Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mokhamad Ali Ma’sum

Kelas : PAI 5 C

NIM : 18116478

Refleksi Fenomena Aqidah Akhlak yang akhir-akhir Ini Terjadi di Masyarakat Indonesia

Bismillahirrohmaanirrohim

Assalamu’alaikum wr wb

Akhir tahun dua ribu sembilanbelas telah muncul suatu virus baru di dunia yaitu suatu
virus yang bernama Covid-19 atau disebut juga sebagai virus corona. Kemunculan virus ini
sangat memberikan kekhawatiran seluruh manusia yang ada di Bumi, karena telah diberitakan
oleh media dan diteliti oleh para ilmuan diseluruh dunia bahwa virus ini merupakan suatu virus
yang berbahaya, karena virus ini mudah sekali untuk menyebar dan virus ini menyerang
gangguan pernafasan mulai dari bagian hidung dan seluruh salurannya hingga ke paru-paru.
Disaat maraknya penyebaran virus covid-19 ini muncul suatu steatment yang berkaitan dengan
Akidah para umat Islam dari suatu kalangan yang menyatakan bahwa “Corona adalah salah satu
tentara di antara tentara-tentara Allah. Karena itu jangan takut dengan Corona. Takutlah hanya
kepada Allah. Jangan pernah tinggalkan masjid, apapun yang terjadi. Justru dalam kondisi
seperti saat ini kita harus semakin dekat dengan masjid. Mari kita makmurkan (ramaikan)
masjid,”

Setelah kita mendengar suatu steatment seperti itu dari beberapa kalang tentang steatment
yang yang membenturkan antara Akidah umat Islam dengan suatu kemunculan virus ini. Jadi
kita sebagai makhluk yang di ciptakan oleh Allah dengan akal dan fikiran yang baik tententu
harus menanggapi steatment ini dengan baik dan berfikir secara logis. Memang tidak ada yang
salah tentang steatment ini. Memang virus ini merupakan suatu virus yang diciptakan dan
diturunkan oleh Allah SWT dan ditugaskan sebagai tentara Allah. Mengapa demikian, karena
seluruh makhluk yang ada di dunia ini merupakan tentara Allah kecuali Manusia dan Jin. Benar
juga bahwa secara i’tiqadi (aqidah) kita tidak boleh takut kepada selain Allah. Begitu juga
memakmurkan masjid, termasuk kewajiban orang beriman. Siapapun yang menghalang-halangi
orang yang hendak memakmurkan masjid maka dia termasuk orang dzalim yang akan
mendapatkan kehinaan di dunia dan azab yang berat di akhirat (QS.2:114).

Tetapi, kalau kita cermati banyak kerancuan dalam kalimat itu. Pertama, membenturkan
antara “takut” kepada Allah dengan takut kepada virus Corona, jelas tidak tepat. Itu dua wilayah
kerja jiwa yang sangat berbeda. Yang pertama wilayah keimanan atau i’tiqadi (berhubungan
dengan aqidah) yang memang harus dijaga untuk tetap takut kepada Allah. Dan yang kedua
wilayah naluri (insting) menyelamatkan diri yang memang Allah berikan kepada setiap orang,
bahkan juga semua makhluk hidup sebagai pertahanan pertama untuk eksistensinya.

Keduanya berjalan di jalur yang berbeda. Tidak pernah bertentangan apalagi tabrakan.
Karena itu, secara aqidah kita bisa tetap takut hanya kepada Allah, pada saat yang sama secara
naluri kita juga takut kepada virus Corona. Ini sama dengan kalau kita mau menyebrang jalan
yang ramai dengan lalu-lintas kendaraan. Kita merasa takut kalau-kalau terlanggar mobil, karena
itu hati kita deg-degan dan kaki kita maju-mundur. Pada saat yang sama mulut kita komat-kamit
melafalkan doa-doa kepada Allah agar diselamatkan dalam menyebrang jalan. Tidak ada yang
salah dengan dua jenis ketakutan yang hadir bersamaan seperti itu. Justru sangat salah kalau
dengan alasan hanya takut kepada Allah kemudian kita pejam mata saja tanpa melihat kanan-kiri
langsung menyebrang.

Dimasa pandemic ini kita harus saling menyayangi, mengasihi, menghormati, saling tolong
menolong, sopan santun dan seluruh hal-hal baik kepada sesame. Apabila kita diingatkan tentang
mematuhi protocol kesehatan saat kita keluar rumah, saat kita kemasjid, dan ketempat-tempat lainnya kita
harus menerima dengan lapang dada dan mematuhi perintah tentang protocol kesehatan tersebut, karena
agar kita selalu menjaga kesahatan diri kita dan sesame umat manusia. Maka oleh sebab itu dimasa-masa
seperti ini kita lebih banyak beribadah dengan cara kita menebarkan akhlakul karimah, akhlak yang baik
terhadap sesame. Apabila ada yang membutuhkan bantuan atau pertolongan maka bantulah, apabila ada
yang kesusahan maka tolonglah, apabila ada kesalahan atau ke kekeliruan maka luruskanlah dan berikan
suatu pemahaman dengan lemah lembut dan baik. Mungkin demikian, sedikit prakata dari saya tentang
Refleksi Fenomena Aqidah Akhlak yang akhir-akhir Ini Terjadi di Masyarakat Indonesia.
Mungking apabila ada kesalahan atau kekeliruan saya pribadi mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Wassalamu’alaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai