Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MENCIPTAKAN EKUITAS MEREK

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Muhammad Irfan Aprilian (21031017)

2. Juan Sanjaya Sangande (21031143)

3. Moh Ikbal Z Ismail (21031002)

4. Irana Sintasari (21031074)

5. Sitti Arafah Dg Manessa (20021099)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.

Karena berkat rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah ini

dengan tepat waktu. Makalah yang berjudul “Menciptakan Ekuitas Merek” dibuat

guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran 1.

Makalah ini tidak hanya ditujukan kepada kalangan akademisi tetapi juga

ditujukan masyarakat luas khususnya di dalam dunia kerja. Dalam kesempatan

ini Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen mata

kuliah Manajemen Pemasaran 1 yang terhormat.

Penulis menyadari bahwa upaya penulis masih jauh dari sempurna. Ilmu

pengetahuan, teknologi, dan diskusi publik akan terus berkembang. Oleh karena

itu, penulis terbuka terhadap kritik, saran dan masukan dari pembaca untuk

menyempurnakan Makalah ini.

Penulis telah melakukan upaya untuk memastikan tidak ada kesalahan

penyajian data dan informasi. Namun demikian, jika ada kesalahan pada

Makalah ini, itu merupakan kesalahan penulis. Apabila dalam pembuatan

makalah ini belum lengkap, mohon dimaafkan. Karena Penulis adalah manusia

biasa yang tidak luput dari kesalahan. Semoga makalah ini mampu

menambahkan pengetahuan, khususnya bagi Penulis sebagai penyusun dan

umumnya bagi pembaca.

Luwuk, 13 November 2022

Penulis

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. Sejarah Merek .......................................................................................... 3

B. Definisi Merek .......................................................................................... 4

C. Definisi Produk ....................................................................................... 7

D. Pengertian Ekuitas Merek ....................................................................... 9

E. Perlindungan Hukum Terhadap Merek Terdaftar ................................. 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 12

A. Kesimpulan ........................................................................................... 12

B. Saran .................................................................................................... 13

DAFTAR PUSAKA ........................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru

bagi perusahaan yang ada di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi

memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia, dan di sisi lain,

keadaan tersebut memunculkan persaingan yang semakin ketat baik

antara perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing.

Menurut Iriawan, (2021) Merek-merek terbaik memberikan jaminan

mutu. Lebih jauh, sebenarnya merek merupakan nilai tangible (berwujud)

dan intangible (tak berwujud) yang terwakili dalam sebuah merek dagang

(trademark) yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di

pasar bila diatur dengan tepat. Merek memegang peranan sangat penting,

salah satunya adalah menjembatani harapan konsumen pada saat

perusahaan menjanjikan sesuatu kepada konsumen Membangun persepsi

dapat dilakukan melalui jalur merek dan memahami perilaku merek.

Merek yang prestisius dapat disebut memiliki ekuitas merek (brand

equity) yang kuat. Ekuitas merek merupakan aset dan liabilitas merek. Agar

aset dan liabilitas mendasari ekuitas merek, maka aset dan liabilitas merek

harus berhubungan dengan nama atau sebuah simbol sehingga jika

dilakukan perubahan terhadap nama dan simbol merek, beberapa atau

semua aset liabilitas yang menjadi dasar ekuitas merek akan berubah pula.

Ekuitas merek (brand equity) menjadi pembahasan dan perdebatan

para ahli strategi pemasaran di seluruh penjuru bumi dari masa ke masa,

selama berabad-abad lamanya. Ratusan bahkan miliaran rupiah

dikeluarkan untuk melakukan riset-riset untuk mencari merek-merek terbaik

1
pada wilayah sebuah negara, bahkan di seluruh dunia. Lembaga-lembaga

riset pun melakukan penelitian secara berkesinambungan untuk mencari

dan memilih merek - merek terbaik pada berbagai kategori untuk

memperoleh Penghargaan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah merek.?

2. Apa yang dimaksud merek.?

3. Apa itu produk.?

4. Apa yang dimaksud ekuitas merek.?

5. Apakah ada perlindungan hukum untuk merek terdaftar.?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sejarah merek

2. Untuk mengetahui apa itu merek

3. Untuk mengetahui apa itu produk

4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud ekuitas merek

5. Untuk mengetahui perlindungan hukum untuk merek terdaftar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Merek

Menurut Irmal (2022) Pada masa lampau 4000 tahun yang lalu

dilembah Indus yang mengacu pada praktik pencitraan merek ternak, masa

dimana kebanyakan orang tidak dapat membaca dan menulis, penggunaan

symbol menjadi penanda suatu kepemilikan. Penanda paling awal

digunakan adalah menandai hewan ternak, pemilik ternak menggunakan

"cap" khusus untuk menandai ternak miliknya dan membedakanya dari

ternak milik orang lain. Sehingga dengan melalui cap seperti ini, petan,

peternak, atau pemilik tanah dapat membedakan hewan miliknya.

Sejarah merek dapat ditelusuri bahkan mungkin berabad - abad

sebelum masehi. Sejak zaman kuno, misalnya Periode Minoan, Orang

sudah memberikan tanda untuk barang-barang miliknya, hewan bahkan

manusia. Di era yang sama bangsa Mesir sudah menerakan namanya

untuk batu bata yang dibuat atas perintah raja. Perundang-undangan

tentang merek dimulai dari Statute of Parma yang sudah mulai

memfungsikan merek sebagai pembeda untuk produk berupa pisau,

pedang, atau barang dari produk tembaga lainnya.

Sejumlah bukti histories mengungkap bahwa merek dalam bentuk

tanda identitas (identity marks) telah digunakan sejak ribuan tahun lalu dan

juga tanda kualitas yang sejak Tahun 1820-an dengan meningkatnya

jumlah produksi massal dan tingginya pengiriman barang-barang dagang

seperti produk bir dan anggur, produsen mulai membakar tanda brand

mereka ke dalam peti dan peti barang untuk membedakan diri dari pesaing

mereka. Seiring waktu, "Brand" berkembang menjadi simbol kualitas dari

pada kepemilikan. Produk yang dianggap sebagai kualitas tinggi dan

3
konsisten (memiliki brand) dapat mematok harga yang lebih tinggi

dibandingkan produk pesaingnya yang tidak memiliki tanda brand.

Sebagai contoh, tulisan dan gambar di dinding-dinding kuburan Mesir

Kuno menunjukkan bahwa ternak pada zaman itu telah diberi merek/ tanda

sejak tahun 2000 SM. Di zaman Romawi kuno, Toko-Toko memakai

gambar- gambar (seperti sepatu, sapi atau daging) untuk mengidentifikasi

produknya. Contoh-contoh lainnya meliputi tanda identitas pada porselin

Tiongkok kuno dan guci Yunani dan Romawi kuno.

Dua ribu tahun yang lalu, pengrajin Romawi memberikan ciri khas

mereka pada hampir semua barang yang mereka buat peralatan makan,

batu bata dan genteng, vas dekoratif, batu nisan, amunisi ketapel timah,

dan bahkan pipa ledeng. Namun, merek dagang pada awalnya tidak

memiliki kekuatan dimata hukum. Mereka kebanyakan hanya sebuah cara

untuk mengklaim kepemilikan suatu barang saja.

Jadi brand atau merek sudah ada sejak lama. Brand digunakan

berabad-abad yang lalu sebagai pengenal kepemilikan, mulai dari

pencitraan merek kuda hingga budak. Kemunculan brand di dunia

komersial kemungkinan besar dimulai pada akhir abad ke-19 setelah

Revolusi Industri.

B. Definisi Merek

Merek merupakan suatu tanda pengenal dalam kegiatan

perdagangan barang atau jasa yang sejenis dan sekaligus merupakan

jaminan mutunya bila dibandingkan dengan produk barang atau jasa

sejenis yang dibuat pihak lain. Merek mengandung janji perusahaan untuk

secara konsisten memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada

pembeli (Irmal, 2022).

4
Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan

Indikasi Geografis, menyebutkan bahwa merek adalah tanda yang berupa

gambar, nama, kata, huruf- huruf, angka-angka, susunan warna atau

kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan

digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Dalam bisnis modern, suatu bisnis tidak dapat terlepaskan dari Merek

dagang atau jasa karena Merek adalah identitas dari produk yang

diperdagangkan. Sebagai identitas Merek merupakan suatu tanda

pembeda antara produk barang atau jasa yang sejenis yang

diperdagangkan oleh para pelaku usaha. Dengan adanya suatu Merek,

maka konsumen juga dapat menentukan suatu pilihan dengan tidak

adanya kebingungan (Betlehn & Samosir, 2018).

Dalam aktivitas pemasaran sekarang ini, telah menempatkan merek

menjadi aset terpenting yang memukau konsumen dan menentukan

sukses atau gagalnya perusahaan. Maka kompetisi merek-merek kuat

menjadi rebutan pebisnis dan diperjual belikan sebagai jalan pintas meraih

sukses. Merek tidak hanya sekedar logo atau Nama perusahaan,

melainkan image atau persepsi seseorang tentang produk atau

perusahaan. Brand adalah kombinasi lengkap dari asosiasi yang orang

bayangkan ketika mendengar sebuah Nama produk maupun perusahaan.

Keahlian yang sangat unik dari pemasar profesional serta

pengalamannya adalah kemampuannya untuk menciptakan, memelihara,

melindungi, dan meningkatkan merek yang akan dipasarkan maupun yang

telah dipasarkan. Para produsen maupun pemasar mengatakan bahwa

pemberian merek pada suatu produk merupakan seni dan bagian paling

penting dalam pemasaran, karena merek akan berdampak pada upaya

pemasar dalam mememnuhi kebutuhan dan keinginan konsumen hingga

5
dengan merek pemasar mampu menciptakan kebutuhan dan keinginan

konsumen.

Dengan demikian merek adalah Nama, logo, symbol, maupun warna

yang melekat dalam produk baik barang ataupun jasa yang dimensinya

mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk atau

jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama.

Perbedaan ini bisa fungsional, rasional atau nyata berhubungan dengan

kinerja produk dari merek. Perbedaan ini bisa juga lebih bersifat simbolis,

emosional, atau tidak nyata berhubungan dengan apa yang

direpresentasikan merek (Irmal, 2022).

Merek memberikan konsumen agar dapat mengatur dengan lebih

baik pengalaman tempat belanja, membantu konsumen untuk mencari dan

menemukan informasi produk secara lebih terperinci. Sedangkan fungsi

merek adalah untuk membedakan kepentingan perusahaan, penawaran

dari semuanya. Informasi tentang produk dan merek datang dari

bermacam-macam sumber, promosi iklan, pemberitaan, penjualan dan

pengemasan.

Pengenalan merek yang dilakukan oleh produsen merupakan suatu

usaha komunikasi terstruktur yang dilakukan oleh sebuah

perusahaan/lembaga/perorangan dengan tujuan untuk membangun dan

membesarkan sebuah merek. Fungsi pengenalan merek dapat dijadikan

sebagai fase komunikasi merek dengan layanan yang diberikan.

Pengenalan merek akan memberikan produsen atau pemasar ruang untuk

melakukan pendekatan melalui layanan yang lebih mendekatkan lagi

kepada target pasar yang dituju. Pengenalan merek juga bisa digunakan

sebagai alat untuk mendapatkan kepercayaan target pasar. Aktivitas atau

layanan yang bisa memberikan dampak atau kesan ke customer.

6
Pengenalan merek juga meliputi pemasaran, promosi, sampai layanan

(Irmal, 2022).

Dalam aktivitas pemasaran barang dan jasa merek memiliki

beberapa elemen yang saling mendukung yang terdapat dalam satu merek

yang sama, dan harus memiliki konsep yang sama, sehingga dapat

menjadi daya pembeda pada merek tersebut dengan merek-merek

kompetitornya yang memproduksi produk yang sejenis dengan demikian

diharapkan tercapainya tujuan pemasaran tersebut. Mengelola merek

secara efektif membutuhkan pandangan keputusan pemasaran yang

jangka panjang. Aksi pemasaran apapun yang dilakukan oleh seuatu

perusahaan berpotensi mengubah pengetahuan konsumen tentang merek

yang ditanamkan dalam persepsi konsumen. Dengan begitu hal tersebut

akan menimbulkan efek langsung terhadap kesuksesan aktivitas

pemasaran di masa yang akan datang secara berkelanjutan.

C. Definisi Produk

Menurut Musfar (2021) Produk merupakan segala sesuatu yang

ditawarkan oleh produsen kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan

konsumen dan mampu memberikan kepuasan bagi penggunanya. Selain

itu, produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang

dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Secara lebih rinci,

konsep produk total meliputi barang, kemasan, merek, label, pelayanan,

dan jaminan.

Produk merupakan salah satu variabel terpenting yang diperlukan

untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan permintaan pelanggan. Maka

dari itu, perusahaan berusaha agar produk yang dihasilkannya dapat

sesuai dengan harapan pelanggan (Hakim & Purwoko, 2019), apalagi

dalam kondisi persaingan yang semakin ketat seperti saat ini dengan

7
berbagai macam produk yang ditawarkan di pasar yang memiliki kualitas

dan inovasi yang beragam. Perusahaan juga harus memiliki daya saing

yang tinggi, perusahaan dituntut untuk tetap eksis agar dapat bertahan

dalam bisnisnya tersebut maka, perusahaan harus melakukan cara seperti

melakukan berbagai inovasi baru agar perusahaan memperoleh laba

optimal.

Produk umumnya juga diklasifikasikan berdasarkan siapa

konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi. Berdasarkan kriteria.

ini, produk dapat dibedakan menjadi barang konsumen (consumers goods)

dan barang industri (industrial goods). Barang konsumen adalah barang

yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan

rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis (Musfar, 2021). Kombinasi

bauran pemasaran biasanya juga akan berubah sejalan dengan

pergeseran tahapan dalam siklus kehidupan produknya. Beberapa alasan

yang mendasari tentang hal ini adalah bahwa sikap dan kebutuhan

konsumen akan mengalami perubahan selama siklus berjalan.

Kualitas produk dan jasa Kualitas biasanya berhubungan dengan

manfaat atau kegunaan serta fungsi dari suatu produk. Menurut Musfar

(2021) Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang

menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa

produk itu diproduksi. Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan atau

fungsinya, termasuk di dalamnya daya tahan, ketergantungan pada produk

atau komponen lain, eksklusif, kenyamanan, wujud luar (warna, bentuk,

pembungkus dan sebagainya).

Kualitas mempunyai peranan penting baik dipandang dari sudut

konsumen yang bebas memilih tingkat mutu atau dari sudut produsen yang

mulai memperhatikan pengendalian mutu guna mempertahankan dan

8
memperluas jangkauan pemasaran. Kualitas diukur menurut pandangan

pembeli tentang mutu dan kualitas produk tersebut.

D. Pengertian Ekuitas Merek

Menurut Ulfah et al., (2022) Ekuitas merek merupakan nilai positif

maupun negatif yang diterima oleh produsen dan konsumen dari sebuah

merek produk barang maupun pelayanan jasa yang berupa nama, symbol,

dan ciri tertentu dari merek itu sendiri. Ekuitas merek bagi konsumen

merupakan nilai kepuasan yang diperoleh dari merek sebuah produk,

sedangkan ekuitas merek bagi produsen adalah keuntungan yang tidak

berwujud dari kinerja merek sebuah produk pada setiap aktivitas

pemasaran yang dijalankan oleh produsen. Pengertian yang paling

mendasar dari ekuitas merek adalah asset dan liabilitas yang terkandung di

dalamnya. Beberapa elemen aset yang dimiliki oleh merek adalah

kesadaran merek (brand awareness), kesan kualitas (perceived quality),

asosiasi merek (brand association), dan loyalitas merek (brand loyalty).

Dalam dunia bisnis, biasanya para pelaku usaha memutuskan suatu

merek dengan keadaan di bawah tekanan kondisi pasar yang cukup luar

biasa. Hal ini terjadi karena para pelaku bisnis harus mencapai kinerja

jangka pendek perusahaan. Sebuah perusahaan jika usahanya semakin

berkembang, maka perusahaan juga harus secara aktif melakukan

pengelolaan terhadap ekuitas merek (brand equity) yang merupakan aset

perusahaan yang tidak terwujud.

Karena merek yang impresif yaitu merek dengan ekuitas merek

paling kuat yang dapat menciptakan minat konsumen terhadap produk

tersebut. Untuk mengetahui ekuitas merek produk-produk yang dimiliki,

sebuah perusahaan juga perlu melakukan identifikasi melalui penelitian

9
pada aset- aset yang mendasar dari terbentuknya ekuitas merek (Ulfah,

2022).

merek adalah sebuah identitas pembeda dan atribut penting dari

sebuah produk. Brand digunakan untuk menyederhanakan penelusuran

produk, mengorganisasikan catatan inventori, perlindungan hukum,

menandakan mutu, mengamankan keuntungan bersaing, serta hambatan

bagi pesaing.

Sebuah merek dibuat dan dibentuk dalam benak konsumen. Sebuah

merek ada ketika cukup banyak orang yang tergabung dalam kelompok

sasaran berpikir dengan cara yang sama tentang kepribadian merek. Jadi

tidak dibuat di atas meja desainer atau di kantor kelompok manajemen tapi

dalam pikiran pelanggan. Ada tiga konsep penting yang terkait dengan

merek: identitas, gambar, dan komunikasi.

Identitas merek didefinisikan oleh pengirim itu sendiri, sedangkan

citra merek adalah gambaran nyata dikembangkan dalam pikiran penerima.

Identitas merek berarti bagaimana pemilik merek menginginkannya harus

berpengalaman. Di sisi lain, citra merek mengacu pada bagaimana merek

yang sedang dialami dalam kenyataan (Ulfah et al., 2022).

E. Perlindungan Hukum Terhadap Merek Terdaftar

Menurut Betlehn & Samosir (2018) Perlindungan merek di Indonesia

menganut asas konstitutif (pendaftaran) dengan prinsip first to file. Artinya,

Merek hanya mendapatkan perlindungan apabila Merek tersebut

didaftarkan ke pemerintah melalui kementerian Hukum dan Ham dan

dalam hal ini terdapat di Direktorat Kekayaan Intelektual. Apabila Pelaku

usaha memiliki produk baik berupa barang maupun jasa dengan

menggunakan suatu merek namun tidak didaftarkan, maka pelaku usaha

tersebut kehilangan perlindungan hukum atas mereknya.

10
Perlindungan merek saat ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis mendefinisikan merek

sebagai tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo,

nama, kata, huruf, angka, susunan warna dalam bentuk dua atau tiga

dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari dua unsur atau lebih untuk

membedakan barang dan atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan

hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan atau jasa."

Hak merek adalah hak yang eksklusif karena hak tersebut

merupakan hak yang sangat pribadi bagi pemiliknya. Pemilik hak merek

berhak menggunakan sendiri atau memberi izin kepada orang lain untuk

menggunakan sebagaimana ia sendiri menggunakannya. Hal ini juga untuk

meminimalisir terjadinya penyalahgunaan merek oleh pihak lain yang akan

berujung pada kerugian pelaku usaha itu sendiri (Indrawati, 2019).

Perlindungan hukum merek diberikan negara kepada merek yang

telah terdaftar di DJKI (Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual),

sedangkan merek yang belum terdaftar di DJKI maka tidak mendapat

perlindungan hukum. Perlindungan hukum tersebut berfungsi untuk

mencegah dan menyelesaikan sengketa jika terjadi penyalahgunaan merek

oleh pihak lain.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kemajuan peradaban manusia memiliki dampak yang sangat besar

terhadap perkembangan produk-produk baru di pasar yang muncul untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang sangat kompleks.

Persaingan antara produsen menjadi situasi yang wajar dan tidak dapat

dihindari. Masing-masing produsen dengan produk-produk unggulannya

tiada henti melakukan upaya inovasi strategi pemasaran agar produknya

mampu bertahan di pasar. Dengan produk- produk yang banyak terdapat

dipasar konsumen pun akhirnya dibuat banyak pilihan dalam membeli

produk yang dibutuhkan, sehingga kondisi tersebut menuntut produsen

untuk selalu berinovasi dalam menciptakan produk yang unggul dalam

merebut persepsi konsumen.

Persepsi konsumen sendiri terbentuk dari pengalaman pribadi

tentang sebuah produk, saran dari orang-orang terdekat serta dari promosi

yang disampaikan oleh produsen melalui media elektronik, media sosial,

dan media cetak. Kemudian kepuasan konsumen juga merupakan poin

utama dalam tahap evaluasi sebagai salah satu ukuran keberhasilan

kinerja pemasaran sehingga akan menciptakan loyalitas pelanggan dan

menambah nilai positif pada ekuitas merek produk. Hal yang perlu

dilakukan oleh produsen agar produk-produknya mudah dikenali oleh

konsumen adalah menciptakan produk yang mempunyai merek yang kuat.

karena persaingan pasar saat ini produsen tidak cukup hanya dengan

menciptakan produk yang berkualitas, karena setiap produsen sekarang ini

sangat mudah untuk memproduksi produk-produk yang berkualitas,

sedangkan ada satu dari bagian atribut produk yang sulit ditiru, karena

12
keunikan-keunikan yang dimilikinya atribut produk tersebut adalah merek.

Merek merupakan salah satu atribut produk yang dapat memberikan nilai

tambah bagi produk itu sendiri. Dalam kondisi persaingan pasar sekarang

ini merek menjadi sesuatu yang besar peranannya untuk membawa

sebuah produk menjadi pemimpin pasar, karena selain merek yaitu atribut-

atribut produk lainnya sangat mudah untuk di adopsi oleh para pesaing-

pesaing pasar.

B. Saran

Untuk menciptakan Ekuitas Merek maka perusahan haruslah

menciptakan merek yang baik, Merek yang baik adalah merek yang mudah

di sebut, mudah di ingat, dan tidak mempunyai persamaan kata dan makna

negatif di tengah masyarakat terutama masyarakat yang menjadi tujuan

pasar, karena merek akan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam

kaitannya menarik minat konsumen untuk membeli produk. Dengan merek

yang baik diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan perusahaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Betlehn, A., & Samosir, P. O. (2018). Upaya Perlindungan Hukum Terhadap

Merek Industri UMKM Di Indonesia. Law and Justice, 3(1), 1–11.

Hakim, B. N., & Purwoko, B. (2019). Strategi Pengembangan Produk Terhadap

Loyalitas Pelanggan Melalui Ekuitas Merek dan Citra Merek. EKOBISMAN-

JURNAL EKONOMI BISNIS DAN MANAJEMEN, 3(3), 263–276.

Indrawati, S. (2019). Perlindungan Hukum Merek Pada Produk Usaha Kecil di

Kabupaten Kebumen. Amnesti Jurnal Hukum, 1(1), 29–35.

Iriawan, H. (2021). Manajemen Merek & Kepuasan Pelanggan (NEM (ed.)).

Irmal. (2022). Manajemen Merek. CV. MEDIA SAINS INDONESIA.

Musfar, T. F. (2021). MANAJEMEN PRODUK DAN MEREK. CV. MEDIA SAINS

INDONESIA.

Ulfah, M. (2022). BRAND MARKETING: THE ART OF BRANDING. CV. MEDIA

SAINS INDONESIA.

14

Anda mungkin juga menyukai