Anda di halaman 1dari 91

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


i
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

PROFIL PIMPINAN DITJEN BADILAG

Dr. DRS. ACO NUR, S.H., M.H.


DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA

Drs. ARIEF HIDAYAT, S. H., M.M. Dr. CANDRA BOY SEROZA, S.AG., M.AG
SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA DIREKTUR PEMBINAAN TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA

Dr. Dra. NUR DJANNAH SYAF, SH.,MH ______________________________


DIREKTUR ADMINISTRASI PERADILAN AGAMA DIREKTUR PRANATA DAN TATALAKSANA PERKARA
PERDATA AGAMA

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


i
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

TUGAS DAN FUNGSI DITJEN BADILAG

Membantu Sekretaris Mahkamah Agung dalam


merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan
standarisasi di bidang pembinaan tenaga
teknis, pembinaan administrasi peradilan,
TUGAS pranata dan tatalaksana dari lingkungan
Peradilan Agama pada Mahkamah Agung dan
Pengadilan di lingkungan Peradilan

Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan tenaga


teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata dan
tatalaksana perkara dari lingkungan Peradilan Agama pada
Mahkamah Agung dan Pengadilan di lingkungan Peradilan Agama;

Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan tenaga teknis,


pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tatalaksana
perkara dari lingkungan Peradilan Agama pada Mahkamah Agung
dan Pengadilan di lingkungan Peradilan Agama;
FUNGSI

Perumusan standar, norma, kriteria, dan prosedur di bidang


pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan,
pranata dan tatalaksana perkara dari lingkungan Peradilan Agama
pada MA dan Pengadilan di lingkungan Peradilan Agama;

Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi

Pelaksanaan administrasi Direktorat;

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


ii
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

VISI DAN MISI DITJEN BADILAG

----------------------------------------- VISI ---------------------------

“Terwujudnya Badan Peradilan Agama Yang Agung”

----------------------------------------- MISI --------------------------

1 Meningkatkan Profesionalisme Aparatur Peradilan Agama

2 Mewujudkan Manajemen Peradilan Agama yang Modern

3 Meningkatkan Aksesibilitas Masyarakat Terhadap Peradilan

4 Meningkatkan Akuntabilitas dan Transparansi Peradilan

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


iii
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


iv
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


v
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


vi
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas curahan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan LKjIP 2021 dan sholawat serta salam kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluargaNya, sahabatNya dan pengikutNya sampai akhir
zaman.
LKjIP ini merupakan rekam jejak sekaligus wujud
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama selama Tahun 2021, yang meliputi
kebijakan umum peradilan, struktur organisasi dan tupoksi, keadaan perkara,
pengawasan internal, serta pembinaan dan pengelolaan, sebagaimana telah
dirumuskan dalam Program Kerja Tahun 2021.
Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai seberapa jauh
capaian Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya, dan diharapkan juga dapat menjadi umpan balik bagi
peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama untuk tahun
berikutnya.
Kami berupaya menyajikan laporan ini secara objektif, transparan dan
akuntabel dengan senantiasa melakukan perbaikan, baik dalam hal data,
maupun layout dan tabel agar lebih menarik, namun kami menyadari adanya
keterbatasan sehingga pasti ditemui kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh
karena itu, sapaan yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi
peningkatan kinerja dan kesempurnaan laporan ini di masa yang akan datang.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita berserah diri dan kepada segenap pihak
yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian laporan ini diucapkan
terima kasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, Amin.

Jakarta, 24 Februari 2022


Direktur Jenderal

Dr. Drs. Aco Nur, S.H., M.H.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


vii
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

DAFTAR ISI

PROFIL PIMPINAN DITJEN BADILAG ......................................................... i


TUGAS DAN FUNGSI DITJEN BADILAG..................................................... ii
VISI DAN MISI DITJEN BADILAG............................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xi
IKHTISAR EKSEKUTIF............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Ditjen Badilag ..................... 2
C. Peran Strategis Ditjen Badilag .................................................... 3
D. Sistematika Laporan Kinerja Ditjen Badilag ............................. 5
BAB II PERENCANAAN KINERJA .......................................................... 7
A. Rencana Strategis 2020-2024 ..................................................... 7
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2021 ................................................... 8
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................ 12
A. Capaian Kinerja Ditjen Badilag Tahun 2021 ............................ 12
B. Realisasi Anggaran ....................................................................... 65
BAB IV PENUTUP .................................................................................. 68
LAMPIRAN ............................................................................................. . 63

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


viii
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel Pengukuran Kinerja Ditjen Badilag Tahun 2021 ......................... xiv
Tabel 1.1 Detail Matriks Program Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama .. 5
Tabel 2. 1 Perjanjian Kinerja Tahun 2021 .......................................................... 9
Tabel 2. 2 Alokasi Anggaran Ditjen Perunit Kerja Tahun 2021 ......................... 10
Tabel 2. 3 Alokasi Anggaran Ditjen Badilag Tahun 2021 .................................. 10
Tabel 3.1 Meningkatnya Layanan Dukungan Penyelesaian Perkara Di
Lingkungan Peradilan Agama .......................................................................... 12
Tabel 3.2 Tabel Rincian Pelaksanaan Bimbingan Teknis Tahun 2021 .............. 21
Tabel 3.3 Tabel Kegiatan Bimbingan Teknis Administrasi Peradilan Secara
Elektronik ....................................................................................................... 23
Tabel 3.4 Gambaran Pembebasan Biaya Perkara di Lingkungan Peradilan Agama
....................................................................................................................... 33
Tabel 3.5 Tabel Perkara Yang Diselesaikan Di Luar Gedung Pengadilan ........... 34
Tabel 3.6 Gambaran Perkara Yang Disidangkan DiLuar Gedung di Lingkungan
Peradilan Agama.............................................................................................. 35
Tabel 3.7 Tabel Jumlah Jam Layanan Bantuan Hukum di Lingkungan Peradilan
Agama ............................................................................................................. 35
Tabel 3.8 Gambaran Perkara di Lingkungan Peradilan Agama yang diselesaikan
melalui Posbakum ........................................................................................... 37
Tabel 3.9 Tabel Jumlah Adminstrasi Perkara Jinayat Di Lingkungan Peradilan
Agama Yang Diselesaikan ................................................................................ 37
Tabel 3.10 Perkara Jinayat di Provinsi Nangro Aceh Darussalam ..................... 38
Tabel 3.11 Tabel Perkara Jinayat Tingkat Pertama Berdasarkan Klasifikasi
Perkara ........................................................................................................... 39
Tabel 3.12 Tabel Perkara Jinayat Tingkat Banding Berdasarkan Klasifikasi
Perkara ........................................................................................................... 39
Tabel 3.13 Perkara Peradilan Agama Yang Diselesaikan Melalui Pelayanan
Sidang Terpadu Dalam Pemberian Identitas .................................................... 40
Tabel 3.14 Gambaran Perkara di Lingkungan Peradilan Agama yang diselesaikan
melalui Sidang Terpadu ................................................................................... 41
Tabel 3.15 Meningkatnya Kompetensi Dan Integritas Tenaga Teknis Peradilan
Agama ............................................................................................................. 42
Tabel 3.16 Rasio Beban dan Kinerja Penangan Perkara ................................... 51

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


ix
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Tabel 3.17 Tabel TPM Hakim lingkungan Peradilan Agama .............................. 51


Tabel 3.18 Tabel TPM Kepaniteraan dan Kejurusitaan Peradilan Agama .......... 52
Tabel 3.19 Penyelesaian Perkara Tahun 2021 .................................................. 52
Tabel 3.20 Penyelesaian Perkara Tahun 2020 .................................................. 53
Tabel 3.21 Penyelesaian Perkara Tahun 2019 .................................................. 53
Tabel 3.22 Meningkatnya Tertib Administrasi Perkara Kasasi, Peninjauan
Kembali (PK) Dan Kesyariahan ........................................................................ 55
Tabel 3.23 Meningkatnya Pelayanan Manajemen Di Lingkungan Ditjen Badilag61
Tabel 3.24 Serapan Anggaran Ditjen Badilag Tahun 2021................................ 65
Tabel 3.25 Rincian Alokasi dan Realisasi Anggraan Ditjen Badilag ................... 66
LAMPIRAN 1 .................................................................................................... 63
LAMPIRAN 2 .................................................................................................... 65

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


x
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Struktur Organisasi................................................................ 3


Gambar 2. 1 Diagram Alokasi Anggaran Ditjen Perunit Kerja Tahun 2021 ....... 10
Gambar 3. 1 Kegiatan Reviu SOP Peradilan Agama .......................................... 15
Gambar 3. 2 Diskusi Kegiatan Reviu SOP Peradilan Agama ............................. 16
Gambar 3. 3 Kegiatan Penyusunan Statistik Perkara di Lingkungan PA ........... 18
Gambar 3. 3 Kegiatan Penyusunan Geografi Wilayah Hukum .......................... 19
Gambar 3. 5 Kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi Administrasi Perkara dan
Persidangan Secara Elektronik ........................................................................ 23
Gambar 3. 6 Kegiatan Bimbingan Teknis Administrasi Peradilan Secara
Elektronik di Satker ........................................................................................ 25
Gambar 3. 7 Kegiatan Bimbingan Teknis Layanan Bagi Penyandang Disabilitas
....................................................................................................................... 27
Gambar 3. 8 Kegiatan Bimbingan Teknis Layanan Bagi Penyandang Disabilitas
(2).................................................................................................................... 27
Gambar 3. 9 Kegiatan Bimbingan Teknis Kepaniteraan Peradilan Agama......... 29
Gambar 3. 10 Kegiatan Bimbingan Teknis Kepaniteraan tentang Sita dan
Eksekusi Peradilan Agama .............................................................................. 29
Gambar 3. 11 Kegiatan Bimbingan Teknis PNBP ............................................. 31
Gambar 3. 12 Kegiatan Sosialisasi PNBP ......................................................... 32
Gambar 3. 13 Penyelenggaraan Sidang Diluar Gedung Pengadilan .................. 34
Gambar 3. 14 Penyelenggaraan Posbakum di Pengadilan Purwodadi ............... 36
Gambar 3. 15 Eksekusi Perkara Jinayat di Aceh.............................................. 38
Gambar 3. 16 Suasana Sidang Itsbat Terpadu yang Dilakukan Oleh Pengadilan
Agama Serang ................................................................................................. 40
Gambar 3. 17 Gambar Aplikasi E-Learning...................................................... 43
Gambar 3.18 Kegiatan Bimbingan Teknis Yustisial Permasalahan Hukum Wakaf
dan Wasiat ...................................................................................................... 45
Gambar 3. 19 Kegiatan Bimbingan Teknis Yustisial ......................................... 46
Gambar 3. 20 Kegiatan Bimtek Dispensasi Kawin dan Hadonah ...................... 47
Gambar 3. 21 Kegiatan Bimbingan Teknis Yustisial ......................................... 48
Gambar 3. 22 Bimtek TOT Hukum Acara di Lingkungan Peradilan Agama....... 49
Gambar 3. 23 Bimtek TOT Hukum Acara di Lingkungan Peradilan Agama (2) .. 50
Gambar 3. 24 Perbandingan Penyelesaian Perkara Tingkat Pertama ................ 53
Gambar 3. 25 Perbandingan Penyelesaian Perkara Tingkat Banding ................ 54
Gambar 3. 26 Penyusunan Data Ephimeris Tahun 2022 ................................. 57

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


xi
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Gambar 3. 27 Penyusunan Data Ephimeris Tahun 2022 (2) ............................ 58


Gambar 3. 28 Penyusunan Kalender Hijriyah .................................................. 59
Gambar 3. 29 Penyusunan Kalender Hijriyah (2) ............................................. 61

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


xii
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Untuk mewujudkan aparatur peradilan yang profesional serta memahami tugas


pokok dan fungsi, diperlukan keterpaduan langkah dan koordinasi yang optimal
agar penyelenggaraan peradilan berjalan efektif, transparan dan akuntabel.
Selain itu, diperlukan instrumen yang mampu mengukur indikator
pertanggungjawaban setiap kegiatan. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor
29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Perpres tersebut merupakan pengganti Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999,


yang mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara
negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
serta perannya dalam pengelolaan sumberdaya dan kebijakan yang
dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan
dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP).

Sistem AKIP pada dasarnya merupakan sistem manajemen berorientasi pada


hasil yang merupakan salah satu instrument untuk menjadikan instansi
pemerintah yang akuntabel, sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif dan
responsif terhadap aspirasi publik dan lingkungan yang merupakan tujuan
utama dari Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama tahun
2021 ini.

Guna merealisasikan sistem AKIP yang lebih relevan dan berorientasi pada hasil,
di tahun 2021 Ditjen Badilag telah melakukan pengukuran terhadap perjanjian
kinerja tahun 2021, dari pengukuran tersebut diharapkan ditahun 2021 kinerja
Ditjen Badilag lebih berhasil guna serta dapat memberikan gambaran tentang
seberapa jauh pelaksanaan tugas Ditjen Badilag dalam rangka membantu
Sekretaris Mahkamah Agung dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan
dan standarisasi di bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi
peradilan, pranata dan tatalaksana dari lingkungan Peradilan Agama pada
Mahkamah Agung dan Pengadilan di lingkungan Peradilan Agama.

Adapun capaian kinerja Ditjen Badilag tahun 2021, secara umum memiliki
kinerja yang baik untuk setiap sasaran yang telah ditetapkan. Pengukuran

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


xiii
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

tingkat capaian kinerja Ditjen Badilag dilakukan dengan cara membandingkan


antara target pencapaian setiap sasaran yang telah ditetapkan dalam perjanjian
kinerja tahun 2021 dengan realisasinya. Secara keseluruhan tingkat capaian
kinerja Ditjen Badilag sebesar 125,57% yang dihitung berdasarkan persentase
rata-rata capaian sasaran. Evaluasi dan analisa capaian kinerja Ditjen Badilag
dapat diilustrasikan dalam tabel berikut:

Tabel 1 Tabel Pengukuran Kinerja Ditjen Badilag Tahun 2021


SASARAN
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
STRATEGIS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Meningkatnya 1 Jumlah naskah tata 4 naskah 4 naskah 100%
Layanan Dukungan kelola di lingkungan
Penyelesaian peradilan agama yang
Perkara di disusun/disempurnakan
Lingkungan 2 Jumlah tenaga teknis 3.766 3.777 100,29%
Peradilan Agama peradilan agama yang orang orang
kompeten dibidang
administrasi peradilan
agama
3 Jumlah Orang miskin 17.766 33.879 190,70%
berperkara yang dilayani orang orang
melalui pembebasan
biaya perkara
dilingkungan Peradilan
Agama
4 Jumlah Pihak 28.906 38.287 132,45%
berperkara yang dilayani orang orang
melalui sidang di luar
gedung dilingkungan
Peradilan Agama
5 Jumlah orang yang 177.442 281.167 158,46%
mendapat layanan orang orang
bantuan hukum
dilingkungan Peradilan
Agama
6 Jumlah Admistrasi 319 531 166,46%
perkara jinayah di perkara perkara
lingkungan peradilan
agama yang diselesaikan
7 Jumlah Pihak 3.306 6.502 196,67%
berperkara yang dilayani orang orang
melalui sidang terpadu
dilingkungan peradilan
Agama
2 Meningkatnya 1 Jumlah naskah 1 naskah 1 naskah 100%
Kompetensi dan pengembangan tenaga
Integritas Tenaga teknis yang disusun
Teknis Peradilan 2 Jumlah tenaga teknis 250 orang 262 orang 104,80%
Agama yang mengikuti
bimbingan teknis
yustisial
3 Jumlah tenaga teknis 2.368 2.456 103,72%
yang promosi dan orang orang

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


xiv
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

SASARAN
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
STRATEGIS
mutasi untuk memenuhi
kebutuhan pengadilan
agama
3 Meningkatnya 1 Jumlah naskah 2 naskah 2 naskah 100%
Tertib Administrasi kesyariahan yang
Perkara Kasasi, disusun
Peninjauan Kembali
(PK) dan
Kesyariahan
4 Meningkatnya 1 Jumlah naskah tata 7 naskah 7 naskah 100%
Pelayanan kelola di lingkungan
Manajemen di Ditjen Badilag yang
Lingkungan Ditjen disusun
Badilag 2 Jumlah pelaksanaan 44 Unit 44 unit 100%
sarana internal
3 Prosentase 95% 99% 104,51%
penyelenggaraan
operasional perkantoran
dan pimpinan

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


xv
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun


2005 tentang Sekretariat Mahkamah Agung dan Keputusan Sekretaris
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor MA/SEK/07/III/2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Mahkamah Agung RI,
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama atau yang biasa disebut
Ditjen Badilag merupakan salah satu unit kerja eselon I (satu) dibawah
Mahkamah Agung yang mempunyai tugas membantu Sekretaris
Mahkamah Agung dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan
standarisasi di bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi
peradilan, pranata dan tatalaksana dari lingkungan Peradilan Agama
pada Mahkamah Agung dan Pengadilan di lingkungan Peradilan Agama.

