Anda di halaman 1dari 5

ACARA 2 (Pemanfaatan Limbah Rambut Domba)

Tujuan : untuk mengetahui cara pengolahan hasil ikutan ernak berupa rambut
domba menjadi suatu produk yang bermanfaat

Wool

- Wool merupakan serat yang diperoleh dari rambut pada hewan ternak
domba.
- Domba penghasil wool adalah jenis domba batur dan domba merino.
- Proses pencukuran rambut domba biasanya dilakukan ketika udara mulai
panas serat serat rambut domba lebih lunak.
- Faktor yang memengaruhi antara lain iklim, bangsa ternak, dan manajemen
pemeliharaan.
- Manajemen pemeliharaan yang kurang baik dapat menurunkan kuantitas dan
kualitas wool yang dihasilkan.
- Wool yang dihasilkan pada iklim tropis lebih pendek, dan lebih tipis dengan
diameter wool lebih besar sedangkan wool yang dihasilkan pada iklim sub
tropis lebih panjang, dan lebih tebal, dengan diameter wool yang lebih kecil.
- Jika penghasil wool berasal dari bangsa domba merino, maka wool yang
diperoleh akan lebih banyak dibandingkan dengan domba yang diternak
untuk penggemukkan
- Terdapat 2 jenis wool yaitu Grease wool (masih mentah) dan Scouring wool
(sudah diolah)

Sistem Grading Wool

Penilaian kualitas wool meliputi aspek berikut :

- Panjang. Semakin panjang serat wool, maka wool yang dihasilkan akan
semakin baik.
- Diameter. Semakin kecil diameter wool, maka serat yang diperoleh akan
semakin halus dan bernilai jual tinggi.
- Kehalusan. Semakin halus serat wool, maka kualitas wool pun semakin baik.
- Keikalan. Semakin ikal wool, maka pengolahan wool akan semakin sulit dan
akan menurunkan kualitas wool.
- Kelembutan. Semakin lembut wool, maka kualitas wool semakin baik.
- Warna. Jika warna wool semakin kusam, maka kualitas wool semakin
menurun.
- Kecermelangan. Jika sifat wool semakin stabil dan tahan lama, maka
kualitas wool pun semakin bagus.

Proses produksi

Pencucian

Tujuan : untuk menghilangkan kotoran yang ada pada wool domba serta
mengurangi bau khas domba pada wool

Sistem pencucian dilakukan secara manual menggunakan detergen dan teepol.


Detergen berfungsi untuk menghilangkan kotoran serta zat lilin pada rambut domba
sedangkan teepol berfungsi untuk membersihkan kotoran.

Pemutihan

Tujuan : untuk menghilangkan pigmen di dalam wool domba

Pemutihan dilakukan menggunakan detergen dan H 2O2 dalam air mendidih.


Detergen berfungsi untuk memaksimalkan proses pemutihan sedangkan H 2O2
berfungsi sebagai agen pemutih. H2O2 bersifat oksidator dan akan merusak ikatan
rangkap pigmen menjadi komponen tidak berwarna.

Pewarna
Tujuan : memberikan warna pada wool domba sehingga dapat lebih menarik ketika
dijadikan produk.

Proses pewarnaan dilakukan secara manual menggunakan pewarna sintesis


(CH3COOH). Asam asetat berfungsi sebagai agen fiksasi. Proses pewarnaan dapat
bekerja secara sempurna pada suhu tinggi dan pH asam atau rendah.

Penyisiran

Tujuan : membuat serat wool domba menjadi lebih halus

Penyisiran pada wool dilakukan secara manual menggunakan hand carde. Hand
carde menguraikan serat wool yang (pada awalnya) menyatu menjadi terpisah.
Wool yang telah disisir kemudian dikumpulkan menjadi satu lalu digulung. Drum
carder memiliki prinsip kerja yang sama dengan hand carde dengan beberapa fungsi
tambahan yaitu mengumpulkan serat wool halus yang telah disisir menjadi lembaran
wool siap diolah.

Pemintalan

Tujuan : menyatukan wool sehingga membentuk benang menggunakan alat


pemintal

Prinsip alat pemintal adalah memilin wool menjadi satu sehingga saling berkaitan
dan memanjang yang akan membentuk benang yang kuat. Jika wool tidak dapat
dipintal, maka wool biasanya akan dijadikan kuas.

Produk wool meliputi baju, syal, wool polisher, kain, dan kuas.

Alat dan bahan

Alat :

- Ember sebagai tempat pencucian,


- Panci sebagai pemanasan air,
- Kompor sebagai sumber pemanas.
Bahan :

- Detergen sebagai pembersih pada wool,


- Teepol sebagai pembersih pada wool tetapi lebih kuat dari detergen,
- Air sebagai pelarut,
- Pelembut sebagai melembutkan wool dan mengurangi bau khas wool,
- H2O2 sebagai agen pemutih.

Metode

- Wool ditimbang saat keadaan kering untuk mendapatkan berat kering.


- Kemudian wool direndam dalam detergen selama 1-24 jam untuk
memaksimalkan pencucian.
- Detergen sebanyak 3% dari berat kering wool dilarutkan dalam air
secukupnya kemudian wool dimasukkan ke dalam air detergen dan dibilas
hingga warna air menjadi seperti semula.
- Wool yang telah dicuci, diperas dan direndam dengan teepol sebanyak 3%
dari berat kering wool kemudian direndam selama 15 menit.Wool diperas dan
dikeringkan di dalam oven bersuhu 75 0C selama 1-3 hari (Semakin tinggi
suhu, maka durasi pengeringan semakin cepat. Jika suhu terlalu tinggi
dengan durasi lama, maka wool akan mengerut atau terbakar. Jika wool
dikeringkan dengan cahaya matahari, maka durasi pengeringan akan lama).
- Proses pemutihan dilakukan dengan air sebanyak 1 liter, dididihkan kemudian
dimasukkan detergen sebanyak 10% dari berat kering wool dan H2O2
sebanyak 1,5% dari total air.
- Wool diaduk sampai mendidih kembali lalu api dimatikan dan ditunggu
selama 1 jam (H2O2 bekerja optimal dengan membuat pergerakan molekul
menjadi lebih cepat sehingga reaksi yang terjadi juga akan menjadi lebih
cepat pada suhu tinggi dan pH basa. Penambahan detergen berfungsi untuk
mengkondisikan larutan menjadi basa).
- Wool dicuci kembali dan diberi pelembut sebanyak 10% total air kemudian
direndam 15 menit lalu diperas dan dijemur.
- Jika diteruskan menuju industri, maka wool akan dilanjutkan ke pewarnaan,
penyisiran dan pemintalan.

Anda mungkin juga menyukai