Anda di halaman 1dari 14

PEMIKIRAN ISMAIL RAJI AL FARUQI

TENTANG PENDIDIKAN ISLAM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Dr. Mukh. Nursikin, M.S.I., M.Pd.

Disusun Oleh
Kelompok 10:
Nusaibah Izzati : 23060200037
Ahmad Syauqi Ridoka : 23060200050

PROGRAM STUDI TADRIS IPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Mahakuasa karena telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan berjudul “Pemikiran
Ismail Raji Al Faruqi Tentang Pendidikan Islam” ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Makalah dengan judul “Pemikiran Ismail Raji Al Faruqi Tentang Pendidikan Islam”
disusun guna memenuhi tugas dari Bapak Dr. Mukh. Nursikin, M.S.I., M.Pd. pada mata
kuliah filsafat pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Selain itu, kami,
kelompok 10, juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan pembaca tentang
pemikiran ismail raji al faruqi khususnya bagian pemikirannya bagian pendidikan Islam.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Mukh. Nursikin,
M.S.I., M.Pd. selaku dosen mata kuliah filsafat pendidikan Islam. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Salatiga, 18 November 2021

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Biografi Ismail Raji Al Faruqi.....................................................................................3
B. Islamisasi Ilmu Pengetahuan.......................................................................................4
C. Pemikiran Pendidikan Islam Menurut Ismail Raji Al Faruqi..................................6
BAB II.....................................................................................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................................10
A. Kesimpulan..................................................................................................................10
B. Saran.............................................................................................................................10
DAFTAR ISI...........................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa kejayaan Islam, Islam mampu mengakomodasi peradaban-peradaban luar ke
dalam peradaban Islam, tetapi sekitar abad ke-19, ide-ide dan pengaruh Barat yang asing bagi
kebudayaan Islam, telah menembus imperium Usmaniyah. Dan beberapa bagian wilayah
Islam telah jatuh ke tangan kekuasaan Barat. Misalnya Mesir, jatuh ke tangan Napoleon
Bonaparte pada tahun 1798 M.

Pada awalnya kaum muslimin ditundukkan oleh Barat, terutama melalui militer dan
politik. Kemudian mereka secara ekonomis dieksploitir. Pengaruh Barat terhadap dunia
Islam, menyebabkan hukum, sistem pendidikan, religius dan intelektual melalui berbagai
saluran.

Adanya dikotomi pendidikan dan sekularisasi ilmu, bertentangan dengan prinsip


pendidikan Islam, pada akhirnya akan mengakibatkan tujuan pendidikan Islam itu tidak
tercapai. Sementara tujuan pendidikan Islam adalah terciptanya orang yang berkepribadian
muslim, membentuk manusia yang berakhlak mulia, membentuk pribadi “khalifah” yang
dilandasi dengan sikap ketundukan, kepatuhan, dan kepasrahan sebagaimana hamba Allah
Swt.

Untuk mengatasi masalah dikotomi tersebut ilmuwan pada abad ke XX sebenarnya telah
mengajukan suatu ide untuk mengembalikan hakikat pendidikan Islam sehingga masalah
pendidikan seperti dikotomi yang telah diungkapkan di atas berkurang atau tidak terjadi. Ide
atau gagasan tersebut adalah Islamisai ilmu pengetahuan. Islamisasi merupakan respon kritis
atas peradaban Barat yang sekuler, kering nilai-nilai ilahiah-spiritual, dikotomis akal-wahyu,
ilmu-amal, material-spiritual yang mengakibatkan munculnya problem kemanusiaan seperti
degradasi moral religius, kekosongan jiwa dan tradisi taqlid di kalangan umat Islam.

Salah satu tokoh yang mengembangkan ide ini adalah Ismail Raji‟ al Faruqi. Al Faruqi
dalam karyanya yang masyhur berjudul Islamization of Knowledge: General Principles and
Work Plan menjelaskan pengertian Islamisasi ilmu sebagai usaha dalam memberikan definisi
baru, mengatur data-data, mengevaluasi kembali kesimpulan-kesimpulan, memproyeksikan

1
kembali tujuan-tujuan dan melakukan semua itu sedemikian rupa sehingga disiplin-disiplin
tersebut memperkaya wawasan Islam dan bermanfaat bagi cause (cita-cita) Islam.

Al-Faruqi sangat menyesalkan dampak dari pendidikan sekuler yang telah diadopsi oleh
para pendahulunya yang sekuler, dan ia mengkritik dengan tajam para cendekiawan yang
berusaha melakukan reformasi dengan cara westernisasi. Hal ini sangat berbeda sekali
dengan identitas Islam itu sendiri, sehingga hasilnya akan merusak. tatanan kehidupan ummat
Islam dan mereka tidak akan pernah rnendapatkan yang diinginkan seperti yang diperoleh
oleh Barat. Oleh karena itu, langkah satu-satunya yang akan membawa ummat mampu
bangkit kembali dan melahirkan kemajuan menurut al-Faruqi adalah harus berpijak kepada
ajaran Islam, karena Islam selalu sesuai dengan keadaan dan segala zaman.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Ismail Raji Al Faruqi?
2. Apa itu Islamisasi Ilmu Pengetahuan?
3. Bagaimana pemikiran pendidikan Islam menurut Ismail Raji Al Faruqi?

C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan biografi Ismail Raji Al Faruqi.
2. Untuk menndeskripsikan Islamisasi Ilmu Pengetahuan.
3. Untuk mendeskripsikan pemikiran pendidikan Islam menurut Ismail Raji Al Faruqi.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Biografi Ismail Raji Al Faruqi
Isma’il Raji Al-Faraqi merupakan ilmuan muslim terkemuka pendiri pusat
pengkajian Islam di Temple University Philadelphia, AS. Beliau dilahirkan di Jaffa,
sebuah daerah di Palestina, ketika Palestina belum direbut oleh Israel. Dia dilahirkan
pada tanggal 1 Januari 1921.

Al-Faruqi adalah seorang aktivis dan sarjana muslim yang sangat produktif. Dia
memperoleh pendidikannya yang membawa dia menguasai tiga bahasa; bahasa Arab,
bahasa Inggris, dan bahasa Prancis, dan sekaligus membuat dia sebagai pemikir dan
cendekiawan dalam multi kultural. Dia awalnya belajar di mesjid, lalu mengikuti
sekolah Katolik Prancis, College des Peres (tahun 1926-1936). Al-Faruqi kemudian
meraih gelar sarjana mudanya di American University, selesai tahun 1941. Setelah itu
ia mulai menjabat kepagawaiannya sebagai Gubernur calilee. Hal inilah yang
membuat al-Faruqi bermigrasi ke AS setelah Galilee jatuh menjadi provinsi dalam
kekuasaan Israel tahun 1947.

Al-Faruqi merupakan satu tipe intelektual yang lahap dan penulis sangat
produktif. Al-Faruqi terkenal sebagai ilmuan yang sangat produktif sekali dalam
pemikiran Islam dan pendidikan Islam serta ilmu-ilmu lainnya. Ia menulis sekitar 100
artikel dan 20 buah buku. Melalui tulisan-tulisan inilah ide-ide atau pemikirannya
menyebar Iuas di negara-negara Islam cli seluruh dunia. Al-Faruqi juga menjabat
sebagai Direktur Lembaga Kajian Islam Internasional. Dia kemudian dipercayakan
untuk rnengedit buku tentang Islamisasi Pengetahuan, yang bersumber dari dua
makalahnya yang disampaikan dan kemudian disempurnakan dengan berbagai
masukan dari hampir 50 peserta konfrensi yang mengambil bagian dalam konferensi
Pendidikan Islam yang diadakan di Islamabad, Fakistan. Dari sanalah akhirnya
wacana islamisasi ilmu pengetahuan berkembang.

Isma’il Raji Al-Faruqi wafat pada tanggal 17 Ramadhan 1406 H atau 27 Mei
1986. Dia dibunuh oleh 3 orang yang tak dikenal, di wilayah Cheltelham,
Philadelphia (Al-Faruqi dan Lamnya Al-Faruqi, 1998 : 8). Maka untuk mengenang
beliau, The Internasional Institut of Islam Though (IIIT), Washington DC, tahun 1993

3
memberi penghargaan bagi karya-karya akademis yang istimewa. Penghargaan ini
dikenal sebagai “Isma’il Al-Faruqi Award”.

