Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Babi domestic (Sus scrofa domesticus) merupakan mamalia dan termasuk


dalam jenis omivora yaitu pemakan baik daging atau pun tumbuhan.Babi
betina dapat menghasilkan 12-14 ekor anak dalam satu kelahiran dengan
masa bunting 114 hari. (Pardede Simon, 2015). Hewan ini juga termasuk
hewan ternak yang biasa dikonsumsi sebagian orang di Indonesia. Hal ini
dikarenakan daging babi memiliki berbagai macam nutrisi diantaranya adalah
terdapat dalam 100 gram (gr) daging babi segar yaitu 453 kalori (kal), 11,9 gr
protein, dan 45 gr lemak. Lemak babi mengandung asam oleat dengan lemak
jenuh (Sri Maiyena, 2022)

Disamping kandungan yang dimilikinya, babi memiliki kebiasaan buruk


yang berhubungan dengan statusnya sebagai omnivora. Khususnya babi yang
diternakkan di pedalaman biasanya tidak dikandangkan sehingga babi dapat
berkeliaran bebas atau diikat di bawah pohon dan tak jarang memakan tinja
manusia (Lingga et al., 2020). Dalam keadaan itu babi akan kehujanan pada
saat musim hujan. Bahkan berkubang dalam lumpur yang bercampur dengan
kencing dan kotorannya sendiri.(Budaarsa et al., 2018). Dengan perilaku
demikian memungkin babi dapat terinfeksi oleh cacing sth terutama cacing
tambang (Ancylostoma duodenale) karena telur cacing tambang bisa menetas
di tanah dan melepaskan larva matang yang dapat langsung menembus kulit
(WHO,2022).

bin Shahid, 2010), telah melakukan penelitian tentang identifikasi cacing


tambang. Di antara 375 sampel tinja yang dievaluasi, 26 (6,93%) sampel
positif cacing tambang. Ancylostoma duodenale adalah 3 (11,50%) dan
Necator americanus adalah 23 (88,50%). Kultur Harada Mori ditemukan
sebagai metode yang paling efektif untuk mendeteksi cacing tambang. Teknik
Harada- Mori adalah yang pertama kali dikenalkan pada tahun 1955 oleh Mr.
Harada dan Mr. Mori. Teknik ini menggunakan larva alami tropisme ke air
untuk memusatkan larva (Martín-Rabadán et al., 1999). Teknik ini
memungkinkan telur cacing dapat berkembang menjadi larva infektif pada
kertas saring basah selama kurang lebih 7 hari, kemudian larva ini akan
ditemukan didalam air yang terdapat pada ujung tabung. Prosedur Harada
Mori tidak membutuhkan ruangan yang besar atau peralatan yang cangggih.

Perkembangan cacing tambang dipengaruihi oleh beberapa faktor seperti


kelembaban. Cacing tambang memerlukan lingkungan yang lembab untuk
berkembang karena sensitive terhadap kondisi kering dan juga paparan sinar
matahari. Selain itu, suhu dan pH juga mempengaruhi perkembangan cacing
tambang. Tanah dengan pH asam dapat mengganggu pertumbuhan cacing
tambang. Dalam kondisi kelembaban dan temperatur yang optimal 23℃ -
33℃. Waktu normal yang dibutuhkan telur cacing tambang untuk menjadi
larva adala 7 hari. Telur akan menetas dalam 1-2 hari dan akan melepaskan
larva rhabditiform berukuran 250-300 µm kemudian menjadi larva filariform
dalam waktu 5-10 hari (ZA Mulatikhah, 2019)

Chapman dkk., (2022) telah melakukan penelitian mengenai pembiakan


cacing tambang dengan modifikasi harada mori dengan mencampurkan feses
dan arang aktif sebagai penyeimbang pH dan mengurangi bau tak sedap. Dari
penelitian tersebut didapatkan hasil median 23,69 larva per gram IQR 2,5–
32,08 dan juga menyimpulkan bahwa kelangsungan hidup larva menurun dari
waktu ke waktu dari rata-rata 85% menjadi <70% dalam 14 hari.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian mengenai “Pembiakan telur cacing tambang (Ancylostoma
duodenale) dari kotoran babi (Sus scrofa) dengan metode modifikasi Harada
Mori”.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah biakan cacing tambang (Ancylostoma duodenale) dengan teknik


modifikasi harada mori efektif menggunakan kotoran babi ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui efektifitas teknik modifikasi harada mori untuk membiakan telur
cacing tambang (Acylostoma duodenale) menggunakan sampel kotoran babi
(Sus scrofa domesticus).
1.3.2 Tujuan Khusus
Mengetahui efektifitas biakan telur cacing tambang (Ancylostoma duodenale)
dari kotoran babi (Sus scrofa) dengan teknik modifikasi haradamori
menggunakan arang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Penelitian tentang biakan telur cacing tambang (Ancylostoma duodenale) dari
kotoran babi (Sus scrofa) dengan teknik modifikasi harada mori. Hasil
penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang cara
pembiakan cacing tambang menggunakan teknik modifikasi harada mori.
1.4.2 Bagi Institusi
Penelitian tentang biakan telur cacing tambang (Ancylostoma duodenale) dari
kotoran babi (Sus scrofa) dengan teknik modifikasi harada mori. Hasil
penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru mahasiswa
Teknologi Laboratorium Medik khususnya dalam bidang Parasitologi, juga
dapat dijadikan sebagai referensi penelitian tentang biakan telur cacing
tambang
1.4.3 Bagi Masyarakat
Penelitian tentang biakan telur cacing tambang (Ancylostoma duodenale) dari
kotoran babi (Sus scrofa) dengan teknik modifikasi harada mori. Hasil
penelitian ini memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana cara
membiakkan telur cacing tambang (Ancylostoma duodenale) dengan teknik
modifikasi harada mori menggunakan arang.
DAFTAR PUSTAKA

bin Shahid, S. (2010). Identicifation of Hookworm Species in Stool By Harada Mori


Culture. In Bangladesh J Med Microbiol.
Budaarsa, K., Puger, A. W., Putri, T. I., Udayana Dan, I. D. G. A., & Sudiastra, I. W.
(2018). PERFORMA BABI BALI YANG DIPELIHARA DALAM KANDANG
LANTAI BAPUK DAN BETON PERFORMANCE OF BALI PIGS RAISED IN
BAPUK AND CONCRETE FLOOR. MAJALAH PERTERNAKAN ILMIAH.
Chapman, P. R., Llewellyn, S., Jennings, H., Becker, L., Giacomin, P., McDougall, R.,
Robson, J., Loukas, A., & McCarthy, J. (2022). The production of Necator
americanus larvae for use in experimental human infection. Parasites and
Vectors, 15(1). https://doi.org/10.1186/s13071-022-05371-y
Lingga, A. A., Swacita, I. B. N., & Suada, I. K. (2020). Seroprevalensi Sistiserkosis
pada Babi di Wilayah Wamena, Papua. Buletin Veteriner Udayana, 67.
https://doi.org/10.24843/bulvet.2020.v12.i01.p12
Martín-Rabadán, P., Muñoz, P., Palomo, J., & Bouza, E. (1999). Strongyloidiasis: The
Harada-Mori test revisited. Clinical Microbiology and Infection, 5(6), 374–376.
https://doi.org/10.1111/j.1469-0691.1999.tb00157.x
Pardede Simon. (2015). ANALISIS BIAYA DAN KEUNTUNGAN USAHA
PETERNAKAN BABI. Student E-Journal.
Sri Maiyena, E. R. M. (2022). Kajian Analisis Konsumsi Daging Sapi dan Daging
Babi. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(1), 3131–3136.
ZA Mulatikhah. (2019). PERBEDAAN WAKTU INKUBASI TERHADAP
PERTUMBUHAN LARVA CACING TAMBANG METODE HARADA MORI.
http://repository.unimus.ac.id
 

Anda mungkin juga menyukai