Disusun Oleh:
Kelompok 04
الرحيــم
ّ الرمحن
ّ بــسم هللا
Segala puji hanyalah bagi Allah SWT, atas segala limpahan karunia, nikmat,
dan petunjuk-Nya sehingga pada akhirnya makalah ini dapat selesai. Shalawat
serta salam selalu kita haturkan kepada panutan kita, Nabi Besar Muhammad Saw,
keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau hingga akhir zaman. Alhamdulillah
atas izin-Nya dan atas kerja sama yang baik dari teman-teman, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah yang berjudul ” Kebijakan
Pengembangan Koleksi di Perpustakaan MAN 1 Banjarmasin”.
Saya sampaikan terima kasih banyak kepada Bapak Muhammad, M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Koleksi yang telah
mempercayakan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Juga kepada kedua orang tua serta teman-teman sekalian yang selalu
memberikan dukungan kepada kami.
Harapan kami, semoga makalah ini mampu memberikan manfaat dalam
meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan kepada kita semua. Penulis
berharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 04
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
3. Tujuan................................................................................................... 3
4. Sistematika Penyajian .......................................................................... 4
PERPUSTAKAAN ......................................................................................... 16
iii
2. Prinsip Seleksi Bahan Pustaka ............................................................. 17
3. Kriteria Bahan Perpustakaan yang diseleksi ........................................ 18
4. Metode Seleksi....................................................................................... 18
5. Alat Bantu Seleksi ................................................................................ 19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perpustakaan merupakan sebuah intsansi yang memberikan dan
menyediakan sumber informasi serta ilmu pengetahuan bagi manusia. Hakikat
perpustakaan ialah merupakan sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung,
maupun gedung itu sendiri yang dipakai guna menyimpan buku dan terbitan
lain yang umumnya disimpan sesuai dengan data susunannya untuk digunakan
(Basuki, 1991). Suatu perpustakaan dengan tidak adanya atau kurangnya
koleksi yang memadai, maka perpustakaan akan kesulitan menyediakan
layanan yang maksimal kepada pengguna. Hal pokok dari perpustakaan itu
sendiri adalah koleksi atau bahan pustaka, maka dari itu perlu dimunculkan
pengembangan koleksi.
Pengembangan koleksi adalah sebuah kegiatan kerja dari perpustakaan
yang memberikan serta menyediakan sumber dan layanan informasi bagi
pengguna sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan minat pengguna
(Soeatimah, 1991). Pengembangan koleksi ini dilakukan dengan melibatkan
para staf perpustakaan, petinggi, peneliti, serta pengguna atau pemustaka.
Adapun kegiatan pengembangan koleksi ini adalah pengadaan bahan pustaka
atau akuisisi. Akuisisi adalah suatu pekerjaan, bagian atau tugas pada suatu
perpustakaan yang boleh serta bertugas untuk mengadakan bahan pustaka
dalam bentuk tercetak maupun elektronik (Lasa, 1998). Untuk itu setiap
perpustakaan wajib mengadakan kegiatan pengadaan bahan pustakan agar
koleksi yang dikumpulkan menjadi lebih banyak dan lengkap.
Pengembangan koleksi merupakan suatu kegiatan yang ada pada
perpustakaan untuk menunjukkan kekuatan dan kelemahan koleksi yang ada
pada suatu perpustakaan dengan mengaitkan kepada kebutuhan pengguna
serta mengupayakan untuk memperbaiki kelemahan tersebut (Evans, 1987).
Konsep pengembangan koleksi sangatlah penting bagi perpustakaan karena
dengan melakukan kegiatan pengembangan koleksi perpustakaan dapat
1
memberikan dan menyediakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan
pengguna.1
Madrasah Aliyah Negeri 1 Banjarmasin adalah sekolah menengah
tingkat atas yang berciri khas Agama Islam di bawah Kementerian Agama.
Madrasah ini dahulunya Sekolah Persiapan IAIN (SP IAIN) Antasari yang
menyiapkan peserta didiknya melanjutkan ke IAIN Antasari Banjarmasin.
Namun sesuai dengan tuntutan dan perkembangannya untuk memudahkan
output nya bisa melanjutkan ke seluruh Perguruan Tinggi yang ada sekarang,
maka diubahlah menjadi MAN 1 Banjarmasin pada tahun 1978 dan
merupakan MAN tertua di kota Banjarmasin, JL. Kampung Melayu Darat
No.31 Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Ada beberapa Undang-undang dan peraturan pemerintah yang
dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan rencana program kerja perpustakaan
MAN I Banjarmasin ini, antara lain yaitu:
1. Kep. Mendikbud No. 0103 / 1981, tentang pokok-pokok kebijakan
pembinaan dan pengembangan perpustakaan serta pendayagunaan
perpustakaan.
2. Prinsip pendidikan dalam UU sisdiknas No. 2 Th. 2003 yaitu dalam rangka
penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas harus didukung oleh sumber
daya yang memadai, diantaranya adalah perpustakaan, dan pengembangan
budaya membaca, menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
3. UU No. 43 Th. 2007 tentang kewajiban setiap perpustakaan sekolah /
Madrasah untuk menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar
Nasional.
4. Peraturan Mendiknas No.25 Th. 2008 tentang standar tenaga perpustakaan
Sekolah.
5. Serta Cita cita pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila,
sebagaimana tercantum di dalam GBHN 1993, bertujuan untuk
1
Dedy Hermawan, “Komparasi Proses Pengadaan Bahan Pustaka Dalam Pengembangan
Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi”, Pustaka Karya: Vol. 9 No. 2, Desember (2021), h. 64.
2
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap tuhan YME, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
berdisiplin, bekerja keras, terampil, tangguh, bertanggung jawab, mandiri
dan cerdas serta sehat jasmani dan rohani.
Pernyataan di atas tentunya menyiratkan bahwa perpustakaan sekolah
perlu terus dikembangkan serta ditingkatkan, baik yang berkaitan dengan fisik
perpustakaan maupun yang berkaitan dengan manajemen perpustakaan,
termasuk di dalamnya dukungan dari berbagai pihak demi pertumbuhan dan
perkembangan perpustakaan ke arah yang lebih baik dan modern.
2. Landasan
Penyusunan Kebijakan Pengembangan Koleksi Perpustakaan Sekolah
menurut Undang-undang No.43 Tahun 2007 Pasal 12 Ayat 1 dan 2 yaitu:
Ayat (1) : Koleksi perpustakaan diseleksi, diolah, disimpan,
dilayankan, dan dikembangkan sesuai dengan kepentingan pemustaka dengan
memperhatikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Ayat (2) : Pengembangan koleksi perpustakaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan standar nasional perpustakaan.2
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Perpustakaan sekolah diselenggarakan sebagai suatu perangkat
perlengkapan pendidikan untuk bersama-sama dengan kelengkapan-
kelengkapan yang lain untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
b. Tujuan Khusus
a) Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca
b) Mengembangkan kemampuan dalam memanfaatkan informasi.
c) Mendidik para siswa agar memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
3
d) Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.
e) Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.
f) Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah dihadapinya
dalam kehidupan.
4. Sistematika Penyajian
a) Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, landasan, tujuan
perpustakaan sekolah, dan sistematika penyajian.
b) Bab II Ruang Lingkup Perpustakaan, Perpustakaan sekolah yaitu MAN 1
Banjarmasin, mencakup: tugas dan fungsi perpustakaan sekolah, kebijakan
pengembangan koleksi, koleksi perpustakaan, dan pemustaka yang
dilayani.
c) Bab III Kebijakan Teknis Pengembangan Koleksi, mencakup: tujuan
kebijakan teknis pengembangan koleksi, kebijakan teknis bahan
perpustakaan yang akan dikembangkan, kebijakan teknis jenis koleksi
yang akan dikembangkan, kebijakan teknis komposisi atau prosentasi
antara koleksi nonfiksi dan fiksi, kebijakan untuk koleksi hadiah dan
titipan, kebijakan penyensoran, dan kebijakan penyiangan koleksi atau
weeding.
d) Bab IV Mekanisme Kerja Bagian Pengolahan Bahan Perpustakaan,
mencakup: alur kerja pengembangan koleksi, prinsip seleksi bahan
perpustakaan, kriteria bahan perpustakaan yang diseleksi, metode seleksi,
alat bantu seleksi, dan tata cara pengadaan koleksi.
e) Bab V Pengambilan Keputusan, mencakup keputusan yang diambil.
4
BAB II
RUANG LINGKUP PERPUSTAKAAN
5
antar budaya.
d. Fungsi Rekreasi.
Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi yang dapat menciptakan
kehidupan yang baik dan menyenangkan, baik secara jasmani maupun
rohani. Perpustakaan sekolah memberikan hiburan kepada siswa dengan
menyediakan koleksi yang bersifat rekreatif sehingga akan
menimbulkan ide-ide baru untuk meningkatkan kreatifitas siswa
(Hidayah & Susilo, 2017).
e. Fungsi Penelitian
Yaitu perputakaan sekolah menjadi pusat informasi atau tempat
mencari referensi penelitian siswa. Perpustakaan menyediakan koleksi
yang lengkap untuk menunjang penelitian. Koleksi yang disediakan meliputi
berbagai jenis dan bentuk koleksi sesuai dengan yang dibutuhkan siswa.
f. Fungsi Deposit
Perpustakaan sekolah menyimpan dan melestarikan setiap bahan
pustaka yang dikoleksi oleh perpustakaan sekolah tersebut. Perpustakaan
sekolah melakukan preservasi dan konservasi koleksi agar koleksi yang
dimiliki tidak rusak dan awet.3
3
Suryanto, “Kebijakan Seleksi Dalam Mendukung Standar Koleksi Di Perpustakaan
Sekolah”. Al-Ijtima’I-International Journal of Government and Social Science, Vol. 6, No. 2 April
(2021), h. 149-150.
4
NS Sutarno, “Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan”, (Jakarta: Sagung Seto,
2006), h. 153.
6
organisasi induknya.5
Secara umum kebijakan pengembangan koleksi didasari oleh beberapa
asas berikut ini:
a. Kerelevanan
Koleksi perpustakaan hendaknya relevan dengan aktivitas yang telah
diprogramkan oleh perpustakaan sehingga memudahkan pencapaian kinerja
perpustakaan yang memuaskan para stakeholders.
b. Berorientasi kepada kebutuhan pengguna
Pengembangan koleksi harus ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan
pengguna. Masing-masing jenis perpustakaan memiliki pengguna yang
berbeda, yang berbeda pula pola kebutuhan informasinya.
c. Kelengkapan
Koleksi perpustakaan hendaknya lengkap dalam arti terkait dengan
kebutuhan para pengguna utama perpustakaan walaupun secara hakiki sudah
diketahui bahwa tidak mungkin bagi sebuah perpustakaan dapat memenuhi
semua kebutuhan penggunanya.
d. Kemutakhiran
Koleksi hendaknya mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi mutakhir. Dengan demikian, perpustakaan harus mengadakan dan
memperbaharui bahan pustaka yang menjadi koleksi.
e. Kerja Sama
Koleksi perpustakaan sebaiknya hasil kerja sama semua pihak yang
berkepentingan dalam pengembangan koleksi, yaitu antara pustakawan,
pembina perpustakaan, pimpinan badan induk, tokoh masyarakat, dan
berbagai pihak lain tergantung jenis perpustakaannya. Dengan kerja sama
yang baik diharapkan pengembangan koleksi dapat berdaya guna dan berhasil
guna.6
5
Hildawati Almah, “Pemilihan dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan”, (Makasar:
Alauddin University Prees, 2012), h. 26.
6
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, “Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan
Tinggi”, (Jakarta: Ditjen Pendidikan Tinggi, 1994), h. 29.
7
Adapun menurut Yulia (2007:2.32) merumuskan bahwa terdapat 3
unsur dalam kebijakan pengembangan koleksi sebagai berikut:
1. Pernyataan Kebijakan Umum
Berisikan misi perpustakaan (yang berkaitan dengan tujuan pokok
lembaga induknya), pernyataan yang jelas tentang tujuan secara institusional
secara keseluruhan untuk perpustakaan, mengetahui kelompok pengguna
utama beserta programnya, menetapkan prioritas umum yang berkaitan
dengan seleksi, serta dapat juga berisikan hal yang berhubungan dengan kerja
sama perpustakaan. Pada pernyataan kebijakan umum, terdapat kebijakan
seleksi dan kebijakan pengadaan. Kebijakan seleksi berisikan prosedur
pelaksanaan seleksi, alat bantu yang digunakan, serta metode yang harus
diikuti didalam menentukan bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi.
Kebijakan pengadaan adalah prosedur yang harus digunakan untuk
memperoleh bahan pustaka, dalam hal ini cara memperoleh bahan pustaka
adalah melalui pembelian, pertukaran, dan hadiah.
8
hadiah, penyiangan (weeding), evaluasi terhadap pengembangan koleksi,
masalah protes dan keluhan, sensor, serta pengembangan koleksi bersama.
Semua topik itu penting karena berkaitan dengan pengembangan koleksi.7
7
Achmad Qorni Novianto, “Kebijakan Pengembangan Koleksi Perpustakaan: Formulasi,
Implementasi Hingga Evaluasi” Shaut Al-Maktabah : Jurnal Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi, Vol 13, No. 2, Juli-Desember 2021, hal 105-106.
9
BAB III
KEBIJAKAN TEKNIS PENGEMBANGAN KOLEKSI
10
atau penunjang belajar dan referensi
2) Terbitan Berkala
Koleksi terbitan berkala yang dikembangkan perpustakaan MAN 1
Banjarmasin adalah terbitan berkala seperti surat kabar, majalah, dan terbitan
berkala tentang pendidikan.
11
Standar Nasional Perpustakaan Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah (Perpustakaan Nasional RI, 2011 SNP 008:2011) menyebutkan
bahwa:
a) perpustakaan memperkaya koleksi dan menyediakan bahan perpustakaan
dalam berbagai bentuk media dan format sekurang-kurangnya: buku teks
1 eksemplar per mata pelajaran per peserta didik; buku panduan pendidik
1 eksemplar per mata pelajaran per guru bidang studi, buku pengayaan
dengan perbandingan 70% nonfiksi dan 30% fiksi, dengan ketentuan bila 3
sampai 6 rombongan belajar jumlah buku sebanyak 1.000 judul, 7 sampai
12 rombongan belajar jumlah buku sebanyak 1.500 judul, 13 sampai 18
rombongan belajar jumlah buku sebanyak 2.000 judul, 19 sampai 27
rombongan belajar jumlah buku sebanyak 2.500 judul.
b) Perpustakaan menambah koleksi buku per tahun dengan ketentuan
semakin besar jumlah koleksi semakin kecil presentase penambahan
koleksinya (1.000 judul penambahan sebanyak 10%; 1.500 judul
penambahan sebanyak 8%; 2.000 judul sampai dan seterusnya
penambahan sebanyak 6%).
c) Perpustakaan melanggan minimal tiga judul majalah dan tiga judul surat
kabar.8
8
Suryanto, “Kebijakan Seleksi Dalam Mendukung Standar Koleksi Di Perpustakaan
Sekolah”. Al-Ijtima’i-International Journal of Government and Social Science, Vol. 6, No. 2 April
(2021), h. 154.
9
Perpustakaan Nasional RI, “Perpustakaan Sekolah: Petunjuk Untuk Membina dan
Memakai dan Memelihara Perpustakaan di Sekolah”, (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1994),
h. 15.
12
Adapun pengadaan koleksi hadiah dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Hadiah secara langsung
Perpustakaan menerima sumbangan koleksi dari perorangan maupun
lembaga tanpa adanya unsur permintaan yang disengaja. Jadi para
penyumbang dengan sukarela menyumbangkan koleksinya untuk
dimanfaatkan oleh perpustakaan. Prosedurnya antara lain:
a. Meneliti kiriman koleksi hadiah dan mencocokkannya dengan surat
pengantarnya.
b. Memilih koleksi hadiah yang dibutuhkan.
c. Menyisihkan koleksi hadiah yang diperlukan.
2) Hadiah atas permintaan
Perpustakaan biasanya terlebih dahulu membuat dan mengirimkan
proposal permintaan koleksi yang dibutuhkan kepada perorangan maupun
lembaga. Jika disetujui maka koleksi akan dikirimkan kepada perpustakaan.
Prosedurnya antara lain:
a) Menyusun daftar bahan perpustakaan yang diperlukan.Mengirimkan surat
permohonan koleksi hadiah dan setelah koleksi hadiah diterima.
b) Memeriksa dan mencocokkan daftar kiriman perpustakaan hadiah dan
surat pengantarnya.
c) Mengirimkan kembali surat pengantarnya.
d) Mengolah koleksi hadiah yang diterima seperti pengolahan bahan pustaka
biasa.
e) Perpustakaan selain harus aktif memperkenalkan dirinya kepada
masyarakat, mereka juga harus aktif dalam menjalin hubungan baik
kepada berbagai pihak seperti toko buku, perpustakaan kota atau daerah,
dan LSM agar jika ada informasi perpustakaan lain atau lembaga yang
akan mengadakan penyiangan koleksi, perpustakaan bisa ikut membuat
permohonan buku-buku hasil penyiangan tersebut sebagai hadiah.10
Adapun kebijakan untuk koleksi secara titipan yaitu merupakan bahan
10
Najmi Fuady, “Metode Pengadaan Koleksi Di Perpustakaan”. Al-Kuttab: Jurnal Kajian
Perpustakaan, Informasi dan Kearsipan, Vol. 2 No. 2, Desember (2020), h. 6-7.
13
pustaka yang didapatkan melalui individu ataupun lembaga yang
menitipkannya. Dalam proses akuisisi yang dilakukan dengan titipan terdapat
kesepakatan atau persetujuan antara perpustakaan dengan pihak unit yang
menitipkan bahan pustakanya. Umumnya jangka waktu penitipa bahan
pustaka tersebut adalah kurang lebih 5 tahun dan pada umumnya juga bahan
pustaka titipan ini memerlukan ruangan atau tempat pelayanan tersendiri. Oleh
karena itu, pihak perpustakaan wajib memberikan perhatian dalam menerima
terkhusus persyaratan yang diajukan oleh sang penitip.11
6. Kebijakan Penyensoran
Penyensoran perpustakaan merupakan pembatasan terhadap akses
informasi yang dianggap berbahaya ataupun tidak pantas yang dapat dilakukan
oleh pustakawan dengan cara memindahkan, membuang, memberikan label
pada koleksinya, ataupun menarik koleksi dari perpustakaan.
Terdapat tiga jenis censorship yaitu:
a. Penyensoran wajib diberi kebijakan wewenang hukum serta beroperasi di
ranah publik.
b. Penyusunan censorship, yakni mengendalikan proses dalam menentukan
penyensoran.
c. Kelompok penyensoran, secara informal sebagian besar penyensor terdiri
dari kelompok, guru, serta orang tua yang terorganisir yang menentang
mengenai materi maupun metode yang ada diperpustakaan sekolah dengan
cara mengajukan komplain.
Adapun proses penyensoran di perpustakaan meliputi:
a. Pemustaka menemukan materi di perpustakaan yang dimana menurut
mereka tidak pantas untuk dijadikan bahan koleksi.
b. Pemustaka dapat menegur pustakawan mengenai materi yang mereka tidak
sadari dapat berbahaya serta pustakawan dapat setuju untuk
menghapusnya dari koleksi.
11
Dedy Hermawan, “Komparasi Proses Pengadaan Bahan Pustaka Dalam Pengembangan
Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi”, Pustaka Karya: Vol. 9 No. 2, Desember (2021), h. 64.
14
c. Perpustakaan akan mempertimbangkan keluhan dari materi yang
bersangkutan.
d. Bahan koleksi akan dibandingkan dengan kebijakan seleksi yakni melalui
pedoman yang perpustakaan digunakan untuk koleksi. 12
12
Fahma Rianti dan Syifa Duhita Dewakanya, “Kebijakan Dan Penerapan Cencorship Di
Perpustakaan Sekolah Islam (Studi Kasus di Perpustakaan TK dan SD Insan Cendekia Madani),
Jurnal Al-Maktabah 17 (2018), h. 60-61.
13
Dedy Hermawan,“Komparasi Proses Pengadaan Bahan Pustaka Dalam Pengembangan
Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi”, Pustaka Karya: Vol. 9 No. 2, Desember (2021), h. 62.
15
BAB IV
MEKANISME KERJA BAGIAN PENGOLAHAN BAHAN
PERPUSTAKAAN
16
Pembelian
Tukar-menukar
Sumbangan, pemberian, atau hadiah
Titipan
Membuat sendiri bahan pustaka (menerbitkan buku, membuat
kliping koran atau majalah, dan sebagainya)
Kerja sama (konsorsium dan sebagainya).
5) Tahap berikutnya adalah tahap penyiangan. Yang dimaksud dengan
penyiangan adalah proses mengeluarkan koleksi dari jajaran koleksi
perpustakaan dan menilainya kembali apakah masih sesuai dengan
kebutuhan pengguna perpustakaan. Dengan adanya bahan pustaka yang
disiangi, hal itu akan memberikan ruang terhadap bahan pustaka baru yang
lebih mutakhir untuk ditempatkan di jajaran rak.
6) Tahap terakhir adalah tahap evaluasi. Evaluasi koleksi adalah kegiatan
menilai koleksi yang dimiliki perpustakaan, baik dari segi ketersediaan
maupun pemanfaatannya. Evaluasi koleksi perlu dilakukan secara periodik
dan sistematis untuk memastikan bahwa koleksi itu mengikuti perubahan
dan perkembangan kebutuhan informasi yang terjadi pada komunitas yang
dilayani14
17
dibentuk suatu tim koleksi. Tujuan pembagian tim seleksi adalah agar hasil
seleksi tidak bias terhadap selektor. Anggota tim seleksi harus mengetahui
persyaratan memilih bahan perpustakaan yang mencakup:
a) Menguasai sarana bibliografi yang tersedia, memahami dunia penerbitan,
khususnya mengenai spesialisasi penerbit, standar dan hasil terbitan.
b) Menguasai dan mampu menggunakan berbagai macam alat bantu seleksi.
c) Mengetahui latar belakang kebutuhan pemustaka perpustakaan MAN 1
Banjarmasin.
d) Memahami tujuan dan fungsi perpustakaan MAN 1 Banjarmasin.
e) Mampu mengatasi berbagai kendala yang mungkin terjadi selama proses
pengadaan bahan perpustakaan.
4. Metode Seleksi
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam menyeleksi bahan
perpustakaan:
a. Penelusuran Judul
Penelusuran dapat dilakukan melalui OPAC (Online Public Access
18
Catalogue) Perpustakaan MAN 1 Banjarmasin.
b. Pemilihan Judul
Judul koleksi dapat dilakukan salah satunya dengan melihat kotak
saran tentang usulan pemustaka.
c. Verifikasi
Melakukan kegiatan pemeriksa dan bibliografi bahan perpustakaan
dengan cara mencari informasi pada katalog OPAC untuk mengetahui bahan
perpustakaan tersebut pernah dimiliki atau untuk mengetahui validitas data
bibliografi dari bahan perpustakaan tersebut.
d. Penyusunan Daftar Hasil Seleksi
Daftar hasil seleksi disusun menjadi bank data yang akan digunakan
sebagai rujukan dalam pemesanan bahan perpustakaan.
19
c) Tukar menukar
Salah satu cara perpustakaan dalam memperoleh bahan pustaka adalah
melalui tukar-menukar dengan instansi lain atau dengan perpustakaan lain.
Bahan pustaka yang diperoleh melalui tukar menukar mempunyai potensi
yang besar dalam pengembangan koleksi bahan pustaka, karena dalam hal ini
dapat diperoleh secara cuma-cuma, sepanjang bahan pustaka tersebut benar-
benar sesuai dengan tujuan perpustakaan.
d) Titipan
Perpustakaan dapat memperkaya koleksinya dengan menerima titipan
dari pihak lain baik perorangan maupun lembaga. Penerimaan titipan haruslah
bahan pustaka yang benar-benar dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan dan
harus ada kesepakatan antara pihak yangmenitip dengan perpustakaan. Bahan
pustaka titipan biasanya memerlukan tempat dan pelayanan khusus.
e) Penerbitan sendiri
Penambahan koleksi dengan peerbitan sendiri dapat dilakukan
perpustakaan cara menerbitkan indek, bibliografi dan terbitan berkala (buletin)
perpustakaan.15
15
Murnahayati, “Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Fakultas Syariah Uin
Imam Bonjol Padang”, Jurnal Imam Bonjol: Kajian Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Vol 2, No 1,
Maret (2018), hal 62.
20
BAB V
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan oleh kepala sekolah yaitu Ibu
Dra.Naimah, MM. Selaku Kepala Sekolah sebagai Pembina Perpustakaan
dengan memberikan bimbingan, masukan-masukan dan pengawasan terhadap
kegiatan yang ada di perpustakaan.
2. Revisi kebijakan Pengembangan Koleksi
Mengingat kurikulum yang berubah beberapa tahun maka revisi
kebijakan pengembangan koleksi akan dilakukan 5 tahun sekali.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan.
23