Anda di halaman 1dari 22

MERACIK OBAT SEDIAAN SETENGAH

PADAT (PASTA, KRIM DAN GEL)

Apt. Novi Nurleni, M. Farm


PASTA
A. Pengertian

• Pasta adalah sediaan setengah padat yang


mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topikal
(Farmakope Indonesia IV).
B. Pengolongan Dasar Salep (FI IV)

Pasta Berlemak Pasta Kering

Pasta Pendingin
1. Pasta Berlemak
• Pasta berlemak adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50%
bahan padat (serbuk).
• Sebagai bahan dasar salep digunakan Vaselin, Parafin cair. Bahan tidak
berlemak seperti gliserin, Mucilago atau sabun dan digunakan sebagai
antiseptik atau pelindung kulit.
• Pasta berlemak merupakan salep yang tebal, kaku, keras dan tidak
meleleh pada suhu badan.
• Karena jumlah lemaknya lebih sedikit dibandingkan serbuk
padatnya, maka supaya dapat lebih homogen lemak-lemak dapat
dikerjakan dengan melelehkannya terlebih dahulu baru kemudian
dicampurkan.
Cara Pembuatan
Acidi Salicylici Zinci Oxydi
Pasta(FN 1978) • Zinc oxyd diayak terlebih
dahulu dengan ayakan no
100
• R/ Acid. Salicyl. 2 • Vaselin dilelehkan diatas
• Zinci Oxyd 25 penangas air
• Amylum tritici 25 • Acid. Salicyl ditetesi sedikit
• Vaselin ad 100 etanol sampai larut,
keringkan dengan ZnO
• Campurkan bahan padat ke
dalam lelehan vaselin, gerus
sampai homogen
Cara Pembuatan
Zinci Pasta (FN 1978) • Zinc oxyd diayak
terlebih dahulu
dengan ayakan no 100
• R/ Zinci oxydi 25
• Vaselin dilelehkan
• Amyl. Tritici 25
diatas penangas air
• Vaselin flavi 50
• Campurkan bahan
padat kedalam lelehan
vaselin, gerus sampai
homogen
2. Pasta Kering
• Pasta kering merupakan suatu pasta yang tidak berlemak,
mengandung kurang lebih 60% bahan padat (serbuk).
• Sering terjadi masalah dalam pembuatan pasta kering apabila
dicampur dengan bahan Ichthamolum atau Tumenol Ammonium.
Bahan obat tersebut akan membuat campuran pasta menjadi encer.
Contoh Cara Pembuatan

• R/ Bentonit 1 • Zinc Oxyd diayak terlebih


• Sulfur praep. 2 dahulu dengan ayakan no 100
• Bentonit dicampur dengan
• Zinci oxyd. 10
serbuk yang ada kemudian
• Talc. 10 tambahkan cairan yang
• Ichthamoli 0,5 tersedia, akan terjadi masa
• Glycerini yang mengembang
• Aquae aa 5 • Campurkan Ichthamol
kedalam masa yang
mengental, gerus sampai
homogen
3. Pasta Pendingin
• Pasta pendingin merupakan campuran serbuk dengan minyak lemak
dan cairan mengandung air, dan dikenal dengan Salep Tiga Dara
• R/ Zinci Oxydi
• Olei Olivae Cara Pembuatan
• Calcii Hydroxidi Solutio aaa 10
• Zinci oxydi digerus dan ayak dengan ayakan No
100
• Masukkan Aqua Calcis dan campur sampai
Contoh homogen
• Terakhir tambahkan Oleum Olivarum kedalam
campuran di atas sekaligus, aduk sampai
diperoleh masa salep yang homogen
• Terjadi emulsi tipe A/M, sebagai stabilisator
sering ditambahkan Cera alba dalam minyak
sebanyak 3% untuk pengganti minyak.
• Pengadukan masa salep jangan terlalu lama,
karena emulsi yang terbentuk dapat pisah,
atau minyak dan air akan terpisah.
KRIM
A. Pengertian

• Menurut Farmakope Indonesia IV, krim adalah bentuk sediaan


setengah padat, mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
• Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan
setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair
diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak (A/M) atau
minyak dalam air (M/A).
• Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikro kristal asam-
asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci
dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika.
Krim dapat juga digunakan untuk pemberian obat melalui rektal dan
vaginal.

