Oleh
ILMU KEOLAHRAGAAN
2021
PENGESAHAN
Disusun oleh:
NIM : 6211417044
Menyetujui:
ii
PRAKATA
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
dengan judul “Analisis Hubungan Antara Keseimbangan dan Power Otot Tungkai
ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 guna memperoleh gelar
pihak penelitian ini tidak akan terlaksana dengan baik. Hal tersebutlah yang
menyelesaikan studi.
skripsi.
iii
6. Kedua orangtua yang selalu membimbing, mendokan dan dorongan
7. Temanku Lady, Huda, Amin, Nilam, Dzulfikri, dan Haidar yang telah
penyusunan proposal skripsi ini, namum apabilan masih terdapat kesalahn dan
kekurangan itu karena keterbatasan peneliti. Akhir kata semoga proposal skripsi
Peneliti
DAFTAR ISI
iv
PENGESAHAN...............................................................................................................2
BAB 1...............................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
1.1 Latar Belakang....................................................................................................5
1.2 Identifikasi Masalah...........................................................................................9
1.4 Rumusan Masalah............................................................................................10
1.5 Tujuan Penelitian..............................................................................................10
1.6 Manfaat Penelitian............................................................................................10
BAB II.............................................................................................................................11
2.1 Landasan Teori.....................................................................................................11
2.1.2 Hakikat Olahraga...........................................................................................11
2.1.3 Hakikat Taekwondo.......................................................................................13
2.1.4 Sejarah Taekwondo di Indonesia..............................................................15
2.1.5 Sejarah Taekwondo di Korea......................................................................17
2.1.6 Teknik Taekwondo........................................................................................20
2.1.7 Tendangan Dwi Chagi.....................................................................................23
2.1.8 Hakikat Power Otot Tungkai.......................................................................26
2.1.9 Hakikat Keseimbangan................................................................................26
2.1.10 Penelitian yang Relevan............................................................................27
2.2 Kerangka Berpikir.................................................................................................28
2.3 Hipotesis.................................................................................................................29
BAB III............................................................................................................................29
3.1 Jenis dan Desain Penelitian...........................................................................29
3.2 Variabel Penelitian............................................................................................30
3.3 Definisi Operasional.........................................................................................30
3.3.1 Keseimbangan...........................................................................................31
3.3.2 Power Otot Tungkai..................................................................................31
3.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel....................................31
3.4.1 Populasi.......................................................................................................31
3.4.2 Sampel.........................................................................................................31
3.4.3 Teknik Penarikan Sampel........................................................................31
v
3.5 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................32
3.6 Instrumen Penelitian........................................................................................32
3.6.1 Standing stork tes.....................................................................................33
3.6.2 Standing Board Jump...............................................................................35
3.6.3. Tendangan Dwi Chagi........................................................................37
3.7 Teknik Analisis Data........................................................................................38
Daftar Pustaka..............................................................................................................45
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
Olahraga di zaman modern seperti saat ini tidak hanya untuk menjaga
kesehatan dan kebugaran saja melainkan sudah menjadi tren atau gaya hidup
berguna dalam menunjang aktivitas sehari-hari. Hal tersebut sama dengan yang
Salah satu olahraga yang banyak diminati masyarakat yakni beladiri, sebab
beladiri dapat berguna untuk olahraga dan melindungi diri. Beladiri adalah
sebuah usaha untuk melindungi diri dari seorang manusia ataupun lainnya
(Firdaus & Hazrati, 2013). Dengan mempelajari beladiri dan mempunyai ilmu
beladiri kita mampu berjaga-jaga jika ada seseorang yang ingin menyerang
ataupun mempunyai niat buruk terhadap diri kita, akan tetapi mempunyai ilmu
beladiri sangat dilarang keras untuk menyakiti satu sama lain terutama kepada
yang lebih lemah. Ada beberapa pembagian kategori dalam seni beladiri yaitu:
bersenjata tajam, senjata tidak tajam, dan seni tempur tangan kosong. Beladiri
memiliki berbagai macam jenis di dunia yaitu: Aikido, Capoeira, Gulat, Hapkido,
Jiu Jitsu, Jogo do pau, Judo, Karate, Kempo, Kendo, Kick boxing, Krav maga,
Kung fu, Muay Thai, NEST, Ninjutsu, Silambam, Silat, SOCP, Systema,
Taekwondo, Tai chi, Taido, Tarung derajat, Tomo, Tinju, Thifan, Wing Tsun,
kategori yaitu seni keindahan gerak jurus dan pertarungan. Seni keindahan jurus
1
2
teknik yang mengenai sasaran lawan baik teknik pukulan, tendangan, maupun
Korea. Taekwondo terdiri dari tiga kata yaitu Tae, kwon dan do. Tae berarti kaki
atau menghancurkan dengan kaki, Kwon yang berarti tangan atau menghantam
dan mempertahankan diri dengan tangan serta Do sebagai seni atau cara untuk
menggunakan teknik kaki dan tangan kosong (Puspodari & Ahmad, 2018).
dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktek teknik
yang mendalam sehingga dalam mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa, dan raga
taekwondo akan membentuk sikap mental yang kuat dan etika yang baik bagi
keterampilan teknik beladiri saja, akan tetapi juga meliputi aspek fisik, mental dan
berlatih sudah seharusnya menunjukkan kondisi fisik yang prima, mental kuat
3
dan semangat yang tinggi. Usaha yang dilakukan untuk mencapai prestasi
oleh faktor internal yakni kemampuan atlet (bakat dan motivasi) serta faktor
dan teknik tendangan (Chagi). Teknik pukulan (Jireugi) antara lain teknik sabetan
(Chigi) dan teknik tusukan (Chireugi). Teknik tendangan (Chagi) itupun beragam
depan (Milyo Chagi), dan tendangan balik dengan mengkait (Dwi Huryeo Chagi)
dan lain-lain dengan aplikasi teknik lainnya. Dari banyaknya teknik ada salah
satu teknik yang menarik yakni teknik tendangan ke belakang (Dwi Chagi), sebab
saat pertandingan tendangan ini dapat menghasilkan poin yang tinggi dan jika
tepat sasaran serta waktu yang tepat sehingga dapat mengalahkan lawan.
Tendangan dwi chagi yaitu tendangan balik menyodok ke arah perut (Dofi,
Tendangan dwi chagi melibatkan peran antara keseimbangan dan power otot
tungkai.
setiap perubahan posisi tubuh, sehingga tubuh tetap stabil dan terkendali
4
(Santika, 2017). Keseimbangan ini terdiri atas keseimbangan statis (tubuh dalam
dinamis diperlukan saat jalan, lari atau gerakan berpindah dari satu titik ke titik
yang lainnya dalam suatu ruang (Lasmaida, 2016). Kemudian power merupakan
gabungan beberapa unsur fisik yaitu unsur kekuatan dan unsur kecepatan,
artinya kemampuan power otot dapat dilihat dari hasil suatu untuk kerja yang
secara tiba-tiba dan cepat dengan mengarahkan seluruh kekuatan dalam waktu
menjadilah daya ledak kekuatan otot tungkai (Alnia, 2019). Kekuatan otot tungkai
yaitu atlet itu sendiri ketika melakukan suatu gerak komplek dan dapat bertahan
lama. Oleh karena itu, dalam seorang atlet taekwondo dituntut memiliki power
yang baik, hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap prestasi yang akan
2021, akan tetapi adanya pandemi covid-19 POPDA tahun 2021 diundur.
teknik atlet mengadakan latihan tanding dengan Kota Salatiga. Latihan tanding
Gotong Royong setiap Kamis sore, Sabtu sore, dan Minggu pagi.
2021 yang terjadi saat latihan tanding dengan kota Salatiga di tempat latihan Gor
5
Gotong Royong Ambarawa, ternyata banyak atlet yang sering terjatuh ketika
melakukan tendangan dwi chagi, gerakan yang dilakukan oleh atlet belum
tendangan dwi chagi, Rochmad mengatakan memang banyak atlet yang salah
ketika melakukan tendangan dwi chagi. sehingga merugikan atlet karena atlet
tungkai merupakan salah satu dari kurangnya tendangan dwi chagi atlet
dan menganalisis hubungan keseimbangan dan power otot tungkai pada atlet
Kabupaten Semarang.
berikut :
6
1.2.1 Kurangnya power otot tungkai terhadap kemampuan tendangan dwi chagi
1.2.3 Kesalahan yang sering dilakukan dalam tendangan dwi chagi atlet
Kabupaten Semarang.
luasnya permasalahan yang dihadapi dan keterbatasan yang ada pada peneliti,
serta agar peneliti terarah, terfokus dan tidak menyimpang dari sasaran pokok
tenaga, biaya, pengalaman, dan waktu penelitian maka masalah yang akan
Kabupaten Semarang”.
Tujuan dari penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
Semarang.
7
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat bagi
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Atlet
3. Bagi Pelatih
sederhana dan gerakan dasar yang benar dengan tujuan mencetak atlet yang
berkualitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
olahraga dan aktivitas fisik, seperti mesin melakukan sebagian besar pekerjaan,
yang membuat aktivitas tubuh penting secara individual. Di sisi lain, lewat acara
olahraga, banyak orang terlibat dengan olahraga secara langsung atau tidak
langsung, baik dengan aktif tampil atau dengan menonton olahraga. Secara
umum, olahraga membantu individu menjaga kesehatan fisik dan mental mereka
dan menjadi sumber kesenangan dan hiburan. Dari hal inilah bahwa dengan
Olahraga saat ini menjadi sebuah trend atau gaya hidup bagi sebagian
hidup. Olahraga menjadi kebutuhan yang sangat penting karena tidak terlepas
Olahraga itu sendiri pada dasarnya merupakan serangkaian gerak raga yang
Tahun 2005) bahwa, “olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis 14 untuk
sosial”.
8
9
dimanapun, tanpa memandang dan membedakan jenis kelamin, suku, ras, dan
lain sebagainya. Di dalam olahraga tergambar aspirasi serta nilai-nilai luhur suatu
olahraga. Kita sering mendengar kata-kata bahwa kemajuan suatu bangsa salah
insan manusia unggul, baik secara fisikal, mental, intelektual, sosial, serta
sosial (Jane E. Ruseski dkk dalam Aliansyah, 2016). Olahraga pada dasarnya
mengajarkan prinsip-prinsip inti seperti toleransi, kerja sama, dan rasa hormat.
juga kekalahan. Saat ini aspek positif dari olahraga ditekankan, olahraga menjadi
unsur-unsur permainan serta berisi perjuangan dengan diri sendiri dengan orang
10
lain yang terkait dengan interaksi lingkungan atau unsur alam yang terbuka bagi
Kegiatan olahraga tergantung dari sikap sesorang dari mana dia memaknainya,
sendiri yang semakin berkembang, semakin lama semakin berubah dan semakin
kompleks baik dari jenis kegiatannya, dan juga penekanan motif yang ingin
Taekwondo adalah olahraga beladiri Korea yang paling popular dan juga
merupakan salah satu jenis olahraga nasional Korea (Dofi, 2014). Taekwondo
terdiri dari tiga kata yaitu Tae, kwon dan do. Tae berarti kaki atau
menghancurkan dengan kaki, Kwon yang berarti tangan atau menghantam dan
mempertahankan diri dengan tangan serta Do sebagai seni atau cara untuk
mengajarkan aspek fisik semata, seperti keahlian dalam bertarung, tetapi juga
akan membentuk sikap mental yang kuat dan etika yang baik bagi orang yang
menggunakan teknik kaki dan tangan kosong (Suryadi dalam Novianto &
teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling
berkembang di dunia, begitu juga di Indonesia yang mulai masuk pada tahun 70-
an, dua aliran taekwondo itu adalah aliran yang berafiliasi dengan International
Taekwondo Federation (ITF) yang berpusat di Toronto, Kanada, dan aliran yang
Kukkiwon, Seoul, Korea Selatan. Pada awal tahun 1980-an kedua aliran tersebut
menanungi kedua aliran tersebut di Indonesia. Dan pada tanggal 28 Maret 1982
demikian, taekwondo akan membentuk sikap mental yang kuat dan etika yang
mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa dan raga secara menyeluruh akan dapat
menyentuh aspek keterampilan teknik bela dirinya saja, namun harus meliputi
12
aspek fisik, mental dan spiritualnya. Untuk itu, seseorang yang berlatih
taekwondo sudah seharusnya menunjukan kondisi fisik yang baik, mental yang
kuat dan semangat yang tinggi. Dasar-dasar taekwondo terbentuk dari kombinasi
tubuh untuk menghadapi lawan. Untuk menjadi taekwondoin yang handal harus
tahun 1960-an. Pada tahun 1968, atlet taekwondo Korea datang langsung ke
Indonesia melalui Malaysia meuju medan yang diperkenalkan oleh para pelajar
pada awal tahun 1970-an. Dampak dari adanya dua aliran yang berkembang di
Pada waktu itu, pengaruh dari perkembangan kedua aliran itu membuat masing-
pendiri Taekwondo Choi Hong Hi. Para atlet memiliki kualifikasi mahir, melalui
proses latihan intensif yang memakan waktu lama. Namun ada kelebihan lain
yang dimiliki oleh Taekwondo ITF yaitu kaya cabang yang dipertandingkan
lebih dinamis dan mengikuti perubahan arus zaman pada gaya hidup. Sehingga
Anggota aktif tercatat lebih dari 200.000 orang. Taekwondo Indonesia telah telah
Pantai Indah kapuk (PIK), Jakarta Utara. Secara resmi ITTC telah dibuka dan
diresmikan oleh Ketua Umum KONI Pusat Rita Subowo bersama ketua pengurus
ITTC sengaja dibangun tak jauh dari tempat tinggal Lioe. “Supaya setiap
hari saya bisa mengawasi atlet-atlet berlatih”, jelas pemegang sabuk hitam Dan 4
Taekwondo Internasional Kuk Ki Won di Seoul, Korea Selatan pada tahun 1983.
Semua sarana dan perlatan yang ada di ITTC, termasuk asrama untuk atlet
Taekwondo dunia.
14
sendiri baru dikenal sejak 1954, merupakan modifikasi dari berbagai aliran
Sejaka timbul inisiatif untuk menciptakan cara-cara tangan kosong dan senjata
utnuk membebaskan diri dari berbagai ancaman bahaya. Hal inilah yang untuk
Korea bagian utara untuk membentuk kesatuan para ksatria tangguh disebut
Sonbae, artinya laiki-laki bersifat baik. Dalam catatan sejarah disebutkan bahwa
15
Maret yang diperingati sebagai hari raya Koguryo. Penemuan beberapa lukisan
dinding makam pada masa Koguryo menggambarkan adanya dua orang laki-laki
sedang bertarung dalam sikap Takkayon, membuntikan bahwa seni beladiri yang
Pada saat Korea dipimpin Dinasti Koryo dari tahun 918 sampai 1392 Masehi
terjadi penyatuan Semenanjung Korea. Kim yu Sin dan Kim Chun Chu
seni beladiri menjadi ukuran standar kualifikasi bagi tiap personel militer pada
ketentaraan. Raja-raja dari Dinasti Koryo sangat tertarik pada kontes Taekkyon
secara rahasia oleh guru beladiri seperti kuil-kuil buddha dan beberapa sekolah
melatih Taekyon kepada anak didiknya secara tertutup dan mewujudkan tentara
penentang untuk tujuan kebebasan negara. Hingga kini konon Taekyon masih
terus hidup ditengah masyarakat secara eksklusif. Taekyon diakui secara rasmi
sebagai seni beladiri tradisional Korea pada 1 Juni 1938 dan dipersembahkan
sebagai aset kebudayaan Korea ke-26. Seni beladiri Taekkyon yang populer di
Koguroyo, ternyata tertulis juga di Shilla. Keduanya memiliki sistem yang sama,
Masa modern Korea, saat Dinasti Chosun pada tahun 1932 sampai 1910,
16
Kerajaan Korea dan zaman penjajahan Jepang sampai tahun 1945, Subakhuri
saat raja Jungjo diinvasi Jepang pada tahun 1952, kemudin pemerintah kerajaan
terjadi konflik antara Rusia dan Jepang, guru judo di Britain Gunji Koizumi
Pakaian yang menunjukan yang masih mengajar kata Shorin-ryu dan Shorei-ryu
seperti Heian 1-5, Empi, Rohai, Bassai, Kusanku, Jion, Tekki 1-3, Hangetsu dan
berasal dari sejarah Korea sendiri. Generasi muda yang telah mencapai
17
Karate Jepang.
terjadi konflik antara Rusia dan Jepang, guru Judo di Britain Gunji Koizumi
tangan juga diajari tapi hanya sekitar kurang lebih 20 persen saja.
baik tangkisan atas (chukio maki, dalam bahasa Korea). Tangkisan bawah
(are maki), merupakan gerakan tangan ini juga dapat dipergunakan untuk
a. Kuda-kuda (Seogi/Stance)
kuda sejajar (Naranhi Seogi), sikap jalan kecil (Ap Seogi), kuda-kuda
duduk sejajar (Juchum Seogi), kuda-kuda panjang (Ap Kubi) dan juga
taekwondo adalah:
1. Badan
2. Muka
1. Teknik dasar
diam atau tidak bergerak yang Perlu diperhatikan dalam teknik dasar
baru.
2. Teknik menengah
masih diatur atau ditentukan, contoh latihan ini sebagai berikut: atlet A
3. Teknik tinggi
lebih sering menggunakan kaki dari pada tangan, tendangan adalah kelebihan
dibutuhkan kecepatan, kekuatan, dan keseimbangan yang prima. Selain itu juga
harus menguasai jarak dan ketepatan yang tepat agar tendangan tersebut bisa
maksimal.
Olahraga beladiri taekwondo dibagi dua kategori, yaitu kyorugi (fight) dan
poomsae (jurus). Dari kedua katagori tersebut tentu saja memiliki perbedaan
sama, secara fisik juga sama. Kedua katagori tersebut yang membedakan
adalah gerakannya, jika kyorugi gerakannya harus selalu cepat, baik melakukan
memerlukan gerakan yang dinamis dan cepat kesempurnaan teknik tidak terlalu
dipengaruhi oleh posisi kaki, keseimbangan badan, pinggang, dan sudut saat
mengangkat lutut, agar mendapatkan hasil ledakan yang keras dan tepat
yaitu:
21
Teknik tendangan dwi chagi yaitu lutut dan paha diangkat dengan
arah sasaran, perkenaan pada bantalan kaki, kaki pada saat menendang benar-
benar lurus setelah mengenai sasaran (Lee dalam Ita, 2017). Tendangan dwi
chagi yaitu tendangan balik menyodok ke arah perut (Dofi, 2014). Dwi Chagi,
lutut kaki jangan sampai keluar dari garis sisi tubuh, karena tenaga yang
(1) Posisi awalan kaki yang digunakan tarik ke belakang selebar bahu,
(2) Angkat lutut kaki yang digunakan setinggi perut , tangan berada di
depan dada dan salah satu kaki sebagai tumpuan tetap lurus, Putar
pisau kaki (balnal) ataupun tumit (dwi chuk) ke arah perut dan badan
(5) Kaki yang digunakan dan kaki tumpuan kembali pada posisi semula
Otot tungkai adalah otot-otot yang terdapat pada kedua tungkai antara
lain otot tungkai bagian bawah : otot tibialis anterior, extentson digitorium,
otot tungkai atas adalah tensor fosialata, abductor sartorius, rectus femoris,
23
vastus lateralis dan vastus medialis (Pearse dalam Yusran, 2018). Otot-otot
tungkai dapat dibagi 4 golongan: 1) golongan depan dibentuk oleh tulang kering
dapan dan otot kedang jari yang mengangkat ujung kaki dan dan merengangkan
jari-jari kaki. 2) otot-otot betis yang terletak pada bagian luar dan menggerakkan
kaki keluar disendi loncat bawah. 3) otot tricep betis yang melekat pada tumit
dengan perantara urat kering.apa bila otot ini memendek secara aktif maka ujung
jari kaki menurut atau tubuh kita akan diangkat diatas jari- jari. 4) otot-otot ketul
kaki pendek pada punggung kaki dan telapak kaki melekat pada jari- jari kaki
(Munizar, Razali, 2016) Dapat disimpulkan bahwa otot tungkai bagian bawah
dibagi menjadi empat bagian, sedangkan otot tungkai bagian atas dibagi menjadi
dalam menjaga postur tubuh manusia agar mampu tegak dan mempertahankan
gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak (Ayu Mekayanti,
postural yaitu otot-otot ekstensor sebagai otot anti gravitasi (Habut et al.,
2018).
tidak terduga.
beberapa penjelasan yang telah dijabarkan pada latar belakang dan tinjauan
pustaka bahwa olahraga beladiri full body contact yang mengharuskan memiliki
fisik dan mental yang kuat. Terdapat permasalahan keseimbangan dan power
benar semestinya sudah dipahami oleh pelatih dan atlet itu sendiri. Tendangan
dwi chagi digunakan untuk counter attack dalam suatu pertandingan sehingga
pelatih dapat merencanakan cara melatih tendangan itu untuk counter attack
yang baik. Sedangkan untuk atlet mengetahui cara tepat dan reflek yang baik
maksimal dan tidak merugikan dirinya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk
chagi.
2.3 Hipotesis
masalah dan landasan teori yang telah dijelaskan tersebut, maka dapat diajukan
kabupaten semarang.
26
kabupaten semarang.
METODE PENELITIAN
adalah penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih
hubungan korelasional antara dua variabel atau lebih (Yeni j et al., 2018).
Desain penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik tes dan
pengukuran. Tes adalah instrument atau alat yang digunakan untuk memperoleh
informasi tentang individu atau objek (Fenanlampir & Faruq, 2015). Pengukuran
adalah proses pengumpulan data atau informasi yang dilakukan secara objektif
bahwa variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
27
28
Adapun dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
chagi.
3.3.1 Keseimbangan
gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak (Ayu Mekayanti,
test.
2017). Power seseorang dapat diketahui dengan tes standing board jump
(Dofi, 2014). Kekuatan tendangan ini selain dari dorongan lutut juga sangat
tenaga dari masa badan. Tes tendangan dapat diukur menggunakan tes
3.4.1 Populasi
Populasi adalah suatu wilayah yang sifatnya general yang terdiri dari
instrumen tes dan pengukuran maka populasi yang dipilih adalah taekwondo
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
(dalam Wahyuri dkk., 2019) menyampaikan bahwa sampel yaitu separuh dari
populasi yang bisa diteliti dan mempunyai sifat sama dengan populasi yang
dalam penelitian ini yaitu atlet pemusatan taekwondo usia 11-13 tahun di
Kabupaten Semarang.
pengambilan sampel yang tidak memberi kesempatan sama bagi setiap unsur
atau anggota popilasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2018:84). Untuk
(dalam Amalina & Khasanah, 2015) yaitu metode penetapan responden untuk
metode survey dengan teknik tes dan pengukuran yang terdiri dari : Standing
mengukur kekuatan otot tungkai, tes kemampunan tendangan dwi chagi untuk
Sedangkan menurut Shidiq & Choiri (2019:202) Instrumen penelitian adalah alat
yang digunakan dalam mengumpulkan data sebagai salah satu bagian penting
data atau mengukur objek dari suatu variabel penelitian dan bagian penting
c) Pelaksanaan :
satu kaki (stork stand). Didalam penelitian ini untuk menguji reabilitas
penelitian di uji coba tes (Tes-Re tes) setelah di peroleh data tes- re tes
satu kaki ( stork stand ). Didalam penelitian ini untuk menguji validitas
penelitian di uji coba tes (Tes-Re tes) setelah di peroleh data tes- re tes
33
d) Penilaian :
4 5s – 13s Kurang 3s - 6s
5 0 – 4s Kurang sekali 0 – 2s
a) Tujuan : Mengukur daya ledak otot tungkai. Standing broad jump adalah
c) Pelaksanaan :
(1) Berdiri dengan kedua ujung jarinya tepat dibelakang garis batas
tolakan.
d) Penilaian : Jarak lompatan terbaik yang diukur mulai dari start lompatan
c) Pelaksanaan :
tidak dihitung.
penelitian ini, maka perlu diterapkan metode statistic yang sesuai dengan
tendangan dwi chagi). Agar memudahkan dalam menganalisis data hasil tes dari
a. Uji Normalitas
berikut :
x =∑ ¿ ¿ ¿
2
Keterangan :
2
x = harga uji Chi kuadrat yang diperoleh
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk menguji apakah data yang
pada uji parametrik dengan teknik regresi tetapi apabila data tidak
r xy ¿n ∑ XY−¿¿ ¿¿
Keterangan :
r xy = Koefesien korelasi
n = Jumlah sampel
X = Skor variabel X
Y = Skor variabel Y
N ( ∑ X 1 Y ) −( ∑ X 1 ) ( ∑ Y )
r x y=
√ {N ∑ X −( ∑ X ) ¿ } ¿¿
1
2 2
1 1
Keterangan :
rx y1 = Koefesien korelasi
N = Jumlah sampel
X1 = Skor variabel X1
Y = Skor variabel Y
N ( ∑ X 2 Y ) −( ∑ X 2 ) ( ∑ Y )
rX y=
2
¿¿
Keterangan :
rX y2 = Koefesien korelasi
N = Jumlah sampel
X2 = Skor variabel X2
Y = Skor variabel Y
dengan :
r √ n−2
t=
√1−r 2
Kriteria pengujian hipotesis tolak H O jika t hitung > t tabel , dan terima
∝=0,05 .
r x x ¿N ∑ X
1 2 1 X 2−¿¿ ¿¿
41
Keterangan:
N = Jumlah sampel
X1 = Skor variabel X1
X2 = Skor variabel X2
√
2 2
r X Y +r X Y −2 ( r X Y )( r X Y )( r X X )
Rx =
1 2 1 2 1 2
2
1 x2 y
1−r X1X2
Keterangan :
42
R2
K
F=
( 1−R2 )
n−k −l
43
44