Oleh :
HARRI HANAFI
4122.1.21.21.0010
1
BAB I
PENDAHULUAN
Budidaya jamur merang mempunyai panen yang relatif singkat yaitu sekitar
satu bulan sampai dengan tiga bulan sehingga perputaran modal yang ditanam
pada usaha ini, berlangsung cukup cepat. Selain itu,bahan baku pembuatan media
untuk produksi jamur merang relatif mudah didapat, dan pengusahaannya tidak
membutuhkan lahan yang luas. Oleh sebab itu, komoditas jamur merang ini dapat
masyarakat tentang makanan bergizi bagi kesehatan. Kondisi ini ditunjang pula
seperti jamur merang (Volvariella volvaceae.). Menurut Chen dan Buswell, (2004)
menambahkan bahwa mineral yang terkandung dalam jamur merang lebih tinggi
dibandingkan dengan yang terkandung dalam daging sapi dan domba. Kandungan
protein jamur merang lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein pada
2
3
Kebutuhan jamur merang di pasaran dalam negeri juga mempunyai prospek yang
Kebutuhan jamur merang untuk kota Denpasar berkisar 500 kg tiap hari,
laporan data dari dinas ketahan pangan Kabupaten Karawang (2019), hasil panen
padi di Kecamatan Cilamaya Wetan dari bulan Maret sampai Desember hasil
panen padi mencapai 154,95 ton per musim, dengan menghasilkan limbah 46 ton
sekam padi dan 116 ton jerami. Tingginya jumlah jerami yang dihasilkan dari
limbah pertanian padi masih belum dapat mencukupi kebutuhan untuk pembuatan
media tumbuh jamur merang. Hal ini disebabkan ketersediaan jerami tersebut
hanya tersedia pada musim panen saja, dan dipengaruhi juga oleh keadaan cuaca.
Keadaan cuca yang tidak menentu yang menyebabkan ketika panen padi sering
terjadi hujan seperti saat ini. Hal ini menyebabkan jerami padi tidak bisa
dimanfaatkan oleh petani jamur merang, yang menjadi kekurang stok jerami padi.
tertentu perlu adanya media alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan bahan baku
pembuatan media tumbuh jamur merang yang memberikan pengaruh baik untuk
jamur merang. Sekam padi dan kapas merupakan limbah pertanian yang tersedia
4
setabil dan belum termanfaakan. Penggunaan sekam padi dan kapas sebagai media
dan prospek ekonomisnya, juga menjadi awal keberagaman media tumbuh jamur
kapas dan sekam padi dengan lama waktu pengomposan media terhadap produksi
jamur merang.
jamur merang..
pertumbuhan dan hasil produksi jamur merang, juga sebagai sumbangan ilmiah
perihal pengaruh jenis media tumbuh jamur merang, sebagai landasan untuk
hingga ke abu-abuan dengan warna kulit atas berwarna agak kecoklatan ( jika
hampir mekar ). Berikut ini adalah klasifikasi morfologi dan syarat tumbuh
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divion : Basodomycota
Class : Homobasodomycetes
Order : Agracales
Family : Pluteaceae
Genus : Volvarella
6
7
Jamur merang adalah nama jamur yang sudah populer dikalangan masyarakan
karena tumbuh pada media merang (padi), akan tetapi pada kenyataannya
jamur ini dapat tumbuh pada medaia apa pun yang mengandung selulosa
seperti kertas, ampas aren, limbah kelapa sawit, dan limbah pertanian lainnya.
Sesuai dengan namanya, jamur merang memiliki volva atau cawan, dalam
vase telur berwana putih hinga keabuan dengan warna selubung pembungkus
berwarna putih dan berwarna kecokelatan hingga berwana hitam keti kamekar
menyerupai payung.
media tanam dan pemupukan . Media tanam yang biasa digunakan berupa
limbah ligninose seperti jerami, sekam padi, limbah kardus, limbah kapas dan
sebagainya.
Dalam Jerami padi pada keadaan kering memiliki kadar selulosa yang
tinggi dan disamping itu jerami juga mengandung silika (Asanti, 2019).
Kandungan selulosa dalam jerami pun berbeda tergantung umur tanaman dan
waktu panen, kandungan selulosa pada jerami padi dalam keadaan kering
dan Barh, 2019). Menurut (Syahrir, 2018) sekam padi mengandung beberapa
8
nutrisi dalam jumlah tertentu, seperti protein 8,77% , selulosa 2% , serat 1,7%
Kapas atau kapuk adalah salah satu hasil pertanian yang sering
diabaikan dan tidak terpakai, namun belakangangan ini kapas atau kapuk
mengandung 93% selulosa murni, 1,3% protein, 2,6% lignin , 0,6 % lilin, dan
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan media benih tabur
jamur merang.
(2016) kebutuhan jamur merang di Indonesia mencapai 17.500 ton per tahun pada
tahun 2016. Tingginya kebutuhan pasar akan merang tidak sebanding dengan
produksi jamur merang yang semakin menurun, hal ini dipengaruhi oleh
padi. Menurut Pratiwi (2017) bahwa dalam 100 gram jerami padi mengandung
setar kasar, dengan kadar selulosa tunggal 34%, hemilulosa 18% , lignin 13%
yang tinggi. Dewasa ini mulai dikembangkan penganeka ragaman jenis media
9
Sekam padi dan kapas merupakan limbah pertanian yang tersedia dalam
jumlah yang banyak terdapat dilingkungan sekitar. Menurut Syahrir (2018) sekam
padi mengandung beberapa nutrisi dalam jumlah tertentu, seperti protein 8,77% ,
selulosa 2% , serat 1,7% , lemak 1,09% dan air 2,5%. Sedangkan menurut Sitorus
(2018) menyatakan bahwa kapas mengandung 93% selulosa murni, 1,3% protein,
2,6% lignin , 0,6 % lilin, dan 0,8% pektin. Selain memiliki kandungan
hemiselulosa yang tinggi, sekam padi dan kapas pun memiliki daya simpan air
yang cukup dan cendrung lebih setabil dalam menjaga kelembaban media, yang
keunggulan penggunan media sekam padi dan kapas, hal ini menunjukan bahwa
kedua limbah pertanian ini dapat dijadikan sebagai media tumbuh dan percobaan
menggunakan komposisi 100% media tumbuh jerami, dari 1 kg m-2 menjadi 1,25
kg m-2 dan dengan lama waktu panen dari 7 hari menjadi 14 hari waktu panen
yang dilakukan setiap hari. Setyono (18) dalam percobaanya menyebutkan bahwa
koposisi media tumbuh 50% jerami dengan 50% ampas kopi memberikan
10
pengaruh terhadap awal waktu panen lebih cepat dan jumlah bobot buah
meningkat.
hubungan erat dengan repon pertumbuhan dan hasil produksi jamur merang.
nutrisi pada media tumbuh (Asanti, 2019). Pada komposisi media tumbuh jerami
50% dan penambahan 50% media lain, terjadi reaksi komplementer pada
ketersediaan nutrisi pada media tumbuh, yaitu terjadi reaksi yang saling
melengkapi pada jumlah nutrisi yang terdapat pada media tersebut, sehingga
nutrisi yang diperoleh cendurung lebih tinggi (Cessari, Susilo dan Sumarlan,
2014). Menyebutkan Chen dan Buswell (2004) bahwa jamur merang merupakan
jasad heterotrop yang memperoleh nutrisi dari media tumbuhnya. Semakin tinggi
jumlah nurtisi yang diperoleh pada media tumbuh jamur, maka pertumbuhan dan
panen.
2.3 Hipotesis
merang.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan dua factor (RAK Faktorial), dengan factor pertama komposisi media
kapas dan sekam, dan factor kedua lamanya waktu pengoposan. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2023. Yang dilaksanakan di dalam
Kabupaten Karawang, dengan ketinggian tempat 6 m dpl suhu rata-rata harian 32-
340C. Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, bak perendaman media,
plastik trepal penutup, gancu, tungku pasteurusasi, dan alat tulis. Bahan yang
digunakan dalam percobaan ini yaitu, jerami, sekam padi, kapas dan kayu bakar.
suatuatribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
sebagaiberikut :
dan Kedua
Kedua
dan Kedua
diperoleh langsung dari objek penelitiannya, data ini pun didapatkan setelah
Penentuan Data penelitian ini dibagi menjadi dua periode panen, pada
periode pertama meliputi : Jumlah Buah Periode Panen Pertama, Bobot Per Buah
Periode Panen Pertama, Bobot Periode Panen Pertama, Lama panen Priode Panen
Pertama.
Periode Panen Kedua, Bobot Per Buah Periode Panen Kedua, Bobot Periode
Panen Kedua, Lama panen Priode Panen Kedua, ,Bobot Total Panen kedua, dan
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan
dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009). Untuk
mengetahui data yang digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau
kolmogorov-smirnov lebih besar dari α = 0.05, maka data normal (Ghozali, 2009).
ditemukan ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2016). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas
15
1. Jika R² tinggi tapi variabel bebas banyak yang tidak signifikan, maka
E (jerami 50% + kapas 50%), media D (jerami padi 33% + sekam padi
3. Melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai
tolerance lebih kecil dari 10 % dan nilai VIF lebih besar dari 10 berarti ada
multikolinearitas..
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut
pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya
dengan jumlah plot total sebanyak 96 plot, dan ukuran masing-masing plot
1m x 0,5 m (0,5m2).
10 hari M1L1
Komposisi Kapas 70% + 30 % Sekam
14 hari M1L2
10 hari M2L1
Komposisi Kapas 50% + 50 % Sekam
14 hari M2L2
10 hari M3L1
Komposisi Kapas 30% + 70 % Sekam
14 hari M3L2
Y=a+b1X1+b2X2 +C
Dimana :
Y = rataan umum
a..b = koefiseien
X1 = pengaruh Komposis Media Alternatif
X2 = pengaruh lama pengomposan
C = error
sebagai berikut :
17
Sumber Db JK KT Fhit
Antar Ulangan 3 JKK KTK KTP/KTG
Perlakuan 5 JKP KTP KTP/KTG
Komposisi(X1) 2 JKX1 KTX1
Lama 1 JKX2 KTX2
Pengomposan
(X2)
Interaksi 1 JK X1X2
(X1X2)
Galat 15 JKG KTG
Total 23 JKTot
Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA)
uji F pada taraf 5% untuk menduga adanya pengaruh perlakuan. Apabila diperoleh
data yang berbeda nyata dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Uji
LSD = t x sd
sd =
Keterangan : BNT = Beda nyata terkecil
KTG = Kuadrat tengah galat
Sd = Standar deviasi
r = Ulangan
t = 0,05
Y=a+b1X1+b2X2+C
Dimana :
a = Konstanta
C = Error
Produksi). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai
relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing – masing
19
regresi terbaik. Tidak seperti 𝑅2, nilai Adjusted 𝑅2 dapat naik atau turun
Ghozali (2011), Jika dalam uji empiris di dapat nilai Adjusted 𝑅2 negatif,
2=(1 – k)/(n – k). Jika k > 1, maka Adjusted 𝑅2 akan bernilai negatif.
berikut :
b. Kriteria test :
DAFTAR PUSTAKA
Buswel, A J., Cai, Y., Chang, ST., J. Sandra . 2017. Production and Distribution of
Endoglucanase , Cellobiohydrolase , and  -Glucosidase Components of
the Cellulolytic System of Volvariella volvacea , the Edible Straw
Mushroom’. American Society for Microbiology, pp. 553–559.
Buswell, J. A., Chen, S., dan Wei Ge. 2004. Biochemical and molecular
characterization of a laccase from the edible straw mushroom ,
Volvariella volvacea. Eur J- Biochem. Vol 271, pp. 318–328. doi:
10.1046/j.1432-1033.2003.03930.x.
Chen, S., Ge, W. and Buswell, J. A. 2004. Biochemical and molecular characterization of
a laccase from the edible straw mushroom , Volvariella volvacea. Eur J. Biochem,
328(271), pp. 318–328. doi: 10.1046/j.1432-1033.2003.03930.x.
Cut, N., Fuadi, H., dan Nina, A. 2018. Karakteristik Pertumbuhan Dan Hasil Jamur
Merang (Volvariella Volvacea L.) Pada Media Tanam Dan Konsentrasi Pupuk
Biogreen Yang Berbeda. J. Floratek. pp. 171–180.
21
Journal of Agricultural Sciences. Vol 46(3), pp. 362–368.
Mayulu, H., dan Suhandi. 2018. Potency and Carrying Capacity of Rice Straw for
Beef Cattle Feeding in East Kalimantan. Junal Ilmiah Teknik Peternakan,
Vol 4(3), pp. 119–129.
Sani, B. 2018. Asiknya Budidaya Jamur Di Perkotaan (Udara Panas). kata pena:
Jakarta.
Sharma, V. P., Kamal, S., dan Kumar, A. 2019. Adaptability and Trait Stability
Analysis in Volvariella volvacea (Paddy Straw Mushroom) Adaptability
and Trait Stability Analysis. International Journal of Current
Microbiology and Applied Sciences, (April). doi:
10.20546/ijcmas.2019.804.171.
Sitorus, C., Sukeksi, L. dan Sidabudatar, J. 2018. Ekstraksi Kalium Dari Kulit
Buah Kapuk (Ceiba Petandra). Jurnal Teknik Kimia USU. Vol 7(2). pp.
17–22.
Syahrir, S. 2018. Nilai Nutrisi Pakan Berbahan Jerami Padi, Gamal Dan Urea
Mineral Molases Liquid (UMML) Dengan Preparasi Yang Berbeda.
Buletin Nutrisi dan makanan Ternak, 2, pp. 78–84.
22
Thiribhuvanamala, G., Krishnamoorthy, S. and Manoranjitham, K.
2012. .Improved Techniques to Enhance the Yield of Paddy Straw
Mushroom ( Volvariella volvacea ) for Commercial Cultivation. African
Journal of Biotechnology, 11(64), pp. 12740–12748. doi:
10.5897/AJB11.4066.
23
24
LAMPIRAN
U1 U2 U3 U4
Keterangan :
U
Ulangan : I, II, III, dan IV
Perlakuan : M1L1,M1L2,M2L1,M2L2,M3L1,M3L2
Tinggi antar ulangan : 50 cm
Jarak antar perlakuan : disekat dengan plastik
Ukuran plot : 1m x 0,5 m
25
26
1. Alat :
Bak Perendeman media 1 buah
Plastik (trepal) penutup 3 lembar
Tungku pasteurisasi 1 buah
Gancu 1 buah
Alat tulis 1 set
2. Bahan :
Kapas 300 kg
Sekam padi kering 50 kg
Kayu bakar 1 m3