Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BAHASA INDONESIA

TANTANGAN INDUSTRI FARMASI INDONESIA DI ERA PANDEMI COVID-19

NAMA KELOMPOK :

Aufa Mutia’h Ferina L

Rizky Amaliyah Putri

Selfi Nur Fitriyani

Susi

Zeinta Shety Ariani

Tedy Ependy

PRODI D III FARMASI


AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK
TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak manusia diciptakan manusia tidak terlepas dari penyakit, sehinga manusia kala itu mencari
cara untuk menyembuhkan penyakit yang ada. Cara untuk menyembuhkan suatu penyakit
inilah yang disebut ilmu pengobatan.
Pada awalnya semua ilmu pengobatan berawal dari coba-coba. Apabila suatu ramuan
berhasil menyembuhkan suatu penyakit, maka ramuan tersebut akan digunakan seterusnya
secara turun-temurun untuk menyembuhkan penyakit yang sama. Hal inilah yang mendasari
lahirnya ilmu tentang pengobatan.
Pada masa lalu dalam pengobatan suatu penyakit dilakukan oleh seorang tabib yang
bertugas mendiagnosa serta membuatkan obat bagi sang pasien bisa dikatakan hal ini seperti
seorang dokter yang berfungsi juga sebagai apoteker. Barulah pada tahun 1240 M, Raja Jerman
Frederick II memerintahkan pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam
dekritnya yang terkenal “Two Silices”.
Perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa banyak perubahan disegala aspek
kehidupan. Tidak terkecuali ilmu pengobatan. Selama berabad-abad lamanya, setelah
ditemukannya teknologi-teknologi yang dapat membantu manusia dalam melakukan berbagai
penelitian, pengobatan pun turut mengalami kemajuan. Obat yang pada awalnya hanya
diproduksi terbatas dan terkadang hanya terdapat di daerah tertentu kini dapat dimanfaatkan
dan dikonsumsi secara universal. Hal ini salah satunya merupakan dampak karena adanya
kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh karena itu, penulis membuat makalah berjudul “Sejarah Farmasi” yang akan
membahas sejarah dunia pengobatan atau sejarah dari farmasi serta perkembangannya hingga
saat ini.
Sejak akhir tahun 2019, telah teridentifikasi suatu novel virus korona (2019-nCoV) sebagai agen
penginfeksi penyakit ringan hingga berat pada saluran pernafasan. Dikarenakan tingkat keseriusan
penyakit yang disebabkan oleh virus patogen tersebut semakin meningkat, maka penamaan (2019nCoV)
diganti menjadi Severe Acute Respiratory Coronavirus Type2"(SARS-CoV-2). Penyebaran virus ini
dimulai dari episentrum pertama, kota Wuhan, provinsi Hubei, daratan Cina, hingga menjadi pandemi
global. Berdasarkan data yang dihimpun, hingga 15 Juli 2020 wabah masih berlangsung di 213 negara
di berbagai benua. Virus korona (SARS-CoV-2) telah menyebabkan jumlah kematian yang dramatis
yaitu sekitar 580.000 kematian dan lebih dari 13 juta kasus diseluruh dunia. Hal ini berimbas pada
berbagai sektor sosial dan ekonomi pada seluruh belahan dunia. Disisi lain virus korona (SARS-CoV2)
telah mendorong beberapa perubahan pada sistem farmasi secara menyeluruh. Perubahan nyata dari
berbagai aspek farmasi industri, regulasi dan distribusi serta pelayanan farmasi klinik melahirkan suatu
tantangan baru untuk mengatasi pandemi COVID-19 di berbagai negara. (Bragazzi, 2020).
Penerapan kebiasaan baru disosialisasikan menyeluruh meliputi sosialisasi tata cara mencuci
tangan yang benar, penggunaan pembersih tangan berbasis alkohol, pemakaian masker dan face shield
serta alat pelindung diri (APD) bila diperlukan. Hal ini dilakukan untuk mencegah penumpukan di
sarana kesehatan yang menyebabkan pengurangan tekanan terhadap tenaga kesehatan (dokter, apoteker,
perawat), pengurangan pemakaian peralatan bantu (respirator dan ventilator) terhadap pasien COVID-
19. (Balla, 2020).
Di Indonesia sekitar 55.000 kasus COVID-19 terkonfirmasi sebagai yang tertinggi di Asia
Tenggara dan hampir 3.000 kematian di seluruh negeri pada akhir Juni 2020 . Untuk menekan
penyebaran COVID-19 lebih lanjut, WHO menyatakan pentingnya menjaga jarak fisik dengan menjaga
jarak minimal 1 meter dari satu sama lain, membatasi menghabiskan waktu di tempat keramaian atau
kelompok, dan memakai masker wajah. Indonesia merekomendasikan anjuran untuk beraktivitas dari
rumah sejak 15 Maret 2020 kemudian menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada
tanggal 10 April 2020, sebagai tanggapan atas kasus COVID-19 yang melonjak secara nasional. Selama
PSBB, transportasi umum, perjalanan dan tempat tempat umum dibatasi atau ditutup, orang didorong
untuk bekerja atau belajar dari rumah, dan pertemuan besar (pernikahan dan kegiatan ibadah) dilarang
untuk membatasi kontak fisik atau sosial langsung. (Siste, 2020).
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
manusia (Kementerian Kesehatan, 2016). Suatu obat yang akan didistribusikan kepada pengguna harus
memiliki aspek aman, berkhasiat serta berkualitas. Penyimpanan merupakan salah satu aspek kualitas
dalam suatu obat. Penyimpanan adalah kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar
aman, terhindar dari kerusak fisik dan kimia sehingga mutu obat tetap terjamin dengan baik
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002). Tujuan dari penyimpanan obat yang baik adalah
mempertahankan mutu obat dari kerusakan akibat dari penyimpanan yang tidak benar, obat dapat awet
yaitu obat tidak berubah baunya, warnanya, bentuknya, ukurannya serta fungsinya (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 2002; Kappauf et al., 2012).
Mengingat hingga saat ini belum ada produk vaksin dan obat yang efektif untuk mencegah dan
mengobati infeksi COVID-19, setiap negara telah menerapkan pembatasan perilaku non farmakologis
(NPI) meliputi penutupan usaha sekunder, penutupan sekolah dan universitas, pembatasan perjalanan,
meliputi pembatalan penerbangan domestik dan internasional, isolasi diri, pembatasan sosial skala
besar, karantina mandiri serta isolasi suatu wilayah untuk menekan penyebaran wabah COVID-19.
(Balla, 2020)

1.2. Metode
Metode pengabdian masyarakat dilaksanakan melalui Webinar Nasional yang diikuti oleh peserta
dalam dan luar negeri. Untuk mengukur tingkat pengetahuan masyarakat mengenai tantangan dan
peluang industri farmasi di era pandemik COVID-19, dilakukan evaluasi pertanyaan (post test) setelah
acara webinar selesai. Bentuk pertanyaan yang diberikan sebanyak 10 pertanyaan dengan topik seputar
tantangan dan peluang industri farmasi Indonesia di era pandemik COVID-19. Analisis data meliputi
data distribusi responden, analisis jumlah pertanyaan yang benar setelah pelaksanaan seminar. Peserta
yang lulus post test dengan nilai minimum 80 akan mendapatkan sertifikat SKP dari organisasi profesi
Ikatan Profesi Apoteker (IAI) Pengurus Daerah Jawa Barat.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 2020 pukul 09:00-11:30 WIB menggunakan 2
platform, yaitu platform ZOOM dan platform Youtube. Sebanyak 1.400 peserta dengan penyebaran
domisili di berbagai pulau Indonesia mengikuti Webinar melalui platform ZOOM dan sebanyak 200
orang mengikuti Webinar melalui link streaming Youtube. Kegiatan ini dipublikasikan pada media
cetak dan elektronik regional dan nasional.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 AWAL MULA FARMASI

Farmasi berasal dari kata “PHARMACON” yang berarti obat atau racun. Sedangkan
pengertian farmasi adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan
di bidang penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, informasi obat dan
distribusi obat.
Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan tradisional yang
berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya. Mulanya
“ilmu pengobatan” dimiliki oleh orang tertentu secara turun-temurun dari keluarganya. Di
negara Cina, para tabib mendapatkan ilmunya dari keluarga secara turun-temurun. Itu
gambaran “ilmu farmasi” kuno di Cina.
Sedangkan di Yunani, yang biasanya dianggap sebagai tabib adalah pendeta. Dalam
legenda kuno Yunani, Asclepius, Dewa Pengobatan menugaskan Hygieia untuk meracik
campuran obat yang ia buat. Oleh mmasyarakat Yunani, Hygiea disebut sebagai apoteker
(Inggris : apothecary). Sedangkan di Mesir, praktek farmasi dibagi dalam dua pekerjaan, yaitu
: Yang mengunjungi orang sakit dan yang bekerja di kuil menyiapkan racikan obat.

Buku tentang bahan obat-obatan pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735 SM.Para
pengguna awal Cina dikenal pada materia medica adalah Shennong Bencao Jing (Herb-Akar
Klasik Petani Divine), datang kembali ke abad 1. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan selama
dinasti Han dan dikaitkan dengan mitos Shennong . Literatur sebelumnya termasuk daftar resep
untuk penyakit tertentu, dicontohkan oleh "Resep untuk 52 Penyakit" manuskrip, ditemukan di
makam Mawangdui, disegel di 168 SM.

Dioscorides, De Materia Medica , Byzantium, abad ke-15


Kemudian sekitar tahun 400 SM berdirilah sekolah kedokteran di Yunani. Salah
seorang muridnya adalah Hipocrates yang menempatkan profesi tabib pada tataran etik yang
tinggi. Ilmu farmasi secara perlahan berkembang.

Dokter dan apoteker, ilustrasi dari Medicinarius (1505) oleh Hieronymus Brunschwig. Di
dunia Arab pada abad VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh para ilmuawan Arab
menyebar luas sampai ke Eropa. Pada masa ini sudah mulai dibedakan peran antara seorang
herbalist dengan kedokteran terjadi pada tahun 1240 ketika Kaisar Frederick II dari Roma
melakukan pemisahan tersebut. Maklumat yang dikeluarkan tentang pemisahan tersebut
menyebutkan bahwa masing-masing ahli ilmu mempunyai keinsyafan, standar etik,
pengetahuan, dan keterampilan sendiri-sendiri yang berbeda dengan ilmu lainnya. Dengan
keluarnya maklumat kaisar ini, maka mulailah sejarah baru perkembangan ilmu farmasi
sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Berdasarkan hal tersebut maka lambang Ilmu Farmasi dan
Kedokteran Berbeda. Ilmu Farmasi memakai lambang cawan dililit ular sedangkan kedokteran
tongkat dililit ular.
Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia. Mulai
Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi yang pertama didirikan di
Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 (sekarang sekolah tersebut bernama
Philadelphia College of Pharmacy and Science). Setelah itu, mulailah era baru ilmu farmasi
dengan bermunculannya sekolah-sekolah tinggi dan fakultas-fakultas di universitas.
Peran organisasi keprofesian atau keilmuwan juga ditentukan perkembangan ilmu
farmasi. Sekarang ini banyak sekali organisasi ahli farmasi baik lingkup nasional maupun
internasional. Di Inggris, organisasi profesi pertama kali didirikan pada tahun 1841 dengan
nama “The Pharmaceutical Society of Great Britain”. Sedangkan, di Amerika Serikat menyusul
11 tahun kemudian dengan nama “American Pharmaceutical Association”. Organisasi
internasionalnya akhirnya didirikan pada tahun 1910 dengan nama “Federation
International Pharmaceutical”.
Sejarah industri farmasi modern dimulai 1897 ketika Felix Hoffman menemukan cara
menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra karbon dan lima atom ekstra
hidrogen ke adlam sari pati kulit kayu willow. Hasil penemuannya ini dikenal dengan nama
Aspirin, yang akhirnya menyebabkan lahirnya perusahaan industri farmasi modern di dunia,
yaitu Bayer. Selanjutnya, perkembangan (R & D) pasca Perang Dunia I. Kemudian, pada
Perang Dunia II para pakar berusaha menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat TBC,
hormaon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika.
Sejak saat itulah, dunia farmasi terus berkembang dengan didukung oleh berbagai
penemuan di bidang lain, misalnya penggunaan bioteknologi. Sekolah-sekolah farmasi saat ini
hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat perkembangan ilmu, kalau boleh kita sebut, memang
Amerika Serikat dan Jerman (karena di sanalah industri obat pertama berdiri).
Perkembangan farmasi boleh dibilang dimulai ketika berdirinya pabrik kina di Bandung pada
tahun 1896. Kemudian, terus berjalan sampai sekitar tahun 1950 di mana pemerintah
mengimpor produk farmasi jadi ke Indoneisa. Perusahaan-perusahaan lokal pun bermunculan,
tercatat ada Kimia Farma, Indofarma, Biofarma, dan lainnya. Di dunia pendidikan sendiri,
sekolah tinggi atau fakultas farmasi juga dibuka di berbagai kota.

2.2 PERKEMBANGAN FARMASI

Berikut ini perkembangan dunia farmasi mulai dari zaman pra sejarah.

1. Zaman Prasejarah

Farmasi telah ada sejak pemikiran manusia mulai berkembang meski dalam bentuk
yang sangat sederhana. Manusia purba belajar dengan menggunakan insting dan observasi
terhadap burung-burung dan hewan-hewan buas. Mereka juga memanfaatkan air dingin, daun,
kotoran, dan lumpur. Dengan berbagai usaha yang bersifat coba-coba, manusia purba
mempelajari berbagai hal untuk menolong sesamanya. Dalam waktu singkat, mereka dapat
menggunakan pengetahuannya dan bermanfaat bagi orang lain. Meskipun menggunakan
metode yang masih kasar, beberapa obat masa kini berasal dari sumber-sumber yang telah
digunakan oleh nenek moyang kita tersebut.

2. Farmasi pada Masa Babylonia Kuno

Babylon, permata bagi Mesopotamia kuno, sering disebut juga sebagai tempat
munculnya peradaban manusia, adalah yang pertama menemukan dan melaksanakan praktek
peracikan obat. Para ahli penyembuh ketika itu (sekitar 2600 SM) melaksanakan tiga peran
berbeda secara bersamaan sebagai agamawan, dokter, dan apoteker. Naskah-naskah medik
ditulis di atas tablet tablet tanah liat yang berisikan gejala-gejala penyakit, resep dan cara
peracikan obat, dan juga doa-doa. Orang-orang babylon telah berhasil menemukan hal-hal
penting dalam upaya penyembuhan penyakit yang pada masa sekarang dikenal dengan
farmasetik modern, ilmu kedokteran, serta kegiatan-kegiatan spiritual.
3. Farmasi pada Masa Cina Kuno

Kefarmasian di Cina menurut legenda pertama kali dikembangkan oleh Shen Nung
(sekitar 2000 SM). Seorang kepala suku yang telah mencari dan menginvestigasi khasiat obat
dari ratusan herbal. Beliau diyakini mencobakan beberapa herbal tersebut terhadap dirinya
sendiri, serta menulis Pen T-Sao pertama, tulisan tentang herbal-herbal asli yang berisikan 365
jenis obat-obatan. Sesuatu yang masih dipuja oleh orang cina asli penghasil obat sebagai wujud
perlindungan Tuhan untuk mereka. Shen Nung secara menakjubkan menguji beberapa herbal,
kulit kayu, dan akar yang diperoleh dari ladang, rawa-rawa, dan hutan yang masih dikenal
dalam bidang kefarmasian hingga kini. Menggunakan background “Pa Kua”, suatu simbol
matematis dari penciptaan dan kehidupan. Tanaman-tanaman obat yang ditemukan oleh Shen
Nung antara lain podophyllum, rhubarb, ginseng, stramonium, kulit kayu cinnamon, dan
jugaseperti yang berada di tangan bocah pada gambar, ma huang, atau disebut juga ephedra.

4. Papyrus Ebers

Praktek pengobatan di Mesir telah berlangsung sejak tahun 2900 SM dan mereka juga
diketahui memiliki catatan formula obat fenomenal, Papyrus Ebers, yang dibuat sejak 1500
SM. Papyrus Ebers tersebut memuat sekitar 800 formula dan 700 macam obat-obatan. Pusat
farmasi di Negara Mesir kuno diselenggarakan oleh dua orang pejabat negara yang bertindak
sebagai Ahli Farmasi di suatu ruangan yang disebut sebagai “Rumah Kehidupan”. Dengan
seting kira-kira seperti gambar ini, Papyrus Ebers didiktekan oleh seorang ahli farmasi
mengenai prosedur formulasi yang sedang dikerjakan.

5. Bapak Botani: Theophrastus

Theoprastus (sekitar 300 SM) adalah sosok ilmuan Yunani kuno ternama yang dikenal
sebagai filosof besar dan ahli dalam ilmu alam dan disebut-sebut sebagai Bapak Botani.
Berbagai observasi dan pengamatan yang dilakukannya mengenai medis dan herbal merupakan
suatu pencerahan bagi pemahaman manusia. Beliau bertindak sebagai pengajar bagi
sekumpulan siswa yang mempunyai minat yang sama dengannya.

6. Sang Toksikolog: Mithridates VI

Mithridates VI adalah seorang raja negeri Pontus (sekitar 100 SM) yang senantiasa
bertempur melawan kekaisaran Romawi. Beliau adalah ilmuan toksikologi yang menemukan
tidak hanya tentang berbagai jenis racun, namun juga bagaimana mencegah dan mengobati efek
racun. Mithridates VI tanpa banyak pertimbangan menggunakan tubuhnya sendiri dan juga
tubuh para tahanan sebagai "kelinci percobaan" dalam mengujicoba berbagai racun dan
antiracun. tampak dalam gambar, di belakang Mithridates terletak rhizotomists, offering fresh,
flowering aconite, ginger,dan gentian. Dan di kanan bawah gambar terletak dua buah wadah
biang sampanye. Formula yang diramu Mithridates yang paling terkenal adalah suatu
panantidotal yang populer digunakan selama kurang lebih seribu tahun yang dikenal dengan
Mithridatum.

7. Terra Silgillata: Merek Obat Pertama

Orang-orang masa lampau telah mempelajari manfaat dari merek dagang yang merupakan
identitas suatu barang yang digunakan untuk meraih konsumen. salah satu therapeutic agent
yang memakai merek dagang adalah Terra Sigillata (cap Bumi), suatu tablet tanah liat yang
berasal dari pulau Mediteranean di Lemnos sebelum tahun 500 SM. setiap tahunnya tanah liat
digali di terowongan Lemnian dihadiri oleh pemerintah dan pendeta-pendeta. tanah liat
dicuci, disuling, dan digulung dengan ketebalan tertentu, tanah liat itu dibentuk seperti
pastilles dan diberi cap oleh para pendeta wanita, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari.
Lalu tablet-tablet itu didistribusikan secara komersial.

8. Dioscorides
Dengan adanya berbagai pencapaian dalam dunia ilmu pengetahuan serta
perkembangan yang memotivasi banyak orang melakukan observasi atau studi intensif oleh
para saintis, penelitian menjadi kian penting bagi kebutuhan perdagangan dan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Pedanios Dioscorides (abad pertama masehi),
adalah saintis yang telah berkontribusi dalam bidang kefarmasian. Untuk mempelajari Materia
Medica, Beliau melakukan kerjasama dengan tentara romawi di seluruh dunia. Dia mencatat
hasil-hasil observasi, menyampaikan tentang cara yang baik dalam mengumpulkan,
menyimpan, dan menggunakan obat-obatan. Berbagai uji coba yang telah dilakukannya terus
digunakan sampai pada abad keenam.

9. Galen

Galen adalah sosok dari masa lalu yang sampai sekarang masih sangat dihormati oleh
profesi farmasi dan kedokteran. Galen (tahun 130-200 M)merupakan pakar praktisi dan
pendidikan farmasi dan kedokteran di Roma. metode yang diterapkannya dalam menyiapkan
dan meracik obat telah digunakan di dunia barat selama 1500 tahun, dan namanya sendiri telah
diasosiasikan dengan metode peracikannya yang dikenal dengan galenika. Beliau adalah
penemu dari formula krim dingin, yang secara esensial adalah sama dengan krim yang kita
kenal sekarang. banyak prosedur-prosedur yang ditemukan Galen masih digunakan di
laboratorium peracikan modern masa kini.

10. Hipocrates

Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu
Kedokteran”, belum dikenal adanya profesi Farmasi. Seorang dokter yang mendignosis
penyakit, juga sekaligus merupakan seorang “Apoteker” yang menyiapkan obat. Semakin lama
masalah penyediaan obat semakin rumit, baik formula maupun pembuatannya, sehingga
dibutuhkan adanya suatu keahlian tersendiri. Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II
memerintahkan pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang
terkenal “Two Silices”. Dari sejarah ini, satu hal yang perlu direnungkan adalah bahwa akar
ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama.
Dampak revolusi industri merambah dunia farmasi dengan timbulnya industri-industri
obat, sehingga terpisahlah kegiatan farmasi di bidang industri obat dan di bidang
“penyedia/peracik” obat (=apotek). Dalam hal ini keahlian kefarmasian jauh lebih dibutuhkan
di sebuah industri farmasi dari pada apotek. Dapat dikatakan bahwa farmasi identik dengan
teknologi pembuatan obat.
Pendidikan farmasi berkembang seiring dengan pola perkembangan teknologi agar
mampu menghasilkan produk obat yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan kebutuhan.
Kurikulum pendidikan bidang farmasi disusun lebih ke arah teknologi pembuatan obat untuk
menunjang keberhasilan para anak didiknya dalam melaksanakan tugas profesinya.
Dilihat dari sisi pendidikan Farmasi, di Indonesia mayoritas farmasi belum merupakan
bidang tersendiri melainkan termasuk dalam bidang MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam) yang merupakan kelompok ilmu murni (basic science) sehingga lulusan S1-nya pun
bukandisebut Sarjana Farmasi melainkan Sarjana Sains.
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (1997) dalam “informasi jabatan untuk
standar kompetensi kerja” menyebutkan jabatan Ahli Teknik Kimia Farmasi, (yang tergolong
sektor kesehatan) bagi jabatan yang berhubungan erat dengan obat-obatan, dengan persyaratan
: pendidikan Sarjana Teknik Farmasi.
Buku Pharmaceutical handbook menyatakan bahwa farmasi merupakan bidang yang
menyangkut semua aspek obat, meliputi : isolasi/sintesis, pembuatan, pengendalian, distribusi
dan penggunaan.
Silverman dan Lee (1974) dalam bukunya, “Pills, Profits and Politics”, menyatakan bahwa :
1. Pharmacist lah yang memegang peranan penting dalam membantu dokter menuliskan resep
rasional. Membanu melihat bahwa obat yang tepat, pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang
benar, membuat pasien tahu mengenai “bagaimana,kapan,mengapa” penggunaan obat baik
dengan atau tanpa resep dokter.
2. Pharmacist lah yang sangat handal dan terlatih serta pakart dalam hal produk/produksi obat
yang memiliki kesempatan yang paling besar untuk mengikuti perkembangan terakhir dalam
bidang obat, yang dapat melayani baik dokter maupun pasien, sebagai “penasehat” yang
berpengalaman.
3. Pharmacist lah yang meupakan posisi kunci dalam mencegah penggunaan obat yang salah,
penyalahgunaan obat dan penulisan resep yang irrasional. Sedangkan Herfindal dalam bukunya
“Clinical Pharmacy and Therapeutics” (1992) menyatakan bahwa Pharmacist harus
memberikan “Therapeutic Judgement” dari pada hanya sebagai sumber informasi obat.
Di Inggris, sejak tahun 1962, dimulai suatu era baru dalam pendidikan farmasi, karena
pendidikan farmasi yang semula menjadi bagian dari MIPA, berubah menjadi suatu bidang
yang berdiri sendiri secara utuh.rofesi farmasi berkembang ke arah “patient oriented”,
memuculkan berkembangnya Ward Pharmacy (farmasi bangsal) atau Clinical Pharmacy
(Farmasi klinik).
Di USA telah disadari sejak tahun 1963 bahwa masyarakat dan profesional lain
memerlukan informasi obat tang seharusnya datang dari para apoteker. Temuan tahun 1975
mengungkapkan pernyataan para dokter bahwa apoteker merupakan informasi obat yang
“parah”, tidak mampu memenuhi kebutuhan para dokter akan informasi obat Apoteker yang
berkualits dinilai amat jarang/langka, bahkan dikatakan bahwa dibandingkan dengan
apotekeer, medical representatif dari industri farmasi justru lebih merupakan sumber informasi
obat bagi para dokter.

Makalah Sejarah Farmasi Dunia Page 12


Perkembangan terakhir adalah timbulnya konsep “Pharmaceutical Care” yang
membawa para praktisi maupun para “profesor” ke arah “wilayah” pasien.
Secara global terlihat perubahan arus positif farmasi menuju ke arah akarnya semula yaitu
sebagai mitra dokter dalam pelayanan pada pasien. Apoteker diharapkan setidak-tidaknya
mampu menjadi sumber informasi obat baik bagi masyarakat maupun profesi kesehatan lain
baik di rumah sakit, di apotek atau dimanapun apoteker berada.

11. Abad Kegemilangan Farmasi di Peradaban Arab-Islam


Setelah abad pertama masehi terlewati, perlahan-lahan kemajuan dibidang
mengetahuan termasuk farmasi di barat mengalami kemunduran, dikenal dengan abad
kegelapan (Dark Age).
Kebangkitan di dunia farmasi selanjutnya diilhami dengan turunnya Al-Qur'an seiiring
dengan kemajuan bangsa arab yang merupakan pusat peradaban dunia termaju saat itu,
dimana ilmuan ilmuan islam berpatokan pada Al-Qur'an dan Metode pengobatan nabawi
(Nabi), disamping penelitian dan pengembangan lainnya.
Mulai Abad ke-9 terus berkembang hingga abad ke-13 melalui berbagai karya asli dan
terjemahan, dunia arab telah menjembatani ilmu yang menghubungkan yunani dengan dunia
farmasi modern saat sekarang ini. Puncak sumbangan dunia Arab-islam dalam perkembangan
farmasi dapat dikatakan ketika adanya suatu panduan praktek kefarmasian pada tahun 1260
yang disusun oleh seorang ahli kefarmasian berpengalaman dari mesir (Abu'l-Muna AlKohen
al-Attar), dalam panduan praktek kefarmasian tersebut attar menuliskan pengalaman
hidupnya serta ilmu dalam seni apotek atau seni dalam meracik obat, yang sebagiab besar
juga menguraikan etika farmasis sebagai profesi kesehatan. Ilmuan Farmasi yang terkenal
pada zaman ini antara lain :Yuhanna bin Masawayah (777-875), Abu Hasan Ali Bin Sahl
Rabban Al-tabari (808), Sabur bin Sahl, Zayd Hunayn bin Ishaq al ibadi (809-873), dan lain
lainnya.

12. Menjelang abad ke-20 Penelitian farmasi awal mulai banyak dilakukan :

Karl Wilhelm (1742-1786) seorang ahli farmasi swiss berhasil menemukan zat kimia seperti
asam laktat, asam sitrat, asam oksalat, asam tartrat dan asam arsenat.
Scheele juga berhasil mengidentifikasi gliserin, menemukan cara baru membuat calomel, dan
asam benzoat serta menemukan oksigen.
Friedrick seturner merupakan ahli farmasi jerman (1783-1841) berhasil mengisolasi morpin
dari opium, pada tahun 1805, seturner juga menganjurkan suatu seri isolasi dari tumbuhan
lainnya juga.
Joseph Caventou (1795-1877) dan joseph pelletier (1788-1842) menggabungkan keahlian
mereka dalam mengisolasi kina dan sinkonin dari sinkona.
Joseph pelletier (1788-1842) dan pirre robiquet (1780-1840) mengisolasi kafein dan robiquet
sendiri memisahkan kodeina dari opium. secara metode satu persatu zat kimia diisolasi dari
tanaman, serta diidentifikasi sebagai zat yang bertanggung jawab terhadap aktifitas medis
tanamannnya. dieropa abad ke18 dan 19 M mereka berdua sangat dihargai karna

Makalah Sejarah Farmasi Dunia Page 13


kemampuannya. mereka juga menerapkan kemampuan ilmu farmasi pada pembuatan
produkproduk obat yang mempunyai standar kemurnian, keseragaman, dan khasiat yang
tinggi daripada yang sebelumnya dikenal. ekstraksi dan isolasi ini merupakan keberhasilan
yang sangat besar dibidang sediaan yang dipekatkan, sehingga saat itu banyak ahli farmasi
yang membuat sediaan obat dari tanaman meski dalam skala yang kecil.
Pada awal abad ke-19 obat diamerika umumnya diimpor dari eropa, walaupun banyak obat asli
amerika yang berasal dari suku indian yang diambil oleh pendatang.
Seiring terjadi peningkatan kebutuhan masyarakat, muncul 3 perusahaan farmasi pertama
diketahui telah berdiri sebelum tahun 1826 dan 22 perusahaan muncul setengah abad
kemudian. pada tahun 1821 sekolah farmasi pertama didirikan di philadelphia.

Makalah Sejarah Farmasi Dunia Page 14


BAB III PEMBAHASAN
Tujuan pelaksanaan Webinar Nasional Tantangan Industri Farmasi Indonesia di Era
Pandemik adalah memberikan informasi dan solusi permasalahan bagi sejawat di bidang
farmasi industri dalam menghadapi era pandemik COVID-19. Hasil paparan narasumber yang
disampaikan selama proses webinar berlangsung harus dapat menjawab tantangan yang harus
dihadapi oleh para sejawat. Implementasi sejawat untuk menerapkan perubahan dan antisipasi
dalam farmasi industri adalah jawaban dari keberhasilan webinar ini. Sasaran peserta Webinar
adalah mahasiswa tingkat akhir Program Studi Profesi Apoteker yang akan terjun ke
masyarakat di tengah kondisi pandemik COVID 19, para sejawat praktisi industri, sejawat
dibidang regulator atau institusi pemerintahan, sejawat di bidang distribusi dan sejawat
dibidang farmasi komunitas. Data distribusi peserta Webinar Nasional Tantangan industri
farmasi di era pandemik COVID-19 disajikan pada Gambar 1.Dari data pada Gambar 1 dapat
dilihat peta persebaran peserta Webinar Nasional ini telah menjawab sasaran pengabdian
masyarakat. Sebanyak 4 aspek penting meliputi jenis kelamin, demografi, profesi dan usia
memberikan gambaran kaitan antara aspek dengan tujuan Webinar. Data jenis kelamin
menggambarkan rasio pria dan wanita yang bergerak atau memiliki

Makalah Sejarah Farmasi Dunia Page 15


BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil Webinar diketahui permasalahan yang terjadi di farmasi industri dan upaya webinar ini
untuk memberikan jawaban dari salah satu permasalahan masyarakat akibat pandemic COVID-19
sudah tercapai.
3.2.1. Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan tradisional yang berkembang
di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya.
3.2.2. Perkembangan farmasi diantaranya Zaman Prasejarah, Farmasi pada Masa Babylonia Kuno,
Farmasi pada Masa Cina Kuno, Papyrus Ebers, Bapak Botani: Theophrastus, Sang
Toksikolog: Mithridates VI, Terra Silgillata: Merek Obat Pertama, Dioscorides, Galen, Damian
dan Cosmas, Hipocrates, dan perkembangan terakhir adalah timbulnya konsep
“Pharmaceutical Care”.

Makalah Sejarah Farmasi Dunia Page 16


DAFTAR PUSTAKA

http://dheelis.wordpress.com/2012/04/30/sejarah-farmasi/ (diakses tanggal 23 September 2012)


http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_pharmacy (diakses tanggal 23 September 2012).
Ari Sri Windyaswari,dkk.2020. Tentang Industri Farmasi Indonesia diEra Pandemik COVID-19.Jurnal
Abdimas Kartika Wijayakusuma.

Makalah Sejarah Farmasi Dunia Page 17

Anda mungkin juga menyukai