KPK atau Komisi Pemberantas Korupsi tentu hadir sebagai bagian dari elemen pemerintah
yang memiliki fungsi penting. Lembaga ini merupakan sebuah lembaga yang memiliki tugas
untuk melakukan pemberantasan atas tindak pidana korupsi. Sudah jelas bahwa system kerja
KPK sendiri terpaku pada Undang Undang yang ada di Negara kita tercinta. Efektifitas dari
kinerja KPK tentu menentukan bagaimana kemajuan bangsa kedepan. Semakin banyak tindak
pidana korupsi terjadi di Indonesia maka perkembangan dari kemajuan bangsa tentu tidak akan
meningkat.
KPK selama ini hadir sebagai lembaga pengawasan yang begitu di percaya oleh
masyarakat karena banyaknya kasus yang sudah berhasil ditangani. Namun dewasa ini
kepercayaan masyarakat akan kualitas kinerja dari KPK semakin menurun seiring dengan
semakin banyaknya kasus yang terjadi di Indonesia. Akhir akhir ini KPK semakin tidak nampak
di mata publik akan upaya upaya yang dilaksanakan dalam pemberantasan korupsi. Jika di
bandingkan dengan beberapa tahun belakangan, dua tahun terakhir nampaknya KPK semakin
tenggelam proses penangannya di mata publik. Padahal sebagai lembaga netral KPK
memerlukan media untuk bisa menyalurkan informasi mengenai kinerjanya kepada masyarakat.
Sehingga masyarakat dapat merasa puas akan upaya dan juga kinerja yang terus dilakukan oleh
Lembaga ini hadir sebagai lembaga yang benar benar memiliki fungsi penting dalam suatu
Negara. Bagaimana mungkin masyarakat tidak berharap pada KPK dalam proses penegakan
hokum mengenai korupsi yang terjadi. Hadirnya tatanan yang ada di jajaran KPK sudah amat
berubah sehingga membuat segala tindakannya juga menjadi semakin tidak terlihat. Bisa kita
lihat bersama bahwa saat ini KPK sama sekali tidak menunjukkan operasi tangkap tangan yang
dilakukannya pada para pelaku tindak korupsi. Meskipun kita tahu bersama bahwa mungkin saja
ada beberapa kasus yang sudah di tangani oleh KPK saat ini. Namun publik sama sekali tidak
mengetahui apa yang dilakukan oleh KPK dalam menjalankan tugasnya sebagai fungsi eksekutif.
Beberapa waktu terakhir tentu kita melihat di berbagai berita adanya operasi tangkap
tangan pada kasus korupsi aplikasi bodong. Namun, operasi tangkap tangan itu saja tentunya
tidaklah cukup untuk bisa membuktikan kualitas kinerja dari KPK. Sampai saat inipun belum ada
kejelasan mengenai kasus tangkap terkait aplikasi bodong yang melibatkan beberapa tersangka
didalamnya. Publik membutuhkan bukti akan efektifitas kinerja dari KPK agar kepercayaan
Semenjak adanya penggantian posisi ketua dan wakil ketua KPK semua tindakan KPK
rasanya sudah semakin tidak terlihat lagi. Adanya pimpinan KPK yang berasal dari penegak
hukum aktif memang menjadi sebuah hal yang bisa dianggap menghambat kinerja KPK. Untuk
dapat mengatasi permasalahan tersebut tentunya pemerintah perlu memiliki beberapa solusi
penyelesaian permasalahan terkait efektifitas kinerja dari Komisi Pemberantas Korupsi ini.
Langkah pertama yang harus dilakukan sebaiknya DPR sebagai lembaga yang memiliki
kewenangan untuk memilih pemimpin KPK untuk tidak memilih dari penegak hukum aktif.
