Anda di halaman 1dari 5

RESUME PSIKOLOGI PROYEKTIF

Qotrunnada Minzain Salsabila – 201710230311101


Psikologi F
Tes Persepsi Tematik dalam Penggunaan Klinis
(Leopold Bellak)

TAT merupakan salah satu teknik untuk mengetahui dinamika kepribadian individu.
Tes ini berisi 31 tampilan gambar dimana testee diinstruksikan untuk menceritakan apa
yang terjadi dalam gambar tersebut. Tujuannya untuk mengungkap kepribadian dari
testee dengan melihat persepsi yang berbeda-beda dari tiap individu mengenai makna
gambar yang ada. TAT secara tidak langsung memberikan data mengenai hubungan
testee dengan tokoh perempuan atau laki-laki yang ada di gambar. Melalui tes ini, tester
mampu mengungkap satu per satu sifat dari testee beserta ketakutan-ketakutan pada
kondisi tertentu yang dialami testee.

(Asumsi yang mendasari TAT)

Tes ini dikategorikan sebagai tes proyektif karena cerita yang diungkapkan oleh testee
dianggap sebagai suatu proyeksi dari dalam dirinya. Sikap proyeksi sendiri merupakan
proses yang tidak disadari, kecuali dibawa dalam proses psikoterapi berkepanjangan.
Determinisme psikologi adalah asumsi lain yang penting dalam menginterpretasikan
hasil TAT. Semua yang dikatakan atau ditulis sebagai respon sebagai stimulus memiliki
penyebab dan makna yang dinamis bagi tiap-tiap individu. Sebuah cerita dapat diambil
secara langsung dalam sebuah adegan film, akan tetapi juga dapat merefleksikan konflik
penting dari subjek yang diceritakannya secara tidak sadar.

(Administrasi TAT)

Petunjuk untuk administrasi awal

- Silahkan tuliskan cerita mengenai masing-masing gambar yang ada dalam


map yang telah tersedia
- Jangan melihat gambar terlebih dahulu sebelum anda siap untuk menulis
- Ceritakan apa yang terjadi dalam gambar tersebut, bagaimana awalnya dan
bagaimana akhirnya
- Jikalau bisa, silahkan anda menulis cerita tersebut tidak lebih dari waktu 7
menit
- Tulislah sekitar 300 kata untuk masing-masing cerita
- Silahkan memberi nomor pada tiap gambar yang telah anda ceritakan

(Interpretasi TAT)

Interpretasi TAT dapat dilakukan dengan berbagai teknik. Teknik yang paling
sederhana yaitu teknik inspeksi. Teknik ini sangat membantu dalam membaca
keseluruhan cerita yang ada. Rotter berpendapat bahwa interpretasi TAT disajikan
dalam tiga tahap yaitu :

a. Kualitas otobiografi, koherensi, suasana hati yang dominan, hubungan mereka


dangan akhir cerita
b. Frekuensi kemunculan suatu ide, penentuan identifikasi, penentuan klise
c. Saran kualitatif untuk analisis kepribadian

Gambar-gambar yang tertera dalam tes TAT dapat diibaratkan sebagai situasi social dan
hubungan interpersonal testee. Interpretasi sendiri adalah proses menemukan pola
perilaku genetik dan kontemporer pada masing-masing individu.

How to use the TAT blank ? Terdapat enam halaman beserta rekaman terpisah dan
lembar analisis. Satu orang bertugas untuk mencatat data pribadi klien dan ketika
analisis selesai barulah menulis laporan akhir. Setelah cerita dianalisis, peneliti dapat
menulis rangkuman tiap masing-masing cerita. Akan lebih baik jika cerita dirangkum
ketika semuanya telah selesai dianalisis.

(Kategori Skoring)
1. Tema Utama
Penguraian tema direkomendasikan menjadi 5 level :
a. The descriptive level
b.The interpretive level
c. The diagnostic level
d.The symbolic level
e. The elaborative level
2. Pahlawan Utama
Orang yang sering dibicarakan oleh testee, yang mana perasaan testee selalu
diungkapkan di sini. Biasanya akan lebih dari satu tokoh yang disebutkan terus
menerus. Tokoh kedua ini dapat membantu dalam mengidentifikasikan
kepribadiannya
3. Sikap terhadap tokoh superior (orang tua) atau masyarakat
Biasanya mereka menanggapi gambar yang terdapat perbedaan usia yang jelas
di dalamnya. Selain itu juga menanggapi gambar dimana terdapat anak laki-laki
yang membawa biola
4. Tokoh yang diperkenalkan
Jika tokoh tersebut pada dasarnya tidak ada di dalam gambar akan tetapi testee
menceritakannya, maka dapat disimpulkan jika tokoh tersebut adalah sosok
penting bagi dirinya hingga sosok yang dapat memunculkan ketakukan terbesar
pada testee
5. Objek diperkenalkan
Hal ini harus diberikan perhatian khusus. Objek yang terus menerus diucapkan
oleh testee secara konsisten perlu ditafsirkan makna di dalamnya
6. Objek dihilangkan
Peneliti harus mencari indikasi lain tentang masalah apa yang mungkin subjek
hadapi mengenai agresi atau masalah seksual yang menyebabkan dia
menghilangkan benda-benda ini dari pandangannya
7. Atribusi menyalahkan
Kualitas atau kekuatan yang disalahkan subjek sebagai penyebab
ketidakberuntungan atau tragedi dalam pengalaman adalah petunjuk penting
bagi konsepsinya tentang dunia luar dalam hubungannya dengan dirinya sendiri
8. Konflik yang signifikan
Hal ini menunjukkan konflik secara spesifik dari kecenderungan umum yang
utama
9. Hukuman untuk sebuah kejahatan
Memberikan arahan dalam superego testee
10. Sikap terhadap pahlawan
Histeris dan manik atau hipomanik akan sering terlibat secara dramatis dalam
kisah-kisah yang penuh dengan efektivitas
11. Tanda-tanda penghambatan pada agresi, seks, dll.
Perubahan tren cerita atau beralih ke cerita yang sama sekali baru adalah
indikasi yang sangat baik bahwa materi konflik menjadi terlalu sulit untuk
ditangani
12. Hasil
Hasilnya sering kali akan memanifestasikan suasana hati atau penyesuaian
testee dalam menunjukkan egonya
13. Pola Pemuasan Kebutuhan
Suatu cerita dapay menunjukkan seluruh konflik dari berbagai faktor yang
berbeda-beda
14. Alur/isi cerita
Analisis dari cerita-cerita TAT dapat membantu sampai batas tertentu

(Rangkuman dan Laporan Akhir / The summary and final report )


Setelah menganalisis masing-masing cerita sesuai dengan kategorinya, peneliti kembali
merangkum fitur utama masing-masing pada halaman yang disediakan. Bentuk laporan
akhir akan tergantung pada orang yang dituju. Jika hendak melakukan diagnosis dapat
digunakan rumus berikut ini dalam hal pernyataannya "Data yang disajikan dalam TAT
konsisten dengan diagnosis ..."

(Pemilihan gambar pada tes TAT yang bersifat individu)


Terdapat beberapa pilihan gambar untuk testee dengan menggunakan kode nomor dan
huruf seperti di bawah ini :
a. Gambar no 1
b. Gambar no 2
c. Gambar no 3BM
d. Gambar no 3GF
e. Gambar no 4
f. Gambar no 5
g. Gambar no 6BM
h. Gambar no 6GF
i. Gambar no 7BM
j. Gambar no 7GF
k. Gambar no 8BM
l. Gambar no 8GF
m. Gambar no 9BM
n. Gambar no 9GF
o. Gambar no 10
p. Gambar no 11
q. Gambar no 12M
r. Gambar no 12F
s. Gambar no 12BG
t. Gambar no 13MF
u. Gambar no 13B
v. Gambar no 13G
w. Gambar no 14
x. Gambar no 15
y. Gambar no 16
z. Gambar no 17BM
aa. Gambar no 17GF
bb. Gambar no 18BM
cc. Gambar no 18GF
dd. Gambar no 19
ee. Gambar no 20

(Masalah kebutuhan terbuka dan laten dalam TAT)


Interpreter dari TAT kerap kali dihadapkan dengan kebutuhan untuk memutuskan
apakah suatu kebutuhan yang diungkapkan berkaitan erat dengan tingkat fantasi atau
dinyatakan dalam kenyataan. Psikolog harus menyediakan maksimum data klinis dan
biografi tentang pasien. Hal yang harus diingat bahwa situasi klinis tidak berkaitan
dengan pengujian validitas instrumen.

(Studi khusus mengenai validitas dan reliabilitas TAT)


Ketika subyek diminta untuk memberikan cerita pada gambar TAT, mereka akan
memproyeksikan beberapa agresi ke dalam cerita. Namun, akan terdapat perbandingan
dari setengahnya antara lima kisah yang diceritakan dalam situasi ini, dan lima kisah
yang diceritakan tanpa agresi/ Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik kepribadian
utama tetap bertahan meskipun ada situasi artifisial yang diperkenalkan.
Sebagian besar subjek akan berbeda dalam cara mereka menangani masalah agresi,
baik mengekspresikannya sebagai agresi ekstra atau intra-agresi hingga bereaksi
dengan perasaan bersalah, dll.

(Penggunaan khusus pada TAT)


TAT dapat digunakan dalam proses berjalannya psikoterapi. Pasien dapat
berkomunikasi dengan metode asosiasi, proyektif dan bermain. Selanjutnya, berikut
beberapa tahapan psikoterapi yang terdapat TAT di dalam prosesnya :
1. Indikasi
Pertama. TAT dapat digunakan sebagai dasar umum dari sebuah psikoterapi
2. TAT dapat digunakan dalam kasus, atau dalam episode kasus tertentu, di mana
pasien memiliki kesulitan dalam bergaul atau dalam kasus di mana ada
kelangkaan asosiasi
3. TAT dapat digunakan dalam kasus-kasus di mana pasien menunjukkan resistensi
yang nyata terhadap interpretasi yang diberikan oleh terapis
4. TAT dapat digunakan dalam kasus-kasus di mana pasien merasa perlu untuk
melindungi dan menghasilkan asosiasi yang sama sekali tidak berbahaya
5. TAT dapat digunakan dalam kasus-kasus di mana subjek mengalami depresi dan
berbicara sedikit atau tidak sama sekali

Anda mungkin juga menyukai