen tunggal.
- Jari-jari atom umumnya meningkat dari atas ke
bawah dan berkurang dari kiri ke kanan.
- Jari-jari atom adalah jarak antara dua atom sejenis
yang terikat dalam ikatan tunggal.
b) Energi Ionisasi
- Energi ionisasi adalalah energi minimum yang
diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari
atom berwujud gas pada keadaan dasarnya.
- Dalam satu periode, energi ionisasi pertama
bertambah dari kiri ke kanan dan dalam satu
golongan energi ionisasi pertama bertambah dari
atas ke bawah.
- Jarak makin kecil maka daya tarik makin besan ,
akibatnya energi ionisasi makin besar.
c) Afinitas Elektron
- Afinitas elektron adalah energi yang dilepaskan atau
diperlukan bila satu elektron masuk ke orbital
terluar suatu atom.
- Semakin besar jari-jari atom, afinitas elektron
semakin berkurang.
- Semakin naiknya muatan inti afinitas elektron
semakin bertambah
d) Keelektronegatifan
- Keelektronegatifan adalah suatu bilangan yang
menggambarkan kecenderungan relatif suatu unsur
menarik lelektron ke pihaknya dalam suatu ikatan
kimia.
- Keelektronegatifan ditentukan oleh muatan dan jari-
jari kovalennya.
- Dalam satu periodejari-jari atom makin kecil dari
kiri ke kanan, maka daya tarik inti terhadap
elektron kulit terluar (termasuk pasangan elektron
yang dipakai bersama) juga bertambah dari kiri ke
kanan.
- Kelektronegatifan unsur segolongan bertambah dari
bawah ke atas karena pertambahan jari-jari atom.
2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Keelektronegatifan
di modul ini 2. Aturan Hund
3. Rumus Empiris
4. Teori atom Mendeleev
3 Daftar materi yang sering 1. Konfigurasi elektron
mengalami miskonsepsi 2. Penamaan senyawa

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Modul 2 Profesional : Ikatan Kimia


Judul Modul Ikatan Kimia
Judul Kegiatan Belajar 1. Ikatan Ion
(KB) 2. Ikatan Kovalen
3. Gaya antar molekul
4. Pengaruh struktur molekul terhadap sifat zat
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi Kegiatan Belajar 1 : Ikatan Ion
yang dipelajari
a) Struktur Lewis
-Menurut Lewis atom bergabung untuk mencapai konfigurasi elektron
yang lebih stabil.
-Untuk melacak elektron valensi dalam reaksi kimia, dan untuk
memastikan jumlah elektron yang mengalami perubahan, ahli kimia
G.N. Lewis menggunakan sistem titik yang disebut lambang titik Lewis.
-Lambang titik Lewis terdiri dari simbol unsur dan satu titik untuk
masing-masing elektron valensi dalam atom. -Empat titik pertama
ditampilkan satu persatu di keempat sisi lambang atom. Jika terdapat
lebih dari empat elektron maka titik dipasangkan dengan titik yang
sudah ada. Elektron yang dituliskan pada lambang Lewis adalah
elektron valensi (Jespersen, et al., 2012; Chang, 2010; Silberberg,
2010).

b) Proses Pembentukan Ikatan Ion


-Ikatan ion adalah gaya elektrostatik yang menyatukan ion dalam
senyawa ionik.
-Contoh pembentukan ikatan ion pada senyawa LiF,
Konfigurasi elektron Li=1s2 2s1 dan F= 1s22s22p5. Ketika Li dan F saling
bersentuhan di kulit terluar 2s1 elektron valensi dari Li ditransfer ke
atom F. Li kehilangan elektron terluar dan elektron dibiarkan dengan
level n=1 terisi, sementara F memperoleh satu elektron untuk mengisi
level n=2 nya. Ikatan ion dalam LiF adalah atraksi elektrostatik antara
ion litium bermuatan positif dan fluor bermuatan negatif. Senyawa LiF
sendiri netral secara listrik.

Proses pembentukan ikatan ion dari LiF.

c) Energi Kisi Senyawa Ion


-Energi kisi didefinisikan sebagai energi yang dibutuhkan untuk
memisahkan satu mol senyawa ion padat menjadi ion-ionnya dalam
fasa gas (Jespersen, et al., 2012; Chang, 2010).
-Harga energi kisi tergantung pada ukuran ion dan muatan
ion.Umumnya, ketika ion menjadi lebih kecil, energi kisi meningkat;
karena semakin kecil ukuran ion semakin dekat jarak antar ion
berlawanan muatan dalam kisi kristal. Jika jarak antar ion makin dekat
makin kuat tarik menarik elektrostatik keduanya yang membuat ion-
ion tersebut lebih sulit untuk dipisahkan. Misalnya, energi kisi untuk
LiCl lebih besar daripada untuk NaCl, karena ion litium yang lebih kecil
dari ion natrium. (Jespersen, et al., 2012).

d) Kecendrungan Energi Kisi Dalam Tabel Periodik Unsur


Kecendrungan energi kisi dan ditinjau dari efek ukuran dan muatan
ionik:
1. Pengaruh ukuran ion.
Kecenderungan jari-jari ion dalam satu golongan dalam tabel periodik
meningkat. Oleh karena itu, energi elektrostatik antara kation dan
anion berkurang karena jarak interion lebih besar.
2. Jari-jari ion
Saat jari-jari ion meningkat, daya tarik elektrostatik berkurang,
sehingga energi kisi senyawa juga berkurang.

e) Siklus Born-Haber
Siklus Born-Haber, menghubungkan energi kisi senyawa ion dengan
energi ionisasi, afinitas elektron, dan sifat-sifat atom dan molekul
lainnya. Itu didasarkan pada hukum Hess. Dikembangkan oleh Max
Born dan Fritz Haber (Chang, 2010).
Siklus Born-Haber mendefinisikan berbagai langkah yang mendahului
pembentukan padatan ion.

f) Energi kisi dan rumus senyawa ion


Karena energi kisi adalah ukuran stabilitas senyawa ion, maka dapat
digunakan untuk meramalkan rumus senyawa. Kita ambil contoh
magnesium klorida (MgCl2), diakui ion memiliki konfigurasi gas mulia
(Ne), yang mewakili stabilitas karena kulit dalamnya Mg 2+ benar-benar
penuh. Tapi stabilitasnya yang diperoleh melalui kulit yang dilapisi
sebenarnya tidak lebih penting dari input energi yang dibutuhkan
untuk menghilangkan elektron dari ion Mg+. Alasan rumusnya adalah
MgCl2 terletak distabilitas ekstra yang diperoleh dengan pembentukan
magnesium klorida padat. Energi kisi MgCl 2 adalah 2527 kJ/mol, yang
lebih dari cukup untuk mengkompensasi energi diperlukan untuk
menghilangkan dua elektron pertama dari atom Mg (738 kJ/mol, 1450
kJ/mol, 52188 kJ /mol).

Kegiatan Belajar 2 : Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi antara dua atau lebih atom
non logam dengan pemakaian elektron secara bersama. Kedua atom
yang berikatan tersebut akan tertarik pada pasangan elektron yang
sama. Contohnya adalah ikatan yang terjadi pada molekul H 2. Itulah
mengapa ikatan kovalen disebut juga sebagai ikatan molekul.

Syarat terjadinya ikatan kovalen, yaitu:


•Terjadi antar unsur-unsur non-logam.
•Terjadi jika perbedaan keelektronegatifan antara unsur-unsur yang
berikatan kecil.

Ikatan kovalen dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu berdasarkan


banyaknya elektron yang digunakan saat kedua atom berikatan (ikatan
tunggal, ikatan rangkap 2, dan ikatan rangkap 3). Selanjutnya,
berdasarkan sumber elektron yang akan dipakai bersama (ikatan
kovalen murni dan kovalen koordinasi). Terakhir, dilihat berdasarkan
muatan yang ada di dalam molekul akibat distribusi elektron ikatan
(ikatan kovalen polar dan non polar).

Ikatan Kovalen Tunggal


Ikatan kovalen tunggal merupakan ikatan yang hanya melibatkan
sepasang elektron untuk digunakan bersama. Berarti, masing-masing
atom hanya saling memberikan satu elektron untuk dapat digunakan
bersama. Contohnya ikatan kovalen tunggal pada molekul H2O.

Ikatan Kovalen Rangkap 2


Ikatan kovalen rangkap 2 adalah ikatan yang masing-masing atomnya
memberikan sumbangan dua elektron valensi untuk membentuk dua
pasang elektron ikatan. Hal itulah yang membuatnya menjadi ikatan
rangkap dua. Contohnya adalah O2 dan CO2.

Ikatan Kovalen Rangkap 3

Ikatan kovalen rangkap tiga merupakan ikatan yang terjadi antara dua
atom yang melibatkan enam elektron ikatan dalam satu ikatan kovalen.
Contohnya adalah molekul N2

Ikatan Kovalen Koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi terjadi karena hanya ada satu atom


saja yang menyumbangkan pasangan electron dan atom pasangannya
tidak bisa menyumbangkan elektron.Ikatan ini hanya akan terjadi
antar unsur-unsur non logam.

Contoh kovalen koordinasi adalah molekul HNO3, SO3, NH4Cl, dan


H2SO4.

Ikatan Kovalen Polar

Jenis ikatan kovalen yang jika dilihat berdasarkan muatan di dalam


molekul akibat distribusi elektron ikatan, yaitu ikatan kovalen polar
dan non polar.

Ikatan kovalen polar terjadi ketika pasangan elektron ikatan tertarik


lebih kuat ke salah satu atom. Hal ini karena adanya perbedaan
keelektronegatifan antar atom tersebut. Makin besar selisihnya, maka
akan makin besar pula kepolaran ikatannya. Contohnya adalah H-Cl,
dimana keelektronegatifan atom Cl adalah 3,0 sedangkan atom H
nilainya 2,1.

Ikatan Kovalen Non-polar

Kalau ikatan kovalen nonpolar, pasangan elektron ikatannya akan


sama kuat ke semua atom, di mana keelektronegatifan antar ikatannya
sama. Contohnya adalah atom H yang berikatan dengan atom H lagi,
keduanya memiliki nilai keelektronegatifan masing-masing 2,1. Contoh
lainnya adalah minyak.

Kegiatan Belajar 3 : Gaya antar molekul

1) Sekilas tentang sifat fisika dan perubahan fasa


Semua masalah di alam dan disekitar kita terjadi dalam tiga fisik
materi (padat, cair dan gas). Keadaan fisik adalah satu jenis fase,
misalnya air dalam gelas merupakan fase tunggal. Tambahkan es
dan Anda memiliki dua fase; atau, jika ada gelembung udara di
dalam es, Anda memiliki tiga fase.

Dalam ketiga fase, gaya elektrostatik di antara partikel,


disebut gaya antar partikel atau, lebih umum, disebut gaya
antarmolekul. Gaya antar molekul merupakan gaya tarik antara
molekul-molekul. Gaya ini juga menentukan keberadaan materi gas,
cairan dan padatan. Ketika suhu gas turun, energi kinetik rata-rata
molekulnya turun, akhirnya, pada suhu yang sangat rendah,
molekul-molekul ini tidak lagi memiliki cukup energi untuk
memisahkan diri dari tarikan molekul lainnya.
Bayangkan diri Anda berada di antara partikel-partikel zat
molekul padat, dan Anda akan menemukan dua jenis gaya
elektrostatik yang bekerja disana.
a) Gaya antar molekul (gaya ikatan) ada di dalam setiap molekul
dan mempengaruhi sifat kimia zat tersebut
b) Gaya antarmolekul (gaya non-ikatan) ada antara molekul dan
mempengaruhi sifat fisika zat.

2) Jenis gaya antar molekul dan hubungannya dengan sifat zat


a) Gaya dipol-dipol
Gaya dipol-dipol merupakan gaya yang bekerja antara
molekul-mlekul polar, yaitu antara molekul-molekul yang
memiliki momen dipol. Gaya-gaya ini berasal dari gaya tarik
elektrostatik antara ujung positif parsial dari satu molekul dan
muatan negatif parsial dari molekul tetangga. Tolakan juga dapat
terjadi ketika ujung positif (atau negatif) dari dua molekul
berdekatan.
Dalam cairan, molekul-molekul bebas bergerak satu sama
lain, dan susunannya menjadi lebih tidak teratur. Ini berarti
bahwa, pada suatu saat tertentu, terjadi interaksi dipol-dipol
yang menarik dan menolak. Namun, molekul yang saling
menarik menghabiskan lebih banyak waktu di dekat satu sama
lain daripada melakukan saling tolak.

b) Gaya ion-dipol
Gaya ion-dipol adalah hasil interaksi elektrostatik antara ion
(bisa kation atau anion) dan muatan parsial pada suatu molekul
polar. Salah satu contoh interaksi ion-dipol adalah dalam
larutan Na+ dalam air dan Mg2+ dalam air. Dimana ion-ion Na+
dan Mg2+ dikelilingi oleh molekul air, yang memiliki momen
dipol besar (1,87 D). Ion Mg2+ memiliki muatan yang lebih tinggi
dibandingkan Na+ dengan jari-jari ion masing-masing (78 pm
dan 98 pm). Dengan demikian Mg2+ memiliki interaksi kuat
dengan air.
c) Gaya dispersi
Gaya dispersi merupakan gaya hasil tarik menarik antara
molekul-molekul dengan dipol sesaat (temporary dipol), gaya
dispersi disebut juga gaya london (diberi nama untuk
menghormati ilmuwan Fritz London). Kekuatan gaya dispersi ada
di antara semua molekul dan ion. Meskipun mereka adalah satu-
satunya jenis tarikan yang mungkin antara molekul nonpolar,
Gaya dispersi umumnya kecil dalam kisaran 1-10 kJ/mol,
besaran persisnya tergantung pada mudahnya awan elektron
dapat terdistorsi oleh medan listrik didekatnya, keadaan yang
disebut keterpolaran.
d) Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik antarmolekul yang
terjadi antara atom hidrogen yang terikat dengan atom sangat
elektronegatif (N, O, atau F). Ikatan ini muncul sebagaimana
ikatan N—H, O—H, dan F—H bersifat sangat polar, dimana
muatan parsial positif pada H dan muatan parsial negatif pada
atom elektronegatif (N, O, atau F).

Kegiatan Belajar 4 : Pengaruh zat molekul terhadap sifat zat


1. Cairan mempunyai kepadatan yang tinggi dan mengambil bentuk
wadahnya karena atom atau molekul yang menyusunnya bebas
mengalir
2. Padatan memiliki bentuk yang pasti karena, berbeda dengan cairan
atau gas, molekul atau atom yang menyusun padatan tetap pada
tempatnya
3. Sifat zat cair berdasarkan struktur molekul. Dari tiga keadaan
materi, cairan adalah yang paling sedikit dipahami pada tingkat
molekul. Karena keacakan partikel dalam gas, setiap wilayah
sampel hampir identik dengan yang lain, begitu juga dengan
padatan, padatan kristal identik karena keteraturan partikelnya.
4. Kompresibilitas suatu zat adalah ukuran kemampuannya untuk
dipaksa menjadi volume yang lebih kecil.
5. Tegangan permukaan adalah energi yang dibutuhkan untuk
menambah luas permukaan dengan satuan J/m2 (Silberberg,
2010).
6. Kapilaritas adalah munculnya cairan melalui ruang sempit
melawan tarikan gravitasi.
7. Viskositas adalah hambatan cairan mengalir.
8. Struktur dan Sifat Air. Struktur elektroniknya dari molekul, ada
dua pasang eklektron nonbonding, atau dua pasangan elektron
bebas, pada atom oksigen Sifat air yang paling mencolok adalah
bentuknya yang padat kurang padat dari pada airnya bentuk cair:
lapisan es akan ditemukan di permukaan air cair. Kepadatan
hampir semua zat lainnya lebih besar dalam bentuk padat daripada
dalam bentuk cair.
9. Sifat zat padat berdasarkan struktur molekul. Ada dua
perbedaan yang paling mendasar antara jenis padatan, yaitu
kristalin dan amorf.
10. Kristal ionik adalah padatan yang unit kompositnya satuan
formula, senyawa disusun berdasarkan kation dan anion netral
elektrik terkecil.
11. Kristal Kovalen. Dalam kristal kovalen, atom disatukan dalam
jaringan tiga dimensi yang luas seluruhnya oleh ikatan kovalen
12. Kristal molekuler adalah padatan yang unit kompositnya adalah
molekul. Padatan molekuler disatukan oleh jenis-jenis gaya
antarmolekul, gaya dispersi, gaya dipol-dipol, dan ikatan hydrogen
13. Kristal logam adalah yang paling sederhana karena setiap titik kisi
dalam kristal ditempati oleh atom dari logam yang sama.
Keunikan air lainnya yaitu, daya pelarut air yang besar adalah hasil
dari polaritas dan kemampuan ikatan hidrogen yang luar biasa
2 Daftar materi yang 1. Energi kisi senyawa ion
sulit dipahami di 2. Siklus Born-Haber
modul ini 3. Ikatan Kovalen polar
4. Ikatan kovalen nonpolar
5. Gaya dipol-dipol, gaya ion-dipol dan gaya terdispersi
6. Sifat zat cair berdasarkan struktur molekul

3 Daftar materi yang 1. Pengaruh ukuran dan jari-jari ion terhadap kecendrungan energi
sering mengalami kisi
miskonsepsi 2. Nilai keelektronegatifan yang mempengaruhi kepolaran ikatan
3. Perbedaan gaya antar molekul (gaya ikatan) dengan gaya
antarmolekul (gaya non-ikatan)
4. Struktur dan sifat air serta keunikannya.

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Modul 3 Profesional : STOIKIOMETRI

Judul Modul STOIKIOMETRI


Judul Kegiatan Belajar 1. Metoda ilmiah, dan faktor konversi
(KB) 2. Materi dan hukum dasar kimia
3. Massa atom, massa molar, dan rumus senyawa
4. Persamaan reaksi

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar KB 1. Metoda Ilmiah dan Faktor Konversi
materi yang 27. Metode Ilmiah
dipelajari Roger Bacon, philosopher abad ke 13 dinobatkan sebagai orang yang
pertama mengusulkan bahwa pengamatan pada ekperimen harus
menjadi dasar perkembangan sains modern.
Ilmuwan adalah makhluk yang keingintahuannya pada alam ini
besar, sehigga membuat ilmu pengetahuan alam ini berkembang dengan
cepat. Pendekatan yang digunakan oleh ilmuwan bukan dengan cara
“trial and error” tetapi melalui metoda ilmiah. Pada prinsipnya metoda
ilmiah adalah ilmuwan mengumpulkan infomasi dan merumuskan
penjelasannya.
Pengamatan yang dilakukan pada saat melakukan eksperimen
disebut data. Data dihasilkan secara akurat yang menggambarkan
sesuatu yang kita lihat, dengar dan rasa atau kita baui. Keakuratan data
sangat tergantung pada alat dan instrumen yang digunakan pada saat
melakukan ekperimen.
Data yang dikumpulkan selama ekperimen sering membuat kita
menarik kesimpulan. Kesimpulan adalah pernyataan tentang apa yang
kita fikirkan tentang data yang diperoleh pada pengamatan. Kesimpulan
atau generalisasi dapat merupakan kalimat atau merupakan formula
(persamaan matematik).
Dalam pengembangan model teoritis, peneliti membentuk penjelasan
sementara disebut hipotesis. Hipotesis ini perlu diuji melalui
pengamatan/eksperimen agar dihasilkan data. Peneliti kemudian
melakukan eksperimen untuk menguji prediksi yang diperoleh dari
model teoritis yang telah ditetapkan. Terkadang hasilnya menunjukkan
bahwa modelnya salah. Ketika hal ini terjadi, model harus ditinggalkan
atau dimodifikasi untuk mencari data baru. Akhirnya, model teoritis
akan bertahan jika pengujian dilakukan berulang menghasilkan data
yang sama, maka model teoritis tadi mencapai status teori.
Teori adalah penjelasan yang teruji dari tingkah laku dari alam.
Yang perlu diperthatikan adalah bagaimanapun juga setiap uji mungkin
dapat mempelihatkan teori yang salah. Oleh sebab itu, kita tidak pernah
secara absolut menyatakan bahwa suatu teori selalu benar sepanjang
masa.
Ilmu kimia menggunakan metoda ilmiah yang mengamati untuk
mengumpulkan bukti empiris atau data yag dapat digeneralisasi menjadi
hukum ilmiah. Hukum ini perlu penjelasan menggunakan model ilmiah,
Model dari alam dimulai dari hipotesa yang mengarah ke teori, ketika
model tersebut tahan uji.

28. Faktor Konversi


Sebuah faktor konversi merupakan hubungan yang tepat antara dua
kuantitas yang dinyatakan sebagai pecahan. Faktor konversi dapat
berasal dari sebuah persamaan atau dari sebuah perbandingan.
Penggunaan faktor konversi pada beberapa konsep kimia
diperlihatkan seperti di bawah ini yaitu:
a. Hukum perbandingan volume
Berdasarkan hukum perbandingan volume dapat disimpulkan bahwa
pada temperatur dan tekanan tetap, perbandingan volume gas-gas yang
terlibat dalam suatu reaksi sesuai dengan koefisien reaksi masing-
masing gas tersebut.
b. Tetapan Avogadro
Tetapan Avogadro dapat didefenisikan sebagai jumlah partikel dalam 1
mol zat. Menurut pengukuran harga tetapan Avogadro adalah (6,022045
± 0,00003) × 1023.
c. Massa Molar
Ar suatu unsur adalah perbandingan antara massa 1 atom unsur itu
dengan 1/12 massa atom C-12. Jika dicari massa molar suatu unsur
atau senyawa dalam satuan gram, akan diperoleh angka yang sama
dengan angka Ar atau Mr dari unsur atau senyawa tersebut. Dengan
demikian, kalau data Ar diketahui, maka dapat ditentukan massa molar
unsur atau senyawa.
d. Volume Molar Gas (VMG)
Berdasaskan hukum Avogadro dan tetapan Avogadro, dapat dikatakan
bahwa volume 1 mol gas (volume molar gas) apa saja pada tekanan dan
suhu yang tetap adalah sama. Volume 1 mol gas apa saja pada 0 0C dan
1 atm (STP) adalah 22,4 L.

29. Cara Rumus


Pada beberapa buku berbahasa Indonesia, digunakan cara rumus
untuk menyelasaikan soal-soal Stoikiometri. Cara ini tidak disarankan
untuk digunakan lagi, karena terputusnya hubungan antar konsep
kimia. Oleh sebab itu, pada buku General Chemistry tidak digunakan
cara ini. Pada cara rumus digunakan satu atau lebih rumus. Tiap rumus
merupakan persamaan aljabar yang menghubungkan beberapa variabel.
Sebuah rumus dapat berasal dari induksi data kuantitatif atau deduksi
matematika dari dua atau lebih rumus.

KB 2. Materi dan Hukum Dasar Kimia


Kimia merupakan ilmu yang mempelajari komposisi, struktur dan
sifat materi serta perubahan yang menyertai materi tersebut. Materi
dipandang sebagai segala sessuatu yang menempati ruang dan
mempunyai massa. Komposisi dan struktur suatu materi menentukan
sifat materi terserbut. Sifat materi menentukan apakah materit tersebut
mudah atau sulit bereaksi dengan zat lain. Pada ilmu kimia materi dikenal
sebagai zat.
Kata massa berbeda dengan berat. Massa mengacu pada seberapa
banyak materi yang ada di objek tertentu, sedangkan berat mengacu pada
gaya objek tertarik oleh gravitasi.

1. Klarifikasi Materi
a. Unsur
zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana melalui
reaksi kimia biasa disebut unsur. Unsur merupakan bentuk paling
sederhana dari zat. Semua zat yang lebih kompleks terdiri dari unsur-
unsur dalam berbagai kombinasi. Sodium dan klor adalah dua contoh
unsur.
b. Senyawa
Senyawa adalah zat yang terbentuk dari dua atau lebih unsur yang
berbeda di mana unsur tersebut selalu bergabung dan bereaksi dalam
perbandingan massa unsur yang tetap. Air (H2O) dan natrium klorida
(NaCl) adalah contoh senyawa
c. Campuran
Unsur dan senyawa atau senyawa dengan senyawa atau pun unsur
dengan unsur dapat bercampur membentuk campuran. Campuran dapat
berupa campuran homogen atau campuran heterogen. Campuran
homogen memiliki sifat yang sama di seluruh campuran tersebut.
Sebagai contoh adalah campuran sesendok gula dan segelas air yang
gulanya diaduk sampai larut. Campuran heterogen terdiri dari dua
daerah atau lebih fase yang berbeda sifatnya.Contoh campuran minyak
zaitun dan cuka dalam saus salad.

2. Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia


Proses yang digunakan untuk membuat campuran melibatkan
perubahan fisika, karena tidak ada zat baru yang terbentuk.
Pembentukan senyawa melibatkan perubahan kimia (reaksi kimia) karena
susunan kimiawi zat yang terlibat diubah. Perubahan kimia dapat diamati
dengan adanya tanda perubahan warna atau terbentuk gas, atau terjadi
endapan.
materi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu zat murni dan campuran.
Zat murni dapat berbentuk unsur atau senyawa. Campuran dapat terdiri:
unsur dengan unsur, unsur dengan senyawa, senyawa dengan senyawa

3. Hukum-Hukum Dasar Kimia


Hukum perbandingan tetap.unsur selalu digabungkan dan bereaksi
dengan perbandingan massa tertentu. Massa tidak hilang atau diciptakan
selama reaksi kimia dikenal dengan Hukum kekekalan Massa. Hukum
perbandingan berganda/ hukum kelipatan perbandingan adalah setiap
kali dua unsur membentuk lebih dari satu senyawa, massa yang berbeda
satu unsur yang bergabung dengan massa yang sama dari unsur lainnya
dengan perbandingan bilangan bulat yang kecil

4. Zat Murni dan Campuran secara Submikroskopik


Zat murni dapat berupa unsur atau senyawa. Unsur tidak dapat
diubah menjadi zat yang lebih sederhana. Pada tingkat molekuler, setiap
unsur terdiri dari hanya satu jenis atom
Komposisi unsur pada suatu senyawa murni adalah selalu sama yang
dikenal sebagai hukum perbandingan tetap (komposisi tetap). Kimiawan
Perancis Joseph Louis Proust (1754-1826) pertama kali menemukan
hukum tersebut sekitar tahun 1800. Hukum ini tetap sesuai sampai
sekarang. Suatu senyawa murni memiliki komposisi unsur penyusunnya
dan sifat yang sama yang tidak tergantung dari sumbernya. Ketika dua
materi berbeda dalam komposisi dan sifat, kita tahu bahwa material
tersebut terdiri dari senyawa yang berbeda atau bahwa material berbeda
kemurniannya.

5. Pemisahan Campuran
Campuran dapat dipisahkan menjadi komponen penyusunnya
dengan cara penyaringan, destilasi, kromatografi, kita dapat memisahkan
komponen campuran berdasarkan perbedaan sifatnya

KB 3. Massa Atom, Massa Molar, dan Rumus Senyawa


1. Massa Atom dan Massa Atom Relatif
Massa atom tergantung pada jumlah elektron, proton dan netron
yang terdapat pada suatu atom. Langkah pertama menentukan massa
atom adalah menandai nilai massa satu atom dari unsur agar dapat
digunakan sebagai standar.Persetujuan internasional, massa atom adalah
massa dari atom dalam satuan “atomic mass unit”(amu). Satu amu
didefinisikan sebagai massa dari seperduabelas massa satu atom Carbon-
12.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa massa atom relatif disingkat
“Ar” adalah massa atom dibandingkan dengan 1/12 massa atom C-12.
Massa molekul dapat juga dihitung dengan menjumlahkan massa atom
yang terikat pada molekul tersebut.

