Anda di halaman 1dari 8

5 CONTOH STUDI KASUS PERILAKU TIM DAN KEPEMIMPINAN

TRANSAKSIONAL

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Pendidikan

Disusun Oleh :

Qonita Nur Salamah


Syadzwana
Nandini Pryanca Irawan
Rois Himmatul Ihsan
Anita Jahra
Nurjannah Sian N
Enung Nurhayati

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH NUSANTARA ISLAM


KELAS KEBON KOLOT CISEUREUH
1. Teams on the way up atau tim pada saat naik. Kepala sekolah melihat orang orang yang
membawa muram sekolah.
Contoh kasus :
Pak dede adalah kepala sekolah yang baru di sebuah sekolah smp negeri, setelah dia menjabat
di sekolah tersebut dia melakukan supervisi terhadap lingkungan sekolah. Saat melakukan
supervisi dia menemukan bahwa :
A. Sekolah tersebut kurang indah dan kurang terawatt kebersihannya
B. Siswa banyak yang kurang disiplin
C. Kelas terbanyak coretan kotor dan berdebu
Sebagai kepala sekolah pak dede harus bisa melakukan perubahan agar sekolah menjadi lebih
baik. Berikut cara yang digunakan pak dede untuk mengatasi masalah yang ada di sekolah
tersebut :
1) Peran kepala sekolah dalam perubahan kepribadian dan sosial (memanusiakn/humanizer)
“mulailah dari diri sendiri” begitu kata orang bijak sebelum perubahan di sekolahnya,
seorang kepala sekolah harus mau memulai perubahan dari diri sendiri dan sosialnya. Pak
dede setiap rabu pagi sebelum masuk jam pelajaran mengajak para guru dan siswa sekolah
mengadakan rabu bersih dengan memungut sampah dan membersihkan lingkungan sekolah
selama 30 menit untuk membuat lingkungan sekolah terawatt. Dan setiap kelulusan akan di
adakan lomba graffiti pada setiap tembok kelas dan tong sampah dengan tema yang
berbeda setiap tahunnya. Hal ini membuat sekolah terlihat lebih hidup dan indah.
2) Peran sekolah dalam perubahan pembelajaran (katalis budaya/cultural catalyst). Jantung
sekolah ada pada pembelajaran. Yang paling mendasar adalah disiplin. Sebelum melakukan
perubahan pada sekolah, kita harus melakukan perubahan pada rakyat sekolah terlebih
dahulu, dengan menanamkan kedisiplinan, contohnya membiasakan buang sampah pada
tempatnya. Dan melakukan denda terhadap siapapun yang membuang sampah
sembarangan. Dengan memulai disiplin dari hal kecil kita bisa melakukan perubahan yang
lebih besar pula.
3) Peran kepala sekolah dalam perubahan pengembangan sekolah (pembangun
komunitas/community builder) “jika anda sengaja membiarkan diri anda menjadi kurang
dari apa yang sebenarnya mampu anda capai, anda akan tidak bahagia seumur hidup”
(Abraham H. Maslow) sebagai kepala sekolah pak dede harus memimpin dan merangkul
siswa dan guru serta staff untuk menjaga kebersihan terutama kebersihan kelas. Karena
kenyamanan itu sangat berperan besar pada berjalannya pemberian materi. Pak dede
merumuskan dan membuat rangkaian kegiatan untuk kebersihan kelas, dengan cara
mengadakan lomba kebersihan kelas dengan reward piala bergilir yang di nilai pada stiap
hari jumat. Penilaian kebersihan kelas akan di cek di setiap hari. Dengan melakukan lomba
ini siswa akan berlomba lomba agar kelasnya tetap bersih.

2. Teams on the way down. Kepala sekolah guru dan staf menyatu dalam menyetujui keputusan
Contoh kasus :
Strategi kepala sekolah merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kinerja guru dalam
proses pembelajaran, Judul penelitian adalah Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru. Tujuan penelitian untuk mengetahui strategi kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru pada SMP Negeri di Kecamatan Masjid Raya Aceh Besar. Metode penelitian
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data
dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Subjek penelitian adalah kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru, dan pengawas.
Hasil penelitian menunjukkan :
1) Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan guru melalui pembinaan
kemampuan guru dalam proses pembelajaran,
2) Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin guru yaitu : a) Menegakkan kedisiplinan
guru, b) Meningkatkan standar prilaku guru, c) Melaksanakan semua peraturan,
3) Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi guru yaitu menciptakan situasi yang
harmonis, memenuhi semua perlengkapan yang diperlukan serta memberikan penghargaan dan
hukuman,
4) Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan komitmen guru adalah: mengadakan pelatihan,
mendatangkan tutor ke sekolah dan memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan,
menempatkan guru sesuai dengan bidangnya, dan mengadakan rapat setiap awal semester.
5) Hambatan yang dihadapi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru adalah: a) kurang
tegas dalam menerapkan kebijakan b) guru kurang motivasi dan domisili guru yang jauh. c)
fasilitas sekolah yang belum memadai, d) rendahnya partisipasi warga lingkungan sekolah.
Berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian, strategi kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru pada SMP Negeri di kecamatan masjid raya belum berjalan baik sebagaimana yang
di harapkan, baik dalam hal peningkatan kinerja guru maupun dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis melakukan penelitian : strategi kepala
sekolah dalam meningkatkan kinerja guru pada SMP Negeri di kecamatan masjid raya aceh
besar. Penelitian ini berusaha untuk mengkaji dan menganalisis secara kompherensif dan
mendalam tentang strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru
pada SMP Negeri di kecamatan masjid raya aceh besar.

3. Teams on the way up atau tim pada saat naik. Kepala sekolah memberikan pertanyaan yang
tinggi menurut rasio
Contoh kasus :
Gaya Kepemimpinan Transaksional kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sumatera Barat Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah SMA Negeri 1 Sumatera Barat kadang-kadang
menerapkan gaya kepemimpinan transaksional dengan skor rata-rata (3,32). Faktor yang
menunjukkan hasil demikian dapat dilihat dari aspek active management by exeption, passive
management y exeption dan contigent reward.
Seorang pemimpin aktif mencari atau menangkap kesalahan-kesalahn yang terjadi di dalam
divisinya, untuk kemudian diperbaiki secara terus-menerus (Iensufiie, 2010). Dalam aspek active
management by exeption, kepala sekolah sering menerapkannya, pernyataan yang mendukung
bahwa aspek ini sering diterapkan dapat dilihat dari pernyataan guru yang menyatakan bahwa
kepala sekolah secara aktif merancang perangkat guna memantau penyelewengan dari standar,
kesalahan yang dilakukan guru untuk selanjutnya dilakukan langkah perbaikan. Kepala sekolah
aktif mengawasi guru bekerja, apakah sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang ada atau
tidak.
Dalam aspek passive management by exeption, kepala sekolah kadangkadang menerapkannya,
pernyataan yang mendukung bahwa aspek ini kadangkadang diterapkan dapat dilihat dari
pernyataan guru yang menyatakan bahwa kadang-kadang kepala sekolah menunggu pelaporan
masalah dari guru, dan mengambil langkah-langkah perbaikan jika masalah sudah muncul.
Kepala sekolah jarang menunggu terjadinya penyelewengan dan kesalahan yang terjadi di
sekolah. Karena seorang atasan hanya memberikan standar kerja tertentu yang harus diraih
oleh pelaksana atau anak buahnya (Iensufiie, 2010).
Menurut Iensufiie (2010:89) bahwa reward yang dimaksud dalam gaya kepemimpinan
transaksional ini tidaklah selalu berupa uang atau hal-hal komersial semata. Dalam aspek
contigent reward ini, kepala sekolah kadangkadang menerapkannya, pernyataan yang
mendukung bahwa aspek ini kadangkadang diterapkan dapat dilihat dari pernyataan guru yang
menyatakan bahwa kepala sekolah kaadang-kadang memberi penghargaan kepada guru yang
profesional dalam mengelola kelas, memberikan penghargaan kepada guru atas keberhasilan
dalam pengelolaan ekstra kurikuler dan menjelaskan apa yang biasa diperoleh jika tujuan kinerja
tercapai. Kepala sekolah jarang melakukan perjanjian dengan guru kalau target kerja dengan
kualitas baik tercapai, maka guru akan mendapat bonus. Tetapi kepala sekolah berusaha adil
dalam membagikan kompensasi, agar sesuai dengan kontribusi masing-masing guru.