• Ada dua tipe krim yaitu, krim tipe minyak air (m/a) dan krim tipe air
minyak (a/m). Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis
dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk krim tipe A/M digunakan sabun
polivalen, span, adeps lanae, koleterol, dan cera. Sedangkan untuk krim
tipe M/A digunakan sabun monovalen seperti : trietanolamin, natrium
laurisulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum, CMC, dan emulgidum.
• Kestabilan krim akan terganggu atau rusak jika sistem campurannya
terganggu, terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan
komposisi yang disebabkan perubahan salah satu fase secara berlebihan
atau zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain.

• Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencernya


yang cocok dan dilakukan dengan teknik aseptik. Krim yang sudah
diencerkan harus digunakan dalam jangka waktu 1 bulan.
• Sebagai pengawet pada krim umumnya digunakan metilparaben
(nipagin) dengan kadar 0,12% hingga 0,18% atau propilparaben (nipasol)
dengan kadar 0,02% hingga 0,05 %.
• Penyimpanan krim dilakukan dalam wadah tertutup baik atau tube
ditempat sejuk.

• Penandaan pada etiket harus juga


tertera “obat luar”.

• Pembuatan krim adalah dengan melebur bagian berlemak di atas tangas


air. Kemudian tambahkan air dan zat pengemulsi dalam keadaan sama-
sama panas, aduk sampai terjadi sesuatu campuran yang berbentuk
krim.
Contoh Cara Pembuatan

• R/ Acid Stearinic 15
• Cera alba, Vaselin dan Acidum
• Cera Alba 2
Stearinicum dilebur dalam cawan
• Vaselin Alba 8
penguap di atas penangas air
• TEA 1.5 • Larutkan trietanolamin (TEA),
• Propilenglikol 8 Propilenglikol dalam air panas
• Aquadest 65,5 • Hasil leburan yang panas, tuang
• S Basis Vanishing Cream kedalam lumpang panas, kemudian
tambahkan larutan TEA +
Popilenglikol yang panas
• Gerus sampai terbentuk masa krim
GEL
A. Pengertian
• Gel merupakan sediaan setengah padat yang tersusun atas
dispersi partikel anorganik kecil atau molekul organik besar,
terpenetrasi oleh suatu cairan.
• Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topical
atau dimasukkan dalam lubang tubuh, contoh Voltaren gel,
bioplasenton. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, dalam
bermulut lebar terlindung dari cahaya dan ditempat sejuk.
Menurut USP
Gel merupakan bentuk semi solida baik berupa suspensi partikel
halus anorganik ataupun molekul organic besar yang saling
berinterpenetrasi dengan cairan.

Karena zat pembentuk gel tidak larut sempurna atau karena


membentuk agregat yang dapat membiaskan cahaya, maka system
ini dapat bersifat jernih atau keruh ( = suspensi partikel koloid yang
terdispersi = gel koloid yang mempunyai struktur 3 dimensi )

Terbentuknya gel dengan struktur 3 dimensi disebabkan adanya


cairan yang terperangkap, sehingga molekul pelarut tidak dapat
bergerak.
PENGGUNAAN GEL DALAM SEDIAAN FARMASI
SEDIAAN ORAL
• Gel murni sebagai cangkang kapsul yang dibuat dari gelatin

SEDIAAN TOPIKAL
• Langsung dipakai pada kulit, membran mukosa, mata

SEDIAAN PARENTERAL
• Sediaan dengan kerja lama yang disuntikkan secara i.m

KOSMETIK
• Shampoo
• Pasta gigi
• Sediaan pewangi
• Sediaan perawatan kulit dan rambut
• Air ( hidrogel ) Misal : magma
bentonit, gelatine
• Organik ( organogel ) Misal :
plastibase ( merupakan
Pelarut yang Polietilen BM rendah,
dilarutkan dalam minyak
biasa digunakan mineral, dan didinginkan
secara cepat )
dalam Gel : • Xerogel : gel padat, konsentrat,
pelarut rendah, Misal : Gom,
polistiren, gelatine kering,
selulosa kering.

Anda mungkin juga menyukai