E-ISSN : 2775-572X
Volume 1 Nomor 1
Februari 2021
ABSTRACT
The research object is to know and analysis the influence of Discipline , Giving
incentive, and Atmosphere of Work to Non-Civil Servant Teachers Performance in
Reference Vocational School in Tasikmalaya Regency. The research method applied in
this research is survey research method, whole data collecting technique is done by
through interviews, documentation research, and questioner. The population of this
research is Non-Civil Servant Teacher at Reference Vocational Scholl in Tasikmalaya
Regency. The samplingare 85 respondences, analyzer applied is Path Analysis. Based
on analysis result can be concluded either partial or simultaneously, there are a
significant influence of Discipline, Giving Incentive, and Atmosphere of Work to Non-
Civil Servant Teachers Performance in Reference Vocational School in Tasikmalaya
Regency.
31
32
yang pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja dengan disiplin, insentif, iklim kerja dan kinerja
organisasi tersebut. guru di beberapa Sekolah Menengah Kejuruan di
Insentif merupakan satu bentuk Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut :
penghargaan yang diberikan kepada karyawan. 1. Disiplin Guru
Menurut Dubin (dalam Gistiatuti, 2009:289) 1) Kurangnya kesadaran dari pribadi atau
menjelaskan “ Insentif adalah suatu imbalan individu guru itu sendiri dalam mentatati
organisasi terhadap motivasi individual yaitu aturan sekolah;
seorang karyawan menerima insentif dari 2) Jarak tempuh dari rumah ke tempat
organisasi sebagai imbalan dari produktivitas bekerja terlampau jauh, terkadang macet,
atau hasil kerjanya “. Jadi pemberian insentif ini serta tidak lancarnya sarana transportasi
merupakan suatu perangsang penghargaan atau angkutan umum untuk guru yang tidak
ganjaran berupa tambahan penghasilan, memiliki kendaraan atau tidak bisa
tunjangan, baik dalam bentuk uang atau penyedia mengemudikan kendaraan;
fasilitas kepada guru yang bertujuan untuk 3) Kurang perhatian dari manajemen dan
memotivasi guru agar lebih baik dalam aturan sekolah yangkurang tegas;
melaksanakan tugasnya. 4) Banyak guru yang mengajar dibeberapa
Pendapat Marzuki dalam (Supardi, sekolah dan tidak konsentrasi di satu
2014:121) iklim kerja di sekolah merupakan sekolah;
keadaan sekitar sekolah dan suasana yang sunyi 5) Dalam proses pembelajaran guru tidak
serta nyaman kondusif untuk pembelajaran yang berpedoman pada Rencana pembelajaran
dapat meningkatkan prestasi akademik. Sekolah yang dibuat bahkan masih ada yang tidak
yang memiliki iklim kerja yang kondusif sangat membuat perencanaan pembelajaran;
menunjang terhadap ketenangan dan 6) Guru tidak membuat administrasi
kenyamanan dalam bekerja, sehingga akan pembelajaran dengan lengkap.
menimbulkan tingkat prestasi kerja dalam suatu 2. Pemberian insentif
pekerjaan.
Dalam iklim sekolah yang kondusif baik 1) Belum adanya aturan yang baku atau
kepala sekolah, guru maupun peserta didik standar acuan serta keseragaman
memiliki semangat dalam melaksanakan tugas mengenai honor, tunjangan, maupun
dan tanggung jawab masing-masing. Karena itu insentif pada Sekolah Menengah
sekolah yang efektif selalu menciptakan iklim Kejuruan di Kabupaten Tasikmalaya
kerja sekolah yang kondusif karena iklim kerja khususnya bagi guru non PNS;
yang kondusif akan tercipta semangat kerja yang 2) Masih sedikit Yayasan dan Sekolah yang
tinggi, guru dan tenaga kependidikan akan bersedia memberikan penghargaan
mendapatkan kepuasan karena dapat (reward) kepada guru yang berprestasi,
menyelesaikan tugasnya dengan baik, serta dapat memiliki loyalitas tinggi maupun
lebih berprestasi sehingga tujuan sekolah dapat pengabdian yang lama;
tercapai memuaskan. Jika suasana kerja di 3) Tidak adanya porsi atau sumber dana
sekolah sudah kondusif diharapkan guru akan untuk membayar tunjangan-tunjangan
merasa nyaman tinggal di sekolah, dan pada maupun insentif dalam Rencana
akhirnya akan dapat melaksanakan tugasnya Anggaran dan Pembelanjaan Sekolah
dengan maksimal. (RAPBS).
Berdasarkan penelitian pendahuluan 3. Iklim Kerja
setelah penulis mengadakan wawancara dengan 1) Masih banyak keluhan dari guru
beberapa Kepala Sekolah, Wakasek Kurikulum, berkaitan dengan karakter kepala sekolah
beberapa orang Guru dan Tata Usaha yang dan kebijakan-kebijakannya;
dilaksanakan dari tanggal 13 sampai dengan 18 2) Adanya masalah intern antara Sekolah
Juni 2020 maka dapat diperoleh informasi terkait dengan Yayasan Penyelenggara
32
33
Pendidikan untuk sekolah swasta norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan harus
sehingga permasalahan tersebut membuat ditegakkan dalam suatu organisasi Sekolah,
ketidak nyamanan guru bahkan bisa karena tanpa dukungan disiplin Guru yang baik
merugikan guru; maka akansulit Sekolah untuk mewujudkan
3) Sarana prasarana dan lingkungan bekerja tujuannya.
yang belum tertata dengan baik Indikator Disiplin Kerja yang digunakan dalam
khususnya di sekolah swasta sehingga penelitian ini yaitu :
membuat ketidak nyamanan dalam 1. Tujuan dan kemampuan
bekerja maupun proses belajar mengajar; Tujuan dan kemampuan ini mempengaruhi
4) Tidak semua sekolah menerapkan tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan
manajemen terbuka dan melibatkan yang akan dicapai harus jelas dan
semua guru dalam penentuan kebijakan ditetapkan secara ideal serta cukup
dan pengambilan keputusan; menantang bagi kemampuan karyawan.
5) Beberapa sekolah belum melakukan 2. Sanksi hukuman
pembagian tugas dan wewenang kepada Sanksi hukuman berperan penting dalam
guru secara merata sehingga sering memelihara kedisiplinan karyawan.
menimbulkan hal-hal yang dapat Dengan sanksi hukuman yang semakin
menghambat kegiatan maupun proses berat, karyawan akan semakin takut
pembelajaran di sekolah. melanggar peraturan-peraturan perusahaan.
6) Sering adanya perubahan kurikulum 3. Ketegasan
membuat sebagian guru menjadi serba Ketegasan pimpinan dalam melakukan
salah dan bingung untuk menyikapinya tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan
sehingga ada yang tidak membuat karyawan perusahaan, pimpinan harus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. berani dan tegas bertindak untuk
memberikan sanksi sesuai dengan yang telah
KAJIAN TEORITIS ditetapkan perusahaan sebelumnya.
Disiplin dikemukakan Moekijat (2010:96) 4. Partisipasi
adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan Untuk lebih dapat mengefektifkan ancaman
standar-standar organisasional. Secara hukuman, hendaknya partisipasikan terlebih
etiomologis, kata “disiplin” berasal dari kata dahulu kepada karyawan.
Latin “diciplina” yang berarti latihan atau 5. Waskat (pengawasan melekat)
pendidikan kesopanan dan kerohanian serta Waskat adalah tindakan nyata paling efektif
pengembangan tabiat.Mangkunegara (2015:129 dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan
) menyatakan disiplin kerja dapat diartikan perusahaan.Dengan waskat berarti atasan
sebagai pelaksanaan manajemen untuk harus aktif dan langsung mengatasi perilaku,
memperteguh pedoman organisasi.Semito moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja
(2008:36) mengemukakan disiplin sebagai bawahannya.
