Anda di halaman 1dari 4

Staphylococcus epidermidis

Staphylococcus epidermidis

A. DESKRIPSI
Staphylococcus epidermidis adalah salah satu spesies bakteri dari
genus Staphylococcus yang diketahui dapat menyebabkan infeksi oportunistik (menyerang
individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah). Beberapa karakteristik bakteri ini
adalah fakultatif, koagulase negatif, katalase positif, gram positif, berbentuk kokus, dan
berdiameter 0,5 – 1,5 µm. Bakteri ini secara alami hidup pada kulit dan membran
mukosa manusia. Infeksi Staphylococcus epidermidis dapat terjadi karena bakteri ini
membentuk biofilm pada alat-alat medis di rumah sakit dan menulari orang-orang di
lingkungan rumah sakit tersebut (infeksi nosokomial). Secara klinis, bakteri ini menyerang
orang-orang yang rentan atau imunitas rendah, seperti penderita AIDS, pasien kritis,
pengguna obat terlarang (narkotika), bayi yang baru lahir, dan pasien rumah sakit yang
dirawat dalam waktu lama.

Gram strain of Staphylococcus epidermidis


(picture:  http://faculty.ccbcmd.edu/courses/bio141/labmanua/lab5/dsstaph.html)

Gram strain of Staphylococcus epidermidis


(picture: http://web.uconn.edu/mcbstaff/graf/Student%20presentations/S
%20epidermidis/sepidermidis.html)
Organisme ini menghasilkan glycocalyx "lendir" yang bertindak sebagai perekat
mengikuti ke plastik dan sel, menyebabkan resistensi terhadap fagositosis dan antibiotik.
Staphylococcus epidermidis dapat bertahan di permukaan yang kering untuk waktu yang
lama. Staphylococcus epidermidis hidup parasit pada manusia dan hewan berdarah panas
lainnya. (Nilsson, et al. 1998).

B. KLASSIFIKASI
Kerajaan :  Bacteria
Filum       :  Firmicutes
Kelas      :  Bacilli
Ordo       :  Bacillales
Famili      :  Staphylococcacea
Genus      :  Staphylococcus
Spesies    :  Staphylococcus epidermidis (Winslow1908 dan Evans 1916).

C. KARAKTERISTIK (CIRI-CIRI)
Staphylococcus epidermidis memiliki beberapa karakteristik, antara lain:

1. Bakteri fakultatif.
2. Koagulase negatif, katalase positif, gram positif.
3. Berbentuk kokus, dan berdiameter 0,5 – 1,5 µm.
4. Hidup pada kulit dan membran mukosa manusia.

D. PENYAKIT
Infeksi Staphylococcus epidermidis berhubungan dengan perangkat intravaskular (katup
jantung buatan, shunts, dll), tetapi biasanya terjadi pada sendi buatan, kateter, dan luka besar.
Infeksi kateter bersama dengan kateter-induced UTI menyebabkan peradangan serius dan
sekresi nanah. Dalam hal ini, buang air kecil sangat menyakitkan.
Septicaemia dan endokarditis termasuk penyakit yang berhubungan dengan
Staphylococcus epidermidis. Gejala yang timbul adalah demam, sakit kepala, dan kelelahan
untuk anoreksia dan dyspnea. Septicemia terjadi akibat infeksi neonatal, terutama ketika bayi
lahir dengan berat badan sangat rendah.Sedangkan, Endokarditis adalah infeksi katup jantung
dan bagian lapisan dalam dari otot jantung. Staphylococcus epidermidis dapat mencemari
peralatan perawatan pasien dan permukaan lingkungan.
Berikut adalah distribusi kuman gram positif yang sensitif dan resisten terhadap bebagai jenis
antibiotik berdasarkan uji kuman di RS Fatmawati Jakarta pada tahun 2001-2002, termasuk
Staphylococcus epidermidis:
1.         Antibiotika golongan amino glikosida
Data hasil pengujian menunjukkan bahwa jumlah sampel yang diuji kecil, kepekaan paling
tinggi ditemukan terhadap kanamisin, netilmisin dan tobramisin pada Staphylococcus
epidermidis (100%), netilmisin pada Streptococcus β haemoliticus (90.0%), dibekasin,
gentamisin, netilmisin, tobramisin pada Staphylococcus aureus (100%). Tingkat resistensi
paling tinggi ditunjukkan terhadap tobramisin pada Streptococcus β haemoliticus (100%) dan
gentamisin untuk Staphylococcus epidermidis (33,3%).

2.         Antibiotika golongan sefalosporin


Data hasil uji kepekaan kuman terhadap antibiotika golongan ini menunjukkan sampel yang
diuji juga dalam jumlah kecil, kepekaan tertinggi terlihat terhadap sefotaksim dan seftizoksim
pada Staphylococcus epidermidis (100%), seftizoksim dan seftriakson untuk Streptococcus β
haemoliticus (100%) sedangkan Staphylococcus aureus terhadap semua antibiotika yang diuji
masih sensitif. Resistensi tertinggi terlihat terhadap seftriakson untuk Staphylococcus
epidermidis (50,0%) sefaleksin untuk Streptococcus β haemoliticus (75,0%).

3.         Antibiotik golongan penisilin


Disini terlihat sampel yang diuji juga dalam jumlah kecil. Kepekaan tertinggi terlihat
terhadap amoksisilin-asam klavulanat untuk Staphylococcus epidermidis (100%),
sulbenisilin, penisilin G terhadap Streptococcus β haemoliticus (100%). Resistensi tertinggi
terlihat terhadap amoksisilin, ampisilin, penisilin G pada Staphylococcus epidermidis (100%)
dan Staphylococcus aureus telah resisten terhadap semua antibiotika yang diuji (100%).

4.     Antibiotika golongan lainnya


Sampel yang diuji juga dalam jumlah kecil. Kepekaan tertinggi ditunjukkan oleh
Staphylococcus aureus (100%) terhadap tetrasiklin, kotrimoksazol dan fosmisin,
Staphylococcus epidermidis (83.3%) terhadap kotrimoksazol, Streptococcus β haemoliticus
(100%) terhadap siprofloksasin dan fosmisin. Resistensi tertinggi diperlihatkan
kloramfenikol, siprofloksasin pada Staphylococcus aureus (100%), tetrasiklin untuk
Staphylococcus epidermidis (85.7%) dan Streptococcus β haemoliticus (57.1%).
Dapat diambil kesimpulan, bahwa Staphylococcus epidermidis mempunyai kepekaan
tertinggi berturut-turut terhadap kanamisin, netilmisin, tobramisin, sefotaksim, seftizoksim,
amoksisilin-asam klavulanat dan kotrimoksazol. Resistensi tertinggi berturut-turut diberikan
untuk ampisilin, amoksisilin, penisilin G. tetrasiklin dan kloramfenikol.
Meskipun ada banyak penelitian tentang S. virulensi faktor epidermidis, sedikit yang
telah dilakukan untuk mengetahui modus kerjanya.

E. PENGOBATAN
Staphylococcus epidermidis merupakan bagian dari flora normal manusia, telah
mengembangkan resistensi terhadap antibiotik yang umum seperti methicillin, novobiocin,
klindamisin, dan penisilin benzil. Untuk mengobati infeksi digunakan vankomisin, hasil atau
rifampin.

Staphylococcus epidermidis

Anda mungkin juga menyukai