Anda di halaman 1dari 8

Farmasi

2021 ; 6(1): 62-69


E-ISSN 2657-0408
P-ISSN 2549-2381
http://ojs.stikes-muhammadiyahku.ac.id/index.php/jfarmaku

ANALISIS BIAYA DAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTARA METFORMIN


DAN GLIQUIDON PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI
RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X PERIODE 2020
*
Wiwin Widia , Liska Marlinda Sari

STIKes Muhammadiyah Kuningan


*E-mail : Wiwinwidia444@gmail.com

ABSTRAK
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis dimana organ pankreas tidak memproduksicukup
insulin atau ketika tubuh tidak efektif dalam menggunakannya.Analisis yang membandingkan biaya
suatu intervensi dengan beberapa ukuran dimana pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan.
Penelitian ini menghitung perbandingan effektivitas hasil terapi dan efektifitas biaya terapi metformin
dan gliquidon pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit X dengan menggunakan perhitungan Average
Cost-Effectiveness Ratio (ACER) berdasarkan Cost Effectiveness Analysis, menggunakan metode
purposive sampling, sehingga dapat diketahuilah terapi antdiabetika oral yang paling effective.Sampel
penelitian pasien diabetes melitus tipe 2 yang menjalani pengobatan rawat jalan selama 3 bulan
berturut-turut di instalasi rawat jalan Rumah Sakit X periode 2020 dan sesuai dengan kriteria inklusi
diperoleh 24 data pasien. Hasil Perhitungan persentase efektifitas terapiyaitu gliquidon mendapatkan
efektivitas mencapai 100%, sedangkan penggunaan metformin mencapai 89%. Hasil perhitungan
ACER menunjukkan bahwa nilai ACER yang paling rendah yaitu obat antidiabetik metfromin yaitu
RP. 3.393.Nilai ICER(Incremental Cost Effectiveness Ratio) dari hasil perbandingan antara metformin
dan gliquidon yaitu Rp. 6.272.
Kata Kunci : Average Cost-Effectiveness Ratio (ACER), Diabetes Mellitus, Gliquidon, Incremental
Cost Effectiveness Ratio(ICER), Metformin.

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a chronic disease in which the pancreas does not produce enough insulin or
when the body is ineffective in using it. An analysis that compares the cost of an intervention with
several measures of its effect on health care outcomes. This study calculates the comparison of the
effectiveness of the results of therapy and the cost effectiveness of metformin and gliquidon therapy
in outpatients at Hospital X by using the calculation of the Average Cost-Effectiveness Ratio (ACER)
based on Cost EffectivenessAnalysis, using the purposive sampling method, so that oral antidiabetic
therapy can be known. most effective. The study sample was type 2 diabetes mellitus patients who
underwent outpatient treatment for 3 consecutive months at the outpatient installation of Hospital X for
the period 2020 and according to the inclusion criteria, 24 patient data were obtained. The results of
the calculation of the percentage of therapeutic effectiveness, namely gliquidon, reached 100%
effectiveness, while the use of metformin reached 89%. ACER calculation results show that the
lowest ACER value is the antidiabetic drug metfromin, namely RP. 3,393. The ICER (Incremental
Cost Effectiveness Ratio) value from the comparison between metformin and gliquidon is Rp. 6,272.
Keywords : Average Cost-Effectiveness Ratio (ACER), Diabetes Mellitus, Gliquidon, Incremental
Cost Effectiveness Ratio (ICER), Metformin.
63 Farmasi 2021;6(1): 62-69

PENDAHULUAN 58,33% dan hasil efektivitas terendah yaitu


golongan sulfonilurea yang menghasilkan
Di negara berkembang penyakit diabetes
persentase sebesar 14,81%. Biaya
melitus merupakan masalah utama kesehatan
antidiabetik oral tertinggi yaitu golongan
masyarakat dengan angka kesakitan dan
sulfonilurea dengan nilai ACER dan ICER
kematian yang tinggi.Setiap tahunnya
sebesar Rp 15.193, sedangkan biaya
diperkirakan kasus semakin
antidiabetik oral terendah adalah golongan
meningkat.Berdasarkan publikasi pada World
biguanid dengan nilai ACER sebesar Rp
Health Organization (WHO) Diabetes mellitus
1.426,72 dan ICER sebesar Rp 10.454,89.
adalah suatu penyakit kronis dimana organ
Golongan sulfonilurea merupakan
pankreas tidak memproduksi cukup insulin
golongan obat yang menstimulasi sel-sel beta
atau ketika tubuh tidak efektif dalam
dari pulau Langerhans, sehingga sekresi
menggunakannya (WHO, 2016).
insulin ditingkatkan. Obat-obat golongan
Berdasarkan data International Diabetes
sulfonilurea adalah tolbutamida,
Federation (IDF), Indonesia berstatus
klorpropamida, glibenklamida, gliclazide,
waspada diabetes karena menempati urutan
gliquidon, dan glimepiride. Sedangkan,
ke-7 dari 10 negara dengan jumlah pasien
golongan biguanida berbeda dengan
diabetes tertinggi. Prevalensi pasien pengidap
sulfonilurea, obat ini tidak menstimulasi
diabetes di Indonesia mencapai 6,2% yang
pelepasan insulin dan tidak menurunkan gula
artinya ada lebih dari 10,8 juta orang
darah pada orang sehat sehingga menekan
menderita diabetes per tahun 2020.Penderita
nafsu makan sehingga berat badan tidak
diabetes di Indonesia setiap tahunnya semakin
meninngkat. Obat golongan biguanida adalah
meningkat. World Health Organization (WHO)
metformin(Tjay dan Rahardja, 2002).
memperkirakan jumlah pasien diabetes di
Rumah Sakit X menangani kasus
Indonesia khususnya tipe 2 akan meningkat
penyakit diabetes melitus yang tinggi dan terus
signifikan hingga 16,7 juta pada tahun 2045.
meningkat dari tahun ke tahun khususnya
Hal ini bisa terjadi bila masyarakat Indonesia
diabetes melitus tipe 2. Data yang diperoleh di
masih kurang sadar akan penyakit ini dan
Rumah Sakit X untuk kasus penyakit diabetes
kerapmenyepelekannya(WHO, 2016).
melitus tipe 2 adalah 89 orang. Obat-obatan
Cost-Effectiveness Analysis (CEA)
diabetes melitus yang digunakan di Rumah
merupakan salah satu langkah untuk
Sakit X periode 2020 antara lain obat oral yaitu
menilai perbandingan manfaat kesehatan
metformin, glimepirid, gliquidon, glibenclamide,
dan sumber daya yang digunakan dalam
serta obat insulin yaitu lantus flexpen, humalog
program pelayanan kesehatan dan
flexpen dan novomix flexpen.
pembuat kebijakan dapat memilih diantara
Kadar gula darah yang tinggi
alternatif yang ada. CEA membandingkan
membutuhkan pengobatan jangka panjang
program atau alternatif intervensi dengan
untuk mencegah komplikasi akut, pengobatan
efikasi dan keamanan yag berbeda. Hasil
jangka panjang dan berkelanjutan
dari CEA digambarkan sebagai rasio, baik
mengakibatkan biaya pelayanan kesehatan
dengan ACER (Average Cost Effectiveness
yang dibutuhkan semakin besar dan dirasakan
Ratio) atau sebagai ICER (Incremental Cost
semakin meningkat sehingga banyak pasien
Effectiveness Ratio) (Andayani, 2013).
yang tidak melakukan pemeriksaan kesehatan
Menurut Priharsi (2015) di Rumah Sakit
rutin dengan berbagai macam alasan
Umum Daerah DrMoewardi Surakarta Tahun
ekonomi.
2014, glikuidon dari golongan sulfonilurea
Dengan beberapa pertimbangan
dengan persentase 80% merupakan terapi
diatas maka peneliti tertarik meneliti “Analisis
antidiabetik oral yang paling banyak
Biaya dan Efektivitas Penggunaan Antara
digunakan. Efektivitas terapi tertinggi yaitu
Metformin dan Gliquidon Pada Pasien
golongan biguanid dengan hasil persentase
Farmasi 2021;6(1): 62-69 64

Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Instalasi Populasi penelitian ini adalah pasien yang
Rawat Jalan Rumah Sakit X Periode 2020” menjalani rawat jalan dengan diagnosa
agar dapat memberi masukkan kepada klinis diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit X
rumah sakit untuk menyeimbangkan biaya selama periode Januari 2020 – Desember
pelayanan kesehatan yang dapat membantu 2020 yaitu sebanyak 89 pasien.
pasien yang seharusnya berobat rutin tetapi
terhambat akan biaya dan tidak merugikan Analisis Data
pihak Rumah Sakit agar tercipta Indonesia Analisis data bisa diartikan sebagai
sehat. kegiatan yang dilakukan untuk merubah data
hasil dari sebuah penelitian menjadi informasi
BAHAN DAN METODE yang nantinya bisa dipergunakan untuk
mengambil kesimpulan. Analisa data
Bahan dan Alat digunakan untuk mengetahui efektivitas terapi
A. Alat yang dapat diperoleh dari rekam medik pasien.
Alat yang digunakan pada penelitian ini Sedangkan, data administrasi pasien untuk
adalah lembar pengumpul data dan rincian mengetahui biaya medik langsung yang
biaya (biaya pemeriksaan dokter, harga obat meliputi biaya pemeriksaan, biaya
gliquidon, harga obat metfromin, biaya pendaftaran, biaya laboratorium, biaya obat
pemeriksaan GDS) yang diperoleh dari data non antidiabetik dan obat antidiabetik.
administrasi. Data yang diperoleh dianalisis kemudian
B. Bahan dirata-rata menggunakan metode ACER
Bahan yang digunakan pada penelitian ini (Average Cost Effectiveness Ratio) yang
adalah data rekam medik dengan merupakan rata-rata dari biaya pengobatan
pengambilan data secara retrospektif pada langsung dari masing-masing terapi obat
pasien dengan diagnosis diabetes melitus tipe dibagi dengan efektivitas dari terapi yaitu
2 di Instalasi Rawat Jalan Rumah sakit X pemeriksaan objektif yang meliputi data gula
periode 2020. darah sewaktu (GDS = <200 mg/dL dengan
menggunakan rumus.
Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
rancangan deskriptif yang bersifat non
eksperimental karena tidak memberikan A. Hasil
perlakuan apapun pada subyek penelitiannya, Hasil dari penelitian di Rumah Sakit X
penelitian deskriptif adalah sebuah metode selama periode Januari – Desember 2020
penelitian yang dimaksudkan untuk jumlah keseluruhan pasien yang menjalani
mendeskripsikan peristiwa – peristiwa yang pengobatan rawat jalan dengan diagnosa
ada yang masih terjadi sampai saat sekarang diabetes melitus tipe 2 terapi metfromin dan
atau waktu yang lalu. Pengambilan data gliquidon terdapat sebanyak 89 rekam medik
secara retrospektif dari penelusuran data pasien. Pengambilan data dilakukan di bagian
rekam medik di rawat jalan di Rumah Sakit X Rekam Medik secara purposive sampling
periode Januari – Desember 2020. sehingga diperoleh sebanyak 24data pasien
yang sesuai dengan kriteria inklusi dan rutin
Lokasi dan Waktu Penelitian dalam pemeriksaan dan terapi farmakologi
Penelitian ini dilakukan di bagian/unit selama 3 bulan. Sedangkan, data pasien yang
Rekam Medik Rumah Sakit X dan tidak masuk dalam kriteria insklusi yaitu
pengambilan data dilakukan pada bulan Maret dikarnakan pasien melakukan pemeriksaan
2021. dan terapi farmakologi dengan kombinasi
Populasi dan Sampel meformin dan gliquidon tidak rutin selama 3
1. Populasi bulan.
1. Karakteristik Pasien
65 Farmasi 2021;6(1): 62-69

Berdasarkan hasil dari 24 catatan rekam


medik didapatkan distribusi jenis kelamin dan 4. Karakteristik penggunaan obat non-
umur yang tersaji pada tabel 1 dan 2. antidiabetika
Pemberian obat antidiabetika oral
Tabel 1. Distribusi pasien berdasarkan jenis merupakan pengobatan utama dalam
kelamin menurunkan kadar gula darah, meskipun
Jenis Kelamin Jumlah Persentase begitu diperlukan pemberian obat penunjang
Pasien lain yang diharapkan dapat meningkatkan
Perempuan 13 54,2% kualitas hidup pasien. Obat penunjang yang
Laki-Laki 11 45,8% diberikan kepada pasien diabetes melitus 2 di
Jumlah 24 100%
RS X tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 4.

Usia Jumlah Persentase


Tabel 4. Karakteristik penggunaan obat lain
Pasien
pada pasien diabetes melitus tipe 2 rawat
30 – 39 2 8.3% jalan Rumah Sakit X periode Januari –
40 – 49 4 16.7% Desember 2020
50 – 65 18 75%
Kelas Nama Obat JM Persentas
Jumlah 24 100% Terapi L e% (N=24)
Analgetik Parasetamol 2 8.3%
2. Penyakit Penyerta Aspilet 80mg 4 16.6%
Berdasarkan hasil penelitian yang (Acethylsalic
dilakukan pada Rumah Sakit X, dari 24 data ylic Acid) 5 20.8%
pasien diabetes melitus tipe 2 terdapat Meloxicam 3 12.5%
diagnosa penyakit penyerta. Data pasien Ibuprofen
dengan penyakit penyerta dapat dilihat pada AntihipertensiIrbesartan 3 12.5%
Amlodipin 7 29%
tabel 2 Distribusi pasien berdasarkan penyakit
Antiepilepsi Gabapentin 9 37.5%
penyerta
Antihiperlip Simvastatin 1 4%
id
Tabel 2. Distribusi pasien berdasarkan
Antigout Allopurinol 2 8.3%
penyakit penyerta
Antiemetik Ondansentro 1 4%
Diagnosa Jumlah Persentase
n
Pasien
Antihistami Cetirizin 1 4%
Hypertensi 11 45.8% n
Penyakit 5 20.9% Diuretik Furosemide 3 12.5%
Jantung Spironolacto 3 12.5%
Neuropati 8 33,3% n 1 4%
Jumlah 24 100% Hidrocortison
H2 Ranitidin 4 16.6%
3. Penggunaan Obat Antidiabetika antagonis
Penggunaan antidiabetika oral di Rumah Multivitamin Neurodex
Sakit X tahun 2020 yaitu metformin (golongan (Vit B1 2 8.3%
biguanid) dan gliquidon (golongan mononitrate
100mg, Vit
sulfonilurea).
B6 HCL 3 12.5%
200mg, Vit
Tabel 3. Distribusi penggunaan obat
B12
antidiabetika oral 200mcg).
Nama Obat Jumlah Persentase Mecobalamin
Antidiabetika Pasien Mineral Potasium 3 12.5%
Metformin 18 75% Chloride
Gliquidon 6 25% (KSR)
Jumlah 24 100%
Farmasi 2021;6(1): 62-69 66

Proton Pump Omeprazol 2 8.3% dengan dokter, biaya obat, biaya jasa perawat,
Inhibitor penggunaan fasilitas di rumah sakit (kamar
Relaksan Eperison 2 8.3% rawat inap, peralatan), biaya pelayanan
informal, uji laboratorium, dan biaya kesehatan
5. Analisis Efektivitas Biaya lainnya (Kemenkes RI, 2013).
Biaya pengobatan langsung merupakan Berikut adalah rekapitulasi biaya
biaya yang berkaitan secara langsung dengan pengobatan langsung pada pasien penderita
perawatan kesehatan, biaya konsultasi diabetes melitus tipe 2 di RS X.

Tabel 5. Rekapitulasi biaya pengobatan langsung pada pasien DM tipe 2 di RS X tahun 2020
Nama Biaya Obat Biaya Obat Biaya Biaya Biaya Total
Obat Antidiabetik Non Pemeriksaan laboratorium pendaftaran biaya
Antidiabetik
Metformin 27.000 135.000 85.000 42.000 13.000 302.000

Gliquidon 96.000 135.000 85.000 42.000 13.000 371.000

6. Efektivitas Antidiabetik
Perhitungan persentase efektivitas terapi Dari perhitungan rasio tersebut maka hasilnya akan
merupakan persen dari jumlah pasien pada meunjukkan alternative terapi diabetes melitus
suatu golongan obat antidiabetik tertentu yang yang memiliki biaya medis langsung paling rendah
telah mencapai target kadar glukosa darah per-outcome yang didapat. Berikut adalah rasio
sewaktu yang dinginkan dibagi dengan jumlah
yang didapat dari hasil perhitungan ACER untuk
total pasien yang diberikan obat antidiabetik
masing-masing alternative terapi :
golongan tersebut.
Tabel 7. Hasil Perhitungan ACER
Tabel 6. Persentase efektivitas antidiabetik pada
pasien diabetes melitus tipe 2 rawat jalan Rumah
Sakit X periode Januari – Desember 2020 Terapi Rata-rata Efefktivitas Nilai
Antidiabetik Total Biaya (%) ACER
Pengobatan
Obat Jumlah Jumlah Efektivitas
Langsung
Antidiabetik Pasien Pasien (%)
(RP)
yang
Metformin 371.000 100% 3.371
mencapai
target Gliquidon 302.000 89% 3.393
Gula
Darah Berdasarkan perbandingan efektivitas biaya
Sewaktu
Metformin 18 16 89% antara metfromin dan gliquidon maka dilakukan
Gliquidon 6 6 100% perhitungan ICER. Nilai ICER (Incremental Cost
Effectiveness Ratio)diperoleh dengan perhitungan
7. Analisis Perhitungan ACER dan ICER berikut :
𝐼𝐶𝐸𝑅
Nilai ACER (Average cost-effectiveness
ratio) diperoleh dengan perhitungan berikut : Biaya Pengobatan A − Biaya pengobatan B
=
Efektivitas pengobatan A − Efektivitas pengobatan B
Biaya Pengobatan (Rp)
𝐴𝐶𝐸𝑅 =
Efektivitas Pengobatan % Nilai ICER tercantum pada tabel berikut :
67 Farmasi 2021;6(1): 62-69

Tabel 8. Hasil Perhitungan ICER


Terapi Selisih Rata- Efefkti Nilai
efektif.Metformin mungkin berguna pada
Antidiabetik rata Total vitas ICER
Biaya (ΔC) (ΔC/Δ kelebihan berat badan atau obesitas pasien,
Pengobatan E) menyebabkan penurunan berat badan (2-3
Langsung kg).Sedangkan, Sulfonylurea adalah obat oral
(RP) kedua yang paling banyak diresepkan untuk
Metformin- Rp. -69.000 - 11% 6.272 pengobatan DM tipe 2. Sulfonilurea dapat
Gliquidon menurunkan kadar glukosa darah disebabkan
oleh perangsangan sekresi insulin oleh
B. Pembahasan kelenjar pankreas, sehingga obat ini mampu
Dari hasil penelitian jumlah keseluruhan meningkatkan sekresi insulin.
pasien yang menjalani pengobatan rawat jalan Biaya pengobatan langsung merupakan
dengan diagnosa diabetes melitus tipe 2 terapi biaya yang berkaitan secara langsung dengan
metfromin dan gliquidon di RS X periode 2020 perawatan kesehatan, biaya konsultasi
terdapat sebanyak 89 rekam medik pasien, dengan dokter, biaya obat, biaya jasa perawat,
sampling yang diambil sebanyak 24 rekam penggunaan fasilitas di rumah sakit (kamar
medik pasien berdasarkan kriteria inklusi dan rawat inap, peralatan), biaya pelayanan
kriteria ekslusi. informal, uji laboratorium, dan biaya kesehatan
Mayoritas pasien berjenis kelamin lainnya. Total biaya medik langsung dengan
perempuan sebanyak 13 orang dan 11 orang biaya terendah adalah metformin yaitu
berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan, sebesar Rp 302.000,00. Perbedaan rata-rata
karakteristik pasien berdasarkan usia dapat total biaya medik langsung dari masing-
dilihat bahwa rentang usia 50-65 tahun adalah masing pengobatan kemungkinan besar
rentang usia pasien yang paling banyak dikarenakan obat non antidiabetik yang
menjalani kasus diabetes melitus tipe 2 dikonsumsi oleh pasien untuk mengobati
sebanyak 18 pasien dari 24 pasien. penyakit penyerta pasien.
Data yang didapatkan pada pasien DM Efektivitas yaitu tercapainya suatu target
tipe 2 rata-rata mengidap penyakit penyerta terapi atau berubahnnya suatu kondisi pasien
lainnya selain penyakit DM seperti hipertensi, menjadi lebih baik dengan dilakukannya
penyakit jantung dan neuropati.Hypertensi intervensi kesehatan dari suatu praktek klinis
menduduki peringkat tertinggi pada kasus ini dan bisa dikatakan efektif jika hasil intervensi
dengan jumlah pasien sebanyak 11 kasus dari tersebut sesuai dengan hasil yang diharapkan.
24 kasus. Ini dikarnakan, hubungan antara Perhitungan persentase efektivitas terapi
diabetes melitus dan hipertensi sangatlah merupakan persen dari jumlah pasien pada
kompleks, adanya masalah pada insulin, suatu golongan obat antidiabetik tertentu yang
glukosa tidak dapat masuk kedalam sel-sel telah mencapai target kadar glukosa darah
tubuh untuk membentuk energi dan akhirnya sewaktu yang dinginkan dibagi dengan jumlah
akan terkumpul di aliran darah. Tingginya gula total pasien yang diberikan obat antidiabetik
dalam pembuluh darah yang mengelilingi golongan tersebut. Hasil yang didapatkan dari
tubuh akan menyebabkan kerusakan pada penelitian yaitu gliquidon mendapatkan
organ-organ tubuh khususnya pembuluh efektivitas mencapai 100%, sedangkan
darah dan ginjal. Organ-organ inilah yang penggunaan metformin mencapai 89%.
mempunyai peran dalam menjaga tekanan Pada hasil analisis efektivitas ini
darah yang normal. Bila terjadi kerusakan, penggunaan obat metformin yang
tekanan darah dapat meningkat dan menghasilkan efektivitas 89% bukan berarti
menyebabkan kerusakan yang lebih jauh dan penggunaan obat gliquidon tidak memberikan
komplikasi. efek ataupun tidak menunjukkan penurunan
Metformin bekerja dengan menurunkan kadar gula darah sewaktu tetapi karena jumlah
produksi glukoksa di hati dan meningkatkan pasien yang menggunakan obat metformin 18
sensitivitas tubuh terhadap insulin sehingga pasien dan hanya 16 pasien yang mencapai
tubuh menggunakan insulin lebih
Farmasi 2021;6(1): 62-69 68

target terapi maka efektivitas pada 3. Antidiabetik yang paling Cost-Effective


penggunaan metformin 89% dan tidak dapat adalah yang memiliki nilai ACER yang
diasumsikan bahwa pengobatan tersebut paling rendah yaitu antidiabetik
gagal. metfromin.
Analisis efektivitas biaya merupakan
salah satu analisis farmakoekonomi untuk REFERENSI
menentukan manakah intervensi yang paling Annita Listiyaningsih Solichah. (2016). Analisis
efisien dengan biaya yang minimum untuk Efektivitas Biaya Sulfonilurea Alpha
mencapai keluaran yang diharapkan dengan Glukosidase Inhibiitor Pada Pasien
cara membandingkan 2 atau lebih intervensi Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan Di
tersebut. Dalam penilaian analisis efektivitas RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun
biaya dapat menggunakan analisis dengan 2006, jurnal Universitas Islam Indonesia
metode ACER dan ICER. ACER merupakan Yogyakarta.
biaya yang diperlukan untuk menaikkan Andayani T.M., 2013, Farmakoekonomi
efektivitas tiap satu pengobatan, sedangkan Prinsip dan Metodologi, Bursa ilmu,
ICER merupakan biaya yang harus Yogyakarta.
dikeluarkan untuk menaikkan efektivitas Carter dan Usry. 2006. Akuntansi Biaya. Edisi
dengan beralih dari suatu pengobatan ke 13. Buku satu Jakarta: Salemba Empat.
pengobatan lain. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Nilai Average Cost-Effectivenes Ratio 2009, Undang Undang No 44 Tahun 2009
(ACER) dari dua alternative terapi yang Tentang Rumah Sakit.
memiliki tujuan sama adalah rasio dengan nilai Depkes, 2005, Pharmaceutical Care untuk
terendah. Berdasarkan hasil yang didapat Penyakit Diabetes Mellitus, Ditjen Bina
perhitungan ACER menunjukkan bahwa nilai Farmasi & Alkes, Departemen Kesehatan
ACER yang paling rendah yaitu obat RI, Jakarta
antidiabetik metfromin yaitu RP. 3.393. Dari Dipiro, J.T., Wells, B.G., Schwinghammer,
penelitian ini dari efektivitas biaya T.L., Dipiro, C.V. 2011. Pharmaotherapy
menunjukkan bahwa obat metfromin Handbook, 8th Edition. New York: The
merupakan pilihan terapi antidiabetik yang McGraw-Hill Companies.
lebih Cost-Effective digunakan pasien Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi
diabetes melitus tipe 2 rawat jalan di RS X IV.
tahun 2020. International Diabetes Federation.IDF
Total pengobatan langsung metformin- Diabetes Atlas9th Edition 2019:
gliquidon sebesar Rp. -69.000 dengan nilai International Diabetes Federation; 2019.
ICER 6.272. Hal ini menunjukkan setiap Keputusan Menteri Kesehatan RI
peningkatan 1% efektivitas dibutuhkan biaya No.66/Menkes/II/1987.Pelayanan Rawat
sebesar Rp. 6.272, ini terjadi karena Jalan; 1987.
perbedaan dari jenis sediaan dan golongan Kemenkes RI, 2013, Pedoman Penerapan
berbeda, dan dari mekanisme kerjanya pun Kajian Farmakoekonomi, Direktorat
berbeda, jadi dari biaya pun akan sangat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat
berbeda. Kesehatan Jakarta
Marianti, “Arti Tinggi dan Rendahnya Kadar
SIMPULAN Gula Darah,” 2019.
1. Nilai ACER dari metformin yaitu Rp. https://www.alodokter.com/arti-tinggi-dan-
3.393, nilai ACER dari gliquidon yaitu Rp. rendahnya-kadar-gula-darahdalam-tubuh.
3.710. Muenning P, 2008. Cost-Effectiveness
2. Nilai ICER dari hasil perbandingan antara Analyses in Health: A Practical Approach.
metformin dan gliquidon yaitu Rp. 6.272 San Fransisco: Jossey-Bass.
69 Farmasi 2021;6(1): 62-69

Novita Joseph. Batasan Kadar Gula Darah Tjiptoherijanto P. And Soesetyo, B., 1994,
Normal Dalam Tubuh. HelloSehat. Ekonomi Kesehatan, Rineka Cipta,
Diperbaharui 17 Februari 2021. Diakses Jakarta.
Tanggal 26 Februari 2021 Vogenberg, F. R., 2001, Introduction to
https://hellosehat.com/diabetes/gula- Applied Pharmacoeconomics, McGrawHill
darah-normal/kadar-gula-darah-normal/ Companies, USA
Orion, 1997, Pharmaeconomics Primer and WHO. (2016). Global Report On Diabetes,
Guide Introduction to Economic World Health Organization 2016.
Evaluation, Hoesch Marion Rousell Yulia T., 2015. Aplikasi Farmakoekonomi.
Incorporation, Virginia. Ikatan Apoteker Indonesia. Jakarta Barat.
Priharsi.A., 2015.Analisis Efektivitas Biaya
Antidibetik Oral pada Penderita Diabetes
Melitus Tipe 2 Rawat inap Peserta BPJS
di Rumah Sakit Umum Daerah DR.
Moewardi.Tahun 2014, Skripsi, Fakultas
Farmasi, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta.
PerMenKes RI no. 72 Tahun 2016, tentang
Standar pelayanan Kefarmasian Di
Rumah Sakit.
PerMenKes RI no. 9 Tahun 2014, tentang
Klinik.
Rudi, A., & Kwureh, H. N. (2017).Faktor
Resiko Yang Mempengaruhi Kadar Gula
Darah Puasa pada Pengguna Layanan
Laboratorium.Wawasan kesehatan, 35.
Sugri Fadiah (2020). Analisis Efektivitas Terapi
Dan Efektivitas Biaya Terapi Antibiotik
Pasien Rawat Inap Gastritis Dengan
Pendekatan Cost Effective Analisis Di
Puskesmas X. Karya Tulis Ilmiah STIKES
Muhammadiyah Kuningan.
Tjay, T. H., & Rahardja, K., 2002, Obat-Obat
Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-
Efek Sampingnya,Halaman 738-755,
Edisi ke enam, Jakarta, PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.
Tjay, T. H., & Rahardja, K., 2007, Obat-Obat
Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-
Efek Sampingnya.Edisi ke VI. Cetakan I,
Halaman 263-270, Penerbit Gramedia,
Jakarta.
Tjay, Tan Hoan. 2010. Obat-obat penting.
Gramedia: jakarta
Tjokroprawiro, A., 1999, Diabetes Melitus
Klasifikasi, Diagnosis, dan Terapi, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai