Anda di halaman 1dari 24

BUKTI KUANTITATIF

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Partisipatory Action Research
Dosen Pengampu:
Ismanto, M.Pd

Oleh:
Kelompok VI
KHOLISUL MUBAROK NIM. 32202004
ARIS PRASETIYO NIM. 3220200410

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI BOJONEGORO
2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim ... Nikmat manakah yang engkau dustakan? (Q.S. Arrahman)
Semoga rasa syukur yang begitu dalam ini senantiasa terbentuk dalam kalbu, terlafadz dalam
lisan dan tergores pada setiap pena yang tertulis. Syukur untuk-Mu Rabbi, wahai Tuhan para
peneliti. Sungguh, tidaklah mungkin berkas-berkas yang hamba itu merupakan berkas yang utuh
tanpa perkenan-Mu Yang Maha Berilmu. Salawat dan salam hanyalah untuk Rasul mulia kami,
Muhammad saw. Makalah ini disusun dari serpihan pengetahuan yang belum menggenapkan
ilmunya. Berbagai penafsiran yang keliru mungkin saja mempengaruhi ketidaknyamanan ketika
membaca makalah ini.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Ismanto, M.Pd sebagai dosen
pengampu mata kuliah Partisipatory Action Research yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Bojonegoro, 11 November 2022

Kelompok V
Daftar Isi

Halaman
Daftar Isi..........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6
2.1Pengertian Teknik Analisis Kualitatif.....................................................................................6
2.2 Tahapan Penelitian Kualitatif.................................................................................................7
2.3Pengolahan Data.....................................................................................................................8
2.4Model Analisis Data..............................................................................................................10
BAB III PENUTUP......................................................................................................................13
3.1Kesimpulan...........................................................................................................................13
3.2Saran......................................................................................................................................13
Daftar Pustaka................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sebelum membahas penelitian kualitatif, kita harus paham dulu apa arti dari penelitian
tersebut. Penelitian adalah sebuah proses langkah demi langkah yang digunakan untuk
menggunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis informaasi guna meningkatkan
pemahaman kita tentang sesuatu topik atau isu. Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bertujuan memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia dari apa adanya, bukan dunia yang
seharusnya, maka seorang peneliti kualitatif haruslah orang yang memiliki sifat open minded.
Karenanya, melakukan penelitian kualitatif dengan baik dan benar bearti telah memiliki jendela
untuk memahami dunia psikologi dan realitas sosial.
Dalam penelitian sosial, masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda
secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materil kedua penelitian itu
berbeda berdasarkan filosofis dan metedologis. Masalah kuantitatif umum memiliki wilayah
yang luas, tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan. Akan tetapi masalah-
masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah
namun memiliki kedalaman bahasa yang tak terbatas. Penelitian kualitatif dilakukan pada
kondisi alamiah dan bersifat penemuan.
Dalam penelitian kualitatif, adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, penelitian harus
memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan
mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada
makna dan terikat nilai. Pene litian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk
mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan
teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembagan.
Untuk itulah, maka seorang peneliti kualitatif hendaknya memiliki kemampuan brain,
skill/ability, bravery atau keberanian, tidak hedonis dan selalu menjaga networking, dan
memiliki rasa ingin tau yang besar atau open minded.
1.2Rumusan Masalah
Dari penjelasan di atas rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa maksud dari teknik analisis kualitatif?


2. Apa saja karakter analisis kualitatif?
3. Bagaimana prosedur analisis kualitataif?
4. Apa saja pola analisis kualitatif?
5. Apa saja model analisis kualitatif?

1.3Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa maksud dari teknik analisis kualitatif
2. Untuk mengetahui apa saja karakter analisis kualitatif
3. Untuk mengetahui bagaimana prosedur analisis kualitataif
4. Untuk mengetahui apa saja pola analisis kualitatif
5. Untuk mengetahui apa saja model analisis kualitatif
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pengertian Teknik Analisis Kualitatif


Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) ; penelitian kualitatif disebut
juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini banyak digunakan untuk
penelitian bidang antropologi budaya, disebut juga sebagai metode kualitatif, karena data yang
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Penelitian kualtatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik,


statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan
berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitiian yang
dalam kegiatannya peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam
memberikan penafsiran terhadap hasilnya.

Bogdan dan taylor mendefinisikan “metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian


yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Sedangkan kirk dan miller mendefinisikan bahwa penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengtahuan sosial yang secara fundamental
bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan
orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.

