Anda di halaman 1dari 39

LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

ANALISA ALAT
1. Model Saluran Terbuka
Saluran terbuka kadang mengalami kebocoran, sehingga air tidak normal

2. Ambang Tajam
Ambang tajam harus betul-betul rapat agar tidak terjadi rembesan air

3. Sekat
Sekat harus tetap dalam keadaan stabil selama pengaliran berlangsung supaya
aliran air dan tinggi muka air tetap stabil

4. Pompa Air
Pompa air sangat dipengaruhi oleh aliran listrik, yang mana dapat
menyebabkan kurang stabilnya pengaliran air.

5. Terameter

Sebelum melakukan pengukuran tinggi muka air sebaiknya mistar terlebih

dahulu dinormalkan sehingga tidak ada kesalahan dalam pembacaan.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

ANALISA ALAT
1. Model saluran terbuka

Saluran terbuka kadang-kadang bocor sehingga mempengaruhi debit

pengaliran.

2. Sekat

Pada saat menyusun sekat biasanya kurang rapat dan air dapat melewati celah-

celah yang akan mempengaruhi tinggi muka air dihilir.

3. Ambang Lebar

Pada suatu pengaliran untuk suatu debit tertentu, ambang lebar kadang-kadang

terangkat yang disebabkan tidak rapatnya pengunci baut yang ada pada dasar

saluran, sehingga terjadi rembesan air.

4. Pompa Air

Pompa air sangat dipengaruhi oleh aliran listrik. Aliran listrik yang tidak

normal akan mempengaruhi kecepatan dan debit air yang ada. Hal ini juga

berpengaruh terhadap tinggi muka air karena debit tidak tetap.

5. Mistar

Sebelum melakukan pengukuran tinggi muka air sebaiknya mistar terlebih

dahulu dinormalkan sehingga tidak ada kesalahan dalam pembacaan.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

ANALISA ALAT

1. Pesawat Osborne Reynolds

Kedudukan alat Osborne Reynolds yang kurang stabil akan mengakibatkan

hasil yang diperoleh kurang sempurna.

2. Injektor

Injektor harus dalam keadaan yang stabil, karena bila tersumbat maka dalam

pengamatan visualnya dapat terjadi kesalahan.

3. Stopwatch

Stopwatch yang digunakan untuk menghitung waktu pada aliran air, kadang

kurang baik.

4. Thermometer

Thermometer sangat peka terhadap perubahan suhu, jadi dalam pembacaan

suhu harus teliti.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

ANALISA ALAT

1. Saluran terbuka

Saluran terbuka kadang-kadang bocor sehingga mempengaruhi debit

pengaliran.

2. Sekat

Pada saat menyusun sekat biasanya kurang rapat dan air dapat melewati celah-

celah yang akan mempengaruhi tinggi muka air dihilir.

3. Mistar

Sebelum melakukan pengukuran tinggi muka air sebaiknya mistar terlebih

dahulu dinormalkan sehingga tidak ada kesalahan dalam pembacaan.

4. Pintu Sorong

Pintu sorong sering terjadi rembesan air diantara dinding saluran dengan pintu

sorong sehingga tinggi muka air di hulu saluran tidak stabil hal ini dapat

berpengaruh pada pngukuran tinggi muka air

5. Pompa Air

Pompa air sangat dipengaruhi oleh aliran listrik. Aliran listrik yang tidak

normal akan mempengaruhi kecepatan dan debit air yang ada. Hal ini juga

berpengaruh terhadap tinggi muka air karena debit tidak tetap.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

ANALISA ALAT

Sebelum melakukan suatu percobaan, maka lebih dahulu harus mempersiapkan

semua alat yang akan digunakan. Alat tersebut di cek terlebih dahulu sebelum

mengambil data, mengingat alat data yang sudah cukup tua dan tidak begitu

berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan

yang lebih besar didalam pengambilan data. Alat – alat tersebut antara lain :

a. Pintu ukur segitiga dan segi empat

Pemasangan pintu ukur segitiga dan segi empat yang kurang rapat akan

mengakibatkan air keluar melalui dinding yang menyebabkan pengukuran

debit kurang akurat.

b. Stopwatch

Ketelitian pengukuran sangan tergantung pada penggunaan stop watch.

c. Terrameter (alat ukur tinggi muka air)

Dalam menggunakan alat ini terlebeih dahulu di normalkan, karena

terkadang mengakibatkan kesalahan baik itu dari si pengamat maupun untuk

alat itu sendiri.

d. Mistar geser

Pada dasarnya penggunaan mistar geser yaitu agar ukuran pelimpah tersebut

tepat, sehingga didalam menentukan tinggi muka air dengan pintu ukur tidak

terjadi penyimpangan.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

e. Alat penyumbat

Bola karet yang digunakan menyumbat saluran pembuang kurang rapat

yang mengakibatan terjadinya kebocoran kecil sehingga data volume yang

di catat kurang akurat.

f. Aliran listrik ( pompa mesin )

Pada aliran tersebut terkadang tidak konstan sehinggan dapat

mempengaruhi debit dan menyebabkan muka air dihilir berubah, begitu

pula yang di pelimpah.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

ANALISA ALAT

Dalam percobaan berbagai alat yang digunakan yang mana keadaan alat

tersebut sangat mempengaruhi hasil dari percobaan tersebut.

Adapun alat yang mempengaruhi yaitu :

1. Manometer

H2O maupun Hg dalam tabung manometer kadang naik turun, sehingga

mempengaruhi pembacaan beda tinggi (HL), hal ini disebabkan karena

tersentuhnya selang – selang penghubung oleh gelembung udara yang terdapat

pada pipa.

2. Seperangkat saluran tertutup ( Pipa )

Terjadi kebocoran pada pipa khususnya kran pembuka dan penutup aliran,

sehingga mempengaruhi kecepatan aliran dalam pipa.

3. Aliran listrik

Aliran listrik kadang tidak normal sehingga mempengaruhi pompa yang

mengaibatkan pengaruh pada pembacaan waktu untuk suatu debit tertentu.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

ANALISA ALAT

Pada umumnya alat alat yang digunakan dalam melaksanakan praktikum

dalam keadaan baik, hanya saja ada beberapa alat yang perlu diperhatikan dalam

penggunaannya :

a. Stopwatch

Alat ini sangat mempengaruhi ketelitian percobaan yang kita lakukan, karena

kurang ketelitian pembacaan waktu sangat berpengaruh terhadap hasil

perhitungan dan akan nampak pada penggambaran grafik.

b. Mistar Geser

Pada pengukuran jarak nozzle ke piringan dan diameter pada nozzle diperlukan

ketelitian pada pembesaran mistar geser.

c. Plat

Plat yang dibebani apabila tidak berada pada keadaan yang tidak normal (yakni

ujung jarum harus rata dalam piringan), maka akan mempengaruhi pengukuran.

d. Pesawat Jet Impact

Pesawat Jet Impact harus dalam keadaan yang datar agar tumbukan dan

pancaran tetap konstan.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

ANALISA GRAFIK

1. Hubungan grafik He max vs He2


- Pada Grafik menunjukkan bahwa semakin besar harga debit, maka semakin
besar pula harga He1 dan He2

2. Hubungan grafik He 1 vs Q
- Grafik tersebut menunjukan perbandingan antara debit yang digunakan
yaitu semakin besar harga debit maka tinggi He juga semakin besar

3. Hubungan grafik He vs C
- Grafik tersebut menunjukkan bahwa perubahan terjadi secara relative pada
ketinggian air diatas ambang mempengaruhi koefisien pengaliran, dimana
nilai koefisien pengaliran © semakin kecil.

4. Hubungan grafik Q dan C


- Grafik ini menunjukkan bahwa semakin besar harga debit, maka semakin
besar pula harga C
- Grafik ini menunjukan suatu kurfa yang signoil dengan kemiringan
berubah-ubah dimana perubahan debit mempengaruhi nilai C.

5. Hubungan grafik He / Hd dan C / Cd


- Grafik ini menunjukan bahwa semakin besar Hc / Hd maka harga C / Cd
semakin kecil.

6 Hubungan grafik Yc dan Ec

- Pada grafik ini menunjukan terbentuknya garis lengkung dimana garis


tersebut mendekati garis ideal da terpusat pada suatu titik ordinat dari
hubungan Yc dan Ec.
MUHAMMAD ARLIANSYAH 357
03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

ANALISA GRAFIK

1. Hubungan grafik He max vs He2


- Pada grafik menunjukan bahwa dari semua keadaan pengaliran (loncat,
peralihan, dan tenggelam)

2. Hubungan grafik Hemax vs Q


- Grafik ini menunjukan bahwa semua keadaan pengaliran (loncat, peralihan,
dan tenggelam) kurva terbentuk signoil, dimana semakin besar harga debit
yang digunakan, maka semakin besar pula nilai harga He1 yang diperoleh

3. Hubungan grafik Hemax vs C


- Pada grafik ini menunjukan bahwa semakin besar nilai Hemax maka
semakin besar pula nilai koefisinya (C)

4. Hubungan grafik Q vs C
- Grafik ini menunjukan bahwa semua keadaan pengaliran (loncat, peralihan,
dan tenggelam) terlihat bahwa grafik tersebut signoil, dimana semakin
besar harga debit maka semakin besar pula nilai koefisienya ( C )

5. Hubungan grafik He / Hd vs c / cd
- Grafik ini berbentuk parabola , hal ini disebkan semakin besar c /cdm, maka
harga He / Hd semakin kecil.