Dalam melakukan perumusan dan melaksanakan kebijakan dan


standarisasi di bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi
peradilan, pranata dan tatalaksana dari lingkungan Peradilan Agama
pada Mahkamah Agung dan Pengadilan di lingkungan Peradilan Agama,
maka Ditjen Badilag menggunakan anggaran negara yang harus
dipertanggungjawabkan sesuai dengan Peraturan Presiden RI Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Permenpan RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

SAKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan


prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran,
pengumpulan data, pengklasifikasian dan pelaporan kinerja pada instansi
pemerintah dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja
instansi pemerintah.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


1
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Dalam Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2014, setiap Instansi pemerintah


diwajibkan untuk menyampaikan laporan sebagai bentuk akuntabilitas
atas pelaksanaan tugas dan fungsinya dengan menggunakan Anggaran
Negara. Laporan Kinerja (LKjIP) Ditjen Badilag tahun 2021 sebagai bentuk
pertanggungjawaban Ditjen Badilag atas pencapaian target kinerja tahun
2021.

B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Ditjen Badilag

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun


2005 tentang Sekretariat Mahkamah Agung dan Keputusan Sekretaris
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor MA/SEK/07/III/2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Mahkamah Agung RI,
bahwa Ditjen Badilag berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab
kepada sekretaris Mahkamah Agung, dengan melaksanakan tugas
membantu Sekretaris Mahkamah Agung dalam merumuskan dan
melaksanakan kebijakan dan standarisasi di bidang pembinaan tenaga
teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tatalaksana dari
lingkungan Peradilan Agama pada Mahkamah Agung dan Pengadilan di
lingkungan Peradilan Agama.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Ditjen Badilag menyelenggarakan


fungsi sebagai berikut:
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan tenaga teknis,
pembinaan administrasi peradilan, pranata dan tatalaksana perkara
dari lingkungan Peradilan Agama pada Mahkamah Agung dan
Pengadilan di lingkungan Peradilan Agama;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan
administrasi peradilan, pranata dan tatalaksana perkara dari
lingkungan Peradilan Agama pada Mahkamah Agung dan Pengadilan
di lingkungan Peradilan Agama;
3. Perumusan standar, norma, kriteria dan prosedur di bidang pembinaan
tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata dan
tatalaksana perkara dari lingkungan Peradilan Agama Mahkamah
Agung Republik Indonesia;
4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi;
5. Pelaksanaan administrasi Direktorat.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


2
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Adapun struktur organisasi Ditjen Badilag berdasarkan Keputusan


Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
MA/SEK/07/III/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Mahkamah Agung RI adalah sebagai berikut:

Gambar 1 Bagan Struktur Organisasi

C. Peran Strategis Ditjen Badilag

Ditjen Badilag selaku badan peradilan dibawah Mahkamah Agung


memiliki komitmen penuh untuk mengimplementasikan Cetak Biru
(Blue Print) Mahkamah Agung serta Rencana Strategis Ditjen Badilag
2020-2024 yang selaras dengan Rencana Strategis Mahkamah Agung
2020-2024.
Komitmen ini diwujudkan dengan menetapkan 2 program utama yang
telah ditetapkan oleh Mahkamah Agung yaitu (1) program penegakan
dan pelayanan hukum; dan (2) program dukungan manajemen; dengan
sasaran program Ditjen Badilag yaitu “Terselesaikannya Penyelesaian
Perkara Secara Sederhana, Transparan Dan Akuntabel Di Lingkungan
Peradilan Agama”.

Sasaran program ini di jabarkan ke dalam 4 (empat) sasaran strategis,


yaitu:

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


3
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

1. Meningkatnya Dukungan Penyelesaian Perkara di Lingkungan


Peradilan Agama;
2. Meningkatnya Kompetensi dan Integritas Tenaga Teknis Peradilan
Agama;
3. Meningkatnya Tertib Administrasi Perkara Kasasi, Peninjauan
Kembali (PK) dan Kesyariahan;
4. Meningkatnya Pelayanan Manajemen di Lingkungan Direktorat
Jenderal Badan Peradilan Agama.

Sasaran strategis ini merupakan turunan dari tujuan Ditjen Badilag


yaitu “Meningkatnya Kualitas Pelayanan Peradilan Agama Yang
Profesional, Akuntabel, Dan Transparan” dengan upaya yang dapat
dijabarkan kedalam beberapa kegiatan, yaitu:
a) Peningkatan Manajemen Peradilan Agama;
b) Pengembangan Tenaga Teknis Peradilan Agama;
c) Peningkatan Ketatalaksanaan Perkara Kasasi dan Peninjauan
Kembali serta Kesyariahan;

Kegiatan-kegiatan ini mencakup pelaksanaan tugas utama Ditjen


Badilag dalam melakukan Pembinaan Administrasi Peradilan Agama,
SDM Tenaga Teknis Peradilan Agama, Pranata dan Tata Laksana
Perkara Perdata Agama dan Kesyariahan.

Sedangkan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi utama


Ditjen Badilag, yang mencakup pelaksanaan dukungan terhadap
peningkatan kinerja manajemen internal dan akuntabilitas dan
merupakan salah satu dari 4 (empat) sasaran strategis Ditjen Badilag
yaitu Meningkatnya Pelayanan Manajemen di Lingkungan Direktorat
Jenderal Badan Peradilan Agama. Upaya ini dijabarkan kedalam
sebuah kegiatan Tata kelola kesekretariatan dengan beberapa aktivitas
yaitu:
a) Layanan Perencanaan dan Penganggaran Internal;
b) Layanan Monitoring dan Evaluasi Internal;
c) Layanan SDM;
d) Layanan Umum;
e) Layanan Organisasi dan Tata Kelola Internal;
f) Layanan Sarana Internal; dan

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


4
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

g) Layanan Perkantoran.

Adapun gambaran detail matriks program Direktorat Jenderal Badan


Peradilan Agama sebagaimana tabel dibawah ini:

Tabel 1.1 Detail Matriks Program Direktorat Jenderal Badan Peradilan


Agama
PROGRAM K/L
(DITJEN SASARAN PROGRAM TUJUAN SASARAN STRATEGIS KEGIATAN
BADILAG)
1) Program “Terselesaikannya “Meningkatnya 1.1. Meningkatnya Peningkatan
Penegakan penyelesaian perkara kualitas pelayanan Dukungan Manajemen
dan secara sederhana, peradilan Agama Penyelesaian Peradilan
Pelayanan transparan dan yang profesional, Perkara Di Agama.
Hukum akuntabel di akuntabel, dan Lingkungan
lingkungan Peradilan transparan” Peradilan Agama;
Agama”.
1.2. Meningkatnya Pengembangan
Kompetensi Dan Tenaga Teknis
Integritas Tenaga Peradilan
Teknis Peradilan Agama
Agama;
1.3. Meningkatnya Peningkatan
Tertib Ketatalaksanaan
Administrasi Perkara Kasasi
Perkara Kasasi, dan Peninjauan
Peninjauan Kembali (PK)
Kembali (PK) Dan serta
Kesyariahan; Kesyariahan

2) Program Meningkatnya Dukungan


Dukungan Pelayanan Manajemen Manajemen dan
Manajemen Di Lingkungan Dukungan
Direktorat Jenderal Tenaga Teknis
Badan Peradilan Lainnya Ditjen
Agama. Badan Peradilan
Agama (Badilag)

D. Sistematika Laporan Kinerja Ditjen Badilag

Bab I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan latar belakang, gambaran
umum organisasi, kedudukan tugas dan fungsi dengan
penekanan kepada aspek peran strategis organisasi.

Bab II Perencanaan Kinerja


Pada bab ini diuraikan rencana strategis, visi dan misi serta
ringkasan perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

Bab III Akuntabilitas Kinerja


A. Capaian Kinerja Organisasi

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


5
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk


setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai
dengan hasil pengukuran kinerja organisasi dan untuk
setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut
dilakukan analisis.
B. Capaian Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang
digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan
kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja.

Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan kesimpulan umum atas capaian kinerja
organisasi serta langkah dimasa mendatang yang akan
dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

Lampiran - lampiran

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


6
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis 2020-2024

Rencana strategis Ditjen Badilag yang ditetapkan dalam jangka waktu


lima tahunan merupakan penjabaran teknis dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024. Rencana strategis
tersebut dapat dikatakan sebagai suatu proses partisipatif sistematis dan
berkelanjutan yang membantu Ditjen Badilag untuk memusatkan semua
kegiatan dalam pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran instansi.

Bagi manajemen yang berorientasi pada hasil, perencanaan strategis


merupakan hal penting. Oleh karena itu, Ditjen Badilag telah berupaya
untuk mendefinisikan apa yang akan dicapai oleh organisasi,
mengidentifikasikan strategi, memperjelas prioritas organisasi dan
bagaimana cara mencapai hasil tersebut. Dengan kata lain, perencanaan
strategis Ditjen Badilag disusun dalam rangka pemenuhan tugas pokok
dalam merumuskan kebijakan dan standarisasi teknis dibidang
pembinaan tenaga teknis, pembinaan administrasi peradilan, pranata dan
tatalaksana perkara dari lingkungan peradilan agama pada Mahkamah
Agung dan pengadilan dilingkungan peradilan agama.

Untuk menyatukan persepsi dan arah tindakan, maka pelaksanaan tugas


dan fungsi senantiasa harus dilandasi dengan visi, misi dan tujuan serta
strategi yang secara jelas dirumuskan dalam Rencana Strategis Ditjen
Badilag. Rencana Strategis, memuat penetapan visi, misi, tujuan,
sasaran, dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran) yang dijabarkan
ke dalam kebijakan dan program, serta ukuran keberhasilan dalam
pelaksanaannya. Selanjutnya, rencana kinerja kegiatan akan ditetapkan
kemudian dalam dokumen tersendiri melalui perencanaan kinerja
tahunan dalam kurun waktu 5 (lima tahun) pada 2020-2024 yang
menjabarkan kegiatan dan indikator kinerja berdasarkan program,
kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis.
Adapun visi misi Ditjen Badilag adalah sebagi berikut:

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


7
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Visi:

“Terwujudnya Badan Peradilan Agama Yang Agung”

Visi ini mencerminkan cita-cita dan harapan Ditjen Badilag yang


mempunyai peran penting membina peradilan agama untuk menjadikan
seluruh aparatur di lingkungan Ditjen Badilag maupun di lingkungan
peradilan agama memiliki kepribadian yang bersih dalam melaksanakan
tugasnya sehari-hari serta memiliki kompetensi yang dapat diandalkan
untuk selalu berkinerja tinggi dalam menjalankan perannya sebagai
pelayan masyarakat dalam menjaga martabat lembaga peradilan
khususnya peradilan agama.

Dalam rangka mencapai visinya tersebut, telah dirumuskan misi sebagai


berikut:
1. Mewujudkan Manajemen Peradilan Agama yang Modern;
2. Meningkatkan Profesionalitas Aparatur Peradilan Agama;
3. Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Peradilan Agama;
4. Meningkatkan Akuntabilitas Dan Trasnparansi Peradilan Agama.

Dari visi dan misi tersebut, selanjutnya ditetapkan tujuan Ditjen Badilag
sebagai berikut:

“Meningkatnya Kualitas Pelayanan Peradilan Agama Yang


Profesional, Akuntabel, Dan Transparan”

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2021

Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen pimpinan


yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang
jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan
mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus
Perjanjian Kinerja antara lain untuk meningkatkan akuntabilitas,
transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara
penerima amanah dengan pemberi amanah. Perjanjian Kinerja digunakan

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


8
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan


sasaran organisasi, menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar
evaluasi kinerja aparatur.

Perjanjian Kinerja Tahun 2021 merupakan kinerja tahun kedua dari


Rencana Strategis Ditjen Badilag 2020-2024, yang didukung dengan
anggaran sebesar Rp 90.917.866.00, Adapun dokumen Perjanjian
Kinerja Ditjen Badilag tahun 2021 adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Perjanjian Kinerja Tahun 2021


SASARAN
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
STRATEGIS
1 Meningkatnya 1 Jumlah naskah tata kelola di lingkungan peradilan 4 naskah
Layanan Dukungan agama yang disusun/disempurnakan
Penyelesaian 2 Jumlah tenaga teknis peradilan agama yang 3.766
Perkara di kompeten dibidang administrasi peradilan agama orang
Lingkungan 3 Jumlah Admistrasi perkara jinayah di lingkungan 319
Peradilan Agama perkara
peradilan agama yang diselesaikan
4 Jumlah Orang miskin berperkara yang dilayani 17.766
melalui pembebasan biaya perkara dilingkungan orang
Peradilan Agama
5 Jumlah Pihak berperkara yang dilayani melalui 28.906
sidang di luar gedung dilingkungan Peradilan Orang
Agama
6 Jumlah orang yang mendapat layanan bantuan 177.442
hukum dilingkungan Peradilan Agama Orang
7 Jumlah Pihak berperkara yang dilayani melalui 3.306
sidang terpadu dilingkungan peradilan Agama Orang
2 Meningkatnya 1 Jumlah naskah pengembangan tenaga teknis 1 naskah
Kompetensi dan yang disusun
Integritas Tenaga 2 Jumlah tenaga teknis yang mengikuti bimbingan 250 orang
Teknis Peradilan teknis yustisial
Agama 3 Jumlah tenaga teknis yang promosi dan mutasi 2.368
untuk memenuhi kebutuhan pengadilan agama orang
3 Meningkatnya Tertib 1 Jumlah naskah kesyariahan yang disusun 2 naskah
Administrasi
Perkara Kasasi,
Peninjauan Kembali
(PK) dan
Kesyariahan
4 Meningkatnya 1 Jumlah naskah tata kelola di lingkungan Ditjen 7 naskah
Pelayanan Badilag yang disusun
Manajemen di 2 Jumlah pelaksanaan layanan sarana internal 44 unit
Lingkungan Ditjen
Badilag 3 Prosentase penyelenggaraan operasional dan 95%
pemeliharaan perkantoran

Adapun rincian alokasi anggaran Ditjen Badilag tahun 2021 adalah


sebagai berikut:

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


9
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Tabel 2. 2 Alokasi Anggaran Ditjen Perunit Kerja Tahun 2021

No Uraian Pagu %
1 Pusat (Ditjen Badilag) 42.042.248.000 46,24%
2 Daerah 48.875.618.000 53,76%
Jumlah 90.917.866.000 100,00%

Gambar 2. 1 Diagram Alokasi Anggaran Ditjen Perunit Kerja Tahun 2021

Dari alokasi anggaran sebesar Rp 90.917.866.000, digunakan Ditjen


Badilag untuk mendukung terwujudnya program tahun 2021 yang
tergambar seperti tabel dibawah ini:

Tabel 2. 3 Alokasi Anggaran Ditjen Badilag Tahun 2021

NO URAIAN ANGGARAN

TOTAL ANGGARAN 90.917.866.000

ANGGARAN PUSAT (DITJEN BADILAG) 42.042.248.000

Kegiatan Dukungan Manjemen dan Dukungan Teknis


1 36.869.269.000
Lainnya Ditjen Ditjen Badan Peradilan Agama

Jumlah naskah tata kelola di lingkungan Ditjen Badilag


3.405.007.000
yang disusun

Jumlah pelaksanaan layanan sarana internal 1.312.180.000

Prosentase penyelenggaraan operasional dan


32.152.082.000
pemeliharaan perkantoran

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


10
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

NO URAIAN ANGGARAN

2 Kegiatan Peningkatan Manajemen Peradilan Agama 2.060.588.000

Naskah Tata Kelola Administrasi Peradilan Agama 768.297.000

Dukungan Penyelesaian Administrasi Perkara 662.171.000

Aparatur Peradilan Yang Kompeten Dibidang


630.120.000
AdministrasiPerkara

Kegiatan Pengembangan Tenaga Teknis Peradilan


3 2.535.431.000
Agama

Naskah Pengembangan Tenaga Teknis Peradilan Agama 121.670.000

Tenaga Teknis Peradilan Agama yang Kompeten di bidang


403.473.000
Hukum

Tenaga Teknis yang Promosi dan Mutasi 2.010.288.000

Kegiatan Peningkatan Ketatalaksanaan Perkara


4 576.960.000
Kasasi dan PK serta Kesyar'iyahan

Pembinaan dan Pemecahan Masalah Kesyariahan 576.960.000

ANGGARAN DAERAH 48.875.618.000

Jumlah Orang miskin berperkara yang dilayani melalui


1 pembebasan biaya perkara dilingkungan Peradilan 7.751.530.000
Agama.
Jumlah Pihak berperkara yang dilayani melalui sidang di
2 13.878.224.000
luar gedung dilingkungan Peradilan Agama.