4. Teams on the way up, guru dan staf menyatu di balik keputusan yang pernah di buat
Contoh kasus :
Setelah melihat hasil penelitian yang telah dipaparkan, dapat ditarik simpula bahwa Gaya
Kepemimpinan Transaksional Wali Kelas di MAN 1 dan MAN 2 Pontianak adalah sebagai berikut:
1) Gaya kepemimpinan yang digunakan wali kelas dalam mempengaruhi siswa memiliki gaya
yang sama, yaitu dengan melakukan pembinaan wali kelas secara rutin yang diadakan dua
minggu sekali serta pembinaan yang dilakukan sesuai kebutuhan siswa (situasional). Pembinaan
tersebut dilakukan guna mengontrol keberhasilan siswa dalam bidang akademik maupun non
akademik. 2) Gaya kepemimpinan wali kelas dalam menggerakkan siswa juga memilki cara yang
sama yaitu menggunakan pendekatan dan kerjasama. Pendekatan adalah cara yang dilakukan
oleh wali kelas untuk mempengaruhi bawahan (siswa). Sedangkan kerjasama adalah cara yang
dilakukan untuk menciptakan hasil / tujuan yang ingin dicapai.
3) Gambaran gaya kepemimpinan transaksional wali kelas memiliki cara yang sama yaitu
penerapan reward dan punishment akan tetapi hanya saja bentuk dari reward dan
punishmentnya yang agak berbeda. Di MAN 1 Pontianak reward dan punishment yang
diterapkan kepada siswa yaitu berupa point. Penambahan point, dan pemberian piagam
penghargaan serta hadiah merupakan bentuk reward), sedangkan punishment yang diberikan
berupa pengurangan point dan pemanggilan wali siswa. Adapun penerapan reward di MAN 2
Pontianak berupa piagam penghargaan dan hadiah (pembebasan biaya administrasi sekolah).
Sedangkan punishment yang diterapkan yaitu pemanggilan wali siswa serta hafalan Qur’an.
4) Wali kelas yang ada di dua Madrasah Aliyah Negeri memiliki gaya yang sama dalam membina
siswa yaitu menggunakan gaya kepemimpinan transakional dengan cara mengarahkan,
memotivasi, dan membina secara langsung. Serta menerapkan reward dan punishment dalam
mempengaruhi siswa.
5) Para wali kelas menampilkan gaya kepemimpinan transaksional, karena para wali kelas
merasa gaya kepemimpinan transaksional merupakan cara yang tepat dalam mempengaruhi
siswa, dan kedua belah pihak tidak akan merasa dirugikan, karena kedua belah pihak telah
bersepakat dan menerima konsekuensi atas apa yang telah dilakukan. Dan gaya kepemimpinan
transaksional ini lebih cocok diterapkan kepada bawahan yang belum matang yaitu siswa.
Berdasarkan temuan dan simpulan penelitian, ada beberapa hal yang disarankan sebagai
berikut: 1). Untuk Kepala Madrasah. Dalam meningkatkan mutu pendidikan yang ada di MAN 1
dan MAN 2 Pontianak hendaknya kepala Madrasah dapat terus menciptakan ide baru dalam
meningkatkan mutu pendidikan serta kepemimpinannya dalam guna mencapai prestasi yang
lebih maksimal.
2). Untuk Wali Kelas. Dalam upaya meningkatkan prestasi siswa, wali kelas hendaknya dapat
terus meningkatkan kepemimpinannya guna pencapaian prestasi yang lebih maksimal.
3). Untuk Guru. Hendaknya guru terus meningkatkan diri dan mengembangkan kompetensi
profesionalnya dan berusaha untuk selalu meningkatkan prestasi kerja.
4). Untuk Siswa. Hendaknya selalu meningkatkan minat belajar yang tinggi agar memiliki prestasi
yang maksimal demi keberhasilan di masa yang akan datang.

