Anda di halaman 1dari 20

KAJIAN KUALITAS AIR WADUK KEBON MELATI, JAKARTA PUSAT

DITINJAU DARI PARAMETER FISIK DAN KIMIA

Kartika Marisi Holong, Diana Hendrawan, Widyo Astono


Teknik Lingkungan, Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan, Trisakti,
Jl. Kyai Tapa No. 1, Jakarta Barat, 11440, Indonesia
Email : kartikabako@gmail.com

Abstrak

Waduk Kebon Melati yang berada di kelurahan Kebon Melati Tanah Abang Jakarta Pusat memiliki luas
± 4,5 ha dengan kedalaman rata-rata 6 m dan volume tampung sebesar 209.978 m 3. Waduk Kebon
Melati berfungsi untuk menampung air dengan sistem pempompaan secara berkala ke Sungai CIliwung
dan menyebabkan aliran airnya tidak bersifat kontinyu dan mendekati sifat batch reactor. Air yang masuk
ke Waduk Kebon Melati berasal dari aliran Kali Cideng, dan saluran-saluran drainase disekitar waduk.
Penelitian ini dilakukan pada bulan April dan Mei 2016 dengan 11 titik sampling dan saat pengambilan
sampel aliran air waduk tidak mengalir, dalam kondisi diam atau Q = 0. Sumber pencemar yang
diidentifikasi masuk ke Waduk Kebon Melati diantaranya grey water, limbah organik, minyak lemak,
deterjen, padatan-padatan tersuspensi. Kualitas air dibandingkan dengan baku mutu PP No 82 Tahun
2001 tentang Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai / Badan Air. Nilai parameter-parameter
tersbut diantaranya Biological Oxygen Demand (BOD) dengan kisaran 24 mg/l - 64 mg/l , Chemical
Oxygen Demand (COD) berkisar 56 mg/l – 280 mg/l, Minyak Lemak 0,19 mg/l – 9,5 mg/l, dan E. coli 4100
MPN/100 ml – 5100 MPN/100 ml. Status mutu air ditetapkan dengan metode IKA-NSF dengan nilai rata-
ratanya sebesar yaitu parameter Nilai Indeks Kualitas Air Waduk Kebon Melati sebesar 41,26 yang
termasuk dalam stasus buruk. Dari hasil analisis kualitas air diketahui bahwa nilai rata-rata rasio
perbandingan BOD : COD sebesar 0,3 yang artinya kondisi Waduk Kebon Melati tercemar dengan limbah
yang bersifat persisten (sulit terurai). Waktu tinggal pengendapan di Waduk Kebon Melati berkisar antara
14 hari – 32 hari dengan nilai konstanta degradasi sebesar 0,003 /hari – 0,9 /hari.

Kata Kunci : Waduk Kebon Melati, Batch Reactor, Kualitas Air, IKA-NSF, Waktu Tinggal, Konstanta
Degradasi
Pustaka : 16 (1987-2015)

Abstract

Kebon Melati Lake located In Kebon Melati village, Tanah Abang, Central Jakarta has an area of ±4,5 ha
with an average depth of 6 m and volume capacity of 209.978 m3. Kebon Melati Lake serves to store
water with periodic pumping system to the Ciliwung river which causes the water flow is not continuous
and approaches the nature of batch reactor. Water entering Kebon Melati Lake flow from Cideng river and
drainage channels around the Lake. This study is conducted in April and May 2016 with 11 sampling
points and sampling is done when the water is not flowing, in static condition or Q = 0. Identified sources
of pollution that flow into Kebon Melati Lake including gray water, organic waste, oil, grease, detergent,
suspended solids Water quality compared to the quality standard Government Regulation No. 82 year
2001 on water quality management and water pollution control. The value of these parameters include
Biological Oxygen Demand (BOD) with a range of 24 mg / l - 64 mg / l, Chemical Oxygen Demand (COD)
ranges from 56 mg / l - 280 mg / l, Oils Fats 0.19 mg / l - 9.5 mg / l, and E. coli 4100 MPN / 100 ml - 5100
MPN / 100 ml. Water quality status is set by the IKA-NSF method with the average value of parameter
quality index Kebon Melati Lake is 41,26 that include in bad status. The result of analysis of water quality
obtain that average value of ratio BOD : COD is 0,3 which means that Kebon Melati Lake is contaminated
with persistent waste (difficult to decompose The residence time of sedimentation in Kebon Melati Lake
are ranged from 14 – 32 days with degradation constant value of 0.003/day - 0.9/day.

Key words : Kebon Melati Lake, Batch reactor, Water quality, IKA-NSF, detention time, degradation
constants

1
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
2
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
PENDAHULUAN baku mutu menurutPeraturan Pemerintah
No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolan
Waduk Melati atau Waduk Kebon Melati Kualitas Air dan Pengendalian
merupakan waduk buatan yang dibangun ditengah Pencemaran Air
Ibu Kota Jakarta pada tahun 1966 dengan luas 4. Mengetahui status mutu air Waduk Kebon
sekitar ± 4,9 ha . Tujuan dibangunnya waduk Melati dengan metode National Sanitation
untuk mengatasi banjir Jakarta dan menampung Foundation-Water Quality Index (IKA-NSF)
air berlebih dari wilayah sekitarnya. Selain 5. Mengetahui kemampuan degradasi
menampung air dan pengendali banjir, jika dilihat pencemar di Waduk Kebon Melati
dari peraturan Keputusan Gubernur DKI Jakarta 6. Upaya pengelolaan kualitas air waduk
tahun 1995 tentang Penetapan Peruntukan dan melati sesuai peruntukan.
Baku Mutu Air Sungai / Badan Air dinyatakan
bahwa setiap waduk/ situ/ embung/ danau
digolongkan dalam golongan C, dimana METODE PENELITIAN
peruntukannya untuk Pertanian. Semenjak
dibangun, Waduk Melati tidak pernah mengalami Tahapan, Waktu dan Lokasi Penilitian
normalisasi sehingga terjadi pendangkalan dan Penelitian dilaksanakan di Waduk Kebon
perubahan percepatan proses pelumpuran dan Melati yang terletak didaerah Kebon Kacang,
menyebabkan bau yang menyengat. Air yang Tanah Abang, Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan
masuk ke Waduk Kebon Melati merupakan aliran pada bulan April dan Mei 2016. Tahapan
air yang berasal dari Kali Cideng dan saluran- penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 dan Lokasi
saluran drainase yang ada di sekitar waduk. Penelitian dilihat pada Gambar 2 serta penentuan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan lokasi sampling pada Tabel 1.
sebelumnya pada tahun2005, nilai Indeks Kualitas
Air (IKA) di Waduk Melati dengan kondisi
pendangkalan dan pencemaran sebesar 40,58
dengan status “buruk” (Hendrawan, 2005). Pada
awal tahun 2013 Pemprov DKI melakukan
normalisasi Waduk Melati dengan melakukan
pengerukan, pembuatan sheet pile beton (dinding
turap) dan penambahan pompa yang bekerjasama
dengan PT. Intiland dan telah selesai normalisasi
pada akhir tahun 2015.
Adanya perubahan kondisi Waduk Kebon
Melati tersebut, terjadi pula perubahan kuantitas
dan kualitas air yang ada di Waduk Kebon Melati.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan
pengukuran kembali terhadap kualitas air waduk
secara fisik kimia dengan menggunakan Metode
Indeks Kualitas Air – National Sanitation
Fvoundation’s (IKA-NSF). Selain itu dilakukan juga
kajian terhadap karakteristik waduk dan kegiatan
yang ada disekitar waduk yang dapat berpengaruh
pada kualitas airnya.
Maksud dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis dan mengetahui tingkat pencemaran
air dengan melakukan analisis terhadap kondisi
fisik dan kimia di Waduk Kebon Melati. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui morfologi Waduk Kebon
Melati
2. Mengidentifikasi sumber pencemaran di
Waduk Kebon Melati Gambar 1. Tahapan Penelitian
3. Mengetahui kualitas air Waduk Kebon
Melati dan membandingkannya dengan

3
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
Sampel. Teknik Grab Sampel ini mewakili kondisi
air pada Waduk Kebon Melati karena sumber air
mempunyai karakteristik yang tidak banyak
berubah dalam suatu periode waktu tertentu.
Sampel air diambil menggunakan water sampler,
lalu dimasukkan ke dalam botol winkler/jerigen
plastik. Pada waktu bersamaan dilakukan
pengukuran insitu seperti kedalaman, temperatur,
pH, turbiditas dan arah angin. Selanjutnya botol
sampel diletakkan di dalam cooler box yang sudah
diberikan kotak es untuk menjaga agar unsur
ataupun larutan yang terdapat di dalam sampel
tidak berubah karena pengaruh suhu. Selanjutnya
botol tersebut segera di bawa ke Laboratorium
Lingkungan Universitas Trisakti untuk dilakukan
pengukuran terhadap parameter BOD, DO, Total
Solid, Nitrat (NO3), Fosfat (PO43-), Minyak lemak,
Gambar 2. Lokasi Penelitian Deterjen, COD dan Laboratorium Kimia Terpadu
IPB untuk pengukuran terhadap E.coli.
Tabel 1. Penetapan Lokasi Sampling Analisis Data
Lokasi Sampling Keterangan Tabel 2. Cara Kerja Analisis Data
Titik 1 Lokasi merupakan pintu air dari Kali Pengukuran
(Inlet PA) Cideng / Varaibel Cara Kerja
Perhitungan
Titik 2 Merupakan titik awal dikumpulkannya air Morfimetri Kedalaman  Pengukuran manual
dan
Titik 3 Merupakan titik tengah dari bagian awal Bathimetri
masuknya air Volime Air Kedalaman, V=Px ĹxĤ
Waduk Panjang,
Titik 4 Adanya masukan air dari saluran Luas
(Inlet A) Apartemen Thamrin City Kualitas Air BOD5, COD, Pengukuran 9
Suhu, TDS, parameter selanjutnya
Titik 5 Merupakan masukan air dari saluran DO, pH, dibandingkan dengan
(Inlet B) sekitar Waduk yaitu dari rumah-warga dan Turbiditas, baku mutu berdasarkan
perkantoran Nitrat, Fosfat, Peraturan Pemerintah
E.coli, Republik Indonesia
Titik 6 Lokasi ini merukapan titik yang
Minyak Nomor 82 tahun 2001
dipengaruhi oleh 2 inlet dan merupakan
Lemak, tentang pengelolaan
titik pencampuran.
Deterjen kualitas air dan
Titik 7 Merupakan masukan air dari saluran
pengendalian
(Inlet C) sekitar Waduk yaitu dari rumah-warga,
pencemaran air
perkantoran dan pusat perbelanjaan
IKA-NSF BOD5, Suhu,
9
Titik 8 Lokasi ini merupakan titik yang TDS, DO,
dipengaruhi oleh inlet yaitu titik 7 pH, IKA =∑ li NKPi
Turbiditas, i=1
Titik 9 Merupakan masukan air dari saluran Nitrat, Fosfat,
(Inlet D) sekitar Waduk yaitu dari rumah warga dan E.coli
adanya tumpukan sampah disekitar Kecepatan Diameter
saluran. Pengendapan Partikel Vs =
Titik 10 Lokasi ini merupakan titik yang
dipengaruhi oleh masukan pada titik 9 dan 0,03363 α ( ρ s− ρ w ) d 2
merupakan titik sebelum outlet Waktu Tinggal H
Pengendapan td =
Titik 11 Lokasi ini merupakan titik outlet air ke Vs
(Outlet) Sungai Ciliwung dengan menggunakan
Waktu td = T2 – T1
Pompa
Tinggal
Degradasi
METODE KERJA Konstanta  BOD Ct = Co . e-kt
Degradasi
Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel air di Waduk
Kebon Melati dilakukan dengan teknik Grab
HASIL DAN PEMBAHASAN
4
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
Peruntukan Waduk Kebon Melati sehingga Waduk Kebon Melati dapat menampung
Waduk Kebon Melati memiliki luas ±4,5 Ha, air lebih banyak.
dikelola oleh Dinas Tata Air Aliran Tengah dengan Karakteristik Waduk Kebon Melati tersebut
bekerjasama dengan PT. Intiland dalam sangat berpengaruh dengan kemampuan
pembangunan rumah pompa dan pengelolaan degradasi pencemar yang masuk. Dengan
waduk. Waduk Kebon Melati berfungsi untuk kedalaman waduk yang bertambah yaitu ±5 m
menampung aliran air yang berasal dari Kali maka semakin lama juga waktu tinggal
Cideng dan juga saluran-saluran drainase sekitar pengendapannya. Dasar perairan Waduk Kebon
waduk untuk selanjutnya dipompa menuju Sungai Melati berupa lumpur yang berasal dari pencemar
Ciliwung. Sistem pemompaan ini menyebabkan yang masuk yaitu berupa padatan yang
aliran air di Waduk Kebon Melati bersifat tenang tersuspensi maupun partikel yang terbawa oleh
dan dianggap sebagai reaktor alami yang aliran air yang masuk ke waduk berasal dari Kali
mendekati sifat batch reactor. Berdasarkan tipe Cideng. Selain itu terdapat tumpukan sampah
bendungannya, Waduk Kebon Melati dibangun yang berasal dari saluran drainase yang mengalir
dengan tujuan single purpose dam atau tujuan kedalam waduk, degradasi sampah tersebut akan
tunggal, dimana tujuan dibangunnya Waduk meningkatkan jumlah padatan tersuspensi pada
Kebon Melati yaitu sebagai pengendali banjir. dasar perairan, sehingga perlu adanya upaya
Berdasarkan penggunaannya Waduk Kebon pengelolaan dari Dinas Tata Air dan PT Intiland
Melati termasuk dalam tipe bendungan penahan untuk melakukan pengerukan secara berkala dan
(detention) hal ini dikarenakan air yang masuk ke membuat saringan sampah pada saluran drainase
dalam waduk ditampung secara berkala/ yang masuk ke waduk agar tidak adanya
sementara dan dialirkan melalui pelepasan (outlet) degradasi padatan tersuspensi dari sampah yang
dengan tujuan untuk memperlambat dan masuk.
mengusahakan seminimal mungkin efek aliran Dari data morfologi diatas dapat
banjir yang mendadak (Widhi, 2007). digambarkan peta bathimetri Waduk Kebon Melati
seperti Gambar 3, peta bathimetri merupakan peta
Morfologi dan Bathimetri tematik yang dapat menggambarkan kondisi
Tabel 3. Morfologi dan Volume Waduk waduk, karena dari kondisi tersebut dapat
mempengaruhi kualitas perairan waduk.

Dilihat dari hasil diatas diketahui terjadi Gambar 3. Bathimetri Waduk Kebon Melati
perubahan pada volume waduk dimana Sumber Pencemar Waduk
perubahannya hampir dua kali lipat dari kondisi
awal sebelum normalisasi. Sebelum dilakukan Tabel 4. Kegiatan Pencemar di Sekitar Waduk
normalisasi kedalaman rata-rata waduk yaitu
sebesar ±2,5 m dengan kapasitas volume air yang
dapat ditampung adalah sebesar 130.063 m3 dan
setelah dilakukan normalisasi, kedalaman waduk
rata-rata menjadi sebesar ±5 m dengan volume air
yang dapat ditampung sebesar 209.978 m3.
Normalisasi ini sangat berpengaruh pada volume
tampung waduk, dengan fungsi dari Waduk Kebon
Melati yaitu sebagai waduk penahan (detention)

5
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
Dilihat dari analisis sumber pencemar limbah
yang masuk ke badan air Waduk Kebon Melati
diketahui limbah yang masuk berasal dari sekitar
kelurahan Kebon Melati. Dengan jumlah penduduk Gambar 4. Lokasi Sumber Pencemar
39.559 jiwa di Kelurahan Kebon Melati dan belum
memiliki IPAL komunal dapat diperkirakan beban Kualitas Air Waduk Kebon Melati
pencemar yang masuk kedalam waduk dari
kegiatan domestik dengan rata-rata pemakaian air Parameter Fisik
150 l/hari dan nilai BOD5 rata-rata limbah domestik Suhu
(100 mg/l) berdasarkan peraturan adalah sebesar 34

475,19 kg BOD/hari. 33

Selain limbah dari rumah tangga, air limbah


32

31

yang masuk ke Waduk Kebon Melati juga berasal 30


Suhu (ºC)

dari kegiatan non domestik diantaranya dari 29

sekolah, kegiatan kesehatan (puskesmas, klinik), 28

usaha mandiri (rumah makan, laundry, salon dll).


27

26

Masuknya limbah-limbah tersebut dapat dilihat 25


T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11
pada Gambar 4.
Peng ambilan 1 Pen gambilan 2 Pengambilan 3 Pengambilan 4 Pengambilan 5 Pengambilan 6 Batas Maks.

Batas Min.

Gambar 5. Tingkat Suhu Waduk Kebon Melati


Jika dilihat dari hasil diatas diketahui bahwa
suhu di Waduk Kebon Melati berada di kisaran 28-
310C hal ini terjadi karena adanya perbedaan
waktu tiap pengambilannya. Suhu tertinggi yaitu
310C dilakukan pengambilan pada siang hari dan
sedangkan suhu terendah yaitu 280C dilakukan
pengambilan pada pagi hari. Dimana sudut datang
sinar matahari, semakin tegak arah sinar matahari
(disiang hari) akan semakin panas sedangkan
tempat yang dipanasi sinar matahari yang
datangnya miring (pagi dan sore hari) lebih rendah
(Bengen, 2005). Dari rata-rata suhu pada
pengambilan pertama sampai pengambilan
keenam dapat diketahui bahwa suhu rata-rata di
Waduk Kebon Melati yaitu sebesar 290C.
6
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
Suhu air mempunyai pengaruh yang nyata Tingginya konsentrasi TDS di Waduk Kebon
terhadap proses pertukaran atau metabolisme Melati ini dapat berpengaruh pada kekeruhan air
makhluk hidup dan berpengaruh terhadap yang akan meningkat sehingga dapat
kadaroksigen yang terlarut dalam air, dengan suhu menghalangi proses fotosintesa tumbuhan di
rata-rata 290C maka cukup berpengaruh baik dasar perairan serta terngganggunya proses
dalam pertumbuhan plankton dan jenis makhluk reproduksi hewan air, maka perlu dilakukannya
hidup lain di perairan semakin tinggi suhu maka pencegahan untuk mengurangi konsentrasi TDS
akan membuat DO perairan menurun. Normalnya seperti misalnya dengan menerapkan saringan
suhu tersebut dinyatakan dengan kondisi perairan sampah pada saluran drainase yang masuk ke
Waduk Kebon Melati yang banyak terdapat ikan waduk agar padatan-padatan yang berasal dari
yang diilhat dari banyaknya kegiatan memancing sampaj pemukiman yang terbawa saluran tidak
warga sekitar. Hal ini didukung dengan pernyataan serta masuk kedalam waduk.
Pujiastuti, dkk (2013) yang menyatakan bahwa
ikan dan makhluk hidup lainnya dapat tumbuh Daya Hantar Listrik (DHL)
dengan baik pada kisaran suhu 25-320C, tetapi
dengan perubahan suhu mendadak dapat 1 60 0

membuat ikan stress. 1 40 0

1 20 0

Total Dissolved Solid (TDS) 1 00 0

Nilai (µmbo s/cm)


1200
800

1000 600

400
800

200

600
Ko nsentrasi (mg /l)

0
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11

400

200
Pengambilan 1 Pengambilan 2 Pengambilan 3 Pengambilan 4 Pengambilan 5 Pengambilan 6

0 Baku Mutu
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T1 1

Pengambilan 1 Pengambilan 2 Pen gamb ilan 3 Pengambilan 4 Pengambilan 5 Pengambilan 6 Baku Mutu
Gambar 7. Nilai DHL Waduk Kebon Melati
Dari hasil pengukuran DHL dapat diketehui
Gambar 6. Konsentrasi TDS Waduk Kebon secara keseluruhan nilai DHL di Waduk Kebon
Melati Melati cukup tinggi yaitu berkisar antara 123
Dari hasil diatas diketahui bahwa µmhos/cm sampai 796 µmhos/cm. Nilai DHL yang
konsentrasi TDS di Waduk Kebon Melati masih paling tinggi terdapat pada pengambilan ke 3 titik 5
memenuhi baku mutu yang ditentukan dalam PP yaitu sebesar 796 µmhos/cm, hasil ini melebihi
No 82 Tahun 2001 yaitu 1000 mg/l. Dilihat secara baku mutu yang ditentukan yaitu 1500 µmhos/cm.
keseluruhan konsentrasi TDS di Waduk Kebon Tiitik 5 merupakan sumber pencemar yang berasal
Melati cukup tinggi, dengan kisaran 122 mg/l – dari perumahan dan beberapa gedung
391 mg/l. perkantoran yang berada disekitar waduk, hal
Konsentrasi yang tertinggi dan terendah tersebut dapat terjadi karena banyaknya
terjadi pada titik yang sama yaitu titik 9 namun kandungan garam yang ada pada limbah tersebut
berbeda waktu pengambilannya. Konsentasi terlalu tinggi. Nilai DHL terendah terdapat pada
tertinggi pada pengambilan ke 5 sedangkan titik 10 pengambilan keenam hal ini dapat
konsentrasi terendah pada pengambilan 5. Titik 9 disebabkan karena titik tersebut merupakan titik
adalah titik sumber pencemar yang masuk dari bagian tengah dimana tidak kontak langsung
limbah rumah tangga yang limbahnya banyak dengan limbah yang masuk.
mengandung zat padat terlarut dari sabun mandi, Dilihat dari hasil rata-rata nilai rata-rata, nilai
sabun cuci, sisa makanan dari restoran dan DHL di Waduk Kebon Melati cukup tinggi,
sampah dari pemukiman sekitar waduk. tingginya nilai DHL ini berbading lurus dengan
Perbedaan yang signifikan ini dapat terjadi karena konsentrasi TDS pada hasil sebelumnya yang
adanya perbedaan debit limbah yang masuk pada memiliki konsentrasi cukup tinggi, hal ini juga
titik 9 pada pengambilan pertama dan dinyatakan oleh Arilindia (2015) bahwa semakin
pengambilan kelima sehingga menebabkan banyak jumlah padatan maka semakin banyak
perbedaan konsentrasi TDS pada titik yang sama. jumlah ion pada suatu larutan, karena jumlah
padatan terlarut mengandung ion-ion yang
7
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
tersusun menjadi senyawa pada padatan terlarut 80

tersebut, sehingga nilai TDS dan konduktivitas 70

listrik kemungkinan akan memiliki hubungan yang 60


sebanding. Hubungan TDS dan DHL di Waduk 50
Kebon Melati dapat dilihat pada Gambar berikut: 40

Nilai (NTU)
30
250 4 00

20
3 50
200 10
3 00

0
2 50 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11
150

2 00

100
1 50 Titik Pengambilan Sampel Air

1 00
50
50 Pengambilan 1 Pengambilan 2 Pengambilan 3 Pengambilan 4 Pengambilan 5 Pengambilan 6

Baku Mutu
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

TDS DHL Gambar 9. Kekeruhan di Waduk Kebon Melati


Gambar 8. Korelasi TDS dan DHL 100

Korelasi TDS dan DHL juga dapat dinyatakan


dengan korelasi matematis dengan rumus TDS= k. 80

DHL Hasil dari korelasi matematis tersebut bernilai


0,645, nilai tersebut sesuai dengan perkiraan 60

menurut Canadian, 1987 yang menyatakan bahwa Nilai (NTU)

korelasi TDS dan DHL di perkirakan antara 0,55-


40

0,75 20
.
Turbiditas (Kekeruhan) 0
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11
Marganof (2007) menyatakan kekeruhan
perairan umumnya disebabkan oleh adanya Titik Pengambilan Sampel Air

partikel-partikel suspensi seperti tanah liat, lumpur,


bahan-bahan organik terlarut, bakteri, plankton Kekeruhan Rata-rata Baku Mutu

dan organisme lainnya. Kekeruhan Gambar 10. Kekeruhan Rata-rata di Waduk


menggambarkan sifat fisik air yang ditentukan Kebon Melati
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan
dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat Dari hasil pengukuran diketahui bahwa
dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya kekeruhan di Waduk Melati tidak melebihi baku
bahan organik dan anorganik yang tersuspensi mutu yaitu 100 NTU, namun jika dilihat secara
dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), visual kondisi air. Nilai kekeruhan di Waduk Kebon
maupun bahan anorganik dan organik yang Melati berkisar 10,4 NTU sampai 71,8 NTU, nilai
berupa plankton dan mikroorganisme lain. Hal ini tertinggi terdapat di titik 4 pengambilan ketiga dan
akan mengakibatkan air menjadi kotor dan tidak nilai kekeruhan terendah pada titik 1 pengambilan
jernih. Turbiditas mengganggu penetrasi sinar ke 2.
matahari, sehingga mengganggu fotosintesis Dilihat dari rata-ratanya air Waduk Kebon
tanaman air. Selain itu bakteri patogen dapat Melati cukup keruh yaitu berkisar 23 NTU – 38
berlindung di dalam atau di sekitar bahan NTU, nilai tersebut dapat dikatakan cukup tinggi
penyebab turbiditas. dan berbanding lurus dengan konsentrasi TDS
yang tinggi karena padatan tersuspensi
berkolerasi positif dengan kekeruhan.Semakin
tinggi nilai padatan tersuspensi, semakin tinggi
nilai kekeruhan. Akan tetapi, tingginya padatan
terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya
kekeruhan. Tingginya nilai kekeruhan dapat
mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi
efektivitas desinfeksi pada proses penjernihan air.
Tingkat kekeruhan air di perairan
mempengaruhi tingkat kedalaman pencahayaan

8
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
matahari, semakin keruh suatu badan air maka
semakin menghambat sinar matahar masuk 9.50

kedalam air, jika cahaya matahari yang masuk 9.00

berkurang maka makhluk hidup dalam air 8.50

terganggu karena terhambatnya proses respirasi 8.00

oksigen dalam permukaan air. 7.50

7.00

Parameter Kimia

pH
6.50
Derajat Keasaman (pH) 6.00
pH merupakan unsur penting untuk 5.50
dianalisis. Hal ini disebabkan karena sebagian 5.00
besar organism perairan hanya dapat hidup di T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11

perairan dengan pH netral. Menurut Barus (2002), Titik Pengambilan Sampel Air

organisme dapat hidup pada pH netral namun


dapat menoleransi hingga asam lemah atau basa
lemah. Ketika perairan bersifat sangat asam maka pH Rata-rata Batas Min. Batas Maks.

akan mengganggu respirasi organisme. Gambar 12. Nilai pH rata-rata di Waduk Kebon
Sedangkan pada pH rendah atau bersifat basa Melati
maka pembentukan senyawa logam berat akan Dari hasil diatas diketahui bahwa pH
semakin tinggi. Menurut Sorensen (1939, dalam perairan di Waduk Kebon Melati tergolong normal
Wulandari 2014), pH merupakan fungsi logaritma karena berada di antara batas minimum dan batas
negarif dari konsentrasi ion H+ dalam suatu maksimum yaitu berkisar antara 6,25 - 8,12,
larutan. Secara matematis pH dinyatakan sebagai namun terjadi perubahan pada pengambilan 1
berikut pH= log 1/H+. pH ini menggambarkan pada titik 7, 8. 9, 10 dan 11 perubahan
konsentrasi ion organic dalam suatu larutan. karakteristik dari normal / netral menjadi basa. Hal
9.5 ini dapat terjadi disebebkan oleh banyaknya zat-
9 zat yang bersifat basa yang terdapatpada sabun,
8.5
shampoo, dan deterjen yang sering digunakan
dalam aktivitas sehari-hari, dimana limbah tersebut
8
terdapat pada titik 7 dan 9 yang merupakan titik
7.5
masuknya limbah bersifat basa tersebut.
7

6.5 Dissolved Oxygen (DO)


6 Oksigen terlarut berasal dari penyerapan
5.5
oksigen di udara oleh air dan proses fotosintesis
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11
tumbuhan akuatik. Menurut Barus (2002), di
perairan tergenang (waduk, danau, rawa), oksigen
Titik Pengambilan Sampel Air
banyak dihasilkan oleh hasil fotosintesis alga yang
Pengambilan 1 Pengambilan 2 Pengambilan 3 Pengambilan 4 Pengambilan 5 Pengambilan 6 berada di mintakat epilimnion. Karena adanya
Batas Min. Batas Maks. proses fotosintesis ini menyebabkan kadar
Gambar 11. Nilai Derajat Keasaman (pH) di oksigen di siang hari cenderung lebih tinggi
Waduk Kebon Melati daripada di malam hari. Hal ini terjadi karena
keberadaan sinar matahari membantu fotosintesis
dan meningkatkan kadar oksigen, sedangkan
proses respirasi organisme tidak mengalami
perubahan.

9
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
7 didalam air, sehingga nilai kelarutan oksigennya
6 ikut menurun. DO yang rendah dapat merusak
5
ekosistem perairan, sedangkan DO yang tinggi
dapat menunjang kesuburan tumbuhan dalam
4
perairan. Dilihat secara keseluruhan nilai kadar
Konsetrasi (mg/l)

3
DO di Waduk Kebon Melati masih cukup baik.
2

1 Biochemical Oxygen Demand (BOD)


0
Pengukuran BOD didasarkan pada
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11
kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan
Titik Pengambilan Sampel Air
senyawa organik, yaitu hanya senyawa yang
mudah diuraikan secara biologis. Senyawa ini
biasanya berasal dari limbah rumah tangga.
Pengambilan 1 Pengambilan 2 Pengambilan 3 Pengambilan 4 Pengambilan 5 Pengambilan 6 Beberapa produk kimia seperti senyawa minyak
Baku Mutu dan buangan kimia lain sulit untuk diuraikan oleh
mikroorganisme.
Gambar 13. Konsentrasi DO di Waduk Kebon
Melati 90
6.00
80

70
5.00
60

50

4.00 40

30

20
3.00

10

0
2.00 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11

Titik Pengambilan Sampel Air

DO Rata-rata Baku Mutu

Gambar 14. Konsentrasi DO Rata-rata di Pengambilan 1 Pengambilan 2 Pengambilan 3 Pengambilan 4 Pengambilan 5 Pengambilan 6

Waduk Kebon Melati Baku Mutu

Dari hasil pengukuran diatas dapat diketehui Gambar 15. Konsentrasi BOD5 di Waduk Kebon
bahwa nilai oksigen terlarut (DO) di Waduk Kebon Melati
Melati secara keseluruhan tidak kurang dari batas 60.0

baku mutu yang ditentukan yaitu 3


mg/l.Konsentrasi DO dari pengambilan pertama 50.0

sampai pengambilan terakhir berkisar antara 2,63 40.0

mg/l – 6,01 mg/l, sedangkan konsentrasi tertinggi


Konsentrasi (mg/l)

terdapat pada titik 8 pengambilan pertama yaitu 30.0

sebesar 6,01 mg/l. 20.0

Hasil DO yang termasuk dalam kategori


tinggi ini didapatkan karena adanya proses 10.0

fotosintesis yang menyebabkan kadar oksigennya 0.0


T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11
meningkat. Tinggi rendahnya kadar DO
dipengaruhi oleh bebrapa hal diantaranya suhu,
semakin tinggi suhu maka akan menurunkan
Titik Pengambilan Sampel Air

kadar DO yang disebabkan karena adanya BOD Rata-rata Baku Mutu

peningkatan konsumsi oksigen dalam air. BOD Gambar 16. Konsentrasi BOD5 rata-rata di
yang tinggi akan meningkatkan kebutuhan oksigen Waduk Kebon Melati
sehingga membuat kandungan oksigennya Dari hasil pengukuran diatas diketahui
berkurang. Sama halnya dengan BOD, dengan bahwa nilai BOD5 di Waduk Kebon Melati rata-rata
COD yang meningkat maka terjadi peningkatan melebihi baku mutu yaitu 20 mg/l. Konsentrasi
konsumsi oksigen yang dibutuhkan untuk BOD di Waduk Kebon Melati berkisar antara 5,64
menguraikan senyawa organic yang terdapat mg/l sampai 83,39 mg/l. Hal ini disebabkan karena
10
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
tingginya kandungan organik yang terdapat di 200

perairan sehingga semakin tinggi pula kebutuhan 180

oksigen untuk melarutkan kandungan organic 160

140
tersebut dan menyebabkan nilai DO menjadi 120
rendah. BOD merupakam salah satu jenis limbah 100

Konsentrasi (mg/l)
penyerap oksigen sehingga menyebabkan 80

terjadinya penguraian yang dilakukan oleh bakteri 60

aerob menghabiskan oksigen terlarut di dalam air, 40

flora dan fauna punah, penguraian lebih lanjut oleh 20

bakteri anaerob mengeluarkan bahan beracun 0


T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11

yang berbau busuk.


Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air
pada tahun 2015 diketahui bahwa konsentrasi COD Rata-rata Baku Mutu

BOD di Waduk Kebon Melati berkisar antara 20


mg/l -40 mg/l, dan jika dibandingkan dengan hasil Gambar 18. Konsentrasi COD Rata-rata di
penelitian diataas dapat disimpulkan bahwa Waduk Kebon Melati
adanya peningkatan pencemar limbah organik
yang masuk ke perairan Waduk Kebon Melati, hal Dari hasi pengukuran diatas, diketahu
ini dapat disebabkan karena belum adanya upaya bahwa nila COD di Waduk Kebon Melati sangat
pengelolaan air limbah yang masuk ke waduk. tinggi dan jauh melebih baku mutu yang ditetapkan
yaitu 30 mg/l. COD di Waduk Kebon Melati
Chemical Oxygen Demand (COD) berkisar antara 28,35 mg/l - 283,5 mg/l.
Effendi (2003) menggambarkan COD Konsentrasi tertinggi terdapat pada titik 5
sebagai jumlah total oksigen yang dibutuhkan pengambilan ketiga, hal ini dapat disebabkan
untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, karena banyaknya aktivitas disekitar waduk yang
baik yang dapat didegradasi secara biologi menggunakan bahan kimia seperti kegiatan
maupun yang sukar didegradasi menjadi CO 2 dan konveksi, laundry dan bahan kimia lainnya yang
H2O. Berdasarkan kemampuan oksidasi, menyebabkan COD Waduk Kebon Melati tinggi.
penentuan nilai COD dianggap paling baik dalam Tingginya nilai COD ini dapat berpengaruh pada
menggambarkan keberadaan bahan organik, baik kebutuhan okeigen pada perairan Waduk Kebon
yang dapat didekomposisi secara biologis maupun Melati, semakin tinggi nilai COD maka akan
yang tidak. semakin rendah kebutuhan oksigen di perairan
300 waduk.
250
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air
pada tahun 2015 konsentrasi COD di Waduk
200
Kebon Melati berkisar antara 50 mg/l – 100 mg/l.
150 Hal ini menyatakan bahwa terjadinya peningkatan
limbah limbah organik yang masuk kedalam
100
perairan sehingga konsentrasi COD menjadi
50 tinggi, yaitu mencapai 283,5 mg/l. Waduk Kebon
0
Melati dan hasil ini sebanding dengan hasil BOD 5
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11
yang juga mengalami kenaikan dari tahun 2015.

Phospat(PO4)
Pengambilan 1 Pengambilan 2 Pengambilan 3 Pengambilan 4 pengambilan 5 Pengambilan 6 Keberadaan fosfat di perairan adalah sangat
Baku Mutu
penting terutama berfungsi dalam pembentukan
protein dan metabolism bagi organism. Air hujan
juga merupakan sumber fosfat namunhanya
Gambar 17. Konsentrasi COD di Waduk Kebon sedikit mengandung fosfot dari pada nitrogen.
Melati Sebagian besar fosfat terbawa ke situ yang tidak
berpopulasi sebagai partikel organik dan
anorganik. Hampir setengah dari fosfat yang
terkandung dalam limbah rumah tangga berasal
dari deterjen (Isnaini, 2011)

11
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
1.20 bagian pinggir permukaan waduk namun tidak
terjadi blooming.
1.00
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air
0.80 tahun 2015 yang dilakukan olah BLHD DKI Jakarta
kandungan fosfat di Waduk Kebon Melati berkisar
0.60
antara 0,5 mg/l – 1 mg/l, dari data tersebut
0.40 diketahui bahwa terjadi penurunan kadar fosfat
pada limbah yang masuk ke badan air waduk.
0.20

0.00
Nitrat
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11
Menurut Effendi (2003), nitrat merupakan
bentuk utama nitrogen di perairan alami dan
merupakan unsure utama bagi tanaman dan alga.
Pengambilan 1 Pengambilan 2 Pengambilan 3 Pengambilan 4 Pengambilan 5 Pengambilan 6
Senyawa ini merupakan senyawa yang mudah
larut dalam air dan bersifat stabil. Sifat ini
Baku Mutu
disebabkan karena nitrat dihasilkan dari proses
Gambar 19. Konsentrasi Fosfat di Waduk oksidasi yang sempurna. Proses oksidasi amoniak
Kebon Melati menjadi nitrat dan nitrit disebut nitrifikasi. Nitrat
1.20 adalah salah satu nutrisi yang penting untuk
pertumbuhan fitoplankton dan tumbuhan air
1.00
lainnya. Ledakan pertumbuhan fitoplankton dan
0.80 mikrophyta air lainnya dapat mengurangi
kandungan O2 disuatu perairan (Wardhana, 2004
Konsentrasi (mg/l)

0.60
dalam Isnaini, 2011)
25.00
0.40

0.20 20.00

0.00
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11 15.00

10.00

5.00
Fosfat Rata-rata Baku Mutu

Gambar 20. Konsentrasi Fosfat Rata-rata di


0.00
Waduk Kebon Melati T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11

Konsentrasi nilai fosfat di Waduk Kebon


Melati berkisar antara 0,16 mg/l sampai 0,62 mg/l.
Dari hasil pengukuran kadar fosfat di Waduk
Pengambilan 1 Pengambilan 2 Pengambilan 3 Pengambilan 4 Pengambilan 5 Pengambilan 6
Kebon Melati diketaui bahwa kadar fosfat di
Waduk Kebon Melati rata-rata tidak melebihi baku Baku Mutu

mutu yaitu 1 mg/l, namun nilai yang berbeda


terlihat pada titik 1, 3, 7 dan 9 yang memiliki kadar Gambar 21. Konsentrasi Nitrat di Waduk Kebon
fosfat cukup tinggi. Hal ini dapat disebabkan Melati
karena titik terebut merupakan titik masuknya
limbah pencemar (influen) kedalam badan air
waduk yang dimana limbah tersebut banyak
berasal dari limbah rumah tangga yang banyak
mengandung fosfat dari deterjen.
Tingginya kadar fosfat dapat berpengaruh
pada kondisi perairan yaitu terjadinya blooming
atau tumbuhnya ganggang dipermukaan air
waduk, namun tingginya fosfat di Waduk Kebon
Melati ini belum berpengaruh kuat terhadap
kejadian blooming karena di permukaan air waduk
tidak terdapat ganggang seperti eceng gondok
yang tumbuh, hanya saja terdapat ganggang pada
12
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
25.000 0.80

0.70

0.60
20.000
0.50

0.40
15.000
0.30
Konsentrasi (mg/l)

0.20
10.000 0.10

0.00
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11
5.000

0.000
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11
Pengambilan 1 Pengambilan 2 Pengambilan 3 Pengambilan 4 Pengambilan 5 Pengambilan 6

Baku Mutu

Gambar 23. Konsentrasi Detergen di Waduk


Nitrat Rata-rata Baku Mutu
Kebon Melati
Gambar 22. Konsentrasi Nitrat Rata-rata di
Waduk Kebon Melati
0.35
Dilihat dari hasil pengukuran diatas
kandungan nitrat di Waduk Kebon Melati jauh 0.30

dibawah baku mutu yaitu berkisar antara0,04 mg/l


sampai 1,07mg/l, hal ini dikarenakan tidak adanya 0.25

kegiatan pertanian disekitar waduk yang 0.20


memungkinkan masuknya kandungan nitrat yang
Konsentrasi (mg/l)

banyak berasal dari pupuk organik. 0.15

Sama halnya dengan fosfat tingginya kadar 0.10


nitrat dapat menyebabkan terjadinya eutrofikasi
pada waduk, namun dari hasil diatas kadar nitrat 0.05

tidak berpengaruh besar pada kejadian eutrofikasi,


0.00
karena tumbuhnya ganggang di sisi waduk T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11

disebabkan oleh tingginya kadar fosfat.

Deterjen sebagai MBAS (Methylene Blue


Active Substances) Deterjen Rata-rata Baku Mutu

Menurut Sari (2005) Kandungan deterjen Gambar 24. Konsentrasi Detergen Rata-rata
yang terdapat dalam limbah domestik umumnya di Waduk Kebon Melati
berasal dari aktifitas rumah tangga seperti
mandi, cuci dan lain lain. Dalam air deterjen Berdasarkan data pengukuran diatas
(sabun) ini dapat menimbulkan buih selam diketahui bahwa kandungan deterjen di Waduk
proses aerasi, oleh karena itu kadarnya harus Kebon Melati rata-rata tidak melebihi baku mutu
dipantau dan diukur untuk menghindari hal-hal yang ditentukan yaitu 0,5 mg/l. Konsentrasi
yang tidak diinginkan. Pengukuran dilakukan deterjen Waduk Kebon Melati berkisar antara 0,07
dengan metode ekstraksi menggunakan mg/l sampai 0,67 mg/l, terjadi peningkatan yang
senyawa MBAS (Methylene Blue Active signifikan pada titik 5, 7 dan 9 dipengambilan ke 2.
Substances). Hal ini dapat disebabkan karena tingginya limbah
deterjen yang masuk kedalam waduk pada saat itu
sehingga menyebabkan meningkatnya nilai
deterjen.

Minyak Lemak
Minyak dan lemak termasuk senyawa
organik yang relatif stabil dan sulit diuraikan oleh
bakteri. Lemak dapat dirombak oleh senyawa yang
menghasilkan asam lemak dan gliserin. Pada
keadaan basa, gliserin akan dibebaskan dari asam

13
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
lemak dan akan terbentuk garam basa (Manik, minyak lemak rendah nilai DOnya meningkat
2003). karena Minyak Lemak tidak menghambat proses
fotosintesis.
12.00
Parameter Biologi
10.00
E. Coli
8.00 Escherrichia coli sering dijadikan sebagai
indicator fecal coliform karena paling mudah
6.00
diidentifikasi dengan pemeriksaan di laboratorium.
4.00 Jika E. Coli terdeteksi dalam air, berarti air
tersebut tercemar tinja manusia dan sangat
2.00
mungkin mengandung bibit penyakit berbahaya.
0.00
Sehingga air tercemar E. Coliperlu diwaspadai
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11
karena tidak layak diminum (Indrasari, 2006)
6000

5000

Pengambilan 1 Pengambilan 2 Pengambilan 3 Pengambilan 4 Pengambilan 5 Pengambilan 6 4000

Baku Mutu 3000

2000
Gambar 25. Konsentrasi Minyak Lemak di
Waduk Kebon Melati 1000

0
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11
6.00

5.00

4.00 Pengambilan 1 Pengambilan 2 Pengambilan 3 Pengambilan 4 Pengambilan 5 Pengambilan 6


Konsentrasi (mg/l)

3.00 Baku Mutu

2.00
Gambar 27. Jumlah E.coli di Waduk Kebon
1.00 Melati
0.00
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11 5000

4500

4000

3500
Jumlah (MPN/100 ml)

3000
Konsetrasi Rata-rata Baku Mutu
2500
Gambar 26. Konsentrasi Minyak Lemak Rata- 2000

rata di Waduk Kebon Melati 1500

Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa 1000

500
kandungan lemak minyak di Waduk Kebon Melati 0

rata-rata melebihi baku mutu 1 mg/l. Konsentrasi T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11

Minyak Lemak berkisar antara 0,16 sampai 9,54


mg/l.Konsentrasi minyak lemak paling tinggi Jumlah Rata-rata Baku Mutu
terdapat pada titik 7 dimana titik tesebut
merupakan sumber limbah dari kegiatan rumah Gambar 28. Jumlah Rata-rata E.coli di Waduk
tangga di sekitar waduk. Namun hal ini masih Kebon Melati
dapat ditoleransi dalam air limbah karena menurut Dari hasil pengukuran E. coli di Waduk
Prawijiwuri, 2005 Kadar lemak sebesar 15-20 mg/l Kebon Melati diketahui bahwa kandungan E. Coli
merupakan batas yang bisa di tolerir apabila lemak di Waduk Kebon Melati berkisar antara 2200
ini berada dalam air limbah. MPN/100 ml sampai 5100 MPN/100 ml. Nilai ini
Minyak dan Lemak yang tinggi dapat melebihi baku mutu PP 82 Tahun 2001 sebesar
menghambat masuknya cahaya matahari 2000 MPN/100ml, peningkatan yanag melebihi
sehingga proses fotosintesis sulit terjadi, hal ini baku mutu rata-rata terjadi ditiap titik, hal ini dapat
menyebabkan kadar oksigen pun ikut berkurang terjadi karena limbah yang masuk berasal dari tinja
dapat dilihat pada rata-rata di titik 8, saat kadar manusia yang berasal dari septictank penduduk
14
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
yang sudah lama tidak dilakukan penyedotan
sehingga mengalami penumpukan dan dapat
menyebabkan menyebar dan terserap oleh air
sehingga menyebabkan jumlah bakteri menjadi
meningkat dan wilayah Kelurahan Kebon Melati
belum memiliki pengolahan air limbah komunal
sehingga menyebabkan tingginya jumlah E.coli di
waduk.
Berdasarkan hasil pengukuran tahun 2015
yang dilakukan oleh BLHD DKI Jakarta jumlah
E.coli di Waduk Kebon Melati melebihi Baku Mutu
Kep Gub DKI Jakarta yaitu 4000 MPN/100ml.
Dilihat dari hasil prngukuran pada penelitian ini
diketahui bahwa tidak adanya perubahan atau
penurunan pada jumlah E.coli di Waduk Kebon
Melati, hal ini menyatakan bahwa memang masih
buruknya sanitasi di wilayah sekitar waduk, yaitu
Kelurahan Kebon Melati, maka dari itu perlu
adanya upaya pengelolaan dengan pembangunan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk
memperbaiki kualitas air Waduk Kebon Melati.

Rasio Perbandingan BOD : COD


BOD atau Biochemical Oxygen Demand
adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme di dalam air lingkungan untuk
memecah bahan buangan organik di dalam air
lingkungan tersebut. Angka BOD merupakan
jumlah oksigen yang dibutuhkan bakteri untuk
menguraikan/mengoksidasikan hampir semua zat
organik dan sebagian zat-zat organik yang
tersuspensi di dalam air. Analisis BOD didasarkan
atas reaksi oksidasi zat organik dengan oksigen di
dalam air dengan adanya bakteri aerob (Amrina,
2006 dalam Isnaini, 2011). Perbandingan BOD :
COD di Waduk Kebon Melati dapat dilihat pada
Tabel 5. berikut:

15
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
Tabel 5. Rasio Perbandingan BOD : COD mempengaruhi DO adalah BOD5 dan COD, ketika
BOD5 dan COD meningkat maka terjadi
peningkatan konsumsi oksigen yang dibutuhkan
BOD5dan COD untuk menguraikan senyawa
organic yang terdapat pada perairan waduk,
sehingga nilai kelarutan oksigen pun menurun.

