O
L
E
H
DOSEN PENGAMPU:
Dra. ZURYANTY M.Pd
Perkembangan sistem periodik unsur diawali pada tahun 1789 oleh Antoine Lavoisier.
Pada tahun itu, Lavoisier berhasil mengelompokkan 33 jenis unsur berdasarkan sifat
kimianya, misalnya gas, tanah, logam, dan nonlogam.
No Perbedaan
Pada tahun 1817, seorang kimiawan asal Jerman, Johann Wolfgang Dobereiner, berhasil
mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa dan kesamaan sifatnya.
Setiap kelompok terdiri dari tiga unsur. Itulah mengapa penemuannya dikenal sebagai
Triade Dobereiner. Ketentuan dari triade ini adalah massa unsur yang di tengah
merupakan rata-rata unsur awal dan akhirnya. “Berdasarkan massa atom relatifnya, unsur
– unsur dapat dikelompokkan ke dalam kelompok tiga unsur dimana massa unsur yang
ditengah merupakan rata- rata dari massa unsur ditepi”
Tampaknya, masih dari tanah Eropa, tepatnya pada tahun 1864 seorang kimiawan asal
Inggris, John Newlands, berhasil mengelompokkan unsur berdasarkan kenaikan massa
atom relatif. Berdasarkan hasil penelitiannya, Newlands mendapati bahwa unsur
kedelapan sifatnya mirip dengan unsur pertama, unsur kesembilan mirip dengan unsur
kedua, dan seterusnya. Keunikan sifat yang seperti itulah kemudian disebut hukum oktaf.
Kelemahan dari pengelompokkan oleh Newlands ini adalah hanya berlaku untuk unsur
bermassa atom kecil. “Jika unsur- unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom, maka
sifat unsur tersebut akan berulang setelah unsur kedelapan.”
• Hukum oktaf yang ditemukan oleh Newlands, mendorong ilmuwan asal Rusia dan Jerman,
yaitu Dimitri Mendeleev dan Lothar Mayer, untuk meneliti kembali hubungan massa
atom dan sifat kimia unsur. Penelitian keduanya fokus pada besaran yang berbeda.
Mendeleev meneliti hubungan antara massa atom dan sifat-sifat kimia. Sementara itu,
Mayer meneliti hubungan antara massa atom dan sifat-sifat fisika. Mendeleev
berkesimpulan bahwa susunan unsur berdasarkan kenaikan massa atomnya akan
menghasilkan perulangan sifat secara periodik. Pernyataan ini dikenal sebagai hukum
periodik unsur. Pada tahun 1871, Mendeleev berhasil menerbitkan tabel periodik unsur
dengan lajur tegak disebut golongan dan lajur mendatar disebut periode.
“Unsur-unsur disusun 12 baris mendatar (periode) berdasarkan kenaikan massa atom dan
8 kolom tegak (golongan) berdasarkan kemiripan sifat.”
Pada tahun 1914, Henry Moseley menyatakan bahwa sifat dasar atom itu terletak pada
nomor atomnya, bukan nomor massanya. Dari serangkaian penelitian yang ia lakukan,
Henry Moseley berhasil memperbarui tabel periodik unsur yang digagas oleh Mendeleev.
Tabel periodik unsur milik Moseley terdiri dari dua lajur, yaitu lajur mendatar disebut
periode dan lajur tegak disebut golongan. Tabel periodik Moseley inilah yang biasa kamu
gunakan di pelajaran Kimia. Berikut ini contohnya!
Adapun ketentuan lajurnya adalah sebagai berikut.
a. Periode
Periode menunjukkan banyaknya kulit yang terisi elektron. Artinya, nomor periode sama
dengan jumlah kulitnya. Jumlah periode yang ada di tabel periodik unsur adalah
ditemukan.
b. Golongan
a. Sistem 8 Golongan
Menurut cara isi, sistem periodik dibagi menjadi 8 golongan yang masing-masing terdiri
atas golongan utama (golongan A) dan golongan tambahan (golongan B). Unsurunsur
golongan B di sebut juga Unsur transisi. Nomor Golongan ditulis dengan angka Romawi.
Golongan- golongan B terletak antara golongan IIA dan IIIA. Golongan VIIIB terdirti
atas 3 kolom vertikal.
b. Sistem 18 golongan
Menurut cara ini, system periodic dibagi ke dalam 18 golongan, yaitu golongan 1 sampai
dengan 18, dimulai dari kolom paling kiri. Unsur-unsur transisi terletak pada golongan
3-12. Beberapa golongan unsur dalam sistem periodik mempunyai nama khusus, di
antaranya:
a. Unsur Transisi
Dua baris unsur yang ditempatkn di bagian bawah Tabel periodik disebut unsur Transisi
dalam, yaitu terdiri dari:
1) Lantanida, yang beranggotakan nomor atom 57 – 70 (14 unsur). Ke-14 unsur ini
mempunyai sifat yang mirip dengan lantanium(La), sehingga disebut Lantanoida atau
Lantanida. 2) Aktinida, yang beranggotakan nomor atom 89 – 102 (14 unsur).ke-14
unsur ini sangat mirip dengan actinium, sehingga disebut aktinoida atau aktinida.
Semua unsur transisi dalam sebenarnya menempati golongan IIIB, yaitu lantanida pada
periode keenam dan aktinida pada periode ketujuh. Jadi, golongan IIIB periode keenam
dan periode ketujuh, masing-masing berisi 15 unsur. Unsur-Unsur transisi dalam
memiliki sifat-sifat yang sangat bermiripan sehingga ditempatkan dalam satu kotak.
Contoh :
K L
M 11Na
=2 8
elektron valensi = 1
nomor kulit terbesar = 3
Maka Na terletak pada golongan IA periode 3
x + y = 3, golongan IIIB
periode n x + y = 4,
golongan IVB periode n
x + y = 5, golongan VB
periode n x + y = 6,
golongan VIB periode n x +
y = 7, golongan VIIB
periode n
x+y=8
x + y = 9,
X = y = 10golongan
VIIIB periode n X + y = 11,
golongan IB periode n
X + y = 12, golongan IIB
periode
Unsur – unsur golongan transisi memiliki elektron valensi yang berakhir pada (n
1. Jari-jari atom
Jari-jari atom merupakan jarak antara inti atom dan kulit terluarnya.
▪ Dalam satu golongan, semakin ke bawah jari-jari atomnya semakin besar. Hal itu karena
jum;ah kulitnya semakin banyak. Contohnya, jari-jari atom K lebih besar daripada Li.
▪ Dalam satu periode, semakin ke kanan jari-jari atomnya semakin kecil. Hal itu karena
jumlah kulitnya tetap, sedangkan muatan intinya semakin banyak. Contohnya jari-jari
atom Na lebih besar daripada Cl.
▪ Jari-jari kation (ion positif) lebih kecil daripada atom netralnya. Contohnya jari-jari atom
Na lebih besar daripada Na+.
2. Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron pada atom
netral dalam bentuk gas. Dalam satu periode, semakin ke kanan, energi ionisasi akan semakin
besar. Sementara itu, dalam satu golongan, semakin ke bawah energi ionisasi semakin kecil.
Namun, ketentuan tersebut tidak berlaku untuk unsur periode 3 seperti Mg, Al, P, dan S.
b. Energi ionisasi unsur dalam satu periode, semkain ke kanan akan semakin
besar,kecuali energi ionisasi sebagai berikut.
▪ Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan IIA lebih besar daripada unsur golongan
▪ Unsur-unsur yang berada dalam golongan VA lebih besar daripada unsur golongan VIA
Berdasarkan hukum coloumb, daya tarik inti atom terhadap elektronnya (F) berbanding
terbalik dengan jarak (r) pangkat dua .
Bila jarak itu makin kecil maka daya tarik makin besar. Akibatnya energi ionisasi makin
besar. Sebaliknya, bila jarak makin besar maka daya tarik makin kecil. Dari kepriodikan telah
diketahui bahwa dalam satu perioda, jari-jari berkurang dari kiri ke kanan. Sudah tentu energi
ionisasi pertama bertambah dari kiri ke kanan. Demikian pula dalam satu golongan, energi
ionisasi pertamanya akan bertambah dari bawah ke atas, karena jari-jari atomnya makin kecil
3. Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dilepaskan oleh atom gas untuk berubah menjadi ion
negatif. Dalam satu periode, semakin ke kanan, afinitas elektron semakin besar. Dalam satu
golongan, semakin ke bawah, afinitas elektron semakin kecil.
Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu
disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negative. Unsur yang
mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap
elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai afinitas
elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elktron.
4. Keelektronegatifan
6. Kereaktifan
Kereaktifan bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik suatu
elektron. Unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA, sedangkan non logam paling
reaktif adalah golongan VIIA (lihat sifat logam dan non logam). Secaraperiodic dalam satu
periode dari kiri ke kanan mula-mula menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA.
B. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron adalah susunan elektron berdasarkan kulit atau orbital dari suatu atom.
Konfigurasi Elektron Menurut Model Atom Bohr. Menurut Bohr bahwa atom terdiri
atas inti atom yang bermuatan positif, sedangkan elektron bergerak mengelilingi inti atom
pada lintasan–lintasan tertentu berdasarkan tingkat energi yang tertentu juga. Lintasan–
lintasan elektron ini kemudian disebut dengan kulit elektron. Setiap kulit atom terdapat jumlah
elektron maksimal yang dapat ditempati.
Jumlah elektron maksimal yang ditempati setiap kulit elektron dapat dihitung
menggunakan rumus: 2. n2
Kulit K (n =1) maksimal menampung 2. 12= 2
Kulit L (n =2) maksimal menampung 2. 2 2= 8
Kulit M (n =3) maksimal menampung 2. 23= 16, dan seterusnya
Selain jumlah elektron maksimal yang dapat menempati pada suatu kulit, terdapat pula
aturan bahwa jumlah elektron pada kulit terluar berjumlah maksimal 8 elektron.
Jumlah elektron
Nomor kulit Nama kulit
maksimum
1 K 2
2 L 8
3 M 18
4 N 32
5 O 50
6 P 72
7 Q 98
Untuk menuliskan konfigurasi elektron suatu atom, kalian perlu mengetahui jumlah
elektron suatu atom yang ditunjukkan melalui nomor atom. Berikut beberapa
contohserta pnejelasannya.
Nitrogen (N) dengan nomor atom 7 berarti jumlah elektron = 7, maka jumlah elektron
pada:
Kulit = 2 (jumlah maksimal pada kulit
ke-1 ke-1)
Kulit = 5 (jumlah elektron tersisa)
ke-2
Maka konfigurasi elektronnya adalah: 2 5
Timah (Sn) dengan nomor atom 50 berarti jumlah elektron = 50, maka jumlah elektron
pada:
Kulit ke-1 = 2 (jumlah maksimal pada kulit ke-1)
Kulit ke-2 = 8 (jumlah maksimal pada kulit ke-2)
Kulit ke-3 = 18 (jumlah maksimal pada kulit ke-3)
Kulit ke-4 = 18 (bukan 22 meskipun jumlah maksimal pada kulit ke-4 = 32 karena
kulit terluar tidak boleh melebihi 8 elektron)
terluar).
1. Konfigurasi Elektron Menurut Model Atom Mekanika Kuantum
a. Bentuk Orbital
2) Orbital p
3) Orbital d
Orbital d berbentuk seperti bola terpilin. Ada 5 orbital subkulit d, yaitu dx-y, dy-
z, dx-z, dx2-y2, dz2. Tiga orbital d terletak diantara sumbu ruang dan 2 orbital d
terletak pada sumbu ruang. Orbital dx-y berada diantara sumbu X dan Y, orbital
dy-z berada diantara sumbu Y dan Z, orbital dx-z berada diantara sumbu X dan
Z, orbital dx2-y2 berada pada sumbu X dan Y, orbital dz2 berada pada sumbu X
4) Orbital f
Subkulit f memiliki 7 orbital yang memiliki tingkat energi yang setara. Bentuk
orbitalnya lebih rumit dan sangat kompleks.
b. Diagram Orbital
pd
13
f
c. Penulisan konfigurasi Elektron
kuantum. Pengisian pertama diawali oleh 1 s2 dan urutan paling akhir oleh 7s2.
lengkapnya adalah 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d10, 4p6, 5s2, 4d10, 5p6, 6s2,
4f14, 5d10, 6p6, 7s2 dan seterusnya. Jika kesulitan menghafal urutan ini, kalian
sebenarnya tidak perlu menghafalkan urutan pengisian elektron ini. Kalian cukup
lihat dari model pengisian elektron yang diberikan pada gambar di atas Contoh:
Tidak ada dua elektron dalam satu atom yang memiliki keempat bilangan
kuantum yang sama. Setiap orbital maksimum diisi oleh 2 elektron yang
memiliki spin yang berlawanan. Oleh karena dapat terjadi kemungkinan 2
elektron akan memiliki 3 bilangan kuantum n, l, dan m sama, tetapi untuk
bilangan kuantum s pasti berbeda.
3) Kaidah Hund
Jika ada orbital dengan tingkat energi yang sama, konfigurasi elektron dengan
energi terendah adalah dengan jumlah elektron tak berpasangan dengan spin
paralel yang paling banyak.
(sumber: https://www.studiobelajar.com)
konfigurasi elektron yang berakhiran pada sub kulit d berlaku aturan penuh
setengah penuh. Untuk lebih memahamkan teori ini perhatikan juga contoh di
bawah ini:
24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 menjadi 24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
4s1 3d5
dari contoh terlihat apabila 4s diisi 2 elektron maka 3d kurang satu elektron
untuk menjadi setengah penuh maka elektron dari 4s akan berpindah ke 3d. hal
ini juga berlaku untuk kasus:
29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9 menjadi 29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
4s1 3d10
d. Bilangan Kuantum
Dalam konfigurasi elektron model mekanika kuantum dikenal empat bilangan
kuantum. Bilangan kuantum tersebut yang menjelaskan letak elektron–elektron
suatu atom. Keempat bilangan kuantum tersebut adalah bilangan kuantum
utama(n), azimuth (l), magnetik (m), dan spin (s).
1) Bilangan Kuantum Utama (n)
Menyatakan bentuk orbital tempat elektron berada pada subkulit. Nilai bilangan
azimut dimulai dari l = 0, 1, 2, 3, dan seterusnya.
l = 0 menyatakan subkulit s l =
1 menyatakan subkulit p
l = 2 menyatakan subkulit d l =
3 menyatakan subkulit f
Menyatakan letak elektron pada suatu orbital. Nilai bilangan kuantum m adalah
– l, 0, +l
Untuk l = 0, subkulit s, m = 0 (terdapat 1 orbital)
2He = 1s2
54Xe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
86Rn = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6
elektron unsur 21Sc, penulisannya sebagai berikut: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1