Metodologi penelitian merupakan sesuatu yang berusaha membahas konsep teoristik


berbagai metode, kelebihan dan kelemahan-kelemahannya yang dalam karya ilmiah dilanjutkan
dengan pemilihan metode yanng akan digunakan. Dalam hal ini metode lebih bersifat teknis
pelaksanaan lapangan sedangkan metodologi lebih pada uraian filosofis dan teoritisnya. Oleh
karena itu penetapan sebuah metodologi penelitian mengandung implikasi inheren di dalam diri
filsafat yang dianutnya. Sebab filsafat ilmu yang melandasi berbagai metodologi penelitian yang
ada. Maka dari itu dengan mengetahui metodologi penelitian yang digunakan, filsafat ilmu dan
kajian teoritisnya, kelemahan dan kelebihannya diharapkan akan mampu memberikan kesesuaian
metodologi dengan fokus masalah penelitian.
Objek penelitian kualitatif adalah seluruh bidang/aspek kehidupan manusia, yakni
manusia dan segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Objek itu diungkapkan kondisinya
sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya (natural setting), mungkin berkenaan
dengan aspek/bidang kehidupannya yang disebut ekonomi kebudayaan, hukum, administrasi,
agama dan sebagainya. Data kualitatif tentang objeknya dinyatakan dalam kalimat, yang
pengolahannya dilakukan melalui proses berpikir (logika) yang bersifat kritik, analitik/sintetik
dan tuntas.

Penelitian kualitatif menuntut keteraturan, ketertiban dan kecermatan dalam berpikir,


tentang hubungan datta yang satu dengan data yang lain dan konteksnya dalam masalah yang
akan diungkapkan. Beberapa alasan mengenai maksud dilakukannya penelitian kualitatif:

1. Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilanng seperti yang dialami


oleh penelitian kuantitatif, sehingga intisari konsep yang ada dalam data dapat
diungkap.
2. Untuk menanggulangi kecenderungan menggali data empiris dengan tujuan
membuktikan kebenaran hipotesis berdasarkan berpikir deduktif seperti dalam
penelitian kuantitatif.
3. untuk menanggulangi kecenderungan pembatasan variabel yang sebelumnya,
seperti dalam penelitian kuantitatif, padahal permasalahan dan variabel dalam
masalah sosial sangat kompleks.
4. untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian
kuantitatif yang menggunakan pengukuran enumirasi (perhitungan) empiris,
padahal inti sebenarnya berada pada konsep-konsep yang timbul dari data.

2.2 Tahapan Penelitian Kualitatif


Ada beberapa pendapat dalam memperinci tahapan kegiatan kualitatif, seperti yang
dikemukakan oleh John W. Creswell menyebutkan bahwa tahapan atau prosedur dalam
pendekatan kualitatif meliputi langkah-langkah sebagai berikut;

1. The Assumptions Of Qualitative Designs


2. The Type of Design
3. The Researcher’s Role
4. The Data Collection Procedures
5. Data Recording Procedures
6. Data Analysis Procedures
7. Verification Steps
8. The Qualitative Narrative

Sedangkan dari Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman yang diterjemkan oleh
Tjetjep Rehendi R. yang berjudul Analisi Data Kualitatif, tahap-tahapan penelitian kualitatif itu
meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membangun Kerangka Konseptual


2. Merumuskan Permasalahan Penelitian
3. Pemilihan Sampel dan Pembatasan Penelitian
4. Instrumentasi
5. Pengumpulan Data
6. Analisis Data
7. Matriks dan Pengujian Kesimpulan.

2.3Pengolahan Data
1. Reduksi Data

Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang terperinci. Laporan yang
disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang
pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting. Data hasil mengihtiarkan dan memilah-
milah berdasarkan satuan konsep, tema, dan kategori tertentu akan memberikan gambaran
yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari
kembali data sebagai tambahan atas data sebelumnya yang diperoleh jika diperlukan.

2. Display Data
Penyajian data adalah proses pemberian sebuah informasi yang telah disusun
sedemikian rupa sehingga memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dan mengambil
tindakan. Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok permasalahan dan
dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola-pola
hubungan satu data dengan data lainnya.
3. Analisis Data
Contoh analisis data yang dipergunakan seperti model Content Analisis, yang mencakup
kegiatan klarifikasi lambang-lambang yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan
kriteria-kriteria dalam klarifikasi, dan menggunakan teknik analisis dalam
memprediksikan. Adapun kegiatan yang dijalankan dalam proses analisis ini meliputi : 1)
menetapkan lambang-lambang tertentu 2) klasifikasi data berdasarkan lambang/simbol
dan, 3) melakukan prediksi atas data.

4. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi


Dari kegiatan-kegiatan sebelumnya, langkah selanjutnya adalah menyimpulkan dan
melakukan verifikasi atas data-data yang sudah diproses atau ditransfer kedalam bentuk-
bentuk yang sesuai dengan pola pemecahan permasalahan yang dilakukan.
5. Meningkatkan Keabsahan Hasil
1) Kredibilitas (Validitas Internal)
a)Keabsahan atas hasil-hasil penelitian dilakukan melalui b)Meningkatkan
kualitas keterlibatan peneliti dalam kegiatan di lapangan c) Pengamatan secara
terus menerus d)Trianggulasi, baik metode, dan sumber untuk mencek kebenaran
data dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh sumber lain,
dilakukan, untuk mempertajam tilikan kita terhadap hubungan sejumlah data
e)Pelibatan teman sejawat untuk berdiskusi, memberikan masukan dan kritik
dalam proses penelitian f)Menggunakan bahan referensi untuk meningkatkan nilai
kepercayaan akan kebenaran data yang diperoleh, dalam bentuk rekaman, tulisan,
copy-an , dll g)Membercheck, data yang terkumpul lalu dicatat dan dibuat dalam
bentuk laporan. Hasilnya dikemukakan untuk di cek kebenaranya, agar hasil
penelitiannya sahih.
6. Transferabilitas
Bahwa hasil penelitian yang didapatkan dapat diaplikasikan oleh pemakai penelitian,
penelitian ini memperoleh tingkat yang tinggi bila para pembaca laporan memperoleh
gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan fokus penelitian.
7. Dependabilitas dan Conformabilitas
Dilakukan dengan audit trail berupa komunikasi dengan pembimbing dan dengan pakar
lain dalam bidangnya guna membicarakan permasalahan-permasalahan yang dihadapi
dalam penelitian berkaitan dengan data yang harus dikumpulkan.
8. Narasi Hasil Analisis Pembahasan dalam penelitian kualitatif menyajikan informasi
dalam bentuk teks tertulis atau bentuk-bentuk gambar mati atau hidup seperti foto dan
video dan lain-lain. Dalam menarasikan data kualitatif ada beberap hal yang perlu
diperhatikan yaitu: 1) Tentukan bentuk (form) yang akan digunakan dalam menarasikan
data. 2) Hubungkan bagiamana hasil yang berbentuk narasi itu menunjukan
tipe/bentuk keluaran yang sudah di disain sebelumnya. 3)Jelaskan bagimana keluaran
yang berupa narasi itu mengkoparasikan antara teori dan literasi-literasi lainnya yang
mendukung topik.

2.4Model Analisis Data


Analisis Data Kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

1. Analisis Sebelum di Lapangan


Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan.
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data skunder, yang akan
digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini
masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama
dilapangan.
2. Analisis Selama di Lapangan
A. Model Miles and Huberman
Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai jenuh.
Aktifitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display dan conclusion
drawing/ferification.
1) Data reduction (reduksi data)
Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan makin lama peneliti di
lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu
perlu segers dilakuakan analissi data melalui reduksi data. Mereduksi data
berarti merangkum , memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal- hal
yang penting, dicari tema dan polanya dan memebuang yang tidak perlu.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas, dan memepermudah peneliti untuk melakuakan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinyan bila diperlukan.
2) Data display (penyajian data)
Dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.
3) Conclusion Drawing/verification
Langkah ketiga dalam analisis data kulitatif menurut Miles and Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan berubah bila tidak ditemukan bukti-
bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila data kesimpulan data yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh kembali bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel. Temuan dapat berupa diskripsi atau
gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual atau
interaktif, hipotesis atau teori.
B. Analisis Model Spradley
Spradley membagi analisis data dalam penelitian, berdasarkan tahapan dalam penelitian
kualitatif.
1. Analisis domain
Pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan
menyeluruh tentang situasi social yang diteliti atau obyek penelitian. Data
diperoleh dari grand tour dan minitour question. Hasilnya berupa gambaran umum
tentang obyek yang diteliti, yang sebelumnya belum pernah diketahui. Dalam
analisis ini informasi yang diperoleh belum mendalam, masih dipermukaan,
namun sudah menentukan domain-domain atau kategori dari situasi social yang
diteliti.
2. Analisis Taksonomi
Domain yang dipilih tersebut selanjutnya dijabarkan menjadilebih rinci, untuk
mengetahui struktur internalnya dilakukan dengan observasi terfokus
3. Analisis Komponensial
Mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan
antar elemen. Dilakukan melalui observasi dan wawancara terseleksi dengan
pertanyaan yang mengkontraskan.

2.5 TAHAPAN DALAM MENGANALISIS BUKTI KUALITATIF

Analisis kualitatif membutuhkan penyortiran dan penyortiran ulang data sampai


kesimpulan menyeluruh atau pemahaman teoretis muncul. Strategi umumnya terbagi dalam dua
kategori: yang digunakan untuk penyortiran (penyelenggara grafis, memo, kode, dan keluarga)
dan yang digunakan untuk perbandingan (triangulasi dan rubrik).

Tim PAR memulai dengan membaca atau meninjau bukti yang telah mereka kumpulkan.
Ini dimulai ketika ada data yang cukup untuk membandingkan dan membedakan cara subjek
memahami topik yang sedang dipelajari. Tim tidak ingin menunggu sampai mereka memiliki
begitu banyak data sehingga hanya untuk membacanya tampaknya tidak menyenangkan.

Penyelenggara Grafis
Penyelenggara grafis adalah metode apa pun yang digunakan tim PAR untuk
mengklasifikasikan dan organize pengetahuan yang baru diperoleh. Tabel membantu diskusi dan
menampilkan bukti di mana orang lain dapat merefleksikan informasi tersebut. Ketika orang
pertama kali membaca bukti, mereka dapat menggunakan pengatur grafis sederhana sebagai
sarana untuk menyortir data. Cara termudah untuk memulai adalah dengan menggunakan tabel
dengan kolom untuk setiap ide utama. Baris menandakan contoh different di mana bukti lain
mengkonfirmasi atau tidak setuju dengan judul kolom. Kelompok dapat menggunakan teknik
serupa dengan papan tulis. Individu dapat memilih untuk menulis pada catatan perekat yang
dapat diatur ulang dan dapat mengungkapkan ide-ide baru dalam diskusi lebih lanjut.
Kode
Kode dapat didefinisikan sebagai label yang diletakkan pada data yang meringkas konten
data atau menyoroti ide utama. Tergantung pada pertanyaan penelitian, satu bagian teks dapat
dikodekan dengan berbagai cara berbeda. Kode berfungsi untuk memisahkan dan mengurutkan
teks ke dalam kategori yang berbeda, memungkinkan peneliti untuk melihatnya dengan mata
segar dan dengan cara baru (Creswell, 2003; Maxwell, 1996; Patton & Patton, 2002; Strauss &
Corbin, 1998).

Dipersiapkan dengan mendokumentasikan pekerjaan mereka secara hati-hati seperti


dijelaskan di atas, peneliti PAR mulai membaca dan menganalisis data mereka. Mereka
melakukan ini dengan salah satu dari dua cara. Pada awalnya, mereka membaca data mereka
tanpa gagasan yang terbentuk sebelumnya tentang apa yang penting dan mulai membuka ide
kode yang muncul di benak mereka, menunjuk padakesamaan dan perbedaan dalam data saat
mereka menjadi jelas (Strauss & Corbin, 1998). Kode terbuka sangat mirip dengan membaca
tugas siswa. Kata-kata tunggal atau frasa pendek yang menangkap pola ide mulai muncul saat
para peneliti membaca data kualitatif. Kemudian, data dibaca ulang dikelompokkan dalam
bagian-bagian dengan kode suka atau serupa, dan teori atau pemahaman yang lebih besar
muncul. Para peneliti mencoba meninjau data tanpa praduga tentang apa yang akan mereka
temukan.
Metode umum pengkodean kedua adalah pengkodean selektif. Peneliti mulai coding
dengan tema atau ide tertentu dalam pikiran dan kemudian mengurutkan data sesuai dengan
kategori yang telah dipilih sebelumnya. Tim dapat secara selektif membuat kode pernyataan atau
ide yang mereka tahu akan mereka bahas dalam beberapa kumpulan data karenaberkaitan dengan
topik umum, atau mereka membuat kode topik yang diperkenalkan melalui literatur dan/atau
diteliti melalui beberapa strategi pengumpulan data (Patton & Patton, 2002; Strauss & Corbin,
1998).

Jika praktisi PAR memiliki akses ke perangkat lunak data kualitatif seperti Atlas/ti atau
NVIVO, perangkat lunak dapat menandai kode dan menghitung lokasi dari setiap bagian yang
dikodekan, yang memudahkan proses analisis data. Untuk praktisi tanpa bantuan perangkat lunak
tetapi yang datanya diproses kata, setiap kode dapat diterangi dengan warna yang berbeda atau
disalin dan ditempelkan ke dalam grup baru pada dokumen terpisah. Contoh tim PAR tidak
memiliki data mereka dalam format digital. Namun demikian, mereka mulai membaca data
mereka dengan tiga kode dalam pikiran: merah untuk apa yang dicari orang tua dalam peluang
keterlibatan, kuning untuk data tentang hambatan keterlibatan, dan merah muda untuk data yang
membantu pemahaman tentang konteks komu. Mereka menggunakan pena stabilo untuk
menandai bagian dan kemudian meninjau hanya tiga bagian berkode warna itu.

Memo
Memo digunakan untuk menangkap ide karena menjadi jelas selama analisis. Misalnya,
praktisi PAR yang mempelajari keterlibatan orang tua memperhatikan bahwa semua data
berkode kuning (untuk hambatan) membahas batasan waktu orang tua yang bekerja. Memo
tersebut mencakup pertanyaan tentang beragam ide seperti kegiatan sukarela jangka pendek apa
yangakan berguna dan apakah sekolah harus dibuka di musim panas untuk mengakomodasi
remaja yang membutuhkan perawatan anak. Memo adalah teknik fleksibel yang memungkinkan
tim untuk menangkap luasnya ide saat bertukar pikiran (Maxwell, 1996) dengan menandai ide
setiap individu dengan warna yang berbeda. Tim PAR di atas menyebarkan data mereka di
sekitar lingkaran, dengan setiap anggota kelompok menggunakan warna Post-it Note yang
berbeda di mana mereka menulis ide-ide mereka. Memo mereka kemudian disortir menjadi ide-
ide untuk langkah-langkah tindakan dan topik yang perlu diselidiki lebih lanjut (McKernan,
1996).

