Dikaji dari pandangan sosiologi ini, pendapat bahwa hukum itu tidak memihak
disebut sebagai suatu mitos belaka, yang dalam pelaksanaan sehari-harinya sering
dibuktikan ketidak-benarannya (Chambliss & Seidman, 1971 : 3).
Oleh karena itu hal ini menguatkan dugaan kita, bahwa ide kesamaan dan
persamaan di depan hukum dalam suatu masyarakat yang menganut sistem berlapis-
lapis secara sosiologis tidak pernah ada.
Dalam hal ini mungkin lebih tepat apa yang diungkapkan oleh Soerjono
Soekanto (Soerjono Soekanto dan Mustafa Abdullah, 1982 : 199 – 200), “Ada suatu
hipotesa dari ahli-ahli sosiologi yang menyatakan bahwa semakin kompleks stratifikasi
sosial suatu masyarakat maka semakin banyak hukumnya”.
Tiap-tiap tingkatan sosial, memiliki cara dan bentuk aturan tersendiri. Ada
aturan main antara mereka yang menempati status sosial tertentu dalam mengatur
hubungan kepentingan-kepentingannya. Ini tidak berarti hubungan antara petani
“penggarap” akan berbeda hukum yang mengaturnya dengan petani “berdasi”. Namun
yang jelas dalam masyarakat mereka yang menduduki strata “bawah” selalu cenderung
merasa sulit dalam kesempatan memperoleh keadilan dengan mereka yang duduk pada
strata “atas”.
Hipotesa tersebut di atas selanjutnya mempunyai akibat bahwa semakin rendah
status seseorang dalam masyarakat, semakin banyak hukum yang mengaturnya. Dengan
kata lain semakin banyak kekuasaan, kekayaan dan kehormatan maka semakin sedikit
hukum yang mengaturnya. Hal ini jelas bertentangan dengan tujuan hukum, yang tidak
membedakan keadaan-keadaan semacam itu.
Mungkin suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa adalah lebih sulit untuk
menindak pejabat tinggi yang terlibat dalam suatu kejahatan korupsi, daripada mereka
yang hanya duduk sebagai pegawai rendahan dalam suatu instansi yang sama. Bagi
seorang pimpinan akan lebih mudah menyingkapkan kecurangan-kecurangan yang
dilakukan oleh bawahannya, daripada tindakan bawahannya untuk atasannya dalam
sebuah perlakuan kemungkinan yang sama. Jadi ada kecendrungan semakin ke atas
dalam stratifikasi sosial, semakin berkurang hukumnya. Ini bukan berarti hukum itu
akan hapus sama sekali bagi mereka yang duduk pada posisi puncak. Tetapi dalam
kenyataan secara sosiologis sering sulit untuk mengungkapkan penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi bila hal itu dilakukan oleh mereka yang berada pada strata
sosial yang di atas.