Jumlah orang yang mendapat layanan bantuan hukum


3 17.179.154.000
dilingkungan Peradilan Agama

Jumlah Admistrasi perkara jinayah di lingkungan


4 100.485.000
peradilan agama yang diselesaikan

5 Dukungan Penyelesaian Administrasi Perkara 9.276.265.000

Jumlah Pihak berperkara yang dilayani melalui sidang


6 689.960.000
terpadu dilingkungan peradilan Agama

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


11
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Ditjen Badilag Tahun 2021

Pengukuran tingkat capaian kinerja Ditjen Badilag dilakukan dengan cara


membandingkan antara target pencapaian setiap sasaran yang telah
ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2021 dengan realisasinya.
Secara keseluruhan tingkat capaian kinerja Ditjen Badilag sebesar 125,
57% yang dihitung berdasarkan persentase rata-rata capaian sasaran.
Adapun pencapaian target kinerja setiap sasaran adalah sebagai berikut:

SASARAN 1
MENINGKATNYA LAYANAN DUKUNGAN
PENYELESAIAN PERKARA DI LINGKUNGAN
PERADILAN AGAMA
Sasaran ini ditetapkan dalam rangka mewujudkan salah satu fungsi
Ditjen Badilag terkait Direktorat Pembinaan Administrasi Peradilan
Agama yaitu tertib administrasi dalam penyelesaian perkara yang selama
ini menjadi kendala di lingkungan peradilan agama. Ditjen Badilag yang
mempunyai fungsi Perumusan standar, norma, kriteria dan prosedur
dibidang pembinaan administrasi peradilan perlu melakukan solusi untuk
terciptanya sasaran ini, guna menciptakan keseragaman standard,
norma, kriteria serta prosedur dalam penyelesaian administrasi perkara di
lingkungan peradilan agama.

Untuk mewujudkan tercapainya sasaran ini ditetapkan 7 (tujuh) indikator


kinerja, sebagaimana pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. 1 Meningkatnya Layanan Dukungan Penyelesaian Perkara Di


Lingkungan Peradilan Agama

CAPAIAN
SASARAN INDIKATOR REALI
NO TARGET
STRATEGIS KINERJA SASI 2021 2020 2019
1. Meningkatnya 1. Jumlah naskah 4 4 100% 100 100%
Layanan tata kelola di Naskah Naskah %
Dukungan lingkungan
Penyelesaian
peradilan agama

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


12
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

CAPAIAN
SASARAN INDIKATOR REALI
NO TARGET
STRATEGIS KINERJA SASI
2021 2020 2019
Perkara di yang
Lingkungan disusun/disemp
Peradilan urnakan
Agama
2. Jumlah tenaga 3.766 3.777 100,29 106,4 107,5
teknis peradilan orang orang % % %
agama yang
kompeten
dibidang
administrasi
peradilan agama
3. Jumlah Orang 17.766 33.879 190,70 123,7 152%
miskin orang orang % %
berperkara yang
dilayani melalui
pembebasan
biaya perkara
dilingkungan
Peradilan Agama
4. Jumlah Pihak 28.906 38.287 132,45 142,2 163,71
berperkara yang orang orang % % %
dilayani melalui
sidang di luar
gedung
dilingkungan
Peradilan Agama
5. Jumlah orang 177.442 281.167 158,46 140,3 172,38
yang mendapat orang orang % % %
layanan bantuan
hukum
dilingkungan
Peradilan Agama
6. Jumlah 319 531 166,46 91,54 75,28
Admistrasi perkara perkara % % %
perkara jinayah
di lingkungan
peradilan agama
yang
diselesaikan
7. Jumlah Pihak 3.306 6.502 196,67 199,1 NA
berperkara yang orang orang % %
dilayani melalui
sidang terpadu
dilingkungan
peradilan Agama

Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah


sebagai berikut:

Indikator Kinerja Ke 1: Jumlah Naskah Tata Kelola Di Lingkungan


Peradilan Agama Yang Disusun/Disempurnakan

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


13
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Jumlah naskah tata kelola di lingkungan peradilan agama yang


disusun/disempurnakan merupakan naskah yang disusun oleh Ditjen
Badilag dalam rangka penyeragaman dan standarisasi pengelolaan
administrasi peradilan, penyajian informasi layanan pengadilan dan
transparansi pengelolaan keuangan perkara sebagai upaya meningkatkan
pelayanan dan kepercayaan masyarakat kepada pengadilan, pemenuhan
kebutuhan reformasi birokrasi dan sebagai acuan serta bahan kebijakan
dalam mencapai tujuan dalam mempercepat proses penyelesaian perkara
di lingkungan peradilan agama.

Dari target 4 naskah tata kelola yang disusun/disempurnakan, Ditjen


Badilag telah menyusun 4 naskah tata kelola sehingga tercapai 100%,
pencapaian ini sama dengan tahun 2020 sebesar 100%. Adapun naskah
tata kelola yang disusun/disempurnakan di lingkungan peradilan agama
tahun 2021 yaitu:

1) Reviu SOP Penyelesaian Perkara


Standar Operasional Prosedur (SOP) penyelesaian perkara disusun
dan disahkan pada tahun 2015, seiring berkembangnya regulasi dan
perubahan makanisme penyelesaian perkara, Direktorat Jenderal
badan Peradilan Agama mengadakan kegiatan Reviu SOP Penyelesaian
Perkara yang diawali dengan melakukan inventarisasi dan
pengumpulan bahan reviu melalui sebaran kuisioner kepada seluruh
pengadilan agama untuk mengetahui sejauh mana SOP dapat
terimplementasi dan SOP yang sudah tidak dapat dilaksanakan
karena adanya perubahan regulasi yang menyebabkan perubahan
mekanisme atau prosedur. Berdasarkan hasil kuisioner yang telah
ditabulasi, maka akan dilakukan identifikasi kesesuaian SOP dengan
regulasi-regulasi yang telah mengalami perubahan sehingga akan
tersusun draft SOP yang perlu dilakukan penyesuaian atau
perubahan.
Selanjutnya draft SOP penyesuaian/perubahan dilakukan
pembahasan
yang dilaksanakan di Hotel Mirah Bogor dari tanggal 23-27 Agustus
2021. Acara dibuka langsung oleh Dirjen Badilag, Dr. Drs. H. Aco Nur,
S.H., M.H. Dalam arahannya, Dirjen Badilag menekankan kepada Tim
untuk memperhatikan beberapa hal. “Tim ini harus memperhatikan
segala masukan dan beberapa hal yang belum dimasukkan, seperti

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


14
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

ketentuan administrasi perkara jinayat, administrasi persidangan dan


perkara secara elektronik, dan juga persidangan pidana elektronik,
dan semoga bisa diselesaikan secepatnya, karena reviu SOP
penyelesaian perkara ditunggu-tunggu seluruh warga peradilan,
khususnya tenaga teknis”. Tim pembahas terdiri dari Direktur
Pembinaan Administrasi Peradilan Agama, Hakim Yustisial/Asisten
Hakim Agung dan pejabat struktural Ditjen Badan Peradilan Agama.
Kegiatan ini menghasilkan draft final reviu SOP Penyelesaian Perkara
yang akan di finalisasi dengan para Yang Mulia Hakim Agung Kamar
Agama.

Gambar 3. 1 Kegiatan Reviu SOP Peradilan Agama

Finalisasi reviu SOP Penyelesaian Perkara dilaksanakan di The Trans


Luxury Hotel Bandung selama 4 hari. Kegiatan dibuka oleh Dirjen
Badilag, Dr. Drs. H. Aco Nur, S.H., M.H., kemudian presentasi draft
disampaikan oleh Direktur Pembinaan Administrasi Peradilan Agama
untuk selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap oleh para Yang
Mulia Hakim Agung Kamar Agama.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


15
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Gambar 3. 2 Diskusi Kegiatan Reviu SOP Peradilan Agama

Satu persatu SOP dibahas untuk memastikan kesesuaian proses


dengan regulasi yang berlaku dan kondisi lapangan, sehingga pada
akhir kegiatan didapat satu buah naskah SOP Penyelesaian Perkara
yang sudah sesuai dengan regulasi dan mekanisme penyelesaian
perkara terbaru. Kegiatan finalisasi diakhiri dengan pengesahan
naskah oleh Ketua Kamar Agama sekaligus menutup acara secara
resmi.

2) Penyusunan Statistik Perkara

Statistik perkara adalah salah satu naskah penting yang harus


disusun oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, karena
naskah tersebut sangat dibutuhkan tidak hanya internal Mahkamah
Agung khususnya Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama,
namun juga sangat dibutuhkan oleh stakeholders dari instansi
pemerintah atau lembaga non pemerintah baik dari dalam maupun
luar negeri.
Statistik perkara juga menjadi salah satu sarana dalam menyajikan
capaian kinerja penyelesaian perkara, dimana penyelesaian perkara
merupakan core bussines dari pengadilan. Melalui statistik perkara
juga akan menjadi bahan analisa dalam pengambilan beberapa

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


16
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

kebijakan pemerintah yang bersifat nasional, seperti pemenuhan hak


perempuan dan anak.
Penyusunan naskah statistik perkara dilakukan dengan melakukan
kompilasi laporan perkara pengadilan tingkat pertama yang terdiri
dari 24 jenis laporan (LIPA) sebagai berikut:
1. Laporan keadaan perkara (LIPA.1)
2. Laporan perkara yang dimohonkan banding (LIPA.2)
3. Laporan perkara yang dimohonkan kasasi (LIPA.3)
4. Laporan perkara yang dimohonkan peninjauan kembali (LIPA.4)
5. Laporan perkara yang dimohonkan eksekusi (LIPA.5)
6. Laporan kegiatan hakim (LIPA.6)
7. Laporan keuangan perkara (LIPA.7a)
8. Laporan keuangan perkara eksekusi (LIPA.7b)
9. Laporan keuangan perkara konsignasi (LIPA.7c)
10. Laporan perkara diterima, dicabut dan diputus menurut jenis
perkara (LIPA.8)
11. Laporan perkara khusus PP. Nomor 10 Tahun 1983 jo. PP.
Nomor 45 Tahun 1990 (LIPA.9)
12. Laporan penyebab terjadinya perceraian (LIPA.10)
13. Laporan uang iwadl (LIPA.11)
14. Laporan mediasi (LIPA.12)
15. Laporan penerbitan akta cerai (LIPA.13)
16. Laporan pelaksanaan sidang di luar gedung (LIPA.14)
17. Laporan pelaksanaan pembebasan biaya (prodeo) (LIPA.15)
18. Laporan pelaksanaan posbakum (LIPA.16)
19. Laporan penerimaan hak-hak Kepaniteraan (HHK) (LIPA.17)
20. Laporan penerimaan hak-hak Kepaniteraan lainnya (HHKL)
(LIPA.18)
21. Laporan minutasi perkara (LIPA.19)
22. Laporan tingkat penyelesaian perkara (LIPA.20)
23. Laporan verzet terhadap putusan verstek (LIPA.21)
24. Laporan penanganan bantuan pemanggilan/pemberitahuan
(LIPA.22)
25. Laporan perkara e-Court (LIPA.23)
26. Laporan persidangan elektronik (LIPA.24)
Untuk meningkatkan kualitas naskah statistik perkara, Direktorat
Pembinaan Administrasi Peradilan Agama melaksankan kegitan

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


17
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

penyusunan naskah statistik perkara pada tanggal 24 mei 2021


dengan mengundang Ibu Nuriana, S.Si, M.Stat. Statistisi Ahli Madya
Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai narasumber. salah satu hal yang
disampaikan adalah "Dalam menyusun statistik poin utama adalah
validitas data yang disajikan, karena statistik merupakan informasi
yang akan menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan".

Gambar 3. 3 Kegiatan Penyusunan Statistik Perkara di


Lingkungan PA
Statistik perkara yang sudah disusun dan disahkan selanjutnya akan
dibukukan dalam bentuk hardcopy maupun softcopy yang di upload
kedalam wesite resmi Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama.

3) Penyusunan Geografi Wilayah Hukum

Geografi wilayah hukum merupakan naskah yang menginformasikan


kondisi wilayah hukum (yurisdiksi) pengadilan dalam menjalankan
kewenangannya.

Pada Tahun 2021, Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama


melakukan penyusunan geografi wilayah hukum pada tanggal 12
November 2021 dan fokus pada Pengadilan Tingkat Pertama dengan
melakukan perbandingan yurisdiksi pengadilan berdasarkan
Keputusan Presiden dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7
Tahun 2015 yang telah diubah dengan Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 1 Tahun 2017.

Pelaksanaan penyusunan ini dikomandoi oleh Subdit Statistik dan


Dokumentasi pada Direktorat Pembinaan Administrasi Peradilan

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


18
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Agama diawali dengan identifikasi, observasi dan pengumpulan bahan


secara on the spot ke beberapa pengadilan, kemudian dilakukan
analisa antara hasil observasi dengan regulasi yang ada sehingga
tersusun draft naskah awal.

Selanjutnya draft naskah dibahas secara daring (online) oleh pimpinan


Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama dengan melibatkan
Panitera dan Sekretaris Pengadilan Agama Kelas IA, untuk kemudian
disahkan dan dibukukan.

Gambar 3. 4 Kegiatan Penyusunan Geografi Wilayah Hukum

4) Penyusunan Laporan Keuangan Perkara

Salah satu tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Badan Peradilan


Agama adalah “membantu Sekretaris Mahkamah Agung dalam
merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di
bidang pembinaan administrasi peradilan agama”. Adapun Direktorat
Pembinaan Administrasi Peradilan Agama mempunyai tugas dan
fungsi antara lain “melaksanakan bimbingan teknis dan evaluasi di
bidang administrasi Peradilan Agama”.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut terutama yang


berkaitan dengan tugas pelayanan kepada masyarakat pencari
keadilan, pengadilan agama berpedoman pada Surat Keputusan
Ketua Mahkamah Agung RI Nomor KMA/00l/SK/1991 tanggal 24
Januari 1991 tentang Pola-pola Pembinaan dan Pengendalian
Administrasi (Pola Bindalmin) PA/PTA termasuk didalamnya Pola
tentang Keuangan Perkara.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


19
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Implementasi Pola Bindalmin terutama pola tentang keuangan


perkara tersebut tidak selamanya berjalan sesuai dengan harapan
dan tujuan, namun adakalanya ditemui berbagai macam kendala baik
berupa kendala teknis berupa ketersediaan sarana dan anggaran,
maupun non teknis berupa ketersediaan dan kemampuan dari
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada. Terlepas dari berbagai macam
kendala tersebut, pengadilan tetap harus di tuntut transparansi
dalam pengelolaan administrasi keuangan perkara dan uang titipan
pihak ketiga.

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemerikasa Keuangan (BPK)


menyatakan bahwa pengelolaan keuangan perkara dan uang titipan
pihak ketiga pada MA RI dan Badan Peradilan dibawahnya kurang
transparan dan akuntabel mengakibatkan pengelolaan keuangan
perkara tidak terkontrol dengan baik dan menimbulkan penggunaan
sisa biaya proses untuk kegiatan kegiatan yang tidak berhubungan
langsung dengan proses penyelesaian perkara.

Ketersediaan laporan keuangan perkara yang benar-benar dapat


dipertanggungjawabkan validitasnya diperoleh dengan melakukan
suatu bentuk penghimpunan, perumusan instrumen, rekonsiliasi
antara oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama MA RI dengan
Satker sehingga menghasilkan laporan keuangan perkara dan uang
titipan pihak ketiga yang transparan dan dapat
dipertanggungjawaban.

Pencapaian ini tentu saja harus sejalan dengan misi Ditjen Badilag
Berdasarkan uraian tersebut di atas, untuk mencapai salahsatu misi
Direktorat Pembinaan Administrasi Peradilan Agama yaitu
“Meningkatkan profesionalisme aparatur peradilan agama;
Mewujudkan manajemen peradilan agama yang modern”, maka
Direktorat Pembinaan Administrasi Peradilan Agama memandang
perlu menyelenggarakan kegiatan penyusunan Laporan Keuangan
Perkara yang hasilnya diharapkan dalam upaya meningkatkan
kepercayaan publik dan opini laporan keuangan dari BPK yang wajar
tanpa pengecualian.

Pada tahun 2021, Direktorat Pembinaan Administrasi Peradilan


Agama mengembangkan aplikasi kinerja satker (kinsatker) yang
terkoneksi dengan aplikasi e-keuangan perkara sebagai sarana untuk

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


20
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

menyampaikan laporan keuangan perkara, sehingga proses kompilasi


dan analisa laporan keuangan perkara yang akan disusun menjadi
naskah menjadi lebih cepat.

Selanjutnya draft laporan dilakukan rekonsiliasi dengan panitera


muda hukum pengadilan tingkat banding sebagai koordinator
penyusun laporan keuangan perkara wilayah, dengan hasil
rekonsiliasi laporan keuangan perkara akan disusun menjadi naskah
yang akan disahkan

Indikator Kinerja Ke 2: Jumlah Tenaga Teknis Peradilan Agama


Yang Kompeten Dibidang Administrasi
Peradilan Agama

Terwujudnya penyelesaian perkara yang tepat waktu sebagaimana


tertuang dalam Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015
merupakan salah satu tujuan Mahkamah Agung yang ingin dicapai
demi meningkatkan layanan bagi masyarakat pencari keadilan, salah
satu kunci keberhasilan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan
tersedianya tenaga teknis yang kompeten dibidang administrasi
peradilan.

Untuk memenuhi hal tersebut, Direktorat Jenderal Badan Peradilan


Agama sesuai dengan kewenangannya melakukan pembinaan,
pelatihan dan bimbingan teknis kepada aparatur di Lingkungan
Peradilan Agama baik dilakukan secara langsung maupun di
delegasikan kepada Pengadilan Tingkat Banding. Berikut rincian
pelaksanaan Bimbingan Teknis tahun 2021

Tabel 3.2 Tabel Rincian Pelaksanaan Bimbingan Teknis Tahun 2021

Kegiatan Bimtek Penanggunjawab Peserta Suber


No
Yang Dilaksanakan Output Kegiatan Bimtek Dana

Bimtek Teknis
1 29 PTA 1315 DIPA Murni
Administrasi Kepaniteraan
Bimbingan
2 29 PTA 2110 DIPA PNBP
Teknis/Sosialisasi

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


21
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Penerimaan Negara Bukan


Pajak

Kegiatan Bimtek Penanggunjawab Peserta Suber


No
Yang Dilaksanakan Output Kegiatan Bimtek Dana
60 (PA
Bimbingan Teknis Layanan
Semarang
3 Bagi Penyandang Ditjen Badilag DIPA Murni
dan PA
Disabilitas
Malang
Bimbingan Teknis
4 Administrasi Perkara Ditjen Badilag 292 DIPA Murni
Secara Elektronik

Dari target 3.766 orang terealisasi 3.777 orang sehingga capainnya


100%. Adapun bimtek kali ini dilaksanakan pada beberapa jenis
bimtek, yaitu:

1. Kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi Administrasi Perkara


dan Persidangan Secara Elektronik

Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara Pasal 70 ayat (1) menyatakan bahwa setiap pegawai ASN
memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi
diperjelas dengan peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi ASN
yang mengatur tentang Teknis Penyusunan Kebutuhan dan
Rencana Pengembangan Kompetensi minimal 20 JPL serta
pembagian tugas dan kewenangan pengembangan kompetensi ASN
antara LAN, Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) pada Instansi
Teknis dan PPK pada instansi Pembina Jabatan Fungsional.

Selain itu, Rancangan Teknokratik RPJMN juga menegaskan bahwa


salah satu dari 7 (tujuh) agenda pembangunan RPJMN Tahun
2020-2024, yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia yang
berkualitas dan berdaya saing dalam rangka meningkatkan
produktifitas dan saya saing.

Diselenggarakannya Bimbingan Teknis Peradilan Secara Elektronik


adalah untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme ASN
dalam rangka membangun SDM unggul di bidang pengelolaan
Kepaniteraan di lingkungan peradilan agama seluruh Indonesia,
dengan fokus pelaksanaan di bidang administrasi Kepaniteraan
salah satunya yakni e-keuangan dan kinsatker.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


22
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Kegiatan Bimbingan Teknis Administrasi Peradilan Secara


Elektronik diselenggarakan secara tatap muka pada beberapa
Pengadilan Tinggi Agama di wilayah hukumnya. Kegiatan tersebut
dilaksanakan pada bulan Mei hingga Agustus 2021.

Gambar 3. 5 Kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi


Administrasi Perkara dan Persidangan Secara Elektronik

Tabel 3.3 Tabel Kegiatan Bimbingan Teknis Administrasi


Peradilan Secara Elektronik

WAKTU
NO WILAYAH JUMLAH PESERTA
PELAKSANAAN
1. PTA Medan 27 -29 Mei 2021 46 orang (Panitera,
Panmud Hukum,
Panmud Banding dan
Panitera Pengganti)
2. PTA Surabaya 9 – 11 Juni 2021 84 orang (Panmud,
Panitera Pengganti,
kasir dan Tenaga
Kontak)
3. PTA Samarinda 14 – 16 Juni 2021 30 orang (Panmud dan
kasir)
4. PTA Yogyakarta 16 – 17 Juni 2021 25 orang (Hakim,
Panitera, dan Jurusita)

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


23
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

WAKTU
NO WILAYAH JUMLAH PESERTA
PELAKSANAAN
5. PTA Jayapura 26 – 28 Juli 2021 21 orang (Panitera,
Panmud, Analis
Perkara, Jurusita)
6. Mahkamah Syar’iyah 24 – 26 Agustus 2021 50 orang (Panmud, PP,
Aceh Operator SIPP dan
Kasir)
7. PTA Banten 28 – 30 September 36 orang (Hakim,
2021 Panitera, Panmud,
Jurusita, Kasir dan
Operator SIPP)

Dengan diadakannya Bimbingan Teknis Administrasi Secara


Elektronik tersebut, akan tercipta Aparatur Sipil Negera (ASN)
khususnya kepaniteraan yang memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas kepaniteraan yang handal dan
profesional pada Pengadilan Agama seluruh Indonesia yang
berintegrasi dalam melaksanakan tupoksi secara benar dan tepat
sesuai ketentuan untuk terwujudnya capaian yang diharapkan
yaitu Peradilan yang Agung.

Melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) ini, Aparatur Sipil


Negara khususnya bagian Kepaniteraan dapat menambah kualitas
keilmuan, sehingga kinerja di bidang kepaniteraan khususnya
masalah e-keuangan yang sudah diperoleh selama bimtek dapat
diimplementasikan pada tugas masing-masing.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


24
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Gambar 3. 6 Kegiatan Bimbingan Teknis Administrasi Peradilan


Secara Elektronik di Satker

Selain itu pada Bimtek ini didapatkannya satu persepsi tentang


pengisian aplikasi baru e-keuangan yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama sehingga satuan kerja
dapat dengan mudah mengisi menu dan laporan secara realtime
dan update.

2. Kegiatan Bimbingan Teknis Layanan Bagi Penyandang


Disabilitas

Pengadilan Inklusif menjadi harapan besar saat ini bagi


masyarakat, khususnya bagi mereka yang berkebutuhan khusus,
seperti Ibu hamil, Kaum renta maupun penyandang disabilitas, dan
secara nasional ini juga masuk dalam program prioritas
pembangunan nasional.

Stigma bahwa pengadilan masih jauh dari harapan kaum rentan


yang berkebutuhan khusus di pengadilan, khususnya kaum difabel
menjadi isu penting untuk menjadi perhatian dalam rangka
peningkatan layanan Pengadilan.

Dalam menyikapi berbagai isu layanan disabilitas, melalui


Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Nomor
206/DJA/SK/I/2021 melakukan terobosan dengan menetapkan
Standar Layanan Bagi Penyandang Disabilitas di Lingkungan
Peradilan Agama.

Salah satu poin penting dalam standar tersebut adalah prosedur


dan etika pelayanan oleh Aparatur Pengadilan bagi Penyandang
Disabilitas, sehingga perlu dilakukan bimbingan teknis layanan
bagi penyandang disabilitas dalam rangka membangun sensitifitas
hakim maupun pegawai dalam melakukan pelayanan baik pada
saat pengadministrasian perkara maupun pada saat persidangan.

Bimbingan Teknis dilakukan terhadap aparatur pengadilan yang


bersinggungan langsung dengan para pencari keadilan pada
beberapa pengadilan pilot project percontohan ramah disabilitas
dengan mekanisme melalui Diklat di Tempat Kerja (DDTK) dengan
menggunakan metode ceramah, praktek dan diskusi ke beberapa
satuan kerja percontohan ramah disabilitas. Diharapkan peserta

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


25
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

yang telah mengikuti bimbingan teknis, dapat


mengimplementasikan Standar Layanan Bagi Penyandang
Disabilitas di Lingkungan Peradilan Agama yang telah ditetapkan
serta menjadi penambah wawasan yang berujung pada
peningkatan layanan pengadilan.

Ruang lingkup bimbingan teknis layanan bagi penyandang


disabilitas ini meliputi 2 aspek yaitu pengetahuan aparat
pengadilan dalam hal aksesibilitas terhadap pengadilan baik
aksesibilitas sarana prasara maupun informasi dan kompetensi
aparatur pengadilan dalam melayani kaum disabilitas.

Tujuan penyelengaraan Kegiatan Bimbingan Teknis Layanan Bagi


Penyandang Disabilitas Peradilan Agama ialah:

a. Meningkatkan Kompetensi, Kapabilitas, Keterampilan,


Pengetahuan terhadap Aparatur Peradilan Agama dalam
Pelayanan Penyandang Disabilitas di Pengadilan;
b. Menjadi sarana sosialisasi dan peralihan komunikasi yang lebih
intensif, efektif, dan optimal kepada seluruh stakeholder satuan
kerja di lingkungan Peradilan Agama mengenai Standar
Pelayanan Terhadap Penyandang Disabilitasi di Pengadilan;
c. Memberikan pedoman kerja bagi seluruh aparatur pengadilan
dalam lingkungan Peradilan Agama dalam melayani pihak
beperkara yang termasuk dalam kategori penyandang
disabilitas.

Peserta Kegiatan Bimbingan Teknis Layanan Bagi Penyandang


Disabilitas Tahun Anggaran 2021 adalah Hakim, Panitera,
Sekretaris, Panitera Pengganti, Petugas PTSP dan Petugas
Keamanan (Satpam) pada beberapa Pengadilan Agama percontohan
ramah disabilitas.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


26
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Gambar 3. 7 Kegiatan Bimbingan Teknis Layanan Bagi


Penyandang Disabilitas

Narasumber dan Moderator Kegiatan Bimbingan Teknis Layanan


Bagi Penyandang Disabilitas Tahun Anggaran 2021 terdiri dari
internal yang berasal dari Kamar Agama Mahkamah Agung
dan/atau Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, dan
eksternal berasal dari praktisi/akademisi yang membidangi atau
fokus dalam hal pemenuhan kebutuhan layanan penyandang
disabilitas.

Gambar 3. 8 Kegiatan Bimbingan Teknis Layanan Bagi


Penyandang Disabilitas (2)

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


27
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

3. Kegiatan Bimbingan Teknis Kepaniteraan Peradilan Agama

Penyelesaian administrasi perkara di lingkungan peradilan agama


diatur dengan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor
KMA/001/SK/I/1991 tentang Pola-pola Pembinaan dan
Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan
Pengadilan Tinggi Agama, atau yang disebut dengan istilah Pola
Bindalmin. Di dalamnya diatur lima pola, yaitu Pola
Penyelenggaraan Administrasi Perkara, Pola Register Perkara, Pola
Keuangan Perkara, Pola Kearsipan Perkara dan Pola Pelaporan
Perkara.

Pola Prosedur Penyelenggaraan Administrasi Perkara mengatur


bagaimana proses penyelenggaraan administrasi perkara pada
pengadilan tingkat pertama yang meliputi prosedur penerimaan
perkara tingkat pertama, prosedur penerimaan permohonan
banding, prosedur penerimaan permohonan kasasi dan prosedur
penerimaan permohonan peninjauan kembali. Selain itu juga
mengatur bagaimana penyelenggaraan administrasi perkara pada
pengadilan tingkat banding.

Terbitnya Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018


tentang Administrasi Peradilan Secara Elektronik yang telah
diubah dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2019
tentang Administrasi Perkara dan Persidangan Secara Elektronik,
membawa perubahan yang signifikan dalam mekanisme
penyelenggaraan administrasi perkara.

Banyaknya permasalahan sita dan eksekusi yang membutuhkan


waktu sangat lama maupun tidak selesai meskipun sudah berjalan
bertahun-tahun, sehingga menjadi salah satu fokus yang harus
menjadi perhatian.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


28
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Gambar 3. 9 Kegiatan Bimbingan Teknis Kepaniteraan


Peradilan Agama

Dengan adanya kebijakan Mahkamah Agung dan menjawab


permasalahan tersebut, tentu saja harus dibarengi dengan
kemampuan SDM aparat peradilan agama. Oleh karena itu, dalam
rangka meningkatkan kemampuan SDM aparat peradilan agama
dalam mengimplementasikan administrasi perkara dan
persidangan secara elektronik serta penanganan sita/eksekusi.

Gambar 3. 10 Kegiatan Bimbingan Teknis Kepaniteraan tentang


Sita dan Eksekusi Peradilan Agama

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


29
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Bimtek kepaniteraan peradilan agama dilaksanakan oleh


pengadilan tingkat banding terhadap tenaga teknis kepaniteraan
(panitera dan jurusita) pada masing-masing wilayah hukumnya.

4. Kegiatan Bimbingan Teknis/Sosialisasi PNBP

Pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah dalam pelayanan,


pengaturan, perlindungan masyarakat, kepastian hukum, dan
pengelolaan kekayaan negara, termasuk pemanfaatan sumber daya
alam, dapat mewujudkan suatu bentuk penerimaan negara yang
disebut PNBP. PNBP merupakan salah satu sumber pendapatan
negara yang memiliki kontribusi cukup besar dalam menunjang
anggaran pendapatan dan belanja negara, melalui optimalisasi
penerimaan negara.

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018 tentang Penerimaan Negara


Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP adalah pungutan
yang dibayar oleh orang pribadi atau badan dengan memperoleh
manfaat langsung maupun tidak langsung atas layanan atau
pemanfaatan sumber daya dan hak yang diperoleh negara,
berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang menjadi
penerimaan Pemerintah Pusat diluar penerimaan perpajakan dan
hibah dan dikelola dalam mekanisme anggaran pendapatan dan
belanja negara.

Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2019 tentang


Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
berlaku pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada
dibawahnya telah memberikan dampak yang signifikan dalam hal
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Mahkamah Agung RI. Hal
ini dibuktikan dengan capaian PNBP Tahun 2020 yang melampaui
dari target yang telah ditetapkan.

Mahkamah Agung sebagai salah satu pelaksana kekuasaan


kehakiman yang membawahi 4 (empat) lingkungan Peradilan
dengan jumlah satuan kerja (Satker) 910 (Sembilan ratus sepuluh)
yang mencakup seluruh Indonesia, dirasakan masih belum optimal
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan
karena terbatasnya anggaran yang bersumber dari APBN, sehingga
banyak kebutuhan yang belum terpenuhi.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


30
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Berdasarkan capaian tersebut melalui surat Sekretaris Mahkamah


Agung Nomor 1500/SEK/KU.04.2/10/2019 tanggal 10 Oktober
2019, mengajukan permohonan izin penggunaan anggaran PNBP
kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia yang dijawab dengan
Surat Nomor S-446/MK.02/2020 tanggal 29 Mei 2020 perihal Izin
Penggunaan Anggaran PNBP Mahkamah Agung. Yang kemudian
telah ditetapkan alokasi anggaran PNBP bagi masing-masing
lingkungan Peradilan melaui mekanisme pengguna anggaran
terpusat pada unit eselon I dengan ketentuan anggaran tersebut
dipergunakan dalam meningkatkan percepatan penyelesaian
perkara, sehingga akan memberi efek peningkatan layanan bagi
para pencari keadilan.

Penggunaan anggaran yang bersumber PNBP menjadi hal baru bagi


sehingga perlu dilakukan bimbingan teknis dan sosialisasi PNBP
kepada SDM pengadilan yang bertindak sebagai penanggung jawab
dan pengelola anggaran pada satuan kerja, sehingga diharapkan
akan memiliki pemahaman dan kemampuan dalam pengelolaan
anggaran PNBP yang sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan.

Gambar 3. 11 Kegiatan Bimbingan Teknis PNBP

Bimtek akan fokus pada pengelolaan anggaran PNBP dari mulai


perencanaan target, pengajuan Maksimum Pencairan (MP),
pelaksanaan kegiatan, mekanisme revisi, pertanggungjawaban
keuangan dan laporan kegiatan.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


31
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Gambar 3. 12 Kegiatan Sosialisasi PNBP

Pelaksana kegiatan bimtek adalah pengadilan tingkat banding di


lingkungan peradilan agama dengan peserta berasal dari
pengadilan tingkat pertama yang berada di wilayah hukum masing-
masing, materi disampaikan oleh narasumber internal Mahkamah
Agung yang berasal dari Badan Urusan Administrasi atau
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama dan narasumber
eksternal yang berasal dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan atau
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) setempat.

Indikator Kinerja Ke 3: Jumlah Orang Miskin berperkara yang


dilayani Melalui Pembebasan Biaya
Perkara dilingkungan Peradilan Agama

Salah satu layanan peradilan bagi masyarakat tidak mampu yang


diatur dalam Perma Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian
Layanan Hukum bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan adalah
layanan pemberian pembebasan biaya perkara bagi masyarakat tidak
mampu secara ekonomi yang dapat dibuktikan secara sah.
Pembebasan biaya perkara artinya seluruh biaya dalam proses
beperkara di tanggung oleh Negara melalui anggaran pada DIPA
Pengadilan.
Pada tahun 2021 satker di lingkungan peradilan agama mendapatkan
alokasi anggaran pembebasan biaya perkara (Prodeo) sebesar Rp
7.751.530.000,-. yang terdapat pada 408 satker dengan jumlah perkara

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


32
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

yang diselesaikan melalui anggaran DIPA sebesar 33.879 perkara dari


target yang ditetapkan sebesar 17.766 perkara dengan capaian
190,70%. Adapun faktor yang mendukung tercapainya realisasi kinerja
pembebasan biaya perkara adalah:
1. Didalam pasal 7 ayat 2 Perma Nomor 1 tahun 2014 tentang
Pedoman Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak
Mampu Di Pengadilan, disebutkan bahwa dimungkinkan
penggunaan Basis Data Terpadu Pemerintah sebagai syarat
permohonan pembebasan biaya perkara, memenuhi hal tersebut
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama mengembangkan
Aplikasi penggunaan basis data kemiskinan bekerja sama dengan
Tim Nasional Percepatan penanggulangan Kemiskanan (TNP2K)
yang dapat digunakan para masyarakat tidak mampu untuk
melakukan permohonan pembebasan biaya perkara tanpa harus
menunjukan dokumen stastus kependudukan lainya;
2. Didalam Perma Nomor 1 tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian
Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu Di Pengadilan,
didalam pasal 13 ayat 4 disebutkan bahwa dimungkinkan sisa
anggaran untuk setiap perkara dapat digunakan untuk perkara
berikutnya yang menyebabakan target yang sudah ditentukan dapat
bertambah dengan ketentuan tidak melewati jumlah anggaran yang
tersedia pada anggaran satuan pengadilan;
3. Mekanisme permohonan pembebasan biaya perkara sepanjang
memenuhi persyartan formil tidak akan medapat penolakan oleh
pengadilan bahkan dalam hal anggaran DIPA habis, maka
pembebasan biaya perkara dilakukan secara cuma-cuma (Prodeo
Murni)..
Berikut data layanan pembebasan biaya perkara di Lingkungan
Peradilan Agama pada tahun 2021:

Tabel 3.4 Gambaran Pembebasan Biaya Perkara di Lingkungan Peradilan


Agama

Capaian Capaian
Target Realisasi Pagu Realisasi
No. Kegiatan Kinerja Anggaran
Kinerja Kinerja
(%) (Rp.) (Rp.) (%)
Jumlah Orang
miskin berperkara
yang dilayani melalui
17.766 33.879
1 pembebasan biaya 190,70% 7.751.530.000 7.730.746.498 99,73%
orang orang
perkara
dilingkungan
Peradilan Agama

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


33
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Indikator Kinerja Ke 4: Jumlah Pihak berperkara yang dilayani


melalui sidang diluar gedung Pengadilan
dilingkungan Peradilan Agama

Tabel 3.5 Tabel Perkara Yang Diselesaikan Di Luar Gedung


Pengadilan

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 2021


Persentase Perkara Yang Diselesaikan Di
100% 132,45% 132,45%
Luar Gedung Pengadilan

Masyarakat yang tinggal di daerah pelosok atau daerah yang jauh dari
gedung kantor pengadilan mengalami hambatan besar dalam
mengakses pengadilan. Hambatan tersebut antara lain, minimnya
sarana transportasi dan mahalnya ongkos bepergian dari dan ke kantor
pengadilan. Untuk membantu menangani kendala geografis tersebut,
Ditjen Badilag dari tahun ke tahun menggalakkan program sidang di
luar gedung pengadilan.

Program sidang di luar gedung Pengadilan ini dapat dilakukan secara


tetap, berkala atau sewaktu-waktu yang membantu masyarakat dalam
memperoleh keadilan. Sidang Diluar Gedung Pengadilan atau yang
dikenal dengan istilah Sidang Keliling merupakan Program Prioritas
Nasional (Pronas) Mahkamah Agung dalam memberikan pelayanan
prima kepada masyarakat pencari keadilan terutama bagi masyarakat
miskin dan terpinggirkan.

Gambar 3. 13 Penyelenggaraan Sidang Diluar Gedung Pengadilan


yang di Selenggarakan oleh PA Bojonegoro

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


34
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Pada tahun 2021, satker di lingkungan peradilan agama mendapatkan


alokasi anggaran sidang diluar gedung pengadilan sebesar Rp
13.878.224.000- yang terdapat pada 324 satker dengan jumlah perkara
yang diselesaikan sebesar 38.287 perkara dari target yang ditetapkan
oleh Ditjen Badilag sebesar 28.906 perkara dengan capaian 132,45%.
Faktor yang mendukung tercapainya realisasi kinerja sidang diluar
gedung pengadilan adalah Mekanisme sidang diluar gedung pengadilan
lebih bersifat “proaktif”, atau dengan kata lain pengadilan yang
mendatangi masyarakat pencari keadilan, sehingga masyarakat yang
sulit atau tidak mampu menjangkau gedung Pengadilan akibat
keterbatasan biaya, transportasi maupun jarak yang jauh dari gedung
pengadilan dapat merasakan kemudahan dengan adanya program
tersebut, sehingga sangat membatu masyarakat yang beperkara
dipengadilan;
Berikut data layanan sidang di luar gedung pengadilan di Lingkungan
Peradilan Agama pada tahun 2021:

Tabel 3.6 Gambaran Perkara Yang Disidangkan DiLuar Gedung di


Lingkungan Peradilan Agama
Capaian Capaian
Target Realisasi Pagu Realisasi
No. Kegiatan Kinerja Anggaran
Kinerja Kinerja
(%) (Rp.) (Rp.) (%)
Perkara
dilingkungan
Peradilan
Agama yang 28.906 38.287
1 132,45% 13.878.224.000 13.683.769.058 98,60%
diselesaikan orang orang
melalui
sidang diluar
Gedung

Indikator Kinerja Ke 5: Jumlah orang yang mendapat layanan


batuan hukum lingkungan Peradilan Agama

Tabel 3.7 Tabel Jumlah Jam Layanan Bantuan Hukum di


Lingkungan Peradilan Agama

Capaian
Indikator Kinerja Target Realisasi
2021
Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu
Yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum 100% 158,46% 158.46%
(Posbakum)

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


35
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Posbakum Pengadilan memberikan manfaat yang besar bagi para


pencari keadilan terutama bagi mereka yang tidak mampu serta
memiliki pengetahuan yang terbatas dalam masalah hukum karena
melalui program ini masyarakat dapat memperoleh layanan hukum
berupa pemberian informasi, konsultasi dan advis hukum serta
pembuatan dokumen hukum yang dibutuhkan dalam proses
penyelesaian perkara dipengadilan secara cuma-Cuma.

Gambar 3. 14 Penyelenggaraan Posbakum di Pengadilan Purwodadi

Pada tahun 2021 satker di lingkungan peradilan agama mendapatkan


alokasi anggaran posbakum sebesar Rp 17.179.154.000-, yang terdapat
pada 351 satker dengan jumlah layanan yang diberikan sebesar
281.167 layanan kepada 175.735 orang yang dilayani. Adapun faktor
yang mendukung tercapainya realiasi kinerja posbakum di pengadilan
adalah:
1. Tidak semua masyarakat memiliki pengetahuan tentang hukum
terutama bagi masyarakat yang tinggal jauh dari ibukota provinsi
dengan Pendidikan yang rendah sehingga layanan posbakum di
pengadilan sangat bermanfaat bagi meraka yang tidak memiliki
pengetahuan tentang hukum;
2. Didalam Perma Nomor 1 tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian
Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu Di Pengadilan, di
pasal 35 ayat 2 disebutkan bahwa untuk kepentingan pelaksanaan,
setiap Pengadilan dapat menggunakan anggaran Posbakum
Pengadilan selama tidak kurang dari target waktu layanan

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


36
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Posbakum Pengadilan dan tidak melewati jumlah keseluruhan dari


anggaran Posbakum Pengadilan yang tersedia pada Anggaran
Satuan Pengadilan dan ketentuan-ketentuannya atau dengan kata
lain sisa anggaran posbakum pengadilan dapat digunakan untuk
perkara berikutnya pada tahun berjalan.

Berikut data layanan posbakum di lingkungan Peradilan Agama pada


2021:

Tabel 3.8 Gambaran Perkara di Lingkungan Peradilan Agama yang


diselesaikan melalui Posbakum

Capaian Pagu Realisasi Realisasi


Target Realisasi
No. Kegiatan Kinerja
Kinerja Kinerja
(%)
(Rp.) (Rp.) (%)
Perkara
dilingkungan
Peradilan
177.442 281.167
Agama yang
1 Jam Jam 158,46% 17.179.154.000 17.011.733.116 99,03%
diselesaikan
Layanan Layanan
melalui Pos
Pelayanan
Hukum

Indikator Kinerja Ke 6 : Jumlah Adminstrasi Perkara Jinayat Di


Lingkungan Peradilan Agama Yang
Diselesaikan

Tabel 3.9 Tabel Jumlah Adminstrasi Perkara Jinayat Di


Lingkungan Peradilan Agama Yang Diselesaikan

Capaian
Indikator Kinerja Target Realisasi
2021
Jumlah Admistrasi perkara jinayah di
lingkungan peradilan agama yang 100% 166,46% 166,46%
diselesaikan

Perkara jinayat merupakan perkara khusus pada peradilan agama


yang menjadi kewenangan Mahkamah Syar’iyah di wilayah hukum
provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Perkara jinayat yang saat ini
sudah diterima oleh Mahkamah Syar’iyah kab/kota se-provinsi
Nangroe Aceh Darussalam adalah minum-minuman keras (Khamar),
Perjudian (maisir), khalwat, ikhtilat, zina, pelecehan seksual,
pemerkosaan dan homoseksual (liwath).

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


37
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Gambar 3. 15 Eksekusi Perkara Jinayat di Aceh

Pada tahun 2021 Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama


mendapatkan alokasi anggaran untuk administrasi perkara jinayah di
lingkungan peradilan agama sebesar Rp 100.485.000, dengan jumlah
administrasi perkara yang diselesaikan sebesar 531 perkara yang
terdiri dari penyelesaian perkara tingkat pertama sebanyak 473
perkara dan penyelesaian perkara tingkat banding sebanyak 40
perkara sehingga capaiannya sebesar 96,43%. Adapun gambaran
perkara jinayat di lingkungan peradilan agama adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10 Perkara Jinayat di Provinsi Nangro Aceh Darussalam


Total
Sisa Masuk Sisa
No KLASIFIKASI PERKARA Beban Cabut Putus
2020 2021 2021
Perkara
1 Jinayat Tingkat Pertama 12 480 492 0 473 19
2 Jinayat Tingkat Banding 0 40 40 0 40 0
Jumlah 12 520 532 0 531 19

Adapun Perkara Jinayat yang diadili oleh Mahkamah Syar’iyah tingkat


pertama di wilayah hukum Provinsi Aceh tahun 2021 sebanyak 492
perkara. Jumlah ini terdiri dari perkara masuk tahun 2021 sebanyak
480 perkara dan sisa perkara tahun 2020 sebanyak 12 perkara.
Perkara yang telah diputus sebanyak 473 perkara, sehingga sisa
perkara jinayat pada akhir tahun 2021 sebanyak 19 perkara.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


38
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Sedangkan perkara jinayat yang diterima pada Mahkamah Syar’iyah


tingkat banding pada tahun 2021 sebanyak 40 perkara dan telah
diputus sebanyak 40 Perkara, sehingga tidak ada sisa perkara diakhir
tahun 2021. Berikut gambaran klasifikasi perkara jinayat yang
ditangani diwilayah Provinsi Nangro Aceh Darussalam:

• Keadaan Perkara Jinayat Tingkat Pertama Berdasarkan Klasifikasi


Perkara
Tabel 3.11 Tabel Perkara Jinayat Tingkat Pertama Berdasarkan
Klasifikasi Perkara
Total
KLASIFIKASI Sisa Masuk Sisa
No Beban Cabut Putus
PERKARA 2020 2021 2021
Perkara
1 Maisir 1 196 197 0 195 2
2 Pemerkosaan 7 113 120 0 113 7
3 Zina 0 52 52 0 51 1
4 Ikhtilath 0 48 48 0 46 2
5 Pelecehan Seksual 3 41 44 0 38 6
6 Khamar 0 18 18 0 17 1
7 Khalwat 1 9 10 0 10 0
8 Liwath 0 2 2 0 2 0
9 Lain-lain 0 1 1 0 1 0
10 Qadzaf 0 0 0 0 0 0

Jumlah 12 460 492 0 473 19

• Keadaan Perkara Jinayat Tingkat Banding Berdasarkan Klasifikasi


Perkara

Tabel 3.12 Tabel Perkara Jinayat Tingkat Banding Berdasarkan


Klasifikasi Perkara
Total
KLASIFIKASI Sisa Masuk Sisa
No Beban Cabut Putus
PERKARA 2020 2021 2021
Perkara
1 Ikhtilath 0 2 2 0 2 0
2 Khamar 0 0 0 0 0 0
3 Khalwat 0 0 0 0 0 0
4 Liwath 0 0 0 0 0 0
5 Maisir 0 2 2 0 2 0
6 Musahaqah 0 0 0 0 0 0
7 Pelecehan Seksual 0 6 6 0 6 0
8 Pemerkosaan 0 27 27 0 27 0
9 Qadzaf 0 0 0 0 0 0
10 Zina 0 3 3 0 3 0
11 Lain-lain 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 40 40 0 40 0

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


39
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Indikator Kinerja Ke 7: Jumlah Pihak berperkara yang dilayani


melalui sidang terpadu di lingkungan
peradilan Agama

Tabel 3.13 Perkara Peradilan Agama Yang Diselesaikan Melalui


Pelayanan Sidang Terpadu Dalam Pemberian Identitas

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 2021


Persentase Perkara Permohonan
100% 196,67% 196,67%
(voluntair) Identitas Hukum

Pelayanan Terpadu Sidang Keliling sebagaimana diatur dalam Perma


Nomor 1 Tahun 2015 merupakan langkah strategis Mahkamah Agung
dalam membuka akses yang lebih luas terhadap keadilan bagi
masyarakat yang tidak mampu dan terkendala dengan pencatatan
perkawinan dan kelahirannya.

Program sidang keliling yang dilakukan secara terpadu bekerja sama


dengan melibatkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
(DUKCAPIL) serta Kantor Urusan Agama (KUA) sangat membantu
masyarakat dalam memperoleh hak atas akta perkawinan, buku nikah
dan akta kelahiran yang dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya
ringan.

Gambar 3. 16 Suasana Sidang Itsbat Terpadu yang Dilakukan Oleh


Pengadilan Agama Serang

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


40
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Pada tahun 2021 satker di lingkungan peradilan agama mendapatkan


alokasi anggaran sidang terpadu sebesar Rp 689.960.000 yang terdapat
pada 36 satker dengan jumlah perkara yang diselesaikan sebesar 6.502
perkara dari target yang ditetapkan oleh Ditjen Badilag sebesar 3.306
perkara dengan capaian 196,67%.
Berikut data layanan siding terpadu yang dilaksanakan oleh
Pengadilan Agama/Mahkamah Syar'iyah pada tahun 2021:

Tabel 3.14 Gambaran Perkara di Lingkungan Peradilan Agama yang


diselesaikan melalui Sidang Terpadu

Capaian Pagu Realisasi Realisasi


Target Realisasi
No. Kegiatan Kinerja
Kinerja Kinerja
(%)
(Rp.) (Rp.) (%)
Perkara
dilingkungan
Peradilan
Agama yang 3.306 6.502
1 196,67% 689.960.000 630.097.500 91,32%
diselesaikan Perkara Perkara
melalui
Sidang
Terpadu

SASARAN 2
MENINGKATNYA KOMPETENSI DAN INTEGRITAS
TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA

Sasaran ini ditetapkan guna mendukung peningkatan kompetensi dan


integritas tenaga teknis peradilan agama yang secara tidak langsung
berdampak dalam percepatan penyelesaian perkara di pengadilan di
lingkungan peradilan agama. Direktorat Jenderal Badan Peradilan
Agama yang mempunyai fungsi Perumusan standar, norma, kriteria
dan prosedur di bidang pembinaan tenaga teknis dari lingkungan
Peradilan Agama pada Mahkamah Agung dan Pengadilan di lingkungan
Peradilan Agama perlu melakukan upaya - upaya untuk meningkatkan
wawasan dan kemampuan tenaga teknis peradilan agama baik hakim,
panitera maupun jurusita guna mengimbangi perkembangan zaman,
perubahan regulasi maupun permasalahan – permasalahan hukum
yang semakin luas untuk satu tujuan yaitu terselesaikannya perkara di
lingkungan peradilan agama dengan cepat, sederhana dan biaya

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


41
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

ringan. Adapun indikator dalam sasaran ini terdiri dari 3 (tiga)


indikator kinerja, sebagaimana tergambar pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.15 Meningkatnya Kompetensi Dan Integritas Tenaga


Teknis Peradilan Agama

SASARAN INDIKATOR REALI CAPAIAN


NO TARGET
STRATEGIS KINERJA SASI 2021 2020 2019
2. Meningkatnya 1 Jumlah naskah 1 naskah 1 100% 100% 100%
Kompetensi Dan pengembangan naskah
Integritas tenaga teknis
Tenaga Teknis
yang disusun
Peradilan Agama
2 Jumlah tenaga 250 262 104,8 100% 100%
teknis yang orang orang 0%
mengikuti
bimbingan
teknis yustisial
3 Jumlah tenaga 2.368 2.456 103,7 124.6 106.6
teknis yang orang orang 2% 9% 0%
promosi dan
mutasi untuk
memenuhi
kebutuhan
pengadilan
agama

Adapaun analisis atas capaian indikator - indikator kinerja sasaran


meningkatanya kompetensi dan integritas tenaga teknis peradilan
agama adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja Ke 1: Jumlah Naskah Pengembangan Tenaga


Teknis Yang Disusun

Jumlah naskah tenaga teknis yang disusun merupakan


standar/pedoman yang disusun oleh Ditjen Badilag dalam rangka
penyeragaman dibidang administrasi peradilan maupun teknis
yustisial sebagai salah satu komponen dalam peningkatan kompetensi
tenaga teknis dalam mempercepat proses penyelesaian perkara di
lingkungan peradilan agama.