suatu sikap, perilaku dan perbuatan yang sesuai 6. Hubungan kemanusiaan
dengan peraturan dari perusahaan, baik tertulis Hubungan kemanusiaan yang harmonis
maupun tidak tertulis. diantara sesama karyawan ikut menciptakan
Menurut Fathoni (2006:124) kedisiplinan kedisiplinan yang baik pada suatu
adalah kesadaran dan kesediaan seseorang perusahaan.
mentaati semua peraturan perusahaan dan Hal ini didukung oleh penelitian yang
norma-norma sosial yang berlaku.Kedisiplinan dilakukan oleh Kaliri (2008) yang menyebutkan
di sekolah dapat diartikan bilamana guru selalu bahwa ada pengaruh yang signifikan disiplin
datang dan pulang tepat pada waktunya, terhadap kinerja.Hal ini berarti bahwa pekerjaan
mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai
mematuhi semua peraturan Sekolah dan norma- dengan kemampuan karyawan bersangkutan agar
33
34
karyawan tersebut bekerja dengan sungguh- sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong,
sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. membudaya dalam kehidupan suatu kelompok
Insentif sebagai salah satu cara untuk masyarakat atau organisasi. Kemudian
memotivasi para pegawai untuk bekerja dengan tercermin dari sikap menjadi perilaku,
kemampuan yang optimal, yaitu sebagai kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan
pendapatan ekstra di luar gaji atau upah yang yang terwujud sebagai kerja atau bekerja. Iklim
telah ditentukan.Pemberian insentif dimaksudkan kerja di dalam organisasi menurut Stringer
agar dapat memenuhi kebutuhan para pegawai (2011:120) dibedakan menjadi 2 (dua)
dan keluarga mereka. kelompok. Pertama, friendly environment yaitu
Menurut Wirawan (2008:176), insentif iklim yang ramah yang memberikan dukungan
adalah perangsang yang ditawarkan kepada para dana dan nilai-nilai budaya. Kedua, hostile
karyawan untuk melaksanakan kerja sesuai atau environment yaituiklim yang tidak ramah,
lebih tinggi dari standar-standar yang telah berupa lingkungan yang mengekang
ditetapkan. Menurut Gary Dessler (2008:850) perkembangan organisasi.
insentif adalah ganjaran finansial yang diberikan Rosidah (2009:98) menyatakan iklim
kepada karyawan yang tingkat produksinya organisasi yaitu lingkungan internal, atau
melampaui standar yang telah ditetapkan psikologis organisasi. Iklim organisasi mampu
sebelumnya. mempengaruhi praktik-praktik dan kebijakan
Menurut Hasibuan (2013:117). SDM yang diterima oleh anggota organisasi.
mengemukakan bahwa :“Insentif adalah Indikator Iklim kerja dalam penelitian ini yaitu
tambahan balas jasa yang diberikan kepada a. Hubungan terkoordinir antara atasan dan
karyawan tertentu yang prestasinya di atas bawahan
prestasi standar.Insentif ini merupakan alat yang b. Pembagian tugas yang jelas
dipergunakan pendukung prinsip adil dalam c. Kertersediaan teknologi yang membantu
pekerjaan
pemberian kompensasi.”
d. Hubungan harmonis dengan instansi lain
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di Muhamad Gufran Faqih (2004) dalam jurnalnya
atas dapat disimpulkan, bahwa insentif adalah mengemukakan bahwa iklim kerja berpengaruh
dorongan pada seseorang agar mau bekerja terhadap kinerja. Hasil penelitian menunjukkan
dengan baik dan agar lebih dapat mencapai bahwa iklim yang kondusif mempunyai dampak
tingkat kinerja yang lebih tinggi sehingga dapat signifikan terhadap kinerja dan keefektifan
membangkitkan gairah kerja dan motivasi organisasi
seorang karyawan. Indikator pemberian insentif Pengertian performance sering diartikan
a. Pemberian bonus jika melampui target
b. Pemberian Kompensasi (pensiun)
sebagai kinerja, hasil kinerja atau prestasi kerja.
