Anda di halaman 1dari 1

IZINKAN KU MATI BERSAMAMU

Sudah hampir dua pekan, erupsi Anak Gunung Krakatau tak kunjung usai. Dalam proses
evakuasi korban bencana alam terdapat salah satu dokter bhayangkara ahli forensik cantik
yang bernama dr. Olive Maissy Adeva. Suatu hari, dr. Olive keluar dari tenda dan melihat
seorang laki-laki berlari membawa kucing yang terluka. Ia mengejar laki-laki tersebut,
dengan niat hati ingin menolong kucing tersebut. Tak sengaja, dr. Olive melihat bahwa siku
tangan laki-laki tersebut juga terluka. Mereka berbincang-bincang sembari dr. Olive
mengobati kaki kucing dan tangan laki-laki tersebut. Setelah berkenalan, diketahui nama laki-
laki itu adalah Roy Devara Gildan. Ia bukanlah warga ataupun relawan, ia datang dengan
maksud ingin mencari ibunya. Roy meminta data korban sakit dan meninggal untuk
mengetahui keadaan ibunya. Tidak ditemukan nama ibunya pada tabel korban bencana erupsi
anak gunung Krakatau. Berarti ibunya selamat, sekarang tugas Roy mencari di posko mana
ibunya mengamankan diri Di akhir percakapan, dr. Olive memberikan kartu nama kepada
Roy dengan niat hati apabila terjadi keadaan darurat dr. Olive segera menolong. Roy
membantu setiap kesulitan yang dialami oleh dr. Olive, dia selalu menemani dan ikut
membantu serta mengobati beberapa luka kecil korban. Pada saat itulah, muncul benih-benih
cinta antara seorang dokter dan pria misterius. Belum sempat menjalin hubungan, bencana
erupsi dinyatakan selesai, proses evakuasi korban bencana pun ditutup. Tandanya, dr. Olive
dan Roy tidak akan bisa bertemu lagi. Dan benar, apa yang ada di pikiran dokter cantik
tersebut, Roy tiba-tiba menghilang bagaikan di telan bumi. Tak ada lagi telepon masuk dan
pesan dari Roy, dr. Olive berusaha menghubungi namun hasilnya pun nihil. Sang dokter
merasa gundar dan gelisah, ia sangat menyayangkan mengapa hanya bisa bertemu dengan
orang baik dengan waktu yang sekejap. Tak lama, dr. Olive mendapat kabar bahwa ia
dipindahkan tugas di Kepulauan Nusa Kambangan di mana tempat para tahanan buronan
berkumpul. Tak sengaja saat dokter berjalan-jalan bertemu dengan Roy. Ya, Roy laki-laki
yang ia temui saat erupsi gunung Krakatau waktu itu. Betapa kagetnya dr. Olive mengetahui
hal tersebut, hatinya bagai terlambat petir. Tiba saatnya, 72 jam menuju proses eksekusi mati.
Sebelum memasuki sel isolasi, pidana akan diberitahu kapan mereka akan dieksekusi dan
diminta untuk menentukan tiga permintaan terakhir. Ia hanya ingin satu permintaan yaitu
menemui salah satu dokter bhayangkara yang bernama dr. Olive. Saat yang dinanti-nantikan
pun tiba, dr. Olive menghampiri Roy di sel isolasi. Roy mengatakan bahwa ia menginginkan
pelukan dari cinta terakhir di detik-detik akhir hidupnya. Tanpa panjang lebar, dr. Olive
menyetujui hal tersebut dengan berlinang air mata. Roy meminta maaf kepada dr. Olive atas
apa yang sudah terjadi pada dirinya. Dr. Olive hanya mengatakan “Ya, ku maafkan dirimu.”
sembari meneteskan air mata. Tiba saatnya proses eksekusi mati, terdengar tembakan dari 12
senjata api larat panjang. Nahasnya, dr. Olive yang melakukan tindakan autopsi sekaligus
membawa jenazah Roy ke ruang forensik setelah dinyatakan meninggal. Tak bisa berkata-
kata apa pun, hanya air mata dan teriakan histeris yang dapat menggambarkan betapa campur
aduknya perasaan wanita malang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai