Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS FAKTOR DAN PERILAKU KEUANGAN YANG MEMPENGARUHI

MASYARAKAT SUKU MINANG DI LUAR SUMATERA BARAT DALAM


MELAKUKAN TRADISI ADAT BABAKO
Magister Manajemen, Universitas Bakrie
Gamal Stia Putra1, Kartika Marisi Holong2, Adam Zulfahmi3

ABSTRAK
Prosesi adat Babako merupakan tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakat suku
Minang yang tinggal di luar Sumatera Barat, dimana terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan prosesi Babako. Dalam penelitian ini penulis ingin
mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat suku Minang dalam
melakukan prosesi adat Babako. Peneliti menggunakan teknik kualitatif dengan
pendekatan Ethnography. Penulis melakukan wawancara kepada beberapa pelaku
dari tradisi adat Babako untuk mengetahui makna dari prosesi adat Babako.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan faktor yang menjadi alasan utama suku
Minang di luar Sumatera Barat masih melakukan prosesi adat Babako adalah faktor
dari taraf hidup.
Kata kunci : tradisi babako, taraf hidup

ABSTRACT
Babako is a tradition that is still carried out by the Minang people who live outside
West Sumatra, where there are several factors that influence the implementation of
the Babako procession. In this research, the writer wants to know what factors
influence the Minang people in carrying out the Babako traditional procession.
Researchers used qualitative techniques with an ethnographic approach. The author
conducted interviews with several actors from the Babako traditional tradition to find
out the meaning of the Babako traditional procession. Based on the results of the
study, it was concluded that the main reason for the Minang tribe outside West
Sumatra to still carry out the Babako traditional procession was the factor standard
of living
Key words : babako tradition, standar of living
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang banyak memiliki kekayaan suku bangsa, adat
istiadat, keindahan alam, kebudayaan sampai keanekaragaman dari
makanananya. Semua kekayaan yang dimiliki terkenal sampai ke manca
negara. Adat istiadat yang ada di Indonesia mempunyai tradisi - tradisi yang
berbeda setiap daerahnya, salah satunya adalah suku minangkabao.
Minangkabau merupakan salah satu suku bangsa yang menganut sistem
matrelineal. Kata matrelineal dapat di artikan sebagai struktur masyarakat yang
diatur menurut garis keturunan ibu. Prinsip matrelineal berlaku umum dan alami
secara adat istiadat di minangkabau. Secara alami anak lebih dekat dengan ibunya
dibandingkan dengan ayah. Meskipun demikiaan ada beberapa upacara adat yang
dapat menjalinkan kedekatan dengan keluarga ayah.
Setelah adanya waktu yang pasti terkait akan dilaksanakannya pesta pernikahan,
bako akan mempersiapkan segala hal untuk anak pisang nya (pria/wanita). Sehari
sebelum hari pernikahan, bako akan menjemput anak pisang untuk dibawa ke
rumah bako. Perayaan penjemputan bako itu merupakan rangkaian dari pesta
pernikahan yang akan dilangsungkan.
Dengan telah dijemputnya si anak pisang yang akan menikah itu, maka di rumah
bako lah, pakaian marapulai/anak nya dipakai, baik itu mempelai pria atau wanita.
Usai pakaian mempelai dipasang, anak pisang pun di antar kembali ke rumah
ibunya. Proses ini menunjukan, bahwa bako yang merupakan pihak keluarga dari si
ayah, telah mempersilakan anak pisang nya untuk menikah dengan pasangan
hidupnya.
Ketika upacara pernikahan maka keluarga dari ayah memiliki peran penting dalam
acara upacara tersebut. Yang mana pihak ayah tersebut dikenal dengan istilah
“BAKO” Bako adalah seluruh keluarga dari pihak ayah mempelai baik dari mempelai
perempuan maupun mempelai laki-laki yang keduanya mempunyai bako yang
berbeda.
Suku minangkabao merupakan suku yang masih memegang teguh adat istiadat
yang kuat salah satunya dalam acara perkawinan. Upacara adat perkawinan
terdapat serangkaian acara adat diantaranya acara babako.
Menurut Izati, dkk (2006: 13) “Bako adalah saudara laki -laki atau saudara
perempuan dari pihak ayah (bapak) di Minangkabau”. Izati, dkk (2006: 14)
“Babako adalah suatu upacara tradisional di Minangkabau yaitu suatu kunjungan
yang dilakukan bako terhadap anak pisang membawa Bermacam - macam
pembawaan sesuai dengan upacara yang dilakukan”. Acara babako
dilaksanakan pada 1 hari sebelum melaksanakan akad nikah. Dalam pelaksanaan
acara adat babako ini pihak keluarga bako membawa beberapa jenis makanan
adat beserta pelengkapnya ke rumah memepelai wanita. Acara babako yang
dilaksanakan yaitu acara yang diselenggarakan oleh keluarga bako (keluarga
dari pihak ayah), untuk anak pisangnya yang akan melaksanakan pernikahan.
Acara ini tetap dipertahankan oleh masyarakat perempuan sebagai jembatan
untuk mempererat dan menjaga hubungan silaturahmi antara bako (keluarga
dari pihak ayah) dengan keluarga anak pisang. Pada acara babako biasanya
pihak perempuan dari keluarga bapak akan membawakan hadiah / cindramata yang
akan diberikan kepada mempelai wanita

Seiring dengan berjalananya waktu, banyak perubahan yang terjadi pada prosesi
adat babako. Pada masa sekarang, prosesi adat babako biasanya dilaksanakan
pada hari yang sama dengan prosesi malam bainai. Selain itu seserahan yang
diberikan kepada mempelai wanita juga mengalami perubahan. Pihak keluarga
perempuan memberikan sejumlah uang, emas atau perhiasan sebagai bekal untuk
berumah tangga. Berdasakan latar belakang di atas peneliti ingin menggali makna
dan prilaku keuangan dari suku minang terhadap prosesi acara babako.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian etnography, dimana untuk
mengetahui makna dan prilaku keuangan suku minang terhadap prosesi adat
babako. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam. Jumlah
narasumber pada penelitian ini adalah berjumlah 7 orang yang memberikan
pandangan mereka terhadap prosesi acara babako. Teknik pemilihan narasumber
dengan menggunakan purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut :
1. Masyarakat suku Minang yang pernah ikut prosesi acara babako
2. Masyarakat suku Minang yang tinggal di luar Sumatra Barat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam melakukan penelitian terkait tradasi Prosesi Adat Babako ini, peneliti
melakukan analisa data dengan open coding.Dimana peneliti melakukan wawancara
terhadap narasumber dari masyarakat suku minang dan melakukan pencatatan
terhadap hasil wawancara dalam teks hasil wawancara dan juga buku catatan
penelitian. Berdasarkan hasil dari catatan penelitian diketahui hasil open coding
masyarakat suku Minang terhadap Prosesi Adat Babako adalah sebagai berikut:

Table 1. Hasil Open Coding


KATEGORY

Ciri Khas
Tradisi

Agama

Kondisional
Sukarela
Kebersamaan

Tanggung Jawab

Kemampuan
Rasa Sayang
NO NAMA CODING

1 TS, 40 tahun suatu tradisi yang unik untuk melepas calon mempelai wanita
berbeda dengan daerah yg lain
memberikan uang dengan nominal jutaan - belasan juta 1 1 1 1 1
tidak melanggar norma - norma agama
apabila mampu boleh dilakukan ( dari pihak bapak )
2 RD, 55 tahun mengungkap rasa cinta kepada mempelai wanita
meberikan uang sesuai dengan yang disanggupi
tidak ada batasan besaran anggaran yang dikeluarkan 1 1 1 1 1
tidak bertentangan dengan agama
acara terkadang disatukan karena pertimbangan biaya dan waktu
3 FR, 34 tahun untuk keluarga yang berkecupan
hadiah yang dikasi bisa berupa uang
acara babako sudah banyak diubah2 1 1 1
mengeluarkan uang lebih banyak agar dipandang
prosesi digabungkan dengan malam bainai
4 II, 65 tahun memberikan cendramata ke mempelai wanita
sebagai acara untuk memramaikan
di dalamnya terkadang ada unsur patungan untuk biaya baralej 1 1 1 1 1
hadiahnya tidak selalu perhiasan, bisa berupa kain songket
tidak ada yang mempukul rata berapa besaran pemberian
5 DW, 70 tahun kadang ada yang tidak memilih tidak melakukan babako
sebagai asas gotong royong dan kebersamaan
adat babako adalah memberikan sesuatu untuk bakal hidupnya si
1 1 1 1 1
mempelai wanita
tuan rumah ( pihak bapak ) tidak mengeluarkan uang
ada yang membawa tempat tidur, sapi, kerbao atau simbolis
6 NU, 34 Tahun tradisi yang memupuk rasa kekeluargaan
sebagai rasa tanggung jawab antara tante kepada keponakannya
1 1 1 1
ada nasihat - nasihat kehidupan dari keluarga dalam berumah
terkadang ada unsur riya dalam memberikan perhiasan atau emas
7 O, 23 tahun menjaga tradisi adat istiadat
sebagai fungsi saling membantu antara keluarga
1 1 1 1
tidak boleh ada unsur paksaan
hadiahnya bisa berupa sembako
TOTAL FREKUENSI : 4 3 2 3 1 2 5 6 5

Setelah melakukan open coding dan menghasilkan kategori, selanjutnya peneliti


melakukan analisa Selective Coding, dalam proses ini peneliti menggabungkan
antara kategori yang didapat dari hasil proses open coding menjadi thema. Berikut
merupakan hasil dari analisa Selective Coding.
Table 2. Selective Coding

KATEGORY FREKUENSI THEMES TOTAL

Kebersamaan 4
Tanggung Jawab 3 KEKELUARGAAN 9
Rasa Sayang 2
Tradisi 3
Khas 1 ADAT ISTIADAT 6
Agama 2
Sukarela 5
Kemampuan 6 TARAF HIDUP 16
Kondisional 5

Berdasarkan hasil selective coding di atas diketahui bahwa faktor kekeluargaan dan
taraf hidup menjadi pengaruh terbesar dalam pelaksanaan budaya proses adat
Babako Suku Minang yang tinggal diluar Sumatera Barat.

SIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan terhadap masyarakat suku Minang yang berada di
luar Sumatera Barat dalam melaksanakan prosesi adat Babako, disimpulkan bahwa
taraf hidup dari keluarga mempelai wanita menjadi faktor terbesar dalam
pelaksanaan prosesi adat Babako. Dimana prosesi tersebut dapat dilakukan secara
sukarela sesuai dengan kemampuan dan kondisi dari keluarga. Faktor taraf hidup
berpengaruh sebesar 52% dari total hasil coding yang telah dilakukan berdasarkan
hasil wawancara narasumber. Faktor kekeluargaan menjadi faktor kedua terbesar
yaitu sebesar 29% dimana faktor kekeluargaa didasari dari rasa kebersamaan, rasa
tanggung jawab dan kasih sayang. Faktor adat istiadat sudah tidak lagi menjadi
faktor utama suku minang dalam melakukan prosesi adat Babako, hal ini terjadi
karena pada sekarang ini prosesi adat Babako sudah disesuikan atau divariasikan
sesuai dengan keadaan keluarga mempelai wanita dan disesuaikan dengan kondisi
ataupun lokasi dari keluarga mempelai wanita.
Daftar Pustaka

Creswell, J.W. 2015. Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Dalam Lazuardi, A.L.
(Terj.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Izati, dkk. (2006). Tradisi Babako-Anak Pisang padaUpacara Adat di Minangkabau.


Padang: Propinsi Sumatera Barat Dinas Pariwisata Seni dan Budaya
Museum Adityawarman.

Minangkabaunews.com. ( 2022, 13 Maret ). Tradisi Babako di Minangkabao.


Diakses pada 28 Oktober 2022, dari https://minangkabaunews.com/tradisi
babako-di-minangkabau/

Anda mungkin juga menyukai