2. Bilangan Avogadro dan Massa Molar


Angka yang baru-baru ini diterima adalah 6,0221415 x 10 23,
dibulatkan menjadi 6,022 x 1023. Angka ini dikenal sebagai bilangan
Avogadro, penghargaan kepada ilmuwan Italia Amedeo Avogandro.
massa molar adalah massa 1 mol unsur atau massa 1 mol senyawa.
Jika kita mengetahui massa 1 atom suatu unsur kita akan dapat
menentukan massa molarnya (massa 1 mol ) unsur tersebut.
Massa molekul adalah jumlah massa atom pada molekul tersebut.
Massa molar molekul merupakan massa 1 mol molekul tersebut. Kita
sangat mudah menentukan massa molekul jika rumus molekulnya telah
diketahui

3. Hubungan indeks (subcscript) dengan mol pada rumus molekul


dan rumus senyawa ion
Suatu rumus molekul memperlihatkan secara pasti jumlah dari atom
unsur yang berikatan membentuk molekul melalui ikatan kovalen. umus
molekul ozon adalah O3, rumus molekul air adalah H2O. Oksigen dan
ozon adalah allotrope yaitu molekul yang berbeda dari atom yang sama.
Dua tipe standar model molekul adalah model ball-and stick dan
model space-filling. Model ball-and-stick menunjukkan susunan atom
pada molekul dalam bentuk tiga dimensi. Model space-flling lebih akurat
dalam ukuran atom. Kelemahan model ini adalah memerlukan waktu
untuk menyatukan atom dan model ini tidak menunjukkan posisi atom
dalam tiga dimensi dengan sangat baik.
Rumus empiris memberi tahu kita atom-atom yang terikat dan rasio
paling sederhana dari atom-atomnya, rumus ini ditulis dengan
mengurangi subscript dalam rumus molekul ke bilangan bulat paling
kecil.
Rumus senyawa ionik merupakan rumus paling sederhana yang
dikenal dengan rumus empiris dengan demikian, subscript harus selalu
direduksi menjadi rasio terkecil

4. Persen Komposisi Unsur pada Senyawa


Persen komposisi unsur dalam suatu senyawa dapat membuktikan
kemurnian dari senyawa tersebut. Kita bisa menghitung berapa
persendari total massa senyawa disumbangkan oleh masing-masing unsur
dari rumus senyawa dan membandingkan hasilnya dengan komposisi
persen yang diperoleh secara eksperimen. Persen komposisi suatu unsur
pada suatu senyawa adalah persen massa dari setiap unsur pada senyawa
tersebut. Komposisi persen diperoleh dengan membagi massa setiap
unsur dengan massa molar dari senyawa dan mengalikan dengan 100
persen.

KB 4. Persamaan Reaksi
1. Reaksi Kimia dan Persamaan Reaksi
Pada reaksi kombinasi, dua atu lebih zat bereaksi untuk membentuk
satu produk. Sebagai contoh adalah pembakaran logam magnesium di
udara menghasilkan magnesium oksida
Pada reaksi dekomposisi satu senyawa terurai menghasilkan dua
atau lebih senyawa lain. Sebagai contoh kebanyakan logam karbonat jika
dipanasakan terurai membentuk logam oksida dan karbon dioksida.
Reaksi pembakaran adalah reaksi yang cepat menghasilkan nyala.
Kebanyakan reaksi pembakaran kita amati melibatkan O2 dari udara
sebagai reaktan.
Pada reaksi kimia biasa (disebut reaksi kimia) tidak ada atom
dihancurkan tetapi ikatan antara atom diputuskan dan atom bergabung
dengan atom lain membentuk gabungan atom-atom baru yang dinamakan
produk. Dengan kata lain, pada reaksi kimia tidak ada atom yang berubah
atau hilang, yang terjadi pemutusan ikatan dan pembentukan ikatan
baru.

2. Perhitungan Jumlah Reaktan Dan Produk


Persamaan reaksi yang setara mengandung informasi kuantitatif yang
berhubungan dengan jumlah zat yang terlibat dalam reaksi. Persaman
reaksi setara menceritakan jumlah mol dari zat yang terlibat pada reaksi
tersebut. Oleh sebab itu, jika anda mengetahui jumlah mol satu senyawa
pada reaktan maka anda dapat mengetahui jumlah produk yang
dihasilkan atau sebaliknya.
Pada persamaan reaksi setara, jumlah mol satu senyawa adalah
ekuivalen (setara, sebanding) dengan jumlah mol dari senyawa lainnya
pada persamaan reaksi tersebut
Pendekatan umum yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah perhitungan yang berhubungan dengan persamaan reaksi adalah
- Tulislah persamaan reaksi yang setara
- Ubahlah massa yang diberikan ke molnya
- Gunakan perbandingan mol setara pada persamaan reaksi untuk
menghitung jumlah mol zat yang ditanya
- Ubah jumlah mol zatnya ke massa yang diinginkan
Dengan demikian, persamaan reaksi telah setara dapat diinterpretasikan
secara kuantitatif pada tingkat molekular dan pada tingkat mol. Mol dapat
diubah ke gram menggunakan faktor konversi massa molar.

3. Reaksi Pembatas
Kita telah mengerti bahwa “persamaan reaksi setara” menceritakan
bagaimana reaktan bercampur bersama dan bereaksi dengan jumlah
tertentu untuk menghasilkan produk dengan sejumlah tertentu.
Persamaan reaksi diinterpretasikan pada skala labor menggunakan mol.
Reaktan yang habis bereaksi dinamakan pereaksi pembatas (limiting
reactant).
4. Hasil Teoritis, Hasil Sesungguhnya dan Presentasi Hasil
Perhitungan jumlah produk yang terbentuk ketika semua reaktan
pembatas habis bereaksi dinamakan hasil teoritis (theoretical yield).
Jumlah produk sesungguhnya dinamakan hasil sesungguhnya (actual
yield) yang hampir selalu kurang dan tidak akan pernah lebih besar dari
hasil teoritis. Kenapa terjadi perbedaan antara hasil teoritis dengan hasil
sesungguhnya.

2 Daftar materi 1. Faktor konversi


yang sulit 2. Hukum perbandingan berganda/ hukum kelipatan perbandingan
dipahami di 3. Rumus empiris
modul ini
3 Daftar materi 1. Faktor konversi
yang sering 2. Reaksi pembatas
mengalami
miskonsepsi

LK 0.1 Lembar Kerja Belajar Mandiri

Modul 5 Profesional : Larutan dan Sistem Koloid

Judul Modul Larutan dan Sistem Koloid


Judul Kegiatan Belajar 1. Asam, Basa, pH dan Indikator
(KB) 2. Reaksi Asam Basa dan Ksp
3. Sifat Koligatif Larutan
4. Sistem Koloid
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar Kegiatan Belajar 1 : Asam, Basa, pH dan Indikator
materi yang 1. Larutan
dipelajari Larutan merupakan campuran homogen (satu fasa) antara dua zat
tunggal (unsur dan senyawa) atau lebih. Homogen menyatakan bahwa
zat terlarut menyebar merata dalam
pelarut sehingga komposisi dan sifat larutan diseluruh bagian
volume larutan tersebut sama. Pelarut adalah zat yang jumlahnya
lebih banyak. Zat terlarut adalah zat yang jumlahnya lebih sedikit.
Berdasarkan jumlah zat terlarut yang terdapat dalam pelarut,
dikenal 3 macam larutan yaitu larutan belum jenuh, tepat jenuh, dan
lewat jenuh :
a. Larutan tepat jenuh adalah larutan yang mengandung
sejumlah maksimum zat yang dapat larut di dalam pelarut pada
suhu tertentu.
b. Larutan lewat jenuh adalah larutan yang mengandung lebih
banyak zat terlarut dibandingkan larutan jenuh.
c. Larutan belum jenuh adalah larutan yang mengandung lebih
sedikit zat terlarut dibandingkan larutan jenuh.
2. Konsentrasi
Konsentrasi Larutan menyatakan jumlah zat terlarut yang terdapat
dalam setiap satuan pelarut atau larutan.
ppm= part per million (bagian per sejuta), artinya
dalam 1 L larutan terdapat 1 mg zat terlarut. Contoh
larutan NaCl 6 ppm, berarti dalam 1 L larutan NaCl,
terdapat 6 mg NaCl.
ppb = part per billion (bagian per millyard), artinya
dalam 1 L larutan terdapat 1 mikrogram zat terlarut (atau
dalam 1000 liter larutan terdapat 1 mg zat terlarut
3. Sifat Umum Asam dan Basa
Sifat asam : memiliki rasa asam dan korosif terhadap besi
Sifat Basa : memiliki rasa pahit, terasa licin dan dapat melarutkan
lemak.
4. Teori Asam dan Basa
a. Teori Asam Basa Arrhenius a. Asam : suatu jenis zat yang dalam air
melepaskan ion Hidrogen (H+) b. Basa : suatu jenis zat yang dalam
air menghasilkan ion hidrosida (OH-}
b. Teori Asam Basa Bronsted Lowry a. Asam : spesi yang memberi
(donor) proton. b. Basa : spesi yang menerima (akseptor) ptoton.
c. Teori Asam Basa Menurut Lewis, Asam : suatu senyawa yang
mampu menerima pasangan elektron (akseptor elektron). Basa :
suatu senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron (donor
proton)
5. Indikator Asam Basa
Indikator asam basa adalah zat warna yang mampu menunjukkan
warna-warna yang berbeda dalam larutan asam dan basa.
Indikator asam basa ada dibagi menjadi indikator alami dan buatan
yaitu : Indikator alami seperti : kubis merah/ ungu, bunga kembang
sepatu, kunyit, dan lain-lain. Indikator buatan seperti : kertas lakmus
(yang terbuat dari lumut kerak) phenolphtalein, metil jingga, metil
merah, bromtimol biru dan lain-lain. Trayek perubahan warna adalah
batas pH dimana indicator mengalami perubahan warna
6. Kesetimbangan Asam Basa dari Air
Air merupakan pelarut yang unik karena memiliki sifat amfoter yaitu
kemampuan air berperan sebagai asam dan basa sekaligus. Hal ini
disebabkan karena molekul air dapat memberikan protonya ke
molekul air yang lainnya, atau disebut proses autoionisasi air.
Skala pH 1 sampai 14
H+ = OH- maka pH larutan =7 bersifat netral.
H+ < OH- maka pH larutan >7 bersifat basa.
H+ > OH- maka pH larutan
7. pH LARUTAN ASAM DAN BASA
Nilai pH suatu larutan dapat didefenisikan sebagai negatif
logaritma dari konsentrasi ion hydronium,
pH = - log[H+] sedangkan untuk mengukur kekuatan basa adalah
pOH = − log[OH−] Atau menggunakan persamaan :
𝐩𝐇 = 𝟏𝟒, 𝟎 – 𝐩OH
8. Kekuatan Asam dan Basa
Larutan asam dibedakan menjadi 2 macam, yaitu asam kuat dan
asam lemah :
 Asam Kuat adalah jika senyawa asam tersebut dilarutkan,
akan terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya
 Asam Lemah adalah senyawa asam yang dalam larutannya hanya
sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya
 Semakin pekat larutan maka derajat ionisasinya semakin kecil.
Dimana asam yang sangat pekat memiliki derajat ionisasi yang
mendekati nol.
 Larutan basa juga dibedakan menjadi 2 macam, yaitu basa kuat
dan basa lemah
 Basa kuat adalah senyawa basa yang jika dilarutkan, akan
terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya
 Basa lemah adalah senyawa basa yang jika dilarutkan hanya
sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya.
 Semakin banyak basa yang terionisasi, maka derajat ionisasi (α)
semakin besar.
9. Titrasi Asam Basa
 Titrasi adalah salah satu teknik analisis kuantitatif untuk
mengetahui konsentrasi suatu larutan berdasarkkan
volume larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya.
 Titran adalah larutan standar yang telah diketahui
konsentrasinya (di tempatkan di dalam buret).
 Titik ekivalen adalah saat jumlah basa tepat habis bereksi
dengan sejumlah asam (asam dan basa tepat habis
bereaksi, tidak ada asam maupun basa yang bersisa).
 Titik akhir titrasi adalah saat berakhhirnya titrasi, yaitu ditandai
dengan perubahan warna dari larutan yang dititrasi.
Kegiatan Belajar 2 : Reaksi Asam Basa dan Ksp

Reaksi asam-basa kuat dan asam-basa lemah.


1. Reaksi asam kuat:
HCl(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)
2. Reaksi basa kuat:
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)
3. Reaksi asam lemah:
HF(aq) + H2O(l) ↔ H3O+(aq) + F-(aq)
4. Reaksi basa lemah:
NH3(aq) + H2O(l) ↔ NH4+(aq) + OH-(aq)

Reaksi Netralisasi
1. Definisi reaksi netralisasi adalah reaksi antara asam dengan basa
sampai terjadi suasana netral.
2. Contoh reaksi netralisasi:
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)

Larutan Penyangga (Buffer)


1. Definisi larutan penyangga adalah larutan yang pH nya relatif tidak
berubah apabila ditambah sedikit asam ataupun basa. Larutan
penyangga ada yang bersifat asam dan basa.
2. Larutan penyangga asam adalah suatu larutan yang dibuat dari
campuran asam lemah dengan basa konjugasinya atau garamnya.
Misalnya campuran H2S dengan NaHS.
3. Larutan penyangga basa adalah suatu larutan yang dibuat dari
campuran basa lemah dengan asam konjugasinya atau garamnya.
Misalnya campuran NH4OH dengan NH4Cl

pH Larutan Penyangga
1. Larutan penyangga memiliki pH relatif tetap atau tidak mengalami
perubahan yang signifikan.
2. Larutan penyangga terbagi 2 yakni penyangga asam dan penyangga
basa.
3. Konsep yang digunakan untuk mengerjakan penyangga asam yakni:

4. Konsep yang digunakan untuk mengerjakan penyangga basa yakni:

Jenis Larutan Garam dan Konsep Hidrolisis


1. Garam adalah senyawa yang dihasilkan dari reaksi asam dan basa.
Kation dari basa akan bereaksi dengan anion dari asam.
2. Hidrolisis berasal dari 2 kata yakni hydro dan lysis. Hydro berarti air
sedangkan lysis berarti penguraian. Hidrolisis garam adalah reaksi
penguraian garam dalam air membentuk kation dan anion. Hidrolisis
dapat dibagi atas 3 bagian yakni tidak terhidrolisis, hidrolisis parsial
(sebagian), dan hidrolisis total
3. Ada larutan garam yang mengalami hidrolisis dan ada pula yang tidak.
Garam dapat dibagi atas 4 bagian serta keterkaitannya dengan
hidrolisis yakni:
a. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat (tidak
terhidrolisis)
Contoh: HNO3(aq) + KOH(aq) → KNO3(aq) + H2O(l)
b. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah (hidrolisis
parsial)
Contoh: HCl(aq) + NH4OH(aq) → NH4Cl(aq) + H2O(l)
c. Garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah (hidrolisis
parsial)
Contoh: NaOH(aq) + HCN(aq) → NaCN(aq) + H2O(l)
d. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah (hidrolisis
total)
Contoh: HCN(aq) + NH4OH(aq) → NH4CN(aq) + H2O(l)

Sifat Larutan Garam


Dalam reaksi hidrolisis, garam memiliki 3 sifat yakni netral, asam, dan basa.
1. Basa
Larutan garam basa terbentuk dari asam lemah dan basa kuat. Garam
ini mengalami hidrolisis parsial. Contoh: CH3COONa
2. Asam
Larutan garam asam terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah.
Garam ini mengalami hidrolisis parsial. Contoh: NH4Cl
3. Netral
Larutan garam netral terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat atau
asam lemah dengan basa lemah dengan catatan nilai Ka=Kb. Contoh:
NaCl (asam kuat campur basa kuat) dan CH3COONH4 (asam lemah
campur basa lemah)

pH Larutan Garam
Menghitung nilai pH larutan garam ada 4 konsep yakni:
1. Garam dari asam kuat dan basa kuat
Nilai pH dari jenis garam ini yakni 7 (netral) karena tidak mengalami
hidrolisis.
2. Garam dari asam lemah dan basa kuat:

3. Garam dari asam kuat dan basa lemah:

4. Garam dari asam lemah dan basa lemah:

Perbedaan Larutan Belum Jenuh, Tepat Jenuh, dan Lewat Jenuh


1. Larutan belum jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat
terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh.
Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat
habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan
tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti
larutan belum jenuh (masih dapat larut).
2. Larutan tepat jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah
solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solute
padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya
tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi
maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion =
Ksp berarti larutan tepat jenuh
3. Larutan sangat jenuh (lewat jenuh) yaitu suatu larutan yang
mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk
larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi
melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh
terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat
jenuh (mengendap).

Kelarutan Senyawa Ion


1. Istilah kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat
ter-larut yang dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu.
2. Terdapat 2 kuantitas yang menyatakan kelarutan zat:
a. Kelarutan molar, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 L larutan
jenuh (dengan satuan mol/liter), sama dengan satuan molaritas
sesuai dengan rumus berikut:
b. Kelarutan, yaitu jumlah massa zat terlarut dalam 1 L larutan jenuh
(dengan satuan g/liter)
3. Nilai kelarutan suatu zat berbeda-beda. Semakin besar nilai kelarutan,
berarti zat tersebut semakin mudah larut. Sifat larutan tergantung pada
komposisi dari zat terlarut, umumnya sebagai konsentrasi dari zat
terlarut.

Tetapan Hasil Kali Kelarutan


1. Hasil kali kelarutan adalah perkalian ion-ion suatu zat elektrolit yang
sukar larut dalam larutan jenuhnya dipangkatkan koefisiennya masing-
masing.
2. Misalnya, larutan jenuh AxBy dalam air terjadi kesetimbangan sebagai
berikut:
AxBy(s) ↔ xAy+(aq) + yBx-(aq)
Ksp= [Ay+]x [Bx-]y
3. Harga Ksp suatu zat bersifat tetap pada suhu tetap. Jika terjadi
perubahan suhu, harga Ksp zat tersebut akan berubah.

