Anda di halaman 1dari 4

Melakukan Asesmen Siswa dalam Layanan Bimbingan dan Konseling.

Asesmen siswa dilakukan untuk menemukan apa-apa yang akan diperlukan


oleh peserta didik/siswa/murid. Asesmen kebutuhan ini menjadi dasar dalam
merancang program layanan bimbingan dan konseling sesuai kebutuhan
murid dari berbagai aspek.
Hasil analisis asesmen siswa atau analisis kebutuhan digunakan untuk
merumuskan program bimbingan dan konseling. Sebagai bagian dari
akuntabilitas, maka asesmen kebutuhan akan menyediakan bahan
keberhasilan untuk melakukan evaluasi. Atas dasar kebutuhan siswa dan
kebutuhan sekolah dimana guru bimbingan dan konseling atau konselor
bekerja, maka disusunlah isi program, prioritas bidang layanan, dan
komponen layanan bimbingan dan konseling.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melaksanakan asesmen
adalah :
1) Mengidentifikasi data yang dibutuhkan untuk penyusunan program
Langkah awal dalam asesmen kebutuhan adalah menentukan data
yang akan diukur/diungkap untuk kepentingan penyusunan program
layanan bimbingan dan konseling. Data yang perlu diungkap antara
lain adalah data tentang tugas-tugas perkembangan, permasalahan,
latar belakang dan prestasi peserta didik, siswa, murid ataupun konseli
2) Memilih instrumen asesmen/pengukuran data yang sesuai dengan
kebutuhan:
Instrumen asesmen atau instrumen pengumpulan data yang dapat
digunakan dalam asesmen kebutuhan di antaranya adalah (a)
instrumen dengan pendekatan masalah, seperti Alat Ungkap Masalah
Umum (AUM-U), alat Ungkap Masalah Belajar (AUM-B), Daftar Cek
Masalah (DCM), (b) instrumen dengan pendekatan SKKPD (Standar
Kompetensi Kemandirian Peserta Didik) yaitu Inventori Tugas
Perkembangan (ITP), (c) Instrumen dengan pendekatan tujuan bidang
layanan (pribadi, sosial, belajar dan karir) dapat berupa angket,
pedoman observasi, pedoman wawancara dan angket sosiometri.
Instrumen-instrumen tersebut dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan
kegiatan perencanaan program layanan bimbingan dan konseling di
sekolah.
3) Mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menginterpretasi data
hasil asesmen kebutuhan.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen yang
dipilih, pengumpulan, pengolahan, analisis dan menginterpretasi hasil
analisis data dapat dilakukan secara manual maupun dengan
menggunakan aplikasi yang telah disusun oleh guru bimbingan dan
konseling. Setiap pengumpulan data yang telah standar memiliki
manual. Bila instrumen yang digunakan adalah instrumen yang belum
standar maka pengolahan, analisis, dan interpretasi hasil analisis data
menggunakan manual yang disusun sendiri.

Berikut ini salah satu contoh tabulasi permasalahan peserta didik, siswa,
murid/konseli dengan menggunakan instrumen Daftar Cek Masalah (DCM).
Contoh berikut hanyalah sekedar ilustrasi tabulasi data dengan masalah-
masalah yang diambil secara acak. Dalam implementasi di sekolah, guru
bimbingan dan konseling atau konselor diharapkan dapat mengidentifikasi
permasalahan sesuai dengan kisi-kisi DCM yang telah dibakukan.
Alternatif contoh tabulasi dan analisis data permasalahan siswa:
Bidang Pribadi Bidang Sosial Bidang Belajar Bidang Karier

Interaksi Sulit
Tidak Konflik Konflik Cara Total
No Nama Merasa Lain dengan Lainn memahami Malas
percaya dengan Lainnya pilihan memilih Lainnya
Tertekan nya lawan ya mata belajar
diri teman jurusan pekerjaan
jenis pelajaran

1 Ani 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6
2 Ana 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 3
3 Ati 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
4 Tati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 10
5 Tuty 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11
Jumlah 4 4 2 5 3 2 3 3 3 3 1 0 33
Jumlah
12 10 9 4
perbidang
5.98
% butir 9,40% 11,97% 12,82% 14.53% 6,84% 9,40% 10,26% 4,27% 7,69% 4,27% 2,56% 100%
%
% bidang 27,35% 34,19% 23,93% 14,53%
Berdasarkan tabulasi di atas, permasalahan tertinggi terdapat pada bidang
sosial sebesar 34,19 %, diikuti oleh bidang personal sebesar 27,35%, bidang
belajar sebesar 23,93% dan bidang karir sebesar 14, 53%. Adapun butir
masalah yang paling tinggi adalah konflik dengan teman, diikuti oleh masalah
interaksi dengan lawan jenis, tidak percaya diri dan siswa yang paling banyak
memilih teman masalah adalah Tuty.

(Ini hanya salah satu contoh interpretasi analisis permasalahan murid.


Bapak/Ibu guru peserta dapat menyesuaikan sesuai dengan siswa/murid
yang ada di sekolah).

Pemahaman terhadap kebutuhan dan karakteristik perkembangan peserta


didik sebagai pangkal tolak layanan bimbingan dan konseling harus
komprehensif, meliputi berbagai aspek internal dan eksternal peserta didik,
siswa, murid ataupun konseli. Untuk program bimbingan dan konseling harus
didasarkan atas hasil asesmen yang lengkap berkenaan dengan kebutuhan
dan karakteristik perkembangan dalam berbagai aspek.

Sumber: Panduan Operasional Layanan Bimbingan dan Konseling


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal dan Tenaga
Kependidikan (tahun 2016)

Anda mungkin juga menyukai