B. Islamisasi Ilmu Pengetahuan


1. Pengertian Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Dalam bahasa Arab, istilah “Islamisasi Ilmu Pengetahuan” dikenal dengan


“Islamiyyat al-Ma’rifat”. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan
“Islamization of knowledge”. Islamisasi ilmu pengetahuan merupakan istilah yang
mendeskripsikan berbagai usaha dan pendekatan untuk mensistesiskan antar etika
Islam dengan berbagai bidang pemikiran modern. Produk akhirnya akan menjadi
ijma’ (kesepakatan) baru bagi umat Islam dalam bidang ilmu pengetahuan yang sesuai
dengan metode ilmiah dan tidak bertentangan dengan norma-norma Islam.

Sedangkan menurut al-Faruqi, Islamisasi ilmu pengetahuan adalah “Usaha untuk


mendefinisikan kembali, menyususn ulang data, memikirkan kembali argumen dan
rasionalisasi yang berkaitan dengan data itu, menilai kembali kesimpulan dan tafsiran,
memproyeksikan kembali tujuan-tujuan dan melakukan semua itu sedemikian rupa
sehingga disiplin-disiplin ini memperkaya Islam dan bermamfaat bagi cause (cita-
cita)”.

Adapun alasan yang melatarbelakangi perlunya Islamisasi dalam pandangan al-


Faruqi adalah bahwa umat Islam saat ini berada dalam keadaan yang lemah.
Kemerosotan muslim dewasa ini telah menjadikan Islam berada pada zaman
kemunduran. Kondisi yang demikian menyebabkan meluasnya kebodohan,
berkembang buta huruf dan takhayul di kalangan kaum muslim. Akibat dari itu
semua, umat Islam menyerahkan diri pada pemimpin ataupun tokoh-tokoh mereka.
Akibatnya, umat Islam lari kepada keyakinan yang buta, bersandar kepada literalisme
dan legalisme Barat. Dan meninggalkan dinamika ijtihad sebagai sumber kreativitas
yang semestinya dipertahankan.

Zaman kemunduran umat Islam dalam berbagai bidang kehidupan telah


menempatkan umat Islam berada di anak tangga bangsa-bangsa terbawah. Dalam
kondisi seperti ini masyarakat muslim melihat kemajuan Barat sebagai sesuatu yang
mengagumkan. Hal ini menyebabkan sebagian kaum muslimin tergoda oleh kemajuan
Barat dan berupaya melakukan reformasi dengan jalan westernisasi. Ternyata jalan
yang ditempuh melalui jalan westernisasi telah menghancurkan umat Islam sendiri

4
dari ajaran al-Qur’an dan Hadits. Berbagai pandangan dari Barat, diterima umat Islam
tenpa dibarengi dengan adanya filter.

2. Tujuan Islamisasi Ilmu Pengetahuan


Secara umum, Islamisasi ilmu pengetahuan al-Faruqi dimaksudkan sebagai
respon positif terhadap realitas pengetahuan modern dalam hal ini pengetahuan Barat
yang sekularistik di satu sisi dan Islam yang terlalu religius di sisi lain. Tujuannya
adalah membuat model pengetahuan baru yang utuh dan integral tanpa pemisahan di
antara keduanya.
Dengan kata lain, tujuan islamisasi ilmu sendiri adalah untuk melindungi umat
Islam dari ilmu yang sudah tercemar yang menyesatkan dan menimbulkan kekeliruan.
Islamisasi ilmu pengetahuan bertujuan untuk mengembangkan ilmu yang hakiki yang
membangun pemikiran dan pribadi muslim yang beriman kepada Allah, karena
islamisasi ilmu akan melahirkan keamanan, kebaikan, keadilan dan kekuatan iman.
Dengan adanya islamisasi ilmu pengetahuan diharapkan nantinya akan dihasilkan
ilmu pengetahuan Islam yang didasarkan pada al-Qur’an dan al-Hadits.
Menurutnya tujuan dari rencana kerja islamisasi pengetahuan yang telah
dicanangkannya adalah :
a. Penguasaan disiplin ilmu modern;
b. Penguasaan khazanah warisan Islam;
c. Membangun relevansi Islam dengan masing-masing disiplin ilmu modern;
d. Memadukan nilai-nilai dan khazanah warisan Islam secara kreatif dengan ilmu-
ilmu modern;
e. Pengarahan aliran pemikiran Islam ke jalan-jalan yang mencapai pemenuhan pola
rencana Allah.

Untuk merealisasikan tujuan-tujuan itu, sejumlah langkah harus diambil


menurut suatu urutan logis yang menentukan prioritas-prioritas masing-masing
langkah tersebut, yaitu ada 12 langkah yang diperlukan untuk mencapai islamisasi
pengetahuan. Kedua belas langkah itu adalah:

a. Penguasaan disiplin ilmu modern: penguraian kategori.


b. Survei disiplin ilmu.
c. Penguasaan khazanah Islam: sebuah antologi.
d. Penguasaan khasanah ilmiah Islam tahap analisa.

5
e. Penentuan relevansi Islam yang khas terhadap disiplin-disiplin ilmu.
f. Penilain kritis terhadap disiplin ilmu modern: tingkat perkembangannya dimasa
kini.
g. Penilain kritis terhadap khasanah Islam : tingkat perkembangannya di masa kini.
h. Survei permasalahan yang dihadapi umat Islam
i. Survei permasalahan yang dihadapi umat manusia. 1
j. Analisa kreatif dan sintesa.
k. Penuangan kembali disiplin ilmu modern ke dalam kerangka Islam : Buku-buku
teks tingkat universitas.
l. Penyebarluasan ilmu-ilmu yang telah disampaikan

C. Pemikiran Pendidikan Islam Menurut Ismail Raji Al Faruqi.


1. Landasan Berpikir Ismail Raji Al-Faruqi
Al-Faruqi percaya bahwa Islam adalah solusi bagi problem yang dihadapi
manusia sekarang. Karenanya dia tidak bosan mengingatkan umat Islam yang
berlebihan melakukan weternisasi, dan melakukan tindakan- tindakan tanpa
perencanaan yang matang dan tepat. Al-Faruqi membahas permasalahan dan
perubahan secara komprehensip dan integeral, berdasarkan kehidupan sosial secara
global menuju proses idealitas perubahan. Dan dengan melihat konsep, pemikiran,
dan langkah yang telah ia perbuat dapat diketahui metode yang digunakannya yaitu
“Analitik Paedagogi Sosiographick Methode”, dimana metode tersebut suatu metode
pendidikan bagi masyarakat, kemudian dianalisa untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan yang diharapkan.
Menurut pandangannya bahwa ilmu pengetahuan Islam bukan cahaya tiba-tiba
dalam kesadaran orang yang mengalami pengalaman mistis, meski berapa sufi
muslim mendefinisikannya demikian. Ia juga bukan informasi dan pencerahan yang
datang secara subjektif melalui perenungan. Ilmu pengetahuan Islam adalah
pemahaman rasional empiris dan intuitif tentang setiap bidang realitas. Ilmu
pengetahuan Islam sangat jauh dari spekulasi. Kebencian Islam terhadap pengetahuan
spekulatif bukanlah anti intelektualisme. Tapi ini merupakan puncak kritik. Pencarian
manusia tidak akan pernah berhasil tanpa strategi dan ekonomis. Ilmu itu tak terbatas,
dan tak ada jalan pintas menuju ilmu. Sedangkan jalan menuju ilmu sukar dan
memerlukan pendisiplinan aplikasi diri dan dedikasi, terutama jalannya pajang dan

6
menghabiskan banyak waktu, tetapi manusia dianugerahi karunia yang mempengaruhi
mencari dan mencapai tujuannya.
Satu hal yang mendasari pendidikan Islan dibedakan dari pendidikn Barat
adalah sifat dan tujuannya yang mengacu pada wawasan tentang Yang Kudus
(Tuhan). Pengetahuan di Barat telah menjadi problematik, karena kehilangan tujuan
yang sebenarnya. Oleh karena itu, perlu disadarkan agar para pakar pendidikan
kembali kepada budaya pengetahuan dan pendidikan Islam yang memiliki
karakreristik yang unggul. Usaha ini senada dengan apa yang dilontarkan oleh al-
Faruqi dengan islamisasi ilmu pengetahuan, agar ilmu pengetahuan serasi dengan
ajaran Tauhid dan ajaran Islam.
Ilmu pengetahuan dalam lslam tidak terlepas dari ideologi Islam yang
mendasarinya. Islam adalah potensi fitrah ummat manusia yang membawanya
mengakui dan mengabdi hanya kepada Allah. Potensi fitrah inilah yang mengangkat
eksestensi manusia di bumi ke posisi yang rnulia sebagai khalifah Allah. Untuk misi
kekhalifahan, ilmu pengetahuan pada arkhirnya yang mampu menghantarkan manusia
untuk menjalankan tugasnya melaksanakan kemakmuran di muka bumi ini.
2. Pemikiran Al-Faruqi Tentang Manusia
Manusia adalah sasaran pendidikan. Menurut Islam pendidikan adalah
pemberi corak hitam putihnya perjalanan hidup seseorang, karena itu ajaran Islam
menetapkan bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang wajib hukumnya bagi
pria dan wanita dan berlangsung seumur hidup (alhadits) - long life education - is the
process without end.
Islam mengajarkan bahwa manusia adarah makhluk sebagai hamba Allah dan
menjadi wakil-Nya di bumi. Dengan anugerah ini, manusia mempunyai. kedudukan
yang lebih tinggi dari malaikat, dan yang lainnya." Islam mengajarkan bahwa manusia
adalah khalifah. Dengan anugerah ini, manusia mempunyai kedudukan dan derajat
yang sangat tinggi. Secara moral, ia mampu berbuat misalnya dalam kebebasan,
sedangkan para malaikat. Sebagai makhluk, manusia mempunyai keinginan,
kehendak, serta kemauannya, dapat disadari mutlak ia berdiri tanpa ada
bandingannya, ialah khalifah yang murni. Sebagai pribadi, manusia mampu
melakukan tindakan moral, manusia sesungguhnya karya terbesar Tuhan. Dialah satu-
satunya makhluk yang perbuatannya mampu mewujudkan bagian dari kehendak
Tuhan dan menjadi sejarah.

7
Pendidikan Islam harus benar-benar mampu mendekati manusia sebagai
makhluk pribadi secora psiologis dan psikologis. Pendidikan harus benar-benar
memberikan pembekalan yang seutuhnya, tidak terpisah antara jasmani dan rohani,
material dan spiritual sebagai pribadi, manusia memiliki fitrah dan potensi untuk
keduanya. Oleh karena itu, usaha islamisasi pengetahuan itu sangat penting uniuk
kehidupan ummat dalam rangka pembekalan pribadi sebagai makhluk sempuma,
khalifah Allah di muka bumi.
3. Kurikulum
Identitas muslim dan sistem nilai atau moral itu menurut al-Faruqi adalah
terkandung dalam kebudayaan Islam. Oleh karena itu, al-Faruqi mengusulkan untuk
memerangi nilai-nilai westernisasi dengan islamisasi itu, dan dengan itu perlu sekali
dipelajari tentang kebudayaan dan peradaban Islam. Menurut al-Faruqi mahasiswa di
univesitas harus mengambil pelajaran kebudayaan Islam.
Adapun pelajaran pokok berkaitan dengan kebudayaan Islam adalah bahwa
kebudayaan Islam diajarkan pada semua tingkatan pendidikan, khususnya pada
tingkat universitas dan juga akademik-akademik mileter dan setiap sekolah tinggi.
Kebudayaan Islam itu diajarkan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
kebutuhan mahasiswa, memecahkan masalah-masalah ilmiah, ideologis, dan religius
yang mereka hadapi, dan memberi-mereka jawaban yang memadai dan meyakinkan
atas pencarian mereka.
Betapa pentingnya mempelajari kebudayaan ini menurut al-Faruqi harus
berupaya memberikan kepada mahasiswa muslim pengetahuan mengenai prinsip-
prinsip Islam sebagai essensi kebudayaan atau peradaban Islam, atau lebih tegas lagi
dinamakan oleh al-Faruqi dengan peradaban Tauhid.
4. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan menurut al-Faruqi ada dua yaitu lembaga formal, dari
sekolah dasar sampai ke universitas, namun yang paling disorotinya dalam wacana
pemikirannya adalah lembaga pendidikan yang kedua, yaitu lembaga pendidikan
Islam di luar sekolah-sekolah formal, seperti dilaksanakan di rumah-rumah, mesjid-
mesjid, organisasi atau tempat lainnya di mana para pelajar dapat mempelajari tentang
ajaran Islam.
Proses pendidikan tersebut dinamakannya dengan tabyinat. Tabyin merupakan
kewajiban yang harus dilakukan muslim, merupakan transformasi pendidikan oleh
generasi kepada generasi lainnya yang dikategorikannya dalam suatu kewajiban
8
tradisi pendidikan yang dianggapnya fardhu 'ain. Tabyin pertama kali dilakukan oleh
orang tua kemudian dilakukan oleh masyarakat, kemudian oleh muslim kepada yang
lainnya sesama muslim.
Konsep lembaga seperti ini akan lebih berhasil dalam penyelenggaraan
pendidikan Islam. Sistem pendidikan ini seperti merupakan sistem kerja yang
sekarang digunakan sangat populer di kalangan kelompok usaha untuk menarik pasar
yang dinamakan sistcm kerja Multi Level Maretting (MLM). Yaitu sistem pendidikun
yang dilaksanakan dengan bentuk transmisi pengetahuan kepada orang Islam lainnya,
sesama muslim dengan cara bergerilya dari satu orang menjadi dua orang kemudian
berkembang menjadi empat orang, dan terus berkembang lebih banyak lagi sesuai
jumlah akar transmisi ilmu tersebut. Sistem pendidikan Islam yang dilaksanakan
dengan cara kerja demikian dapat berkembang efektif, tinggal bagaimana untuk
memaksimalkannya dengan memberikan kajian-kajian keilmuan, atau pendidikan
Islam yang lebih ilmiah, aktual, dan terbuka dengan cara diskusi-diskusi atau seminar-
seminar, tidak seperti yang dilakukan oleh sistem usrah yang terkesan dilaksanakan
secara sembunyi dan hanya memberikan materi-materi tentang dasar-dasar ajaran
Islam yang ditafsirkan secara sempit atau yang bersifat doktrinasi.