Dari target 1 naskah yang disusun, Ditjen Badilag telah menyusun 1


naskah sehingga tercapai 100 %, pencapaian ini sama dengan tahun
2020 sebesar 100 %. Adapun standar yang disusun Ditjen Badilag
yaitu Penyusunan Materi dan Bahan Ajar melalui Aplikasi E-learning.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


42
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Subdirektorat Pengembangan Tenaga Teknis Peradilan Agama pada


tahun 2021 khusus melakukan Penyusunan Materi dan Bahan Ajar
melalui Aplikasi E-learning yang berfocus pada pembuatan video
pembelajaran kedalam aplikasi E-Learning sebagai upaya terciptanya
suatu pemahaman yang sama atau keseragaman dalam penyampaian
materi pembelajaran kedalam aplikasi E-learning Badilag, proses
penyempurnaan pengembangan aplikasi Elearning Badilag yang ada
saat ini masih memiliki kekurangan terutama dalam bidang materi dan
bahan pembelajaran, dimana belum mencakup keseluruhan materi
yang dibutuhkan serta dalam rangka solusi meningkatkan
pengetahuan, wawasan dan keterampilan bagi Sumber Daya Manusia
(SDM) khususnya Tenaga Teknis Peradilan Agama, untuk itu perlu ada
penambahan materi pembelajaran ke dalam aplikasi E-Learning
tersebut, mengingat banyak manfaat yang didapatkan dari program E-
Learning Badilag ini antara lain adalah menghemat waktu dan biaya,
menjangkau lebih banyak partisipan dari berbagai daerah dengan
kondisi geografis yang berbeda-beda, selain itu dapat membuat para
partisipan lebih mandiri dalam menggali materi pembelajaran dan
melalui media ini peserta dapat mengikuti pembelajaran dan pelatihan
dengan mengakses materi pembelajaran yang ada pada media elearning
tersebut dan mengikuti test-nya secara jarak jauh.

Gambar 3. 17 Gambar Aplikasi E-Learning

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


43
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Indikator Kinerja Ke 2: Jumlah Tenaga Teknis Yang Mengikuti


Bimbingan Teknis Yustisial

Memiliki sumber daya tenaga teknis yang kompeten dibidang


administrasi perkara maupun teknis yustisial (hukum acara) sehingga
terselesaikannya proses penyelesaian perkara di lingkungan peradilan
agama yang cepat dan tepat waktu sesuai Surat Edaran Mahkamah
Agung Nomor 2 Tahun 2014 tentang Penyelesaian Perkara di Tingkat
Pertama dan Tingkat Banding pada Empat Lingkungan Peradilan
merupakan tujuan Ditjen Badilag dalam melakukan pembinaan,
pelatihan maupun bimbingan teknis.

Pada tahun 2021, Sub Direktorat Pengembangan Tenaga Teknis PA


melakukan kegiatan bimbingan teknis terhadap 237 orang, yang terdiri
dari unsur hakim dan unsur kepaniteraan. Bimbingan teknis ini
dilakukan dengan 3 tahapan kegiatan dengan metode yang digunakan
secara luring (pembelajaran secara langsung) dan secara daring
(online), penggabungan metode ini dikarenakan pandemi covid 19 yang
masih melanda Indonesia, Adapun gambaran kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut:

1. Kegiatan Bimbingan Teknis Yustisial Permasalahan Hukum


Wakaf dan Wasiat

Bertempat di Badilag Command Center (BCC), Sub Direktorat


Pengembangan Tenaga Teknis Peradilan Agama melakukan kegiatan
bimbingan teknis yustisial dengan tema “Permasalahan Hukum
Wakaf dan Wasiat” dengan menghadirkan narasumber hakim agung
YM. Dr. H. Abdul Manaf, M.H. kegiatan yang dilaksanakan pada
tanggal 19 Maret 2021 ini dilakukan secara daring (online) dengan
di ikuti oleh peserta sebanyak 100 orang tenaga teknis yang terdiri
dari hakim pengadilan tingkat banding, hakim pengadilan tingkat
pertama dan kepaniteraan, selain itu kegiatan tersebut disiarkan
secara live streaming youtube dengan alamat situs
https://www.youtube.com/watch?v=f3gjIrrbxJk&t=1297s yang
ditonton 3.755 partisipan.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


44
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Gambar Kegiatan Bimtek Penyelesaian Sengketa Wakaf & Wasiat


Gambar 3.18 Kegiatan Bimbingan Teknis Yustisial
Permasalahan Hukum Wakaf dan Wasiat

Kegiatan tersebut di buka oleh Direktur Jenderal badan Peradilan


Agama, dalam sambutannya Dirjen Badilag berharap agar para
peserta bimtek nantinya dapat mengimplemtasikan ilmu yang
didapat untuk kepentingan lembaga peradilan, khususnya dalam
permasalah sengketa wakaf maupun wasiat karena perkembangan
permasalahan - permasalah hukum sekarang ini semakin beraneka
ragam serta perubahan – perubahan regulasi semakin cepat. Selain
itu, dirjen Badilag berharap hakim agama tidak berpuas diri
terhadap ilmu yang dimiliki, teruslah belajar dan belajar sehingga
nantinya para aparatur peradilan agama dapat memutus perkara
berdasarkan pertimbangan keilmuan yang matang, sehingga
tercipta keadilan bagi para pihak dan berdampak kepada
kepercayaan publik terhadap Lembaga peradilan.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


45
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Gambar 3. 19 Kegiatan Bimbingan Teknis Yustisial


Tenaga Teknis Peradilan Agama

2. Kegiatan Bimbingan Teknis Yustisial Permasalahan Permohonan


Dispensasi Kawin dan Hadonah

Tepat pada tanggal 23 April 2021, Sub Direktorat Pengembangan


Tenaga Teknis Peradilan Agama melakukan kegiatan bimbingan
teknis yustisial tahap II dengan tema “Permasalahan Permohonan
Dispensasi Kawin dan Hadonah” dengan menghadirkan narasumber
hakim agung YM. Dr. Drs. H. Busra, S.H., M.H. kegiatan yang
dilaksanakan secara daring (online) dengan di ikuti oleh peserta
sebanyak 100 orang tenaga teknis yang terdiri dari unsur hakim
dan kepaniteraan, selain itu kegiatan tersebut disiarkan secara live
streaming youtube dengan alamat situs
https://www.youtube.com/watch?v=E6WWjLhmlGA&t=40s yang
ditonton 5.540 partisipan.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


46
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Gambar 3. 20 Kegiatan Bimtek Dispensasi Kawin dan Hadonah

Dalam sambutannya Direktur Jenderal badan Peradilan Agama


mengatakan tujuan dilakukannya pembinaan teknis yustisial ini
adalah dalam rangka meningkatkan kemampuan baik hakim
maupun panitera di bidang teknis yustisial, kemampuan ini perlu
ditingkatkan terus karena perkembangan permasalahan hukum
semakin luas, dan apabila kemampuan teknis yustisial para
aparatur peradilan agama meningkat efeknya akan terlihat pada
putusan pengadilan, terlebih lagi tema yang kita angkat kali ini
sangat masyhur dikalangan masyarakat terkait dispensasi kawin
sebab banyak kalangan masyarakat yang menikahkan anaknya
yang masih dibawah umur, hal ini perlu di perhatikan oleh hakim
sebelum mengeluarkan penetapan hukum dengan berbagai
kompetensi ilmu yang dimiliki dengan merujuk regulasi yang
berlaku.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


47
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Gambar 3. 21 Kegiatan Bimbingan Teknis Yustisial


Tenaga Teknis Peradilan Agama

3. Bimbingan Teknis Yustisial Training of Trainee (TOT) Hukum


Acara

Pada tahun 2021, Ditjen Badilag melakukan bimbingan teknis


terhadap 62 orang terdiri dari hakim pengadilan tingkat banding,
panitera tingkat banding dan hakim yustisial dalam hal
peningkatan hukum formil dan hukum meteriil, bimtek ini
bertujuan untuk meningkatkan mutu tenaga teknis peradilan
agama didalam pelayanan hukum pada peradilan agama serta
dalam rangka meningkatkan kemampuan, pengetahuan, wawasan
dan keterampilan tenaga teknis peradilan agama terutama dalam
hal pembelajaran PERMA Nomor 3 Tahun 2018 tentang
Administrasi Perkara di Pengadilan Secara Elektronik yang diubah
dengan PERMA Nomor 1 Tahun 2019 tentang Administrasi Perkara
dan Persidangan di Pengadilan Secara Elektronik, dimana perma ini
sebuah langkah besar dari Mahkamah Agung untuk mewujudkan
penyelesaian perkara sesuai azas cepat, sederhana dan biaya
ringan, terlebih lagi saat Indonesia dilanda pandemi covid 19
banyak para pihak mendaftarkan perkaranya melalui e court, untuk
saat ini perkara yang didaftarkan melalui e court sebanyak 133.494

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


48
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

perkara (19,81%) dari total 673.728 perkara yang diterima oleh


pengadilan agama.

Gambar 3. 22 Bimtek TOT Hukum Acara di Lingkungan


Peradilan Agama
Kegiatan bimtek TOT hukum acara ini dilaksanakan pada tanggal
29 Maret s.d 1 April 2021 bertempat di hotel santika premiere
Harapan Indah Bekasi, dengan menghadirkan narasumber Ketua
Kamar Agama Dr. H. Amran Suadi, Prof. Dr. H. Abdul Manan, S.H.,
M.H., dan Dr. H. Purwosusilo, S.H., M.H. Adapun materi yang
disampaiakn adalah terkait:
§ Kebijakan tentang modernisasi administrasi perkara berbasis TI
di lingkungan peradilan agama;
§ Progress report pengembangan SIPP dan e-Court;
§ Progress report pemanfaatan e-Court untuk e-Filing, e-Payment
dan e-Summons;
§ Simulasi penggunaan e-Court untuk e-Filing, e-Payment dan e-
Summons;
§ Transfers of knowledge implementasi e-Court pada satuan kerja
pilot project.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


49
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Gambar 3. 23 Bimtek TOT Hukum Acara di Lingkungan Peradilan Agama


(2)

Indikator Kinerja Ke 3: Jumlah Tenaga Teknis Yang Promosi dan


Mutasi Untuk Memenuhi Kebutuhan
Pengadilan Agama

Promosi, rotasi dan mutasi adalah satu keharusan dalam suatu


organisasi, hal ini dilakukan dalam rangka penyegaran dan
pemerataan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi aparatur peradilan
terutama hakim dan pejabat kepaniteraan karena masih terdapat
ketidak proporsionalan antara jumlah tenaga teknis yang ada dengan
perkara yang diterima disuatu wilayah.

Pelaksanaan promosi, mutasi dan demosi hakim dan panitera


sebagaimana diatur dalam SK KMA Nomor 48/KMA/SK/II/2017 dan
SK KMA nomor 193 tahun 2014 menerapkan sistem penghargaan bagi
tenaga teknis yang berprestasi dan berintegritas dan dilaksanakan
dengan mempertimbangkan pengalaman tugas serta kualifikasi yang
dimiliki, data prestasi, peran serta dalam pelaksanaan akreditasi.
Dalam menempatkan mempertimbangkan rasio beban kerja dengan
jumlah tenaga teknis yang tidak seimbang di lingkungan peradilan
agama.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


50
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Tabel 3.16 Rasio Beban dan Kinerja Penangan Perkara


Rasio Beban Penangan Perkara
No Rasio Beban Kerja Peradilan Agama
1 Jumlah Beban Perkara TK Pertama 673.290

Jumlah Hakim 2.719

Rasio Hakim dengan Jumlah Perkara 1 : 248


2 Jumlah Beban Perkara TK Banding 2.887

Jumlah Hakim 383

Rasio Hakim dengan Jumlah Perkara 1:8


Rasio Kinerja Penangan Perkara
No Produktifitas Peradilan Agama
1 Jumlah Perkara Putus TK Pertama 602.397
Jumlah Hakim 2.719
Rasio Hakim dengan Jumlah Perkara 1 : 222
2 Jumlah Perkara Putus TK Banding 2.825
Jumlah Hakim 383
Rasio Hakim dengan Jumlah Perkara 1:7

Pada tahun 2021, Ditjen Badilag mentargetkan 2.368 orang aparatur


tenaga teknis yang mendapat promosi, rotasi dan mutasi di lingkungan
peradilan agama sesuai dengan kebutuhan dan terealisasi 2.456 orang
(Tenaga kepaniteraan sebanyak 1.053 orang dan tenaga hakim
sebanyak 1.403 orang) atau tercapai 103,72%, dengan rincian
sebagaimana data berikut:

v TPM Hakim lingkungan Peradilan Agama

Tabel 3.17 Tabel TPM Hakim lingkungan Peradilan Agama

Tanggal Jumlah
No Nama Kegiatan
Pelaksanaan Total
1 Rapat Tim Promosi Mutasi Hakim 14 Januari 2021 398 orang
2 Rapat Pimpinan Mahkamah Agung 16 Juni 2021 22 orang
3 Rapat Tim Promosi Mutasi Hakim 22 Juni 2021 487 orang
4 Rapat Tim Promosi Mutasi Hakim 10 Agustus 2021 496 orang
TOTAL 1403 orang

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


51
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

v TPM Kepaniteraan dan Kejurusitaan Peradilan Agama

Tabel 3.18 Tabel TPM Kepaniteraan dan Kejurusitaan Peradilan Agama

Tanggal Jumlah
No Nama Kegiatan
Pelaksanaan Total
1 Rapat Tim Promosi Mutasi 7 Mei 2021 626 orang (Kepaniteraan 488
Kepaniteraan Tahap I orang dan Kejurusitaan 138
orang)
2 Rapat Tim Promosi Mutasi 14 427 orang (Kepaniteraan 334
Kepaniteraan Tahap II September orang dan Kejurusitaan 93
2021 orang)
TOTAL 1053 orang

Dengan dilakukannya Promosi, rotasi dan mutasi tenaga teknis


peradilan agama ini diharapkan kedepannya tidak ada lagi ketidak
proporsionalan antara jumlah tenaga teknis dengan jumlah beban
perkara sehingga mengikis sisa perkara yang menjadi beban
pengadilan setiap tahunnya. Berikut dampak promosi, rotasi dan
mutasi tenaga teknis dalam penyelesaian perkara di lingkungan
peradilan Agama selama 3 tahun terakhir:

• Penyelesaian Perkara Tahun 2021

Tabel 3.19 Penyelesaian Perkara Tahun 2021

Tahun 2021
Perkara Sisa Akhir
Satuan Kerja Cabut Putus
Masuk Tahun
Tingkat
637.784 47.819 602.397 23.074
Pertama
Tingkat
2.849 23 2.825 39
Banding
Jumlah 640.633 47.842 605.222 23.113

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


52
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

• Penyelesaian Perkara Tahun 2020

Tabel 3.20 Penyelesaian Perkara Tahun 2020

Tahun 2020
Perkara Sisa Akhir
Satuan Kerja Cabut Putus
Masuk Tahun
Tingkat
608.528 41.168 579.341 35.506
Pertama
Tingkat
2.761 7 2.766 31
Banding
Jumlah 611.289 41.175 582.107 35.537

• Penyelesaian Perkara Tahun 2019

Tabel 3.21 Penyelesaian Perkara Tahun 2019

Tahun 2019
Perkara Sisa Akhir
Satuan Kerja Cabut Putus
Masuk Tahun
Tingkat Pertama 604.997 45.168 584.506 47.934
Tingkat Banding 2.805 58 2.773 50
Jumlah 607.802 45.226 587.279 47.984

700.000 637.784
604.997 608.528 602.397
584.506 579.341
600.000

500.000

400.000

300.000

200.000

100.000 45.168 47.934 41.168 35.506 47.819


23.074
-
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Penyelesaian Perkara Pengadilan Tingkat Pertama

Perkara Masuk Cabut Putus Sisa Akhir Tahun

Gambar 3. 24 Perbandingan Penyelesaian Perkara Tingkat Pertama

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


53
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

3.000 2.805 2.773 2.766 2.849 2.825


2.761

2.500

2.000

1.500

1.000

500
58 50 7 31 23 39
-
Tahun 2019 Tahun 2020 tahun 2021
Penyelesaian Perkara Pengadilan Tingkat Banding
Perkara Masuk Cabut Putus Sisa Akhir Tahun

Gambar 3. 25 Perbandingan Penyelesaian Perkara Tingkat Banding

SASARAN 3
MENINGKATNYA TERTIB ADMINISTRASI PERKARA
KASASI, PENINJAUAN KEMBALI (PK) DAN
KESYARIAHAN

Sasaran ini ditetapkan dalam rangka mewujudkan salah satu fungsi


Ditjen Badilag dalam hal pelaksanaan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, perumusan standar, norma, kriteria dan prosedur serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi serta pembinaan penelaahan
perangkat kelengkapan formal berkas perkara kasasi, peninjuan
kembali serta kesyariahan yang berada pada Direktorat Pranata dan
Tatalaksana Perkara Perdata Agama dengan sasaran utama yaitu tertib
administrasi perkara kasasi, PK dan Kesyariyahan.
Pasca terbitnya Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor
243/KMA/SK/XI/2019 tentang Pelimpahan Wewenang Penerimaan
dan Penelaahan Berkas Perkara Kasasi, Peninjauan Kembali, Grasi
Dan Hak Uji Materil Kepada Kepaniteraan Mahkamah Agung, sehingga
hanya terkait kesyariahan yang masih menjadi kewenangan Ditjen
Badilag.
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan langkah-langkah dan
indikator untuk terciptanya sasaran ini sebagaimana tergambarkan
pada tabel di bawah ini:

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


54
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Tabel 3.22 Meningkatnya Tertib Administrasi Perkara Kasasi,


Peninjauan Kembali (PK) Dan Kesyariahan

Sasaran Indikator Capaian


No Target Realisasi
Strategis kinerja 2021 2020 2019

3. Meningkatnya
Tertib Jumlah
Administrasi naskah
Perkara Kasasi,
1 kesyariahan 2 naskah 2 naskah 100% 100% 100%
Peninjauan
Kembali (PK) yang
Dan disusun
Kesyariahan

Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah


sebagai berikut:

Indikator Kinerja Ke 1: Jumlah Naskah Kesyar’iyahan yang Disusun

Jumlah Naskah Kesyar’iyahan yang disusun merupakan naskah yang


disusun oleh Ditjen Badilag dalam hal kesyariahan berupa penyajian
informasi data-data ephimeris (ketinggian dan posisi bulan dan
matahari) serta kalender hijriyah sebagai bahan pertimbangan hakim
untuk menetapkan/itsbat pelaksanaan rukyatul hilal dalam penentuan
awal bulan islam khususnya dalam penentuan awal ramadhan dan
syawal.