Indeks Kualitas Air Waduk Kebon Melati


Indeks Kualitas Air dimaksudkan untuk
melihat status mutu air Waduk kebon Melati dalam
satu nilai tunggal. Indeks kualitas air di Waduk
Kebon Melati dihitung dengan metode IKA-NSF
(National Sanitation FoundationWater Quality
Index) dengan hasil pada Tabel 6 berikut:
Tabel 6. Indeks Kualitas Air Waduk Kebon
Melati

Dilihat dari Tabel 5 diatas, diketahui bahwa


hasil rasio perbandingan antara BOD : COD di
Waduk Kebon Melati kurang dari 0,5 yang artinya
bahwa perairan Waduk Kebon Melati tercemar
bahan organic kimia yang sifatnya sulit terurai
(persisten). Hal ini dapat disebabkan karena
tingginya aktivitas disekitar waduk yang
melakukan pembuangan langsung kebadan air
Waduk Kebon Melati, misalnya aktivitas rumah
tangga, rumah makan, pusat perbelanjaan, dan
apartemen.
Selain perbandingan BOD : COD adalah Berdasarkan tabel 4.12, terlihat pada setiap
parameter tercemarnya air, korelasi BOD, COD pengambilan sampel status mutu air Waduk
dan DO juga penting untuk diketahui dalam Kebon Melati berkisar antara 40,25 – 42,48 yang
sebuah badan air, berikut adalah hasil korelasi berarti kondisi wasuk termasuk dalam kondisi
BOD5, COD, dan DO di Waduk Kebon Melati buruk yang artinya tercemar. Kondisi ini didukung
5.20 200.00 dari tingginya konsentrasi BOD dan jumlah
5.00
180.00 E.coliyang menjadi salah satu parameter
160.00 kepentingan IKA.
4.80 140.00 Upaya normalisasi waduk pada tahun 2015
4.60 120.00 lalu tidak terlihat berpengaruh terhadap status
100.00 mutu waduk, hal ini dapat dilihat dari hasil
4.40 80.00 penelitian sebelum normalisasi yang dilakukan di
4.20 60.00 Waduk Kebon Melati yang menyatakan bahwa
40.00 nilai IKA Waduk Kebon Melati pada tahun 2005
4.00
20.00 adalah sebesar 40,58 dengan status buruk
3.80 0.00 (Hendrawan, 2005). Dengan upaya normalisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
yang tidak berpengaruh, maka perlu adanya upaya
preventif untuk memperbaiki status mutu Waduk
Kebon Melati dengan pencegahan pencemaran
DO BOD COD seperti pembuatan IPAL komunak, perwatan
Gambar 29. Korelasi BOD5 COD dan DO bantaran waduk dengan penanaman tanaman
Dari grafik diatas dapat dilihat pada saat yang dapat berfungsi sebagai Green Belt dan
COD dan BOD5 naik maka DO turun. Hal ini dapat penerapan saringan sampah disaluran drainase
terlihat jelas pada titik 8 saat konsentrasi COD yang masuk kedalam waduk.
turun BOD juga turun, namun terjadi peningkatan
pada konsentrasi DO yang sangat signifikan. Hasil Degradasi Pencemar Organik
tersebut membuktikan bahwa parameter yang
16
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
Untuk mengetahui waktu pengendapan
partikulat Waduk Kebon Melati dilakukan
perhitungan persegmen dan sebelum perhitungan
waktu pengendapan terlebih dahulu menghitung
kecepatan pengendapan (Vs) yang dapat dilihat
perhitungannya pada Lampiran F.
Dengan kecepatan pengendapan 202,45 Dilihat dari hasil konstanta degradasi
m/hari dapat diketehui nilai waktu tinggal tiap limbah di Waduk Kebon Melati berkisar antara
segmennya, hasil perhitungan td persegmen 0,003 /hari sampai 0,9 /hari. Berbedanya nilai
dan konstanta degradasi persegmen dapat konsntanta degradasi dapat disebabkan karena
dilihat pada Tabel 7. pemompaan yang terjadi secara berkala sehingga
dapat merubah kualitas air pada jangka waktu
Tabel 7. Waktu Tinggal Untuk Pengendapan tertentu.
Perubahan konsentrasi BOD5 yang naik
terjadi karena adanya peningkatan beban yang
masuk, sehingga tidak adanya proses degradasi
dari pengambilan sebelumnya. Dengan kata lain
penambahan beban tidak berpengaruh pada
degradasi BOD5 yang ada pada Waduk Melati.
Dari hasil perhitungan diatas diketahui waktu
pengendapan yang diperlukan Waduk Kebon Upaya Pengelolaan Waduk Kebon Melati
Melati tiap titiknya adalah berkisar antara 14 – 32 Dilihat dari kualitas airnya, Waduk Kebon
hari dengan rata-rata waktu tinggal Melati yang banyak mencemari adalah limbah
keseluruhannya yaitu 20-22 hari. Waktu tinggal yang berasal dari limbah domestik atau limbah
hidrolik dapat menunjukkan kecepatan rumah tangga karena kandungan yang paling
pengendapan partikulat (dalam proses fisika) besar yaitu limbah organik, limbah yang
maupun kecepatan degradasi bahan organic mengandung minyak lemak, deterjen serta limbah
(dalam proses kimia-biologi). Jika aliran yang dengan jumlah E.coli yang tinggi. Dari hasil
masuk dan keluar meningkat, maka waktu tinggal tersebut maka diperlukan upaya untuk
dari sistem akan lebih pendek. Namun, jika aliran pengelolaan kualitas air waduk dengan
masuk dan aliran keluar dari sistem menurun, membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah
waktu tinggal menjadi lebih panjang (Leckner, untuk mengolah air yang akan masuk ke badan air
2004, dalam Isnaini 2011). Waduk Kebon Melati. Adapun berbagai alternatif
Waduk Kebon Melati dianggap sebagai pengolahan yang dapat digunakan sebagai upaya
batch reactor karena saat pengambilan sampel air pengelolaan kualitas air Waduk Kebon Melati
kondisi aliran diam/air dalam waduk tidak dapat dilihat pada Tabel 10 berikut:
mengalir. Oleh karena itu waktu degradasi Tabel 10.Alternatif Pengolahan Air Limbah
terhadap penurunan konsentrasi bahan organic Yang Masuk ke Waduk Kebon Melati
yang ditunjukkan dalam nilai BOD hanya dilihat
berdasarkan beda waktu pengambilan sampel
awal dan berikutnya. Untuk selanjutnya, parameter
yang digunakan untuk pengukuran konstanta laju
degradasi adalah parameter BOD dimana
parameter ini merupakan parameter organic kimia
yang mudah terdegradasi. Tabel 8
memperlihatkan konsentrasi BOD pada tiap titik
dan tiap pengambilan.
Tabel 8 Parameter Organik, BOD

Tabel 9. Konstanta Degradasi

17
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
KESIMPULAN DAN SARAN 3. Nilai rasio BOD:COD rata-rata Waduk Kebon
Kesimpulan Melati yaitu sebesar 0,3 yang artinya air
1. Waduk Kebon Melati merupakan waduk yang Waduk Kebon Melati tercemar limbah organic
berada di Tanah Abang Jakarta Pusat, aliran yang bersifat persisten (sulit terurai).
air Waduk Kebon Melati berasal dari buangan 4. Nilai Indeks Kualitas Air rata-rata yang didapat
limbah yang berasal Kali Cideng dengan pada perairan Waduk Kebon Melati sebesar
karakteristik dari limbah domestik dan non 41,26. Menurut kirteria Indeks Kualitas Air –
domestik. Luas penampang Waduk Kebon National Sanitation Foundation (IKA-NSF),
Melati ± 4,5 ha dengan kedalaman rata-rata 6 nilai tersebut masuk dalam status buruk, yang
meter dan volume tampung air yaitu sebesar artinya tercemar karena berada pada kisaran
209.978 m3. Waduk Kebon Melati dioperasikan 20-50.
melalui system buka-tutup pintu air dan sistem 5. Waktu tinggal pengendapan partikulat di
pemompaan secara intermitten (berkala). Waduk Kebon Melati berkisar antara 14 hari –
Pada saat pengambilan sampel air, debit 32 hari dengan rata-rata keseluruhannya 20-
efluen waduk tidak mengalir (Qe = 0), 22 hari, sedangkan waktu degradasi pencemar
sehingga asumsi yang bisa digunakan untuk organiknya berkisar antara 4 hari – 22 hari
menyatakan fungsi waduk sebagai reactor dengan konstanta degradasi sebesar 0,003
alam adalah mendekati tipe batch reactor. /hari sampai 0,9 /hari.
2. Pencemar yang mempengaruhi kualitas air 6. Upaya pengelolaan yang dapat dilakukan
waduk Kebon Melati diantaranya berasal dari dengan kondisi pencemar yang masuk Waduk
aktivitas domestik dan non domsetik yang Kebon Melati diantaranya adalah
tersebar di sekitar kawasan waduk. Limbah pembangunan Instalasi Pengolahan Air
domestik berupa partikel organic dan bakteri Limbah dengan alternatif greasetrap
patogen. Sedangkan limbah non domestiknya (penangkap lemak), elektrofloatasi untuk
berasal dari perkantoran, industri kecil dan pengolahan deterjen, kolam aerasi untuk
pusat perbelanjaan yang banyak mengandung nitrat atau fosfat dan kolam oksidasi untuk
senyawa kimia, bakteri pathogen. Jenis pengolahan limbah organik.
pecemar dominan berasal dari limbah
domestik dengan nilai BOD 28,7 mg/l - 50.99 Saran
mg/l dan nilai COD berkisar antara 110 mg/l – 1. Melihat buruknya kondisi Waduk Kebon Melati
182 mg/l. Parameter tersebut mendominasi maka perlu adanya penilaian mengenai daya
parameter kualitas air yang melebihi baku tampung beban pencemar di Waduk Kebon
mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Melati.
Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Kemudian 2. Perlu adanya indentifikasi detail mengenai
diikuti Minyak Lemak dengan kisaran 0,19 mg/l sumber pencemar yang masuk ke Waduk
– 9,5 mg/l dan parameter E.coli yang berkisar Kebon Melati untuk mengetahui peenyebab
4100 MPN/100 ml -5100 MPN/100 ml buruknya kualitas air waduk.
18
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
3. Perlu adanya pengelolaan lebih lanjut seperti Program Studi Biologi Program
penerapan saringan air yang masuk ke waduk Pascasarjana. Depok.
agar sampah-sampah tidak terbawa masuk Kodoatie, R. J dan Roestam S. 2010. Tata Ruang
kedalam badan air. Air. Yogyakarta: Andi
4. Perlu adanya pengelolaan dan pengolahan Lukman dan I. Ridwansyah. 2009. Telaah Kondisi
limbah yang masuk ke Waduk Kebon Melati Fisik Danau Poso dan Prediksi Ciri
dengan perlakuan khusus seperti Ekosistem Perairannya. Pusat Penelitian
pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limnologi LIPI. Cibinong. [Jurnal]
Limbah oleh pihak-pihak terkait. LIMNOTEK16(2) : 64-73.
5. Perlu adanya penanggulangan limbah yang Ma’Rufi, M. 2015. Kajian Morfometri Danau
masuk dengan penanaman pohon disekitar Pondok Lapan Desa Naman Jahe
bantaran waduk untuk menyerap polutan yang Kecamatan Salipan Kabupaten Langkat.
akan masuk ke dalam waduk. Program Studi Manejemen Sumberdaya
Perairan Fakultas Pertanian. Universitas
DAFTAR PUSTAKA Sumatra Utara.
Apridiyanti, E. 2008. Tesis: Evaluasi Pengelolaan Manik, K.E.S. 2004. Pengelolaan Lingkungan
Lingkungan Perairan Waduk Lahor Hidup. Jakarta: Djembatan. Hal 133-134
Kabupaten Malang, Program Magister Marganof. 2007, Model Pengendalian
Ilmu lingkungan. Universitas Diponegoro. Pencemaran Perairan di Danau
Arlianda, I. 2015. Analisis Pencemaran Danau MninjauSumatra Barat, Sekolah
Maninjau dari Nilai TDS dan Konduktivitas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor,
Listrik. Afdal Jurusan Fisika Universitas Bogor.
Andalas. Jurnal Fisika UNAND. Naibaho, Dr. Ir. Ponten M. 1996. Teknologi
Azdan DM, Candra R, dan Samekto. 2008. Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Pusat
Kritisnya Kondisi Bendungan di Indonesia. Penelitian Kelapa Sawit. Hal 129-144.
Di dalam Seminar Komite Nasional Pratiwi, D. 2011. Analisis Penetapan Kadar Minyak
Indonesia untuk Bendungan Besar (KNI- dan Lemak Pada Limbah Sawit Dengan
BB). Surabaya. 2-3 Juli 2008. Metode Gravimetri. Program Diploma III
Barus, Ternala Alexander. 2002. Pengantar Analis Farmasi dan Makanan Fakultas
Limnologi. Medan: Jurusan Biologi FMIPA Farmasi. Universitas Sumatera Utara.
USU Medan.
Florida Lakewatch.2001. A Beginner’s Guide to Sarono .W, Eko and Asmoro, Widhi (2007).
Water Management Lake Evaluasi Kinerja Waduk
Morphometry.University of Florida. Florida Wadaslitang.Undergraduate Thesis,
Ginting, Ir. Perdana. 2007. Sistem Pengelolaan Fakultas Teknik UNDIP.
Lingkungan Dan Limbah Industri, Cetakan Stefanidis, K. and E. Papastergiadou. 2012.
pertama. Bandung: Yrama Widya. Hal 37- Relationships Between Lake
200. Morphometry, Water Quality, And Aquatic
Haryadi, S., I. N. N. Suryadiputra dan B. Widigdo. Macrophytes, In Greek Lakes. University
1992. Limnologi Metoda Analisa Kualitas of Patras. Greece. [Jurnal] Fresenius
Air.Laboratorium Limnologi. Institut Pertanian Environmental Bulletin 21(10) : 3018-3026.
Bogor. Bogor. Sudarmadji. 2003. Fungsi Waduk dalam
Hendrawan, D. 2005. Kualitas Air Sungai dan Situ Ekosistem DAS dan Masalah yang
di DKI Jakarta. Makara Teknologi Vol. 9: Dihadapi. Makalahdisampaikan pada
13-19 Seminar Nasional Optimalisasi Fungsi
Hillier, A. 2008. Working With ArcView 10. Waduk Sebagai Mikrokosmos Dies
University of Pennsylvania. America. Natalies Fakultas Biologi Universitas
Indrasari, A. 2006. Jurnal Kualitas Air Ciliwung Gadjah Mada.
Ditinjau dari Escherichiacoli sebagai Sugiharto, A. 2008. Arcview Gis 3.3. Universitas
Bioindikator. Dipenogoro. Semarang
Isnaini, A. 2011. Penilaian Kualitas Air dan Kajian Suin, N.M., 2002. Metoda Ekologi, Universitas
Potensi Situ Salam Sebagai WisataAir di Andalas, Padang.
Universitas Indonesia Depok. Fakultas Sukartaatmadja S. 2004. Perencanaan dan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Pelaksanaan Teknis Bangunan

19
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437
PencegahErosi. Institut Pertanian Bogor Ciwakawalantaka Serang Banten.
(IPB). Bogor. Unversitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Supardiono. 2010. Pengaruh Limbah Domestik Wulandari. 2014. Skripsi: Kajian Kualitas Air
dan Pertanian Terhadap Kualitas Waduk Sermo, Desa Hargowilis,
AirWaduk Batujai Kabupaten Lombok Kecamatan Kokap, Kabupatern
Tengah Nusa Tenggara Barat. Thesis. Kulonprogo. Program Starata Satu
Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana KementrianPendidikan dan Kebudayaan
Universitas Gadjah Mada Fakultas Geografi. Universitas Gadjah
Utami, Rizky. 2015. Analalis Pengaruh Suhu Mada.Yogyakarta
Perairan Terhadap Kualitas Air di Situ

20
Kajian Kualitas Air Waduk Kebon Melati Jakarta Pusat, Ditinjau Dari Parameter Fisik dan Kimia
Kartika Marisi Holong
PerpustakaanUniversitasTrisakti, 2016, telp.021-5663232 ext. 8112, 8113, 8114, 8194, 8437

Anda mungkin juga menyukai