Anda di halaman 1dari 76

BAHAN TEKSTIL DAN PROSES

Fauzan A. A. (17216018) | Nelly S. (17216021) | P. Bagoes A. (17216001) | Runa A. K. (17216028)


Serat Alam
Sejarah serat alam
±10.000 SM - serat flax pertama kali digunakkan di Swiss

2.460 SM - Cina mulai menggunakkan sutra yang berasal dari


kepompong

1.540 SM - berdiri industri kapas di India

±1.000 SM - serat wol mulai digunakkan oleh bangsa Mesopotamia


Serat Alam

Sumber Panjang

Selulosa Protein Mineral Staple Filament


Selulosa (Tumbuhan)
Berasal dari buah

Berasal dari batang

Berasal dari daun

Berasal dari biji

Berasal dari akar


Berasal dari buah dan biji

Kapas

Kapuk

Sabut kelapa
Berasal dari batang

Pelepah pisang

Rami

Linen

Rosella

Kenaf

Jutei
Berasal dari daun

Sisal

Nanas

Lidah mertua

Mendong

Ulap doyo
Berasal dari akar

Akar wangi
Protein
Alpaca

Unta

Kelinci

Kashmir

Mohair

Sutra

Domba
Mineral
Asbestos

Chrysotile

Crocidolite

-
Filament (serat panjang)
- Serat yang sangat panjang
- Dapat terbentuk secara alami maupun buatan (sengaja)
- Contoh: sutra
Staple (serat pendek)
- Rentang panjang hingga 6 inch
- Bisa terbentuk secara alami atau buatan (sengaja)
- Contoh: kapas (alami), rata-rata serat buatan
Karakteristik Utama
serat/sifat Tampilan panjang warna kilau kekuatan elastisitas ketahanan Daya Ketahanan
mikroskopik serap panas

kapas datar 1-5.5cm Putih sedang cukup rendah rendah baik Mudah
krem terbakar

linen polygonal 25-120cm Putih tinggi baik rendah rendah baik Mudah
pudar terbakar

wool berkerut 4-7.5cm Putih tinggi tinggi baik tinggi baik Hangus
krem pada suhu
400ºc

sutra prisma filamen Putih tinggi baik tinggi tinggi baik sensitif
pudar
Goni : cepat rusak akibat kelembaban, kekuatan kurang, tidak bisa
diputihkan secara total

Kapuk: tekstur halus, sangat berkilau, kekuatan lemah, serat pendek,


tahan terhadap kelembaban

Rami: mudah diberi warna, memiliki kekuatan yang tinggi, daya serap
tinggi, elastisitas rendah, licin, kaku

Nanas: daya serap tinggi, kaku dan transparan, berkilau, memiliki tekstur
garis halus, ringan
Teknik Pengolahan
1. Sortir
2. Scouring
3. Bleaching
4. Optical brightener
5. Colouring
6. Softener
7. Carding
8. Blowing
9. Pemintalan manual
Sortir
Untuk memisahkan setiap jenis serat alam tertentu agar mendapatkan
kualitas bahan yang sama

Scouring
Untuk melepaskan serat dari kotoran atau zat-zat hidrofobik seperti
pectin, wax, protein, abu, dan kotoran organik yang lainnya
Bleaching
Untuk menghilangkan pigmen-pigmen alami sehingga serat menjadi
lebih terang/putih. Proses ini dilakukan dengan zat oksidator atau
reduktor

Oksidator: untuk serat selulosa, serat protein, dan sintetis

Reduktor: untuk serat protein

Optical brightener
Untuk memberikan nuansa warna yang lebih terang kepada kain
Pewarnaan
Untuk memberikan berbagai macam warna pada serat

Softener
Untuk menghaluskan serat

Carding
Memisahkan serat menjadi elemen tunggal dan menjajarkan serat satu
sama lain. Serat disikat agar hasil akhir menjadi lebih rata.
Blowing
Untuk memisahkan serat-serat yang masih menyatu atau menggumpal

Pemintalan manual
Proses pembuatan benang dengan cara memilin dan menjalin
serat-serat untuk menjadi satu.
Serat Sintetis
Polimer
● Polimer regenerasi: polimer alam yang dimodifikasi.
○ Contoh: rayon/viscose
● Polimer sintetis: terbuat dari molekul sederhana (monomer) dan
diproduksi oleh industri massal.
○ Contoh: nylon, polyester.
● Polimer buatan: terdiri atas polimer regenerasi dan polimer sintetis.
○ Contoh: rayon & polyester blend.
Karakteristik Serat Polimer
● Linier, berat molekul lebih dari 10.000, tetapi tidak boleh terlalu besar
karena sukar untuk dilelehkan atau dilarutkan.
● Molekul simetris dan dapat mempunyai gugus-gugus samping
yang besar.
● Mendapatkan derajat orientasi yang tinggi, penarikan mempunyai
kekuatan serat yang tinggi dan kurang elastis.
● Polimer harus mempunyai gugus polar yang letaknya teratur untuk
mendapatkan kohesi antar molekul yang kuat dan titik leleh yang
tinggi.
● Sifat fisika serat tidak boleh mengalami perubahan yang mencolok
dan warna harus tetap tahan terhadap cahaya dan pencucian.
Bahan Serat Polimer
Selulosa
● Rayon: selulosa katun atau ● Modakrilik: Akrilonitril
kayu ● Spandeks: Poliurethan
● Asetat: selulosa katun atau ● Olefin: Etilena atau propilena
kayu ● Vinyon: Vinyl klorida
● Tri Asetat: selulosa katun ● Saran: Viniliden klorida
atau kayu ● Novoloid: Navolav basis fenol
● Polikarbonat: Asam karbonat
Polimer non-selulosa (turunan poliester)
● Nylon: Poliamida alifatik ● Fluorokarbon:
● Aramid: Poliamid aromatik tetrafluoroethilena
● Poliester: Alkohol dihidrat dan ● Azlon: jagung, kedelai, susu
asam tereftalat skim.
● Akrilik: Akrilonitril
Selulosa: berasal dari dinding sel serat kapas pendek atau kayu.
Rayon/Viscose

● Terbuat dari polimer alami yang berasal dari kayu yang telah
dimurnikan dengan natrium hidroksida, menghasilkan selulosa yang
kemudian diolah dengan bahan kimia lainnya, menghasilkan serat
rayon.
● Merupakan serat semi-sintetis.
● Ditemukan oleh C.F. Cross dan E.J. Bevan pada tahun 1891.
● 2 jenis rayon: Rayon viscose dan Rayon modulus basah tinggi (HWM).
Proses pembuatan rayon viscose:

● Pembuatan pulp kayu: serpihan kayu dimasak dengan kalsium


bisulfit dibawah uap selama 15 jam hingga menjadi selulosa murni,
dilarutkan dalam air dan dipekatkan hingga 30%. Pulp diputihkan
dan dibuat menjadi lembaran-lembaran kertas.
● Perendaman: Lembaran kertas direndam 1-4 jam dalam larutan
natrium hidroksida sehingga selulosa menggelembung, lalu diperas
dan dicabik-cabik dan disembur dengan crumb.
● Penuaan: crumb didiamkan 3 hari pada suhu 22°C sampai terjadi
degradasi rantai polimer.
● Sulfitasi: crumb dimasukkan dalam ruang kedap udara dan diputar
perlahan, ditambahkan karbon sulfide 10% dari berat crumb selulosa
soda sehingga terbentuk natrium selulosa xantat. Dilakukan selama
3 jam.
● Pencampuran: Natrium selulosa xantat dicampur dengan natrium
hidroksida encer selama 4-5 jam sampai menjadi larutan kental
coklat bening yang mengandung alkali 6,5% dan selulosa 7,5%.
Kemudian larutan disaring.
● Pemeraman: Larutan disimpan 4-5 hari pada suhu 10-18°C. Viskositas
larutan turun dan kemudian akan naik, sehingga siap untuk dipintal.
Gelembung udara dihilangkan dengan proses penghisapan.
● Pemintalan: Larutan viskosa disemprotkan melalui spineret yang
direndam dalam larutan asam sulfat dan natrium sulfide pada suhu
40-55%. Filamen viskosa yang keluar dari lubang-lubang spineret
ditarik dan kemudian digulung.
● Pemurnian: Filamen dicuci dengan air dan natrium sulfide untuk
menghilangkan belerang. Rayon diputihkan dengan natrium
hipoklorit, dicuci dan dikeringkan.
Aplikasi Rayon
● Pakaian
● Benda-benda interior: selimut, sprei, pelapis kursi, gorden.
● Penggunaan industri: produk operasi medis
● Kegunaan sehari-hari: Produk kesehatan wanita, popok.
Asetat: senyawa selulosa asetat yang diidentifikasi sebagai garam
selulosa.
Aplikasi:

● Pakaian
● Dicampur dengan bahan seperti satin, brokat, tafetta, dan lain-lain.

Tri Asetat: mempertahankan pengelompokan asetat, sehingga


diproduksi sebagai selulosa triasetat.

Aplikasi:

● Pakaian yang mementingkan retensi lipatan seperti rok dan gaun.


● Digunakan dengan poliester untuk membuat pakaian berkilau.
Non-Selulosa
Nylon

● Zat pembentuk serat: poliamida sintetis rantai panjang.


● Ditemukan Wallace H Carrothers pada 1928 & dikembangkan
DuPont.
● Beberapa jenis nylon: nylon 66, nylon 610, nylon polikorimatik, nylon
7. Nama nylon tersebut berasal dari jumlah karbon dan gabungan
monomer.
● Aplikasi:
○ Pakaian - pantyhose, stocking, legging.
○ Aplikasi industri - parasut, tali, kantong udara.
Polyester (polyethylene terepththalate/ PET)

● Berbahan dasar asam tereftlat dan mono etilen glikol.


● Dipolimerisasi dalam ruang hampa udara dengan suhu tinggi, lalu
larutan disemprotkan melalui spineret yang kemudian didinginkan
dan digulung.
● Pabrik pemintalan serat memproses polyester 100% atau dicampur
dengan serat alam atau serat sintetis, contoh: polyester katun,
polyester rami, polyester rayon, polyester linen, polyester akrilik, dsb.
Spandex

● Unsur nitrogen, hidrogen, karbon, dan oksigen disintetis dengan


bahan lain pada senyawa ester etil dalam rantai polimer segmen
lunak.
● Merek dagang: Cleer-span, Glospan, Lycra.
● Aplikasi:
○ Selalu dicampur dengan serat lainnya.
○ Pakaian renang, atletik, aerobik.
○ Legging, kaus kaki, sarung tangan.
Inovasi Serat Sintetis

● Stainless steel fiber: Bersifat elastis saat di pintal sehingga saat di


tenun menggunakan mesin tidak akan putus
● Metalic fiber: Serat diproduksi terdiri dari logam, plastik berlapis
logam, plastik berlapis logam, atau inti sepenuhnya ditutupi oleh
metal.
● Single ply polyester film: Metalic pada satu sisi dengan cara deposit
vakum aluminium.
● Bersifat bening dan pada permukaannya di varnish sehingga
menimbulkan efek mengkilat dan mempunyai serat filamen.
Pewarnaan
Zat Pewarna

Zat Pewarna Tekstil

Pewarna Buatan
Pewarna Alami
(Kimia)
Pewarna Alami

Zat pewarna alami berasal dari hasil ekstrak


tumbuhan atau hewan. Contohnya meliputi:

● Kunyit
● Teh
● Mikrobial
● Serangga Cochineal
● Daun jambu biji, dan masih banyak lagi.
Pewarna Alami

Zat pewarna alami mudah diserap oleh


tekstil dari serat alam seperti:

● Sutera
● Wol
● Kapas

Tetapi tidak dengan tekstil bahan sintetis


contohnya polyester, nilon dan lainnya.
Pewarna Alami
Berdasarkan Sumbernya

Tanaman Mikrobial (bakteri) Hewan dan Serangga

● Tarum (Indigofera ● zat pewarnadari ● Cochineal


Tinctoria) aktivitas Monascus sp ● Pewarna heme
● Pinang (Areca Cathecu)
● Safflower (Crocus
sativus)
● Kunyit (Curcuma
domestica)
● Suji (Dracaena
angustifolia)
● Kulit manggis
● Kesumba (Bixa Orellana)
● Akar mengkudu
(Morinda citrifolia)
● Secang (Caesalpinia
sappan), dan masih
banyak lagi
Kelebihan dan Kekurangan
● Limbah larutan pewarna ramah
● Variasi Warna terbatas.
lingkungan (Eco Friendly).
● Keseragaman warna rendah.
● Ketersediaan baku melimpah dan
● Ketersediaan alam yang akan
termasuk sumber alam
terpengaruh musim dan cuaca
terbarukan.
● Warna yang dihasilkan tidak
● Proses ekstraksi mudah.
stabil, mudah pudar karena
● Menghasilkan warna yang lebih
pengaruh sinar.
natural, sejuk, unik dan indah
● Proses penyiapan bahan baku
sesuai karakteristik warna alam.
memerlukan proses yang lama.
● Mendorong pelestarian dan
● Hanya bisa mengunakan kain
pembudidayaan keaneragaman
yang berasal dari serat alam.
hayati bumi Indonesia.
Pewarna Sintetis

Zat pewarna sintetis (buatan), berasal dari


bahan kimia yang terpilih. Biasanya zat
kimia yang dipilih yaitu zat yang jika
dipanaskan tidak akan merusak malam dan
tidak menyebabkan kesulitan pada proses
selanjutnya.
Pewarna Sintetis

Meliputi

● Napthol
● Indigosol
● Remazol
● Rapid
● Direk
● Rhodamin B.
Teknik Pewarnaan

Teknik

Pencelupan Pencapan
Pencelupan
Pemberian warna pada bahan tekstil secara merata
dengan warna yang sama pada seluruh bahan tekstil
dengan 3 komponen bahan utama yaitu zat warna, air
dan obat bantu.
Pencapan

Pemberian warna pada bahan tekstil secara setempat pada permukaan bahan tekstil
sehingga menimbulkan komposisi warna dan motif tertentu dengan 3 komponen bahan
utama adalah zat warna, pengental dan obat bantu.
Kain dan Benang
Fabric
High Density Fabric : Kain ini memiliki kepadatan serat microfibre yang tinggi serta
benang yang ditenun dengan rapat sehingga memiliki kepadatan
benang yang tinggi pula

Karakteristik:

- Tenun bersifat rapat sehingga molekul air tidak dapat menembus, anti-air ketika
hujan kecil
- Molekul udara tetap dapat menembus sehingga badan terasa dingin ketika
memakai kain
- Tidak dapat mengkerut
- Halus dan ringan
Coated Fabric : Kain yang dilapisi dengan berbagai macam material untuk merubah
karakteristiknya
Contohnya melapisi katun dengan lilin agar membuatnya menjadi
anti air

Karakteristik:

- Kaku, crisp
- Mengkilat dan berkilau
- Anti-air
- Menambah berat kepada kain
- Weather protection
Microporous membrane fabric : Merupakan kain yang tahan lembab namun tetap
dapat membuat keringat tubuh bernafas melalui kain.
Kain yang bersifat nonabsorbent digabungkan
dengan membrane polyurethane (membrane yang
memiliki micropore; pori pori kecil yang tidak dapat
menembus molekul air). Hasilnya, kain tersebut
menjadi water resistant dan breathable. Kain ini
dapat dipakai sebagai skiwear dan raincoat.
Yarn
Benang umumnya digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu benang dasar (simple yarns),
benang hias (novelty yarns) dan benang bertekstur (Textured Yarns).

Benang Dasar (Simple Yarns)


Benang dasar atau benang biasa merupakan jenis benang yang paling sederhana,
meskipun terbuat dari satu serat yang sama atau serat campuran, tetapi jumlah pilinan
pada keseluruhan panjangnya sama. Jenis benang yang tergolong benang dasar antara
lain:

- Benang Lawe
- Benang Sering
- Benang Tenun
Benang Hias (Novelty Yarns)

Benang hias umumnya dibuat dari dua benang


tunggal atau lebih. Benang tunggal pertama,
berguna sebagai dasar atau serta menjadi
tumpuan atau tempat membelitnya benang
benang tunggal lainnya. Benang tunggal
kedua akan menciptakan efek efek khusus.
Benang ke tiga berfungsi menyatukan kedua
benang pertama. Beberapa contoh benang
hias ntara lain:
- Slubbed Yarns
- Loop Yarns
- Spiral Yarns
- Bouclé Yarns
- dll.
Benang Bertekstrur (Textured Yarns)

Benang bertekstur umumnya dihasilkan dari serat termoplastik yaitu serat yang
bentuknya dapat diatur oleh panas, yang diterapkan pada proses pembuatannya.
Benang bertekstur serat seratnya sengaja diacak sehingga pada saat dibentangkan
maka benang menjadi tidak sama.
Tujuan Proses Penteksturan: Proses tekstur pada benang bertujuan untuk membentuk
gelombang-gelombang kecil yang bersifat permanen disepanjang permukaan benang
yang disebut crimp. Beberapa tujuan dari proses texturizing antara lain adalah :

1. Menaikan daya tahan kusut dan stabilitas dimensi benang serta kenampakan yang
lebih baik.
2. Kemampuan menahan bentuk yang lebih baik dari pada benang filamen biasa.
3. Mempunyai efek fleksibel yang lebih baik dibandingkan dengan filamen biasa.
4. Lebih enak dipakai karena udara terjerat diantara celah-celah benang tekstur.
5. Lebih lemas dan daya tutup kain lebih baik.
6. Lebih mudah dicuci dan mudah kering.
Pembentukan Benang Tekstur :

Penyuapan benang POY (bahan baku benang) melalui pipa creel yang kemudian
mengalami penarikan, kemudian diikuti dengan proses pemanasan, pendinginan,
pemberian twist pada saat bersamaan sehingga meciptakan efek false twist (crimp
benang). Kemudian biasanya benang mengalami tahap pemantapan antihan dengan
heater.
Struktur Tekstil
Produk tekstil secara garis
besar dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kategori yaitu:

● Dibuat dari benang

● Dibuat dari serat

● Dib tanpa
menggunakan
benang/serat/filamen
Dibuat Dengan Benang
● Metode Anyaman (Interlacing)
Kain yang dibuat dengan metode anyaman (interlacing)
menggunakan proses pertenunan (weaving).

● Metode Jeratan (Interplooping)


Metode jeratan biasanya menggunakan proses merajut (knitting).

● Metode Jalinan (Intertwisting)


Kain yang dibuat dengan metode jalinan menggunakan sejumlah
proses di antaranya merenda (crochetting), netting (knotting tatting
freevolite) dan lace.

● Metode kepangan (braiding)


Proses yang digunakan dalam metode kepangan adalah dengan
melakukan penganyaman tiga helai benang atau lebih. Bahan
benang dapat diganti dengan pita kain.
Dibuat Dengan Serat
● Metode Pengempaan (Felting)
Kain hasil pengempaan berwujud susunan kain yang langsung dari serat
wol tanpa jahitan.

● Metode Pengepresan (Bonding)


Metode bonding merupakan proses pengepresan serat-serat tekstil ke
dalam bentuk lapisan (thin sheet) atau web hingga serat-serat saling
melekat satu sama lain dengan perantaraan adhesive atau plastik.

Hasilnya disebut: bonded fabrics (kain press), web fabrics (kain jaring), dan
non-woven fabrics (kain non-tenun).

● Teknik Penyemprotan (Sprayed Fiber Fabrics)


Teknik ini menggunakan cairan lengket (viscous) yang cepat menggumpal,
disemprotkan (spray) dengan tekanan udara yang hasilnya berupa
serat-serat yang dikumpulkan di atas suatu permukaan datar berlubang.

● Hasil Proses Laminating


Cara ini menggunakan beberapa lapis kain tenun yang sudah jadi untuk
direkatkan satu sama lain dengan bahan perekat (adhesive).
Dibuat Tanpa Benang / Serat
Ditinjau dari segi penggunaannya, kini lembaran plastik, film, dan
sejenisnya termasuk juga tekstil.

● Kain Tapa
Kain tapa dibuat dengan menumbuk beberapa lapisan tipis kulit
bagian dalam sejenis pohon Mulberry. Kainnya mirip dengan
kertas krep.

● Kertas
Akhir-akhir ini fungsi kertas diperluas fungsinya sebagai bahan
tekstil untuk pakaian juga untuk bahan pengganti tekstil dalam
perlengkapan rumah tangga.

● Lembaran Plastik Dan Film


Lembaran plastik dan film dibuat melalui metode resin
compounding dengan proses calendaring, hasilnya ada yang
berwujud sangat tipis dan transparan seperti cellophane, dan ada
pula yang berat dan tebal.
Surface Textile
Berbagai teknik yang memanipulasi atau mengubah permukaan kain, meliputi pewarnaan
dan pola yang melibatkan eksplorasi kreatif.
Teknik Pewarnaan
● Printing: block printing, silk screen.
● Rintang: menutup beberapa bagian kain agar tidak terkena warna.
● Tie dye (shibori): proses yang dilakukan (mengikat, menjepit,
menjahit, meremas, dan berbagai aksi yang dilakukan pada kain)
untuk membentuk sebuah desain warna.
○ Jenis shibori: kumo, kanoko, arashi, itajime
● Batik: menggunakan lilin malam sebagai material perintang
pewarna pakaian.
arashi
kumo

itajime
kanoko
Teknik Jarum dan Benang
● Applique: teknik menjahit potongan kain pada background kain.
● Embriodery: pengaplikasian dekoratif dengan benang pada permukaan
teknik menggunakan jarum.
● Patchwork: bagian-bagian kain yang dijahit satu sama lain menjadi kain
yang besar.
● Quilting: menjahit kumpulan lapisan kain dan padding bersamaan.
● Trapunto: keterampilan seni menjahit Italia yang pada beberapa bagian
desainnya dihiasi dengan gambar yang berisi gumpalan kapas atau wol
atau benag sehingga membentuk gambar timbul.
● Smocking: teknik menjahit dengan cara mengikat kain sehingga
membentuk tekstur baru.
trapunto quilting

smocking

patchwork applique
Teknik Screen Printing

Sablon Flocking Foiling


Textile Finishes
Proses-proses tambahan untuk meningkatkan sifat
tertentu dari kain setelah proses produksi.
Process
- Chemical finish (resin/plasma, wet finish)
- Mechanical finish (physical principles; heat/tension/abrasion. Dry finish)
- Enzyme finish (bio finishing; used on cellulose based fabrics to remove stubs)

Durability
- Semi durable (glitter, scent)
- Durable (work related finishes; heat resistance, wet resistance)
- Permanent (physically applied)
- Temporary (for transport, kanji)

Result
- Aesthetic finish (luster, drape, pucker, plisse, flocked, embroidered, sheared, brushed, napped, sueded,
chemical wash)
- Functional finish (antimicrobial, anti static, crease resistant, flame resistant, durable press, soil release,
water and stain repellent, waterproof)
Methods and Processing
Preparatory Treatment
a. Burling and mending
b. Scouring
c. Bleaching
d. Mercerization
e. Drying
Finishes Enhancing
Appearance
a. Napping and shearing
b. Brushing
c. Singeing
d. Beetling
e. Decating
f. Tentering, crabbing, heat setting
g. Calendering
h. Crepe
i. Optical brightening
Enhancing Tactile
Qualities
a. Sizing
b. Weighting
c. Fulling
d. Softening
Improving Performance
a. Shrinkage control
b. Durable press
c. Crease resistance
d. Soil release
e. Anti static finishes
f. Antibacterial finishes

Anda mungkin juga menyukai