ْت َرس ُْو َل ُ َس ِمع: ال َ َض َي هللاُ َع ْنهُ ق ِ ص ْخ ٍر َر َ َع ْن َأبِي هُ َري َْرةَ َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ب ِْن
َو َما َأ َمرْ تُ ُك ْم بِ ِه،ُ َما نَهَ ْيتُ ُك ْم َع ْنهُ فَاجْ تَنِب ُْوه: صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُ ْو ُل َ ِهللا
اختِالَفُهُ ْم ْ ك الَّ ِذي َْن َم ْن قَ ْبلَ ُك ْم َك ْث َرةُ َم َساِئلِ ِه ْم َو َ َ فَِإنَّ َما َأ ْهل،فَْأتُوا ِم ْنهُ َما ا ْستَطَ ْعتُ ْم
اريُّ َو ُم ْسلِ ٌمِ َر َواهُ الب َُخ. َعلَى َأ ْنبِيَاِئ ِه ْم
Artinya
Dari Abu Hurairah, Abdurrahman bin Shakhr Radhiyallahu ‘Anhu,
ia berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, Apa yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah, dan
apa yang aku perintahkan kepada kalian maka kerjakanlah
semampu kalian. Sesungguhnya yang membinasakan umat sebelum
kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi
para nabi mereka. HR. Bukhari No. 7288 dan Muslim No. 1338
Kandungan hadits tersebut :
1. Kewajiban untuk melakukan setiap apa yang diperintahkan oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala semampu kita. Jika mampu
menjalankan sepenuhnya, maka jalankan sepenuhnya. Jika hanya
mampu menjalankan sebagian, maka jalankan sebagiannya. Dan
jika tidak mampu menjalankannya, maka tidak berdosa di hadapan
Allah Subhanahu wa Ta’ala karena kita benar-benar tidak mampu.
Sebagaimana di jelaskan dalam surat At-Tagabun ayat 16
َو َما نَ ٰهى ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَه ُْواDُل فَ ُخ ُذ ْوهDُ َو َمٓا ٰا ٰتى ُك ُم ال َّرس ُْو
Artinya
“Apa-apa yang Allah bawa kepada kalian maka ambilah dan apa apa
yang beliau larang maka jauhilah.” (QS. Al-Hasyr[59]: 7)
ۖ Dُت ُكلُّ ُأ َّم ۭ ٍة بِ َرسُولِ ِه ْم لِيَْأ ُخ ُذوهْ وح َوٱَأْلحْ َزابُ ِم ۢن بَ ْع ِد ِه ْم ۖ َوهَ َّم ٍ ُت قَ ْبلَهُ ْم قَ ْو ُم ن ْ ََك َّذب
َ ق فََأ َخ ْذتُهُ ْم ۖ فَ َكي ۟ وا ب ْٱل ٰبَ ِط ِل لِيُ ْد ِحض
َّ ُوا بِ ِه ْٱل َح ۟
ِ ان ِعقَا
ب َ ْف َك ِ D َُو ٰ َج َدل
Artinya
Sebelum mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang
bersekutu setelah mereka telah mendustakan (rasul) dan setiap
umat telah merencanakan (tipu daya) terhadap rasul mereka untuk
menawannya dan mereka membantah dengan (alasan) yang batil
untuk melenyapkan kebenaran; karena itu Aku tawan mereka
(dengan azab). Maka betapa (pedihnya) azab-Ku? (QS. Gafir: 5)