Hubungan Kelarutan, Hasil Kali Kelarutan, dan Konsentrasi Ion


Larutan

1. Semakin besar harga Ksp suatu zat, semakin besar pula kelarutan zat
tersebut (semakin mudah larut) dan begitupun sebaliknya.
2. Agar dapat menentukan hubungan antara ketiga aspek, hal yang perlu
diketahui yakni:
a. Reaksi kesetimbangan dari larutan jenuh senyawa ion tersebut.
b. Salah satu data: kelarutan atau Ksp, atau konsentrasi salah satu
ion. Jadi dengan mengetahui nilai Ksp, kita dapat mengetahui
kelarutan senyawa ionik dalam pelarutnya.

Pengaruh Ion Senama Terhadap Kelarutan


1. Adanya penambahan ion sejenis ke dalam larutan elektrolit akan
mengakibatkan terjadinya pergeseran kesetimbangan ion-ion di dalam
larutan ke arah pembentukan molekulnya kembali
2. Adanya ion sejenis dalam larutan mengakibatkan konsentrasi salah
satu ion meningkat sehingga konsentasi ion yang lain lebih kecil.

Pengaruh pH Terhadap Kelarutan


Asas Le Chatelier terkait perubahan pH pada kelarutan:
1. Kenaikan pH, berarti konsentrasi ion H+ berkurang atau konsentrasi ion
OH- bertambah.
2. Penurunan pH, berarti konsentrasi ion H + bertambah atau konsentrasi
ion OH- berkurang.
3. Suatu basa akan lebih susah larut dalam suatu pelarut basa
dibandingkan dalam pelarut air, karena adanya efek senama (yakni ion
OH-), yang mana penambahan ion OH- akan menyebabkan
kesetimbangan bergeser ke arah kiri (ke arah padatan tak larut)

Meramalkan terbentuknya endapan berdasarkan nilai Ksp


Perbandingan Perkiraan

Qc < Ksp Tidak terbentuk endapan

Jernih, endapan belum


Qc = Ksp terbentuk

Qc > Ksp Terbentuk endapan


Kegiatan Belajar 3 : Sifat Koligatif Larutan

1. Penurunan Tekanan Uap Larutan

Secara mikroskopis interaksi antar molekul dalam larutan zat non


elektrolit non volatile lebih kompleks dibanding interaksi antar molekul
dalam pelarut murni Pelarut murni(air) lebih mudah menguap dibanding
larutan zat non elektrolit non volatile, sehingga tekanan uap jenuh pelarut
murni (P) > tekanan uap jenuh larutan zat non elektrolit non volatile (P o ).
Tekanan uap jenuh adalah tekanan uap (gas) pada permukaan zat cair
yang disebabkan oleh uap jenuh Tekanan uap jenuh pelarut dinyatakan
dengan Po dan tekanan uap jenuh larutan dinyatakan dengan P Perubahan
tekanan uap adalah selisih tekanan uap yang lebih tinggi dengan tekanan
uap yang lebih rendah. Penurunan tekanan uap (ΔP) adalah turunnya
tekanan uap jenuh suatu larutan (P) relatif terhadap tekanan uap pelarut
murninya (Po ) karena adanya zat terlarut non volatile. Tekanan uap (P)
larutan zat non elektrolit non volatile selalu relatif < dibanding tekanan uap
pelarut murninya (Po ).
Perubahan tekanan uap adalah selisih tekanan uap yang lebih tinggi
dengan tekanan uap yang lebih rendah Perubahan tekanan uap (ΔP) adalah
turunnya tekanan uap jenuh larutan (P) relatif terhadap tekanan uap
pelarut murninya (Po ) karena adanya zat terlarut non volatile.
Menurut Hukum Raoult:
P = Xpel. Po ……. (1)
Karena:
ΔP = Po – P dan
Xter + Xper = 1,
diperoleh rumusan:
ΔP = Xter. Po …… (2)

2. Kenaikan Titik Didih Larutan

Titik didih normal adalah suhu yang diperlukan untuk mengasilkan


tekanan uap jenuh suatu cairan sama dengan tekanan atmosfir (760
mmHg = 76 cmHg – 1 atm).
Perubahan titik didih (ΔTb) adalah selisih titik didih yang lebih tinggi
dengan titik didih yang lebih rendah. Kenaikan titik didih (ΔTb) adalah
naiknya titik didih larutan (Tb larutan) dibanding titik didih pelarut murni
(Tb pelarut) karena terdapatnya sejumlah zat terlarut. Kenaikan titik didih
larutan (ΔTb) adalah selisih antara titik didih larutan (Tb larutan) dengan
titik didih pelarut murni (Tb larutan).
Menurut Hukum Raoult: kenaikan titik suatu larutan non elektrolit
berbanding lurus dengan tetapan molalitas didih air (Kb) dan molalitas
larutan (m).
Dirumuskan: ΔTb = Kb. M

3. Penurunan Titik Beku Larutan

Air (pelarut) lebih murni dibanding larutan yang mengandung zat


terlarut Secara mikroskopis, membeku merupakan perubahan susunan
partikel molekul dari tidak teratur menjadi teratur, sehingga bersifat
eksoterm. Titik beku pelarut murni (Tf pelarut) > titik beku larutan (Tf
larutan).
Air lebih mudah membeku daripada larutan gula, titik beku air
(pelarut) 0oC. Secara makroskopik, membeku adalah perubahan wujud zat
dari cair (tidak teratur) ke padat (lebih teratur). Secara mikroskopik,
membeku adalah perubahan susunan molekul dari tidak teratur menjadi
teratur. Penurunan titik beku (Δ Tf ) larutan adalah turunnya titik beku
larutan (Tb larutan) dibanding titik beku pelarut murni (Tf pelarut)karena
terdapatnya sejumlah zat terlarut.
Penurunan titik beku larutan (ΔTf) adalah selisih antara titik beku
pelarut dengan titik beku larutan. Menurut Hukum Raoult: penurunan
titik beku suatu larutan non elektrolit berbanding lurus dengan tetapan

molalitas beku air (Kf) dan molalitas larutan (m). Dirumuskan: ΔTf = Kf .
m

4. Tekanan Osmosis Larutan

Osmosis adalah proses merembes pelarut dari larutan encer ke


larutan pekat melalui selaput semipermeabel. Perbedaan volume dua
larutan pada saat kesetimbangan menghasilkan tekanan yang disebut
Tekanan osmosis (π). Tekanan osmosis (π) adalah tekanan yang diberikan
untuk mencegah peristiwa osmosis.
Tekanan osmosis (π) berbanding lurus dengan tetapan Rydberg (R),
suhu (T) dan molaritas (M) larutan.
Rumus : Π = MRT…………(1)
dimana R = 0,082 L atm mol-1K -1, T = ( oC + 273) K

Kegiatan Belajar 4 : Sistem Koloid

1. Perbedaan sistem koloid dengan larutan dan suspensi


2. Jenis sistem koloid berdasarkan fase terdispersi dan pendispersi
3. Sifat sistem koloid

a. Efek Tyndall adalah penghamburan berkas sinar oleh partikel koloid.


Efek Tyndall bergantung pada jenis sinar dan ukuran partikel. Sinar
kuning lebih sedikit dihamburkan. Semakin besar ukuran partikel
maka semakin nyata penghamburan tersebut. Larutan tidak dapat
menghamburkan sinar. Apabila sinar dilewati ke koloid dan larutan
maka di koloid sinar akan dihamburkan sedangkan pada larutan sinar
tersebut akan diteruskan.
b. Gerak Brown, Partikel koloid akan bergerak zig-zag (bergerak lurus
dan patah-patah). Gerak ini dinamai sesuai dengan nama penemunya
yaitu Robert Brown, seorang ahli biologi berkebangsaan Inggris. Gerak
Brown terjadi karena tumbukan yang tidak seimbang antara partikel
koloid dengan molekul pendispersi. Dalam suspensi tidak terjadi gerak
Brown, karena partikelnya cukup besar sehingga tumbukan antar
partikel cukup seimbang. Partikel zat terlarut juga mengalami gerak
Brown, tapi tidak teramati. Gerak Brown yang terus menerus dapat
mencegah koloid dari pengendapan (karena gerakan tersebut dapat
mengimbangi gaya gravitasi dan menghindari pengendapan)
c.

Adsorbsi, partikel koloid dapat menyerap (mengadsorbsi) partikel lain


(ion, atau molekul lain) di permukaannya. Adsorbsi ion-ion tertentu
pada permukaan koloid menyebabkan timbulnya muatan pada koloid.
Antara partikel bermuatan sejenis akan terjadi tolak menolak,
sehingga terhindar dari pengelompokan (pengendapan) antar sesama
partikel koloid. Jika partikel koloid saling bertumbukan dan saling
tarik-menarik maka akan terjadi pengelompokan (pengendapan).
d. Koagulasi, Koloid bersifat stabil karena meiliki muatan listrik sejenis.
Antara muatan sejenis akan terjadi tolak-menolak, tolak-menolak
tersebut akan menjaga kestabilan koloid. Apabila muatan listrik
tersebut hilang, maka partikel-partikel koloid akan bergabung
membentuk gumpalan. Gumpalan ini akan mengendap akibat
pengaruh gravitasi. Proses penggumpalan partikel koloid ini dikenal
dengan istilah koagulasi.
e. Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.
Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik
disebabkan karena koloid tersebut memiliki muatan. Koloid
bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif) dan yang
bermuatan positif akan bergerak ke katode (elektrode negatif).
Elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan muatan koloid.
Identifikasi DNA merupakan aplikasi dari elektroforesis.

4. Cara pembuatan sistem koloid


a. Kondensasi
Pembuatan partikel koloid secara kondensasi dilakukan dengan
mengelompokkan (agregasi) partikel larutan menjadi partikel yang lebih
besar/berukuran koloid, partikel yang digabungkan bisa dalam bentuk
molekul, ion atau atom. Cara kondensasi dilakukan melalui reaksi-
reaksi kimia seperti: 1) reaksi hidrolisis; 2) redoks, 3) pergantian
pelarut dan 4) dekomposisi rangkap.
b. Dispersi
Pembuatan partikel koloid secara dispersi dilakukan dengan
menghaluskan partikel kasar menjadi partikel kecil yang berukuran
koloid. Cara dispersi dilakukan dengan cara mekanik, peptisasi, atau
dengan loncatan bunga api (busur Bredig)

5. Cara penstabilan sistem koloid


Untuk mempertahankan kestabilan koloid dapat dilakukan beberapa
usaha sebagai berikut :
a. Dialisis
b. Menambahkan emulgator (zat pengemulsi)
c. Menambahkan ion
d. Menambahkan koloid pelindung

6. Aplikasi dan kegunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari.


Beberapa kegunaan koloid:
a. Untuk penggumpalan lateks
b. Mengurangi polusi udara
c. Sebagai Penjernih air
d. Sebagai deodorant
e. Sebagai bahan pencuci
f. Sebagai bahan kosmetik
g. Sebagai bahan makanan
h. Pemutihan gula tebu
i. Sebagai obat sakit perut (seperti norit)
2 Daftar materi 1. Kegiatan Belajar 1 : Asam, Basa, pH dan Indikator
yang sulit Kekuatan Asam dan Basa
dipahami di 2. KB. 2 Reaksi Asam-Basa dan Ksp
1. Meramalkan terbentuknya endapan
modul ini
2. Pengaruh ion senama terhadap kelarutan

3. Kegiatan Belajar 3 : Sifat Koligatif Larutan


a. Diagram P-T
b. Penurunan Tekanan Uap Larutan
4. Kegiatan Belajar 4 : Sistem Koloid
a. Cara pembuatan sistem koloid
b. Cara penstabilan sistem koloid

3 Daftar materi 1. Kegiatan Belajar 1 : Asam, Basa, pH dan Indikator


yang sering Titrasi Asam Basa
mengalami 2. KB. 2 Reaksi Asam-Basa dan Ksp
Perbedaan Ksp dan Qsp
miskonsepsi
3. Kegiatan Belajar 3 : Sifat Koligatif Larutan
Perbedaan Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dengan Nonelektrolit
4. Kegiatan Belajar 4 : Sistem Koloid
a. Jenis sistem koloid berdasarkan fase terdispersi dan pendispersi
b. Sifat sistem koloid

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


Modul 6 Profesional : Kimia Organik dan Polimer

Judul Modul Kimia Organik dan Polimer


Judul Kegiatan Belajar 1. Hidrokarbon
(KB) 2. Reaksi Senyawa Organik
3. Biomolekul dan Polimer
4. Penerapan Kimia dalam Industri dan Lingkungan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar KB 1 : Hidrokarbon
materi yang
dipelajari 1. Sejarah singkat kimia organik
Kimia organik pertama kali diperkenalkan sebagai salah satu cabang ilmu
modern oleh Jon Jacob Berzelius pada tahun 1800an. Berzelius
mengelompokkan senyawa-senyawa kimia menjadi dua kelompok.
Senyawa-senyawa organik merupakan senyawa yang berasal dari makluk
hidup dan senyawa-senyawa anorganik merupakan senyawa yang berasal
dari mineral atau tidak berasal dari makhluk hidup.
2. Orbital hibrida dan jenis ikatan pada karbon
Karbon tidak menggunakan keempat orbital 2s dan 2p untuk berikatan
tetapi orbital karbon yang memiliki energi yang sama bercampur atau
dengan bahasa lain hibridisasi.
1) Hibridisasi sp3
Dalam metana, atom karbon akan mempunyai empat ikatan kovalen
terhadap atom hidrogen. Keempat ikatan ini dihasilkan dari
hibridisasi keempat orbital atom (satu orbital 2s dan tiga orbital 2p)
untuk menghasilkan orbital sp3.
Dalam hal pembentukan molekul CH4, tiap orbital hibrida sp3 akan
berikatan sigma dengan orbital s atom H (ikatan sigma sp3-s).

2) Hibridisasi sp2
Karbon yang terikat oleh ikatan rangkap dua, atom karbon tersebut
akan memiliki orbital hibrida sp2.

3) Hibridisasi sp
Orbital 2s dan 2p ini yang digunakan dalam pembentukan ikatan. Hal
yang berbeda pada senyawa berikatan rangkap tiga yaitu adanya dua
orbital 2p yang tidak berhibridisasi. Hal ini berarti hanya ada satu
orbital 2s yang berhibridisasi dengan satu orbital 2p membentuk
orbital hibrida sp.

4) Hubungan hibridisasi dan panjang ikatan


Orbital sp3 mempunyai karakter s sebesar 25%, orbital sp 2 sebesar
33,33%, dan orbital sp sebesar 50%. Orbital sp mempunyai karakter s
yang paling tinggi artinya orbital sp lebih kuat ditarik oleh inti karena
jaraknya ke inti paling dekat dibandingkan orbital hibrida lainnya.
3. Alkana, alkena, dan alkuna
a. Alkana
Senyawa golongan alkana ini mempunyai rumus molekul C2H2n+2.
Alkana dan sikloalkana dikenal sebagai hidrokarbon jenuh dan tidak
memiliki gugus fungsional.
Semua nama alkana diakhiri dengan -ana.
Tahapan penamaan senyawa alkana:
1) Tentukan rantai induk dari senyawa tersebut. Ciri-ciri rantai
induk adalah rantai yang memiliki jumlah karbon paling banyak,
bisa merupakan rantai lurus maupun bercabang. Berilah
namanya.
2) Tentukan penomoran rantai samping atau cabang. Pemberian
nomor rantai samping atau cabang dimulai dari letak/ posisi
nomor dari yang paling dekat dengan ujung rantai induk.
3) Terkadang, rantai samping atau cabang bukan merupakan rantai
lurus, sehingga penamaanya perlu diperjelas.
4) Penulisan nama cabang tidak diurutkan berdasarkan nomor
namun diurutkan berdasarkan abjad.
5) Jika terdapat cabang yang sama maka tidak dituliskan terpisah
melainkan dengan penambahan awalan tertentu sebelum nama
cabang dituliskan. Di- untuk dua, tri- untuk tiga, tetra- untuk
empat, penta- untuk lima, heksa-untuk enam, dan sebagainya.
6) Jika cabang merupakan substituen lain, penomoran tetap
dilakukan berdasarkan letak posisi terkecil.
7) Penamaan sikloalkana berdasarkan banyaknya atom karbon
dalam lingkar atau cincin dan adanya penambahan awalan siklo.
Penomoran cabang diberikan dari nomor yang paling kecil dengan
urutan prioritas gugus fungsi yang terikat. Prioritas gugus fungsi
berdasarkan IUPAC adalah -COOH > -SO3H > -COOR > -COCl > -
CONH2 > -CN > HC=O > -CO > -OH > -SH > -NH2 > C=C > C=C > C-
C > -O- > F,-Cl,-Br,-I > -NO2.

b. Alkena dan Alkuna


Hidrokarbon berikatan rangkap dua dikenal sebagai senyawa-
senyawa kelompok alkena dan hidrokarbon berikatan rangkap tiga
dikenal sebagai senyawa-senyawa kelompok alkuna. Senyawa-
senyawa alkena dan alkuna merupakan senyawasenyawa yang tidak
jenuh. Alkena memiliki rumus molekul CnH 2n dan alkuna memiliki
rumus CnHn.

Penamaan pada senyawa alkena dan alkuna memiliki kemiripan,


namun ada beberapa hal yang berbeda
1) Dalam pemberian nama rantai induk. Akhiran –ana diganti
dengan –ena untuk alkena dan –una untuk alkuna.
2) Penomoran cabang tetap dimulai dari posisi yang paling dekat
dengan ujung rantai induk. Selain itu, terdapat penomoran untuk
posisi dari ikatan rangkapnya. Misalnya, CH 3CH2CH=CHCH3.
Maka nama dari senyawa ini yaitu 2-butena bukan 3-butena.

4. Gugus fungsi dan isomer

Gugus fungsional adalah bagian dari molekul senyawa organik yang


merupakan pusat kereaktifan dan sifat molekul.
Isomer adalah dua senyawa atau lebih yang memiliki rumus molekul
sama, tetapi susunan atomnya (struktur atau penempatannya dalam
ruang) berbeda. Ada beberapa jenis isomer yang terdapat di dalam
senyawa organik yaitu; isomer rangka, isomer posisi, isomer gugus
fungsi, isomer geometri.
Isomer rangka adalah dua senyawa dengan rumus molekul sama, tetapi
rangka berbeda.
Isomer posisi yaitu jika dua senyawa dengan rumus molekul sama dan
gugus fungsi yang sama, tetapi letak atau posisi gugus fungsinya yang
berbeda.
Isomer fungsional yaitu jika dua senyawa dengan rumus molekul sama
dan jenis gugus fungsinya berbeda.
Isomer ruang (spatial) yaitu jika dua senyawa dengan rumus molekul,
gugus fungsional dan posisi gugus fungsional sama, namun susunan
atom dalam ruang berbeda disebut sebagai isomer ruang.

KB 2 : Reaksi Senyawa Organik


1. Reaksi Substitusi Nukleofilik
a. Reaksi Substitusi Nukleofilik Bimolekuler (SN2)

b. Reaksi Substitusi Nukleofilik Unimolekuler(SN1)

2. Reaksi Substitusi Elektrofilik pada Senyawa Aromatik


a. Substitusi Elektrofilik (SE) Pertama

b. Substitusi Elektrofilik (SE ) Kedua

3. Reaksi Eliminasi

a. Reaksi Eliminasi Bimolekuler (E2)


b. Reaksi Eliminasi Unimolekuler (E1)

4. Reaksi Adisi
a. Reaksi Asam Halida (HX)

b. Reaksi Adisi H2SO4 dalam air

c. Reaksi dengan HBr

d. Adisi Halogen (X2)

e. Adisi 1,2 dan Adisi 1,4 pada Diena Terkonjugasi


Reaksi adisi-1,4 merupakan reaksi adisi yang ditunjukkan dengan
pemutusan ikatan dan pengikatan halogen pada karbon posisi
pertama dan keempat dari sistem diena terkonjugasi.
5. Reaksi Oksidasi dan Reduksi
a. Oksidasi Alkena

b. Reduksi Alkena dan Alkuna

c. Oksidasi Alkohol

d. Reduksi senyawa karbonil


Senyawa-senyawa karbonil seperti keton, aldehid, dan asam
karboksilat dapat digunakan untuk sintesis alkohol melalui
mekanisme reaksi reduksi (adanya penambahan atom hidrogen pada
gugus karbonilnya).
e. Reduksi aldehid dan keton
f. Reduksi asam karboksilat

KB 3 : Biomolekul dan Polimer

1. Berdasarkan monomer pembentuknya, karbohidrat diklasifikasikan


menjadi 3 golongan yaitu :
a. Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana, dengan
rumus molekul (CH2O)n.
b. Oligosakarida merupakan gabungan dari molekul-molekul
monosakarida yang jumlahnya antara 2 (dua) sampai dengan 8
(delapan) molekul monosakarida.
c. Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim yang spesifik
yang dapat menghasilkan monosakarida atau senyawa turunannya.
2. Reaksi identifikasi karbohidrat
a. Uji Molisch, reaksi positif ditunjukkan dengan munculnya cincin
merah ungu di tengah-tengah larutan.
b. Uji Fehling, untuk menguji kandungan gula tereduksi (monosakarida
atau disakarida) dalam suatu sampel.
c. Uji Benedict, mengidentifikasi keberadaan gugus aldehid dan keton
pada gula aldosa dan ketosa.
d. Uji Tollens, akan terbentuk endapan cermin perak jika sampel
tersebut mengandung aldosa, sedangkan dengan ketosa tidak
bereaksi.
e. Uji iodin dilakukan untuk mengidentifikasi adanya amilum, selulosa,
dan glikogen dalam sampel.
3. Asam amino merupakan unit penyusun protein. Berdasarkan proses
terbentuknya, asam amino dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Asam amino esensial adalah asam amino yang sangat dibutuhkan
oleh manusia dan tidak dapat diproduksi didalam tubuh manusia,
misalnya arginin, histidin, triptofan, fenilalanin, leusin, lisin,
isoleusin, threonin, metionin, dan valin.
b. Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat dihasilkan
oleh manusia seperti; alanin, asam aspartat, sistein, glisin, aspargin,
glutamin, tirosin, hidroksilin, 4-hidroksiprolin, prolin, serin, dan
asam glutamat.
4. Reaksi kimia asam amino yang terkenal yaitu Reaksi Ninhidrin, Reaksi
Sanger, Reaksi Dansil Klorida, Reaksi Edman, Reaksi Basa Schiff, dan
Reaksi dengan Gugus R.
5. Protein merupakan polimer yang disusun oleh minimal 20 macam asam
amino dan masing-masing monomer (asam amino) berikat dengan asam
amino lain dengan membentuk ikatan peptida.
6. Klasifikasi protein dapat dilakukan berdasarkan :
a. kelarutan, yaitu protein yang larut dan tidak larut dalam air, asam,
basa encer, maupun dalam garam.
b. struktur molekul, yaitu protein sederhana dan protein majemuk.
7. Sifat Fisika protein yaitu mempunyai daya serap air yang sangat besar,
sehinngga apabila ditambahkan dengan garam, protein akan mampu
menarik air. Sedangkan sifat kimia dari suatu protein adalah amfoter,
denaturasi, presipitasi, hidrolisis.
8. Struktur protein :
a. Struktur protein primer, ditentukan oleh ikatan kovalen antara residu
asam amino yang berurutan yang membentuk ikatan peptida.
b. Struktur protein sekunder, terjadi karena ikatan hidrogen antara
atom O dari gugus karbonil (C=O) dengan atom H dari gugus amino
(NH2) dalam satu rantai polipeptida.
c. Struktur protein tersier, terbentuk karena terjadinya pelipatan
(folding) rantai α-heliks, konformasi β, maupun gulungan rambang
suatu polipeptida membentuk protein globular.
d. Struktur protein kuartener terdiri atas beberapa rantai polipeptida
yang saling terpisah.
9. Reaksi-reaksi warna terhadap protein, diantaranya uji biuret, uji
xantoprotein, uji ninhidrin, uji millon nasse, dan uji belerang.
10. Polimer adalah makromolekul yang terdiri atas unit struktural yang
disebut sebagai monomer, contohnya polipropilena.
11. Berdasarkan jenis monomernya, polimer dibedakan atas homopolimer
dan kopolimer. Sedangkan, berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas
polimer alami dan polimer buatan.
12. Polimerisasi adalah reaksi pembentukan polimer dari
monomermonomernya. Reaksi polimerisasi terbagi 2 yaitu polimerisasi
adisi dan polimerisasi kondensasi.

KB 4 : Penerapan Kimia dalam Industri dan Lingkungan

1. Ilmu kimia dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam


bidang industri maupun lingkungan.
2. Peranan ilmu kimia yang paling mudah dan banyak dijumpai adalah
pemanfaatan senyawa organik
3. Senyawa organik yang mempunyai banyak manfaat yaitu karbohidrat,
lemak dan protein
4. Prinsip biofuel dengan memanfaatkan tanaman yang mengandung
banyak gula/pati (polisakarida) dan yang mengandung banyak minyak
nabati yang dapat menghasilkan bioetanol melalui fermentasi, biodiesel
melalui hidrolisis (transesterifikasi) dan biogas melalui methanogenesis.
5. Prinsip dasar biogas adalah memanfaatkan tanaman yang banyak
mengandung lemak untuk menghasilkan gas metana melalui hidrolisis,
fermentasi dan methanogenesis dengan menggunakan bakteri golongan
Archae yang dapat hidup di daerah ekstrim untuk mendegradasi asam
asetat menjadi metana dan menghasilkan metana dari CO2 dan H2
6. Prinsip dasar saponifikasi dengan mereaksikan trigliserida dengan
larutan asam encer (NaOH) menghasilkan asam lemak dan gliserol
7. Prinsip dasar fermentasi alkohol dengan menggunakan ragi untuk
mengubah glukosa, furktosa dan sukrosa menjadi energi dan etanol serta
hasil samping CO2.
8. Prinsip dasar pembuatan Nata De Coco dengan menggunakan prinsip
fermentasi air kelapa melalui bantuan bakteri Acetobacter Xylinum.
9. Prinsip dasar pengolahan logam dengan metalurgi yaitu ilmu dan
teknologi mengekstrak logam dari bijihnya.
Kimia sangat berhubungan dengan kehidupan sekitar dikarenakan
dengan ilmu kimia kita mampu mengatasi berbagi dampak negatif hasil
olahan industri seperti pencemaran air, udara dan tanah.
2 Daftar materi 1. Reaksi substitusi nukleofilik
yang sulit 2. Reaksi substitusi elektrofilik
dipahami di 3. Reaksi oksidasi-reduksi
4. Reaksi polimerisasi
modul ini
5. Logam dan pengolahannya
3 Daftar materi 1. Reaksi substitusi nukleofilik
yang sering 2. Reaksi substitusi elektrofilik
mengalami 3. Reaksi oksidasi-reduksi
4. Asam amino dan protein
miskonsepsi
5. Setiap proses fermentasi hanya dianggap menggunakan bakteri yang
sama.
6. Setiap bahan kimia yang diperoleh secara sintetik/pabrik selalu dianggap
berbahaya dan banyak menimbulkan kerusakan.

Anda mungkin juga menyukai