Memberikan oksigen adalah memasukkan zat asam / O2 ke dalam paru-paru
1. Pengertian melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah, yaitu : 1. Mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat 2. Mengobati hypoxia/ hipoksemia. 2. Tujuan 3. Mengurangi respon kompensasi : a. Menurunkan kerja nafas. b. Menurunkan kerja jantung. SK Kepala UPTD Puskesmas Lambunu 2 Nomor : 800/00-07.8/SK/PKM- 3. Kebijakan L2/I/2019 tentang Pelayanan Klinis. 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan. 4. Referensi 2. Hidayat, Alimul Aziz & Musrifatul Uliyah.2005. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:EGC 1. Tabung oksigen dengan manometernya. 2. Flow meter/ pengukur aliran. 3. Humidifier (botol pelembab) yang sudah diisi dengan air steril/ aquades sampai batasnya untuk melembabkan udara. 5. Alat / Bahan 4. Selang (pipa saluran) zat asam/O2. 5. Kedok zat asam (masker)/ kanula hidung ganda (binasal kanule)/ nasal catheter. 6. Jelly / gause. 7. Plester dan gunting 6. Prosedur/ A. Cek instruksi dokter (dosis dan cara pemberian). Langkah-langkah B. Beri tanda dengan tulisan. C. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan. D. Mencuci tangan. E. Membawa peralatan kedekat pasien. F. Mengatur posisi pasien G. Memeriksa isi tabung. H. Mengisi humidifier aquades sampai batas yang I. ditentukan. J. Membuka flow meter dan menentukan dosis yang diinginkan K. Memasang slang oksigen dengan kedok zat asam (masker)/ kanula hidung ganda/ nasal catheter. → diplester (kalau perlu) : 1. Masker - Set/ atur aliran oksigen : 5 – 8 liter/ menit. - Estimasi/ perkiraan FiO2 : 5 liter : 40% 6 liter : 45% - 50% 8 liter : 55% - 60% - Aliran tidak boleh kurang dari 5 liter/ menit (untuk mendorong CO 2 keluar dari masker). Bila kurang dari 5 liter/ menit udara expirasi yang banyak mengandung CO2 bisa terhirup kembali. - Pelaksanaan : a. Tempelkan botol pelembab pada pengaturan aliran. b. Letakkan masker pada aliran zat asam pada kecepatan yang telah ditentukan dokter/ sesuai keperluan. c. Pasang masker menutupi hidung dan mulut. d. Beritahu pasien untuk bernafas melalui hidung. 2. Canula Hidung Ganda (Nasal Prong) Set aliran oksigen sesuai yang dikehendaki. Estimasi FiO2 : 1 Liter : 24% 2 liter : 28% 3 liter : 32% 4 liter : 36% 3. Bag dan Mask (Resusitator) a. Aliran oksigen : 12 – 15 liter. b. FiO2 : bila masker ketat atau lewat endotracheal tube/ tracheostomi bisa mencapai FiO2 100%. c. Bila diberikan melalui jalan nafas buatan : EET/ Tracheostomi humidifier harus hangat (karena fungsi hidung sebagai pelembab, penghangat, penyaring). 4. Ventilator a. Terapi oksigen menggunakan ventilator diberikan kepada pasien yang memerlukan bantuan nafas dalam jangka panjang. b. FiO2 bisa diatur sesuai yang diinginkan mulai dari 21% - 100%. c. Perlunya pengawasan analisa gas darah secara kontinue. 5. Inkubator Digunakan untuk bayi. Aliran oksigen : 3 – 8 liter/ menit dengan konsentrasi FiO2 ± 40%. 6. Bag dan Mask (Resusitator) a. Aliran oksigen : 12 – 15 liter. b. FiO2 : bila masker ketat atau lewat endotracheal tube/ tracheostomi bisa mencapai FiO2 100%. c. Bila diberikan melalui jalan nafas buatan : EET/ Tracheostomi humidifier harus hangat (karena fungsi hidung sebagai pelembab, penghangat, penyaring). 7. Nasal Kateter a. Bila mempergunakan nasal catheter Ukuran nasal catheter untuk wanita 10 – 12 Fr dan laki-laki 12 – 14 Fr. Menentukan seberapa dalam catheter masuk dengan mengukur jarak hidung dengan lubang telinga, lalu ditandai plester. Lumasi ujung catheter dengan jelly pada gauze dan putar langsung diujung catheter. Masukkan catheter perlahan-lahan melalui satu lubang hidung sampai ujung catheter masuk orofaring (jarak yang ditandai). Plester catheter di wajah pasien disisi hidung, biarkan selang kendur. Nasal catheter dibersihkan sekurang-kurangnya sekali dalam 8 jam dan dipasang pada lubang hidung bergantian. b. Flow meter dibuka dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan/ advis dokter (2lt – 3lt/ menit). Estimasi FiO 2 : 24% - 44%. L. Menganjurkan pasien bernafas melalui hidung. Menanyakan kepada pasien apakah sesaknya berkurang. M. Merapikan pasien. N. Membersihkan dan mengembalikan alat-alat sesuai tempatnya. O. Mencuci tangan. P. Mencatat prosedur tindakan dalam catatan perawat. 1. Amati tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian oksigen 2. Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan, misalnya: api, yang dapat 7. Hal-hal yang menimbulkan kebakaran perlu 3. Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila tidak diperhatikan dipakai 4. Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1-2 liter/menit, kemudian dinaikkan pelan-pelan sesuai kebutuhan 1. UGD / Ruang Tindakan 8. Unit Terkait 2. Ruang bersalin 9. Dokumen Terkait Rekam medis
10. Rekaman No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai di