Anda di halaman 1dari 5

MK.

PSIKOLOGI KLINIS
Semester Ganjil TA 2022/2023

TINJAUAN ARTIKEL JURNAL


Kelompok 3 Kelas A
21-078 Fadillah Nursyah Putri Br Nadeak 21-219 Fanny Winsilia
21-141 Dhea Nita Ivana Nainggolan 21-241 Nia Rayana C. Tarigan
21-186 Ebby Christina Simbolon

Judul Artikel : Pelatihan Self-Regulation, Assertiveness, Dan Time Management Dengan


Kearifan Lokal Masyarakat Samin Untuk Meningkatkan Kemandirian
Belajar
Penulis : Yuliana Susanti, Setia Asyanti
Nama Jurnal : Jurnal Intervensi Psikologi
Volume Nomor, Tahun : Volume 14, Nomor 1, Juni 2022
Halaman : 11-20
ISSN Jurnal : P-ISSN: 2085-4447; E-ISSN: 2579-4337
Akreditasi Jurnal : Sinta 3
Link DOI : 10.20885/intervensipsikologi.vol14.iss1.art2

PENDAHULUAN
Absennya peran orang tua menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perilaku seksual pranikah
pada remaja. Keterbatasan pendampingan orang tua selama masa perkembangan seksual merupakan
hal yang sering terjadi pada anak remaja yang tinggal di panti asuhan, sehingga kami memilih jurnal
ini untuk mengetahui apakah intervensi dengan melakukan psikoedukasi merupakan intervensi yang
tepat dilakukan untuk mengurangi permasalahan tersebut, dan kami juga berharap bahwa dengan
mengulas jurnal ini kami akan menambah pengetahuan kami mengenai topik yang diulas.
Kelompok kami menganggap penelitian ini penting karena perilaku seksual pranikah ini merupakan
topik yang cukup banyak dibicarakan dan memiliki dampak negatif apabila tidak ada upaya
pencegahannya. Dengan ini harapannya sebagai mahasiswa/i psikologi kami sebagai pengulas dan
teman-teman yang membaca akan mampu memahami secara sederhana mengenai intervensi yang
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah perilaku seksual pada remaja ini.

TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah intervensi berupa psikoedukasi dapat
mengurangi perilaku seksual pranikah pada remaja putra yang tinggal di panti asuhan serta melihat
perbedaan skor perilaku seksual pranikah pada subjek sebelum dan sesudah diberi psikoedukasi.

METODOLOGI
Metode penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan one group pratest-posttest design.
RESPONDEN
Pada penelitian yang menjadi responden atau subjek penelitian adalah 8 remaja laki-laki yang
tinggal di Panti Asuhan Putra X Boyolali yang memiliki rentang usia 15-19 tahun. Subjek dipilih
karena menunjukkan perilaku awal seperti berpacaran diam-diam tanpa sepengetahuan pengurus
panti, menonton video porno, melakukan masturbasi dan bermesraan dengan lawan jenis
(bergandengan tangan, berpelukan, berciuman). Subjek atau responden dipilih dengan
menggunakan purposive sampling. Serta responden juga bersedia mengikuti intervensi dari awal
hingga akhir dengan mengisi informed consent. Tetapi pada akhir penelitian hanya 6 subjek atau
responden yang menjadi sumber data dalam penelitian ini karena 2 subjek tidak hadir secara penuh
dalam psikoedukasi.

PENGUMPULAN DATA
Alat ukur utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Perilaku Seksual Pranikah yang
disusun oleh Asmarayasa (2004) berdasarkan pengembangan dari aspek-aspek perilaku seksual
menurut Sarwono (2012) yaitu perasaan tertarik, berkencan, bercumbu, bersenggama. Total item
dalam skala ini adalah 50 item yang terdiri dari 25 aitem favorable dan 25 aitem unfavorable,
dengan 4 pilihan jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak
Sesuai (STS). Skala ini telah diujicobakan dengan hasil item valid mempunyai koefisien validitas
(r⍺) bergerak dari 0,315 sampai 0,755 dengan p<0,05 dan koefisien reliabilitas (r⍺) sebesar 0,958.
Skala perilaku seksual pranikah diberikan sebagai prates yakni sebelum sesi pertama intervensi dan
diberikan sebagai pascates yakni seminggu setelah sesi terakhir intervensi.

