SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
Judul : Efek Sabun Cuci Wajah Dan Gel Aloe Vera Terhadap Derajat Akne
Vulgaris Pada Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2020 Fakultas
Kedokteran Universitas Baiturrahmah
Disusun Oleh,
DOLLY HASBI RAHMAN
1710070100036
Telah disetujui
Pembimbing 1 Pembimbing 2
( dr. Ade Teti Vani, M.Biomed ) (dr. Letvi Mona, M.Ked (DV), Sp.DV)
Penguji 1 Penguji 2
i
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Padang,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas kehendak-Nya maka penelitian dan
penulisan skripsi dengan judul “Efek Sabun Cuci Wajah dan Gel Aloe Vera
Terhadap Derajat AV Pada Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2020 Fakultas
Kedokteran Universitas Baiturrahmah”. Penulisan ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran di
Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah. Penulis menyadari bahwa sangat sulit
bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak sejak penyusunan proposal sampai dengan terselesaikannya laporan
hasil skripsi ini. Bersama ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, MS selaku Rektor Univeritas Baiturrahmah
yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di
Universitas Baiturrahmah.
2. Prof. Dr. dr. Amirmuslim Malik, PhD selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahmah yang telah memberikan sarana dan prasarana dalam
penyelesaian skripsi ini.
3. dr. Ade Teti Vani, M.Biomed selaku dosen pembimbing I yang telah begitu
sabar dalam memberikan waktu, pikiran, tenaga, saran, perhatian serta
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. dr. Letvi Mona, M.Ked (DV), Sp.DV selaku pembimbing II yang telah begitu
sabar dalam memberikan waktu, pikiran, tenaga, saran, perhatian serta
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. dr. Anita Darmayanti, Sp.An selaku dosen penguji I yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran agar
terselesaikannya penulisan skripsi ini.
6. dr. Febianne Eldrian, Sp.A, M.Biomed selaku dosen penguji II yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, perhatian
dan saran agar terselesaikannya penulisan skripsi ini.
iii
7. Teristimewa terima kasih kepada kedua orang tua tercinta ayah Poltak
Suryanto dan ibu Adelina Batubara, Elvi Khairiah sebagai kakak dan Nadila
Rizka sebagai adik, dan seluruh keluarga atas kasih sayang, dorongan moral
dan materil, terutama doa yang selalu meringankan langkah penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini penulis dedikasikan untuk mereka.
8. Terima kasih penulis ucapkan kepada, bang Adan, bang Idal, bang Hafiz,
bang Sutan, Ahdanul Dwi Hernanda, Annissa Reformis, Yohana Fachrizal,
Siti Nuraini Mawaddah, Yoga Pratama, Muhammad Dodi, Setiawan Ade dan
para sahabat yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Serta pihak lain yang mungkin tidak dapat disebutkan satu-persatu atas
bantuan secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulisan skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam penulisan laporan hasil skripsi ini, tentunya masih terdapat kekurangan
dalam penulisan karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh
penulis. Oleh karena itu, penulis berharap agar dapat diberikan masukan yang dapat
membangun untuk penulisan ini.
Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkahnya kepada
kita semua dan semoga skripsi ini bermanfaat serta dapat memberikan bumbangan
pemikiran yang berguna bagi semua pihak.
Padang,
Penulis
iv
ABSTRAK
Latar belakang: Akne vulgaris (AV) adalah penyakit peradangan kronis pada folikel
polisebasea, ditandai dengan adanya lesi polimorfik berupa komedo, papul, pustul,
nodul, dan kista di tempat predileksi. Prinsip penatalaksanaan AV adalah
menurunkan populasi Propionibacterium acnes dan menekan inflamasi.
Membersihkan wajah menggunakan sabun cuci wajah dapat mengangkat kotoran,
debu, minyak, mengangkat kulit mati yang ada dipermukaan kulit wajah, mengurangi
komedo, dan mengusahakan berkurangnya peradangan sehingga dapat memperkecil
kemungkinan terjadinya AV. Aloe vera merupakan salah satu bahan alam yang dapat
berfungsi sebagai pelembab kulit, penyembuhan luka, antioksidan, antiinflamasi,
anti-aging, dan antiseptik.
Tujuan: Untuk mengetahui efek sabun cuci wajah dan gel aloe vera terhadap derajat
AV pada mahasiswa kedokteran angkatan 2020 Fakultas Kedokteran Universitas
Baiturrahmah.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik komparatif Pre post test one
group only design dengan rancangan penelitian kohort. Penelitian ini dilakukan pada
Mahasiswa angkatan 2020 Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah yang
menderita AV berjumlah 10 sampel yang dipilih menggunakan teknik simple random
sampling.
Hasil: Derajat AV sebelum perlakuan paling banyak adalah derajat sedang sebanyak
8 orang (80%). Derajat AV sesudah perlakuan didapatkan derajat sedang sebanyak 5
orang (50%), derajat ringan sebanyak 4 orang (40%), dan tidak terdapat AV sebanyak
1 orang (10%). Hasil uji Wilcoxon menunjukkan terdapat efek sabun cuci wajah dan
gel aloe vera terhadap derajat AV dengan nilai p<0,05.
Kesimpulan: Derajat AV terbanyak sebelum pemberian sabun cuci wajah dan gel
aloe vera adalah derajat sedang. Derajat AV sesudah pemberian sabun cuci wajah dan
gel aloe vera adalah derajat sedang sebanyak 5 orang yang sebelumnya 8 orang,
derajat ringan sebanyak 4 orang yang sebelumnya 2 orang, dan tidak terdapat AV
sebanyak 1 orang. Terdapat efek sabun cuci wajah dan gel aloe vera terhadap derajat
AV.
Kata kunci: akne vulgaris, sabun cuci wajah, gel aloe vera
v
ABSTRACT
Objective: To determine the effect of face wash and aloe vera gel on the degrees of
AV in medical students batch 2020, Faculty of Medicine, Baiturrahmah University.
Methods: The type of research used is comparative analytic Pre post test one group
only design with a cohort study design. This research was conducted on 10 students
of the 2020 Faculty of Medicine, Baiturrahmah University who suffer from AV, with a
total of 10 samples selected using a simple random sampling technique.
Results: The most AV degrees before treatment were moderate degrees as many as 8
people (80%). The degree of AV after treatment obtained moderate degree of 5
people (50%), mild degree of 4 people (40%), and there was no AV as much as 1
person (10%). The results of the Wilcoxon test showed that there was an effect of face
wash and aloe vera gel on the AV degree with a p value <0.05.
Conclusion: The highest degree of AV before giving face wash and aloe vera gel was
moderate. The degree of AV after giving face wash and aloe vera gel was moderate
degree by 5 people, previously 8 people, mild degree by 4 people who previously
were 2 people, and there was no AV as much as 1 person. There is an effect of face
wash and aloe vera gel on the AV degree.
vi
DAFTAR ISI
vii
3.3 Hipotesis. ....................................................................................... 23
viii
6.2 Analisis Bivariat ............................................................................. 37
6.2.1 Efek Sabun Cuci Wajah dan Gel Aloe Vera Terhadap Derajat
AV ........................................................................................ 37
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR ISTILAH
AV : Akne Vulgaris
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Akne vulgaris (AV) adalah penyakit peradangan kronis pada folikel polisebasea,
ditandai dengan adanya lesi polimorfik berupa komedo, papul, pustul, nodul, dan
kista di tempat predileksi. Predileksi AV adalah di muka, leher, bahu, lengan atas,
dada atas dan punggung atas, meskipun AV dapat timbul di daerah lain yang
AV merupakan penyakit kulit yang umum terjadi hampir pada semua orang di
seluruh dunia. Tingkat prevalensi AV di Amerika Serikat ialah 85% pada usia 12-24
remaja bervariasi antara 30-60% dengan insiden terbanyak pada usia 14-17 tahun
pada perempuan dan 16-19 tahun pada laki-laki. 3 Data di Poliklinik RSUP Dr. M.
Djamil Padang pada tahun 2013-2015, terdapat 224 kasus baru AV dari 7819 total
kunjungan (2,86%), dengan jumlah pasien terbanyak ditemukan pada usia 15-24
tahun yaitu 171 pasien (76,34%). Kejadian AV berdasarkan jenis kelamin pada
perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki dengan jumlah sebanyak 135
1
yang menyebabkan kolonisasi dan memicu peradangan melalui produksi mediator
Gambaran klinis AV ditandai dengan lesi klinis yang beragam yang letaknya
terutama berada di wajah, punggung, dada, dan bahu. Lesi dapat berupa komedo
papul, pustul, nodul, dan kista. Semua tipe AV berpotensi meninggalkan sekuele.
Hampir semua lesi AV akan meninggalkan makula eritema yang bersifat sementara
setelah lesi sembuh. AV juga dapat menyebabkan terjadinya skar pada beberapa
individu.6,7
keberhasilan pembersihan dan perawatan AV. Perilaku perawatan wajah yang dapat
contoh mencuci wajah. Mencuci wajah yang baik yaitu tiga kali sehari, tidak
karena dapat menyebabkan hilangnya minyak alami secara berlebihan dan iritasi,
Penelitian yang dilakukan oleh Hernowo dkk di SMK Negeri Tanjungsari Lampung
Selatan pada tahun 2020, membuktikan bahwa tingkat kebersihan kulit wajah yang
baik akan menurunkan produksi lemak kulit, mencegah bakteri masuk ke dalam
2
folikel polisebasea, dan berusaha mengurangi peradangan, sehingga mencegah
timbulnya AV.9
Aloe vera merupakan salah satu bahan alam yang dapat berfungsi sebagai
antiseptik.10 Secara kimiawi, komponen aloe vera 99,5% merupakan air. Total
padatan terlarut hanya 0,49%, lemak 0,06%, karbohidrat 0,043%, protein 0,038%,
vitamin A 4.594 IU, dan vitamin C 3.476 mg. Penelitian Suhaimi pada tahun 2018,
membuktikan bahwa aloe vera konsentrasi 50% memiliki efek anti bacterial terhadap
bakteri Propionibacterium acnes secara in vitro. Hal ini bisa terjadi karena aloe vera
mengandung agen antiseptik yang memliki aksi penghambatan pada jamur, bakteri,
dan virus. Aloe vera juga mampu menghambat dan mengurangi produksi
Baiturrahmah memiliki rata-rata usia 17-19 tahun, dimana pada usia tersebut AV
dapat timbul dengan berbagai bentuk dan gambaran klinis. AV yang timbul pada
faktor hormonal, faktor kondisi kulit, faktor makanan, faktor kosmetik, dan berbagai
faktor lainnya. Perawatan yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa untuk mengatasi
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muhammad Silpi tentang Efek gel
bermakna pada AV sebelum dan sesudah diberikan gel aloe vera.12 Untuk itu peneliti
3
tertarik untuk mengembangkan penelitian sebelumnya tentang gel aloe vera terhadap
AV dengan menambahkan sabun cuci wajah, sehingga penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efek sabun cuci wajah dan gel aloe vera terhadap derajat AV pada
Baiturrahmah.
Apakah terdapat efek sabun cuci wajah dan gel aloe vera terhadap derajat AV
Baiturrahmah?
Untuk mengetahui efek sabun cuci wajah dan gel aloe vera terhadap derajat AV
Baiturrahmah.
perlakuan.
perlakuan.
3. Mengetahui efek sabun cuci wajah dan gel aloe vera terhadap derajat AV.
4
1.4 Manfaat Penelitian
perkuliahan.
membantu mengatasi masalah kulit berjerawat pada remaja dengan edukasi dan cara
yang ada pada lidah buaya (aloe vera) untuk kesehatan kulit, terutama kulit wajah.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kulit
2.1.1 Struktur
Kulit terdiri dari dua lapisan utama, epidermis dan dermis. Epidermis merupakan
jaringan epitel yang berasal dari ektoderm, sedangkan dermis merupakan jaringan
ikat yang cukup padat yang berasal dari mesoderm. Terdapat lapisan jaringan ikat
yang lepas di bawah dermis, yaitu jaringan subkutan, yang sebagian besar tersusun
Gambar 2.1 Lapisan-lapisan dan apendiks kulit. Diagram lapisan kulit memperlihatkan saling hubung
dan lokasi apendiks dermal (folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea). Sumber: Mescher
AL, 2010.
6
1. Epidermis
Epidermis adalah lapisan kulit luar, terdiri dari epitel berlapis gepeng dan
pembuluh darah atau pembuluh limfatik, sehinga semua nutrisi dan oksigen
Lapisan ini terletak di lapisan paling dalam dan terdiri dari lapisan sel
yang tersusun dalam barisan di atas membran basal dan menempel pada
Lapisan ini terdiri dari beberapa lapisan sel poligonal besar dengan
pembesaran objektif 45x, dinding sel saling berdekatan. Pada tahap inilah
Lapisan ini terdiri dari 2-4 lapis sel gepeng, yang mengandung
7
dengan mikroskop elektron, merupakan partikel amorf tanpa membran,
Lapisan ini dibentuk oleh 2-3 lapisan sel gepeng yang tembus cahaya
dan agak eosinofilik. Tidak ada inti atau organel di dalam sel pada lapisan
ini. Meskipun ada beberapa desmosom, adhesi pada lapisan ini rendah,
Lapisan ini terdiri dari lapisan besar sel mati, pipih, dan tidak berinti,
mengelupas.13
2. Dermis
Dermis terdiri atas stratum papilaris dan stratum retikularis, batas antara
a. Stratum papilaris
dan lebih dalam pada daerah dimana tekanan paling besar, seperti telapak
8
b. Stratum retikularis
Lapisan ini lebih tebal dan lebih dalam. Kumpulan kolagen yang
tebal dan sedikit serat elastin membentuk jalinan yang padat dan tidak
folikel rambut. Pada kulit wajah dan leher, serat otot skelet menyusupi
jaringan ikat dermis. Otot-otot ini berperan untuk ekspresi wajah. Lapisan
lemak.13
3. Hipodermis
adalah jaringan ikat longgar dengan serat kolagen yang sebagian besar sejajar
kulit untuk bergerak di atas stuktur yang mendasarinya. Di daerah lain, lebih
banyak serat yang masuk ke dermis dan kulit relatif sulit digerakkan. Lemak
subkutan cenderung menumpuk di area tertentu. Tidak ada atau sangat sedikit
lemak yang ditemukan di jaringan subkutan kelopak mata atau penis, tetapi di
perut, paha dan bokong, ketebalan lemaknya biasa 3 cm atau lebih. Lapisan
9
2.2. Akne Vulgaris (AV)
2.2.1 Definisi
peningkatan produksi sebum yang diinduksi oleh hormon androgen, perubahan proses
keratinisasi, inflamasi, dan kolonisasi bakteri pada unit folikel polisebasea di area
2.2.2 Epidemiologi
AV merupakan penyakit kulit yang banyak terjadi dan mengenai hampir 80-
100% populasi. Insiden tertinggi terjadi pada usia remaja laki-laki umur 16-19 tahun
dan perempuan 14-17 tahun. Studi Global Burden of Disease (GBD) menyebutkan
bahwa AV mengenai 85% orang dewasa muda berusia 12-25 tahun. Penelitian di
Jerman menemukan 64% usia 20-29 tahun dan 43% usia 30-39 tahun menderita AV.
Penelitian di India menjelaskan bahwa penyakit ini paling sering menyerang >80%
populasi dunia selama beberapa periode kehidupan dan 85% remaja di Negara maju.
sendiri AV ditemukan pada sekitar 80% remaja. Data di Poliklinik RSUP Dr. M.
Djamil Padang selama tahun 2013-2015, terdapat 2,86% kasus baru AV dari total
kunjungan, dengan jumlah pasien terbanyak pada usia 15-24 tahun yaitu 76,34%
pasien.4
2.2.3 Etiopatogenesis
10
yang pasti dari ke-4 patogenesis tersebut dan bagaimana interaksi di antaranya masih
belum jelas.16
inflamasi.16
persatu ke dalam lumen dan kemudian di keluarkan dari tubuh. Dalam AV,
sendiri seperti biasa. Perubahan pertama yang terjadi pada folikel polisebasea
butir-butir lamelar, sehinga stratum korneum lebih tebal dan lebih melekat.
yang tidak terlihat dengan mata telanjang. Seiring waktu, folikel akan
11
dipenuhi oleh lipid, bakteri, dan fragmen-fragmen sel. Akhirnya terbentuk lesi
mediator inflamasi.16
antibodi. Titer antibodi yang tinggi ditemukan pada pasien dengan AV berat.
12
kegagalan diferensiasi keratinosit terminal yang pada akhirnya memicu
pembentukan komedo.16
a. Genetik
b. Faktor hormonal
Lesi AV pada 60-70% menjadi lebih aktif kurang lebih satu minggu
sebelum haid oleh karena hormon progesteron. Estrogen dalam kadar tertentu
pada fungsi kelenjar lemak. Produksi sebum masih ada sepanjang siklus
premenstrual.7
c. Makanan (diet)
antara lain adalah makanan tinggi lemak (gorengan, kacang, susu, keju, dan
13
alkohol, makanan pedas, dan makanan tinggi yodium (garam). Lemak dalam
d. Faktor kosmetik
murni (asam oleik, butil stearat, lauril alkohol, bahan pewarna (D&C))
biasanya terdapat pada krim-krim wajah. Untuk jenis bedak yang sering
dan mempermudah terjadinya acne. Selain itu adanya trauma fisik berupa
tersebut dikenal sebagai faktor mekanika, dimana faktor tersebut dapat berupa
14
f. Kondisi kulit
Kondisi kulit juga berpengaruh terhadap AV. Ada empat jenis kulit
wajah, yaitu:
elastisitas baik.
besar.
berpigmen.
berminyak dan kotor oleh debu, polusi udara, maupun sel-sel kulit yang mati
g. Faktor pekerjaan
dimana mereka selalu terpajan bahan-bahan kimia seperti oli dan debu-debu
dada (15%) serta bahu dan lengan atas. Kulit AV cenderung lebih berminyak atau
15
sebore, tetapi tidak semua orang dengan sebore disertai AV. Efloresensi AV berupa :
komedo hitam (terbuka) dan putih (tertutup), papul, pustul, modul, kista, jaringan
parut, perubahan pigmentasi. Komedo terbuka (black head) dan komedo tertutup
(white head) merupakan lesi non-inflamasi. Papul, pustul, nodul, dan kista merupakan
lesi inflamasi.17
2.2.6 Gradasi AV
menentukan jenis dan evaluasi hasil terapi. Meskipun terdapat banyak sistem
penilaian derajat AV, namun sampai saat ini belum ada gold standard yang
Derajat Lesi
Komedo <20, atau lesi inflamasi <15,
Akne ringan
atau total lesi <30.
Komedo 20-100 atau lesi inflamasi 15-
Akne sedang
50, atau total lesi 30-125.
Kista >5 atau komedo <100, atau lesi
Akne berat
inflamasi >50, atau total lesi >125.
16
2.2.7 Diagnosis
atau diet untuk menunjang keberhasilan terapi. Pemeriksaan klinis dapat ditemukan
lesi non-inflamasi, lesi inflamasi dan jaringan parut. Lesi non-inflamasi secara garis
besar dibedakan menjadi komedo terbuka dan tertutup, sedangkan lesi inflamasi dapat
bersifat superficial atau dalam yang meliputi papul, pustul, nodul, dan kista.
membuktikan apakah papul kecil yang ada benar merupakan sebuah komedo, karena
mikrobiologi kulit dan biokimiawi lemak dapat dilakukan untuk tujuan penelitian.19
1. Erupsi akneiformis
3. Gram-negative folliculitis
4. Malassezia folliculitis
5. Keratosis pilaris
17
6. Papular sarcoidosis
7. Dermatitis perioral
8. Pseudofolliculitis barbae
9. Tinea facei
10. Siringoma
11. Tricho-epithelioma
12. Cylindroma
a. Secara umum
Tata laksana umum AV dimulai dengan mencuci wajah minimal tiga kali
sabun cuci wajah. Sabun cuci wajah memiliki beragam kandungan, seperti
acid, dan lauric acid.20 Manfaat sabun cuci wajah terhadap AV tergantung
dari senyawa yang ada di dalam produk sabun cuci wajah itu sendiri. Seperti
18
yang mengganggu sintesis DNA. Sulfur menghambat pertumbuhan bakteri
b. Secara medikamentosa
Pilihan pertama
Ringan Sedang Berat
Komedo Papul/Pustul Papul/Pustul Nodul Nodul/Conglobate
Retinoid Retinodi Antibiotik Antibiotik Isoretinoin oral
topikal topikal + oral + oral +
Antimikroba Retinoid Retinoid
topikal topikal +/- topikal +/-
BPO BPO
Alternatif
Alt. Retinoid Alt. Alt. Isotretinoin Antibiotik oral
tiopikal atau Agenantimik Antibiotik oral atau Alt. dosis tinggi +
Azelaic acid roba topikal oral + Antibiotik Retinoid topikal +
atau asam + Alt. Retinoid oral + Alt. BPO
salisilat Retinoid topikal +/- Retinoid
topikal atau BPO topikal +/-
Azelaic acid BPO/Azelaic
acid
Alternatif untuk perempuan
Anti- Anti- Anti-androgen
androgen androgen oral dosis tinggi +
oral + topikal oral + retinoid topikal
Lihat pilihan Lihat pilihan retinoid/azela retinoid +/- Alt.
pertama pertama ic acid topikal +/- Antimikroba
topikal +/- Antibiotik topikal
antimikroba oral +/- Alt.
topikal antimikroba
Terapi maintenans
Retinoid topikal Retinoid topikal +/- BPO
19
2.3 Gel aloe vera
2.3.1 Kandungan
Gel aloe vera mengandung 99% air, dan sisanya terdiri dari vitamin,
glukomannan, asam amino, lipid, dan sterol. Aloe vera memiliki beberapa senyawa
yang aktif secara biologis, termasuk tannin, fenol, glukosida, dan saponin yang dapat
asam malat, asam suksinat, asam uronat, asam galakturonat, dan reistanol merupakan
lipase, protease, vitamin C, E, B1, B2, B6, niasin, kolin, asam folat dan betakoren
Manfaat aloe vera terhadap AV salah satunya dapat mengatasi dan mengobati
karena mengandung alkaloid yang dapat menghancurkan asam bakteri (DNA dan
RNA). Tannin berperan sebagai agen antibakteri dengan mengaktifkan adhesin agar
bakteri tidak menempel pada sel inang. Aloe vera juga mengandung flavonoid yang
dapat menyebabkan lisis sel dan menghambat proses pembentukan dinding sel. 23
20
Aloe vera juga dapat menghambat jalur siklooksigenase dan menurunkan
sitosterol, dan kolesterol, yang dapat mengurangi nyeri dan peradangan serta
bertindak sebagai analgesik alami. Mukopolisakarida pada aloe vera memiliki fungsi
membantu dalam mengikat kelembaban kulit, serta mengandung asam amino yang
menyebabkan sel-sel kulit yang mengeras menjadi lembab dan berperan sebagai zat
21
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Teori Peningkatan produksi sebum
Faktor risiko :
- Faktor hormonal Hiperproliferasi duktus polisebasea
- Faktor genetik
Etiopatogenesis
- Faktor kosmetik
Kolonisasi bakteri Propionibacterium
- Faktor kondisi kulit
acnes
- Faktor makanan
- Faktor infeksi dan trauma
- Faktor pekerjaan Proses inflamasi dan respon imun
AKNE VULGARIS
3.3 Hipotesis
Hipotesis Ho : Tidak terdapat efek sabun cuci wajah dan gel aloe vera terhadap
Universitas Baiturrahmah.
Hipotesis Ha : Terdapat efek sabun cuci wajah dan gel aloe vera terhadap derajat AV
Baiturrahmah.
23
BAB IV
METODE PENELITIAN
dermatologi.
Penelitian ini merupakan suatu bentuk analitik komparatif Pre post test one
Baiturrahmah.
4.4.3 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi
dan ekslusi.
24
4.4.3.1 Kriteria Inklusi
dan non-dokter.
(𝑍𝛼+𝑍𝛽)2 ƒ
n= (P1 −P2 )²
(1,96+0,84) 2 0,52
n= (0,2)²
(7,84)0,52
n= (0,4)
4,0768
n= 0,4
n = 10,192
25
n ≈ 10
Keterangan:
Variabel bebas pada penelitian ini adalah sabun cuci wajah dan gel aloe vera.
26
4.8 Definisi Operasional
4.9.1 Bahan
1. Sabun cuci wajah dengan nama Immortal Beauty Facial Wash DS produk dari
27
2. Gel aloe vera konsentrasi 99% produk dari PT. Immortal Cosmedika
4.9.2 Alat
1. Kamera handphone.
pemeriksaan derajat AV dengan mengoleskan gel aloe vera dan sabun cuci wajah
selama 28 hari.
5. Pemberian sabun cuci wajah dan gel aloe vera kepada sampel selama 28 hari.
28
4.10 Alur Penelitian
Mengurus perizinan
penelitian dari pihak kampus
Persiapan penelitian
Populasi
Eksklusi Inklusi
Sampel
Pengukuran derajat AV
sebelum perlakuan
Selama 28 hari
Pengukuran derajat AV
sesudah perlakuan
Analisis data
29
4.11 Pengolahan Data dan Analisis Data
Tahap ini, peneliti memeriksa data yang dikumpulkan, baik itu kuisioner
keperluan analisis.
4. Cleaning
5. Processing
pada variabel yang diukur dan dimasukkan kedalam tabel untuk menghitung
30
4.11.2 Analisis Data
Data diperoleh dari Pre post test one group only design yang diolah
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
Analisis yang dilakukan untuk menganalisis efek sabun cuci wajah dan
penelitian, yaitu:
peneliti.
31
BAB V
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek sabun cuci wajah dan gel aloe
Tabel 5.1 menjelaskan bahwa dari 10 mahasiswa yang menderita AV, derajat AV
sebelum perlakuan paling banyak adalah derajat sedang yaitu 8 orang (80%).
32
5.1.2 Derajat AV Sesudah Perlakuan
Tabel 5.2 menjelaskan bahwa dari 10 mahasiswa yang menderita AV, derajat AV
sesudah perlakuan didapatkan paling banyak yaitu derajat sedang sebanyak 5 orang
(50%).
terhadap derajat AV sebelum dan sesudah perlakuan yang sebelumnya dilakukan uji
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
derajatPre .482 10 .000 .509 10 .000
derajatPost .305 10 .009 .781 10 .008
33
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam uji normalitas
digunakan uji normalitas Shapiro-Wilk karena jumlah data yang digunakan kecil dari
50. Hasil yang didapatkan dalam uji tersebut menunjukkan sebaran data derajat AV
sebelum dan sesudah perlakuan tersebar tidak normal karena nilai yang didapatkan
<0,05. Hasil distribusi yang tidak normal tersebut selanjutnya dilakukan uji non-
tabel berikut:
Test Statisticsa
derajatPost –
derajatPre
Z -2.000b
Asymp. Sig. (2-
.046
tailed)
Tabel hasil uji Wilcoxon diatas menunjukkan hasil nilai Asymp. Sig 0,046 yang
menginterpretasikan bahwa terdapat efek sabun cuci wajah dan gel aloe vera terhadap
yang mendapatkan hasil nilai signifikan <0,05 dimana hasil tersebut menerima Ha
penelitian.
34
BAB VI
PEMBAHASAN
derajat sedang yaitu sebanyak 80%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Richie pada tahun 2019, yang menyatakan bahwa tingkat keparahan
AV pada mahasiswa didapatkan hasil paling banyak dengan derajat AV sedang yaitu
54%.26 Penelitian yang dilakukan oleh Hadi pada tahun 2016, juga menyebutkan
bahwa tingkat keparahan AV pada mahasiswa yang paling banyak adalah derajat
Baiturrahmah memiliki rata-rata usia 17-19 tahun. AV umumnya terjadi pada usia 12-
15 tahun, dengan puncak tingkat keparahan pada usia 17-21 tahun.28 Hal ini
dan psikologi yang pada umumnya disebabkan oleh hormon, salah satunya hormon
androgen meningkat dan mencapai puncak pada usia 18-20 tahun.29 Kenaikan dari
hormon androgen yang beredar dalam darah dapat menyebabkan hiperplasia dan
hipertrofi dari duktus polisebasea sehingga dapat memicu timbulnya kejadian AV.30
35
6.1.2 Derajat AV Sesudah Perlakuan
perlakuan. Penurunan derajat AV dimulai dari derajat sedang yang sebelum perlakuan
sebanyak 8 orang menjadi 5 orang, derajat ringan yang sebelum perlakuan sebanyak 2
sebanyak 1 orang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Puspitasari dan Riyanto pada tahun 2016, yang menyatakan bahwa sabun cuci wajah
acnes sehingga jumlah lesi pada AV dapat berkurang. 21 Penelitian yang dilakukan
oleh Silpi M. pada tahun 2019, menyatakan bahwa terdapat penurunan derajat AV
Tata laksana AV terdiri dari tata laksana umum dan tata laksana medikamentosa.
Tata laksana umum AV dimulai dengan mencuci wajah minimal dua kali sehari
menggunakan sabun sesuai dengan tipe AV. Mencuci wajah dapat mengurangi kadar
acnes.31 Tata laksana AV secara medikamentosa terdiri dari terapi topikal dan oral.
Terapi topikal AV terdiri dari retinoid topikal, BPO, antimikroba, antibiotik topikal,
dan alternatif. Retinoid topikal efektif menormalkan deskuamasi dan digunakan untuk
lesi komedo serta lesi inflamasi. BPO mempunyai efek sebagai antimikroba,
merupakan antibiotik oral yang dapat digunakan untuk terapi AV yang bertujuan
36
untuk mengurangi konsentrasi Propionibacterium acnes dan mediator inflamasi. Gel
aloe vera merupakan salah satu terapi alternatif yang dapat digunakan pada AV. Gel
bakteri penyebab AV dan dapat meredakan inflamasi. Terapi oral pada AV dapat
diberikan antibiotik sistemik. Antibiotik sistemik diberikan pada pasien yang gagal
atau tidak respon terhadap pemberian terapi topikal, pasien dengan AV luas yang
AV itu sendiri.32
6.2.1 Efek Sabun Cuci Wajah dan Gel Aloe Vera Terhadap Derajat AV
Hasil penelitian didapatkan efek sabun cuci wajah dan gel aloe vera terhadap
oleh Marliana pada tahun 2018, menyebutkan bahwa kandungan yang terdapat
bakteri Propionibacterium acnes.20 Penelitian yang dilakukan oleh Ali pada tahun
2021, menyebutkan bahwa senyawa pada ekstra aloe vera terbukti secara praklinis
37
Menjaga kebersihan wajah merupakan langkah awal untuk mendukung
perawatan kulit wajah agar terhindar dari faktor penyebab AV. Membersihkan wajah
secara teratur dapat mengangkat kotoran, debu, minyak yang akan mengurangi lemak
kulit serta mencegah bakteri masuk kedalam duktus polisebasea dan mengangkat
kulit mati yang ada di permukaan wajah, mengurangi komedo, dan mengusahakan
AV.34
pertumbuhan bakteri penyebab AV, seperti benzoyl peroxide yang bekerja dengan
Aloe vera merupakan salah satu bahan alam yang dapat berfungsi sebagai
antiseptik.10 Aloe vera dalam bentuk gel mengandung 99% air, dan sisanya terdiri
dari vitamin, glokomannan, asam amino, lipid, dan sterol. Aloe vera mengandung
berbagai senyawa biologis aktif, termasuk tannin, fenol, glikosida, dan saponin. Aloe
38
katalase, lipase, protease, vitamin C, E, B1, B2, B6, niasin, kolin, asam folat, dan
asam malat, asam suksinat, asam uronat, asam galakturonat, dan reistanol. 22
dan Staphylococcus aureus yang dapat berkembang pada kulit, jika tidak segera
golongan gram positif dengan susunan dinding selnya tebal karena mengandung
peptidoglikan yang cukup banyak dan cukup tebal (20–80 nm) dan juga mengandung
asam teikoat dan asam lipoteikoat. Susunan dinding sel bakteri ini hanya
mengandung satu lapis membran plasma, ini yang menyebabkan tekanan osmotiknya
dalam ekstrak aloe vera. Sehingga sel bakteri akan sulit mengontrol proses respirasi
Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Suhaimi pada tahun 2018, tentang Uji
Aktivitas Kombinasi Ekstrak Kering Lidah Buaya (Aloe Vera. (L) brum. F.) Dan
Ekstrak Kental Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav) Untuk Antibakteri
Penyebab Jerawat, diperoleh hasil aloe vera memiliki aktivitas terhadap bakteri
mengobati AV. Kandungan gel aloe vera yaitu semua jenis vitamin kecuali vitamin
39
Aloe vera juga dapat menghambat jalur siklooksigenase, mengurangi produksi
Kandungan sterol dalam aloe vera dapat mengurangi nyeri dan peradangan serta
memiliki fungsi untuk membantu mengikat kelembaban kulit dan mengandung asam
amino yang berfungsi sebagai pelembab serta bertindak sebagai zat untuk
40
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan efek sabun cuci wajah dan gel aloe vera terhadap derajat AV pada
1. Derajat AV terbanyak sebelum pemberian sabun cuci wajah dan gel aloe vera
2. Derajat AV sesudah pemberian sabun cuci wajah dan gel aloe vera adalah
1 orang.
3. Terdapat efek sabun cuci wajah dan gel aloe vera terhadap derajat AV.
7.2 Saran
wajah dengan cara mencuci wajah yang baik dengan frekuensi 2-3 kali sehari
vera sebagai salah salah satu pengobatan alami dengan pemberian yang
yang lebih baik dan didiagnosis langsung oleh dokter umum maupun dokter
41
DAFTAR PUSTAKA
42
13. J.R Kalangi, S. Histofisiologi Kulit. Jurnal Biomedik (JBM). 2013;5(3):S12-
20.
14. Mescher AL. Junqueira’s Basic Histology Text & Atlas. New York: McGraw
Hill Medical; 2010.
15. Williams, Hywel C. Garner, Sarah, et al. Acne Vulgaris. Elsevier Journal.
2011.
16. Wasitaatmadja, SM. Akne. Bernadette I, editor. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2018: 1-8.
17. Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Edisi Ketujuh. Bernadette I, Wasitaatmadja SM, editor. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI: 2019; 288-292.
18. Wasitaatmadja, SM. Akne. Yenny SW, editor. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2018: 27-42.
19. Wasitaatmadja, SM. Akne. Hindritiani R, editor. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2018: 43-54.
20. Marliana. Efektivitas Beberapa Produk Pembersih Wajah Antiacne Terhadap
Bakteri Penyebab Jerawat Propionibacterium acnes. 2018;5(1): Hal. 31-41.
21. Mejestha R. P, Puguh Riyanto. Pengaruh Pemakaian Sabun Sulfur Terhadap
Jumlah Lesi Akne Vulgaris: Penelitian Klinis Pada Mahasiswi Penderita Akne
Vulgaris Yang Diberi Terapi Standart Tretinoin 0,025% + TSF 15. Jurnal
Kedokteran Diponegoro. 2016;5(4): Hal. 1243-1250.
22. Azirah H. Study Kinematika Gel Lidah Untuk Mengatasi Wajah Berjerawat.
2019; 1–13.
23. Suryati N, Bahar E, Ilmiawati I. Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Aloe vera
Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli Secara In Vitro. J Kesehat Andalas.
2018; 6(3): 518.
24. Nugraha A. Pengaruh Pemberian Aloe vera Pada Pasien Luka Bakar. J Med
Cendikia. 2015; 2(2): 72-81.
25. Dahlan SM. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang
Kedokteran dan Kesehatan. Seri 3 Edisi 2 Cetakan 5. Jakarta: Sagung Seto.
2018.
26. Richie A.F. Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tingkat Keparahan Akne
Vulgaris Pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Skripsi
2019.
27. Hadi. NI. Tingkat Gangguan Kualitas Hidup Mahasiswa PSKPD Angkatan
2013-2016 Dengan Acne Vulgaris Di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Menggunakan CADI. Program studi Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas
Kedokteran dan Ilmu kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.
43
28. Bernadette I, Wasiaatmaja, M.S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 7.
Jurnal Medika Malahayati. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2015;4(1): 288-
290.
29. Winarno, F. G., and A. D. Ahnan. "Jerawat yang masih perlu anda
ketahui." PT. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2014.
30. Manarisip K.C, kepel J.B, Rompas S. Hubungan Stres Dengan Kejadian Acne
Vulgaris Pada Mahasiswa Semester V (Lima) Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. E-
journal Keperawatan. 2015;3(1) : 1-6.
31. Dede Chrisna F.H. Hubungan Antara Kebersihan Wajah Dengan Kejadian
Akne Vulgaris Pada Siswa SMA Negeri 3 Klaten. Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2013.
32. Sibero T.H, I Wayan A.P, Anggraini I. Tatalaksana Terkini Acne Vulgaris.
Jurnal Kedokteran Unila. 2019;3(2) : 313-320.
33. Tarek Ahmed Mohammed Ali. Literature Riview Evaluasi Sedian Ekstrak
Daun Lidah Buaya (Aloe vera (L.)Webb) Sebagai Anti Jerawat Pada Uji Pra
Klinis dan Uji Klinis. Skripsi. 2021.
34. Safitri F.A, Pramuningtyas R, Sigit Prakoeswa F.R. Hubungan Antara
Kecemasan dan Kebersihan Kulit Wajah Dengan Kejadian Akne Vulgaris
Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2017. FK UMS. 2021. Hal : 394-398.
35. Menaldi S.L, Wisesa T.W, Bernadette I, Agustin T, Indriatmi W. Efektivitas
Pencuci Wajah Phisohex Sebagai Terapi Adjuvan Akne Vulgaris Ringan
Dengan Inflamasi. 2013;(40)2 : 64-68.
44
Lampiran 1
BULAN
NO KEGIATAN
8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
PENGESAHAN
1
JUDUL
PEMBUATAN
2
PROPOSAL
3 UJIAN PROPOSAL
REVISI &
4 MELAKUKAN
PENELITIAN
5 UJIAN SKRIPSI
REVISI SKRIPSI &
6 MEMPERBANYAK
SKRPSI
45
Lampiran 2
Master Table
No. No. Sampel Jenis Kelamin Derajat AV Sebelum Derajat AV Sesudah Keterangan
Perlakuan Perlakuan
1 01 Laki-laki Ringan Tidak ada AV
46
Lampiran 3
Statistics
Derajat AV Sebelum Perlakuan
N Valid 10
Missing 0
Statistics
Derajat AV Sesudah Perlakuan
N Valid 10
Missing 0
47
c. Efek Sabun Cuci Wajah dan Gel aloe vera Terhadap Derajat AV Pada
Mahasiswa Angkatan 2020 Fakultas Kedokteran Universitas
Baiturrahmah.
Explore
Notes
Output Created 25-JUN-2021 18:15:48
Comments
Input Active Dataset DataSet2
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
10
Data File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values for
dependent variables are treated as
missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no
missing values for any dependent
variable or factor used.
Syntax EXAMINE
VARIABLES=derajatPre
derajatPost
/PLOT BOXPLOT STEMLEAF
NPPLOT
/COMPARE GROUPS
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Resources Processor Time 00:00:01,00
Elapsed Time 00:00:00,98
48
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
derajatPre 10 100.0% 0 0.0% 10 100.0%
derajatPost 10 100.0% 0 0.0% 10 100.0%
49
Descriptives
Statistic Std. Error
derajatPre Mean 2.80 .133
95% Confidence Interval Lower Bound 2.50
for Mean Upper Bound 3.10
5% Trimmed Mean 2.83
Median 3.00
Variance .178
Std. Deviation .422
Minimum 2
Maximum 3
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness -1.779 .687
Kurtosis 1.406 1.334
derajatPost Mean 2.40 .221
95% Confidence Interval Lower Bound 1.90
for Mean Upper Bound 2.90
5% Trimmed Mean 2.44
Median 2.50
Variance .489
Std. Deviation .699
Minimum 1
Maximum 3
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness -.780 .687
Kurtosis -.146 1.334
50
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
derajatPre .482 10 .000 .509 10 .000
derajatPost .305 10 .009 .781 10 .008
a. Lilliefors Significance Correction
DerajatPre
Stem width: 10
Each leaf: 1 case(s)
51
52
53
54
DerajatPost
1,00 1. 0
,00 1.
4,00 2 . 0000
,00 2.
5,00 3 . 00000
Stem width: 1
Each leaf: 1 case(s)
55
56
57
NPAR TESTS
/WILCOXON=derajatPre WITH derajatPost (PAIRED)
/MISSING ANALYSIS.
58
NPar Tests
Notes
Output Created 25-JUN-2021 18:16:09
Comments
Input Active Dataset DataSet2
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
10
Data File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each test are based on
all cases with valid data for the
variable(s) used in that test.
Syntax NPAR TESTS
/WILCOXON=derajatPre WITH
derajatPost (PAIRED)
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00,00
Elapsed Time 00:00:00,01
Number of Cases
112347
Alloweda
a. Based on availability of workspace memory.
59
Wilcoxon Signed Ranks Test
Test Statisticsa
derajatPost –
derajatPre
Z -2.000b
Asymp. Sig. (2-
.046
tailed)
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
derajatPost - derajatPre Negative Ranks 4 2.50 10.00
Positive Ranks 0b .00 .00
c
Ties 6
Total 10
a. derajatPost < derajatPre
b. derajatPost > derajatPre
60
Lampiran 4
61
Lampiran 5
Dokumentasi Penelitian
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
Lampiran 6
Biodata Penulis
A. IDENTITAS DIRI
NPM : 1710070100036
Agama : Islam
No. Hp : 0822-8549-6211
Email : dollyhasbi@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
C. RIWAYAT ORGANISASI
77