Dari targetkan 2 naskah yang tersusun, Ditjen Badilag telah menyusun


2 naskah sehingga tercapai 100%, pencapaian ini sama dengan tahun
2020 sebesar 100%. Adapun Naskah Kesyariahan yang disusun di
lingkungan peradilan agama tahun 2021 yaitu:

1. Penyusunan Data Ephimeris Tahun 2022

Peradilan Agama mempunyai kewenangan memberikan itsbat


kesaksian rukyatul hilal dalam penentuan awal bulan pada tahun
hijriyah, memberikan nasehat dan keterangan dalam penentuan
arah kiblat dan awal waktu shalat, sebagaimana yang diamanatkan
dalam pasal 52.A Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang
perubahan atas UU Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


55
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Dalam penjelasan sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut


selama ini Pengadilan Agama diminta oleh Menteri Agama untuk
memberikan pentetapan (itsbat) terhadap kesaksian orang yang
telah melihat atau menyaksikan hilal bulan pada setiap memasuki
awal bulan Ramadhan dan awal bulan Syawal tahun Hijriyah dalam
rangka Menteri Agama mengeluarkan penetapan secara nasional
untuk penetapan 1 (satu) Ramadhan dan 1 (satu) Syawal.

Untuk kelancaran dalam pelaksanaan sidang itsbat kesaksian


rukyatul hilal tentunya hakim harus dibekali pengetahuan yang
cukup tentang hisab rukyat, oleh karena itu perlu disusun dan
disosialisasikan data-data falakiyah yang didalamnya terdapat data
mengenai matahari dan bulan yang dapat digunakan untuk
kegiatan hisab maupun rukyat, menentukan arah kiblat, waktu-
waktu shalat, awal bulan qamariyah dan gerhana.

Penentuan awal bulan ramadhan dan awal bulan syawal tahun


hijriyah merupakan hal yang sangat sensitif bagi umat yang
beragama Islam, oleh karena itu kelancaran sidang itsbat Awal
Ramadhan dan Syawal tidak terlepas dari peran hakim dalam
menjalankan sidang itsbat kesaksian rukyatul hilal.

Sehubungan dengan hal tersebut dalam rangka pembinaan hisab


rukyat sebagaimana yang diamanatkan dalam pasal 167 huruf a
Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor:
MA/SEK/07/SK/III/2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Mahkamah Agung Republik Indonesia perlu adanya
pelaksanaan kegiatan “Penyusunan Naskah Data Falakiyah
(ephimeris) Tahun 2022”.

Naskah ephimeris Tahun 2022 diawali dengan penyusunan draft


oleh subdit syariah dengan melibatkan beberapa narasumber ahli
dalam bidang falakiyah seperti Drs. H. Wahyu Widiana, M.A. yang
juga merupakan Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Periode
Tahun 2005-2012 dan H. Cecep Nurwendaya, M.Si. anggota bidang
Kepakaran Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama dari unsur
Planetarium Jakarta.

Pada tanggal 30 Maret s.d. 1 April 2021, draft naskah dilakukan


finalisasi sekaligus sosialiasi bertempat di Mandalawangi Ballroom
The Mirah Hotel Bogor, yang diikuti oleh 62 peserta dari beberapa

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


56
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

hakim dan Pimpinan pengadilan Agama tingkat pertama dari


wilayah PTA Bandar Lampung, PTA Banten, PTA Jawa Barat, PTA
Jawa Tengah serta 10 mahasiswa dari UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Gambar 3. 26 Penyusunan Data Ephimeris Tahun 2022

Dalam Sambutan Pembukaannya, Direktur Pembinaan Administrasi


Peradilan Agama, Dr. Dra. Nur Djannah Syaf, S.H., M.H.
menyampaikan bahwa kegiatan finalisasi dan sosialisasi ini
diharapkan akan tersusun naskah ephimeris yang langsung dapat
di sosialisasikan ke seluruh hakim peradilan agama sehingga dapat
meningkatkan kompetensinya dalam proses penentuan awal bulan
hijriyah baik dari metode hisab maupun rukyat dengan
menggunakan teknologi informasi yang lebih mutakhir dan lebih
akurat.

Melalui kegiatan ini diharapkan juga dapat meningkatkan


keterampilan dan pengalaman praktis dalam penentuan arah kiblat
mushollah atau masjid, membuat jadwal waktu sholat untuk suatu
daerah yang dilengkapi dengan koreksi bujur (waktu), melakukan
Observasi situasi dan kondisi terjadinya pergantian bulan baru,
gerhana matahari atau bulan.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


57
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Gambar 3. 27 Penyusunan Data Ephimeris Tahun 2022 (2)

Beberapa tahun belakangan ini Kementerian Agama dalam


melaksanakan sidang itsbat penentuan awal bulan Ramadhan dan
Syawal mengikutsertakan lembaga eksekutif, legislatif dan
perwakilan dari beberapa ormas keagamaan, sedangkan Badilag
tidak dilibatkan secara langsung dalam pelaksanaan sidang itsbat
tersebut. Oleh karena itu Badilag akan melakukan penjajakan dan
koordinasi dengan Kementerian Agama RI agar dapat terlibat dan
duduk bersama dalam Sidang Itsbat tersebut.

Hadir sebagai pembahas dan pemateri dalam kegiatan tersebut


antara lain H. Cecep Nurwendaya, M.Si. anggota bidang Kepakaran
Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama dari unsur Planetarium
Jakarta, Drs. H. Wahyu Widiana, M.A. Mantan Dirjen Badilag
periode 2005-2012 yang saat ini aktif di lembaga Lembaga Australia
Indonesia Partnership for Justice Program (AIPJ), pemateri lainnya
Dr. H. Asadurrahman, M.H., Anggota bidang Kepakaran Badan
Hisab Rukyat Kementerian Agama yang saat ini bertugas sebagai
Hakim Pengadilan Agama Cibinong.

2. Penyusunan Kalender Hijriyah

Penyusunan kalender hijriah adalah kegiatan yang rutin dilakukan


DItjen Badilag yang bertujuan memenuhi kebutuhan hakim
Peradilan Agama dalam pembuatan dokumen putusan/penetapan
pengadilan, juga untuk memasyarakatkan kalender Islam di tengah
masyarakat. Oleh sebab itu, Dirjen Badilag meminta agar kalender
Islam tersebut dapat disusun dengan data yang akurat dan

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


58
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

diterbitkan serta didistribusikan secara tepat waktu kepada


Pengadilan Tingggi Agama dan Pengadilan Agama seluruh
Indonesia, IAIN/STAIN, pondok pesantren, dan lembaga/ ormas lain
yang membutuhkan.

Dalam rangka meningkatkan kualitas kalender hijriyah tim


penyusunan telah melakukan kerjasama dengan Kementerian
Agama terkait penggunaan standarisasi algoritma dan data
koordinat geografis kota/kabupaten seluruh Indonesia. Standarisasi
algoritma ini bertujuan untuk menyatukan mekanisme
perhitungan dan data koordinat kota/kabupaten diterbitkan oleh
lembaga berwenang yaitu Badan Informasi Geofisial (BIG). Dengan
standarisasi ini diharapkan tidak ada lagi perbedaan data di
tengah-tengah masyarakat.

Bertempat di Rinjani Ballroom The Mirah Hotel Bogor, Direktorat


Jenderal Badan Peradilan Agama mengadakan kegiatan
Penyusunan Kalender Hijriah 1443 H pada tanggal 1 Mei s.d. 4 Mei
2021 yang dilaksanakan oleh Tim Penyusun Sub Direktorat Syariah
di bawah kordinasi Direktorat Pembinaan Administrasi Peradilan
Agama.

Dalam sambutan pembukaannya, Direktur Pembinaan Administrasi


Peradilan Agama Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama
Mahkamah Agung, Dr. Dra. Nur Djannah Syaf, S.H., M.H.
menyampaikan bahwa penyusunan kalender hijriah ini merupakan
salah satu sarana pelaksanaan TUPOKSI sub direktorat syariah di
bidang pembinaan hisab rukyat, selain pembinaan melalui
pelatihan /Bimtek.

Gambar 3. 28 Penyusunan Kalender Hijriyah

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


59
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Berkaitan dengan kalender Hijriah, terdapat beberapa hal yang


mendasar yang membedakan kalender masehi dan kalender hijriah
sehingga kalender hijriah dipandang perlu untuk disusun dan
menjadi pedoman bagi umat Islam. Pemekiran tersebut antara lain:
Dalam Satu bulan hijriah penanggalan ini terdiri atas 29 atau 30
hari, sehingga dalam satu tahunnya terdapat 354 hari. Kedua,
dalam Satu tahun kalender Hijriah terdiri atas 12 bulan yakni dari
pertama sampai ke-12 adalah 1. Muharam, 2. Safar, 3. Rabiul Awal,
4. Rabiul Akhir, 5. Jumadil Awal, 6. Jumadil Akhir, 7. Rajab,
8.Syakban, 9. Ramadhan, 10. Syawal, 11. Zulkaidah, dan 12.
Zulhijah. Ketiga, dalam sistem penanggalan bulan hijriah
hari/tanggal dimulai setelah matahari terbenam. Keempat, nama
“hijriah” sendiri terkait dengan penentuan tahun pertama sistem
kalender ini, yaitu pada peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW
dari Mekah ke Madinah, dalam kalender Masehi, itu terjadi pada
tanggal 15 Juli 622 M yang jatuh di hari Kamis.

Selain itu, kalender hijriah ini merupakan satu-satunya di


Indonesia, sehingga keberadaannya menjadi acuan bagi instansi
atau lembaga lain di Indonesia. Hal ini merupakan kebanggaan
tersendiri bagi Ditjen Badilag.

Inovasi dan efisiensi yang terus digalakkan oleh Ditjen Badilag


diterapkan dalam penyusunan kalender hijriah dan buku ephemeris
ini dalam bentuk digitalisasi. Sehingga kalender hijriah dan buku
ephemeris lebih mudah diakses tidak hanya oleh warga peradilan
namun juga masyarakat pada umumnya.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


60
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Gambar 3. 29 Penyusunan Kalender Hijriyah (2)

Hadir sebagai Tim Ahli dalam kegiatan penyusunan tersebut antara


lain H. Cecep Nurwendaya, M.Si. anggota bidang Kepakaran Badan
Hisab Rukyat Kementerian Agama dari unsur Planetarium Jakarta,
Dr. H. Asadurrahman, M.H., Anggota bidang Kepakaran Badan
Hisab Rukyat Kementerian Agama yang saat ini bertugas sebagai
Hakim Pengadilan Agama Cibinong, serta Rukman Nugraha, S.Si.,
M.Si. peneliti muda bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu
Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

SASARAN 4
MENINGKATNYA PELAYANAN MANAJEMEN DI
LINGKUNGAN DITJEN BADILAG
Sasaran ini ditetapkan dalam rangka terciptanya optimalisasi
pelayanan manajemen di lingkungan Ditjen Badilag melalui pemberian
dukungan teknis administratif dan dukungan lain kepada semua
unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama yang
dilaksanakan oleh Sekretariat Ditjen Badilag.
Dalam rangka pemberian layanan prima dan dukungan ke seluruh unit
di Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama yang maksimal, perlu
dilakukan berbagai upaya perbaikan-perbaikan yang terarah dan
berkesinambungan, maka ditetapkanlah sasaran “Meningkatnya
pelayanan manajemen di lingkungan Ditjen Badilag”.Sasaran ini
memiliki 3 (tiga) indikator kinerja sebagaimana digambarkan pada
tabel di bawah ini:

Tabel 3.23 Meningkatnya Pelayanan Manajemen Di Lingkungan


Ditjen Badilag

Sasaran Indikator Capaian


No Target Realisasi
Strategis kinerja 2021 2020 2019
4. Meningkatnya 1 Jumlah naskah 7 naskah 7 naskah 100% 100% 100%
Pelayanan tata kelola di
Manajemen di lingkungan
lingkungan Ditjen Badilag
Ditjen Badilag
yang disusun
2 Jumlah layanan 44 unit 44 unit 100% 100% 100%
internal
perkantoran
3 Prosentase 95% 99,28% 104,51% 99,28% 97%
penyelenggaraan
operasional

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


61
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Sasaran Indikator Capaian


No Target Realisasi
Strategis kinerja 2021 2020 2019
perkantoran dan
pimpinan

Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah


sebagai berikut:

Indikator Kinerja Ke 1: Jumlah Naskah Tata Kelola di Lingkungan


Ditjen Badilag Yang Disusun

Naskah tata kelola yang disusun di lingkungan Ditjen Badilag


merupakan naskah yang disusun guna mendukung tugas dan fungsi
Sekretariat Ditjen Badilag sebagai supporting unit dalam mewujudkan
manajemen perkantoran yang modern, akuntabel, efektif dan efisien
sebagai salah satu komponen dalam meningkatkan transparansi
kepada publik sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, selain itu sebagai bahan
pemenuhan kebutuhan reformasi birokrasi serta sebagai media
pendokumentasian, pertanggungjawaban maupun pelaporan kinerja.

Pada tahun 2021, dari target 7 naskah yang tersusun, Sekretariat


Ditjen Badilag telah menyusun 7 naskah dengan persentase capaian
kinerja sebesar 100 %, pencapaian ini sama dengan tahun 2020
sebesar 100%. Adapun naskah yang disusun di Sekretariat Ditjen
tahun 2021 yaitu:
1. Naskah Rencana Program dan Rencana Anggaran (Renja dan DIPA);
2. Naskah Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Kinerja;
3. Naskah Pengelolaan Data dan Informasi;
4. Naskah Pengelolaan Keuangan;
5. Naskah Pengelolaan Kepegawaian;
6. Naskah Pelayanan Umum dan perlengkapan dan;
7. Naskah Pelayanan Organisasi, tatalaksana dan reformasi birokrasi.

Indikator Kinerja Ke 2: Jumlah Layanan Internal Perkantoran

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


62
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Layanan internal perkantoran merupakan penunjang sebuah


organisasi dalam melaksanakan kegiatan dan aktivitas kedinasan.
Tersedianya layanan internal perkantoran dengan kualitas yang baik,
sangat dibutuhkan dalam menyelenggarakan kegiatan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan, adapun yang dimaksud dengan layanan
internal perkantoran yaitu pemenuhan sarana prasarana.
Secara garis besar kebutuhan sarana dan prasarana untuk Direktorat
Jenderal Badan Peradilan Agama dapat dikelompokan pada Barang
Intrakomptabel dan Barang Extrakomptabel.

Dalam hal pemeliharaan, banyak aset Barang Milik Negara (BMN) yang
berada di Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama yang
memerlukan perawatan ekstra dan tidak bisa dilakukan melalui
pemeliharaan rutin biasa khususnya pada kendaraan bermotor roda 4
seperti overhaul, Selain kendaraan, beberapa alat pengolah data perlu
dilakukan penggantian karena sudah tidak layak digunakan baik
secara fungsi maupun rusak pada fisik alat.

Penerapan otomatisasi pekerjaan dengan menggunakan Teknologi


Informasi (TI) dilingkungan Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama
telah tercipta beberapa aplikasi pendukung yang dibuat oleh Tim TI,
namun hal ini memiliki imbas adanya kebutuhan terhadap sarana
pendukungnya seperti Personal Computer (PC), Laptop, Scanner dan
Printer terutama Server, dimana menurut data masih terdapat server
pengadaan di tahun 2013 sehingga perlu dilakukan peremajaan atau
dilakukan upgrade baik storage maupun spesifikasi teknisnya sehingga
server dapat berjalan secara optimal, selain itu sedang upayakan
pembangunan ruang server khusus untuk menempatkan aplikasi-
aplikasi yang berjalan pada jaringan lokal.

Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan optimalisasi sarana


kerja di lingkungan Ditjen Badilag maka perlu dilakukan peningkatan
dan penyempurnaan ketersediaan sarana dan prasarana. Pada tahun
2021, dari 44 unit sarana kerja yang ditargetkan dapat
terealisasi/terpenuhi seluruhnya sebanyak 44 unit sarana kerja
dengan persentase capaian kinerja sebesar 100%, dengan kata lain
pencapaian ini sama dengan tahun sebelumnya.

Indikator Kinerja Ke 3: Persentase Penyelenggaraan Operasional


Perkantoran Dan Pimpinan

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


63
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung Nomor


MA/SEK/07/SK/III/2006 pasal 100 menegaskan bahwa Sekretariat
Ditjen Badilag mempunyai tugas “memberikan dukungan teknis
administratif kepada semua unsur di lingkungan Ditjen Badilag”.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Ditjen Badilag
menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana dan program kerja
dan penyusunan anggaran, serta perbendaharaan dan pembuatan
akuntansi dan laporan keuangan;
b. Pelaksanaan urusan kepegawaian;
c. Pelaksanaan penataan organisasi dan ketatalaksnaan, evaluasi
jabatan dan pengembangan kinerja;
d. Pelaksanaan urusan dokumentasi dan manajemen sistem
informasi;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga dan perlengkapan di
lingkungan Ditjen Badan Peradilan Agama.

Terkait dengan penyelenggaraan fungsi Sekretariat Ditjen Badilag maka


Sekretariat sebagai fasilitator untuk seluruh unit kerja di lingkungan
Ditjen Badilag bertanggungjawab terhadap pemenuhan seluruh
kebutuhan operasional perkantoran baik kebutuhan dasar seperti:
1. Pembayaran gaji dan tunjangan;
2. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran.

Maupun kebutuhan penunjang lainnya seperti:


1. Operasional Kantor lainnya, yang terdiri dari operasional ke KPPN,
Konsumsi rapat dan tamu kantor, serta honor operasional satker
pengelola keuangan, SAI, website maupun majalah Ditjen;
2. Perjalanan dinas pimpinan dalam rangka pembinaan di daerah;
3. Pengadaan pakaian Dinas Pegawai di pusat serta pakaian Dinas
Hakim dan Panitera di daerah;
4. Perbaikan Kendaraan;
5. Pencetakan dan Penggandaan;
6. Sewa Mesin Fotocopy;
7. Pemeliharaan Sarana Kantor;
8. Pemeliharaan kendaraan dinas;

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


64
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

9. Termasuk pembayaran biaya mutasi Tenaga Teknis Peradilan


Agama
Dari anggaran yang tersedia untuk penyelenggaraan operasional
perkantoran dan pimpinan sebesar Rp. 32.152.082.000 Terealisasi Rp.
31.934.666.511 dengan kata lain dari target 95% penyelenggaraan
operasional perkantoran dan pimpinan terealisasi sebsesar 99,32%.

B. Realisasi Anggaran

Pada tahun 2021 Ditjen Badilag dialokasikan dana dari APBN seperti yang
tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun
Anggaran 2021 sebesar Rp 90.917.866.000.- Pagu tersebut dialokasi
untuk pelaksanaan kegiatan pada unit kerja eselon I Ditjen Badilag
sebesar Rp. 42.042.248.000.- dan unit kerja daerah (Pengadilan Tingkat
Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama seluruh Indonesia) sebesar Rp.
48.875.618.000.-

Dari alokasi anggaran tersebut telah direalisasikan untuk pelaksanaan


kegiatan prioritas nasional maupun prioritas lembaga sebesar Rp.
89.809.097.301.- atau sebesar 98,78 % sehingga masih terdapat
anggaran yang belum terserap sebesar Rp. 1.108.768.699.- dengan
rincian sebagai berikut:

Tabel 3.24 Serapan Anggaran Ditjen Badilag Tahun 2021


%
No Uraian Pagu Realisasi Sisa
Penyerapan
1 Pusat 42.042.248.000 41.760.039.132 282.208.868 99,33%

2 Daerah 48.875.618.000 48.049.058.169 826.559.831 98,31%

Jumlah 90.917.866.000 89.809.097.301 1.108.768.699 98,78%

Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama telah mengalokasikan


anggaran tersebut untuk membiayai 4 (empat) macam kegiatan yang
menjadi tugas pokok dan fungsinya yaitu:
1. Kegiatan Peningkatan Manajemen Peradilan Agama;
2. Kegiatan Pengembangan Tenaga Teknis Peradilan Agama;
3. Kegiatan Peningkatan Ketatalaksanaan Perkara Kasasidan PK serta
Kesyariahan;
4. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya pada
Ditjen Badan Peradilan Agama.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


65
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

Keempat kegiatan tersebut bertujuan untuk mendukung sasaran program


‘Terselesaikannya penyelesaian perkara secara sederhana, transparan dan
akuntabel di lingkungan Peradilan Agama” dengan tujuan berupa
“Meningkatnya kualitas pelayanan peradilan Agama yang profesional,
akuntabel, dan transparan”. Adapun gambaran realisasi anggaran Ditjen
Badilag sebagaimana tabel dibawah ini:

Tabel 3.25 Rincian Alokasi dan Realisasi Anggraan Ditjen Badilag


Tahun 2021

%
No Uraian Anggaran Realisasi Sisa
Realisasi

TOTAL ANGGARAN 90.917.866.000 89.809.097.301 1.108.768.699 98,78 %

ANGGARAN PUSAT
42.042.248.000 41.785.282.500 256.965.500 99,32 %
(DITJEN BADILAG)
Kegiatan Dukungan
Manjemen dan Dukungan
1 Teknis Lainnya Ditjen 36.869.269.000 36.623.538.869 245.730.131 99,32 %
Ditjen Badan Peradilan
Agama
Jumlah naskah tata kelola di
lingkungan Ditjen Badilag 3.405.007.000 3.380.639.978 24.367.022 99,28 %
yang disusun
Jumlah pelaksanaan layanan
sarana internal 1.312.180.000 1.312.180.727 19.705.273 98,50 %

Prosentase penyelenggaraan
operasional dan pemeliharaan 32.152.082.000 31.934.666.511 217.415.485 99,32 %
perkantoran
Kegiatan Peningkatan
2 Manajemen Peradilan 2.060.588.000 2.049.684.951 10.903.049 99,47%
Agama
Naskah Tata Kelola
768.297.000 762.683.951 5.613.049 99,27%
Administrasi Peradilan Agama

Dukungan Penyelesaian
662.171.000 660.137.500 2.033.500 99,69%
Administrasi Perkara
Aparatur Peradilan Yang
Kompeten Dibidang 630.120.000 626.863.500 3.256.500 99,48%
Administrasi Perkara
Kegiatan Pengembangan
3 Tenaga Teknis Peradilan 2.535.431.000 2.534.668.517 762.483 99,97%
Agama
Naskah Pengembangan
Tenaga Teknis Peradilan 121.670.000 121.508.800 161.200 99,87%
Agama
Tenaga Teknis Peradilan
Agama yang Kompeten di 403.473.000 403.472.800 200 100,00%
bidang Hukum
Tenaga Teknis yang Promosi
2.010.288.000 2.009.686.917 601.083 99,97%
dan Mutasi

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


66
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

%
No Uraian Anggaran Realisasi Sisa
Realisasi
Kegiatan Peningkatan
Ketatalaksanaan Perkara
4 576.960.000 567.904.448 9.055.552 98,43%
Kasasi dan PK serta
Kesyar'iyahan
Pembinaan dan Pemecahan
576.960.000 567.904.448 9.055.552 98,43%
Masalah Kesyariahan

ANGGARAN DAERAH 48.875.618.000 48.049.058.169 826.559.831 98,31%

Jumlah Orang miskin


berperkara yang dilayani
1. melalui pembebasan biaya 7.751.530.000 7.730.746.498 20.783.502 99,73%
perkara dilingkungan
Peradilan Agama
Jumlah Pihak berperkara
yang dilayani melalui sidang
2. 13.878.224.000 13.683.769.058 194.454.942 98,60%
di luar gedung dilingkungan
Peradilan Agama
Jumlah orang yang mendapat
3. layanan bantuan hukum 17.179.154.000 17.011.733.116 167.420.884 99,03%
dilingkungan Peradilan Agama
Jumlah Admistrasi perkara
jinayah di lingkungan
4. 100.485.000 78.746.570 21.738.430 78,37%
peradilan agama yang
diselesaikan
Dukungan Penyelesaian
5. 9.276.265.000 8.913.965.427 362.299.573 96,09%
Administrasi Perkara
Jumlah Pihak berperkara
yang dilayani melalui sidang
6 689.960.000 630.097.500 59.862.500 91,32%
terpadu dilingkungan
peradilan Agama

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


67
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

BAB IV

PENUTUP

Sebagai tindaklanjut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah maka dalam rangka perwujudan
pertanggungjawaban tersebut, setiap instansi pemerintah secara periodik
wajib mengkomunikasikan pencapaian kinerja dan sasaran strategis
organisasi kepada pimpinan dan publik, yang dituangkan dalam Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP). Berdasarkan Sistem Akuntabilitas
Instansi Pemerintah (Sistem AKIP), penyusunan LKjIP dilakukan melalui
proses penyusunan rencana strategis, penyusunan rencana kinerja,
penetapan kinerja dan pengukuran kinerja.

Sejalan dengan itu, laporan akuntabilitas kinerja Ditjen Badilag tahun 2021
ini diharapkan dapat memberikan suatu gambaran tentang pencapaian
kinerja Ditjen Badilag yang merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas
dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Berbagai upaya telah dilakukan
dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran yang ditetapkan pada tahun
2021, meskipun dalam kenyataannya dari sasaran yang ditetapkan tersebut
belum dapat diwujudkan secara keseluruhan, namun akan diperbaiki di
tahun mendatang.

Selaian itu penyusunan LKjIP Ditjen Badilag tahun 2021 juga mengacu
kepada rekomendasi penilaian evaluasi LKJIP tahun sebelumnya yang
dilakukan oleh Badan Pengawasan, pada penyajian LKjIP tahun ini
Ditjen Badilag juga melampirkan pengukuran kinerja pertriwulan yang
terlampir dalam lampiran LKjIP tahun ini, selain itu Ditjen Badilag
juga memiliki catatan untuk LKjIP tahun mendatang antara lain:

1. Dalam pembuatan LKjIP ditahun mendatang perlu tetap memperhatikan


hasil evaluasi penilaian dari Badan Pengawasan Mahkamah Agung RI.
2. Perlu adanya evaluasi/Reviu Rencana Strategis Ditjen Badan Peradilan
Agama secara berkala sesuai dengan perkembangan dan isu terkini.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


68
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

3. Lebih mengoptimalkan penerapan Sistem AKIP pada Direktorat Jenderal


Badan Peradilan Agama mulai dari penyusunan Indikator Kinerja Utama,
Renstra, Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja dan Penganggaran;
4. Perlu dioptimalkan pemanfaatan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
sebagai alat evaluasi kinerja bagi Direktorat Jenderal Badan Peradilan
Agama;
5. Perlu lebih mempertajam dalam perencanaan program dan anggaran agar
target yang telah ditentukan dapat tercapai secara maksimal.

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


69
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2021


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA

SASARAN
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
STRATEGIS
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Meningkatnya Layanan 1 Jumlah naskah tata kelola di 4 naskah
Dukungan Penyelesaian lingkungan peradilan agama yang
Perkara di Lingkungan disusun/disempurnakan
Peradilan Agama 2 Jumlah tenaga teknis peradilan 3.766 orang
agama yang kompeten dibidang
administrasi peradilan agama
3 Jumlah Admistrasi perkara 319 perkara
jinayah di lingkungan peradilan
agama yang diselesaikan
4 Jumlah Orang miskin berperkara 17.766 orang
yang dilayani melalui
pembebasan biaya perkara
dilingkungan Peradilan Agama
5 Jumlah Pihak berperkara yang 28.906 Orang
dilayani melalui sidang di luar
gedung dilingkungan Peradilan
Agama
6 Jumlah orang yang mendapat 177.442
layanan bantuan hukum Orang
dilingkungan Peradilan Agama
7 Jumlah Pihak berperkara yang 3.306
dilayani melalui sidang terpadu Orang
dilingkungan peradilan Agama
2 Meningkatnya 1 Jumlah naskah pengembangan 1 naskah
Kompetensi dan tenaga teknis yang disusun
Integritas Tenaga Teknis 2 Jumlah tenaga teknis yang 250 orang
Peradilan Agama mengikuti bimbingan teknis
yustisial
3 Jumlah tenaga teknis yang 2.368 orang
promosi dan mutasi untuk
memenuhi kebutuhan pengadilan
agama
3 Meningkatnya Tertib 1 Jumlah naskah kesyariahan yang 2 naskah
Administrasi Perkara disusun
Kasasi, Peninjauan
Kembali (PK) dan
Kesyariahan
4 Meningkatnya 1 Jumlah naskah tata kelola di 7 naskah
Pelayanan Manajemen lingkungan Ditjen Badilag yang
di Lingkungan Ditjen disusun
Badilag 2 Jumlah pelaksanaan layanan 44 unit
sarana internal

DITJEN BADILAG MAHKAMAH AGUNG R.I.


63
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJIP)

SASARAN
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
STRATEGIS
(1) (2) (3) (4) (5)
3 Prosentase penyelenggaraan 95%
operasional dan pemeliharaan
perkantoran

DITJEN BADILAG MAHKAMAH AGUNG R.I.


64
LKJIP TAHUN 2020

LAMPIRAN 2

PENGUKURAN KINERJA PERTRIWULAN


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
TAHUN 2021

Capaian Realisasi
Total
Sasaran Realisasi Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Indikator Kinerja Target Tahunan Capaian
Strategis Tahunan
Tahunan
Realisasi Capaian Realisasi Capaian Realisasi Capaian Realisasi Capaian

Meningkatnya 1 Jumlah naskah tata kelola di 4 naskah 4 100,00% 1 25% 1 50% 2 100,00%
Layanan lingkungan peradilan agama
Dukungan yang
Penyelesaian disusun/disempurnakan
Perkara di 2 Jumlah tenaga teknis 3.766 orang 3.777 100,29% 1.889 50% 1.889 100,00%
Lingkungan peradilan agama yang
Peradilan kompeten dibidang
Agama administrasi peradilan
agama
3 Jumlah orang miskin 17.766 orang 33.879 190,70% 8.470 48% 18.633 105% 27.103 153% 33.879 190,70%
berperkara yang dilayani
melalui pembebasan biaya
perkara di lingkungan
peradilan agama
4 Jumlah pihak berperkara 28.906 orang 38.287 132,45% 9.572 33% 21.058 73% 30.630 106% 38.287 132,45%
yang dilayani melalui sidang
diluar gedung pengadilan di
lingkungan peradilan agama
5 Jumlah orang yang 177.442 orang 281.167 158,46% 70.292 40% 154.642 87% 224.934 127% 281.167 158,46%
mendapat layanan bantuan
hukum di lingkungan
peradilan agama
6 Jumlah Admistrasi perkara 319 perkara 531 166,46% 133 42% 292 92% 425 133% 531 166,46%
jinayah di lingkungan
peradilan agama yang
diselesaikan

DITJEN BADILAG MAHKAMAH AGUNG R.I.


65
LKJIP TAHUN 2020

Capaian Realisasi
Total
Sasaran Realisasi Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Indikator Kinerja Target Tahunan Capaian
Strategis Tahunan
Tahunan
Realisasi Capaian Realisasi Capaian Realisasi Capaian Realisasi Capaian

7 Jumlah pihak berPerkara 3.306 orang 6.502 196,67% 1.626 49% 3.576 108% 5.202 157% 6.502 196,67%
yang dilayani melalui sidang
terpadu di lingkungan
peradilan agama
Meningkatnya 1 Jumlah naskah 1 naskah 1 100,00% 1 100%
Kompetensi pengembangan tenaga teknis
dan Integritas yang disusun
Tenaga Teknis
2 Jumlah tenaga teknis yang 250 orang 262 104,80% 100 40% 162 100%
Peradilan
mengikuti bimbingan teknis
Agama
yustisial
3 Jumlah tenaga teknis yang 2.368 orang 2.456 103,72% 614 26% 1.351 57% 1.965 83% 2.456 103,72%
promosi dan mutasi untuk
memenuhi kebutuhan
pengadilan agama
Meningkatnya 1 Jumlah naskah kesyariahan 2 naskah 2 100,00% 1 50% 1 100%
Tertib yang disusun
Administrasi
Perkara Kasasi,
Peninjauan
Kembali (PK)
dan
Kesyariahan
Meningkatnya 1 Jumlah naskah tata kelola di 7 naskah 7 100,00% 3 43% 4 100,00%
Pelayanan lingkungan Ditjen Badilag
Manajemen di yang disusun
Lingkungan
Ditjen Badilag 2 Jumlah pelaksanaan 44 unit 44 100,00% 44 100,00%
layanan sarana internal
3 Prosentase penyelenggaraan 95 % 99 104,51% 25 26% 55 57% 79 84% 99 104,51%
operasional dan
pemeliharaan perkantoran

DITJEN BADILAG MAHKAMAH AGUNG R.I.


66
LKJIP TAHUN 2020

DITJEN BADILAG MAHKAMAH AGUNG R.I.


67
DITJEN BADILAG MAHKAMAH AGUNG R.I.
65

Anda mungkin juga menyukai