Sebenarnya ini berkaitan dengan bagaimana performa kerja dari pimpinan yang akan di
tunjukkan setelah memimpin KPK. Apabila pemimpin KPK seperti saat ini yaitu berasal dari
lembaga penegak hukum aktif maka pola kerja dan juga formalitas kerjanya akan menyerupai
instansi hukum darimana sang pemimpin berasal. Ini menjadi sebuah problem besar pada
menjalankan tugasnya adalah dengan mendengarkan segala saran dan juga kritik dari
masyarakat. Sebuah lembaga akan berkembang dengan baik daya kerja ataupun kinerjanya
dalam menyelesaikan segala tugas dan tanggung jawab dengan memperbaiki performa kerja.
Perbaikan performa kerja tentunya di dapatkan dari kritik dan juga saran yang diberikan oleh
orang lain. Ini sama artinya dengan anggota KPK yang harus mendengarkan serta merenungkan
kritik serta masukan masyarakat sebagai tolak ukur perubahan. Sehingga efektifitas kinerja KPK
Transparansi penyelesaian kasus korupsi yang terjadi di Indonesia serta juga adanya
operasi tangkap tangan yang harus dilakukan tentu perlu diketahui oleh masyarakat. Melalui
media tentu KPK memiliki kesempatan untuk membuktikan akan kualitas kerjanya dengan baik.
Sehingga pengoptimalan kualitas kinerja KPK nantinya akan dapat terlaksana dengan baik dan
Tindak pidana korupsi tentu menjadi sebuah hal yang sangat di sayangkan terjadi di
Indonesia. Bayangkan saja, berapa banyak kerugian yang dialami oleh Negara karena adanya
kasus korupsi yang terus merajarela. Semua elemen yang ada di Negara ini tentu memiliki
tanggung jawab masing masing dalam memberantas korupsi. Masyarakat sendiri sebagai bagian
dari Negara tentu memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pencegahan terjadinya
kasus tindak pidana korupsi di Indonesia. Perawat sebagai bagian dari masyarakat tentu memiliki
dalam melayani upaya perawatan kesehatan masyarakat. Posisi sebagai perawat membuat
seseorang akan tergabung dalam suatu lembaga ataupun instansi kesehatan terkait mulai dari
puskesmas, rumah sakit, klinik, dan penyedia layanan kesehatan lainnya. Seseorang yang
tergabung dalam suatu instansi sudah pasti akan mengerti bagaimana tindakan dan juga
Dalam sebuah instansi kesehatan baik itu rumah sakit dan beberapa penyedia lainnya
seringkali ditemukan adanya tindak pidana kasus korupsi. Apalagi beberapa waktu terakhir
semenjak maraknya covid-19 sudah banyak sekali rumah sakit yang terjerat kasus tindak pidana
korupsi. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan adanya kesadaran dari masing masing tenaga
kesehatan yang ada didalamnya. Perawat tentu menjadi tangan pertama yang dapat membuka
ataupun menutup jalan pada adanya kasus tindak pidana korupsi di lembaga kesehatan seperti
dalam Pasal 41 ayat (5) dan Pasal 42 ayat (5) menegaskan bahwa tata cara pelaksanaan peran
serta masyarakat dan pemberian penghargaan dalam pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana korupsi perlu diatur dengan Peraturan Pemerintah. Peran serta masyarakat tersebut
Sesuai dengan prinsip keterbukaan dalam negara demokrasi yang memberikan hak kepada
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tindakan diskriminatif mengenai
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi, maka dalam Peraturan Pemerintah ini
diatur mengenai hak dan tanggungjawab masyarakat dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana korupsi. Oleh karena itu, kebebasan menggunakan hak tersebut
haruslah disertai dengan tanggungjawab untuk mengemukakan fakta dan kejadian yang
sebenarnya dengan mentaati dan menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum serta
Menjadi seorang perawat yang jujur dan juga bertanggung jawab tentu merupakan bagian
dari upaya pencegahan tindak pidana korupsi yang dapat dilakukan. Masing masing orang
memiliki kewajiban untuk dapat melaksanakan segala tindakannya sesuai dengan aturan yang
sudah berlaku. Menekankan diri bahwa setiap perawat juga merupakan bagian dari masyarakat
yang juga memiliki tugas untuk mencegah tindak pidana korupsi akan memudahkan masing