6 Hubungan grafik Yc vs Ec

- Grafik ini menunjukan bahwa semakin besar harga debit yang digunakan,
maka semakin besar nilai Yc dan Eck arena tinggi permukaan keduanya
mendekati garis ideal.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

ANALISA GRAFIK

A. Untuk Volume Tetap

Untuk volume tetap dan waktu yang berbeda-beda hanya menghasilkan 1

macam aliran, yaitu aliran turbulen. Hal itu dikarenakan hasil yang di peroleh

dari bilangan Reynolds > 2800 yang menjadi acuan untuk menentukan suatu

jenis aliran,

B. Untuk Waktu Tetap

Untuk waktu tetap hanya terjadi aliran turbulen. Pada grafik menunjukkan

bahwa semakin besar volume dengan waktu tertentu, besar pula kecepatan yang

terjadi sedangkan hubungan antara bilangan Reynolds dengan koefisien gesek

adalah berbanding terbalik yaitu semakin besar bilangan Reynolds maka semakin

kecil koefisien geseknya dan semakin kecil bilangan Reynolds maka semakin

besar koefisien geseknya.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

ANALISA GRAFIK

A. Pintu ukur segi empat

1. Grafik hubungan Cd dan H

Pada grafik ini terlihat bahwa nilai Cd berbanding terbalik dengan nilai H.

Semakin kecil nilai H maka semakin besar nilai Cd. Nilai Cd bervariasi menurut

perubahan debitnya, sedangkan nilai H menurut perubahan volumenya hingga

saat yang tertentu nilai H akan konstan.

2. Grafik hubungan H dan Q

Pada grafik ini terlihat bahwa kondisi dimana semakin besar nilai Q maka

semakin besar pula nilai H, dan membentuk garis lengkung kurva S dimana

terdapat beberapa titik yang menyimpang dari garis tersebut.

3. Grafik hubungan H dan t komulatif

Pada grafik ini terlihat bahwa kondisi dimana semakin besar nilai H maka

semakin kecil nilai t komulatif, dan membentuk garis lengkung kurva ke bawah.

4. Grafik hubungan Log H Vs Log Q

Pada grafik ini terlihat bahwa nilai log H berbanding lurus dengan nilai log Q.

Semakin kecil nilai dari log H, maka semakin kecil pula nilai log Q. Nilai log H

bertambah menurut pertambahan waktu pada volume tetap.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

B.Pintu ukur segi tiga

1. Grafik hubungan H dan Cd

Pada grafik terlihat bahwa nilai Cd berbanding terbalik dengan nilai H, dimana

terjadi perubahan nilai Cd yang cukup besar pada saat tinggi muka air mendekati

minimum. Kondisi ini terjadi akibat lubang pelimpah pada pintu semakin kecil.

2. Grafik hubungan H dan Q

Pada grafik ini terlihat bahwa nilai H dengan nilai Q membentuk kurva S yang

menggambarkan kenaikan nilai H akan diikuti dengan kenaikan nilai Q.

3. Grafik hubungan H dan t komulatif

Pada grafik ini terlihat bahwa kondisi dimana semakin besar nilai H maka

semakin kecil nilai t komulatif, dan membentuk garis lengkung kurva ke bawah.

4. Grafik hubungan Log H dan Log Q

Pada grafik ini terlihat bahwa nilai log H berbanding lurus dengan nilai log Q,

dimana kenaikan pada nilai log H akan diikuti oleh nilai log Q.

ANALISA GRAFIK
MUHAMMAD ARLIANSYAH 357
03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

1. UNTUK PIPA HALUS ( PIPA LICIN )

a. Grafik Hubungan HL ukur dan HL hitung

 Harga Hl ukur dan Hl hitung berbanding lurus karena grafik tampak

garis linier dari persamaan Last Quarts sejajar garis ideal. Hal ini

disebabkan karena kehilangan energi pada pipa licin hampir

sebanding dari pada beda tinggi tekanan pada manometer.

 Dari grafik tampak bahwa semakin besar HL hitung maka HL ukur

semakin besar pula. Hal ini disebabkan karena volume yang

mengalir persatuan waktu diperkecil.

b. Grafik Hubungan Bilangan Reynolds (Re) dan Koefisien Gesek (f)

 Besar bilangan reynolds (Re) tergantung pada debit aliran dan

besarnya temperatur air.

 Hubungan Re dan f berbanding lurus, karena semakin besar harga

bilangan reynolds (Re) maka akan semakin kecil koefisien gesek (f)

yang terjadi. Hal ini disebabkan karena besarnya debit (Q) dan luas

penampang (A) yang mempengaruhi kecepatan pengaliran (v)

dalam pipa.

 Grafik yang terbentuk dari hubungan Re dan f terbentuk garis

melengkung karena aliran yang terjadi adalah aliran turbulen

dimana Re> 2800

2. UNTUK TIKUNGAN 45°

a. Grafik Hubungan HL Ukur dan HL Hitung.


MUHAMMAD ARLIANSYAH 357
03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

 Harga HL hitung dan HL ukur berbanding lurus karena grafik

tampak garis linier dari persamaan Last Quarts sejajar garis ideal.

