Oleh
CUT ROSMIZA
NIP.
PEMERINTAH ACEH
SMK NEGERI 1 LHOKSEUMAWE
DINAS PENDIDIKAN ACEH
TAHUN 2022
ABSTRAK
i
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan naskah best
practice dengan judul “Meningkatkan Minat Baca Perpustakaan Melalui
Pembuatan Buku Digital di SMK Negeri 1 Lhokseumawe”. Penulisan naskah
best practice ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
pemilihan tenaga kependidikan berprestasi tahun 2022.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan naskah best practice ini
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, khususnya dari
pihak sekolah SMK Negeri 1 Lhokseumawe, sehingga terselesaikannya naskah
best practice ini. Akhirnya penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang
terdapat dalam penulisan naskah best practice ini dan terima kasih atas semua
bimbingan dan petunjuk yang diperoleh, sehingga terwujudnya naskah best
practice ini. Amin
Cut Rosmaniza
NIP.
ii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................... iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.1 Pustakawan
2.1.1 Pengertian Pustakawan
Pustakawan adalah tenaga kependidikan berkualifikasi serta profesional
yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaan perpustakaan,
didukung oleh tenaga yang mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota dan
berhubungan dengan perpustakaan umum dan lain-lainnya. Pustakawan yang
dimaksud adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui
pendidikan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung
jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. (Suherman,
2010:32)
Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 orang yang disebut
pustakawanan adalah orang yang benar-benar mengerti ilmu perpustakaan,
setidaknya pernah mendapat pelatihan tentang kepustakawanan yang kemudian
diberi tugas oleh lembaga yang merekrut (berwenang) untuk bekerja di
perpustakaan sesuai dengan kualifikasi ilmu yang dimilikinya.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas, maka peneliti menyimpulkan
bahwa pustakawan adalah tenaga profesional yang dalam kehidupan sehari-hari
berkecimpung di perpustakaan. Dengan situasi demikian patut jika pustakawan
menganjurkan masyarakat untuk giat membaca.
5
6
pustakawan itu sendiri. Adapun yang dibaca pustakawan yang menyangkut ilmu
perpustakaan dan kepustakawanan.
1. Peran Pustakawan
Peran utama pustakawan adalah memberikan sumbangan pada misi dan
tujuan perpustakaan, termasuk prosedur evaluasi dan mengembangkan serta
melaksanakan misi dan tujuan perpustakaan perguruan tinggi. Dalam bekerja
sama dengan manajemen, pustakawan harus ikut dalam pengembangan rencana
dan implementasi kurikulum. (Hermawan, 2015:2).
2. Standar Kompotensi Pustakawan
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Arti lain dari
kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar
kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan. (Hermawan, 2015:3)
Untuk mengetahui seorang pustakawan mempunyai kompetensi atau tidak,
seberapa tingkat kompetensinya diperlukan adanya acuan. Acuan itulah yang
disebut standar. Menurut Sutopo dan Suryanto (2010:51) adanya standar
kompetensi pustakawan sangat diperlukan. Paling tidak ada tiga pihak yang
mempunyai kepentingan terhadap standar kompetensi pustakawan yaitu:
a. Perpustakaan. Bagi perpustakaan, standar kompetensi pustakawan dapat
dipergunakan sebagai pedoman untuk merekrut pustakawan dan
mengembangkan program pelatihan agar tenaga perpustakaan mempunyai
kompetensi atau meningkatkan kompetensinya.
b. Lembaga penyelengara sertifikasi pustakawan. Bagi lembaga sertifikasi
pustakawan, standar kompetensi pustakawan dapat dipergunakan sebagai acuan
dalam melakukan penilaian kinerja pustakawan dan uji sertifikasi terhadap
pustakawan.
c. Pustakawan. Bagi pustakawan standar kompetensi pustakawan dapat
dipergunakan sebagai acuan untuk mengukur kemampuan diri untuk
memegang jabatan pustakawan.
Pustakawan yang bagaimana yang diharapkan oleh pemakai perpustakaan,
sehingga pemakai perpustakaan mendapat informasi yang berguna sesuai yang
7
2.2 Perpustakaan
2.2.1 Pengertian Perpustakaan
9
kepuasan pengguna merupakan target utama yang harus dicapai dalam layanan
perpustakaan. pustakawan atau pengelola perpustakaan perlu mempertanyakan,
apakah pengguna perpustakaan merasa puas terhadap layanan perpustakaan. akan
tetapi, belum semua perpustakaan melakukan sebuah evaluasi atau minimal
menanyakat pendapat pengguna tentang layanan yang mereka terima dan
bagaimana pendapat mereka dengan menggunakan kuesioner sederhana.
c. Jika akan meminjam dibawa pulang langsung dapat menuju ke meja layanan
sirkulasi.
3. AksesLayanan Campuran
Pada akses layanan campuran, perpustakaan dapat menerapkan dua sistem
layanan sekaligus (layanan tertutup dan layanan terbuka). Perpustakaan yang
menggunakan sistem layanan campuran biasanya memberikan layanan secara
tertutup untuk koleksi skripsi, tesis dan refrensi. Sementara untuk koleksi lainnya
menggunakan akses layanan terbuka. Akses layanan campuran biasanya di
terapkan di perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan sekolah yang yang
ruang koleksi dan ruang bacanya terbatas (Istiana, 2014:15).
2.3 Pemustaka
2.3.1 Pengertian Pemustaka
Istilah pengguna perpustakaan atau pemakai perpustakaan lebih dahulu
digunakan sebelum istilah pemustaka muncul. Menurut Sutarno (2017:150) dalam
Kamus Perpustakaan dan Informasi mendefinisikan pemakai perpustakaan adalah
kelompok orang dalam masyarakat yang secara intensif mengunjungi dan
memakai layanan dan fasilitas perpustakaan, sedangkan pengguna perpustakaan
adalah pengunjung, anggota dan pemakai perpustakaan.
Setelah Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
disahkan, istilah pengguna atau pemakai perpustakaan diubah menjadi pemustaka,
dimana pengertian pemustaka menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007
pasal 1 ayat 9 adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok
orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan
perpustakaan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa pemustaka
diartikan sebagai pengguna perpustakaan baik perseorangan, kelompok atau
masyarakat yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Kajian tentang
karater pemustaka merupakan bagian dari Psikologi Pemakai. Karakter adalah
sifat manusia yang pada umumnya, setiap orang mempunyai karakter yang
berbeda yang menjadi ciri khasnya.
16
17
20
21
2.
Terbatasnya Koneksi Internet
Koneksi internet di perpustakaan SMK Negeri 1 Lhokseumawe masih
mengalami kendala, dan hal itu berdampak pula terhadap proses digitalisasi
yang sedang dikembangkan. Koneksi internet merupakan sesuatu yang
memang harus ada ketika perpustakan tersebut sudah mengalami reformasi ke
dalam bentuk digital, karena ketika koneksi internet itu tidak ada maka akan
berdampak pula terhadap pengelolaan perpustakaan digital yang sedang
dikelola. Internet menawarkan alternatif baru dalam pemerolehan informasi
dan sekaligus menyebarluaskan informasi. Sering macetnya koneksi internet di
perpustakaan SMK Negeri 1 Lhokseumawe dari telkom menjadi hambatan
yang sangat serius bagi pengelola perpustakaan digital, karena ketika koneksi
internet macet maka akses dalam memperoleh informasi juga menjadi
terhambat. Kita semua sudah tahu bahwa layanan internet di perpustakaan
dapat membantu proses temu kembali informasi yang dimanfaatkan sebagai
sarana dan wahana sumber pengetahuan.
24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perpustakaan digital memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan minat baca dan pengunjung perpustakaan melalui buku digital di
SMK Negeri 1 Lhokseumawe. Saat ini perpustakaan konvensional sudah tidak
lagi menjadi daya tarik bagi peserta didik, karena prosesnya lebih lambat daripada
perpustakaan yang sudah mengalami perubahan ke dalam bentuk digital. SMK
Negeri 1 Lhokseumawe merupakan salah satu sekolah negeri yang mulai
menerapkan pengelolaan perputskaan ke dalam bentuk digital, yang hal itu dapat
menjadi solusi dalam meningkatkan literasi peseta didik pengelolaan perpustakaan
digital yaitu meliputi: a) perencanaan perpustakaan digital. Perencanaan
merupakan titik awal kegiatan dalam meningkatkan kinerja perpustakaan sekolah
dan harus di susun oleh perpustakaan itu sendiri. Perencanaan berguna untuk
memberikan arah, menjadi standar kerja, memberikan kerangka pemersatu, dan
membantu memperkirakan peluang; b) pengelolaan koleksi digital. Pengelolaan
koleksi merupakan kunci dari tanggungjawab seorang pengelola perpustakaan.
Koleksi sendiri dapat didefinisikan sebagai bahan informasi atau sejenisnya yang
dikumpulkan, dikelola, dan diolah dengan kriteria tertentu; dan c) pemantauan dan
evaluasi perpustakaan digital.
Terdapat beberapa faktor penunjang dalam pengelolaan perpustakaan
digital di SMK Negeri 1 Lhokseumawe adalah ketersediaan infrastruktur yang
memang wajib ada di perpustakaan seperti komputer yang merupakan perangkan
keras, dan perangkat lunak yang berfungsi sebagai penyimpan dan pencarian
koleksi yang dibutuhkan oleh pemustaka. Untuk faktor penghambatnya adalah,
minimnya dana untuk pos buku-buku umum, jaringan internet yang tiba-tiba
macet dari telkom atau ketika terjadi pemadaman listrik, dan hal itu sangat
berdampak terhadap pengelolaan perpustakaan digital yang sedang dikelola.
24
25
5.2 Saran
Dari kesimpulan penelitian diatas maka dapat di ajukan saran sebagai
berikut:
1. Dengan kondisi pengelolaan sumber daya manusia yang ada di perpustakaan
SMK Negeri 1 Lhokseumawe masih belum maksimal, maka diharapkan
untuk meningkatkan minat baca dan pengunjung perpustakaan SMK Negeri 1
Lhokseumawe untuk menambah sumber daya manusia yang bertugas untuk
mengelola perpustakaan, khususnya dalam melakukan strategi buku digital
dengan tujuan agar layanan perpustakan mejadi lebih maju untuk
kedepannya.
2. Diharapkan pelestarian atau bentuk promosi penggunaan perpustakaan digital
lebih di maksimalkan dengan cara melakukan pendekatan kepada siswa dan
guru SMK Negeri 1 Lhokseumawe agar lebih sering mengakses perpustakaan
digital sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkan antara
pengelola dengan siswa dan guru.
26
DAFTAR PUSTAKA