c. Pemberian piagam penghargaan Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan
d. Ucapan terima kasih secara formal atau informal hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga
e. Pemberian asuransi kesehatan bagaimana proses kerja berlangsung.
f. Pemberian tugas belajar untuk mengembangkan Mangkunegara (2014:9) memberikan definisi
pengetahuan kinerja yaitu prestasi kerja atau hasil kerja
Sedangkan Zuneta Zebua (2009) yang (output) baik kualitas maupun kuantitas yang
berjudul Pengaruh Budaya Organisasi dan dicapai dalam melaksanakan tugasnya.Wibowo
Insentif terhadap Kinerja staf rekam medik (2012:7) memberikan definisi kinerja adalah
Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik ”suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam
bahwa insentif secara parsial berpengaruh menyelesaikan tugas pekerjaannya secara efektif
secara signifikan tehadap kinerja dan efisien”.
Iklim kerja menurut Triguni (2010:100) Terkait beberapa definisi tersebut dapat
adalah suatu falsafah yang didasari oleh disimpulan bahwa kinerja merupakan out put
pandangan hidup sebagai nilai yang menjadi atau hasil kerja yang dihasilkan baik segi kualitas
34
35
35
36
pengaruh antar variabel X. Dalam analisis jalur diperoleh t hitung = 4,009 sedangkan t tabel
ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel sebesar 1,663 dengan demikian t hitung > t Tabel
secara bersama- sama. Selain itu juga, tujuan sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat
dilakukannya analisis jalur adalah untuk pengaruh positif disiplin terhadap kinerja .
menerangkan pengaruh langsung atau tidak Hal ini didukung oleh penelitian yang
langsung dari beberapa variabel penyebab dilakukan oleh (Sulaeman, 2018) yang
terhadap variabel lainnya sebagai variabel menyebutkan bahwa ada pengaruh yang
terikat. Untuk menentukan besarnya pengaruh signifikan disiplin terhadap kinerja. Hal ini
suatu variabel ataupun beberapa variabel berarti bahwa pekerjaan yang dibebankan
terhadap variabel lainnya baik pengaruh yang kepada karyawan harus sesuai dengan
sifatnya langsungatau tidak langsung maka dapat kemampuan karyawan bersangkutan agar
digunakan Analisis Jalur (Path Analysis). karyawan tersebut bekerja dengan sungguh-
Instrument yang digunakan dalam penelitian sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.
ini adalah kuesioner. Hasil uji validitas sebanyak Menurut Fathoni (2006:124)
2 kali pengujian pada 85 orang dan hasil kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan
pengujian kedua menunjukan semua pernyataan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan
valid yaitu : dan norma-norma sosial yang berlaku.
1. Pernyataan tentang displin mempunyai r Kedisiplinan di sekolah dapat diartikan bilamana
hitung antara 0,263 sampai dengan 0,653> guru selalu datang dan pulang tepat pada
0,213 waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya
2. Pernyataan tentang pemberian insentif dengan baik, mematuhi semua peraturan Sekolah
mempunyai r hitung antara 0,284 sampai dan norma-norma sosial yang berlaku.
dengan 0,736> 0, 213 Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu
3. Pernyataan tentang iklim kerja mempunyai r organisasi Sekolah, karena tanpa dukungan
hitung antara 0,448 sampai dengan 0,730> 0, disiplin Guru yang baik maka akan sulit Sekolah
213 untuk mewujudkan tujuannya. Singodimejo
4. Pernyataan tentang kinerja guru mempunyai r dalam Sutrisno (2009:85) mengatakan bahwa
hitung antara 0,524 sampai dengan 0,761 > 0, disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan
213 seseorang untuk mematuhi dan mentaati norma-
Hasil uji realibilitas menunjukan semua hasil norma peraturan yang berlaku di sekitarnya.
pernyataan realibel yaitu alpha crochbach >
0, 213 2. Pengaruh Secara Parsial Insentif (X2)
Terhadap Kinerja (Y)
HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengolahan data dengan
1. Pengaruh Secara Parsial Disiplin (X1) menggunakan SPSS, besar pengaruh Insentif
Terhadap Kinerja (Y) (X2) terhadap kinerja (Y) diperlihatkan oleh
Berdasarkan pengolahan data dengan koefisien beta (β) (standardzed coefficients)
menggunakan SPSS, besar pengaruh setelah dipengaruhi X2 (Koordinasi) sebesar
Disiplin (X1) terhadap kinerja (Y) 0,215 sedangkan koefisien deteminasi sebesar
diperlihatkan oleh koefisien beta (β) 4,62 %.
(standardzed coefficients) setelah Untuk pengujian hipotesis secara parsial
dipengaruhi X1 (Disiplin) sebesar 0,387 pengaruh KInsentif (X2) terhadap kinerja (Y)
sedangkan koefisien deteminasi sebesar dengan kriteria penolakan Ho jika t hitung > t
14,97 %. tabel . Hasil penghitungan SPSS diperoleh t hitung
Untuk pengujian hipotesis secara = 2,544 sedangkan t tabel sebesar 1,663
parsial pengaruh Disiplin (X1) terhadap dengan demikian t hitung > t Tabel sehingga
kinerja guru (Y) dengan kriteria penolakan Ho dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh
jika t hitung > t tabel . Hasil penghitungan SPSS positif Insentif terhadap kinerja guru.
36
37
Menurut Wirawan, (2008:176), insentif yang kondusif. Iklim yang kondusif akan
adalah perangsang yang ditawarkan kepada menciptakan sebuah kondisi yang
para karyawan untuk melaksanakan kerja mendorongnya untuk bekerja dengan giat.
sesuai atau lebih tinggi dari standar-standar Dan penelitian oleh Eko Adi Siswanto (2012)
yang telah ditetapkan. Menurut Gary Dessler bahwa iklim kerja berpengaruh positif
(2008:850) insentif adalah ganjaran finansial terhadap kepuasan kerja dan juga oleh
yang diberikan kepada karyawan yang tingkat penelitian Usman (2011) bahwa iklim kerja
produksinya melampaui standar yang telah secara bersama-sama memiliki pengaruh
ditetapkan sebelumnya. signifikan terhadap kinerja.
Hasil penelitian ini juga mendukung hasil 4. Pengaruh Secara Bersama-Sama Disiplin,
penelitian Purnomo Wicoksono (2013) dalam Insentif Dan Iklim Kerja Terhadap
tesisnya mengemukakan terdapat hubungan yang Kinerja
kuat antara pemberian insentif terhadap kinerja. Besarnya pengaruh secara bersama-
Dalam penelitiannya bahwa insentif salah satu sama Disiplin (X1), Insentif (X2) dan Iklim
cara untuk memotivasi para pegawai untuk Kerja (X3) terhadap kinerja (Y) dapat dilihat
bekerja dengan kemampuan yang optimal, yaitu dari indicator yang digunakan masing-masing
sebagai pendapatan ekstra di luar gaji atau upah variabel dengan menggunakan path analysis.
yang telah ditentukan. Setelah melakukan penelitian dan
3. Pengaruh Secara Parsial Iklim Kerja (X3) memperoleh data-data yang diperlukan maka
Terhadap Kinerja (Y) dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan.
Berdasarkan pengolahan data dengan Pengujian hipotesis tersebut menggunakan uji
menggunakan SPSS, besar pengaruh iklim F yaitu menguji apakah terdapat pengaruh
kerja (X3) terhadap kinerja (Y) diperlihatkan positif Disiplin, Insentif, dan Iklim kerja
oleh koefisien beta (β) (standardzed terhadap kinerja Guru SMK Rujukan di
coefficients) setelah dipengaruhi (Iklim Kerja) Tasikmalaya.
sebesar 0,300 sedangkan koefisien deteminasi Untuk pengujian hipotesis secara
sebesar 9 % simultan dengan perumusan hipotesis
Untuk pengujian hipotesis secara sebagai berikut:
parsial pengaruh Iklim Kerja (X3) terhadap Ho : ρYX1 = 0
kinerja (Y) dengan kriteria penolakan Ho jika Ha : ρYXi = sekurang-kurangnya ada sebuah
t hitung > t tabel . Hasil penghitungan SPSS ρYXi ≠ 0
diperoleh t hitung = 2,921 sedangkan t tabel Statistik yang digunakan adalah :
sebesar 1,663 dengan demikian t hitung > t Tabel
sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh positif iklim kerja terhadap kinerja Statistik uji di atas mengikuti distribusi F -
pegawai. snedecor dengan derajat bebas V1 = k dan V2 =
Rosidah (2009:98) menyatakan iklim N-K-1. Dengan kriteria penolakan Ho jika
organisasi yaitu lingkungan internal, atau Fhitung > Ftabel
psikologis organisasi. Iklim organisasi mampu Hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai F
mempengaruhi praktik-praktik dan kebijakan hitung sebesar 31,441 sedangkan F Tabel
SDM yang diterima oleh anggota organisasi. dengan taraf signifikan α sebesar 5% maka dari
Penelitian oleh Riska Palera (2013) Tabel distribusi F - snedecor dengan derajat
dalam jurnalnya mengemukakan adanya bebas V1 = k dan V2 = N-K-1 = 85-3-1 sebesar
pengaruh yang signifikan antara iklim kerja 2,715 yang berarti Fhitung sebesar 31,441 > Ftabel
terhadap kinerja karyawan. Sebagai sebuah 2,715 sehingga dapat disimpulkan bahwa
entitas yang penting di dalam sebuah terdapat pengaruh positif Disiplin, Insentif, dan
organisasi, setiap individu tentunya Iklim Kerja terhadap kinerja Guru Honorer
mengharapkan mampu bekerja di suatu iklim SMK Rujukan Di Kabupeten Tasikmalaya
37
38
Secara lengkap pengaruh antara variabel guru (Y) sebesar 0,5381 atau 53,81%
Disiplin (X1), Insentif (X2), dan Iklim Kerja sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel
(X3) terhadap kinerja guru (Y) dapat dilihat lain yaitu 46,19% yang tidak diteliti
sebagai berikut: diantaranya motivasi, budaya kerja dan
Koordinasi. Menurut Hasibuan (2008:178)
X1 PYX₁=0,387 faktor insentif yang diterima pegawai dapat
Ɛ=46,19% meningkatkan kinerja. Demikian halnya dengan
kepuasan kerja, pegawai yang puas akan
menghasilkan kinerja yang baik.
rX1X2=0,303 Kedisiplinan di sekolah dapat diartikan
bilamana guru selalu datang dan pulang tepat
PYX₂ =0, 215 Y pada waktunya, mengerjakan semua
X2
rX1X3=0,622
pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua
peraturan Sekolah dan norma-norma sosial
yang berlaku. Kedisiplinan harus ditegakkan
rX2X3=0,466 PY
dalam suatu organisasi Sekolah, karena tanpa
PYX3=0,300 dukungan disiplin Guru yang baik maka akan
sulit Sekolah untuk mewujudkan tujuannya.
X3 Singodimejo dalam Sutrisno (2009:85)
Gambar 1 mengatakan bahwa disiplin adalah sikap
Nilai Koefisien Jalur Antara Variabel X1,X2, kesediaan dan kerelaan seseorang untuk
X3 dan Y mematuhi dan mentaati norma-norma peraturan
yang berlaku di sekitarnya.
N NamaVariabel Formula Jumlah insentif adalah dorongan pada
1 2 3 4 seseorang agar mau bekerja dengan baik dan ih
1. Disiplin agar leb dapat mencapai tingkat kinerja yang
a.Pengaruh Langsung X1Terhadap Y (ρYX1) (ρYX1) 0,1497 lebih tinggi sehingga dapat membangkitkan
b.Pengaruh Tidak Langsung X1Melalui (ρYX1) (rX1X2) 0,0252 gairah kerja dan motivasi seorang karyawan,
c.Pengaruh Tidak Langsung X1Melalui (ρYX1) (rX1X3) 0,0722 jadi se seorang mau bekerja dengan baik apabila
Pengaruh X1 Total Terhadap Y a+b+c …….(1) 0, 2471 dalam dirinya terdapat motivasi, yang menjadi
masalah adalah bagaimana pula menciptakan
2. Pemberian Insentif gairah
d.Pengaruh Langsung X2Terhadap Y (ρYX2) (ρYX2) 0,0462 kerja dan motivasinya, sebab walaupun i
motivas
e.Pengaruh Tidak Langsung X2Melalui (ρYX2) (rX1X2) 0, 0252
sudah terbentuk apabila tidak disertai
dengan gairah kerjanya maka tetap saja
f.Pengaruh Tidak Langsung X2Melalui (ρYX2) (rX2X3) 0,0287
karyawan tersebut tidak akan bisa bekerja
Pengaruh X2Total Terhadap Y d+e+f …….(2) 0,1001
sesuai yang diharapkan.
3. Iklim Kerja
Kinerja dalam sebuah organisasi
g.Pengaruh Langsung X3Terhadap Y (ρYX3) (ρYX3) 0,0900
0, 0722
merupa kan salah satu unsur yang tidak dapat
h.Pengaruh Tidak Langsung X3Melalui (ρYX3) (rX1X3) dipisahkan dalam suatu lembaga organisasi, itu
i.Pengaruh Tidak Langsung X3Melalui (ρYX3) (rX2X3) 0,0287
baik lembaga pemerintahan maupun
Pengaruh X3 Total Terhadap Y g+h+i …….(3) 0,1909 lembaga swasta. Banyak faktor yang dapat
Total Pengaruh X1,X2,X3terhadap Y (1)+(2)+(3) = 0,5381
mempe ngaruhi kinerja pegawai, salah satunya
Pengaruh Lain yang tidak diteliti 1-kd=knd 0,4619
adalah iklim kerja. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa iklim yang kondusif
Berdasarkan hasil perhitungan diatas mempunyai dampak signifikan terhadap kinerja
menunjukkan secara keseluruhan variabel dan keefektifan organisasi. Sebagai suatu
Disiplin (X1), Insentif (X2), dan Iklim Kerja sistem nilai yang memberikan pedoman
(X3) mempunyai pengaruh terhadap kinerja berperilaku kerja dan menjadi prinsip
38
39
39
40
40
41
Kebijakan. Edisikeempat.UPP.STIM.YKPN
Yogyakarta.
Munasriah. (2015). Pengaruh Jumlah Unit
Usaha dan Investasi Terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja Pada
Industri Kecil di Kabupaten Wajo.
Tesis. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
UniversitasHasanuddin.Makasar
Prabandana, R. (2015). Pengaruh Modal,
Nilai Produksi dan Tingkat Upah
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Industri Kecil di Kabupaten
Sukoharjo. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Universitas Muhammadiyah.
Surakarta
Squire, Lyn. (1992). Kebijakan Kesempatan
Kerja di Negeri-Negeri Sedang
Berkembang: Sebuah Survei,
Masalah-Masalah dan Bukti-Bukti,
Pustaka Bradjaguna, Jakarta.
Simanjuntak, J. Payaman. (2010). Pengantar
Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Sukirno,S.(2002). Pengantar Teori
Makroekonommi.Jakarta:PT.Raja
Grafindo Persada
Sulaeman, M. (2018). 1 2 1 . Pengaruh
Motivasi Dan Kepuasan Kerja
Terhadap Disiplin Kerja Dan
Dampaknya Terhadap Kinerja
Pegawai Dinas Pertanian Dan
Ketahanan Pangan Kota
Banjarkepuasan Kerja Terhadap
Disiplin Kerja Dan Dampaknya
Terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pertanian Dan Ketahanan, 1(1), 1–7.
https://osf.io/preprints/inarxiv/8wb3a/
41