Hal ini disebabkan karena kehilangan energi pada pipa tikungan 45°

hampir sebanding dengan beda tinggi tekanan pada manometer.

 Dari grafik tampak bahwa semakin besar HL hitung maka HL ukur

semakin besar pula. Hal ini disebabkan karena volume yang

mengalir persatuan waktu diperkecil.

b. Grafik Hubungan Bilangan Reynolds (Re) dan Koifisien Gesek (f).

 Besar bilangan Reynolds (Re) tergantung pada debit aliran dan

besarnya temperatur air.

 Hubungan Re dan f berbanding terbalik, karena semakin besar

harga bilangan Reynolds (Re) maka akan semakin kecil koifisien

gesek (f) yang terjadi. Hal ini disebabkan karena besarnya debit

(Q) dan luas penampang (A) yang mempengaruhi kecepatan

pengaliran (v) dalam pipa.

 Grafik yang terbentuk dari hubungan Re dan f terbentuk garis

melengkung karena aliran yang terjadi adalah aliran turbulen

dimana Re > 2800.

3. UNTUK PIPA KASAR.

a. Grafik Hubungan HL ukur dan HL Hitung.


MUHAMMAD ARLIANSYAH 357
03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

 Harga HL ukur dan HL hitung berbanding lusur karena grafik

tampak garis linier dari persamaan Last Quarts sejajar garis ideal.

Hal ini disebabkan karena kehilangan energi pada pipa kasar hampir

sebanding dengan beda tinggi tekanan pada manometer.

 Dari grafik tampak bahwa semakin besar HL hitung maka HL ukur

semakin besar pula. Hal ini disebabkan karena volume yang

mengalir persatuan waktu diperkecil.

b. Grafik Hubungan Bilangan Reynolds (Re) dan koefisien gesek (f)

 Besar bilangan Reynolds (Re) tergantung pada debit aliran dan

besarnya temperatur air.

 Hubungan Re dan f berbanding terbalik, karena semakin besar

harga bilangan Reynolds (Re) maka akan semakin kecil koifisien

gesek (f) yang terjadi. Hal ini disebabkan karena besarnya debit

(Q) dan luas penampang (A) yang mempengaruhi kecepatan

pengaliran (v) dalam pipa.

 Grafik yang terbentuk dari hubungan Re dan f terbentuk garis

melengkung karena aliran yang terjadi adalah aliran turbulen

dimana Re > 2800.

4. UNTUK KONTRAKSI

a. Grafik Hubungan HL ukur dan HL hitung.


MUHAMMAD ARLIANSYAH 357
03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

 Untuk HL=0

- Grafik hubungan HL ukur dan HL hitung untuk Hl=0

berbanding lurus, karena pada grafik tampak garis linier dari

persamaan Last Quarts sejajar garis ideal hal ini disebabkan

karena harga HL ukur atau beda tinggi tekanan pada manometer

lebih rendah dari pada kehilangan energy yang terjadi dalam

pipa pada saat HL=0.

- Dari grafik hubungan HL ukur dan HL hitung untuk HL=0,

kehilangan energy pada pipa dipengaruhi oleh gaya gravitasi.

 Untuk HL≠0

- Grafik hubungan HL ukur dan HL hitung untuk HL≠0

berbanding lurus, karena pada grafik tampak garis linier dari

persamaan Last Quarts menjauhi garis ideal.Hal ini disebabkan

karena harga HL ukurpada manometer sebanding dengan harga

HL hitung dalam pipa.

- Dari grafik hubungan HL ukurdan HL hitung untuk

HL≠0 ,kehilangan energy dipengaruhi oleh gravitasi dari

koefisien akibat kontruksi tiba-tiba.

b. Grafik Hubungan Bilangan Reynolds (Re) dan Koefisien Gesek (f)

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

 Besar bilangan Reynolds (Re) tergantung pada debit aliran dan

besarnya temperature air.

 hubungan (Re) dan f berbanding terbalik, karena semakin besar

harga bilangan Reynolds (Re) maka akan semakin kecil

koefisien gesek (f) yang terjadi . Hal ini disebabkan karena

besarnya debit (Q) dan luas penampang (A) yang mempengaruhi

kecepatan pengaliran (v) dalam pipa.

 Grafik yang terbentuk dari hubungan Re dan f terbentuk garis

melengkung karena aliran yang terjadi adalah aliran turbulen

dimana Re>2800

5. UNTUK EKSPANSI.

a. Grafik Hubungan HL Ukur dan HL Hitung


MUHAMMAD ARLIANSYAH 357
03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

 Untuk HL=0

- Grafik hubungan HL ukur dan HL hitung untuk Hl=0

berbanding lurus, karena pada grafik tampak garis linier dari

persamaan Last Quart sejajar garis ideal. Hal ini disebabkan

karena harga HL ukur atau beda tinggi tekanan pada manometer

lebih rendah dari pada kehilangan energi yang terjadi pada pipa

pada saat HL=0.

- Semakin besar harga HL hitung, garis linier yang terbentuk

semakin turun mendekati sumbu X. Hal ini disebabkan karena

kehilangan energy yang di pengaruhi oleh volume pengaliran

dan waktu beserta luas penampang pipa menyebabkan kecepatan

pengaliran (v) berkurang sehingga kehilangan energy yang

terjadi semakin rendah.

 Untuk HL≠0

- Dari grafik hubungan Hl ukur dan Hl hitung untuk Hl≠0

berbanding lurus, karena pada grafik tampak garis linier dari

persamaan Last Quarts sejajar garis ideal.Hal ini disebabkan

karena harga HL ukur pada manometer sebanding dengan harga

Hl hitung dalam pipa.

Grafik Hubungan Bilangan Reynolds (Re) dan Koefisien Gesek

(f)

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

- Besar bilangan Reynolds (Re) tergantung pada debit aliran dan

besarnya temperatur air

- Hubungan Re dan f berbanding terbalik, karena semakin besar

harga bilangan Reynolds (Re) maka akan semakin kecil

koefisien gesek (f) yang terjadi. Hal ini di sebabkan karena

besarnya debit (Q) dan luas penampang (A) yang mempengaruhi

kecepatan pengaliran (v) dalam pipa.

- Grafik yang terbentuk dari hubungan Re dan f terbentuk garis

melengkung karena aliran yang terjadi adalah aliran turbulen

dimana Re > 2800.

6. UNTUK GATE VALVE


a. Grafik Hubungan HL ukurdan HL hitung.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

 Harga HL ukur dan HL Hitung berbanding lurus karena grafik

tampak garis linier dari persamaan Last Quarts sejajar garis ideal.

Hal ini disebabkan karena kehilangan energi pada pipa pipa gate

valve hampir sebanding dengan beda tinggi tekanan pada

manometer.

 Dari grafik tampak bahwa semakin besar HL hitung maka HL ukur

semakin kecil. Hal ini disebabkan karena volume yang mengalir

persatuan waktu diperkecil.

b. Grafik Hubungan Bilangan Reynolds (Re) dan Koifisien Gesek (f)

 Besar bilangan reynolds (Re) tergantung pada debit aliran dan

besarnya temperature.

 Hubungan Re dan f berbanding terbalik.

7. UNTUK TIKUNGAN 90˚


MUHAMMAD ARLIANSYAH 357
03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

a. Grafik Hubungan HL ukur dan HL hitung.

 Harga HL ukur dan HL Hitung berbanding lurus karena grafik

tampak garis linier dari persamaan Last Quarts sejajar garis ideal.

Hal ini disebabkan karena kehilangan energi pada tikungan 90˚

hampir sebanding dengan beda tinggi tekanan pada manometer.

 Dari grafik tampak bahwa semakin besar HL hitung maka HL ukur

semakin kecil. Hal ini disebabkan karena volume yang mengalir

persatuan waktu diperkecil.

b. Grafik Hubungan Bilangan Reynolds (Re) dan Koifisien Gesek (f)

 Besar bilangan reynolds (Re) tergantung pada debit aliran dan

besarnya temperature.

 Hubungan Re dan f berbanding terbalik.

8. UNTUK GLOBE VALVE.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

a. Grafik Hubungan HL Ukur dan HL Hitung.

 Harga HL hitung dan HL ukur berbanding lurus karena grafik

tampak garis linier dari persamaan Last Quarts sejajar garis ideal.

Hal ini disebabkan karena kehilangan energi pada pipa tikungan 45°

hampir sebanding dengan beda tinggi tekanan pada manometer.

 Dari grafik tampak bahwa semakin besar HL hitung maka HL ukur

semakin besar pula. Hal ini disebabkan karena volume yang

mengalir persatuan waktu diperkecil.

b. Grafik Hubungan Bilangan Reynolds (Re) dan Koifisien Gesek (f)

 Besar bilangan reynolds (Re) tergantung pada debit aliran dan

besarnya temperature.

 Hubungan Re dan f berbanding terbalik.

9. UNTUK ORIFICE METER.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

Pada grafik hubungan Re dan f terbentuk parabola dan curam, hal ini

disebabkan semain besar Re maka semakin kecil koefisien geseknya (f).

10. UNTUK VENTURY METER.

Pada grafik hubungan Re dan f terbentuk parabola dan curam, hal ini

disebabkan semain besar Re maka semakin kecil koefisien geseknya (f).

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

ANALISA GRAFIK

A. Untuk piringan 90°

1. Dari persamaan Last Quart diperoleh persamaan y = 0,5187 + (1,6424.x).

2. Garis yang terbentuk merupakan garis linear ( lurus ) dalam grafik

hubungan F hitung dan F ukur.

3. Apabila nilai F ukur diperbesar maka nilai F hitung juga akan

besar.

4. Pada grafik antara F ukur dan F hitung garis hubungannya berpotongan

dengan garis ideal disebabkan beberapa faktor :

a. Keadaan alat tidak stabil,

b. Pengamatan stopwatch yang kurang teliti,

c. Ketidakstabilan listrik,

d. Posisi jarum pengukur yang tidak stabil.

B. Untuk piringan 120°

1. Dari persamaan Last Quart diperoleh persamaan garis

y = 0,7899 + (1,7739.x) .

2. Pada grafik terbentuk garis linear ( lurus ) dalam grafik hubungan antara F

hitung dengan F ukur.

3. Garis hubungan antara F hitungan dengan F ukur pada grafik berpotongan

dengan garis ideal, hal tersebut di sebabkan faktor-faktor dalam

pengambilan data.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1.Pada keaadaan loncat 1 dan loncat 2, tinggi muka air di hilir tidak

mempengaruhi muka air di hulu. Pada kedaan peralihan tinggi muka air

di hilir terkadang mempengaruhi muka air di hulu. Pada keadaan

tenggelam 1 dan tenggelam 2, tinggi muka air dihilir mempengaruhi

muka air di hulu.

2.Semakin besar debit pengaliran, mala semakin tinggi muka air di atas

pelimpah.

3.Semakin besar permukaan ambang, maka semakin kecil debit pengaliran

(Q).

B. Saran

1.Sebelum melakukan percobaan, usahakan agar alat ukur tinggi muka air

(Mistar) berada dalam keadaaan normal.

2. Pengukuran hendaknya dilakukan ketika aliran air telah stabil

3.Pada saat pemasangan sekat, sebaiknya sekat yang kecil diletaakn di

bawah sekat besar agar sekat kecil tidak terangkat akibar arus/tekanan air.

4.Sekrup pada pemasangan ambang lebar sebaiknya dilapisi karet agar

tidak terjadi kebocoran pada saluran terbuka.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari hasil percobaan ambang tajam, diperoleh harga debit (Q) yang telah

didapatkan, dimana harga Q semakin kecil.

Maka, harga :

Hemax, Es, dan Hd meningkat, Yc dan Ec menurun, Hemin, C, dan Fr

menurun untuk setiap harga debitnya (Q).

2. Dari hasil grafik yang di peroleh maka dapat disimpulkan bahwa tinggi

muka air sebelum dan sesudah ambang (Hemax dan Hemin) tidak sama

besar, hal ini disebabkan adanya kehilangan energy tekanan, dimana

besarnya debit (Q) sangat mempengaruhi ketinggian air yang akan

mengalir pada saluran melalui ketinggian air yang akan mengalir pada

saluran melalui ambang tajam.

3. Maka kecil debit (Q) yang digunakan maka tinggi muka air yang

digunakan makin kecil pula.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

B. Saran

Dalam melakukan suatu percobaan hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

- Kecermatan dan ketelitian dalam mengambil data sehingga pada saat

perhitungan mendapatkan hasil yang sesuai.

- Pemeriksaan alat-alat yang digunakan agar dalam melakukan percobaan

tidak terjadi kemacetan hanya disebabkan kurang stabilnya alat.

- Praktikan harus menguasai prosedur percobaan serta memperhatikan

petunjuk asisten dengan seksama sehingga memperoleh data yang akurat.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari hasil perhitungan yang di dapat, disimpulkan bahwa apa yang diamati

secara visual tidak jauh berbeda dengan hasil analisis data.

2. Semakin kecil waktu yang dibutuhkan maka nilai debit serta kecepatan

pengaliran bilangan Reynolds maka nilai debit serta kecepatan pengaliran

bilangan Reynolds (Re) semakin bertambah.

a. Untuk volume tetap dengan waktu berubah

Re berkisar antara 5709,3015 sampai 8189,8500 dan f berkisar antara

0,0364 sampai 0,0332.

b. Untuk waktu tetap dengan volume berbeda

Re berkisar antara 3804,2950 sampai 4547,4029 dan f berkisar antara

0,0402 sampai 0,0385.

3. Apabila waktu yang dibutuhkan semakin kecil, koefisien gesek (f) dan

tegangan gesernya semakin berkurang.

4. Semakin besar nilai-nilai bilangan Reynolds (Re) maka nilai koefisien

geseknya semakin kecil.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

B. Saran

1. Dalam pembacaan alat ukur, disarankan agar memperhatikan ketelitian.

2. Pada saat mengalirkan air dari reservoir, perlu diperhatikan agar tetap

konstan.

3. Posisi pesawat Osborne Reynolds perlu diperhatikan agar tetap stabil.

4. Untuk mempermudah praktikan, bak air diberikan aliran langsung dari

sumber air

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

- Pada debit tetap nilai koefisien (Cc) dan koefisien (Cv) akan bertambah besar,

dan pada debit berubah semakin kecil debit maka nilai koefisien kontraksi

(Cc) akan semakin besar (berbanding lurus), dan semakin besar (berbanding

lurus), dan semakin besar debit maka nilai koefisien viskositas akan semakin

besar pula.