PROSEDUR INTERVENSI
Intervensi yang dilakukan adalah psikoedukasi. Psikoedukasi dilaksakan dalam 7 sesi dan 2 kali
pertemuan yang dilaksanakan dalam 1 minggu. Pertemuan pertama berlangsung selama 2 jam,
sedangkan pertemuan kedua berlangsung selama 1 jam. Pelaksanaan intervensi dilakukan pada
suatu kelompok subjek berusia remaja yang terdiri dari 6 remaja putra sebagai subjek yang sudah
pernah mengikuti asesmen sebelumnya. Pelaksanaan intervensi dilakukan selama 2 hari dengan
rentang waktu 1 minggu. Pelaksanaan terbagi menjadi 7 sesi, dimana sesi ke 7 dilaksanakan satu
minggu setelah 6 sesi. Sesi pertama adalah pembukaan dengan melakukan ice breaking oleh peneliti
yang berlangsung selama 10 menit. Sesi kedua adalah saat dimana peneliti menjelaskan kegiatan
apa yang akan dilakukan, penjelasan berlangsung selama 10 menit. Dilanjutkan dengan sesi tiga
yaitu “who am i” pemberian materi tentang tugas perkembangan remaja, perkembangan seksual
remaja dari sisi psikologis, fisiologis dan agama kemudian menampilkan video untuk subjek,
dimana total sesi ini berlangsung 30 menit, subjek dipersilahkan untuk memberikan komentar dan
bertanya pada peneliti mengenai hal yang kurang dipahami. Sesi keempat adalah psikoedukasi
tentang perilaku seksual pranikah pada remaja, disertai juga dengan menunjukkan video kepada
subjek agar subjek tahu mana yang baik dan buruk. Sesi 4 berlangsung paling lama yaitu 45 menit.
Sesi kelima, “Bintang Harapan” dimana subjek diminta untuk menuliskan harapan dan impian
mereka tentang kehidupan rumah tangga yang ingin mereka miliki kedepannya, dalam durasi 15
menit. Sesi keenam adalah penutupan dari kegiatan yaitu subjek diminta membuat komitmen
bersama, berlangsung 15 menit. Seminggu kemudian adalah sesi terakhir yaitu sesi 7, saat subjek
diminta untuk mengerjakan tes skala perilaku seksual pranikah dan menuliskan evaluasi selama
kegiatan 6 sesi di seminggu yang lalu. Sesi 7 berlangsung selama 45 menit.

HASIL & PEMBAHASAN


Setelah diteliti, hasil menunjukkan mean prates adalah 105,3 (rendah) dan mean pascates sebesar
96,8 (rendah) berarti terjadi penurunan sebesar 8,5. Penelitian ini dilakukan agar melihat
perbandingan subjek sebelum dan sesudah diberikan psikoedukasi. Ternyata hasil penelitian
menunjukkan bahwa benar yang awalnya subjek menunjukkan rendah, setelah diberikan
psikoedukasi malah menjadi semakin rendah lagi. Kemudian terdapat dinamika yang terjadi dalam
kelompok subjek yaitu, pertama subjek menjadi lebih mengenal diri sebagai remaja yang tertarik
dengan lawan jenis. kedua, subjek menjadi lebih tahu ada dampak negatif dari relasi antar lawan
jenis yang tidak dikontrol dengan baik. Selanjutnya subjek bisa menyusun harapan keluarga untuk
masa yang akan datang. Dinamika yang terakhir adalah subjek menjadi berkomiten untuk menjadi
orang yang baik agar mendapat pasangan yang baik kedepannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya psikoedukasi ini menambah pengetahuan subjek juga mengubah sikap subjek untuk
menjadi lebih baik lagi.

SIMPULAN & SARAN


Adanya intervensi dalam bentuk psikoedukasi yang dilakukan peneliti mampu menurunkan perilaku
seksual pranikah pada remaja. Dalam menghindari terjadinya perilaku seksual pranikah, sebaiknya
panti asuhan melakukan psikoedukasi sebelum anak asuh menginjak usia remaja. Kegiatan
psikoedukasi ini berbasis kelompok yang menjelaskan tentang perkembangan remaja dan perilaku
seksual pranikah. Upaya yang dapat dilakukan agar anak asuh merasa tertarik mengikuti kegiatan
ini adalah dengan menggunakan metode observational learning.
REVIEW KELOMPOK
Kekuatan-kekuatan Penelitian :
● Psikoedukasi dapat dilakukan dengan secara berkelompok, dengan materi tentang
perkembangan remaja dan perilaku seksual pranikah dan metode observational learning
sehingga menarik bagi peserta. (hal. 19)
● Pada prosedur intervensi di hari pertama, setiap sesi yang berbeda berjalan dengan  sangat
bagus. Tahapan pada sesi dilakukan dengan hati-hati sehingga memberikan kenyamanan pada
para remaja yang merupakan peserta intervensi dan membantu para remaja untuk memahami
materi serta berbagai hal selama intervensi tanpa adanya unsur keterpaksaan.
Kelemahan-kelemahan Penelitian :
● Keterbatasan responden atau subjek dalam penelitian yaitu hanya 6 remaja lelaki yang
mengikuti psikoedukasi secara penuh, sehingga kurang dapat digeneralisasi dan tidak dapat
dipastikan apakah psikoedukasi ini dapat mengurangi perilaku seksual pranikah pada remaja
dari panti asuhan lain. Selain itu, di jurnal dikatakan bahwa psikoedukasi belum banyak
digunakan untuk mengatasi perilaku seksual pada remaja. (hal. 11)
● Penelitian ini hanya menggunakan kelompok eksperimen dan tidak menggunakan kelompok
pembanding. (hal. 14)
Hal-hal yang Dipelajari dari Artikel Jurnal :
● Psikoedukasi yang diberikan mampu menurunkan perilaku seksual pranikah pada subjek
penelitian. (hal. 18)
● Psikoedukasi mampu digunakan sebagai prevensi perilaku seksual sehingga tidak
berkembang lebih lanjut pada remaja. (hal. 18)
● Bahwa perilaku seks remaja dimulai dengan adanya autoerotic behavior dimana perilaku ini
dimulai dari rasa ingin tahu dan menikmati pengalaman seks sendirian. Kemudian, ada
pergeseran perilaku ketika remaja beranjak dewasa yaitu sociosexual behavior.
● Para pengasuh di panti asuhan berperan membantu, melatih, dan membimbing remaja panti
asuhan untuk dapat mengembangkan dirinya secara optimal, akan tetapi kenyataan ini sering
sulit dicapai. Hal ini disebabkan karena ketidakseimbangan jumlah antara anak asuh dan
pengasuh yang menyebabkan kualitas dukungan, perhatian, dan kasih sayang dari pengasuh
kurang maksimal. Selain itu penghuni panti asuhan yang kebanyakan berusia remaja membuat
pihak panti kesulitan untuk mengontrol perilaku anak asuh saat berada di luar panti. (hal.12)

● Cara Menerapkan Hasil Pembelajaran pada Aktivitas Akademik dan Non-akademik :


1. Akademik : Setelah mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi perilaku seksual
pranikah dan betapa pentingnya peran pendamping bagi remaja dalam masa
perkembangan seksualnya, hasil penelitian ini dapat menjadi dorongan yang cukup besar
untuk kita meningkatkan sosialisasi dan pengajaran mengenai hal tersebut. Hasil
penelitian ini juga dapat menjadi sumbangan data bahwa psikoedukasi dapat menurunkan
perilaku seksual pranikah pada remaja. Pada jurnal yang diulas kelompok, masalah
perilaku seksual pranikah ini mungkin tidak berhubungan langsung dengan aktivitas
akademik remaja, namun dikatakan bahwa Psikoedukasi dan Pelatihan Ekspresi Diri
untuk Asertif (EDA) memberi dampak baik secara sosial, psikologis dan kesehatan
mental (Hal. 19), tidak tertutup kemungkinan bahwa bertambahnya pengetahuan remaja
mengenai perilaku seks ini meningkatkan performanya di bidang akademik.
2. Non-akademik : Sebagai mahasiswa yang masih merupakan kategori remaja kita dapat
menerapkan intervensi yang dilakukan untuk menghindari perilaku seksual pranikah,
dengan mengenal diri sendiri kemudian membuat harapan mengenai bagaimana
kehidupan rumah tangga yang kita inginkan, apa hal-hal yang akan kita hindari untuk
mencapai harapan tersebut. Dengan melakukan hal-hal tersebut diharapkan kita dapat
menjaga diri dari mencoba melakukan hubungan seksual pranikah.

Anda mungkin juga menyukai