0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas peraturan-peraturan terkait lembaga pembiayaan di Indonesia, yaitu Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009, Peraturan OJK Nomor 35/POJK.05/2018, dan Keppres Nomor 61/Th. 1988 tentang Lembaga Pembiayaan. Ketiga peraturan tersebut mengatur tentang kegiatan usaha dan aktivitas lembaga pembiayaan seperti sewa guna usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen, dan modal ventura.
Dokumen tersebut membahas peraturan-peraturan terkait lembaga pembiayaan di Indonesia, yaitu Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009, Peraturan OJK Nomor 35/POJK.05/2018, dan Keppres Nomor 61/Th. 1988 tentang Lembaga Pembiayaan. Ketiga peraturan tersebut mengatur tentang kegiatan usaha dan aktivitas lembaga pembiayaan seperti sewa guna usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen, dan modal ventura.
Dokumen tersebut membahas peraturan-peraturan terkait lembaga pembiayaan di Indonesia, yaitu Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009, Peraturan OJK Nomor 35/POJK.05/2018, dan Keppres Nomor 61/Th. 1988 tentang Lembaga Pembiayaan. Ketiga peraturan tersebut mengatur tentang kegiatan usaha dan aktivitas lembaga pembiayaan seperti sewa guna usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen, dan modal ventura.
Stambuk :04020200497 Kelas : C16 HUKUM PEMBIAYAAN DAN KEWIRAUSAHAAN
• PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG
LEMBAGA PEMBIAYAAN didalamnya membahas tentang Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, dan Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi. 1. Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan yaitu Sewa Guna Usaha; Anjak Piutang; Usaha Kartu Kredit; dan/atau Pembiayaan Konsumen. 2. Kegiatan usaha Perusahaan Pembiayaan meliputi Sewa Guna Usaha; Anjak Piutang; Usaha Kartu Kredit; dan/atau Pembiayaan Konsumen 3. Kegiatan usaha Perusahaan Modal Ventura meliputi: Penyertaan saham (equity participation); Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity participation); dan/atau Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (profit/ revenue sharing) . 4. Kegiatan usaha Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur meliputiPemberian pinjaman langsung (direct lending) untuk Pembiayaan Infrastruktur; Refinancing atas infrastruktur yang telah dibiayai pihak lain; dan/atau Pemberian pinjaman subordinasi (subordinated loans) yang berkaitan dengan Pembiayaan Infrastruktur. Lembaga Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilarang menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk: Giro; Deposito;dan Tabungan.
• Sedangkan PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35
/POJK.05/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN didalamnya membahas PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN Kegiatan usaha Perusahaan Pembiayaan meliputi: Pembiayaan Investasi; Pembiayaan Modal Kerja; Pembiayaan Multiguna; dan/atau kegiatan usaha pembiayaan lain berdasarkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan. Selain kegiatan usaha sebagaimana dimaksud, Perusahaan Pembiayaan dapat melakukan sewa operasi (operating lease) dan/atau kegiatan berbasis imbal jasa sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan di sektor jasa keuangan. Pembiayaan Investasi s wajib dilakukan dengan cara: Sewa Pembiayaan; Jual dan Sewa-Balik; Anjak Piutang dengan Pemberian Jaminan dari Penjual Piutang;Anjak Piutang tanpa Pemberian Jaminan dari Penjual Piutang; Pembelian dengan Pembayaran secara Angsuran;Pembiayaan Proyek; Pembiayaan Infrastruktur; dan/atau pembiayaan lain setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. • Dan untuk Keppres Nomor 61/Th. 1988 tentang Lembaga Pembiayaan jo SK Menkeu Nomor 1251/KMK.103/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. Didalamnya membahas Mengatur tentang kegiatan usaha lembaga pembiayaan yaitu: sewa guna usaha (leasing); anjak piutang (factoring); pembiayaan konsumen (consumer finance), modal ventura (venture capital); usaha kartu kredit (credit card) dan perdagangan surat berharga. Kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan Sewa guna usaha,Anjak piutang,Usaha kartu kredit dan Pembiayaan Konsumen. Didalam pembahasan Dan untuk Keppres Nomor 61/Th. 1988 tentang Lembaga Pembiayaan jo SK Menkeu Nomor 1251/KMK.103/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara pelaksanaan Lembaga Pembiayaan terdapat Perkembangan berdasar prinsip syariah Prinsip syariah juga berkembang pada praktek ekonomi lain, seperti: 1. Pasar Modal 2. Asuransi 3. Dana pensiun 4. Pegadaian 5. Leasing 6. Koperasi dll • Ciri lembaga ini: tdk dikenal “bunga”, tetapi pada lembaga keuangan konvensional, bunga merupakan hal yang mendasar. PERBEDAAN BANK & PEMBIAYAAN Pembiayaan lebih sempit/ bagian dari pembagian keuangan. Lebih fokus pada fulngsi pembiayaan (penyediaan dana /barang/modal atau tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat) Dan untuk Keppres Nomor 61/Th. 1988 tentang Lembaga Pembiayaan jo SK Menkeu Nomor 1251/KMK.103/1988 jo Perpres No.9/2009. Sedangkan bank Lebih luas. Usaha dibidang jasa keuangan berupa penyediaan dana untuk pembiayaan usaha produktif dan kebutuhan konsutif serta jasa keuangan ( bukan pembiayaan ) lebih fokus ke fungsi keuangan.