5. Teams on the way down. Kepala sekolah guru dan staf menyatu dalam menyetujui keputusan.
Contoh kasus :
Penerapan sistem interpersonal communication merupakan langkah terbaik untuk mengawali
proses pendidikan disekolah SMP Kolase Kanisius Jakarta ini Dengan memperhatikan
information richness and communications channels tersebut maka bentuk komunikasi awal
setelah siswa diterima adalah pertemuan diawaltahun ajaran baru antara pihak sekolah dengan
orang tua siswa.. Komunikasi ini bisa dilakukan antara pihak orang tua dengan wali kelas, guru
bidang studi maupun dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Social networking and
electronic communication merupakan bentuk komunikasi yang dimanfaatkan untuk menjalin
komunikasi dengan para alumni dan masyarakat umum. Bentuk komukasi berikutnya adalah
written communication, media komunikasi berupa buku panduan akademik merupakan media
yang sangat efektif bagi siswa maupun orang tua dengan pihak sekolah. Downward
communication dan Upward communication yang terjalin di SMP Kanisius berjalan dengan baik
tanpa ada pengaruh Kepala Sekolah yang merupakan seorang rohaniawan yang sekaligus
pemimpin sekolah. Bentuk komunikasi yang terus dikembangkan dan diterapkan di SMP Kanisius
adalah refleksi. Makna dari refleksi merupakan bentuk komunikasi seseorang dengan pribadinya
sendiri. Hal ini menjadi keunggulan konsep komunikasi yang diterapkan bagi siswa, guru serta
kepala sekolah sendiri yang merupakan seorang rohaniawan. Programmed decisions
dilaksanakan berdasarkan tanggung jawab serta wewenang yang dimiliki kepala sekolah.
Pemilihan staf kerja dan mengusulkan ke pihak yayasan Budi Siswa untuk pengesahan atau
pengangkatan, mengadakan evaluasi staf untuk kenaikan jenjang kepangkatan/golongan kerja,
memanggil dan memberikan teguran baik secara lisan maupun tertulis (surat peringatan)
terhadap pegawai edukatif yang melanggar disiplin dan kode etik profesi sebagaimana telah
digariskan oleh yayasan Budi Siswa. Nonprogrammed decisions yang merupakan pengambilan
keputusan yang diambil untuk mengatasi masalah manajemen yang unik dan komplek.
Perubahan jumlah paralel kelas, sistem moving class, pemberian penghargaan untuk siswaguru
dan karyawan, kegiatan research paperatau karya tulis ilmiah merupakan program sekolah yang
diterapkan oleh Kepala Sekolah SMP Kanisius selama masa jabatannya demi peningkatan mutu
sekolah. Academic and Humaniora Award merupakan bentuk dari intrinsicreward yang
ditujukan bagi para siswa SMP Kanisius. Proses pemberian penghargaan berawal dari motivasi
untuk mengerahkan segala daya untuk menciptakan unjuk kerja individu yang dipengaruhi oleh
kemampuan, ketrampilan dan pengalaman. Extrinsic reward dalam bentuk financial rewards,
interpersonal rewards dan promotionmerupakan bentuk pemberian penghargaan yang
diberikan bagi guru dan karyawan SMP Kanisius Jakarta. Bagi para siswa bentuk penghargaan ini
memacu siswa untuk terus berprestasi dan meningkatkan rasa kebanggaan menjadi siswa
Kanisius. Bagi para guru dan karyawan pemberian penghargaan ini dirasakan sebagai bentuk
penghargaan atas kinerjanya, hal ini terus memotivasi untuk selalu bekerja penuh samangat dan
tanggung jawab yang besar untuk meningkatkan prestasi kerjanya.
Rekomendasi:
(1). Bagi peneliti bidang manajemen pendidikan :Penelitian kualitatif yang berfokus pada
kepemimpinan kepala sekolah masih sangat luas untuk dikembangkan. Lingkup kepemimpinan
kepala sekolah terus berkembang sesuai perkembangan jaman yang dipengaruhi oleh
perkembangan sosial, politik dan budaya masyarakat serta pengaruh kebijakan-kebijakan
pemerintah dibidang pendidikan nasional.
(2). Bagi Kepala Sekolah SMP Kolese Kanisius Jakarta: SMP Kanisius merupakan salah satu
sekolah yang bisa dijadikan sebagai contoh pengelolaan sekolah yang terus mengembangkan
dan meningkatkan mutupendidikan dan pengajaran dengan latar belakang sejarah
perkembangannya. Bentuk komunikasi, pengambilan keputusan serta pemberian penghargaan
yang diterapkan di SMP Kanisius menunjukan manfaat yang sangat besar dalam perkembangan
kemajuan sekolah, evaluasi dan pengawasannya harus terus ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai