Anda di halaman 1dari 50

Dampak Implementasi SMK3 terhadap Daya

Saing Perusahaan Konstruksi Indonesia


Jakarta, Maret 2019 – disampaikan oleh Prof. Krishna S. Pribadi
Latar Belakang
• Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) telah dimandatkan
dalam UU No 3/2013, PP 50/2012, Permen
PUPR 5/2014
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
berkaitan langsung dengan pertumbuhan
ekonomi
• Menurut ILO (https://www.ilo.org/global/topics/safety-
and-health-at-work/lang--de/index.htm)
• Di dunia, setiap tahun 2.78 juta orang meninggal
dan 374 juta cedera dan sakit akibat kecelakaan
dan penyakit terkait pekerjaan.
• Dampak kerugian diperkirakan mencapai 3.94%
dari PDB dunia.
Angka kecelakaan kerja di Indonesia
(yang dilaporkan ke BPJS)
• 2017 : 123.041 kasus, pembayaran
santunan Rp 972 M
• 2018 : 173.105 kasus, pembayaran
santunan Rp1,2 Trilyun.

Distribusi kecelakaan kerja per sektor industri (Jamsostek, 2010, Latief et al, 2013)
Kecelakaan kerja
pada konstruksi
– BPJS Ketenagakerjaan :
• 1877 kasus kecelakaan kerja
konstruksi, setara dengan nilai Rp
41.2 M pada tahun 2017
– Selama 2017, terjadi 9 kasus
kecelakaan konstruksi serius.
– Antara 2016-2017 :
• kasus kecelakaan kerja konstruksi
di DKI Jakarta meningkat 10%
dari 507 kasus menjadi 555 kasus
(senilai Rp.3.4 M).
Proyek kontruksi pembangunan tol
Bekasi-Cawang-Kampung Melayu
(Becakayu) di Jalan D I Panjaitan,
Jakarta, Selasa (20/2/2018).
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Kondisi konstruksi kecelakaan


Double-Double Track (DDT) rel
kereta Manggarai-Jatinegara,
Jakarta, Minggu (4/2/2018).
tirto.id/ Andrian Pratama
Taher
Tujuan Studi
• Studi awal ini menyajikan investigasi
empiris.

1. Praktek implementasi SMK3 pada


perusahaan konstruksi di Indonesia
saat ini
2. Dampak implementasi SMK3 dalam
meningkatkan daya saing perusahaan
konstruksi Indonesia.
Peraturan-perundangan terkait K3

2012
2003 • PP
• UU 50/2012
1996
No.13/200 tentang
• Peraturan 3 tentang SMK3
Depnakertra
1992 Ketenaga
ns No:
• Per Men Tenaga Per.05 / Kerjaan
Kerja No MEN / 1996
1970 PER.02/MEN/1 tentang
992 tentang SMK3
• UU No. Tata Cara
1 Tahun Penunjukkan,
1970 Kewajiban dan
tentang Wewenang Ahli
keselam Keselamatan
an Kerja dan Kesehatan
Kerja
Peraturan Perundangan terkait K3
Konstruksi

2012
2008 • Permen PU
No.
• Permen PU 05/PRT/M/
2004 No. 2014
09/PRT/M/2 tentang
• Kep 008 tentang Pedoman
MenKimpraswil Pedoman SMK3
No SMK3 Konstruksi
1986 384/KPTS/M/20 Konstruksi Bidang
04 tentang Bidang Pekerjaan
• SKB Mennaker - Pedoman Teknis Pekerjaan Umum
Men.PU No. K3 Pada Tempat Umum
174/MEN/1986 Kegiatan
& Konstruksi
104/KPTS/1986 Bendungan
tentang
Standar K3
Konstruksi
UUJK 2/2017
Kewajiban
Penerapan
SMK3
menurut
PP 50/2012
Pasal 5
Kewajiban Penerapan
SMK3 menurut Permen
PUPR 5/2014
Definisi SMK3

• PP No. 50/2012 • Permen PUPR 5/2014


Definisi SMK3 adalah Definisi SMK3 Konstruksi
• Bagian dari sistem Bidang PU adalah
manajemen perusahaan • bagian dari sistem
secara keseluruhan manajemen organisasi
– dalam rangka pelaksanaan pekerjaan
pengendalian risiko konstruksi
yang berkaitan
dengan kegiatan kerja – dalam rangka
– guna terciptanya pengendalian risiko K3
tempat kerja yang pada setiap pekerjaan
aman, efisien dan konstruksi bidang
produktif. Pekerjaan Umum.
Penerapan peraturan SMK3 pada sektor
konstruksi

• PP No. 50/2012 memandatkan


pelaksanaan SMK3 di level perusahaan,
• Permen PU No. 5/2014
menginterpretasikan SMK3 Konstruksi
diterapkan di level proyek (tidak
meminta penerapan SMK3 konstruksi di
level perusahaan).
• Ketiadaan mandat penerapan SMK3
pada tingkat perusahaan sering
menyebabkan ketidakserasian antara
kebijakan perusahaan dan kebijakan
proyek dalam penerapan K3
PERMEN PP 50/2012
PUPR 5/2014 SMK3
PEMILIK KEBIJAKAN K3? KPIs?
( 0 ACC- 0 FAIL)

PORTOFOLIO
KEBIJAKAN
KPIs?
K3?

Perusahaan
Kontraktor KEBIJAKAN
KPIs?
K3?

PROYEK
Manajer p KEBIJAKAN
KPIs?
K3?

SUBCONs
PACKAGEs KEBIJAKAN
K3? KPIs?
OPERASI
International best practice SMK3

Sumber: Loosemore M, dkk (2003)


Penerapan SMK3 menurut PP
50/2012
SMK3 Konstruksi menurut Permen PUPR
No 5/2014 Pasal 4
A. Penetapan Kebijakan K3

Menurut Lampiran I PP No 50/2012 poin A.3

Menurut Permen PUPR No 5/2014 pasal 1


B. Perencanaan K3
Lampiran I PP No 50/2012
poin B.1 (Perencanaan K3)

• Rencana K3 seharusnya
dirumuskan
berdasarkan tinjauan
awal K3 di level
perusahaan (bukan
berdasarkan K3 di level
proyek).
Permen
PUPR
5/2014
Lampiran 2
C. Implementasi Rencana K3
Lampiran I PP No 50/2012 poin C
(Pelaksanaan Rencana K3)

a. Organisasi/ Unit yang bertanggungjawab


di bidang K3 (P2K3)
b. Anggaran
c. Prosedur operasi/kerja, informasi, dan
pelaporan serta pendokumentasian
d. Instruksi kerja
Permen PUPR 5/2014 Pasal 4(3)
Penerapan SMK3 pada perusahaan
konstruksi di Indonesia
• Seperti apakah perusahaan konstruksi
Indonesia menerapkan SMK3 saat ini?
• Adakah keseragaman implementasi?
Adakah unit khusus K3?
• Apakah sudah cukup efektif dalam
mencapai tujuan peningkatan daya saing?
Metodologi

• Pendekatan kualitatif
• Data diperoleh melalui 2 tahap kuesioner:
Bagian Responden Hasil yang Diharapkan
Kuesioner-1 9 lembaga audit Tinjauan umum hasil audit SMK3 dan data
SMK3 dan terkait praktik SMK3 di perusahaan
Kementerian konstruksi nasional dari sudut pandang
Tenaga Kerja dan auditor
Transmigrasi
Kuesioner-2 82 perusahaan Menghasilkan evaluasi dari praktik-praktik
kontraktor nasional SMK3 serta daya saing perusahaan
kontraktor, yang diukur oleh 5 kategori daya
saing: waktu pengiriman, kepuasan dengan
kualitas, pertumbuhan volume kontrak,
motivasi dan personil proyek HSE.
Audit SMK3
menurut Pasal 1(7)
PP 50/2012
• Pemeriksaan secara sistematis dan
independen terhadap pemenuhan kriteria
yang telah diterapkan untuk:
– mengukur suatu hasil kegiatan
– yang telah direncanakan dan dilaksanakan
– dalam penerapan SMK3 di perusahaan.
AUDIT SMK3

Pengawasan SMK3
oleh instansi Ketenagakerjaan pada
Pemprov, Pemkab/Pemkot Penerapannya
dibuktikan dengan
Audit
Eksternal Internal
(3 tahun sekali)
Badan Audit Pengurus
(Auditor) Perusahaan

Wajib
Bagi perusahaan yang:
•Mempekerjakan pekerja/buruh lebih dari 100 orang
•Kurang dari 100 orang dengan tingkat potensi bahaya
tinggi
12 Kriteria
Audit
SMK3

Pasal 16(3)
PP 50/2012
Sertifikasi SMK3 melalui audit

• Penghargaan terhadap implementasi


SMK3 di Indonesia dapat diperoleh
melalui mekanisme audit sertifikasi
SMK3 berdasarkan PP No. 50/2012.
– Sertifikat Perak
– Sertifikat Perak, Bendera Perak
– Sertifikat Perak
– Sertifikat Emas, Bendera Emas
Data Sertifikasi SMK3 (kasus Jawa Barat)
• Di provinsi Jawa Barat pada tahun 2015-2018,
57.4% dari 197 perusahaan konstruksi
menerima Kategori Tingkat Lanjutan dan
Tingkat Implementasi Baik (85 -100%).

Sumber: Data yang diolah dari Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2015-2018
Praktek SMK3 pada Perusahaan
Konstruksi Saat Ini (1)
1. Komitmen dalam mematuhi dan menerapkan
SMK3 belum berkembang menjadi komitmen
jangka panjang yang berkelanjutan.
– komitmen SMK3 cenderung masih bersifat
seremonial
2. Masih sedikit perusahaan konstruksi nasional
yang memiliki unit organisasi khusus untuk
menangani SMK3 di tingkat perusahaan.
– Beberapa ahli K3 yang tersedia di Indonesia
hanya dilibatkan berdasarkan proyek,
namun tidak direkrut secara permanen
dalam manajemen perusahaan
– Fenomena “Pekerja lepas”
Isu perbedaan SMK 3 pada perusahaan
manufaktur dan perusahaan konstruksi
Perusahaan Perusahaan
manufaktur konstruksi
basis produksi tetap , basis produksi tidak tetap
tenaga kerja umumnya (by project, berpindah-
tetap pindah), tenaga kerja
sebagian besar tidak tetap

• Perbedaan ini menyebabkan kesulitan


perusahaan konstruksi untuk dapat
menerapkan SMK3 sesuai PP 50/2012
• Meskipun demikian adanya SMK3 pada
tingkat perusahaan sangat penting
Praktek SMK3 Saat Ini (2)
3. Hasil evaluasi risiko proyek belum dimanfaatkan secara
efektif dalam perencanaan strategi pengembangan K3
untuk bisnis yang sedang berlangsung di tingkat
perusahaan.
– Umumnya, hanya proyek-proyek berisiko tinggi
yang menuntut penerapan penuh K3 dan
mengalokasikan dana yang cukup untuk
mengurangi risiko K3.
– Perusahaan konstruksi merasa tidak mampu karena
investasinya besar, sehingga hanya menerapkan di
proyek sekurang-kuranya melalui penyediaan Alat
Pelindung Diri dasar (APD) dan / atau berdasarkan
pengaduan masyarakat.
4. Rencana K3 masih dilakukan berdasarkan proyek dan
dana yang dialokasikan dari nilai kontrak.
– Konsekuensinya, prioritas diarahkan untuk
penghematan biaya proyek, dibandingkan untuk
pencegahan K3.
Praktek SMK3 Saat Ini (3)
6. Sebagian besar risiko K3 di tingkat proyek
yang muncul diatasi oleh tim proyek
secara independen.
– Kantor pusat perusahaan hanya
terlibat jika terjadi kecelakaan
konstruksi besar dan jika kasusnya
menjadi perhatian publik.
7. Rekam jejak kecelakaan konstruksi juga
relatif tidak menghalangi peluang bagi
perusahaan konstruksi untuk bergabung
dengan tender lainnya dalam proyek
konstruksi yang berskala besar dan
berisiko tinggi.
Daya Saing Perusahaan Konstruksi
• Dalam studi ini, daya saing diukur dari:

1. Waktu (delivery time)


2. Kepuasan (Satisfaction with product)
3. Pertumbuhan volume kontrak
(Contract volume growth)
4. Motivasi personil (personnel
motivation)
5. Kinerja Proyek K3 / OSH
Evaluasi Diri Perusahaan terhadap Daya Saing Perusahaan (Setelah Menerapkan SMK3)
Studi Kasus
Struktur Organisasi PT. Waskita Karya (2015)

Sumber: http://nindyasne.blogspot.com/2015/11/mengintip-apa-itu-waskita-karya-persero.html
Struktur Organisasi PT. Waskita Karya (2018)

Sumber: https://www.waskita.co.id/pages/about/organization?lang=id
Struktur Organisasi PT. Adhi Karya (2016)

Sumber: https://cepagram.com/index.php/2016/10/04/pt-adhi-karya-perserotbk-struktur-organisasi/
Struktur Organisasi PT. Adhi Karya (2018)

Sumber: http://www.adhi.co.id/about-adhi/organization-chart
Struktur Organisasi PT. WIKA (2016)

Sumber: http://www.wika.co.id/id/file/periodical-information
Struktur Organisasi PT. WIKA (2018)

Sumber: http://www.wika.co.id/id/pages/organization-structure
Struktur Organisasi PT. Rekayasa Industri (2017)
PRESIDENT DIRECTOR
DIREKTUR UTAMA

PROJECT & OPERATION DIRECTORATE


DIREKTORAT OPERASI & PROYEK

OPERATION UNIT

HEALTH, SAFETY, SECURITY &


ENVIRONMENT DIVISION

CORPORATE HSSE
DEPARTMENT

Sumber: S-Kep Direksi PT. Rekayasa


PROJECT HSSE
Industri No.001-III Tahun 2017
Persepsi Perusahaan Konstruksi:
Dampak Implementasi SMK3
terhadap Daya Saing
• Sebagian besar perusahaan menganggap
bahwa daya saing utamanya dinilai dari Profit,
People, dan Planet. Namun kinerja K3 belum
menjadi pertimbangan utama.
• Responden perusahaan konstruksi menilai
bahwa daya saing perusahaan sebelum dan
sesudah menerapkan SMK3 tidak terlalu
berbeda.
• Terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi
daya saing perusahaan, seperti kebijakan
pengadaan yang dibuat oleh owner. Umumnya
owner proyek O&G lebih concern terhadap K3.
Persepsi auditor • Pengaruh negatif
SMK3 terkait • Komitmen masih bersifat
Faktor-faktor yang seremonial,
• Anggaran untuk SMK3 dan / atau
Mempengaruhi organisasi tidak mencukupi,
• Tenaga kerja harian yang kurang
Penerapan SMK3 terdidik tentang K3,
• Peraturan yang tidak sinkron,
• Kurangnya bantuan dari
• Pengaruh positif pemerintah,
• Kurangnya dukungan teknis
• Ketersediaan tenaga ahli K3 yang untuk menerapkan teknologi K3
kompeten, terbaru,
• Teknologi ramah K3 yang sesuai • Investasi tinggi untuk SMK3,
terhadap regulasi oleh • Rendahnya penegakan K3 dalam
perusahaan konstruksi, proyek.
• K3 mulai digunakan sebagai salah
satu persyaratan tender
Ekspektasi auditor SMK3 terhadap
Mekanisme Insentif / Disinsentif SMK3
(1) (Hasil wawancara)
1. Untuk Pengguna / Pemerintah
• Pemerintah / lembaga terkait memberikan
bantuan berkala terkait pelatihan kompetensi
K3.
• Bantuan dari pemerintah / lembaga terkait
terkait logistik sesuai fasilitas standar SMK3
(seperti APD, APR, kotak P3K, dll.).
• Adanya preferensi untuk entitas bisnis yang
telah memperoleh sertifikasi SMK3 dalamproses
tender.
• Sinkronisasi peraturan SMK3 dan penegakan
secara serius untuk praktik K3 di lokasi proyek.
Ekspektasi auditor SMK3 terhadap
Mekanisme Insentif / Disinsentif SMK3
(2) (hasil wawancara)

2. Untuk Perusahaan Konstruksi


• Menerapkan metode rewards and
punishment untuk mengembangkan budaya
dan perilaku K3 kepada tenaga kerja
mereka.
• Pengawasan perilaku K3 yang berkala dan
konsisten terhadap tenaga kerjanya.
• Badan usaha jasa konstruksi lebih
memperhatikan bidang penelitian dan
pengembangan aspek K3 dalam
pengembangan teknologi konstruksi
terbaru.
Kesimpulan
• Terdapat gap antara Permen PUPR No.
5/2014 dan PP No. 50/2012 yang
menyebabkan tidak semua Perusahaan
Konstruksi mempunyai sumberdaya/fasilitas
K3 yang seharusnya dimiliki di tingkat
perusahaan; adanya di tingkat proyek yang
sangat tergantung persyaratan tiap-tiap
proyek.

• Menerapkan dan tidak menerapkan SMK3


tidak masih belum terlalu berpengaruh
terhadap daya saing Perusahaan
Konstruksi. BUMN yang banyak mengalami
kecelakaan, market sales-nya bisa tetap
tinggi dan meningkat.
Saran
• Supaya perusahaan konstruksi
menerapkan SMK3 secara sukarela,
semestinya perusahaan yang
menerapkan SMK3 Perusahaan dengan
benar harus lebih mampu bersaing.
– Perlu diatur dalam proses
pengadaannya.
– Owner seharusnya mempersyaratkan
sekurang-kurangnya SMK3 Perak di
tingkat Perusahaan (sesuai PP No.
50/2012) (Peserts tender)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai