Sumber Panjang
Kapas
Kapuk
Sabut kelapa
Berasal dari batang
Pelepah pisang
Rami
Linen
Rosella
Kenaf
Jutei
Berasal dari daun
Sisal
Nanas
Lidah mertua
Mendong
Ulap doyo
Berasal dari akar
Akar wangi
Protein
Alpaca
Unta
Kelinci
Kashmir
Mohair
Sutra
Domba
Mineral
Asbestos
Chrysotile
Crocidolite
-
Filament (serat panjang)
- Serat yang sangat panjang
- Dapat terbentuk secara alami maupun buatan (sengaja)
- Contoh: sutra
Staple (serat pendek)
- Rentang panjang hingga 6 inch
- Bisa terbentuk secara alami atau buatan (sengaja)
- Contoh: kapas (alami), rata-rata serat buatan
Karakteristik Utama
serat/sifat Tampilan panjang warna kilau kekuatan elastisitas ketahanan Daya Ketahanan
mikroskopik serap panas
kapas datar 1-5.5cm Putih sedang cukup rendah rendah baik Mudah
krem terbakar
linen polygonal 25-120cm Putih tinggi baik rendah rendah baik Mudah
pudar terbakar
wool berkerut 4-7.5cm Putih tinggi tinggi baik tinggi baik Hangus
krem pada suhu
400ºc
sutra prisma filamen Putih tinggi baik tinggi tinggi baik sensitif
pudar
Goni : cepat rusak akibat kelembaban, kekuatan kurang, tidak bisa
diputihkan secara total
Rami: mudah diberi warna, memiliki kekuatan yang tinggi, daya serap
tinggi, elastisitas rendah, licin, kaku
Nanas: daya serap tinggi, kaku dan transparan, berkilau, memiliki tekstur
garis halus, ringan
Teknik Pengolahan
1. Sortir
2. Scouring
3. Bleaching
4. Optical brightener
5. Colouring
6. Softener
7. Carding
8. Blowing
9. Pemintalan manual
Sortir
Untuk memisahkan setiap jenis serat alam tertentu agar mendapatkan
kualitas bahan yang sama
Scouring
Untuk melepaskan serat dari kotoran atau zat-zat hidrofobik seperti
pectin, wax, protein, abu, dan kotoran organik yang lainnya
Bleaching
Untuk menghilangkan pigmen-pigmen alami sehingga serat menjadi
lebih terang/putih. Proses ini dilakukan dengan zat oksidator atau
reduktor
Optical brightener
Untuk memberikan nuansa warna yang lebih terang kepada kain
Pewarnaan
Untuk memberikan berbagai macam warna pada serat
Softener
Untuk menghaluskan serat
Carding
Memisahkan serat menjadi elemen tunggal dan menjajarkan serat satu
sama lain. Serat disikat agar hasil akhir menjadi lebih rata.
Blowing
Untuk memisahkan serat-serat yang masih menyatu atau menggumpal
Pemintalan manual
Proses pembuatan benang dengan cara memilin dan menjalin
serat-serat untuk menjadi satu.
Serat Sintetis
Polimer
● Polimer regenerasi: polimer alam yang dimodifikasi.
○ Contoh: rayon/viscose
● Polimer sintetis: terbuat dari molekul sederhana (monomer) dan
diproduksi oleh industri massal.
○ Contoh: nylon, polyester.
● Polimer buatan: terdiri atas polimer regenerasi dan polimer sintetis.
○ Contoh: rayon & polyester blend.
Karakteristik Serat Polimer
● Linier, berat molekul lebih dari 10.000, tetapi tidak boleh terlalu besar
karena sukar untuk dilelehkan atau dilarutkan.
● Molekul simetris dan dapat mempunyai gugus-gugus samping
yang besar.
● Mendapatkan derajat orientasi yang tinggi, penarikan mempunyai
kekuatan serat yang tinggi dan kurang elastis.
● Polimer harus mempunyai gugus polar yang letaknya teratur untuk
mendapatkan kohesi antar molekul yang kuat dan titik leleh yang
tinggi.
● Sifat fisika serat tidak boleh mengalami perubahan yang mencolok
dan warna harus tetap tahan terhadap cahaya dan pencucian.
Bahan Serat Polimer
Selulosa
● Rayon: selulosa katun atau ● Modakrilik: Akrilonitril
kayu ● Spandeks: Poliurethan
● Asetat: selulosa katun atau ● Olefin: Etilena atau propilena
kayu ● Vinyon: Vinyl klorida
● Tri Asetat: selulosa katun ● Saran: Viniliden klorida
atau kayu ● Novoloid: Navolav basis fenol
● Polikarbonat: Asam karbonat
Polimer non-selulosa (turunan poliester)
● Nylon: Poliamida alifatik ● Fluorokarbon:
● Aramid: Poliamid aromatik tetrafluoroethilena
● Poliester: Alkohol dihidrat dan ● Azlon: jagung, kedelai, susu
asam tereftalat skim.
● Akrilik: Akrilonitril
Selulosa: berasal dari dinding sel serat kapas pendek atau kayu.
Rayon/Viscose
● Terbuat dari polimer alami yang berasal dari kayu yang telah
dimurnikan dengan natrium hidroksida, menghasilkan selulosa yang
kemudian diolah dengan bahan kimia lainnya, menghasilkan serat
rayon.
● Merupakan serat semi-sintetis.
● Ditemukan oleh C.F. Cross dan E.J. Bevan pada tahun 1891.
● 2 jenis rayon: Rayon viscose dan Rayon modulus basah tinggi (HWM).
Proses pembuatan rayon viscose:
● Pakaian
● Dicampur dengan bahan seperti satin, brokat, tafetta, dan lain-lain.
Aplikasi:
Pewarna Buatan
Pewarna Alami
(Kimia)
Pewarna Alami
● Kunyit
● Teh
● Mikrobial
● Serangga Cochineal
● Daun jambu biji, dan masih banyak lagi.
Pewarna Alami
● Sutera
● Wol
● Kapas
Meliputi
● Napthol
● Indigosol
● Remazol
● Rapid
● Direk
● Rhodamin B.
Teknik Pewarnaan
Teknik
Pencelupan Pencapan
Pencelupan
Pemberian warna pada bahan tekstil secara merata
dengan warna yang sama pada seluruh bahan tekstil
dengan 3 komponen bahan utama yaitu zat warna, air
dan obat bantu.
Pencapan
Pemberian warna pada bahan tekstil secara setempat pada permukaan bahan tekstil
sehingga menimbulkan komposisi warna dan motif tertentu dengan 3 komponen bahan
utama adalah zat warna, pengental dan obat bantu.
Kain dan Benang
Fabric
High Density Fabric : Kain ini memiliki kepadatan serat microfibre yang tinggi serta
benang yang ditenun dengan rapat sehingga memiliki kepadatan
benang yang tinggi pula
Karakteristik:
- Tenun bersifat rapat sehingga molekul air tidak dapat menembus, anti-air ketika
hujan kecil
- Molekul udara tetap dapat menembus sehingga badan terasa dingin ketika
memakai kain
- Tidak dapat mengkerut
- Halus dan ringan
Coated Fabric : Kain yang dilapisi dengan berbagai macam material untuk merubah
karakteristiknya
Contohnya melapisi katun dengan lilin agar membuatnya menjadi
anti air
Karakteristik:
- Kaku, crisp
- Mengkilat dan berkilau
- Anti-air
- Menambah berat kepada kain
- Weather protection
Microporous membrane fabric : Merupakan kain yang tahan lembab namun tetap
dapat membuat keringat tubuh bernafas melalui kain.
Kain yang bersifat nonabsorbent digabungkan
dengan membrane polyurethane (membrane yang
memiliki micropore; pori pori kecil yang tidak dapat
menembus molekul air). Hasilnya, kain tersebut
menjadi water resistant dan breathable. Kain ini
dapat dipakai sebagai skiwear dan raincoat.
Yarn
Benang umumnya digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu benang dasar (simple yarns),
benang hias (novelty yarns) dan benang bertekstur (Textured Yarns).
- Benang Lawe
- Benang Sering
- Benang Tenun
Benang Hias (Novelty Yarns)
Benang bertekstur umumnya dihasilkan dari serat termoplastik yaitu serat yang
bentuknya dapat diatur oleh panas, yang diterapkan pada proses pembuatannya.
Benang bertekstur serat seratnya sengaja diacak sehingga pada saat dibentangkan
maka benang menjadi tidak sama.
Tujuan Proses Penteksturan: Proses tekstur pada benang bertujuan untuk membentuk
gelombang-gelombang kecil yang bersifat permanen disepanjang permukaan benang
yang disebut crimp. Beberapa tujuan dari proses texturizing antara lain adalah :
1. Menaikan daya tahan kusut dan stabilitas dimensi benang serta kenampakan yang
lebih baik.
2. Kemampuan menahan bentuk yang lebih baik dari pada benang filamen biasa.
3. Mempunyai efek fleksibel yang lebih baik dibandingkan dengan filamen biasa.
4. Lebih enak dipakai karena udara terjerat diantara celah-celah benang tekstur.
5. Lebih lemas dan daya tutup kain lebih baik.
6. Lebih mudah dicuci dan mudah kering.
Pembentukan Benang Tekstur :
Penyuapan benang POY (bahan baku benang) melalui pipa creel yang kemudian
mengalami penarikan, kemudian diikuti dengan proses pemanasan, pendinginan,
pemberian twist pada saat bersamaan sehingga meciptakan efek false twist (crimp
benang). Kemudian biasanya benang mengalami tahap pemantapan antihan dengan
heater.
Struktur Tekstil
Produk tekstil secara garis
besar dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kategori yaitu:
● Dib tanpa
menggunakan
benang/serat/filamen
Dibuat Dengan Benang
● Metode Anyaman (Interlacing)
Kain yang dibuat dengan metode anyaman (interlacing)
menggunakan proses pertenunan (weaving).
Hasilnya disebut: bonded fabrics (kain press), web fabrics (kain jaring), dan
non-woven fabrics (kain non-tenun).
● Kain Tapa
Kain tapa dibuat dengan menumbuk beberapa lapisan tipis kulit
bagian dalam sejenis pohon Mulberry. Kainnya mirip dengan
kertas krep.
● Kertas
Akhir-akhir ini fungsi kertas diperluas fungsinya sebagai bahan
tekstil untuk pakaian juga untuk bahan pengganti tekstil dalam
perlengkapan rumah tangga.
itajime
kanoko
Teknik Jarum dan Benang
● Applique: teknik menjahit potongan kain pada background kain.
● Embriodery: pengaplikasian dekoratif dengan benang pada permukaan
teknik menggunakan jarum.
● Patchwork: bagian-bagian kain yang dijahit satu sama lain menjadi kain
yang besar.
● Quilting: menjahit kumpulan lapisan kain dan padding bersamaan.
● Trapunto: keterampilan seni menjahit Italia yang pada beberapa bagian
desainnya dihiasi dengan gambar yang berisi gumpalan kapas atau wol
atau benag sehingga membentuk gambar timbul.
● Smocking: teknik menjahit dengan cara mengikat kain sehingga
membentuk tekstur baru.
trapunto quilting
smocking
patchwork applique
Teknik Screen Printing
Durability
- Semi durable (glitter, scent)
- Durable (work related finishes; heat resistance, wet resistance)
- Permanent (physically applied)
- Temporary (for transport, kanji)
Result
- Aesthetic finish (luster, drape, pucker, plisse, flocked, embroidered, sheared, brushed, napped, sueded,
chemical wash)
- Functional finish (antimicrobial, anti static, crease resistant, flame resistant, durable press, soil release,
water and stain repellent, waterproof)
Methods and Processing
Preparatory Treatment
a. Burling and mending
b. Scouring
c. Bleaching
d. Mercerization
e. Drying
Finishes Enhancing
Appearance
a. Napping and shearing
b. Brushing
c. Singeing
d. Beetling
e. Decating
f. Tentering, crabbing, heat setting
g. Calendering
h. Crepe
i. Optical brightening
Enhancing Tactile
Qualities
a. Sizing
b. Weighting
c. Fulling
d. Softening
Improving Performance
a. Shrinkage control
b. Durable press
c. Crease resistance
d. Soil release
e. Anti static finishes
f. Antibacterial finishes