Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

CASE STUDY (PEMBELAJARAN BERBASIS KASUS)

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Strategi Pembelajaran Fisika
Dosen Pengampu: Sri Jumini, S. Pd., M.Pd., CIQnR., CIQaR, CIMMR

Oleh:

Sabrina Tsaqilatussyifa (2021020002)


Alviana Maya Sabilla (2021020012)

Ishaq Abdul Hannan (2021020018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKUTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL QUR’AN JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2022

Physics learing strategy_Sri Jumini 1


CASE STUDY
(Pembelajaran Berbasis Kasus)

Tujuan Perkuliahan :
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian Case Study (Pembelajaran Berbasis
Kasus).
2. Mahasiswa mampu mengetahui kekurangan dan kelebihan Case Study
(Pembelajaran Berbasis Kasus).
3. Mahasiswa mampu mengetahui ciri-ciri Case Study (Pembelajaran Berbasis
Kasus).
4. Mahasiswa mampu menerapkan Case Study (Pembelajaran Berbasis Kasus).

Pembelajaran berbasis kasus merupakan pendekatan pembelajaran konstruktivisme


di mana masalah-masalah yang dihadirkan dalam pembelajaran berbasis kasus. Case Study
sering didefinisikan sebagai metode pengajaran yang mengharuskan siswa untuk secara
aktif berpartisipasi dalam situasi masalah nyata atau hypothetical, yang mencerminkan
jenis pengalaman yang dialami secara alami dalam disiplin yang sedang di pelajari. Situasi
yang di hadirkan pada pembelajaran Case Study haruslah berkenaan langsung pada
pengalaman sehari-hari siswa, sehingga keterkaitan antara pembelajaran Case Study dan
kegunaan pada kehidupan siswa terlihat nyata.
Sebuah kasus adalah definisi dari skenario masalah yang realistik dan relevan
dengan bagian materi yang dipelajari. Kasus yang muncul pada pembelajaran Case Study
memuat masalah yang berkaitan dengan lingkungan, kondisi, situasi, ataupun gambaran
masa depan siswa. Kasus adalah cerita dengan sebuah pesan di mana siswa dapat
menganalisis dan mempertimbangkan solusi untuk cerita tersebut. Case Study melibatkan
siswa untuk belajar dengan menggunakan narasi yang realistis, narasi ini memberi
kesempatan bagi siswa untuk mengintegrasikan banyak sumber informasi dalam konteks
yang otentik.
Case Study memberi siswa sebuah skenario masalah yang realistik, sebuah kasus,
yang dapat dipelajari secara retrospektif dengan menguji bagaimana kasus tersebut
diselesaikan atau secara interaktif mencoba menyelesaikan kasus. Keuntungan
digunakannya kasus pada pembelajaran adalah siswa dapat mengaplikasikan teori ke dalam
konteks nyata, berpikir kritis tentang situasi kompleks dan dapat memilih tindakan yang
harus dilakukan, mengembangkan pengetahuan diri, membandingkan dan mengevaluasi
perspektif diri dengan perspektif orang lain. Case Study membantu ‘transfer knowledge

2 Physics learing strategy -Sri Jumini


siswa dari materi yang dipelajari siswa. Selain itu, Case Study juga menjembatani
perbedaan antara teori dan praktek. Sehingga siswa tidak hanya tahu teorinya saja tanpa
bisa menerapkan ilmunya pada suatu kondisi tertentu, ataupun siswa tidak hanya bisa
melaksanakan praktik saja tanpa mengerti ilmu yang mendasarinya.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Case
Study merupakan pembelajaran kompleks yang erat kaitannya dengan kasus berupa
skenario masalah realistik dan relevan dengan materi yang dipelajari dimana siswa
berpartisipasi aktif untuk mengintegrasikan banyak sumber informasi pada konteks dan
siswa mencoba menyelesaikan kasus berdasarkan pengalaman dan pengetahuan
sebelumnya. Case Study merupakan paradigma pembelajaran yang erat kaitannya dengan
Problem Based Learning (PBL). Perbedaannya yaitu PBL tidak membutuhkan pengalaman
atau pengetahuan sebelumnya terkait materi tersebut, sedangkan Case Study membutuhkan
pengetahuan sebelumnya yang dapat mendukung penyelesaian kasus. Meskipun PBL dan
Case Study memiliki tujuan umum, masing-masing memiliki karakteristik unik, pada PBL,
masalah mengarahkan pembelajaran sedangkan pada Case Study mensyaratkan siswa
untuk menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk menyelesaikan kasus. Selain itu,
masalah yang dihadirkan pada PBL tidak harus berbasis kasus yang berkaitan dengan
pengalaman dan lingkungan siswa. Guru dapat memakai berbagai macam model masalah
lain agar siswa memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru di luar lingkungannya.
Pemilihan kasus pada Case Study diawali dengan pencarian masalah yang ada di
sekitar siswa dan masalah tersebut mungkin akan dihadapi siswa di masa mendatang. Studi
kasus pembelajaran menyajikan peserta didik dengan masalah dan tantangan berdasarkan
situasi kehidupan nyata dan mendorong mereka untuk membuat keputusan sulit
berdasarkan bukti yang diberikan. Mereka dirancang untuk mengajukan pertanyaan dan
menyajikan data yang cukup untuk merangsang/melibatkan peserta didik untuk
menemukan jawaban mereka sendiri. Dengan demikian, belajar studi kasus tidak seperti
kebanyakan metodologi pembelajaran lainnya yang menempatkan tanggung jawab belajar
tepat di pundak pelajar.

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, sebagaimana


model Case Study (Pembelajaran Berbasis Kasus) juga memiliki kelebihan dan kelemahan
yang perlu di cermati untuk keberhasilan penggunaannya.
 Kekurangan Case Study (Pembelajaran Berbasis Kasus)
1. Pembelajaran di tuntut untuk berpikir kritis, apabila mereka belum menguasai
materi dan kasus yang tersaji, maka pembelajaran tidak akan berjalan optimal.
2. Merupakan Pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa yang aktif, namun
membosankan bagi mahasiswa yang pasif.
3. Membutuhkan waktu yang lama dalam pembelajaran dan kesabaran yang tinggi
bagi dosen.

Physics learing strategy_Sri Jumini 3


4. Dosen harus lebih aktif dan kreatif mencari kasus-kasus yang relevan. Bagi dosen
yang konvensional, model pembelajaran ini tidak dapat dijalankan dengan baik.
 Kelebihan Case Study (Pembelajaran Berbasis Kasus):
1. Melatih siswa belajar secara kontekstual
2. Melatih mahasiswa untuk berfikir kritis
3. Mengenalkan tata cara pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
4. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengintegrasikan prior knowledge
dengan permasalahan yang ada di dalam kasus dalam angka belajar untuk
mengambil keputusan secara profesional.
5. Memberikan kesempatan siswa untuk bereksplorasi terhadap potensi diri dan
mengembangkan konsep/ide.
6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghargai nilai-nilai toleransi,
menghargai pendapat orang lain, dan demokrasi.

 Ciri-ciri dari pembelajaran berbasis kasus menurut Schneider 2016 adalah:


a. Berpusat pada siswa
b. Terjadi kolaborasi dan kerjasama diantara siswa
c. Mendiskusikan situasi yang spesifik, contoh di dunia nyata
d. Tidak ada jawaban tunggal yang benar
 Yang terjadi pada siswa:
a. Siswa terlibat dengan keadaan dan karakter cerita
b. Mengidentifikasi kasus seperti yang siswa terima
c. Mengaitkan arti cerita ke dalam kehidupan mereka
d. Menggunakan latar belakang prinsip dan pengetahuan yang dimiliki
e. Memunculkan pendapat dan pertanyaan serta mempertahankan sikap
f. Merumuskan strategi untuk menganalisa data dan menggunakan pemecahan
yang mungkin
g. Boleh tidak setuju tapi bisa juga kompromi
 Yang terjadi pada guru:
a. Guru sebagai fasilitator
b. Mendorong menggali kasus dan pertimbangan menurut sudut pandang
keputusannya
c. Mengajukan pertanyaan yang mendorong pemikiran lebih baik

4 Physics learing strategy -Sri Jumini


d. Merangkai bersama-sama kontribusi individu sehingga dapat melihat pola
kelas
e. Menggunakan waktu dengan baik
 Untuk kasus sendiri memiliki ciri:
a. Berdasar fakta
b. Kasus yang kompleks ditulis untuk mendorong diskusi kelas dan analisa
secara kolaboratif
c. Memunculkan interaksi, penggalian kasus berpusat pada siswa dari situasi
yang spesifik dan realistis.
d. Tinggikan ketegangan antara titik pandang yang bertentangan
e. Mengakhiri kasus pada tindak-tanduk dilema.

Keberhasilan pencapaian dalam pembelajaran ditentukan oleh penggunaan metode


yang tepat. Menurut Deen (2006) metode case study direkomendasikan sebagai
implementasi pendekatan contextual teaching and learning (CTL) yang mengurangi
kesenjangan diantara teori dan praktik. Case study adalah cara yang sangat tepat untuk
mengeksplorasi kemungkinan efek pada pembelajaran dan pengajaran, sebagai
penyelidikan empiris dan holistik, studi kasus mengeksplorasi contoh fenomena sosial
maupun fenomena alam (Liu 2007).
Pada pembelajaran dengan metode case study akan disajikan artikel studi kasus dan
kegiatan observasi. Artikel studi kasus disajikan untuk membantu peserta didik mengaitkan
fenomena yang mereka amati. Metode case study berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
baik dalam aspek kognitif maupun afektif. Pada pembelajaran diharapkan siswa tidak
hanya menghafal materi tetapi juga mengetahui keterkaitan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata.
Menurut Yin (2003), terdapat beberapa langkah dalam mendesain suatu studi kasus
yaitu: menentukan dan menjabarkan pertanyaan penelitian, memilih dan menentukan
desain dan instrumen penelitian, menentukan teknik pengumpulan data dan melakukan
kegiatan pengumpulan data, membuat analisa data, dan mempersiapkan laporan akhir
penelitian.
1. Menentukan dan mendefenisikan pertanyaan penelitian
Langkah pertama dalam penelitian adalah menentukan pertanyaan penelitian.
Peneliti
akan membuat suatu pertanyaan penelitian yang terkait dengan penomena atau
objek yang ingin diteliti serta tujuan yang ingin dicapai didalam penelitian.
2. Menentukan disain dan instrumen penelitian
Unit atau subjek penelitian adalah unit atau subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini,
subjek penelitian dapat berupa individu, keluarga, organisasi atau pun kejadian

Physics learing strategy_Sri Jumini 5


tertentu. Hal ini erat kaitannya dengan disain penelitian yang akan dibuat oleh
peneliti. Tujuan yang jelas dari suatu penelitian akan menjadi landasan dalam
menentukan subjek/ sampel yang akan dipilih. Hal utama yang perlu dilakukan oleh
peneliti pada tahap ini adalah melihat kembali tujuan dari penelitian sehingga
pemilihan kasus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, serta akan terdapat
kesesuian dalam pemilihan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.
3. Mengumpulkan Data
Pemilihan instrumen yang sesuai dengan tujuan penelitian adalah hal yang penting
diperhatikan oleh peneliti sebelum memulai suatu penelitian.
4. Menentukan teknik analisis data
Studi kasus, sebagai suatu bentuk penelitian kualitatif, tidak berfokus pada
kuantitas data yang diperoleh, tapi berdasarkan kualitas data yang diperoleh. Studi
kasus berdasarkan pada interpretasi atau pengertian akan suatu fenomena dari
subjek/partisipan yang terlibat dalam penelitian (Borbasi, 1994). Hal tersebut sesuai
dengan yang dijabarkan oleh Munhall (2001) bahwa suatu penelitian kualitatif
mengggunakan analisis induktif untuk mengidentifikasi tema yang muncul pada
hasil penelitian.
5. Mempersiapkan laporan studi kasus
Pada bagian akhir suatu penelitian, peneliti dapat membuat laporan secara tertulis
atau pun verbal akan hasil akhir dari penelitian. Pada umumnya hasil akhir
penelitian dibuat dalam bentuk tulisan. Denzin, N & Lincoln (2004) memberikan
beberapa saran akan aspek yang sebaiknya ada dalam menyusun suatu laporan
akhir penelitian, yaitu:
a. Mendeskripsikan akan masalah atau isu penelitian, sehingga diperoleh
konsep yang jelas akan tujuan penelitian.
b. Mendeskripsikan secara detil akan konteks dan lokasi penelitian sehingga
pembaca memperolehbgambaran yang lebih jelas akan tempat dilakukannya
penelitian, dan hal tersebut dapat menjadi bahan untuk penelitian selanjutnya.
c. Menjabarkan secara lengkap akan proses penelitian kasus yang dimulai dari
perumusan masalah, sampai pada analisa dan hasil akhir penelitian.
d. Mendiskusikan hasil akhir penelitian sehingga diperoleh gambaran dan
pemahaman yang jelas akan fenomena yang telah diteliti.
Cara belajar studi kasus adalah dikomunikasikan/disajikan kepada peserta didik
mempengaruhi fokus dan desainnya. Misalnya studi kasus pembelajaran yang
dikembangkan untuk penggunaan online akan dibangun secara berbeda dari yang
digunakan di kelas dengan kehadiran fasilitator pembelajaran. Kedua hal ini tidak hanya
akan berbeda dalam hal desain tetapi juga akan membutuhkan jenis instruksi/ intervensi
pembelajaran yang berbeda (instruksi pembelajar vs catatan pengajaran).
Ketika mengembangkan studi kasus pembelajaran yang “sesuai dengan tujuan”,
penulis studi kasus mungkin mulai dengan menemukan tantangan kemampuan yang akrab
bagi pelajar, dan membahas kebutuhan pembelajaran yang diidentifikasi. Langkah
6 Physics learing strategy -Sri Jumini
selanjutnya mungkin adalah untuk menyusun studi kasus yang memungkinkan peserta
didik untuk hidup dan mengalami kompleksitas masalah dengan mempertimbangkan
waktu yang tersedia, desain pelatihan yang dipilih, gaya belajar yang disukai dan media
komunikasi.

Pembelajaran berbasis kasus merupakan pendekatan pembelajaran konstruktivisme


di mana masalah-masalah yang dihadirkan dalam pembelajaran berbasis kasus.
Pembelajaran berbasis kasus adalah pelajaran tidak hanya diajarkan tetapi dapat
dipelajari melalui latihan dan pengalaman. Karena keterampilan sebagian besar didasarkan
pada pengalaman, tidak mengherankan bahwa metodologi pembelajaran yang efektif untuk
praktisi kelompok akan menjadi pengalaman. Metodologi pembelajaran, yang menawarkan
tantangan dunia nyata dan mendorong peserta didik untuk memanfaatkan pengetahuan dan
pengalaman mereka sendiri dalam untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan.
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, sebagaimana model
Case Study (Pembelajaran Berbasis Kasus) juga memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu
di cermati untuk keberhasilan penggunaannya. Kekurangan case study daintaranya yaitu:

Deen, IS. 2006. Contextual Teaching and Learning Practices in the family and Consumer
Sciences Curiculum. Jurnal Familiy and Consumer sciences Education. 24 (1): 14-27.
Georgia: University of Georgia
Denzin, N. & Lincoln, Y. (2004). Handbook of qualitative research. (2nd edition). California:
Sage Publication.
Liu, TC. 2007. Teaching in A Wireless Learning Environment: A Case Study. Jurnal
Educational Technology & Society. 10 (1): 107-123. Jung-li: National Central
University
Syafarina, Dita Nur, Erlinda Rahma. D, dan Rofi Amiyani. 2017. Penerapan Case Based
Learning (CBL) sebagai Pembelajaran Matematika yang Inovatif. SEMINAR
MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY, pp.978-602-73403-3-6
(On-line)
Yin, R. (2003). Case study research: Design and methods. (3rd edition). California:
ThousandsOaks.
Yona, Sri. 2006. Penyusunan Studi Kasus. Jurnal Keperawatan Indonesia. Vol 10(2): 76-80
Perubahan zaman yang semakin cepat dan persaingan global menghadirkan
permasalahan yang kompleks, membutuhkan solusi yang mengintegrasikan
berbagai disiplin ilmu. Konsep listrik statis tidak hanya dipahami sebagai ilmu
saja, akan tetapi pemanfaatannya dalam bidang teknologi aplikasi di
masyarakat sudah banyak dilakukan, bahkan untuk peningkatan kemandirian
ekonomi masyarakat.

Physics learing strategy_Sri Jumini 7

Anda mungkin juga menyukai