Anda di halaman 1dari 6

OBSERVASI PERMASALAHAN SEPUTAR

PENDIDIKAN di SMAN 1 CERME

Kharisma Shofi’I Isnaini Mirfaqo 22050634044


Shindy Puspitasari 22050634048
Thalia Dwi K 22050634056
Alifiah Oktaviani K. P 22050634059
Maftach Istiqlalia Agustin 22050634060

Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Tata Rias, Jurusan Pendidkan Kesejahteraan


Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya, 60231, Indonesia

Novia Restu Windayani, S.Pd., M.Pd.

Dosen Dasar Kependidikan, Program Studi S1 Pendidikan Tata Rias, Jurusan Pendidkan
Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya, 60231, Indonesia

Email: noviawindayani@unesa.ac.id

Abstrak. SMA Negeri 1 Cerme yang juga sering disingkat SMAN1C adalah salah satu sekolah
menengah negeri yang ada di Kabupaten Gresik. Sekolah ini terletak di Cerme, tak jauh
dari Jalan Raya Pasar Cerme Lor No. 175, Ngabetan, Cerme, Gresik, 61171. Meski tidak
berada di pusat kota, sekolah ini termasuk salah satu sekolah yang cukup populer di
Kabupaten Gresik. Sekolah di sekolah negeri ini berlangsung selama 3 tahun, mulai dari
kelas X hingga kelas XII. (Metode) Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
deskriptif kualitatif melalui wawancara dan dokumentasi. (Hasil) (1) Prasarana sekolah
masih kurang memadai (2) Masih ada siswa yang melanggar tata tertib sekolah (3)
Keterampilan ekstrakurikuler siswa tidak dihargai (4) Lingkungan sekolah kering
Kata kunci: Pendidikan, masalah, pembangunan, infrastruktur, apresiasi, lingkungan kering

I. PENDAHULUAN pengaruh besar terhadap kemampuan


Berbagai model pengajaran dan
belajar siswa. Hal ini menunjukkan peran
pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan
sentral lembaga dan infrastruktur dalam
guru harus dilaksanakan secara sistematis
mendukung kualitas pembelajaran siswa.
dan holistik untuk mencapai tujuan yang
Pengelolaan sarana dan prasarana
diharapkan. Sarana dan prasarana sekolah
merupakan kegiatan yang sangat penting
dapat dibeli dari APBN, tetapi juga dari
bagi sekolah, karena sangat menunjang
hadiah, sumbangan atau akuisisi sekolah
keberhasilan pembelajaran di sekolah.
sendiri. Sarana dan prasarana memiliki
Pengelolaan sarana dan prasarana sekolah
memerlukan proses yang dimulai dengan memiliki bakat tertentu, tetapi tidak semua
perencanaan, pengorganisasian, orang ingin menyempurnakannya.
pengoperasian, pemeliharaan dan Kebanyakan orang tua dan guru juga lebih
pengawasan. Seperti halnya pemerintahan fokus pada prestasi akademik anak daripada
saat ini pada umumnya. Perlengkapan prestasi non-akademik dengan cara
sekolah harus direncanakan secara matang mengembangkan keterampilan mereka. Nilai
baik dari segi sarana dan prasarana untuk harian rata-rata dan ujian tinggi adalah
mendukung semua proses pembelajaran. tujuannya, gelar sarjana juga bergengsi bagi
peran penting dalam proses psikologis. orang tua. Keterampilan dan kreativitas anak
Setiap siswa yang mengikuti proses belajar juga harus dikembangkan, terutama anak-
mengajar di sekolah tidak diisolasi untuk anak yang kurang pendidikan. Penyebabnya
menaati tata tertib sekolah. Oleh karena itu, biasanya karena guru terlalu fokus pada
setiap kegiatan atau tingkah laku yang pembelajaran akademik, apalagi di masa
dilakukan siswa menurut tata tertib yang pandemi seperti ini, beberapa sekolah
telah ditetapkan di sekolah dapat disebut meniadakan pembelajaran non akademik di
sebagai kedisiplinan siswa terhadap tata masa pandemi dan hanya fokus pada
tertib. pembelajaran akademik. Dan beberapa guru
hanya fokus pada siswa tertentu saja,
II. TINJAUAN PUSTAKA
misalnya hanya siswa yang pandai atau guru
Menurut Sudrajat (dalam Yuliartika, 2016),
kelas saja, dan membiarkan siswa lainnya
setiap siswa dituntut dan diharapkan untuk
terabaikan. Apalagi di masa pandemi, guru
berperilaku sesuai aturan. aturan di sekolah
tidak bertemu langsung dengan siswa
Ahmad Munib (2004:47), menyatakan bahwa
sehingga guru tidak mengetahui sifat dan
disiplin adalah salah satu alat pendidikan
karakter siswa. Selain itu, siswa harus selalu
preventif (pencegahan) yang ditujukan untuk
mendapatkan nilai bagus dari orang tua dan
mencegah hal-hal yang dapat menghalangi
guru. Lingkungan sekolah yang tanpa bunga
atau mengganggu kelancaran belajar.
atau pohon membuat suasana sekolah
Menurut Depdikbud (1989), disiplin adalah
menjadi kering dan kurang kondusif untuk
aturan atau peraturan yang baik dan
kegiatan belajar. Oleh karena itu, sebagai
konsekuensi yang koheren dari peraturan
anggota sekolah sebaiknya memanfaatkan
yang ada. Menurut Mulyono (2000),
lahan kosong untuk menanam bunga hijau.
pemerintahan adalah seperangkat aturan
Kebersihan lingkungan sekolah juga
tertulis yang mengikat anggota suatu
mendukung keberhasilan siswa dan guru.
masyarakat. Aturan ketertiban dan
Keadaan ruang belajar yang bersih dan asri
keteraturan disiplin sekolah berisi dos, dos
menciptakan suasana yang nyaman dan
dan tidak boleh dilakukan. Banyak siswa
memudahkan siswa untuk tertarik dengan tentang permasalahan pendidikan SMAN 1
pelajaran guru. Sekolah membangun ini CERME melalui Google dan Instagram.
untuk mengajarkan siswa cara merawat dan
merawat tanaman. rasa cinta dan kepedulian D. Teknik Pengumpulan Data
terhadap lingkungan sekolah. Teknik berikut digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian untuk artikel
Setelah membahas judul artikel ini, muncul ini: (1) Wawancara, yaitu menghubungi data
beberapa masalah yang akan dibahas lebih untuk memperoleh informasi yang
detail di bab berikutnya. Masalah-masalah ini diperlukan. Wawancara dilakukan dengan
adalah: salah satu guru SMAN 1 CERME (2)
(1) Sarana dan Prasarana SMAN 1 CERME Dokumentasi yaitu mencari informasi atau
manakah yang kurang memadai? Maksud dan objek yang difoto dari area SMAN 1 CERME
tujuan artikel “Observasi masalah seputar dengan cara:
pembinaan di SMAN 1 CERME” antara lain Gambar, Majalah, Google, Artikel dan
(1) Mendeskripsikan beberapa sarana dan sumber lainnya.
prasarana yang kurang memadai
IV. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
III. METODE PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
A. Jenis penelitian
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap.
Penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti
Yang pertama adalah melakukan wawancara
ingin mempelajari fenomena yang tidak dapat
dengan Taufan Setia Ardi, salah satu guru di
dikuantifikasi tetapi bersifat deskriptif, seperti
SMAN 1 CERME. Dari hasil wawancaranya
, dan lain-lain. (D’jaman Satori, 2011:23)
terlihat bahwa: (1) Sarana dan prasarana
SMAN 1 CERME belum memadai.
B. objek dan fasilitas penelitian
Isu yang terkait dengan penelitian artikel ini
B. Diskusi
terkait dengan pembentukan SMAN 1
(1) Sarana dan prasarana sekolah yang kurang
CERME. Tempat penelitian artikel ini adalah
memadai. Minimnya sarana dan prasarana di
SMAN 1 CERME.
setiap sekolah merupakan masalah yang
sangat penting. Minimnya sarana dan
C. Sumber data
prasarana ini membuat pembelajaran di
Data yang digunakan dalam penelitian ini
sekolah kurang optimal dan tidak tercapainya
berasal dari: (1) Dari hasil wawancara dengan
tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, perlu
salah satu guru SMAN 1 CERME yaitu
diupayakan tindakan lebih lanjut dari
Taufan Setia Ardi (2), saya mencari informasi
pemerintah, sekolah, forum pendidikan dan
orang tua siswa. Menurut saya, kebutuhan sendiri tidak akan meminta sumbangan
pendidikan di Indonesia masih belum merata. langsung dari orang tua, tetapi pihak sekolah
Selain itu, minimnya sarana dan prasarana harus berdiskusi dengan orang tua, komite
juga menjadi faktor pemerataan pendidikan di sekolah dan juga perwakilan guru. (c) Upaya
daerah-daerah Indonesia. Hal ini dapat terjadi lembaga pendidikan. Menurut saya lembaga
karena kemiskinan merupakan sarana pendidikan di setiap daerah harus mensurvei
penyebab ketimpangan pendidikan di sekolah terdekat untuk mengetahui sarana dan
Indonesia dan faktor diskriminatif yang prasarana apa saja yang kurang dan perlu
mempengaruhi ketimpangan pendidikan. dilengkapi atau diperbaiki, yang biasanya
Menurut saya ada tiga faktor yang dapat pemerintah hanya mengoptimalkan
memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, pendidikan di perkotaan dan mengabaikan
yaitu: (a) upaya pemerintah. Saya kira pendidikan di daerah terpencil. Hal ini
pemerintah memiliki kewajiban untuk menyebabkan kurangnya sarana dan
meningkatkan regulasi dana pendidikan dan prasarana pendidikan, misalnya: Sekolah
juga mampu menutupi biaya pendidikan harus bijak dalam mengelola keuangan dan
orang-orang yang kurang mampu. Pemerintah juga harus meminta dana dari negara sesuai
harus memperhatikan sarana dan prasarana kebutuhan sekolah. Ketika ruang kurang,
masing-masing daerah, baik yang cacat guru harus meningkatkan kreativitas mereka
maupun yang rusak. Pemerintah juga harus untuk mengajar dengan alat yang diperlukan
memperkuat prioritas pengajaran beasiswa dan sementara. Orang tua dapat memberikan
dengan tujuan strategis, penghargaan bagi sumbangan uang atau barang yang
guru yang dikirim ke daerah terpencil, mendukung pengajaran dan pembelajaran di
memperkuat sistem pendidikan terpadu bagi sekolah.
anak-anak cacat dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam mendukung pendidikan (2) Beberapa siswa masih melanggar tata
yang berkualitas. (b) Upaya sekolah dan tertib sekolah. Sebagai contoh: Ciri-ciri yang
orang tua. Menurut pendapat saya, yang bisa tidak sesuai dengan peraturan sekolah,
dilakukan adalah sekolah memperlakukan rambut dicat, beberapa anak perempuan
hibah dengan baik dan, tergantung pada terlalu banyak memakai riasan, banyak anak
keadaan peralatan dan infrastruktur yang laki-laki merokok di lingkungan sekolah,
diperlukan sekolah, juga mengajukan bantuan membolos, pulang lebih awal. Solusi untuk
pendidikan dari negara. Ketika ruang kurang, masalah ini adalah guru harus memantau
guru harus meningkatkan kreativitas mereka seluruh kelas dan melakukan pemeriksaan
di dalam kelas dengan menggunakan alat-alat agar siswa yang melanggar peraturan sekolah
sementara atau sederhana. Dan pihak sekolah
akan menerima hukuman poin dan dibimbing yaitu: upaya pemerintah, upaya sekolah dan
oleh guru. orang tua, dan upaya tenaga kependidikan.
Dan pada lingkungan yang kering
(3) Kurangnya apresiasi terhadap kemampuan sekalipun, perlu dilakukan penghijauan
non akademik siswa. Sekolah ini tidak (reboisasi) dan merawat tanaman di sekitar
menghargai kemampuan non-akademik siswa sekolah. Diharapkan kedepannya semua
dan tidak mendorong siswa untuk mengikuti pihak baik siswa, pendidik, pemerintah
kompetisi tingkat yang lebih tinggi karena maupun lembaga pendidikan dapat saling
kurangnya dana dan fasilitas. Misalnya siswa memperhatikan dan bertanggung jawab

yang menang lomba enggan melapor ke agar SMAN 1 CERME menjadi sekolah

sekolah dan mengatasnamakan sekolah. unggulan.

Solusinya, sekolah perlu lebih


DAFTAR PUSTAKA
memperhatikan dan menghargai kemampuan Memuat sumber-sumber yang diacu
non akademik siswanya. di dalam penulisan artikel, hanya sumber-
sumber yang digunakan yang dimuat dalam
daftar pustaka. Referensi bisa berasal dari
(4) Area sekitar sekolah kering. Sekolah buku, jurnal ataupun prosiding seminar
serta web.
kurang memperhatikan lingkungan sekolah Penulisan naskah dan sitasi yang
sehingga sekolah ini terlihat kering karena diacu dalam naskah ini disarankan format
penulisan menggunakan style IEEE.
tidak ada tanaman hijau dan tanaman tidak
terawat. Solusi untuk mengatasi masalah [1] Penulis 1, Penulis 2 dst. (Nama
belakang, nama depan). Tahun publikasi.
tersebut adalah pihak sekolah dapat mengajak Judul Buku cetak miring. Edisi, Penerbit.
siswanya untuk ikut serta dalam penghijauan Tempat Publikasi.
Contoh: O’Brien, J.A. dan. J.M. Marakas.
sekolah dengan menanam pohon dan tanaman 2011. Management Information Systems.
secara bersama-sama, dan pihak sekolah Edisi 10. McGraw-Hill. New York-USA.

harus [2] Penulis 1, Penulis 2 dan seterusnya,


(Nama belakang, nama depan). Tahun
V. KESIMPULAN DAN SARAN publikasi. Judul artikel. Nama Jurnal Cetak
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat Miring. Vol. Nomor. Rentang Halaman.
Contoh: Sadalia, I., Syahyunan. 2016.
disimpulkan bahwa permasalahan formatif Financial Management Behavior and
SMAN 1 CERME dapat diselesaikan secara Financial Distress on small medium
enterprise in Indonesia., International
internal, seperti: Pertemuan, konsultasi, dll, Journal of Applied Business and Economic
ketika beberapa siswa masih melakukan Research, Vol. 14, No. 11, (2016): 7409-
7416.
pelanggaran dan masih tidak menghargai
keterampilan ekstrakurikuler siswa. Terkait [3] Penulis 1, Penulis 2 dst, (Nama
belakang, nama depan disingkat). Tahun
sarana dan prasarana, diperlukan tiga publikasi. Judul artikel. Nama Konferensi.
tindakan yang telah dijelaskan di atas,
Tanggal, Bulan dan Tahun, Kota, Negara.
Halaman.
Contoh: Michael, R. 2011. Integrating
innovation into enterprise architecture
management. Proceeding on Tenth
International Conference on Wirt-schafts
Informatik. 16-18 February 2011, Zurich,
Swis. Hal. 776-786.

[4] Penulis (Nama belakang, nama depan


disingkat). Tahun publikasi. Judul. Skripsi,
Tesis, atau Disertasi. Universitas.
Contoh: Sadalia, I., 2008., Analisis Biaya
Kebangkrutan dan Keputusan Pembiayaan
Sewa Guna Usaha Pada Perusahaan Go
Public di Indonesia. Tesis. Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

[5] Penulis. Tahun. Judul. Alamat Uniform


Resources Locator (URL). Tanggal
Diakses.
Contoh: Ahmed, S. dan A. Zlate. Capital
flows to emerging market economies: A
brave new world?
http://www.federalreserve.gov/pubs/ifdp/
2013/1081/ifdp1081.pdf. Diakses tanggal
18 Januari 2015.

Anda mungkin juga menyukai