Anda di halaman 1dari 1

Nama : M.

Petir Abdillah Maranatha


Nim : 2013453042

Tugas bakeriologi III : Review jurnal

Jurnal : Perbandingan Hasil Uji Kepekaan Antibiotik Corynebacterium diphtheriae Menggunakan


Metode Disk Difusi Agar dan MIC Strip.
http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/jbmi/article/download/2387/1212

Ringkasan jurnal
Corynebacterium diphtheriae merupakan bakteri patogen penyakit menular penyebab yang
disebut penyakit difteri. Daerah organ tubuh yang sering terkena adalah tonsil, faring, laring, hidung,
terkadang dapat menyerang selaput lendir atau kulit. Penyakit difteri ditandai dengan gejala
tenggorokan terasa sakit, timbul lesi membran diikuti dengan kelenjar limfe yang membesar dan
melunak. Pada kasus yang sedang dan berat ditandai dengan pembengkakan dan oedema di leher
dengan pembentukan membran pada trakhea secara ekstensif dan dapat terjadi obstruksi jalan
napas.
Sampel menggunakan 57 isolat bakteri Corynebacterium diphtheriae tersimpan hasil investigasi
kejadian luar biasa antara tahun 2010 – 2015. Penentuan resistensi menggunakan metode disk agar
difusi menggunakan medium Muhler hilton agar dengan darah domba 2 - 5%.8,9 dilakukan terhadap
12 antibiotik disk dari produk oxoid yang terdiri dari eritromisin (15 μg), rifampisin (5 μg), linezolid
(30 μg), klindamisin (2 μg), ciproflokasin (5 μg), moksifloksasin (5 μg), gentamisin (10 μg), trimetoprin
sulfametosasol (15 μg), vankomisin (30 μg), tetracyclin (30 μg), ceftriakson (30 μg), dan
benzilpenisilin (10 μg).
Sementara penentuan resistensi menggunakan metode difusi agar strip/epsilometer
menggunakan medium Muhler hilton agar dengan darah domba 2%-5%.8,9 Ada 10 strip Ezy MIC
antibiotik dari produk HiMedia yang terdiri dari eritromisin (0,006-12 μg/mL), rifampisin (0,006-0,75
μg/mL), linezolid (0,25- 1μg/mL), klindamisin (0,047-256 μg/mL), ciproflokasin (0,012-0,75 μg/mL),
gentamisin (0,125-2 μg/mL), rimetoprin sulfametosasol (0,012-32 μg/mL) vankomisin (0,25-3
μg/mL), tetrasiklin (0,19-256 μg/mL), dan penisilin G (0,125-12 μg/mL).
uji kepekaan masing – masing antibiotik dengan dua metode menunjukkan tingkat kesesuain
yang bervariasi antara 82,0% - 100 %. Khusus antibiotik untuk program pengobatan difteri
mempunyai tingkat kesesuain untuk penisilin 88,5% dan eritromisin 95,1% . Penggunaan strip Ezy
MIC mempunyai kesesuaian 90% ± 1 pengenceran dengan MIC dilusi agar cair.15 Pada penelitian
lainnya uji kepekaan antibiotik dengan menggunakan disk difusi agar mempunyai kesesuaian 94,9%
dengan metode MIC E- Test .

Kesumpulan
Penentuan metode uji kepekaan antibiotik terhadap C. diphtheriae dapat dilakukan sesuai
kondisi kepraktisan dan kemudahan di laboratorium. Metode disk difusi agar dianggap lebih
praktis karena mudah ,cepat, murah dan tidak memerlukan keahlian khusus. Sama halnya
dengan metode MIC E-test, bedanya hanya antibiotik strip MIC E-test yang digunakan jauh lebih
mahal dan metode ini lebih dianggap sebagai standar baku emas. Kedua metode ini mempunyai
tingkatkesesuain yang baik (kesesuaian >80%) bervariasi antara 82,0% - 100 %. Khusus antibiotik
untuk program pengobatan difteri pada dua metode tersebut mempunyai tingkat kesesuaian
sebesar 88,5% untuk penisilin dan 95,1%.untuk eritromisin.

Anda mungkin juga menyukai