Anda di halaman 1dari 10

BAB II

GAMBARAN UMUM
A. Deskripsi Wilayah Sekolah
1. Profil Sekolah
a. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Majene
NPSN/NSS : 40601315
Jenjang Pendidikan : SMK Negeri 2 Majene
Status Sekolah : Negeri
Kurikulum :
b. Lokasi Sekolah
Alamat : Jl. Dr. Ratulangi No. 9 Majene
Desa/Kelurahan : Labuang
Kode Pos : 91412
Kecamatan : Banggae Timur
Kabupaten/Kota : Majene
Provinsi : Sulawesi Barat
c. Data Pelengkap Sekolah
SK Pendirian Sekolah : 0749/0/83
Tahun Pendirian : 1983
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Izin Operasional : 244/I33.02/SMK.02/TU/2016
Tanggal SK Izin Operasional : 18 Juli 2016
SK Akreditasi :A
No. Rekening BOS :-
Nama BANK : BANK BPD Cabang Majene
Rekening Atas Nama : DANA BOS SMKN 2 MAJENE
Luas Tanah Milik : 7,928 M²
Luas Bangunan :
d. Kontak Sekolah
No. Fax : (0422) 21217
E-mail
: info@smkn2-maj.sch.id

2. Visi dan Misi


a. Visi
Berdasarkan analisis konteks, sekolah menetapkan visi berikut:
“Menjadi SMK bertaraf internasional berlandaskan iman dan taqwa serta
berwawasan lingkungan yang mampu menghasilkan tenaga kerja professional”.
b. Misi
1. Meningkatkan kualitas iman dan taqwa untuk menghasilkan tenaga kerja
terampil dan professional.
2. Meningkatkan sumber daya untuk mewujudkan sekolah bertaraf internasional
yang berwawasan lingkungan.
3. Meningkatkan mutu layanan pendidik untuk menghasilkan tamatan yang mampu
bersaing di era.
4. Melaksanakan manajemen partisipatif yang melibatkan seluruh warga sekolah
dalam pengelolaan pendidikan yang berwawasan lingkungan.
5. Menciptakan sekolah yang bersih, asri, indah dan nyaman untuk mendukung
terwujudnya sekolah yang berwawasan lingkungan.

3. Organisasi Sekolah
Organisasi sekolah merupakan suatu wadah ekstrakulikuler yang memberi ruang
gerak bagi siswa dalam mengembangkan minat dan bakatnya serta sebagai pusat
Pendidikan non formal dalam lingkup sekolah. Berikut beberapa organisasi di SMK
Negeri 2 Majene :
a. OSIS
OSIS merupakan akronim dari Organisasi Siswa Intra Sekolah yang merupakan
satu satunya organisasi sekolah yang di akui oleh kementerian Pendidikan sejak 21
maret 1970. Organisasi ini memiliki peran sebagai penggerak siswa untuk aktif
berkontribusi di sekolah. Ia merupakan wadah Pembinaan Kesiswaan di sekolah
untuk pengembangan minat, bakat serta potensi Siswa. Ia berfungsi sebagai wadah
untuk membicarakan beberapa hal tentang sekolah lebih lanjut,seperti
acara,lomba,dll.
OSIS dipimpin oleh ketua yang dipilih dari hasil pemilihan umum disekolah yang
mana memiliki masa bakti selama 1 periode kepengurusan atau 1 tahun.
OSIS SMK Negeri 2 Majene mempunyai fungsi sebagai pusat Pendidikan non
formal yang di hadirkan dalam bentuk program-program edukatif serta sebagai
wadah pembinaan atau pelatihan siswa-siswi SMK Negeri 2 Majene dalam hal
kepemimpinan.
b. Ambalan Pramuka Penegak
Ambalan Penegak atau sering hanya disebut ambalan adalah satuan organisasi
dalam Gerakan Pramuka yang terdiri atas paling banyak 32 orang Pramuka Penegak.
Ambalan Penegak dibagi dalam 4 sangga yang masing-masing sangga terdiri atas 6 -
8 orang Pramuka Penegak. Ambalan Penegak merupakan tempat pembinaan
Pramuka berusia 16 sampai 20 tahun yang disebut Pramuka Penegak.
Gerakan Pramuka menghimpun anggotanya dalam satuan dan kwartir. Satuan
terdepan dalam pembinaan peserta didik adalah Gugusdepan. Dalam Gugus depan
yang lengkap terdapat Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Penegak
dan Racana Pandega. Namun jika tidak memungkinkan, sebuah gugus depan boleh
hanya memiliki salah satu satuan saja semisal Ambalan Penegak.
Ambalan Pramuka SMK Negeri 2 Majene terdiri dari 2 satuan yaitu putra dan
putri yang mana disebut ambalan Sultan Hasanuddin untuk putra dan Andi Depu
untuk putri. Sama seperti Osis Ambalan Pramuka juga memiliki program-program
tahunan untuk para anggotanya yang orientasinya untuk pengembangan pengetahuan
dan juga kedisiplinan.
c. Palang Merah Remaja
Palang Merah Remaja (disingkat PMR) adalah wadah pembinaan dan
pengembangan anggota remaja PMI, yang selanjutnya disebut PMR. Terdapat di
PMI kota atau kabupaten di seluruh Indonesia, dengan anggota lebih dari 5 juta
orang, anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana,
mempromosikan prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah
internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.
d. Sanggar Seni Masarri-sarri
SMK Negeri 2 Majene juga memiliki organisasi yang bergerak pada bidang
kesenian yang dinamai Sanggar Seni Masarri-sarri yang memiliki fungsi sebagai
wadah pengembangan minat dan bakat kesenian siswa serta sebagai upaya untuk
melestarikan seni daerah Majene atau kesenian dan budaya Mandar.
e. Komunitas Frame
Komunitas Frame merupakan sebuah organisasi di SMK Negeri 2 Majene yang
bergerak dalam bidang Media kreatif seperti audio dan visual Adapun orientasi
organisasi ini sebagai pusat pengembangan pengetahuan siswa tentang multimedia
dengan menghadirkan program-program kreatif seperti podcast,pembuatan animasi,
pelatihan desain grafis dan pembuatan film pendek.

B. Masalah Umum Sekolah


Menempati lokasi Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 2 Majene
merupakan suatu kesempatan buat kami untuk mencari dan menggali informasi sedaam
dalamnya mengenai bagaimana kinerja dalam limgkup sekolah khususnya mengenai
metode agar dapat menjadi guru yang professional dan memiliki kewenangan tersendiri
yang akan menambah khasanah ilmu pengetahuan kami dan akan di aplikasikan dengan
baik di kemudian hari.
1. Permasalahan
Selama KKN-PPL melalui hasil Observasi dan pengamatan kami adapun kendala
dalam lingkup SMK Negeri 2 Majene yaitu :
a. Penyususnan Skenario pembelajaran
Dari hasil observasi awal yang dilakukan, dapat dilihat metode pembelajaran
yang digunakan oleh beberapa guru mata pelajaran masih menggunakan proses
transfer pengetahuan kepada peserta didik (teacher center learning) sehingga
banyak peserta didik yang cenderung bosan dan jenuh untuk belajar karena metode
ini juga dipandang mengahsilkan kelas yang terlalu kaku dan terstruktur ketat serta
hanya pemaparan materi dan pemberian tugas semata. Selain itu, peserta didik juga
memiliki kebiasaan bercerita dan main hp di kelas pada saat Proses Belajar
Mengajar berlangsung. Maka dari itu perlu adanya penggunaan metode lain dalam
mengajar misalnya pembelajaran kelompok sehingga keadaan kelas menjadi lebih
kolaboratif.
b. Kurangnya ruang kelas
Dari hasil observasi yang kami lakukan SMK Negeri 2 Majene memiliki satu
masalah yang cukup rumit yaitu kurangnya ruangan kelas untuk menampung begitu
banyak siswa/i. seperti yang diketahui jumlah peserta didik di SMK Negeri 2
Majene berjumlah 1298 dan ruangan kelas berjumlah 26.Alhasil untuk mengatasi
masalah itu melalui kesepakatan oleh kepala sekolah maka proses belajar mengajar
disekolah diterapkan 2 mode pembelajaran yaitu luring dan daring.
c. Partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang kurang maksimal
SMK Negeri 2 Majene memiliki permasalahan yaitu rendahnya partisipasi
peserta didik khususnya pada pembelajaran daring. Hal tersebut disebabkan oleh
faktor internal maupun eksternal. Faktor internal antara lain meliputi sikap, watak,
maupun sifat dari siswa itu sendiri. Sementara faktor eksternal meliputi lingkungan
sekitar peserta didik, dapat berasal dari lingkungan keluarga, sekolah, maupun
tempat tinggal. Untuk mengatasi hal tersebut, guru maupun mahasiswa PPL perlu
melakukan berbagai pendekatan secara persuasif terhadap peserta didik sehingga
peserta didik tidak hanya menganggap guru maupun mahasiswa PPL sebagai
pengajar dikelas, namun juga sebagai teman maupun saudara mereka.
d. Alokasi waktu mengajar
Masalah lain yang biasanya muncul adalah masalah waktu. Biasanya, alokasi
waktu yang ditetapkan telah habis namun materi belum selesai untuk satu
pertemuan. Untuk menghindari hal yang demikian maka pengajar harus mampu
menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin agar penyampaian materi
dapat terselesaikan sesuai dengan alokasi waktu yang diberikan
e. Media pembelajaran
Dari hasil observasi awal pula ditemui bahwa masih banyak siswa yang belum
memiliki modul dan buku pegangan, khususnya dalam mata pelajaran produktif,
hasilnya peserta didik hanya cenderung mencatat setiap kali pertemuan. Selanjutnya
peralatan praktek yang belum cukup memadai sehingga beberapa praktek kejuruan
tidak bisa dilaksanakan.
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah di atas maka Langkah-langkah pemecahan masalah yang
dapat dilakukan yaitu membuat metode pembelajaran kolaboratif, mengembangkan
bahan ajar,membuat media pembelajaran yang menarik dan melakukan berbagai
macam pendekatan terhadap peserta didik, guna memberikan cara atau metode yang
baik, agar sesuai dengan kemauan peserta didik, disamping hal tersebut Langkah-
langkah yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Melakukan Konsultasi dengan guru selaku pembimbing selama melaksanakan
kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).
b. Membuat Perangkat Pembelajaran
c. Membuat media pembelajaran yang menarik.
d. Mempelajari kembali materi yang akan diajarkan,sehingga materi dikuasai dengan
baik.
e. Menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
f. Menggunakan metode kreatif dan inovatif dengan pemanfaatan teknologi untuk
membuat media pembelajaran yang menarik perhatian peserta didik dalam
pembelajaran.
g. Memberikan teguran secara santun kepada peserta didik yang kurang
memperhatikan pembelajaran, maupun siswa yang bermain saat proses belajar
mengajar berlangsung.

C. Identifikasi Masalah PPL

Mahasiswa KKN-PPL terpadu mengidentifikasi beberapa masalah yang terdapat


pada lokasi. Adapun masalah-masalah yang dapat di identifikasi sebagai berikut:
1. Proses Belajar Mengajar
Masalah yang ditemui oleh mahasiswa PPL yang pertama adalah dalam
pembuatan dan pelaksanaan RPP. RPP yang akan diberikan harus dikonsultasikan
terlebih dahulu ke Guru Pamong agar tidak ada yang kesalahan persepsi. Diharapkan
kedepan dalam perumusan pembuatan RPP harus lebih diperhatikan kemampuan siswa
dalam menyerap materi agar target tidak terlalu tinggi daripada kemampuan peserta
didik. Lebih baik materi tidak terlalu tinggi tetapi dapat dikuasai oleh semua peserta
didik.
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan oleh mahasiswa PPL sedikit berbeda
dengan guru mata pelajaran. Yang mana metode yang digunakan adalah metode yang
mengaktifkan peserta didik secara langsung untuk belajar dalam hal ini peserta didik
yang menjadi pusat pembelajaran (student center learning). Salah satu yang metode
pembelajaran yang digunakan adalah metode kooperatif, sehingga peserta didik lebih
aktif dalam mencari informasi ilmu yang mereka butuhkan. Metode yang lain yang bisa
dijadikan sebagai alternatif adalah pembelajaran berkelompok dimana diharapkan agar
semua peerta didik dapat aktif.
3. Hubungan Antara Peserta Didik
Masalah berikutnya adalah kurangnya kekompakan dan minat belajar peserta
didik. Tenaga pendidik harus menyiasati dengan cara menggunakan variasi belajar yang
dapat menciptakan suasana keakraban antar peserta Didik, misalnya membuat kelompok
belajar yang diharapkan dapat menimbulkan kerja sama antar Peserta didik dapat terjalin
dengan sendirinya. Kurangnya minat peserta didik untuk belajar dan banyaknya peserta
didik yang berasumsi bahwa belajar Teknik Digital tidak hanya cukup dengan konsep
yang dijelaskan atau disampaikan saja tetapi juga praktikum langsung menggunakan
papan percobaan (white board), sehingga peserta didik dapat mengerti lebih baik
ketimbang hanya menjelaskan yang hanya akan membuat peserta didik berangan-angan
tentang materi tersebut.
Beberapa peserta didik terkadang tidak mau berpisah dengan teman akrab mereka
pada saat pembagian kelompok belajar sehingga pengaturan kelompok belajar demi
terciptanya model pembelajaran kooperatif menjadi sulit. Beberapa peserta didik juga
belum mempunyai kesadaran penuh untuk menggali sendiri pengetahuannya. Olehnya
itu, kami dari pihak Mahasiswa PPL berupaya untuk senantiasa mengkonsultasikan
dengan guru pamong dan dosen pembimbing tentang metode atau gaya mengajar yang
akan diterapkan di kelas sehingga peserta didik tetap antusias menerima materi pelajaran.
4. Disiplin Waktu
Disiplin akan alokasi waktu saat memberikan materi belajar juga sangat penting
agar tidak mengambil alokasi jatah waktu materi berikutnya sehingga semua materi dapat
diberikan sesuai alokasi yang telah ditentukan pada masing-masing materi. Jangan
sampai terlalu lama dalam pemaparan materi atau terus mengulang materi yang sama
dalam beberapa pertemuan.
Dalam mendukung suatu pembelajaran tidak lepas dari beberapa aspek salah
satunya adalah media pembelajaran. Media dalam hal ini berupa buku referensi yang
menunjang proses pembelajaran. Mahasiswa PPL meminta serta mengarahkan agar
peserta didik dapat memiliki buku pegangan bidang studi yang mempermudah peserta
didik untuk belajar.
5. Pendekatan Kepada peserta didik
Selain itu, usaha yang dilakukan oleh guru dan khususnya Mahasiswa PPL adalah
melakukan pendekatan-pendekatan persuasif kepada peserta didik dan bimbingan lain
guna memberikan masukan bagaimana cara dan metode belajar yang baik agar peserta
didik dapat mengatur waktunya dalam belajar, hal-hal yang dilakukan sebagai berikut:
a. Konsultasi dengan guru pamong dan tutor dalam pembuatan silabus mata pelajaran
dan rancangan pembelajaran.
b. Membuat rancangan pembelajaran sebelum mengajar.
c. Menguasai dengan baik materi yang nantinya akan diajarkan.
d. Menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan
diajarkan.
e. Menggunakan berbagai cara yang kreatif dan inovatif dalam upaya menarik minat
peserta didik untuk mengikuti pelajaran, seperti media pembelajaran yang menarik
ataupun memberikan motivasi di awal dan di akhir pembelajaran sehingga siswa
tertarik dan semangat untuk belajar.
f. Tidak mengajar secara monoton dan lancar ketika menjelaskan agar siswa tidak
merasa jenuh dalam belajar.
g. Memberikan teguran pada peserta didik yang tidak memperhatikan materi yang
disampaikan oleh pendidik (guru).
D. Bentuk dan Target Minimal Program Kerja
1. Observasi Pembelajaran
Pelaksanaan Observasi dan orientasi sekolah ini bertujuan agar mahasiswa peserta
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) mengetahui secara mendalam bagaimana kondisi
sekolah ditempati, baik itu lingkungan luar sekitar sekolah,para tenaga pendidik,peserta
didik,kurikulum,suasana pembelajaran,dan potensi lingkungan dalam sekolah yang dapat
dikembangkan, dengan observasi tersebut mahasiswa dapat dengan mudah melakukan
adaptasi di lingkungan sekolah.
Observasi dan orientasi ini dilakukan di SMK Negeri 2 Majene, kecamatan
Banggae Timur, Kabupaten Majene. Kegiatan Observasi tersebut dilaksanakan dengan
cara pengamatan langsung dan sosialisasi dengan berbagai pihak yakni Kepala
Sekolah,wakil kepala sekolah, tata usaha, guru, peserta didik serta pengambilan beberapa
dokumentasi kondisi lingkungan sekolah beserta sivitas akademiknya.
2. Persiapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh peserta praktik pengalaman lapangan (PPL) sebelum memasuki praktik
bimbingan berupa layanan. Adapun Langkah awal yang dilakukan sebelum melakukan
praktik pembelajaran yaitu proses pembuatan RPP yang harus dibuat untuk setiap kali
pertemuan. Di dalam RPP ini telah termuat kompetensi inti,kompetisi dasar, indicator,
tujuan layanan, metode dan pendekatan layanan, Langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam layanan, serta alat,bahan dan sumber materi.
Penulis merupakan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi dan
ditugaskan untuk mengampuh mata pelajaran Produk Kreatif Kewirausahaan pada kelas
XII Akuntansi dan Keuangan Lembaga dan mata pelajaran Dasar-dasar Pemsaran pada
kelas X Bisnis Daring dan Pemasaran dengan guru pamong Azhar., S.E. sebelum
melaksanakan proses mengajar mahasiswa PPL Menyusun RPP sebelum melaksanakan
proses mengajar dan melakukan konsultasi kepada guru pamong mengenai RPP yang
telah dibuat.
3. Praktik Pembelajaran
Praktik pembelajaran meruoakan inti dari seluruh kegiatan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL). Persiapan yang matang dari peserta Praktik Pengalaman Lapangan
sangat dibutuhkan demi kelancaran proses pembelajaran,seperti persiapan perengkat
pembelajaran. Implementasi di sekolah SMK Negeri 2 Majene, Mahasiswa Praktik
Pengalaman Lapangan diberikan tanggung jawab oleh pihak sekolah untuj berbagi
pengetahuan pada peserta didik SMK Negeri 2 Majene.
4. Target Minimal yang akan dicapai
Selama melaksanakan kegiatan Praktk Pengalaman Lapangan target minimal yang
ingin dicapai adalah terbentuknya pribadi calon tenaga Pendidikan yang memiliki
kompetensi, baik kompetensi pedagogi,kepribadian,professional dan sosial. Dari keempat
potensi tersebut dapat diperinci sebagai berikut :
1. Kompetensi pedagogic yaitu, kemampuan mengelolah pembelajaran peserta didik
yang meliputi pemahaman yang meliputi pemahaman terkait administrasi sekolah,
perancangan dan pelaksanaan administrasi sekolah,dan evaluasi hasil administrasi
sekolah.
2. Kompetensi kepribadian yaitu kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan
sikap yang dapat menjadi teladan bagi peserta didik.
3. Komptensi professional yaitu kompetensi yang merujuk pada kemampuan
penguasaan materi pembelajaran yang luas yang memungkinkan untuk membimbing
peserta didik untuk memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar
Nasional Pendidikan.
4. Kompetensi sosial yaitu kompetensi yang berhubungan dengan cara tenaga
kependidikan mampu menempatkan diri dalam lingkungan ia berada.

Anda mungkin juga menyukai