Keluarga
Saat data diurutkan ke dalam kode, mereka dipisahkan dari dokumen root. Saat para
peneliti PAR membaca data mereka lagi, mereka fokus pada satu kode pada satu waktu. Langkah
ini mendorong para praktisi untuk melihat tema-tema baru yang dikonfusikan di bawah ide-ide
yang ditangkap dalam kode dan memo. Tema-tema ini disebut keluarga. Misalnya, tim PAR
memperhatikan bagaimana kode mereka untuk hambatan keterlibatan dikelompokkan dengan
data yang menggambarkan sikap administrasi sekolah sebelumnya, yang tidak mahir
membangun budaya ramah di sekolah. Orang tua yang baru di sekolah tidak merasakan
hambatan itu, tetapi orang tua yang telah menjadi sukarelawan sebelum perubahan administrasi
merasa ingin terlibat lagi. Dengan mengikat data bersama dalam keluarga atau pengelompokan,
keterkaitan sebab dan akibat muncul, seperti yang terkait dengan hubungan mantan kepala
sekolah dengan masyarakat. Informasi ini memungkinkan tim PAR untuk memahami hambatan
yang mendasari keterlibatan bagi beberapa orang tua.
Anggota grup PAR, yang bertindak sebagai teman kritis (McNiff, Lomax, & Whitehead,
1996), dapat saling mendukung dengan membaca data dan memo berkode dengan mata
segar. Setelah dipisahkan dari akar pertanyaannya dan diurutkan ulang ke dalam kode,
penampil objektif dapat memahami keterkaitan data dengan cara baru, menciptakan jalan
untuk studi di masa depan. Tim PAR menemukan bahwa pemikiran orang tua tentang
keterlibatan mengelompok di sekitar masalah waktu, perjalanan, dan jumlah kontak langsung
dengan siswa. Hal ini menyebabkan kelompok PAR mengusulkan bahwa keterlibatan akan
meningkat ketika peluang dikembangkan di seluruh kontinum tersebut. Akibatnya, peluang
keterlibatan orang tua baru memang berkembang, beberapa dengan komitmen waktu yang
kecil, beberapa terhubung dengan kunjungan lapangan, dan yang lain yang melibatkan
perilaku siswa yang tidak menyenangkan daripada bekerja secara langsung dengan mereka
dalam proyek.
Triangulasi
Setelah keluarga ide mulai terbentuk, para peneliti dengan cepat menarik kesimpulan
tentang data ini dan mulai menggunakan metode untuk menguji ide-ide mereka, seringkali
dimulai dengan tes triangulasi. Seperti yang dibahas dalam Bab 4, triangulasi adalahkoersi dari
satu set data ke yang lain, seringkali berasal dari metode yang sangat berbeda of pengumpulan
atau dari populasi yang berbeda (Creswell, 2003; Maxwell, 1996; Patton & Patton, 2002).
Misalnya, misalkan tim PAR dari contoh kami ingin menguji apakah menawarkan kegiatan
sukarela yang lebih luas dapat meningkatkan keterlibatan orang tua. Untuk melakukannya,
mereka dapat (a) mendistribusikan kuesioner di lingkungan yang menanyakan pertanyaan-
pertanyaan ini, (b) melakukan kunjungan lapangan ke sekolah dengan banyak sukarelawan dan
mewawancarai orang-orang tersebut, atau (c) melakukan wawancara dengan orang tua yang saat
ini terlibat. Salah satu atau semua dari ketiga ide ini dapat menghasilkan data tambahan untuk
triangulasi dengan analisis asli tim PAR.
Tantangan dengan triangulasi adalah bahwa agar kesimpulan yang tegas dapat ditarik,
data di semua sisi perlu dianalisis secara konsisten. Misalnya, jika wawancara terbuka dari
sekolah yang menerapkan berbagai kegiatan sukarela mengembangkan kategori data yang sama
sekali berbeda dari sumber data lain, maka bukti mereka akan sulit untuk dibandingkan. Sekali
lagi, tim PAR dapat saling membantu dengan bertindak sebagai teman kritis (McNiff et al.,
1996) dan menantang metode pengumpulan data baru sampai semua orang percaya kemungkinan
komparabilitas tinggi.
Rubrik dan Beberapa Pengamat
Banyak proyek PAR dalam pendidikan berfokus pada peningkatan prestasi siswa. Dalam
studi ini, beberapa analisis pekerjaan siswa dalam portofolio mungkin penting. Rubrik adalah
pedoman tertulis di mana pekerjaan siswa dinilai, mengartikulasikan standar untuk bagaimana
pekerjaan siswa dinilai dan memungkinkantabulasi silang dan dimasukkannya beberapa sudut
pandang dalam analisis. Perbedaan dalam catatan observasional dan pengukuran pekerjaan siswa
bervariasi dari hari ke hari karena sejumlah faktor seperti suasana hati orang yang membuat
catatan dan konteks di mana mereka dibuat. Analisis siswa terhadap karya mereka sendiri
melalui rubrik penilaian juga akan menambah wawasan baru dan tak terduga. Tidak peduli siapa
yang menggunakan rubrik untuk tujuan analisis, setiap upaya harus dilakukan untuk menangkap
kutipan yang tepat, yang merupakan sumber data yang kaya.

Perbedaan potensial yang melekat dalam rubrik dapat dilihat sebagai kelemahan selama
analisis tren, di mana perbedaan dari waktu ke waktu diukur sebagai cara untuk menunjukkan
perubahan. Dua taktik untuk mengurangi tantangan ini adalah (1) menyusun rubrik penilaian,
menguraikan harapan yang jelas untuk pekerjaan miskin, menengah, atau superior di semua
variabel yang mempengaruhi hasil proyek dan / atau (2) melatih beberapa pengamat yang
bekerja sama berulang kali sampai catatan observasional dan pola penilaian rubrik mereka
konsisten satu sama lain. Untuk menjaga konsistensi secara keseluruhan, penting bahwa baik
rubrik penilaian maupun pengamat tidak berubah selama analisis tren lengkap.

Persamaan dan Perbedaan


Kode, memo, keluarga, dan triangulasi serupa dalam bagaimana penggunaannya
bervariasi di sepanjang kontinum dari tidak terstruktur hingga terstruktur. Seperti halnya metode
pengumpulan data, pemisahan ini hanya berfungsi untuk menegur praktisi PAR untuk melihat
data mereka dari berbagai sudut dan untuk mengungkap makna sebanyak mungkin. Pengkodean
dan penggunaan yang tidak terstruktur berasal dari teori membumi yang dibuat terkenal oleh
Strauss dan Corbin (1998). Ini didasarkan pada keyakinan bahwa kebenaran muncul dari pola
yang menjadi jelas ketika data dianalisis berulang kali. Teknik unstructured memecah data
menjadi potongan-potongan kecil dan kemudian mengurutkan ulang data sampai ide-ide baru
atau pola organisasi muncul.

Kekuatan pendekatan ini terletak pada potensi untuk mengungkap pemahaman yang sama
sekali baru tentang hubungan di dunia (Strauss & Corbin, 1998). Kerugian terbesar untuk proyek
PAR adalah bahwa ia membutuhkan tingkat objektivitas yang tinggi dan jumlah waktu yang
paling besar. Pengkodean terbuka mungkin yang paling berhasil ketika peneliti luar, tidak terlibat
dalam situasi tersebut, mengumpulkan data dan kembali ke universitas mereka untuk
mempelajarinya daripada ketika kelompok masyarakat mempelajari situasi di mana mereka
terlibat.

Pemilahan data terstruktur mengalir keluar dari pemahaman literatur tentang topik
mereka, proses logis praktisi sendiri, dan pemahaman conceptual subjek penelitian tentang dunia
(Noffke & Stevenson, 1995). Memiliki ide-ide pasti tentang apa yang akan mereka cari, kode,
memo, dan keluarga mereka tumbuh dari pemahaman awal ini. Metode terstruktur untuk
menyortir dan mengelompokkan data juga membantu dalam membentuk perbandingan dan
memungkinkan kemudahan yang lebih besar dalam triangulasi antar kumpulan data (Creswell,
2003; Maxwell, 1996; Patton & Patton, 2002). Sebagai contoh, tim PAR membaca karya Joyce
Epstein (2001) tentang keterlibatan keluarga di sekolah dan, sebagai hasilnya, mengkodekan data
mereka sesuai dengan enam jenis komunikasinya. Kekuatan dari pendekatan ini adalah bahwa itu
memberi mereka gagasan yang cukup tepat tentang mana dari enam strategi yang berhasil.
Kelemahan dari metode ini adalah bahwa itu tidak memungkinkan tim untuk mengungkap
sebanyak mungkin nuansa tentang bagaimana budaya Latin berbeda dari keluarga Kaukasia yang
mereka layani.

Analisis semi terstruktur memungkinkan kekuatan analisis tured tidak terstruktur dan
struc dan paling sering direkomendasikan untuk proyek PAR. Kelompok PAR membaca literatur
yang ada dan mendasarkan pertanyaan mereka dan pengkodean awal materi mereka pada temuan
tinjauan literatur. Kemudian mereka membaca ulang materi, tidak semua bagian yang tidak
sesuai dengan struktur yang tersusun rapi. Bagian-bagian yang "tidak cocok" inimenjadi sumber
untuk diskusi lebih lanjut, pengkodean terbuka, dan fokus untuk pengembangan keluarga baru
atau jenis informasi. Pendekatan alternatif adalah meminta pihak netral untuk membaca data
mereka sebelum data dikodekan dan menawarkan saran tentang bagaimana mereka memilah di
seluruh teknik pengumpulan data.

VALIDITAS, KREDIBILITAS, DAN RELIABILITAS DALAM ANALISIS DATA


KUALITATIF
Diskusi kita sekarang beralih ke tiga konsep validitas, kredibilitas, dan kemampuan reli.
Sepanjang analisis, praktisi PAR perlu bertanya apakah dan sejauh mana kesimpulan mereka
akan dirasakan oleh orang lain sebagai

• Valid: sejauh mana data dan hasil adalah refleksi akurat dari realitas. Validitas mengacu
pada konsep yang diselidiki, orang atau objek yang dipelajari, metode pengumpulan data,
dan temuan yang dihasilkan.
• Kredibel: sejauh mana orang yang membaca laporan menganggap kesimpulan itu masuk
akal. Ini adalah penilaian subjektif dan mengharuskan peneliti PAR menyadari audiens
dan konteks mereka.
• Dapat diandalkan: konsistensi dan keandalan temuan penelitian secara umum tetapi, juga
secara khusus, apakah dan sejauh mana temuan itu akan ditransfer ke konteks lain.
Kelompok PAR saling membantu mencapai tingkat validitas, kredibilitas, dan keandalan ini
dengan melayani sebagai teman kritis. Dua jenis bantuan utama yang mereka tawarkan adalah
(1) diskusi tentang apakah dan sejauh mana kesimpulan cocok dengan evidence dan (2)
menantang apakah dan sejauh mana bukti yang mungkin membantah klaim ini tercakup secara
memadai.
Spencer, Ritchie, dan Lewis (2003) menekankan pentingnya peneliti terlibat satu sama lain
dalam percakapan yang sulit namun produktif. Tim PAR saling membantu ketika mereka
bersedia untuk memeriksa dua atau tiga kali pekerjaan mereka untuk memverifikasi bahwa
analisis tetap didasarkan pada data. Penelitian kualitatif, seperti pendidikan, sering dianggap
"lunak." Dengan menulis dan menulis ulang sampaikonsekwensi data ini terbukti, para peneliti
mengatasi banyak hambatan yang melekat dalam proses ini. Saat data baru dikumpulkan, semua
bagian dari proses analisis perlu ditinjau kembali berulang kali, termasuk organisasi secara
keseluruhan, tema yang muncul, kesepakatan dan ketidaksepakatan, atau assoCIatIOns dalam
data dan antara kelompok data. Ketika variabel atau elemen yang sama dapat diamati atau diukur
dari tiga hingga empat sudut pandang, praktisi PAR akan dapat meyakinkan konstituen mereka
bahwa kesimpulan mereka valid (Anderson et aI., 1994; Higgs, 2001; Maxwell, 1996;
McKernan, 1996).
Kadang-kadang, proyek PAR mengambil jalan memutar karena praktisi mengikuti ide-ide
yang tampaknya menjanjikan. Perjalanan sampingan ini mungkin terbukti menjadi permata atau
mereka dapat menyebabkan jalan buntu. Anggota tim PAR dapat waspada terhadap jebakan dan
saling memperingatkan untuk mengabaikan data yang tampaknya tidak memajukan proyek
menuju tujuan keseluruhannya; Dengan melakukan itu, mereka meningkatkan kredibilitas.
Praktik Analisis Data
Tugas berikut memberikan pengalaman kepada praktisi PAR dalam menganalisis data
kualitatif. Data ini dapat berasal dari salah satu metode pengumpulan data yang dijelaskan dalam
Bab 4. Jika memungkinkan, Anda akan membutuhkan tim yang terdiri dari setidaknya tiga orang
untuk latihan ini.
Prosedur
Jika tim PAR telah mengumpulkan data kualitatif, gunakan untuk latihan ini. Jika Anda
melakukan latihan ini sendiri dan menggunakan data reflektif yang telah ditulis sebelumnya,
pastikan bahwa setidaknya 24 jam berlalu antara refleksi dan analisis. Ini akan memberi Anda
waktu yang cukup jauh dari data ini untuk meningkatkan objektivitas.

• Setiap orang dalam kelompok membaca data dan membuat serangkaian kode potensial
preliminary.

• Diskusikan kode potensial satu sama lain. Pilih warna yang digunakan untuk menyorot
masing-masing.

• Baca data untuk kedua kalinya dan kode dan sorot bagian-bagian dalam kolatau yang
telah Anda pilih. Ingatlah bahwa data yang bertentangan satu sama lain tetapi berkaitan
dengan topik yang sama menerima kode yang sama. Misalnya, seseorang yang setuju
atau tidak setuju dengan kebijakan sekolah akan tetap dikodekan sebagai pendapat
tentang kebijakan tersebut. Jika satu bagian dapat dikodekan dengan beberapa cara, salin
dan tempel di sebelahnya sehingga dapat disorot sesuai dengan itu.

• Jika ada ide-ide baru tentang proyek secara keseluruhan muncul di benak, tangkap
mereka sebagai memo dan atur mereka ke samping.

• Baca data lagi, satu warna yang disorot pada satu waktu, merefleksikan tema, atau
keluarga ide, yang muncul. Anda mungkin ingin menyalin dan menempelkan setiap
warna sorotan ke dalam dokumennya sendiri. Catat refleksi Anda.

• Baca data lagi untuk mencari apakah materi yang terkandung dalam area yang tidak
dikodekan menambah atau menggambarkan tema apa pun.

• Bandingkan kode, memo, dan keluarga Anda dengan orang lain di grup Anda. Buat daftar
persamaan dan perbedaan.
• Sebagai sebuah kelompok, jika Anda melakukan percakapan dengan orang luar tentang
proyek Anda hanya menggunakan kode yang telah Anda identifikasi, apa yang akan
Anda katakan? Tulis paragraf dengan menambahkan pengukuran sebanyak mungkin
untuk membuat deskripsi Anda konkret. Sebagai contoh: "Tujuh puluh lima persen dari
orang tua setuju bahwa ... " atau "Mayoritas (5) menunjuk ke sini, sementara minoritas
kecil (2) menunjuk ke sana."

• Dengan kata-kata Anda sendiri, dokumentasikan proses yang baru saja Anda gunakan.
Dalam dua atau tiga kalimat, sertakan apakah dan sejauh mana kode terbuka ditambahkan
ke pengkodean selektif data dan bagaimana tema muncul.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Tahapan-Tahapan penelitian kualitatif

1. Membangun Kerangka Konseptual


2. Merumuskan Permasalahan Penelitian
3. Pemilihan Sampel dan Pembatasan Penelitian
4. Instrumentasi
5. Pengumpulan Data
6. Analisis Data
7. Matriks dan Pengujian Kesimpulan.

Pengolahan data

1. Reduksi data
2. Display data
3. Analisis
4. Mengambil kesimpulan dan verifikasi
5. Meningkatkan keabsahan
6. Narasi hasil

Bab 5 menyajikan gambaran umum analisis data kualitatif. Saat data dikumpulkan, mereka
dianalisis, dan hasilnya memberikan umpan balik untuk memajukan strategi pengumpulan baru.
Analisis kualitatif melibatkan fragmentasi dan pengelompokan kembali data yang berasal dari
percakapan atau akun tertulis. Data-data ini dikodekan, dan keluarga bukti dikelompokkan
bersama selama proses pengumpulan data. Data juga ditandai dengan memo yang berkaitan
dengan penyelidikan lebih lanjut melalui analisis multiple. Hasil awal dikonfirmasi dengan
triangulasi data dengan data lain yang berasal dari sumber yang berbeda (baik kualitatif maupun
kuantitatif) atau melalui beberapa analisis terhadap rubrik. Setiap hasil dianggap relatif terhadap
validitas, kredibilitas, dan reliabilitas.
Pada akhirnya, praktisi PAR membutuhkan kemampuan untuk membenarkan validitas,
kredibilitas, dan keandalan kesimpulan mereka. Hasilnya akan valid sejauh mereka secara akurat
menggambarkan masalah yang diteliti dari berbagai sudut pandang subjek. Kredibilitas dinilai
berdasarkan standar para peneliti, orang-orang yang terlibat dalam penelitian, dan konstituensi
yang mereka laporkan. Akhirnya, reliability menunjukkan bahwa tindakan yang dihasilkan dari
studi ini akan meningkatkan pendidikan di komunitas mereka dan mungkin menarik di arena
yang lebih luas.

3.2Saran
Makalah yang penulis buat ini jauh dari kesempurnaan baik dari segi buku reperensi,
penulisan apalagi kata-kata yang tidak terurai dengan baik. Penulis mengharap kritikan dan
masukan dari pembaca untuk perbaikan makalah ini kedepanya.
Daftar Pustaka
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,
2001 Analisis Data Penelitian Kualitatif ; Pemahaman Filosofis dan Metodologis
Kearah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta : PT. RajaGrafindopersada, 2003
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, Bandung: Pustaka Setia, 2008
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006
Emzir, Metodologi Peneletian Kualitataif: Analisis Data, ( Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada, 2010

Anda mungkin juga menyukai