Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian


3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di Kelas 2 SD Negeri
Papringan 03. Letak SD Negeri Papringan 03 berada di wilayah Kecamatan
Kaliwungu, Kabupaten Semarang. Suasana SD Negeri Papringan 03 masih asri
dengan suasana pedesaan. Sekolah tersebut cukup strategis karena dekat dengan
jalan raya. Selain itu, letak sekolah dekat dengan pemukiman penduduk desa
Papringan.

3.1.2 Subjek Penelitian


Sebjek dari penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas 2 SD Negeri Papringan
03 yang berjumlah 13 siswa. Jumlah siswa laki-laki 6 siswa dan siswa perempuan
7 siswa. Karakteristik subjek penelitian memiliki tingkat kecrdasan yang berbeda-
beda. Orang tua siswa dari tingkat menengah ke bawah. Rata-rata pekerjaan orang
tua adalah wiraswasta. Beberapa orang tua dari siswa memiliki tingkat pendidikan
yang rendah sehingga siswa kurang mendapat perhatian dari orant tua khususnya
dalam bidang pendidikan

3.2 Jenis Penenelitian


Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Menurut
Rubino Rubiyanto, ( dalam Kristiawan 2009: 16) “PTK adalah sautu pencermatan
terhadap kegiatan pembelajaran, berupa tidakan yang yang disengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas, tindakan tersebut diberikan oleh seorang guru atau
diarahkan oleh guru yang dilakukan oleh siswa. Jenis penelitian Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang berkolaborasi dengan guru kelas. Penelitian ini
menggunakan 2 siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Dalam penelitian ini peneliti tidak berperan sebagai
pengajar tetapi berperan sebagai peneliti dalam perencanaan dan observasi,
sedangkan pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas. Penelitian Tindakan

24
25

Kelas (PTK) dilakukan oleh guru untuk memperbaiki keadaan yang kurang
memuaskan dan untuk meningkatkan hasil belajar di kelas. Untuk lebih jelasnya
desain rancangan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini tergambar dalam
model spiral yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart, R berikut ini.

Gambar 2
Model Spriral C.KemmisdanMc.Taggart, R

3.3 Variabel Penelitian


Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini
ada dua variabel yaitu:
1. Variabel Bebas (Independent)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen). Varibel
bebas (X) dari penelitian ini adalah metode pembelajaran bermain dengan
media puzzle.
2. Variabel Terikat (Dependent)
Variabel ini sering disebut dengan variabel output, kriteria, konsekuen.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat (Y) adalah
hasil belajar siswa.
26

3.3.1 Devinisi Operasional

1. Metode bermain dengan media puzzle

Metode bermain dengan media puzzle merupakan metode pembelajaran


dengan cara melakukan permainan dengan menggunkan media potongan-
potongan gambar yang disusun kembali menjadi gambar yang utuh. Siswa
bermain dengan dibagi kelompok. Setiap kelompok harus bekerjasama untuk
memenangkan permainan.

2. Hasil Belajar IPA

Hasil belajar IPA adalah tingkatan hasil perubahan tingkah laku siswa
berupa kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, mengetahui hal-hal
disekitarnya sehingga dapat menjaga dan melestarikan lingkungan alam yang
diterapkan dalam kehidupan sehari. Hasil belajar IPA didapat dari nilai hasil tes
setelah pembelajaran selesai.

3.4 Rencana Tindakan


Rancangan penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model spiral, yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart, R. Penelitian
ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus tahap rencana tindakan,
setiap siklus meliputi: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting),
pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).

3.4.1 Rencana Siklus I


1. Tahap Perencanaan
a. Membuat perencanaan pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran
bermain.
b. Menyusun RPP dengan menggunakan materi tentang sumber energi dan alat-
alat penghasil energi.
27

c. Mempersiapkan sumber belajar dan media pembelajaran yang akan


digunakan saat pembelajaran berlangsung yaitu puzzle bergambar alat-alat
penghasil energi.
d. Menyiapkan lembar observasiuntuk mengetahui aktivitas siswa dan guru
selama mendapat tindakan.
e. Menyusun tes akhir siklus I untuk mengetahui hasil belajar yang telah
dilaksanakan.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi


a) Pelaksanaan Tindakan
Guru menyiapkan bahan ajar sesuai dengan materi yang telah disusun pada
RPP siklus II dengan menggunakan metode pembelajaran bermain dengan media
puzzle bergambar. Siklus 1 dibagi menjadi 2 pertemuan.
Kegiatan Pertemuan pertama
a. Guru memberikan materi kegunaan alat-alat penghasil energi dengan cara
bertanya jawab.
b. Guru mengajak siswa untuk bermain tentang sumber energi dari alat-alat
rumah tangga.
c. Guru dibantu peneliti menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam bermain.
d. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok dalam satu kelompok berisi 4-5
anak dan setiap kelompok memilih ketua kelompok.
e. Guru memimpin permainan dan menjelaskan tata cara dan peraturan dalam
permainan.
f. Guru memberikan potongan puzzle yang sama kepada setiap kelompok.
g. Kelompok yang menyelesaikan ketua kelompok segera lari menuju sumber
energi yang sesuai dengan gambar alat yang telah disusun. Kelompok yang
terlebih dahulu menjadi pemenang dan mendapatkan 3 bintang, kelompok
yang urutan kedua mendapat 2 bintang dan yang terakhir mendapat 1 bintang.
(kegiatan dilakukan secara berulang).
28

h. Setelah permainan selesai guru meminta ketua kelompok masing-masing


untuk menyimpan bintang yang telah dikumpulkan.
Pertemuan keduaa
a. Guru mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya.
b. Guru mengajak siswa untuk bermain tentang contoh alat-alat penghasil energi
c. Guru dibantu peneliti menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam bermain.
d. Guru membagi siswa menjadi kelompok dan anggota kelompok sesuai
dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya.
e. Guru memimpin permainan dan menjelaskan tata cara dan peraturan dalam
permainan.
f. Guru memberikan potongan puzzle yang sama kepada setiap kelompok.
g. Kelompok yang sudah menyelesaikan ketua kelompok segera lari menuju ke
papan sumber energi apa yang dihasilkan yang sesuai dengan gambar alat
yang telah disusun. Kelompok yang terlebih dahulu menjadi pemenang dan
mendapatkan 3 bintang, kelompok yang urutan kedua mendapat 2 bintang
dan yang terakhir mendapat 1 bintang. (kegiatan dilakukan secara berulang).
h. Setelah permainan selesai bintang yang dikumpulkan dihitung yang menjadi
pemenang mendapatkan hadiah/ penghargaan.
i. Guru memberikan evaluasi
b) Tahap Observasi
a. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk melakukan observasi.
b. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru
dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.
c. Peneliti mengisi lembar observasi siswa dan guru berdasarkan hasil
pengamatan.
3. Tahap Refleksi
a. Menganalisis keaktifan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.
b. Menelaah hasil penilaian proses dan hasil pembelajaran siklus I.
c. Menemukan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran IPA pada siklus I.
d. Membuat perencanaan tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan yang
timbul pada pembelajaran IPA pada siklus I.
29

Dengan tahap refleksi peneliti akan dapat mengetahui efektivitas


pembelajaran yang telah dilakukan

3.4.2 Rencana Siklus 2


Berdasarkan refleksi dari siklus I, maka peneliti perlu menyusun kembali
rencana perbaikan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II juga terdiri dari 4
tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan siklus.
1. Tahap Perencanaan
a. Setelah melakukan refleksi proses pembelajaran siklus I, peneliti bersama
guru mencari pemecahan masalah yang ada.
b. Membuat rencana perbaikan pembelajaran yang terfokus pada metode
pembelajaran bermain dengan media puzzle.
c. Menyusun RPP dengan materi kegunaan alat-alat penghasil energi yang serig
digunakakan dan cara penghematan sumber energi.
d. Membuat lembar observasi siswa siklus II.
e. Membuat tes evaluasi siklus II.

2. Tahap Pelaksanaan dan Observasi


a) Tahap Pelaksanaan
Guru menyiapkan bahan ajar sesuai dengan materi yang telah disusun pada
RPP siklus II dengan menggunakan metode pembelajaran bermain dengan media
puzzle bergambar. Siklus 2 dibagi menjadi 2 pertemuan:
Kegiatan Pertemuan pertama
a. Guru memberikan materi kegunaan alat-alat penghasil energi dengan cara
bertanya jawab
b. Guru mengajak siswa ke luar kelas untuk melakukan kegiatan bermain
tentang kegunaan alat yang sering digunakam.
c. Guru bersama peneliti mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk
bermain.
d. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok secara heterogen, dalam satu
kelompok berisi 4-5 anak.
30

e. Guru memimpin permainan dan menjelaskan tata cara dan peraturan dalam
permainan.
f. Dalam kegiatan permainan ini melakukan 3 langkah:
Langkah 1: siswa bersama dengan teman kelompoknya menyusun potongan
puzzle menjadi gambar yang utuh. Dalam permainan ini setiap kelompok
mendapat gambar yang berbeda dengan didahului mengambil nomor kartu
undian.
Langkah 2: setelah tersusun gambar yang utuh ketua kelompok menuju guru
untuk mengambil kartu pertanyaan dan selanjutnya kembali ke teman
kelompoknya untuk berdiskusi menjawab.
Langkah 3: setelah selesai berdiskusi ketua kelompok ke depan untuk
mewakili menjawab pertanyaan di depan teman-temannya. Kelompok yang
lebih dahulu ke depan dan jika benar mendapat bintang warna kuning dengan
poin 3. Kelompok yang datangnya kedua dan ketiga juga menjawab
pertanyaan dengan benar dan tepat mendapat bintang. Kelompok yang
datangnya kedua jika benar mendapat bintang biru dengan poin 2 dan yang
terakhir mendapat bintang merah.
g. 3 langkah bermain itu dilaksanakan secara berulang dan masing-masing
kelompok mengumpulkan poin.
h. Setelah permainan selesai guru mengajak siswa menyanyi untuk
membangkitkan semangat.
Kegiatan Pertemuan kedua:
a. Guru memberikan materi cara-cara penghematan sumber dengan cara
bertanya jawab.
b. Guru bersama peneliti mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk
bermain.
c. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok guru memilih ketua kelompoknya
secara heterogen, dalam satu kelompok berisi 4-5 anak.
d. Guru memimpin permainan dan menjelaskan tata cara dan peraturan dalam
permainan.
e. Dalam kegiatan permainan ini melakukan 3 langkah:
31

Langkah 1: siswa bersama dengan teman kelompoknya menyusun potongan


puzzle menjadi gambar yang utuh. Dalam permainan ini setiap kelompok
mendapat gambar yang berbeda dengan didahului mengambil nomor kartu
undian.
Langkah 2: setelah tersusun gambar yang utuh ketua kelompok menuju guru
untuk mengambil kartu pertanyaan yang berkaitan dengan penghematan
energi dan selanjutnya kembali ke teman kelompoknya untuk berdiskusi
menjawab pertanyaan.
Langkah 3: setelah selesai berdiskusi ketua kelompok ke depan untuk
mewakili menjawab pertanyaan di depan teman-temannya. Kelompok yang
lebih dahulu ke depan dan jika benar mendapat bintang warna kuning dengan
poin 3. Kelompok yang datangnya kedua dan ketiga juga menjawab
pertanyaan dengan benar dan tepat mendapat bintang. Kelompok yang
datangnya kedua jika benar mendapat bintang biru dengan poin 2 dan yang
terakhir mendapat bintang merah.
f. 3 langkah bermain itu dilaksanakan secara berulang dan masing-masing
kelompok mengumpulkan poin.
g. Guru memberikan pertanyaan secara lisan siswa menjawab secara rebutan.
Yang dapat menjawab lebih cepat mendapat bintang biru dengan poin 2.Poin
pada pertemuan pertama digabung pada pertemuan kedua yang banyak
mendapat pemenang dan mendapat hadiah.
h. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II secara
mandiri.
b) Observasi
a. Peneliti mengamati proses pembelajaran dan pengamatan difokuskan pada
siswa saat kegiatan menyusun puzzlebersama pasangannya dan saat siswa
menjawab pertanyaan dari gambar yang disusun temannya.
b. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru
dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.
c. Peneliti mengisi lembar observasi siswa dan guru berdasarkan hasil
pengamatan.
32

d. Peneliti mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran sampai hasil
perolehan siswa.
3. Refleksi
Data-data yang telah dicatat dalam lembar pengamatan baik siswa ataupun
guru serta penilaian dalam menyelesaikan tes formatif dianalisis untuk mendapat
kesimpulan. Hasil analisis dicatat apakah pada setiap tahapan sudah
menunjukkan peningkatan atau belum. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
aktivitas serta hasil pembelajaran pada mata pelajaran IPA, dengan demikian
pembelajaran dapat lebih optimal.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


Sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode pengamatan dan tes.
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Tes
Data yang diperlukan dalam penelitian ini berisi nilai yang diperoleh dari
tes hasil belajar IPA pokok bahasan alat-alat penghasil energi dan penggunaanya
serta penghematan sumber energi dan lembar observasi siswa. Tes diadakan setiap
akhir siklus. Pelaksanaan tes siklus pertama dilaksanakan pada akhir siklus I dan
tes kedua dilaksanakan pada akhir siklus 2.
Tes adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
ketrampilan, kemampuan dan pengetahuan yang berupa soal-soal atau pertanyaan,
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Kegiatan tes dilakukan
untuk mengetahui seberapa keberhasilan guru dalam memberikan pembelajaran
terhadap siswa.
2. Tekni Non tes (Observasi)
Untuk mengetahui perkembangan aktivitas belajar siswa dilakukan teknik
observasi. Peneliti bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui
pengisian lembar aktivitas siswa dan kegiatan mengajar guru pada setiap
pertemuan. Observasi dilakukan di kelas 2 SDN Papringan 03 oleh guru kelas.
Pengamatan yaitu suatu cara pengumpulan data yang menggambarkan data
33

tentang sikap siswa dalam belajarnya, sikap guru serta interaksi antara guru
dengan siswa dan siswa dengan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
dan juga untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperbaiki, dipertahankan
atau ditingkatkan pada pembelajaran.
3.5.2 Instrumen Penelitian
Tabel 2
Kisi-kisi instrumen soal
Kompetensi Nomor soal Ket.
Dasar Indikator soal
a) a. Siswa dapat menunjukkan 1, 2, 4,5,6. Siklus 1
Mengidenti sumber energi yang
fikasikan digunakan pada alat
sumber- rumah tangga yang
sumber menghasilkan energi
energi panas, energi cahaya,
(panas, energi bunyi dan energi
listrik, gerak.
cahaya dan b. Siswa dapat 3, 7, 8, 9 10
bumi) yang mengidentifikasi alat-alat
ada di dalam kehidupan sehari-
lingkungan hari yang dapat
sekitar menghasilkan energi
panas, energi cahaya,
energi bunyi.
c. Siswa dapat 1, 2, 3, 4, 6, 8, Siklus 2
mengemukakan kegunaan 9
alat-alat yang sering
digunakan di lingkungan
sekitar yang menghasilkan
energi panas, energi
cahaya, energi bunyi dan
energi gerak.
d. Siswa dapat
mengemukakan cara
penghematan sumber
energi (panas, energi 5, 7, 10
listrik, energi cahaya dan
energi bumi) melalui alat-
alat di lingkungan sekitar.

Cara penilaian tes yang digunakan yaitu :


Nilai Akhir = jumlah benar X 10
34

Tabel 3
Kisi-Kisi Observasi Terhadap Guru Penerapan Metode Bermain Dengan
Media Puzzle
Variabel Tahap Indikator No
Persiapan 1. Mempersiapakan kondisi kelas dan siswa 1
Metode sebelum pembelajaran
Bermain Kegiatan 2. Melakukan kegiatan apersepsi 2
Awal 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3
Kegiatan 4. Menyampaikan materi pembelajaran 4
Inti dengan mengaitkan pengalaman dan
pengetahuan siswa.
5. Penggunaan media. 5
6. Pengorganisasian kelas dalam membagi 6
kelompok.
7. Meyampaikan aturan bermain. 7
8. Melibatkan siswa aktif bermain dengan 8
puzzle.
9. Membimbing siswa dalam bemain 9
menyusun puzzle.
10. Memberikan motivasi untuk menumbuhkan 10
semangat siswa saat bermain
11. Memberikan kesempatan siswa 11
mengungkapkan pendapatnya.
12. Memimpin jalannya pembelajaran secara 12
konsisten.
13. Memberikan penghargaan kepada siswa. 13
14. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
bertanya hal – hal yang belum dimengerti 14
15. Memberikan umpan balik dan penguatan. 15

Kegiatan
Akhir 16. Memberikan kesimpulan dari pembelajaran 16
yang dilakukan.
17. Melakukan tindak lanjut berupa Evaluasi 17
pembelajaran.

Cara penskoran:
Skor 2 : Jika pernyataan “Iya” maka sudah muncul tindakan dengan baik.
Skor 0 : Jika pernyataan “Tidak” maka belum muncul tindakan dengan baik.

Untuk menentukan kategori dari hasil observasi, digunakan perhitungan sebagai


berikut:
35

persentase melakukan pembelajaran = j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛g 𝑑i𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


X 100%
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠i𝑚𝑎𝑙

Kategori Penilaian:
Rata-Rata Keseluruhan Indikator Kegiatan Siswa:
Sangat Baik : skor antara 27 – 34
Baik : skor antara 19 – 26
Cukup : skor antara 10 – 18
Kurang Baik : skor < 10

Tabel 4
Kisi-kisi obeservasi terhadap siswa saat pembelajaran
No Indikator aspek yang diamati Nomor Jumlah
butir soal Butir
Soal
1. Pemahaman materi pembelajaran 1,2 2
2. Pelaksanaan permainan 3, 4 2
4. Penggunaan media 5,6,7 3

Cara penskoran:
Skor 2 : Jika pernyataan “Iya” maka sudah muncul tindakan dengan baik.
Skor 0 : Jika pernyataan “Tidak” maka belum muncul tindakan dengan baik.

Untuk menentukan kategori dari hasil observasi, digunakan perhitungan sebagai


berikut:
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛g 𝑑i𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
persentase kemunculan = X 100%
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠i𝑚𝑎𝑙

Kategori Penilaian:
Rata-Rata Keseluruhan Indikator Kegiatan Siswa:
Sangat Baik : skor antara 11-14
Baik : skor antara 7–10
Cukup : skor antara 3–6
Kurang Baik : skor < 2
36

3.6 Indikator Kinerja


1. Indikator Proses
Indikator proses dalam penelitian ini merupakan indikator ketercapaian dalam
proses pembelajaran kegiatan guru dan keaktifan siswa terhadap penerapan
metode bermain dengan media puzzle. Pembelajaran dengan penerapan
metode bermain dengan media puzzle ini dapat tercapai jika berada pada
kategori baik. Kategori baik dinyatakan apabila guru melaksanakan semua
langkah-langkah dilakukan dan tidak ada catatan berupa masukan atau
perbaikan dari obsever.
2. Indikator Hasil
Untuk mengukur keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini, tolak
ukurnya adalah sistem belajar tuntas yaitu pencapain nilai KKM 70. Keberhasilan
belajar diukur apabila ketuntasan secara klasikal sebanyak 100% dari jumlah
siswa telah mencapai nilai ≥70.

3.7 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen


3.7.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2010: 173) bahwa instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pengambilan keputusan uji validitas yaitu batas validnya adalah 0,3.
Instrument dikatakan valid jika telah dibuktikan dan telah diuji coba. Pada
penelitian ini validitas instrument soal menggunakan bantuan softwerw SPSS 19
dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis kemudian melihat hasilnya
apakah item soal valid atau tidak valid.
Pada 13 Maret 2013 dilakukan uji coba instrumen tes pada siswa kelas 3 di
SD Negeri Mukiran 01. Setelah selesai uji coba instrumen tes dan didapatkan hasil
dari pekerjaan siswa, dapat dilakukan penghitungan uji validitas. Berikut ini
merupakan tabel hasil validitas instrumen tes.
37

Tabel 5
Hasil Validitas Instrumen Tes siklus 1 dan Siklus 2
Bentuk Instrunen Item soal Valid Tidak valid
Isian (siklus 1) 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 3, 12, 14, 15,
9, 10,11, 12, 13, 14, 9, 10,11 dan 13 16, 17, 18, 19,
15, 16, 17, 18, 19, 20
dan 20
Isian (siklus 2) 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 1, 2, 4, 5, 8, 10, 3, 6, 7, 9, 12,
9, 10,11, 12, 13, 11, 13, 14, 16, 15, 17, 18, dan
14, 15, 16, 17, 18, dan 20 19
19, dan 20

3.7.2 Uji Reliabilitas Instrumen


Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu
menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf
ketepatan dan ketelitian hasil. Metode pengambilan keputusan pada uji reliabilitas
yaitu jika kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, di
atas 0,8 adalah baik dan 0,9 adalah validitas sempurna. Instrumen dapat dikatakan
reliabel apabila nilai alpha > 0,6. Reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung
menggunakan bantuan Softwere SPSS 19 yaitu dengan cara Analyze – Scale –
Reliability Analysis. Setelah uji reliabilitas pada instrumen soal, maka soal dapat
digunkan untuk mengukur hasil belajar. Penulis menggunakan hasil pekerjaan
siswa yang diperoleh pada kelas uji coba yaitu di SD Negeri Mukiran 01 pada
tanggal 13 Maret 2012. Untuk hasil perhitungan akhir adalah sebagai berikut:
Tabel 6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Formatif
Bentuk Instrumen Kriteria reliabilitas Katagori
Isian (siklus 1) .971 Reliabilitas sempurna

Isian (siklus 2) .887 Reliabilitas Baik

3.7.3 Tingkat Kesukaran Soal


Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab suatu soal pada
tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. .
Instrumen perlu diuji tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus:
38

𝐵
I =
𝐽𝑆

Keterangan:
I : angka indeks kesukaran item;
B : banyaknya peserta tes yang menjawab dengan benar terhadap butir item
yang bersangkutan;
JS : jumlah peserta tes yang mengikuti tes.

Sudjana (2012: 137) menyatakan bahwa kriteria yang digunakan adalah


semakin kecil indeks yang diperoleh maka semakin sulit soal tersebut,
sebaliknya jika semakin besar indeks yang diperoleh maka semakin mudah soal
tersebut. Kriteria indeks tersebut menurut Sudjana (2012:137) adalah sebagai
berikut:
0 - 0,30 : soal kategori sukar
0,31 – 0,70 : soal kategori sedang
0,71 – 1.00 : soal kategori mudah

Setelah diuji reabilitas dan validitas, maka pada soal-soal yang valid
diperhitungkan tingkat kesukarannya. Pada hasil perhitungan tingkat kesukaran
pada 10 soal siklus pertama, dihasilkan sebagai berikut:
10 soal tes : indeks kesukaran soal 0,31 – 0,70 (sedang)
Sedangkan pada hasil perhitungan tingkat kesukaran pada 10 soal siklus kedua,
dihasilkan sebagai berikut:
6 soal tes : indeks kesukaran soal ≥ 0,71 (mudah)
4 soal tes : indeks kesukaran soal 0,31 – 0,70 (sedang)

3.8 Teknik Analisis Data


1. Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang bisa diselidiki secara langsung dan bisa
dihitung menggunakan alat ukur sederhana. Data kuantitatif dalam penelitian ini
dianalisis dengan menggunakan analisa deskriptif. Analisa deskriptif digunakan
untuk menganalisa data yang dikumpulkan dalam penelitian sehingga
39

memperoleh gambaran mengenai keadaan suatu subjek yang telah diteliti.


Analisis deskriptif dengan menentukan nilai (skor) yang dicapai siswa saat
melakukan evaluasi, menentukan presentasi ketuntasan belajar, dan menentukan
mean (rata-rata kelas).
Nilai akhir = jumlah nenar X 10
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) ditunjukkan dalam tabel kriteria
ketuntasa sebagai berikut:

Tabel 7
Kriteria Ketuntasan Minimal

Nilai Kualifikasi
≥ 70 Tuntas
<70 Tidak Tuntas
Rata-rata kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
∑X
𝑥 = ∑𝑛
Keterangan:
x: Mean (rata-rata)
∑x : jumlah semua nilai siswa
∑n : jumlah siswa
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan
rumus sebagai berikut:
∑ 𝑠i𝑠w𝑎𝑦𝑎𝑛g𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑏𝑒𝑙𝑎j𝑎𝑟
p= ∑𝑠i𝑠w𝑎 𝑥 100%
2. Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak diteliti secara langsung. Data
kualitatif pada penelitian ini berupa data hasil observasi aktifitas siswa dan
aktifitas guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode bermain
dengan media puzzle.

Anda mungkin juga menyukai