Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Farmasi ialah ilmu yang mempelajari segala seluk beluk mengenai obat.
Ilmu farmasi adalah terapan dari tiga bidang ilmu yaitu kedokteran, kimia, dan
biologi seorang farmasis pada saat menempuh Pendidikan di bekali dengan
ilmu botani farmasi yang mempelajari berbagai tumbuhan beserta zat yang di
kandungnya dan memanfaatkan zat tersebut sebagai bahan obat untuk
meredakan dan mengobati penyakit. Botani Farmasi berisi pokok bahasan
tentang morfologi tumbuhan. Struktur anatomi dan proses fisiologi yang terjadi
dalam sel tumbuhan (Anshar Saud Majalah Farmasi Dan Farmakologi (1),
2012). Di dalam ilmu farmasi terdapat beberapa ilmu salah satunya ilmu
botani.
Botani memiliki arti yaitu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana
pemanfaatan tumbuh-tumbuhan yang digunakan oleh suatu etnis atau suku
untuk pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan juga obat-obatan (Safwan,
2008). Kajian etnobotani merupakan bentuk deskriptif dari pendokumentasian
pengetahuan botani tradisional yang dimiliki oleh masyarakat setempat dengan
meliputi kajian botani, farmakologi, ekologi, sosioantropologi, ekonomi, dan
linguistik. Kajian botani merupakan kajian morfologi yang didalamnya
membahas tentang jenis perakaran, percabangan batang, serta mengukur
bagian-bagian batang (tinggi, diameter, dan interkalar), daun, bunga dan buah
pada habitat aslinya. Di dalam Ilmu botani terdapat beberapa bagian salah
satunya sel.
Setiap makhluk hidup pasti tersusun dari sel, yang jumlahnya ribuan
bahkan jutaan sel. Sel pertama kali dikenalkan oleh Robert Hooke pada tahun
1665 yang mengamati jaringan gabus pada tumbuhan yang merupakan
kesatuan fungsional makhluk hidup. Semua fungsi kehidupan diatur dan
berlangsung di dalam sel. Karena itulah sel dapat berfungsi secara autimon
asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi Sel merupakan sturuktural
terkecil dari suatu organisme hidup, karena ukurannya sangat kecil maka sel

1
tidak bisa dilihat langsung dengan mata telanjang akan tetapi bisa dilihat
dengan bantuan  alat optic berupa mikroskop. Sel bekerja pada bidangnya
masing-masing sesuai dengan bentuk dan fungsinya. Sel tumbuhan dan hewan
memiliki beberapa perbedaan tetapi banyak mempunyai persamaan. Untuk
mengetahui bentuk dari sel tersebut maka harus dilakukan pengamatan
mengenai sel (Al Mubin, 2012).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum ini adalah untuk mengenal dan mempelajari
mengenai botani yang mencakup Sel tumbuhan.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bagian-
bagian spesifik dari sel tumbuhan seperti dinding sel, nukleus, nukleoplasma,
sitoplasma, retikulum endoplasma serta fungsinya bagi tumbuhan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang
bervariasi.Struktur sel adalah rumit. Namun demikian semua sel mempunyai
persamaandalam beberapa segi dasar. Tumbuhan dan hewan merupakan
organisme, yangtubuhnya tersusun oleh sel-sel. Sel tumbuhan dan sel hewan
merupakan variasidan satu tipe unit dasar atau satuan struktur. Berdasarkan
konsepteorisel bahwa sel merupakan kesatuan struktur dan fungsi organisme 
hidup maka berarti bahwa selitu mempunyai kesamaan dalam pola susunan m
etabolismedan makromolekul. (Setjo dkk, 2004).
Perbedaan pokok antara sel tumbuhan dan sel hewan adalah
seltumbuhan mempunyai dinding sel yang nyata, sedang pada sel hewan
tidakmempunyai dinding sel. Selain itu pada sel tumbuhan ditemukan
adanya plastida serta vakuola sel yang dapat membesar., sedang pada
sel hewan tidakdijumpai. Sel hidup mempunyai kemampuan untuk
memperbanyak diri. Seltumbuhan pada dasarnya terdiri atas dinding sel dan
protoplas. (Setjo dkk,2004).
Protoplas merupakan bagian sel yang berada di sebelah dalam
dindingsel. Protoplas tersusun oleh bahan hidup dalam bentuk sederhana,
yang disebut dengan protoplasma. Pada sel tumbuhan protoplas terdiri atas
komponen protoplasmik dan komponen non protoplasmik. (Setjo dkk, 2004).
2.2 Uraian Tanaman
2.2.1 Bawang Merah (Allium Ceppa L).
1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi                  : Spermatophyta
Subdivisi             : Angiospermae
Kelas                    : Monocotyledonae
Bawang Merah
Ordo                     : Liliales
(Allium Ceppa L.)
Famili                   : Liliaceae

3
Genus                   : Allium
Spesies                 : Allium ascalonicum L.
(Tjitrosoepomo, 2010).
2. Morfologi
Morfologi fisik bawang merah bisa dibedakan menjadi beberapa bagian
yaitu akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Bawang merah memiliki akar
serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada
kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah dengan diameter akar 2-5 mm
(AAK, 2004). Tanaman bawang merah (Allium Ceppa L.) termasuk tanaman
semusim ( annual), berumbi lapis, berakar serabut, berdaun silindris seperti
pipa, memiliki batang sejati (diskus) yang berbentuk sperti cakram, tipis dan
pendek sebagai tempat melekatnya perakaran dan mata tunas (titik tumbuh).
2.2.2 Kentang ( Solanum tuberosum L.)
1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L. Kentang
(Sharma, 2002). ( Solanum tuberosum L)
2. Morfologi
Kentang ( Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu tanaman pangan
terpenting ketiga dunia setelah beras dan gandum untuk dikonsumsi manusia.
Kentang berasal dari daerah dataran tinggi Andes, Amerika Selatan.
International Potato Center (CIP) menyebutkan bahwa daerah tersebut
merupakan pusat konservasi keanekaragaman hayati kentang (Ma'rufatin,
2011). Tanaman kentang dapat dibudidayakan di beberapa negara minuman
sedang, tropis dan subtropis (Otroshy, 2006). Di Indonesia, kentang
dibudidayakan oleh petani di daerah dataran tinggi antara 800-1800 m
(Ma'rufatin, 2011).

4
Kentang merupakan tanaman umbi-umbian dan tergolong tanaman
berumur pendek. Tumbuhnya bersifat menyemak dan menjalar dan memiliki
batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau kemerahan
atau berwarna ungu. Umbinya berawal dari cabang samping yang masuk ke
dalam tanah, yang berfungsi sebagai tempat menyimpan karbohidrat sehingga
bentuknya membengkak. Umbi ini dapat mengeluarkan tuna dan nantinya
akan membentuk cabang yang baru (Aini, 2012).
2.2.3 Lidah Buaya ( Aloe vera L.)
1. Klasifikasi
Klasifikasi lidah buaya ( Aloe vera L.) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Lidah Buaya
Ordo : Asparagales
( Aloe vera L.)
Famili : Xanthorrhoeacea
Genus : Aloe. L
Spesies : Aloe Vera
(Furnawanthi,2002)
2. Morfologi
Tanaman lidah buaya ( Aloe vera L.) merupakan tanaman yang banyak
tumbuh pada iklim tropis ataupun subtropis dan sudah digunakan sejak lama
karena fungsi pengobatannya. Lidah buaya dapat tumbuh di daerah dingin
dan juga di daerah kering, seperti Afrika, Asia dan Amerika. Hal ini
disebabkan bagian stomata daun lidah buaya dapat tertutup rapat pada musim
kemarau karena untuk menghindari hilangnya air daun. Lidah buaya dapat
tumbuh pada suhu optimum untuk pertumbuhan berkisar antara 16-33 o C
dengan curah hujan 1000-3000 mm dengan musim kering agak panjang,
sehingga lidah buaya termasuk tanaman yang efisien dalam penggunaan air
(Furnawanthi, 2002).
Tanaman lidah buaya termasuk keluarga liliaceae yang memiliki sekitar
200 spesies. Dikenal tiga spesies lidah buaya yang dibudidayakan yakni Aloe

5
sorocortin yang berasal dari Zanzibar ( Zanzibar aloe ) , Aloe barbadansis
miller dan Aloe vulgaris. Pada umumnya banyak ditanam di Indonesia adalah
jenis barbadansis yang memiliki sinonim Aloe vera linn (Tarigan, 2001).
Jenis Aloe yang banyak dikenal hanya beberapa antara lain Aloe nobilis, Aloe
variegate, Aloe vera (Aloe barbadansis), Aloe ferox miller, Aloe arborescens
dan Aloe schimperi.
2.3 Uraian Bahan
1. Alcohol (Rowe et al, 2009)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Alcohol, Etanol
Rumus kimia : C2H6O
Rumus struktur :

Berat molekul : 46,07


Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan
Kegunaan : Sebagai Pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

2. Aquadest (Rowe et al, 2009)


Nama resmi : AQUADESTILLATA
Nama lain : Air suling, Aquadest
Rumus kimia : H2O
Rumus struktur :

Berat molekul : 18,02


Pemerian : Jernih, tidak berwarna, tidak berasa
Peggunaan : Sebagai Pelarut

6
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

Kegunaan                : Sebagai pengawet.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari  cahaya; ditempat
sejuk jauh dari nyala api.

7
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan yaitu Mikroskop, Pinset, Kaca Preparat,
Kater, Pipet Tetes, cover glass.
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu aquadest, alcohol, bawang merah,
lidah buaya, kentang.
3.2 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum kali ini yaitu :
1. untuk semua bahan yang digunakan sebagai objek pengamatan dibuwat
irisan setipis mungkin dengan menggunakan silet.
2. letakkan irisan tersebut pada gelas benda kemudian tetes sedikit dengan
air lalu ditutup dengan menggunakan gelas penutup dengan hati-hati dan
jangan sampaiada gelembung udara.
3. Setelah menjadi preparat segar, letak objek pada meja sediaan mikroskop
untuk diamati selnya.
4. Pengamatan hanya dilakukan dengan pembesaran sebesar 10x
5. Hasil pengamatan digambar pada buku laporan praktikum.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Sampel Keterangan

Lidah Buaya
Inti Sel
( Aloe vera L.)

Bawang Merah
Inti Sel
(Allium Ceppa L.)

Kentang
Inti Sel
( Solanum tuberosum L)

4.2 Pembahasan
Dari pengamatan beberapa bahan sampel yang kami gunakan dalam
praktikum Botani yaitu ubi kayu, bawang merah, kentang dan lidah buaya yang
dijadikan dalam bentuk preparat kemudian diamati dengan mikroskop yang
jauh lebih bagus dan akurat dari pada jaman dahulu karena keterbatasan alat
untuk pengamatan, terlihat bagian-bagian dari sel nya, kemudian fungsinya
dapat dilengkapi dari sumber tertulis bukan dari pengamatan yaitu membran sel
(membrane plasma), terdapat pada bagian terluar dari sel dan mempunyai
fungsi mengatur keluar masuknya zat pada suatu sel. Dinding sel, merupakan
lapisan di bawah membran sel, terbuat dari selulosa dan mempunyai fungsi
memberi kekuatan dan perlindungan bagi sel. Sitoplasma, cairan bening seperti
gel yang mengisi ruang dalam sel dan berfungsi sebagai tempat belangsungnya
metabolisme sel. Vakuola, merupakan rongga di dalam sel yang berlapis
membran, di dalamnya berisi cairan dan mempunyai fungsi sebagai tempat

9
penyimpanan bahan makanan dan sisa metabolisme, Mitokondria, merupakan
tempat pembentukan sumber energi, sudah barang tentu mempunyai fungsi
yang sangat penting yaitu menghasilkan energi melalui proses respirasi sel
(reaksi antara makanan dengan oksigen dan menghasilkan energi). Ribosom,
organel berbentuk butiran-butiran kecil yang terdapat di sitoplasma atau
menempel di permukaan retikulum endoplasma kasar dan berfungsi sebagai
tempat sintesis protein. Retikulum Endoplasma, organel berbentuk seperti
saluran. Pada Retikulum Endoplasma permukaan kasar diselubungi ribosom
sedangkan endoplasma permukaan halus tidak ada ribosom, tetapi di
permukaannya terdapat enzim yang berfungsi untuk membatu metabolisme
protein, lemak dan karbohidrat. Badan golgi, organel berbentuk seperti
tumpukan kue panekuk yang mempunyai fungsi untuk membantu sintesis
protein. Lisosom, merupakan kantung kecil dengan membran tunggal dan
berfungsi untuk mendaur ulang bagian sel yang rusak, mencerna zat sisa
makanan atau zat-zat asing yang masuk ke dalam sel. Nuklues (inti sel),
organel berbentuk bulat atau lonjong yang terdapat di tengah atau bagian tepi
sel, di dalamnya terdapat cairan inti (nukleoplasma), anak inti (nukleolus) dan
selaput inti. Nucleus berfungsi sebagai pusat pengendali kegiatan sel. Plastida,
terdapat dalam berbagai ukuran, bentuk, dan fungsi yang terbagi menjadi
Lekoplas (Plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpanan makanan).
Sentrosom, bentuknya seperti tabung kecil dan mengapung di sitoplasma
Sentriol dalam sentrosom berperan dalam pembelahan sel.

BAB V

10
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan di Laboratorium
Fitokimia Universitas Bina Mandiri kami dapat mengambil kesimpulan
bahwa, pada dasarnya semua mahluk hidup akan mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan itu dilakukan oleh sel,
sedangkan sel itu merupakan unit dasar dari setruktur dan fungsi di dalam
semua mahluk hidup Proses tersebut terjadi karena adanya pembelahan sel,
dimana terbagi menjadi pembelahan sel mitosis dan meiosis. Sel tumbuhan
memiliki struktur yaitu, dinding sel, plasmodesmata, membran sel, nukleus,
sitoplasma, retikulum endoplasma, plastisida.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Dosen
Saran kami untuk dosen secara keseluruhan konsep yang dijelaskan
sangat mudah dimengerti. Diharapkan kedepannya ibu/bapak bisa menjadi
lebih ramah kepada semua peserta praktikum.
5.2.2 Saran Untuk Asisten
Saran kami kepada kakak asisten agar tetap membimbing kami dalam
menjalankan Praktikum Botani Farmasi. Sehingga kami dapat menjalankan
prosedur kegiatan praktikum dengan baik
5.2.3 Saran Untuk Mahasiswa
Mahasiswa harus disiplin untuk keaktifan kehadiran selama praktikum,
mahasiswa harus teliti dan bertanggung jawab pada tugas yang di berikan
tidak hanya asal diselesaikan, mahasiswa harus dapat bekerja sama dengan
mahasiswa lainnya, karena akan menjadikan pembelajaran dalam team work
pada diri mahasiswa tersebut.

11
Daftar Pustaka
Al Mubin. 2012. Laporan Praktikum Biologi Sel Tumbuhan. Bengkulu
:Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Anshar Saud 2012 Majalah Farmasi Dan Farmakologi (1)
Campbell,Neil A.2008.Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Dirjen POM, (1979). Formulasi Sediaan Sabun Mandi Padat Ekstrak Etanol
Daun Afrika (Vernonia Amygdalina Del.). Poltekkes Kemenkes Kupang.
Gopalakrishnan, T. R. 2007. Vegetables Crops. New India Publishing. India
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Jilid III. Jakarta : Yayasan Surana Wana
Jaya
Kurniasari, Fita. 2011. Laporan Praktikum Biologi Dasar. Malang: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya.
Mauseth, James. D. 2003. Botany : An Introductio to Plant Biology. Jones and
Barlett Learning
Nurul, Dkk. 2015. Hubungan Ketebalan Lapisan Epidermis Daun Terhadap
Serangan Jamur
(Mycosphaerella Musicola) Penyebab Penyakit Bercak Daun Sigatoka
Pada Sepuluh
Kultivar Pisang. Jurnal HPT. Vol. III No. 1. Malang: Universitas
Brawijaya
Tim Piloting Jurusan Pend.Biologi FMIPA UNY. 2005. Struktur Sel
Tumbuhan
Yogyakarta: UNY

12
Lampiran
1. Alat
Gambar Keterangan

Mikroskop

Kaca Prepat

Penutup kaca preparat

Kater

Pipet

13
2. Bahan
Gambar Keterangan

Bawang Merah
(Allium Ceppa L.)

Lidah Buaya
( Aloe vera L.)

Kentang
( Solanum tuberosum L)

Aquadest

14
3. Prosedur Kerja

Yang pertama kita Lalu kita bersihkan Lalu sampel yang kita
ambil sampel sehelai kaca, preparat ambil tadi diletakkan
saja menggunakan alkhol di atas kaca preparat

Lalu sampelnya di Setelah itu di teteskan


amati pakai aquades setetes saja
mikroskop di atas kaca preparat.

15

Anda mungkin juga menyukai