- Aliran yang melalui pintu sorong, besarnya gaya dorong yang bekerja pada

pintu sangat dipengaruhi oleh besarnya debit dan kecepatan aliran, dan

adanya suatu hambatan pada bagian hilir yang menimbulkan suatu gaya yang

resultan dari arah hilir.

- Hubungan Fg dan Fh menunjukkan untuk debit yang tetap dan berubah

bahwa semakin besar nilai Fg maka semakin besar nilai Fh. Hubungan Yg

dan Yc menunjukkan untuk nilai Yg tetap dan berubah maka nilai Yc akan

semakin kecil. Hubungan Cc dan Cv, pada debit tetap nilai Cc dan Cv

semakin besar dan pada debit berubah, semakin kecil debit nilai Cc semakin

kecil pula nilai Cv-nya.

- Pada debit tetap nilai Yg semakin bsesar, Yc semakin kecil, sedangkan nilai

Fa semakin keci, nilai Fb dan H semakin besar. Pada debit berubah nilai Ya

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

semakin besar, Yb semakin kecil sedangkan nilai Fa, Fb, dan H semakin

kecil pula.

- Besarnya gaya yang mendorong pintu sorong yaitu Fg dan Fh tidak konstan,

karena keadaan muka air dibelakang serta kecepatan aliran dimana asemakin

besar harga Yg maka tinggi air dibelakang pintu turun dan gaya dorong pada

pintu turun dan gaya dorong pada pintu akan berkurang.

B. Saran

Dalam melakukan suatu percobaan hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai


berikut :
- Kecermatan dan ketelitian dalam mengambil data sehingga pada saat

perhitungan mendapatkan hasil yang sesuai.

- Pemeriksaan alat-alat yang digunakan agar dalam melakukan percobaan tidak

terjadi kemacetan hanya disebabkan kurang stabilnya alat.

- Praktikan harus menguasai prosedur percobaan serta memperhatikan

petunjuk asisten dengan seksama sehingga memperoleh data yang akurat.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari hasil perhitungan tinggi muka air (H), didapat bahwa tinggi muka air

pada pintu segi empat lebih cepat penurunannya dibandingkan dengan

pintu segitiga. Hal ini disebabkan karena luas pelimpah segitiga lebih

kecil daripada pintu segi empat.

2. Debit pengaliran (Q) untuk tiap pintu

Nilai yang diperoleh untuk pintu ukur segiempat berkisat antara 430,293

cm3/dtk sampai 199,893 cm3/dtk , sedangkan untuk pintu ukur segitiga

berkisar antara 406,835 cm3/dtk sampai 242,718 cm3/dtk.

3. Koefisen pengaliran (Cd) untuk tiap pintu :

- Untuk pintu ukur segiempat antara 0,5339 sampai 0,5169

- Untuk pintu ukur segitiga antara 1,0844 sampai 1,1637

4. Dari hasil perhitungan yang diperoleh, koefisien pengaliran dari pintu segi

empat lebih besar daripada pintu segitiga.

5. Dari hasil perhitungan debit pengaliran (Q) pada kedua jenis pintu, didapat

bahwa nilai Q yang didapatkan semakin kecil akibat dari hubungan antara

debit pengaliran dan waktu yang ditempuh.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

B. Saran

1. Dalam melakukan praktikum, usahakan usaha meja hidrolis tidak goyang

dari tekanan maupun sentuhan yang disadari.

2. Dalam melakukan pengamatan, diharapkan seteliti mungkin dalam

penggunaan atau pembacaan stopwatch agar data yang diperoleh lebih

akurat.

3. Selama percobaan berlangsung, sebaiknya asisten tetap berada di dekat

praktikan agat tidak terjadi kesalan dalam praktek ataupun dalam

pengambilan data sehingga dapat langsung di koreksi.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Setiap pengaliran dalam pipa akan mengalami kehilangan energi sepanjang

pipa yang dilaluinya akibat gesekan pada dinding pipa.

2. Besarnya koefisien pengaliran dari analisa perhitungan tidak stabil pada tiap-

tiap pengaliran sehingga pada titik grafik nampak jauh terpisah.

3. Aliran yang diperoleh dari seluruh hasil pengamatan adalah jenis aliran

terbuka.

B. Saran

Untuk memperlancar dan memaksimalkan waktu dalam jalannya praktikum

sebaiknya alat pengatur manometer untuk air raksa dan air normal diperbaiki

karena praktikan kesulitan dalam pembacaan alat.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

ANALISA GRAFIK
a. Grafik Hubungan Cc Vs Q

Pada grafik ini terlihat bahwa untuk Q tetap, semakin besar nilai Y 1 maka

kecepatan aliran V1 semakin kecil dan semakin besar nilai Y0 maka kecepatan V0

pun semakin kecil. Hal ini disebabkan karena V berbanding lurus dengan debit

(Q) dan berbanding terbalik dengan tinggi muka air (besar nilai Y0 dan Y1).

b. Grafik Hubungan Cc Vs Yg/Y0

Pada grafik ini terlihat untuk Q tetap, Yg berubah, nilai Cc bergantung pada

nilai Yg/Y0. Bila kecepatan aliran V0 besar maka Yg/Y0 pun besar.

c. Grafik Hubungan antara Cv Vs Q

Pada grafik terlihat bahwa untuk debit (Q) tetap, bila V 0 besar maka nilai

koefisien viskositas (Cv) besar pula. Sedangkan untuk debit berubah nilai Cv

berfluktuasi, akan tetapi bila nilai Q besar maka nilai V0 kecil.

d. Grafik Hubungan antara Yg/Yo dan Fg/Fh

Terlihat pada grafik bahwa untuk Q tetap bila nilai V 0 dan V1 kecil maka nilai

Fg dan Fh sama-sama kecil,hal terebut tergantung pada nilai (V) dan besarnya

gaya balik yang bekerja. Dan terlihat grafik antara Fg dan Fh sebanding atau

linier terhadap perubahan yang terjadi.


MUHAMMAD ARLIANSYAH 357
03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

e. Grafik Hubungan antara Cv Vs Yg/Y0

Pada grafik terlihat bahwa perbandingan perubahan Yg/Y0 terhadap Cv

sebanding (nilai Q tetap), dan untuk debit (Q) berubah tampak bahwa setiap

perubahan Yg/Y0 berbanding terbalik dengan koefisien viskositas-nya (Cv).

f. Grafik Hubungan antara Fg Vs Yg

Untuk debit (Q) tetap, tampak Fg berbanding terbalik dengan Yg (bukaan

pintu sorong), akan tetapi pada debit (Q) berubah tampak nilai Yg konstan pada

setiap perubahan gaya dorong pada pintu sorong (Fg).

g. Grafik Hubungan antara Fh Vs Yg

Terlihat pada grafik, debit berubah memiliki Yg konstan pada setiap

perubahan Fh-nya, sedangkan untuk debit (Q) tetap tampak Fh berbanding

terbalik dengan perubahan bukaan pintu sorong (Yg).

h. Grafik Hubungan antara Yb/Ya hitung dan Yb/Ya ukur

Dari persamaan Last Quarts pada Yb/Ya hitung dan Yb/Ya ukur tampak :

- Untuk debit (Q) tetap tampak perubahan Yb/Ya hitung dan Yb/ya ukur

berbanding terbalik dan bergeser jauh dari garis ideal.

- Untuk debit (Q) berubah terlihat bahwa perubahan yang terbentuk adalah

konstan antara Yb/Ya hitung dan Yb/Ya ukur.


MUHAMMAD ARLIANSYAH 357
03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

i. Grafik Hubungan antara Y Vs Ec, F, x

Tampak dari kedua grafik pada debit (Q) tetap dan debit (Q) berubah, hasil

grafik berbentuk kurva ellips, yang berarti bahwa variabel antara satu dengan

yang lainnya saling berbanding terbalik seiring dengan perubahan setiap variabel.

j. Grafik Hubungan antara H dan L/Yb

Tampak dari grafik antara debit berubah dan tetap saling berbanding terbalik

satu sama lain setiap perubahan variable antara L/Yb dengan Frb-nya. Akan

tetapi pada satu titik maksimumnya antara debit berubah dan tetap saling

berpotongan dan berpusat pada satu titik , dari hal tersebut tampak hubungan

antara keduanya.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011
LABORATORIUM HIDROLIKA

PPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Jalan Urip Sumoharjo KM 05 Makassar

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari percobaan F1 – 16 ( Jet Impact ) diperoleh dua grafik dari dua jenis

piringan, yaitu piringan 90° dan piringan 180° yang digambarkan berupa

garis lurus yang mendekati garis ideal. Dari kedua percobaan yang

dilakukan, yang mendekati ke garis ideal adalah piringan 180°.

2. Semakin besar debit yang dialirkan, semakin besar pula beban yang

diperlukan dan waktunya semakin kecil pada volume tetap.

3. Setiap piringan mempunyai nilai efisiensi yang berbeda dimana semakin

besar sudut kelengkungannya semakin berkurang nilai efisiensi dan gaya

hitung yang ditimbulkan semakin besar.

B. Saran

1. Untuk menyempurnakan praktek ini di lain waktu, disarankan agar

praktikan diberikan penjelasan tentang aplikasi di lapangan.

2. Sebelum melakukan percobaan sebaiknya periksa semua alat yang akan

digunakan, pastikan dalam keadaan normal.

3. Diperlukan ketertiban dari praktikan dalam pengambilan data.

MUHAMMAD ARLIANSYAH 357


03120200011

Anda mungkin juga menyukai