9
BAB II

PENUTUP
A. Kesimpulan
Perlunya Islamisasi Ilmu Pengetahuan dalam pandangan al-Faruqi adalah bahwa
umat Islam saat ini berada dalam keadaan yang lemah. Tujuan dari rencana kerja
islamisasi pengetahuan yang telah dicanangkannya adalah:

1. Penguasaan disiplin ilmu modern;


2. Penguasaan khazanah warisan Islam;
3. Membangun relevansi Islam dengan masing-masing disiplin ilmu modern;
4. Memadukan nilai-nilai dan khazanah warisan Islam secara kreatif dengan ilmu-ilmu
modern;
5. Pengarahan aliran pemikiran Islam ke jalan-jalan yang mencapai pemenuhan pola
rencana Allah.

Al-Faruqi mengusulkan untuk memerangi nilai-nilai westernisasi dengan


Islamisasi itu, dan dengan itu perlu sekali dipelajari tentang kebudayaan dan
peradaban Islam ke dalam kurikulum pendidikan Islam. Yang paling disorotinya
dalam wacana pemikirannya adalah lembaga pendidikan Islam di luar sekolah-
sekolah formal, seperti dilaksanakan di rumah-rumah, mesjid-mesjid, organisasi atau
tempat lainnya di mana para pelajar dapat mempelajari tentang ajaran Islam, atau
disebut dengan tabyinat. Tabyin merupakan kewajiban yang harus dilakukan muslim,
merupakan transformasi pendidikan oleh generasi kepada generasi lainnya yang
dikategorikannya dalam suatu kewajiban tradisi pendidikan yang dianggapnya fardhu
'ain.

B. Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini sangat berterimakasih atas segala partisipasi
pembaca dalam membaca dan memahami isi makalah ini. Semoga makalah ini
berguna untuk pembaca. Kami selaku penulis sadar masih banyak kekurangan dalam
menyusun makalah ini, oleh karena itu kami mohon keritik dan saran yang
membangun dari pembaca.

10
DAFTAR ISI
Az Zahro, Nur Arifah. 2018. Konsep Islamisasi Ilmu Pengetahuan Menurut Ismail Raji Al
Faruqi dan Relevansinta dengan Tujuan Pendidikan Islam. Skripsi. Program Sarjana
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo. Ponorogo.

Norlaila. 2008. Pemikiran Pendidikan Islam Ismail Raji Al Faruqi. Al-Banjari. 7(1). 34-49.

Sholehuddin, M. Sugeng. 2010. Ismail Raji Al Faruqi The Founding Father Islamisasi
Pengetahuan. Forum Tarbiyah. 8(2). 204-213.

Eniyawati. 2015. Kesatuan Ilmu dalam Bingkai Pemikiran Ismail Raji Al-Faruqi. Tadris.
10(1). 43-46.

11

Anda mungkin juga menyukai