PERPUSTAKAAN NASIONAL RI
2012
MILIK
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kelancaran
dalam penerbitan Kurikulum dan Bahan Ajar Pendidikan dan Pelatihan (diklat) Kepala
Perpustakaan Sekolah sebagai acuan nasional dalam penyelenggaraan Diklat Kepala
Perpustakaan Sekolah.
Bahan ajar Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah ini diterbitkan oleh Pusat Pendidikan dan
Pelatihan, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan
Nasional RI. Penerbitan ini sebagai upaya memenuhi kebutuhan penyelenggaraan diklat
yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga
Perpustakaan Sekolah/madrasah.
Terbitnya bahan ajar Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah ini diharapkan dapat
meningkatkan kualitas penyelenggaraan Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah dan
sekaligus mampu meningkatkan kualitas penyelenggaraan perpustakaan sekolah di tanah
air.
Kami ucapkan terima kasih kepada penyusun, tim penyunting, dan seluruh pihak terkait
yang telah membantu penyusunan dan penyelesaian bahan ajar diklat ini. Kritik maupun
saran untuk penyempurnaan bahan ajar Diklat Kepala Perpustakaan Sekolah ini sangat
kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaannya pada terbitan yang akan datang.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
PERPUSTAKAAN ...................................................................................... 3
PUSTAKAAN ............................................................................................. 10
iii
5.1 Karakteristik Segmentasi ................................................................. 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Disadari bahwa setiap orang sekarang ini sudah menjadi manusia global, dapat
memperoleh informasi melalui komputer pribadi di manapun juga, serta informasi menjadi
semakin penting untuk setiap orang berkompetisi secara global, namun institusi
perpustakaan menghadapi tantangan yang luar biasa dan perannya dipertanyakan,
terutama karena keberadaan beragam sumber informasi virtual yang dipersepsikan dapat
menggantikan perpustakaan. Hal ini menyebabkan perpustakaan perlu berbenah diri,
mereorientasikan keberadaannya, dan berkompetisi dengan lembaga informasi/institusi
perpustakaan lainnya, maupun dengan sumber informasi virtual. Hal ini menuntut
perpustakaan untuk aktif dalam aktivitas pemasaran untuk membangun citranya sebagai
institusi penyedia informasi yang handal dan berkualitas, serta untuk merebut minat
pengguna terhadap berbagai produk dan jasa layanan perpustakaan yang disediakan.
1
1.2 Deskripsi Singkat
Mata ajar diklat ini membekali peserta tentang pengertian pemasaran dan ruang lingkup
pemasaran perpustakaan, konsep inti pemasaran perpustakaan, dan manajemen
pemasaran perpustakaan, bauran pemasaran perpustakaan, riset pemasaran
perpustakaan, komunikasi pemasaran perpustakaan, serta program pemasaran
perpustakaan dan pengembangan minat baca.
2
BAB II
PENGERTIAN PEMASARAN DAN RUANG LINGKUP
PEMASARAN PERPUSTAKAAN
Marketing offers both theory and a process by which libraries link products, result, and
roles. Marketing can assist libraries in determining their future and in identifying quality
products-service, programs and materials. A marketing audit and the resulting plan can
contribute to a library’s ability to find a niche in the present as wellas in the future and to fill
that niche by an optimal allocation of resources. A marketing orientation can assist
libraries in defining their role and in guaranteeing their future. Marketing provides a
theoretical framework within which to address the specific library and information science
questions facing public, school, special, and academic libraries in both the public and
private sectors. What the library will look like and what it will offer as products can be
determined through the use of modern marketing theory and practice.
3
Penjelasan Bushing menyatakan betapa pentingnya peran pemasaran dalam sebuah
institusi perpustakaan. Hal ini erat kaitannya dengan bagaimana perpustakaan
mencitrakan institusinya dalam dunia informasi yang sangat kompetitif di era global ini.
Dengan merancang dan melakukan pemasaran yang baik, maka perpustakaan dapat
selalu memperbaiki citra dan kualitasnya sebagai penyedia layanan jasa informasi.
Selanjutnya hadirnya era global yang salah satunya ditandai oleh kehadiran informasi
dalam jumlah yang sangat besar secara terus menerus dari berbagai penjuru dunia,
merupakan fenomena yang terjadi begitu saja tanpa seorangpun dapat menghindarinya.
Globalisasi 3.0 yang terjadi mulai tahun 2000, karena pesatnya perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi, telah menyusutkan dunia yang kecil menjadi sangat kecil
namun sekaligus menjadi kekuatan baru yang ditemukan untuk bekerjasama dan bersaing
secara individual di kancah global.
4
Fenomena tersebut oleh Friedman (2006:10) dikatakan sebagai tatanan dunia datar (flat-
world-platform) yaitu konvergensi antara komputer pribadi dimana setiap individu dapat
menjadi pembuat dan atau penyampai dan atau penerima informasi tanpa menghiraukan
jarak antar mereka, sehingga memungkinkan mereka secara bersama-sama mengerjakan
suatu materi digital atau berbagi informasi secara online. Kekuatan individu dan kelompok-
kelompok kecil sebagai motor penggerak globalisasi semakin nyata dengan adanya mesin
pencari seperti google, yahoo dan lain-lain serta maraknya jejaring sosial seperti
facebook, twitter dan lain-lain. Mereka secara individual maupun berkelompok
menghilangkan batas negara untuk berinteraksi, membahas dan menyelesaikan satu
masalah yang sama secara bersama-sama.
Namun demikian, hadirnya informasi yang begitu beragam dan dalam jumlah yang begitu
besar secara terus menerus ternyata tidak selalu membuat hidup menjadi lebih
mudah.Memilih dan menentukan informasi yang paling dibutuhkan dengan skala prioritas
ternyata sulit dan butuh keahlian. Globalisasi 3.0 amat membutuhkan pustakawan sebagai
profesi yang memiliki kompetensi mengelola informasi agar informasi yang tepat dapat
sampai pada orang yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dengan format dan cara yang
tepat, serta di tempat yang tepat pula. Artinya saat ini pustakawan merupakan pemain
kunci yang memiliki kekuatan dan pengaruh untuk mengelola pengetahuan masyarakat
khususnya pemustaka sasaran.Akan tetapi diperlukan strategi tersendiri yang mampu
menampilkan kemampuan pustakawan untuk memasarkan kompetensi dirinya serta
fasilitas perpustakaannya yaitu melalui strategi pemasaran jasa perpustakaan.yang akan
membuat perbedaan.
Selain itu gelombang informasi yang begitu besar mengakibatkan semakin bervariasinya
informasi yang juga berdampak pada beragamnya kebutuhan, keinginan, dan peminatan,
serta permintaan pemustaka akan informasi serta cara memperolehnya. Dapat dikatakan
bahwa era global menyebabkan pustakawan menghadapi beberapa tantangan yaitu;
5
c. meningkatnya kesulitan mengidentifikasi pemustaka, keingingan mereka dan melayani
mereka.
2.3.1 intangibility, jasa tidak dapat dilihat, dicium, didengar, atau disentuh. Orang tidak
dapat menilai kualitas jasa sebelum mengkonsumsinya sendiri. Orang akan
menyimpulkan kualitas jasa dari tempat, orang, peralatan, bahan-bahan,
komunikasi, symbol dan harga jasa tersebut,
6
2.3.2 inseparability, jika barang diproduksi kemudian dijual, maka jasa dijual dulu baru
kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersama-sama.
2.3.3 variability, sifat jasa sangat variable artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan
jenis, tergantung siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan.
2.3.4 perishability, jasa merupakan komoditas yang tidak dapat disimpan, dan tidak tahan
lama (Tjiptono, 2008:136-137).
Adapun produk yang dapat dipasarkan oleh perpustakaan adalah barang dan jasa,
organisasi, orang, tempat, dan isu-isu sosial.
Produk berupa barang yang dapat dipasarkan oleh perpustakaan dapat berupa; paket-
paket informasi terseleksi baik untuk bisnis, pendidikan, penelitian dan lain-lain, yang
dikemas dalam media cetak atau CD. Sementara itu, produk berupa jasa yang dapat
ditawarkan oleh perpustakaan dapat berupa; jasa peminjaman, jasa silang layan, jasa
penyediaan fasilitas pencarian secara online termasuk e-books, e-journal, jasa
manajemen data, jasa story telling, dan jasa konsultasi informasi, serta jasa pelatihan
literasi informasi.
b. Organisasi/Lembaga
Perpustakaan dapat dipasarkan sebagai sebuah organisasi/lembaga. Banyak contoh
keberhasilan pemasaran sebuah organisasi/lembaga seperti: Garuda Indonesia Airways,
Museum Gajah, Perpustakaan Nasional RI, Partai Demokrat dan lain-lain. Corporate
image dan corporate identity sebuah organisasi /lembaga dibangun atas dasar pemikiran
pemasaran yaitu bahwa apapun yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh
organisasi/lembaga tersebut akan berdampak pada persepsi tentang organisasi/lembaga
tersebut termasuk kinerja serta barang dan jasa yang dimilikinya (Elliot de Saez: 2007:9).
7
c. Orang
Banyak contoh dari keberhasilan strategi pemasaran melalui orang seperti Aburizal
Bakrie, Surya Paloh, untuk dunia partai politik Indonesia, Ayu Ting Ting, Agnes Monica,
Olga, Raffi Ahmad, Sule dari dunia hiburan Indonesia, Blasius Sudarsono, Putu Laxman
Pendit, Sulistyo Basuki dari dunia kepustakawan Indonesia dan lain-lain. Perpustakaan
Nasional RI menggunakan Tantowi Yahya, kemudian Andy F, Noya sebagai Duta
Baca.Selain itu beberapa artis seperti Mat Solar (Bajuri), Diah Pitaloka (Oneng), Kiwil juga
digunakan Perpustakaan Nasional RI untuk memasarkan program minat baca. Para
pengambil kebijakan, pemustaka, dan staf sebuah perpustakaan dapat menjadi bagian
dari kegiatan pemasaran lembaganya dengan cara berbagi informasi melalui media baik
cetak maupun elektronik.
d. Tempat
Negara, provinsi, kota, kabupaten kota, gedung, ruang, merupakan bagian yang dapat
dipasarkan. Perpustakaan Umum di Pekan Baru dan di Malang dikenal sebagai gedung
perpustakaan umum terbaik di Indonesia, sehingga banyak orang ingin melihatnya. Meski
pada awalnya ingin melihat gedung sebagai obyek wisata, tetapi dapat sekaligus
dimanfaatkan untuk memasarkan produk-produk perpustakaan yang disediakan.
Perpustakaan Nasional RI dan perpustakaan lain di Indonesia juga telah banyak
memanfaatkan peluang yang ada untuk menarik pemustaka aktual dan potensial
berkunjung ke Perpustakaan.
e. Isu-Isu Sosial
Kampanye anti rokok, anti narkoba “say no to drugs”, HIV Aids. KDRT (Kekerasan dalam
Rumah Tangga), Traficcking (Penjualan manusia), Hemat Enerji dan lain-lain merupakan
8
contoh-contoh dari pemasaran isu sosial yang dilakukan. Perpustakaan juga memiliki isu
sosial yang dapat dipasarkan seperti “Membaca adalah jendela dunia”, “Membaca, cara
pintar untuk pintar” dan lain-lain. Melalui simbol – simbol inovatif dan kreatif yang dibangun
oleh perpustakaan akan menarik masyarakat untuk lebih mendalami fungsi dan peran
perpustakaan saat ini. Di era teknologi pustakawan memegang peran penting dalam
mengawal dan mempertemukan seseorang dengan informasi yang dibutuhkannya. Oleh
karenanya mengangkat isu-isu sosial yang menggambarkan kepedulian dan kompetensi
pustakawan merupakan strategi pemasaran yang dapat digunakan.
Pemasaran digunakan oleh perpustakaan sebagai salah satu upaya pencitraan diri untuk
membangun kepercayaan pengguna dan pemangku kepentingan terhadap keberadaan
perpustakaan. Dengan demikian, semua produk perpustakaan yang dipasarkan akan
dinilai oleh pengguna – kebermaknaan dan kebermanfaatannya – dalam memenuhi
kebutuhan informasi, memperkaya informasi dan memberi nilai tambah kepada pengguna
9
10
BAB III
KONSEP INTI, MANAJEMEN DAN PROSES
PEMASARAN PERPUSTAKAAN
b. Keinginan adalah hasrat akan pemuas kebutuhan tertentu. Orang dari suku Sunda
membutuhkan makanan dan menginginkan nasi timbel dan lalab. Sedang orangdari
suku Jawa lebih menginginkan nasi gudeg untuk memenuhi hasrat kebutuhan
makanannya. Jika kebutuhan tidak dapat diciptakan, tidak demikian dengan keinginan.
Keinginan manusia dapat dibentuk, dan pemasar dapat mengambil peran dalam
membangun, membentuk hasrat untuk memenuhi kebutuhan. Seseorang yang
membutuhkan informasi dapat diarahkan untuk mencarinya di sebuah perpustakaan
dengan dipandu oleh pustakawan, seseorang yang memerlukan informasi dapat
memperolehnya dengan nilai akurasi yang tinggi atau relevan dengan kebutuhan
informasi yang diperlukan. sebagai keinginan memenuhi kebutuhan informasinya dan
bukan di tempat fotokopi.
c. Permintaan adalah keinginan akan produk tertentu yang didukung oleh kemampuan
dan kesediaan untuk membelinya. Keinginan akan menjadi permintaan apabila
didukung daya beli. Bagi sebuah lembaga penting untuk mengetahui berapa banyak
orang yang menginginkan produk mereka, tetapi lebih penting untuk mengetahui
berapa banyak orang yang bersedia dan mampu membelinya. Demikian juga dengan
perpustakaan yang perlu mengidentifikasi kebutuhan layanan informasi/layanan
perpustakaan yang dapat dijangkau diperlukan oleh pemustaka sasaran.
d. Produk dapat berupa barang, jasa dan gagasan. Orang memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka dengan produk. Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan
11
untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Misalnya perpustakaan
menyediakan barang berupa paket informasi, juga jasa berupa pencarian informasi,
serta gagasan yaitu menghemat waktu karena pemustaka tidak perlu mencari sendiri.
e. Nilai, Biaya, Dan Kepuasan. Seseorang memilih sebuah produk untuk memenuhi
kebutuhannya di antara banyak produk yang ditawarkan, dengan mempertimbangkan
tiga hal yaitu nilai, biaya, dan kepuasaan. Seseorang yang memesan paket informasi
akan mempertimbangkan nilai dari informasi yang akan dia peroleh. Jika paket
informasi tersebut diperlukan untuk menyelesaikan skripsi/tesis/disertasi atau
memenangkan sebuah proyek, maka dia tidak akan mempermasalahkan biayanya,
karena dia akan mendapat kepuasan yang memadai yaitu gelar atau pekerjaan seperti
yang diinginkannya.
Ada lima kondisi yang harus terpenuhi agar pertukaran dapat terjadi yaitu,
(a) sedikitnya ada dua belah pihak, (b) masing-masing pihak memiliki sesuatu
yang mungkin berharga bagi orang lain, (c) masing-masing pihak mampu
berkomunikasi dan melakukan penyerahan, (d) masing-masing pihak bebas
menerima atau menolak tawaran pertukaran, (e) masing-masing pihak yakin
bahwa berunding dengan pihak lain adalah layak dan bermanfaat (Kotler,
1997:10).
Beranalogi pada kondisi yang harus ada supaya terjadi pertukaran, maka
perpustakaan memerlukan kehadiran masyarakat yang memerlukan informasi.
Perpustakaan mampu menyediakan informasi yang sesuai kebutuhan pemustaka
atau masyarakat yang memerlukan informasi.
12
Transaksi adalah perdagangan nilai-nilai antara dua pihak atau lebih. Agar
pertukaran berhasil, maka pemasar menganalisis apa yang diharapkan untuk
diperoleh dan diberikan oleh masing-masing pihak dari suatu transaksi.
h. Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan
tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran
untuk memuaskan kebutuhan dan keinnginan tersebut. Pasar bagi perpustakaan
adalah pemustaka aktual dan pemustaka potensial.
13
2) mencapai tujuan seluruh individu yang terlibat di lembaga tersebut baik staf di
setiap level maupun pasar sasaran,
3) tujuan-tujuan tersebut harus dicapai secara bersamaan.
Dalam melaksanakan kegiatan pemasaran ada lima konsep yang dapat dipilih yaitu:
1) Konsep produksi: merupakan pandangan bahwa konsumen akan menyukai produk
yang tersedia di banyak tempat dan murah. Kemudahan mendapatkan produk dan
harga yang rendahberlaku untuk situasi permintaan melebihi penawaran, dimana
konsumen tidak terlalu tertarik pada mutu produk. Kemudian situasi dimana biaya
produksi yang tinggi dan harus diturunkan untuk memperluas pasar.
2) Konsep produk: pandangan bahwa konsumen akan menyukai produk yang
menawarkan mutu, kinerja, dan pelengkap inovatif yang terbaik. Hal ini sering
menyebabkan kegagalan penjualan karena harga produk yang tinggi dibanding
pesaing.
3) Konsep Penjualan: pandangan bahwa jika konsumen diabaikan maka mereka tidak
akan melakukan pembelian. Sehingga lembaga perlu melakukan usaha promosi yang
agresif. Situasi ini terjadi pada penjualan produk yang tidak dicari. tujuan mereka
adalah menjual apa yang mereka hasilkan, dan bukan membuat apa yang pasar
inginkan.
4) Konsep Pemasaran: pandangan bahwa untuk meraih tujuan organisasi adalah
menjadi lebih efektif daripada pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran untuk
menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keininan pasar sasaran.
5) Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial: pandangan bahwa tugas lembaga adalah
menentukan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar sasaran dan memberikan
kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada pesaing dengan
mempertahankan dan meningkatkan kesejateraan mereka dan masyarakat.
14
3.3 Proses Pemasaran Perpustakaan
Proses pemasaran perpustakaan meliputi; analisis peluang pasar perpustakaan,
pengembangan strategi pemasaran perpustakaan, perencanaan program pemasaran
perpustakaan, dan pengelolaan usaha pemasaran perpustakaan.
Selain itu perpustakaan dan pemustaka perlu mengidentifikasi lembaga informasi lain
yang menyediakan produk yang sama serta mengetahui sejauh mana lembaga
tersebut dapat memenuhi kebutuhan informasi para pemustaka sasaran. Mengenali
pemustaka sasaran, dan berinteraksi dengan mereka merupakan hal penting untuk
menentukan spirit perpustakaan dan pustakawan dalam melihat peluang dan
tantangan serta merencanakan penyediaan dan penawaran produk perpustakaan
yang sesuai dengan kekuatan yang dimiliki pada mereka.
15
disediakan dan ditawarkan harus mempertimbangkan seluruh komponen tersebut di
atas baik dari sisi pandang lembaga sebagai penyedia produk maupun sisi pandang
pemustakasasaran sebagai pemakai produk.
16
BAB IV
BAURAN PEMASARAN PERPUSTAKAAN
Selain itu bauran pemasaran juga merupakan bagian penting dari sebuah strategi
pemasaran yang mencakup seluruh aspek produk seperti, sesuai kebutuhan pemustaka?
kemudahan akses? menarik tidaknya? terjangkau harganya? Bauran pemasaran juga
membantu memposisikan produk perpustakaan dalam persepsi pemustaka sasaran,
sehingga perpustakaan dan pemustaka dapat menyediakan/menawarkan beragam produk
atas dasar beragam kelompok pemustaka sasaran.
17
harus convenience; dan promotion menjadi communication yang berarti dua arah atau
timbal balik.
Sebagai contoh sebuah perpustakaan umum yang memiliki fungsi untuk memberikan
layanan informasi kepada berbagai segmen atau kelompok pemustaka seperti anak-anak,
ibu rumah tangga, ibu pekerja, pensiunan, pelajar, mahasiswa dan lain-lain. Masing-
masing segmen membutuhkan infomasi yang berbeda seperti artikel ilmiah, cerita anak,
informasi masakan, informasi sekolah, informasi pekerjaan dan lain-lain.
Selain itu mereka mencari kebutuhan informasi dengan cara yang berbeda pula seperti
mencari di rak kolekasi, atau bertanya pada pustakawan, atau mencari di database yang
dilanggan perpustakaan, atau konsultasi melalui telepon atau internet/media sosial dan
lain-lain. Selanjutnya mereka juga memilih media informasi yang mereka inginkan bisa
tercetak atau elektronik. Oleh karenanya bauran pemasaran yang meliputi;
product/customer value, price/user cost, place /user convenience, promotion/user
communication untuk setiap segmen/kelompok pemustaka dirancang berbeda agar sesuai
dengan keinginan pemustaka sasaran.
18
tidak menggunakan perpustakaan? perubahan apa yang harus dilakukan agar dapat
menyediakan layanan informasi yang lebih efektif? dan lain-lain.
19
Sebagai contoh sebuah perpustakaan perguruan tinggi, dapat menawarkan beragam
layanan peminjaman, silang layan, fasilitas akses dan lain-lain yang berbeda untuk
segmen/kelompok mahasiswa S1, segmen/kelompok mahasiswa pascasarjana S2 dan S3
dan kelompok dosen.
Setiap segmen/kelompok mencari keluasan dan kedalaman informasi yang berbeda, juga
memanfaatkan untuk tujuan yang berbeda. Produk-produk perpustakaan seperti layanan
informasi dapat secara kreatif dibuat untuk menjawab berbagai kebutuhan layanan
perpustakaan/layanan informasi dari beragam segmen/kelompok pemustaka.
Perpustakaan umum dapat menawarkan layanan penelusuran informasi untuk
segmen/kelompok pelaku bisnis, atau acara-acara khusus (special event) seperti diskusi
tentang mendidik anak untuk segmen/kelompok ibu dan anak, nonton barenguntuk
segmen/kelompok pencinta film, pagelaran mini untuk segmen/kelompok pencinta musik
dan lain-lain.
Menurut Jain (1999:110-112), ada empat alasan penting mengapa produk perpustakaan
harus direncanakan yaitu:
3. Perubahan pada produk kompetitor. Peningkatan kuantitas dan kualitas produk yang
disediakan/ditawarkan oleh kompetitor akan membuat produk kita menjadi kurang
dimata pemustaka sasaran kita,
20
4. Perubahan teknologi. Perubahan teknologi informasi dan komunikasi membuat
dampak signifikan pada kegiatan perpustakaan. Melalui sarana teknologi kecepatan
akses relatif tidak memerlukan waktu yang lama, informasi yang diperlukan dapat
dihimpun melalui beragam sumber dengan materi informasi yang mutakhir/terkini
Informasi yang dikemas dalam media elektronik dapat diakses lebih cepat, lebih
mudah karena dapat darimana saja, serta dengan isi yang lebih mutakhir. Oleh
karenanya perlu dipertimbangkan untuk menyediakan produk layanan perpustakaan
dan informasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi.
b. Price/User Cost
Harga merupakan elemen bauran pemasaran yang paling sulit dipertimbangkan dan
diterapkan di perpustakaan sehingga harga seringkali tidak digunakan sebagai elemen
dalam bauran pemasaran sebuah perpustakaan. Namun perlu diingat untuk dapat
memenuhi kebutuhan informasi pemustaka sasaran dibutuhkan pendanaan yang tidak
sedikit. Kelengkapan koleksi baik dalam bentuk tercetak maupun elektronik seperti e-
books, e-journal dan harus selalu dijaga kemutakhirannya, serta segala fasilitas untuk
kemudahan dan kenyamanan pemustaka sasaran merupakan produk yang
disediakan/ditawarkan perpustakan sebagai lembaga informasi.
Semua itu membutuhkan pembiayaan yang besar. Namun demikian, selama lembaga
payung yang bertanggung jawab pada perpustakaan dan segala kegiatannya
memahami serta bersedia dan mampu menanggulangi seluruh biaya maka seluruh
layanan perpustakaan dan informasi dapat diberikan secara cuma-cuma. Sebenarnya
biaya dapat dikenakan pada layanan-layanan tertentu seperti fotokopi, paket informasi
terseleksi, dan layanan antar. Selain itu untuk menjadi anggota perpustakaan dapat
juga dikenakan biaya.
Perpustakaan komunitas yang saat ini banyak terdapat di kota-kota besar di Indonesia
seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta menentukan sejumlah biaya untuk menjadi
anggota dan untuk memanfaatkan koleksi serta fasilitas yang disediakan/ditawarkan.
Sejauh ini tidak ada keberatan dari anggota untuk membayar biaya yang ditentukan
karena perpustakaan tersebut menyediakan kebutuhan informasinya. Tentu saja
harga atau biaya yang dikenakan dapat berdasar pada tipe produk dan
segmen/kelompok pemustaka sasaran dari produk tersebut.
21
Ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan untuk menentukan harga/biaya layanan
perpustakaan dan informasi yaitu,
4. Kompetisi. Perlu mencari tahu apakah ada lembaga informasi lain yang menyediakan
produk yang sama dan bergerak pada segmen/kelompok pemustaka yang sama
mengenakan harga/biaya dan berapa besarnya. Informasi ini menjadi pertimbangan
untuk menentukan harga/biaya produk perpustakaan,
c. Place/User Convenience
22
meliputi lokasi perpustakaan yang mudah dijangkau pemustaka serta kenyamanan
untuk memenuhi kebutuhan informasinya.
1. Jam buka. Setiap jenis perpustakaan dapat menerapkan jam buka perpustakaan
yang berbeda tergantung dari segmen/kelompok pemustaka yang dilayanainya.
Misalnya perpustakaan perguruan tinggi dapat menyediakan layanan
perpustakaan dan informasi hingga malam hari karena civitas akademika,
khususnya para mahasiswa memerlukannya.
d. Promotion/Promosi
Promosi dalam pemasaran dideskripsikan sebagai komunikasi pemasaran. Kegiatan
promosi perpustakaan dilakukan untuk membangun komunikasi yang efektif antara
perpustakaan dengan pemustakanya yang meliputi;
1. memahami secara menyeluruh produk perpustakaan yang ditawarkan, kemudian
mendiskusikandengan pustakawan atau staf perpustakaan yang bertanggung
jawab mengembangkan dan mendistribusikan,
23
2. berbicara pada pemustaka, dan mencari tahu mengapa mereka menggunakan
perpustakaan anda,
3. berbicara pada mereka yang memilih menggunakan perpustakaan lain dan mencari
tahu mengapa mereka tidak menggunakan perpustakaan anda,
4. mengetahui dan memahami sikap negatif pada produk perpustakaan, kemudian
tunjukkan nilai tambah atau keuntungan memanfaatkan produk perpustakaan anda.
Namun demikian ada empat teknik promosi yang dianggap paling sesuai untuk kegiatan
pemasaran perpustakaan yaitu,
24
BAB V
SEGMENTASI PASAR PERPUSTAKAAN
25
5.2 Metode Segmentasi
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk membagi pasar ke dalam segmen-
segmen. Menurut Kotler & Keller (2009:301-325), Elliot (2007:118-132) ada beberapa
teknik segmentasi, yaitu:
26
Kemudian Abraham Maslow dengan teori kebutuhan dasar manusia yang dibagi menjadi
lima jenis sangat membantu pustakawan untuk dapat memberikan layanan perpustakaan
dan informasi pada pemustaka. Adapaun lima kebutuhan dasar manusia adalah:
d. Kebutuhan dihargai – merasa dihargai oleh orang lain merupakan salah satu
kebutuhan manusia untuk membangun konsep diri yang positif. Mempunyai
pengetahuan yang luas merupakan salah satu kekuatan yang membuat
seseorang dihargai orang lain. Perpustakaan dan pustakawan dapat memenuhi
kebutuhan tersebut dengan menyediakan, memberikan layanan informasi yang
sesuai kebutuhnnya
27
d. Segmentasi Perilaku – pembagian pasar menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan penggunaan, keinginan untuk berinovasi, atau keuntungan yang
diterima pasar.
e. Menciptakan Perbedaan
Esensi pemasarandi perpustakaan adalah untuk menginformasikan pada
pemustaka dan merubah mereka mulai dari menyadari adanya produk
perpustakaan hingga menggunakannya.
Barrett (1995 dalam Elliot, 2007:129) menjelaskan bahwa ada tiga pertanyaan yang harus
diajukan untuk berkomunikasi dengan pasar yang terpilih atau pasar sasaran, yaitu;
a. Apa yang kita ingin mereka tahu?
b. Apa yang kita ingin mereka rasakan?
c. Apa yang kita ingin mereka lakukan?
Jawaban atas pertanyan-pertanyaan di atas dapat menjadi dasar untuk membuat program
pemasaran yang jelas dan fokus pada tujuan yang ingin dicapai. Setiap kelompok
pemustaka memiliki kebutuhan, keinginan, dan permintaan yang berbeda oleh karenanya
perpustakaan dan pustakawan harus memiliki beragam layanan perpustakaan dan
informasi untuk dapat memberikan kepuasan pada pemustaka. Namun tidak berarti setiap
perpustakaan harus memiliki semua informasi dan fasilitas. Perpustakaan boleh
menentukan segmen pemustakanya/pemustaka sasarannya yang sesuai dengan
kekuatannya. Selain itu perpustakaan dan pustakawan harus selalu memberikan nilai
tambah pada produk dan keuntungan-keuntungan menggunakan produk tersebut.
Sehingga selalu ada produk yang berbeda yang ditawarkan. Misalnya, bertambahnya
koleksi e-books, e-journal yang dapat diakses di ruang multi media yang nyaman,
tersedianya koleksi novel best seller yang dicetak dengan huruf besar untuk para manula,
dan lain-lain. Segmen pemustaka/pemustaka sasaran harus terus bertambah/meluas
seiring berkembangnya perpustakaan, karena prinsipnya perpustakaan harus dapat
dimanfaatkan oleh semua orang.
28
BAB VI
RISET PEMASARAN PERPUSTAKAAN
Riset pemasaran perlu dilakukan oleh perpustakaan agar dalam pengambilan keputusan
operasional perpustakaan berdasar pada data yang akurat dan aktual. Hasil riset
pemasaran dapat digunakan untuk memprediksi, merencanakan dan
mengimplementasikan program dengan lebih efektif. Riset tentang pemustaka potensial
dan pemustaka aktual, kemudian evaluasi tentang produk layanan perpustakaan dan
informasi diperlukan untuk mengembangkan perpustakaan dan produk selanjutnya. Riset
pemasaran pada perpustakaan juga meningkatkan motivasi para pustakawan dan seluruh
staf perpustakaan untuk bekerja lebih baik dan lebih baik lagi karena mereka bersama
manajemen ada dalam proses meningkatkan kinerja.
a. Langkah ke-1: Mendefinisikan masalah dan tujuan –masalah tidak terlalu luas atau
terlalu sempit, sedangkan tujuan harus jelas dan rasional.
b. Langkah ke-2: Menyusun rencana riset – mengidentifikasi sumber data dan
mengumpulkan data sekunder, data primer, atau keduanya. Menentukan populasi dan
sampel, siapa yang harus disurvei? dan berapa banyak?
29
c. Langkah ke-3: Mengumpulkan data/informasi
30
BAB VII
KOMUNIKASI PEMASARAN PERPUSTAKAAN
31
c. Pesan, adalah apa-apa yang disampaikan penyampai pesan kepada penerima
pesan.Pesan dapat berbentu verbal atau non verbal. Pesan yang disampaikan
harusmenggunakan tanda-tanda yang dikenali/dimengerti oleh penerima pesan.Pesan
disampaikan melalui media yan ditentukan.
Menurut Kotler (1998:207), beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan adalah:
a. perhatian selektif /selective attention. Setiap hari ada ribuan promosi produk melalui
berbagai media tetapi hanya sedikit saja yang diperhatikan secara sadar, dan hanya
beberapa saja yang memancing reaksi. Oleh karenanya pesan harus dirancang
semenarik mungkin agar mendapat respon yang sesuai keinginan,
32
pesan akan melewati memori jangka pendek ke memori jangka panjang, karena hal
tersebut tergantung pada jumlah dan jenis pengulangan pesan yang dilakukan
komunikate. Pengulangan pesan merupakan proses yang dilakukan komunikate untuk
memperjelas arti pesan hingga diputuskan untuk diterima dan diingat. Dengan
demikian pesan komunikasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat secara
efektif memberi arti bagi komunikate sehingga dapat diterima dan diingat.
Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasi dapat dibagi dua yaitu,
a. Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi
Media komunikasi dapat berupa media cetak seperti brosur, leaflet, majalah dan lain-
lain, media elektronik seperti tv, radio dan lain-lain, juga media baru dengan adanya
internet, seperti email, media sosial dan lain-lain. Media yang akan digunakan untuk
kegiatan pemasaran harus dipilih yang sesuai dengan tujuan pemasaran, mengingat
setiap media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Selain itu media yang
dipilih juga harus sesuai dengan karakteristik pencarian infromasi para komunikate
sasaran. Contohnya sebuah perpustakaan tidak menggunakan media sosial X untuk
memasarkan produknya jika pemustaka sasarannya bukan pengguna media sosial X
b. orang-orang yang terlibat dalam proses komunikasi. Setiap lembaga atau individu
dapat berkomunikasi dengan beragam komunikate dengan cara yang berbeda, pesan
yang berbeda, dan media yang berbeda pula.
33
7.4 Langkah-Langkah Mengembangkan Komunikasi yang Efektif
a. Mengidentifikasi komunikate sasaran
Komunikate sasaran atau jika di perpustakaan adalah pemustaka sasaran harus
diidentifikasi. Mereka bisa individu, kelompok, komunitas tertentu, dan lain-lain.
Komunikator atau jika diperpustakaan adalah pustakawan harus mengetahui dengan
jelas siapa komunikate sasaran atau pemustaka sasarannya. Karena komunikate
sasaran atau pemustaka sasaran akan mempengaruhi keputusan komunikator atau
putakawan dalam menentukan apa yang akan dikatakannya, kapan mengatakannya,
dimana mengatakannya, dan bagaimana mengatakannya.
34
harus disusun sesuai tujuan kepada kelompok pemustaka yang mana pesan akan
disampaikan,
4) sumber pesan. Siapa yang menyampaikan pesan harus ditentukan secara selektif.
Karena seringkali siapa yang menyampaikan lebih penting daripada apa yang
disampaikan. Penyampai pesan harus memiliki kredibilitas yaitu, keahlian,
kelayakan untuk dipercaya, serta daya tarik/kemampuan untuk disukai.
35
kekuatan ucapan dan perkataan yang berasl dari saluran pakar dan saluran sosial
memiliki pengaruh kuat dalam perilaku pemilihan/pembelian sebuah produk. Adapun
saluran komunikasi nonpersonal merupakan komunikasi yang menggunakan media,
atmosfer, atau kegiatan/acara. Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dapat berupa media cetak atau media noncetak. Kemudian penyampaian pesan dapat
juga dilakukan dengan cara membangun atmosfer/lingkungan/suasana yang dikemas
sedemikian rupa untuk menimbukan efek tertentu. Misalnya perpustakaan anak yang
ruang bacanya dilengkapi dengan karpet lebar berwarna cerah serta dilengkapi
dengan bantal-bantal warna-warni untuk mengkomunikasikan keriangan, kesenangan
dan santai. Selain melalui media baik cetak dan non cetak serta kegiatan,
penyampaian pesan dapat juga menggunakan kegiatan/acara yang dirancang khusus
untuk mencapai efek komunikasi tertentu. Misalnya acara bedah buku, lomba
bercerita dan lain-lain yang diadakan perpustakaan untuk mengenalkan perpustakaan
dan segala produknya serta membangun budaya baca dan ketrampilan literasi
informasi di kalangan pemustaka sasaran
Lembaga harus menentukan besaran dana yang akan digunakan untuk memasarkan
lembaga beserta seluruh produknya.
Lembaga harus menentukan alat promosi mana yang akan digunakan. Apakah akan
menggunakan periklanan, atau promosi penjualan, atau hubungan masyarakat, atau
penjualan secara pribadi, atau penjualan langsung? Perlu diingat bahwa setiap alat
promosi mempunyai karakteristik masing-masing dan biaya yang berbeda-beda.
Lembaga dapat menggunakan lebih dari satu alat promosi. Sebagai contoh sebuah
perpustakaan dapat menggunakan iklan televisi, brosur, pameran, seminar, jurnal dan
lain-lain untuk memasarkan produk-produknya
36
h. mengelola proses komunikasi pemasaran terpadu
Penggunaan lebih dari satu alat promosi merupakan cara memaksimalkan dampak
komunikasi untuk menjangkau komunikate yang beragam. Berkembangnya teknologi
informasi dan komunikasi menumbuhkan banyak alat komunikasi modern atau media
baru yang dapat digunakan untuk menjangkau komunikate sasaran yang semakin
modern pula.
a. Iklan adalah setiap bentuk presentasi nonpribadi dan berupa promosi gagasan,
barang, jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Untuk mengembangkan
program iklan perlu mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Kemudian
menentukan lima M yaitu;
1) Mission/Misi-tujuan iklan. Tujuan iklan merupakan tugas komunikasi tertentu dan
tingkat pencapaiannya harus diperoleh pada komunikate tertentu dalam waktu
tertentu. Tujuan iklan dibagi dalam beberapa tahap yaitu,
- tahap menginformasikan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan
tentang sebuah produk,
- tahap membujuk untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan,
pembelian suatu produk,
- tahap mengingatkan untuk merangsang pembelian kembali suatu produk,
- tahap memperkuat meyakinkan klien bahwa mereka telah memilih produk yang
tepat.
2) Money/Dana-berapa banyak uang yang dapat dibelanjakan,
3) Message/Pesan- pesan apa yang harus disampaikan. Pesan yang disampaikan
selain harus kreatif juga harus bertanggung jawab secara sosial, (d) Media/media-
media apa yang seharusnya digunakan. Untuk menentukan media yang paling
efektif yangakan digunakan untuk mengiklankan sebuah produk perlu
memperhatikan beberapa hal yaitu,
- jangkauan paparan, berapa banyak orang yang akan atau harus terpapar
pesan iklan dalam kurun waktu tertentu,
- frekuensi, jumlah waktu dalam kurun waktu tertentu orang akan atau harus
terpapar pesan iklan,
37
- dampak, nilai kualitatif paparan pesan iklan,
- kemampuan masing-masing jenis media untuk menghasilkan jangkauan,
frekuensi, dan dampak,
b. Promosi penjualan adalah berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong
orang mencoba atau membeli produk yang ditawarkan. Promosi penjualan digunakan
untuk mencapai tujuan jangka pendek dengan menggunakan alat seperti, kupon,
kontes, hadiah, cindera mata, garansi, pengujian gratis, dan lain-lain. Ada tiga manfaat
promosi penjualan yaitu,
1) komunikasi - promosi penjualan membangun perhatian dan mengarahkan
konsumen pada produk yang ditawarkan,
2) insentif -promosi penjualan menggabungkan dorongan atau kontribusi yang
member nilai bagi klien,
3) Ajakan-promosi penjualan merupakan ajakan untuk terlibat dalam transakasi saat
itu juga
Adapun tujuan dari promosi penjualan berbeda-beda untuk setiap bentuk promosi.
Sebagai contoh sampel gratis digunakan untuk membangun kesadaran akan produk
baru dan merangsang klien untuk mencoba, sedangkan jasa konsultasi manajemen
untuk mempererat hubungan jangka panjang para pengecer.
38
perpustakaan 3.0, kegiatan media dan literasi informasi di sekolah-sekolah dan lain-
lain. Ada beberapa keuntungan menggunakan alat acara khusus dan pengalaman
yaitu,
1) Relevan - klienakan memperoleh pengalaman melalui keterterlibatan secara
personal dalam kegiatan yang betul-betul relevan dengan merek yang ditawarkan,
2) Terlibat - klien dapat menemukan acara khusus dan pengalaman dengan lebih aktif
terlibat langsung,
3) Implicit - acara khusus secara tidak langsung merupakan soft sell.
Menurut Kotler dan Keller (2007:274), tujuan dari acara khusus adalah untuk,
d. Hubungan Masyarakat
Hubungan masyarakat – merancang berbagai program untuk mempromosikan dan
mempertahankan serta melindungi citra lembaga dan produk. Melalui alat promosi
hubungan masyarakat, suatu lembaga dapat berhubungan dengan semua publiknya
atau pihak-pihak yang berpengaruh terhadap kemampuan lembaga mencapai
tujuannya saat ini dan masa mendatang. Hubungan masyarakat mempunyai beberapa
sifat khusus yaitu,
1) kredibilitas tinggi – dianggap lebih otentik dan lebih dipercaya,
2) mampu menangkap klien yang lebih suka menghindari iklan dan wiraniaga,
3) dramatisasi – mampu mendramatisasi suatu lembaga atau produk.
39
2) pemberitaan produk – mensponsori upaya untuk memberitakan produk-produk
tertentu,
3) komunikasi korporat – meningkatkan pemahaman tentang lembaga dan
produknya,
4) lobi – melaksanakan negosiasi dengan berbagai lembaga /penyusun undang-
undang atau aturan, juga pejabatpemerintah untuk mendukung atau menolak,
5) pemberian saran – memberi informasi dan saran pada pihak manajemen tentang
masalah publik dan posisi serta citra lembaga pada masa-masa baik dan masa-
masa krisis.
Jadi MPR dapat membangun kesadaran melalui berita di media massa. Untukmenarik
perhatian orang pada suatu barang, jasa, ide/gagasan, orang, atau lembaga. MPR
juga dapat membangun kredibilitas melaui pesan dalam konteks editorial. MPR dapat
meningkatkan antusiasme para karyawan dengan informasi-informasi menarik tentang
produk-produk baru sebelum diluncurkan.MPR menurunkan biaya promosi karena
relatif lebih rendah biayanya dari pada iklan media dan surat langsung.MPR lebih
banyak menggunakan teknik pemasaran tanggapan langsung untuk menjangkau klien
satu persatu.
40
1) dapat disesuaikan dengan klien sasaran – pesan dapat disiapkan sedemikian rupa
sehingga menarik klien yang dituju,
2) mutakhir – pesan dapat disiapkan cepat sehingga selalu dapat memasukkan
informasi-informasi aktual,
3) interaktif – pesan dapat segera diubah sesuai dengan umpan balik yang diperoleh
dari klien pada saat itu.
Pemasaran langsung merupakan alat promosi yang tumbuh cepat dewasa ini karena
beberapa faktor seperti, mahalnya biaya trasportasi, kemacetan lalu lintas, kesulitan
mencari tempat parkir, antrian panjang di kasir yang memakan banyak waktu, mahalnya
waktu dan lain-lain membuat banyak orang menyukai belanja dari rumah, atau belanja
online. Belanja dari rumah dirasakan lebih bebas, lebih nyaman, dan menyenangkan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi lebih mempermudah, mempercepat
pemasaran langsung dilaksanakan. Sebagai contoh perpustakaan dapat memasarkan
produknya melalui website. Selain itu perpustakaan dapat mengembangkan layanan
perpustakaan dan informasi melalui online dimana pemustaka dapat memperoleh
kebutuhan informasinya tanpa harus hadir secara fisik ke perpustakaan dan lain-lain.
1) interaksi pribadi- adanya interaksi antara dua orang atau lebih secara langsung
dimana masing-masing pihak dapat saling mengamati dan memberikan respon atas
reaksi pihak lain,
2) perkembangan hubungan – memungkinkan berkembangnya segala betuk
hubungan baik bisnis maupun pribadi,
3) tanggapan – klien merasa wajib mendengarkan pembicaraan tentang produk yang
ditawarkan
Seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa alat komunikasi pemasaran atau alat
promosi yang dianggap paling sesuai untuk memasarkan perpustakaan dan produknya
adalah; iklan, hubungan masyarakat, pemasaran langsung, dan acara khusus. Apapun
41
pilihan alat promosi yang akan digunakan, penting untuk menerapkan langkah-langkah
pengembangan program komunikasi pemasaran sebagai berikut;
a. menetapkan tujuan yang akan dicapai - pada tingkat kognitif, afektif, atau perilaku. -
tujuan harus realistis dengan situasi dan kondisi lembaga, tujuan harus spesifik dan
terukur, tujuan harus mempunyai skala prioritas.
b. menentukan klien sasaran/pemustaka sasaran.
- ada dua tipe pemustaka sasaran yaitu, perorangan dan lembaga/organisasi,
- identifikasi pemustaka sasaran – siapa mereka.
c. menentukan pesan apa yang akan disampaikan kepada pemustaka sasaran
d. menentukan alat promosi yang akan digunakan untuk menjangkau pemustaka
sasaranpada waktu dan tempat yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik
Pemustaka sasaran. Apakah Iklan, Hubungan Masyarakat, Pemasaran Langsung,
Acara Khusus, atau kombinasi?
e. Menentukan waktu evaluasi, apa? kapan? dan bagaimana?
• evaluasi harus jelas dan fokus pada tujuan
• komponen utama yang harus dievaluasi adalah media dan pesan
• evaluasi dilakukan dalam dua tahap sebelum dan sesudah progam
komunikasi pemasaran dilaksanakan. Evaluasi ebelum pelaksanaan, untuk
meninjau kembali dan mengembangkan tujuan, sedangkan evaluasi sesudah
pelaksanaan untuk melihat hasil.
42
Berikut ini contoh-contohkegiatan promosi
HUBUNGAN PEMASARAN
IKLAN ACARA KHUSUS
MASYARAKAT LANGSUNG
Peralatan untuk
Buklet e-mail Kegiatan Amal
Pers
Hubungan dengan
Poster Telemarketing Menjadi Sponsor
Pemerintah
Hubungan dengan Pemesanan Peluncuran
Liflet
Komunitas Online Produk
Hubungan dengan
Audiovisual Belanja Online Wisata
Media
Pemberitaan
Tentang Lembaga,
Simbol dan Logo Radio Interaktif Pameran
Produk, Kegiatan,
Orang
Penulisan Artikel
Videotape Televisi Interaktif Kegiatan Lomba
di Media
Menjadi sponsor
Tanda Pajangan Media Sosial
Kegiatan
Film Melobi
Direktori
Iklan Siaran
Iklan Di Situs
Lembaga
Iklan di Media
Sosial
43
44
BAB VIII
PERENCANAAN PROGRAM PEMASARAN PERPUSTAKAAN
DAN PENGEMBANGAN MINAT BACA
” information literate people, know how to learn because they know how
knowledge is organized, how to find information, and how to use information in
such a way that others can learn from them. They are prepared for life long
learning, because they can always find the information for any task or decision at
hand”.
Orang yang memiliki kemampuan literasi informasi memahami bagaimana belajar karena
mereka tahu bagaimana mengelola pengetahuan, dan mereka tahu bagaimanacara
mendapatkan informasi, serta menggunakan informasi tersebut sedemikian rupa sehingga
orang lain dapat belajar dari mereka. Selanjutnya orang yang memiliki kemampuan literasi
informasi siap menjadi pembelajar sepanjang hayat karena mereka selalu dapat
memperoleh informasi untuk menyelesaikan berbagai tugas dan keputusan yang ada.
45
Selanjutnya TheAmerican library Association mengemukakan bahwa: “information literacy
is a means of personal empowerment. It allows people to verify or refute expert opinion
and to become independent seekers of truth. Information literacy can be seen as a subset
of independent learning” Sedangkan the Australian School Library Association
menjelaskan bahwa, “information literacy as synonymous with knowing how to learn”.
Menjadi pembelajar sepanjang hayat merupakan kunci untuk dapat bertahan dan
menyesuaikan diri dengan perubahan dunia yang semakin cepat, terutama karena
kemudahan penyebaran dan penciptaan kembali informasi membuat dunia menghadapi
dahsyatnya gelombang limpahan informasi yang akhirnya membentuk masyarakat
informasi (information society) atau masyarakat pengetahuan (knowledge society).
Terpaan informasi yang beragam dan terus menerus melalui berbagai media
membutuhkan kecerdasan serta kemampuan berpikir kritis untuk dapat menyeleksi,
memilih dan menentukan informasi yang paling akurat dan relevan agar dapat
menyelesaikan segala permasalahan hidup dan kehidupan.
Seperti pendapat David Shenk yang dikutip oleh Sayers tentang permasalahan ledakan
informasi atau banjir informasi yang disebutnya sebagai “Data Smog”, teridentifikasi
sebagai berikut; (1) meningkatnya jumlah informasi yang harus kita asimilasi dan proses,
(2) meningkatnya kecepatan dan jumlah informasi yang datang pada kita, (3)
meningkatnya kebutuhan untuk mengambil keputusan sulit secara cepat, (4) adanya
perasaan cemas bahwa keputusan dibuat tanpa berdasar informasi yang ada (Sayer,
2006:73). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa “Data Smog” menyebabkan tingginya
volume kehadiran beragam informasi melalui pendengaran dan penglihatan kita setiap
hari, sehingga kesulitan untuk memutuskan informasi mana yang harus diperhatikan dan
dapat dipercaya.Oleh karenanya literasi informasi merupakan kemampuan yang harus
dimiliki seseorang pada era informasi, karena literasi informasi menjadikan seseorang
mampu secara cerdas, kritis, efektif, efisien, dan etis memilih, menentukan dan
menggunakan informasi. Selanjutnya kemampuan tersebut merupakan dasar bagi
terciptanya masyarakat pembelajar sepanjang hayat yang mandiri yaitu masyarakat yang
cerdas, kritis dan etis.
Kehadiran era informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ragam informasi
dan pengetahuan ini juga mengakibatkan berkembangnya pengelolaan informasi di
lembaga-lembaga penyedia informasi seperti perpustakaan, pusat informasi, pusat
dokumentasi dan lain-lain. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam
46
pengelolaan informasi telah menjadi hal yang wajib dilakukan dan mengakibatkan
pemanfaatan perpustakaan tidak lagi sederhana, karena perpustakaan memiliki informasi
yang beragam dan datang dari berbagai sumber baik cetak ataupun elektronik serta
sistem pengelolaan yang canggih. Ini berarti bahwa pemustaka/pengguna perpustakaan
harus lebih memahami tentang adanya beragam sumber informasi dan cara penggunaan
sistem informasi perpustakaan. Selanjutnya ledakan informasi atau banjir informasi
menuntut pemustaka/pengguna perpustakaan mampu mengidentifikasi kebutuhan
informasinya, mencari, menemukan, menggunakan hingga mengevaluasi perolehan
informasinya kemudian menyebarkannya secara kritis dan etis. Selanjutnya kemampuan
tersebut dinamakan literasi informasi (Sudarsono et.al, 2007:1-5).
47
- keuntungan seperti apa mereka yang mereka cari dari membaca dan/atau
memanfaatkan perpustakaan?
- apa persepsi mereka tentang membaca?
- apa persepsi mereka tentang pembelajaran?
c. Mengidentifikasi kebutuhan
Mengidentifikasi kebutuhan, keinginan pemustaka sasaran akan kegiatan program
pengembangan minat baca. Untuk menemukan apakah mereka betul-betul
memerlukan kegiatan tersebut. Mengidentifikasi apakah ada lembaga lain yang telah
melakukan hal yang sama dan seberapa besar kebutuhan, keinginan pemustaka
sasaran sudah terpenuhi.
48
g. Membuat masyarakat sasaran mengetahui, memahamiakan adanya produk-produk
yang ditawarkan melalui media promosi yang sesuai dengan karakteristik pemustaka
sasaran.
Kotler & Amstrong (2008:5) menjelaskan bahwa “ today marketing must be understood not
in the old sense of making a sale-telling and selling-but in the sense of satisfying customer
needs”. Oleh karenanya mengenali masyarakat sasaran dari kegiatan program
pengembangan minat baca menjadi hal yang amat penting. Mengenal pemustaka sasaran
membuat lembaga dapat:
a. menentukan apa yang akan kita jual pada pemustaka sasaran. Karena keberhasilan
sebuah lembaga adalah mempunyai apa yang akan dijual dan bukan menjual apa
yang dimiliki. Seperti apa yang dijelaskan oleh Coote (1994:10) “successful
organizations have what will sell, not sell wht they have”. Artinya produk yang akan
ditawarkan harus sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan permintaan pemustaka
sasaran. Lembaga dapat memilih pemustaka yang paling penting untuk lembaga,
b. mengidentifikasi peluang-peluang yang ada untuk menjangkau pemustaka sasaran,
c. merencanakan dan membuat program yang berbeda dengan kompetitor,
d. fokus pada masyarakat sasaran yang jelas,
e. secara cepat dapat mengenali dan merasakan perubahan pada pemustaka sasaran,
f. mendesain kegiatan dan media promosi untuk pemustaka sasaran yang jelas.
49
50
BAB IX
PENUTUP
Materi diklat tentang Pemasaran Jasa Perpustakaan, diharapkan dapat memberikan bekal
pengetahuan bagi tenaga layanan perpustakaan khususnya, dan seluruh tenaga terkaitr
dengan pemasaran, sehingga perpustakaan dapat meningkatkan kualitas pengolahan dan
pelayanannya.
51
52
DAFTAR PUSTAKA
Elliot de Saez, Eileen. 2002.Marketing Concept for Libraies and Information Services
2nded. London:Facet.
Friedman, Thomas L. 2006.The World is Flat:Sejarah Ringkas Abad 21. Jakarta :Dian
Rakyat.
Kotler,Philip & Amstrong, Gary. 2008. Principles of Marketing 12e. New Jersey:Pearson.
Kotler,Philip & Keller, Kevin Lane. 2009.Manajemen Pemasaran edisi 12, jilid 1 Edisi
Bahasa Indonesia. Jakarta:Indeks.
Kotler,Philip & Keller, Kevin Lane. 2007.Manajemen Pemasaran edisi 12, jilid 2 Edisi
Bahasa Indonesia. Jakarta:Indeks.
53