Agrotekma
Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrotekma
UJI PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) BIBIT
F4 ASAL CILAMAYA DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI MEDIA
TANAM SUBSTITUSI TONGKOL JAGUNG
Abstract
The objective of this research was to get out the concentrations of the corn cob planting media that gives the
highest result on the straw mushroom planting media. This research was conducted at plant Biotechnology
Laboratory Faculty of Agriculture University of Singaperbangsa Karawang and Pasir Mulya Village, Majalaya,
Karawang. Used in June to October 2020. This research used experimental method was used randomized block
design single factor with four replications. There was 6 treatments : A (Control), B ( 5% corncob + 95% straw,
C (10% corncob + 90% straw), D ( 15% corncob + 85% straw), E (20% corncob + 80% straw), and F (25%
corncob + 75% straw). The effect of treatment with analiyzed of variance and if the F test level 5% was
significant, then it continued with DMRT (Duncan Multiple Range Test) at the level of 5% to find out the best
treatment.The result showed that they were not significant effect on the length, diameter, and weight. Bused on
average of amount production in each treatment, treatment B showed the highest production during 1 planting
period, namely 2,230 kg
Keywords: Sawi (Brassica juncea L.), Planting Media, Verikultur, Conventional
How to Cite: Asyarita, S., Lestari, A. (2020), Uji Produktivitas Jamur Merang (Volvariella volvaceae) Bibit F4 Asal
Cilamaya Dengan Berbagai Konsentrasi Media Tanam Subtitusi Tongkol Jagung, Agrotekma, 2(2): 138 -151.
138
Agrotekma, 2 (2) Desember 2020: 138-148.
PENDAHULUAN
Media tumbuh pada jamur merang selain
Jamur merupakan salah satu hasil media jerami, dedak, kapur, dan kapas, serbuk
pertanian yang banyak dibutuhkan oleh tongkol juga dapat digunakan sebagai media
masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan gizi tumbuh pada jamur merang. Serbuk tongkol
setiap harinya. Terdapat beberapa jenis jamur jagung mengandung 6% lignin, 41% selulosa,
yang berada dipasaran yaitu jamur tiram, jamur dan 36% hemiselulosa. Serbuk tongkol jagung
merang dan jamur champignon (Yuliawati, juga mengandung serat kasar 35,5%, protein
2016). 2,5%, kalsium 0,12%, fosfor 0,04% (Aprianie,
Jamur merang memiliki Kandungan 2009). Tongkol jagung juga mengandung karbon
nutrisi yang terdiri dari 90 % air, protein 25,9 48,22%, oksigen 42,94%, hidrogen 6,2%, sulfur
%, serat,vitamin, lemak 5,7 %, karbohidrat 56,8 0,13%, dan nitrogen 1,57%, nitrogen bebas yang
%, asam amino, asam lemak tak jenuh, mineral, terdapat dalam tongkol jagung yaitu 53,5%
dan memiliki kalori yang rendah (Roy, 2014). (Nurbaiti et al., 2010).
Kandungan nutrisi yang terdapat didalam jamur Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
merang yang banyak sehingga jamur merang produksi jamur merang di Indonesia pada tahun
(Volvariella volvaceae) merupakan komoditas 2014 sebanyak 37.409.599 kg, pada tahun 2015
yang bagus untuk dikembangkan karena produksi jamur merang di Indonesia mengalami
permintaan jamur merang yang semakin tinggi penurunan menjadi 33.484.635 kg dan pada
dikalangan bawah, menengah, maupun atas tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi
dalam masyarakat (Mufidah et al., 2019). 40.914.331 kg.
Menurut Yuliawati (2016), jamur yang Menurut Dinas Pertanian, Kehutanan,
berkualitas selain ditentukan dari indukan jamur Perkebunan, dan Peternakan Kabupaten
yang unggul juga ditentukan oleh kualitas Karawang (2019) Dalam Azkiya et al., (2020)
biakan murni. Biakan murni pada jamur melalui komoditi jamur merang didaerah Karawang
beberapa tahap, diantaranya kultur murni atau menempati posisi produksi tertinggi
F0, kemudian F1, F2, F3, dan F4 (Yulliawati, dibandingkan dengan tanaman hortikultura
2016). Biakan murni atau F0 merupakan tahap lainnya yaitu sebesar 1.784.144 kwintal pada
awal pada budidaya jamur yaitu isolasi spora tahun 2018. Kecamatan Jatisari Kabupaten
atau bagian tubuh jamur kedalam media dengan Karawang produksi jamur merang tertinggi pada
keadaan steril, spora kemudian berkecambah tahun 2018 sebesar 703.333 kwintal (Dinas
dan membentuk hifa yang semakin kompleks Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, dan
dan kemudian akan membentuk misellium Peternakan Kabupaten Karawang, 2019) dalam
(Nurjanah, 2016). Bibit F0 jamur merang akan (Azkiya et al., 2020). Tingginya produksi jamur
diperoleh dari 2 daerah yang berada di merang didaerah Karawang pada tahun 2018
Karawang yaitu daerah Purwasari dan sehingga perlu dilakukan upaya penambahan
Cilamaya. permintaan jamur merang.
139
How to Cite: Asyarita, S., Lestari, A. (2020), Uji Produktivitas Jamur Merang (Volvariella volvaceae) Bibit F4 Asal Cilamaya
Dengan Berbagai Konsentrasi Media Tanam Subtitusi Tongkol Jagung, Agrotekma, 2(2): 138 -148.
Penelitian dilaksanakan di
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Laboratorium Fakultas Pertanian a. Pengamatan Penunjang
Universitas Singaperbangsa Karawang dan
Suhu dan Kelembaban
diuji dalam kumbung yang berlokasi di
Suhu dan Kelembaban didalam kumbung
Desa Pasirmulya Kecamatan Majalaya.
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
Kabupaten Karawang. Provinsi Jawa Barat. jamur merang. Suhu harian yang dilakukan
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni selama percobaan yaitu berkisar antara 27,9 -
sampai Oktober 2020. Bahan yang 32,7 dengan rata-rata suhu maksimal yaitu
diguanakan dalam penelitian yaitu bibit F4 32,52 dan minimalnya yaitu 28,41 ,
jamur merang hasil isolasi lokasi Cilamaya, sedangkan kelembapannya berkisar antara 75–
jerami padi, kapas, dedak, serbuk tongkol 95% dengan rata-rata kelembapan maksimalnya
jagung, air, kapur, alkohol 70 %, serta bahan yaitu 88,43% dan kelembapan minimalnya yaitu
yang akan digunakan untuk isolasi biakan murni 75,10%.
jamur merang yaitu aquades media kentang, Warna dan pH Media Tanam
agar, gula, dan jagung, HCL 1 N, NaOH 1 N. Perubahan warna pada media tanam
Metode yang digunakan dalam metode menandakan kematangan pengomposan media
eksperimen, dan rancangan yang digunakan tanam. Warna media tanam yang sudah matang
adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yaitu berwarna pekat dari sebelumnya yaitu
faktor tunggal dengan 4 ulangan dan 6 cokelat muda, pada pengamatan selama
perlakuan yaitu A(kontrol), B (5% tongkol penelitian warna media tanam yang sudah
jagung + 95% jerami), C (10% tongkol jagung matang berwarna cokelat tua. Hal ini sejalan
+ 90% jerami), D (15% tongkol jagung + 85% dengan (Bustaman, 2017) bahwa kematangan
jerami), E (20% tongkol jagung + 80%
jerami), F (25% tongkol jagung + 75%
140
Agrotekma, 2 (2) Desember 2020: 138-148.
141
How to Cite: Asyarita, S., Lestari, A. (2020), Uji Produktivitas Jamur Merang (Volvariella volvaceae) Bibit F4 Asal Cilamaya
Dengan Berbagai Konsentrasi Media Tanam Subtitusi Tongkol Jagung, Agrotekma, 2(2): 138 -148
Pengamatan Utama
Berdasarkan rata-rata panjang tubuh buah (Oktarina et al., 2011), yang menyatakan bahwa
(Tabel 1) menunjukkan semua perlakuan tidak tekstur yang lunak dapat lebuh menyerap nutrisi
berbeda diduga karena tekstur tongkol jagung dan mempercepat proses pelapukan. Faktor
sulit untuk menyerap air banyak. Sehingga lain yang menyebabkan semua perlakuan
kurangnya ketersediaan air pada tongkol jagung tidak berbeda nyata diduga karena
tidak mampu memberikan kebutuhan air yang
penambahan tongkol jagung yang diberikan
maksimal untuk pertumbuhan jamur merang.
terlalu banyak melebihi batas nutrisi yang
Hal ini sejalan dengan pendapat Oktarina et al.,
seimbang untuk diserap oleh jamur merang
(2011) bahwa ketersedaiaan air yang cukup
sesuai dengan pernyataan (Yuliani, 2010),
pada media tumbuh mampu memberikan
bahwa jamur merang membutuhkan unsur
kebutuhan air yang maksimal untuk
pertumbuhan dan perkembangan jamur merang. hara dan nutrisi yang sesuai untuk
Selain itu diduga tekstur tongkol jagung yang pertumbuhan dan perkembangannya.
kurang lunak sulit untuk jamur merang
menyerap kandungan senyawa yang terdapat
pada tongkol jagung. Hal ini sejalan dengan
142
Agrotekma, 2 (2) Desember 2020: 138-148
143
How to Cite: Asyarita, S., Lestari, A. (2020), Uji Produktivitas Jamur Merang (Volvariella volvaceae) Bibit F4 Asal Cilamaya
Dengan Berbagai Konsentrasi Media Tanam Subtitusi Tongkol Jagung, Agrotekma, 2(2): 138 -148
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada setiap kolom yang menunjukkan tidak
berbeda nyata.
Berdasarkan rata-rata bobot tubuh buah bunganya panjang dan kurus, serta payungnya
selama satu periode tanam (3 mst) menunjukkan jamur mudah terbuka dan tubuh buah
Faktor lain yang dapat menyebabkan semua mengkerut. Didukung oleh pernyataan (Saputra,
perlakuan tidak berbeda nyata diduga karena 2016), kelembapan merupakan faktor yang
pengaruh kelembaban dan suhu yang paling berpengaruh dalam pertumbuhan
menyebabkan berat tubuh buah kecil, mudah miselium menjaditubuh buah. Menurut Pratiwi
busuk, dan berwarna kecokelatan. Hal ini sesuai (2017) penanaman jamur merang suhu harus
dengan pernyataan (Pratiwi, 2017), yang dipertahankan antara 33-35 , suhu dibawah
menyatakan bahwa jika kelembaban tinggi (95 – 30 akan menyebabkan tubuh buah kecil,
100%) maka akan menyebabkan jamur merang sedangkan suhu diatas 35 pertumbuhan jamur
mudah busuk, berwarna kecokelatan, dan layu, kecil. Kondisi tubuh buah karena suhu dan
jika kelembaban rendah (kurang dari 80% kelembaban akan mempengaruhi pertumbuhan
menyebabkan tubuh buah mengecil, tangkai tubuh buah menjadi tidak optimal.
144
Agrotekma, 2 (2) Desember 2020: 138-148.
Hasil uji DMRT taraf 5% (Tabel 4) buah. Berbeda nyata dengan perlakuan D, E, F,
menunjukkan rata-rata jumlah tubuh buah namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan A
selama satu periode tanam (3 mst) yang (Tanpa Perlakuan) dan F. Perlakuan F (25%
memiliki hasil tertinggi pada perlakuan B (5% tongkol jagung dan 75% jerami) yang
tongkol jagung dan 95% jerami) yaitu 4,14 memberikan hasil terendah dalam percobaan.
Perlakuan F yang menghasilkan hasil mengandung selulosa 42,43%, lignin 21.73%,
yang terendah pada (tabel 4) karena karbon 48,22%, oksigen 42,94%, hidrogen
pengomposan media yang tidak sempurna 6,2%, sulfur 0,13%, dan nitrogen 1,57%.
sehingga media tidak dapat terdekomposisi Nitrogen bebas yang tongkol jagung yaitu
dengan baik yang dapat menyebabkan jamur 53,5% selain itu tongkol jagung mengandung
tidak dapat menyerap nutrisi dengan optimal. protein 2,5% dan serat kasar 32%.
Hal ini sesuai dengan pernyataan (Yuliani, Sehingga perlakuan B dengan penggunaan
2010), bahwa kurang tersedianya unsur hara tongkol jagung yang cukup mampu membuat
karena proses fermentasi tidak berjalan dengan jamur menyerap nutrisi yang terdapat dalam
baik, sehingga beberapa senyawa kompleks tongkol jagung. Hal tersebut didukung
tidak terurai menjadi unsur atau senyawa (Mufarrihah, 2009) bahwa pertumbuhan
sederhana yang siap untuk diserap oleh miselium yang baik disebabkan oleh adanya
miselium jamur merang. media tumbuh jamur yang terdekomposisi
Perlakuan B yang memberikan hasil secara cepat dan merata sehingga unsur-unsur
tertinggi diduga karena pemberian nutrisi yang hara yang terdapat pada media, seperti C, N, P,
cukup untuk pertumbuhan jamur merang. dan K dapat diserap oleh jamur dengan baik.
Menurut Nurbaiti et al., (2010) tongkol jagung
145
How to Cite: Asyarita, S., Lestari, A. (2020), Uji Produktivitas Jamur Merang (Volvariella volvaceae) Bibit F4 Asal
Cilamaya Dengan Berbagai Konsentrasi Media Tanam Subtitusi Tongkol Jagung, Agrotekma, 2(2): 138 -148
Jamur merang memiliki pertumbuhan beberapa faktor yaitu kondisi media tumbuh,
yang cukup cepat. Panen jamur merang suhu dan kelembapan, tingkat kontaminasi,
dilakukan setiap hari selama 1 periode keberadaan jamur kompetitor, dan
tanam. Berdasarkan rata-rata total produksi ketersediaan nutrisi. Hal ini sejalan dengan
selama 3 mst (21 hst) pada (Tabel 5) pernyataan Sinaga (2001) keberhasilan dalam
menunjukkan bahwa produksi jamur tidak budidaya jamur merang selain seperti
stabil diduga karena beberapa faktor yaitu nutrisi, media dan keberadaan jamur
seperti suhu, kelembaban, tingkat
kompetitor, juga sangan depengaruhi oleh
kontaminasi, ketersediaan nutrisi. Hal ini
kelembapan dan suhu.
sejalan dengan pernyataan Subada (2014)
Hasil panen tertinggi pada tanggal 3
menyatakan bahwa hasil panen dari badan
sepember yaitu 1.064 kg (Tabel 12) bila
buah yang baru muncul hingga badan buah
dikonversikan satu kumbung yaitu 204 kg
siap untuk dipanen berikutnya dipengaruhi
jamur merang selama satu periode tanam.
146
Agrotekma, 2 (2) Juni 2018: 138-148.
UCAPAN TERIMAKASIH
Dekan fakultas pertanian Muharam, Ir., M.P yang telah memberikan ijin untuk melaksanaan
penenelitian di Laboratorium Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian. UNSIKA, Ani Lestari yang
telah memberikan dana selama penelitian dan sebagai pembimbing utama, serta Prof. Pirngadi selaku
pembimbing pendamping.
Bustaman, A. 2017. Pertumbuhan Jamur Nurbaiti, Nurul Intan dan Nugrahani Rah
Merang (Volvariella Volvaceae) pada Prambasati. 2010. Perancangan Pabrik
Media Tanam Jerami Padi dan Limbah Furfural Dari Tongkol Jagung
Sekam. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Kapasitas 10.000 ton/tahun. Tugas
Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Akhir. Surakarta: Program S1 Non
Kuala Aceh. Reguler Teknik Kimia Jurusan Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas
Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, dan Sebelas Maret Surakarta. (halaman:
Peternakan Kabupaten Karawang. xiii-24, 18).
(2019). Data Luas Lahan, Produksi, dan
Produktivitas Tanaman Hortikultura di Nurjanah, Serly. 2016. Pemanfaatan Ubi Jalar
Kabupaten Karawang Tahun 2018.Dinas Ungu sebagai Media Pertumbuhan Bibit
Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, dan F0 Jamur Tiram dan Jamur Merang.
Peternakan Kabupaten Karawang Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu
147
How to Cite: Asyarita, S., Lestari, A. (2020), Uji Produktivitas Jamur Merang (Volvariella volvaceae) Bibit F4 Asal
Cilamaya Dengan Berbagai Konsentrasi Media Tanam Subtitusi Tongkol Jagung, Agrotekma, 2(2): 138-148
Pratiwi, I. A. 2017. Produktivitas Jamur Yuliawati, Tetty. 2016. Pasti Untung dari
Merang (Volvariella volvaceae) Pada Budidaya Jamur. Agromedia Pustaka,
Media Campuran Tongkol Jagung dan Jakarta.
Jerami Padi Dengan Cara Penanaman
Yang Berbeda. Universitas Yumna, H., 2014,Studi Komperatif Beberapa
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Media Bibit Induk Dan Media Bibit
Produksi Terhadap Pertumbuhan
Ratnasari, A. 2016. Manajemen Panen Miselium dan Produksi Jamur Merang
(Volvariella volvaceae Bull. Sing.)
Jamur Tiram Putih (Pleurotus
[Tesis], Universitas Andalas, Padang
ostreatus) di Rimba Jaya Mushroom,
Gadog, Ciawi, Jawa Barat. Skripsi
Sarjana diterbitkan oleh Repository
IPB. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
148
149