KRESNANTO HERLAMBANG
Kresnanto Herlambang
F14130039
ABSTRAK
Salah satu buah yang diduga mempunyai potensi anti kanker adalah
pepino. Penentuan tingkat kematangan buah pepino masih dilakukan secara
manual, yaitu dengan melihat warna buah dan menekan badan buah. Metode
manual seperti ini memiliki kelemahan, yaitu tidak konsisten dan tidak akurat
serta bersifat destruktif. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari parameter
kematangan buah pepino dengan tingkat kematangan berbeda menggunakan
metode pengolahan citra. Citra pepino diambil menggunakan kamera CCD untuk
mendapatkan citra dalam bentuk bitmap, citra diolah untuk mendapatkan nilai
indeks warna RGB dan nilai HSI. Buah pepino diukur bobot, kekerasan dan TPT.
Korelasi antara pengukuran non-destruktif berdasarkan pengolahan citra dengan
pengukuran destruktif yang diukur pada tiga tingkat kematangan yang berbeda
yaitu umur panen 90 HST, 105 HST dan 120 HST. Hasil penelitian menunjukkan
luas area proyeksi buah memiliki korelasi dengan bobot buah dengan nilai
koefisien determinasi (R2) sebesar 0.917. Indeks warna merah, indeks warna
hijau, indeks warna biru, nilai hue, nilai saturasi dan nilai intensitas memiliki nilai
yang overlap antar umur panen buah pepino ungu dan memiliki nilai koefisien
korelasi yang kecil terhadap TPT dan kekerasan buah (r<0.5). Berdasarkan
analisis diskriminan, parameter yang dapat digunakan untuk menentukan
kematangan buah pepino ungu adalah luas area proyeksi, nilai saturasi dan nilai
intensitas dengan ketepatan model diskriminan sebesar 82.5%.
Kata kunci: analisis diskriminan, buah pepino ungu, kematangan, pengolahan citra
ABSTARCT
KRESNANTO HERLAMBANG
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul
Evaluasi Tingkat Kematangan Buah Pepino Ungu Menggunakan Pengolahan
Citra Digital. Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi
ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbigan berbagai pihak. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Usman Ahmad, M.Agr selaku dosen pembimbing tugas akhir dan
Dr. Ir. I Dewa Made Subrata, M.Agr dan Dr. Ir. Emmy Darmawati Msi
selaku dosen penguji, atas arahan dan bimbingannya.
2. Bapak Muryanto dan Ibu Sulistyowati selaku kedua orang tua atas
dukungan, kasih sayang, dan doa yang selalu diberikan kepada penulis.
3. Bapak Sulyaden, Bapak Abas, Yudha Palastra, Fauzi Rizki, Suherda,
Maman Setiawan. Christiandy Hawino, dan Fachmi atas bantuan yang
diberikan selama penelitian berlangsung.
4. Rozy Nur Badriyah SP atas bantuan dan dorongan yang diberikan selama
penelitian dan penulisan skripsi berlangsung.
5. M Ari Purnama Adji, Bagus Arif Wicaksono, dan Muadz Abdul Rosyid
selaku sahabat satu bimbingan atas dukungan dan bantuannya selama
penelitian berlangsung.
6. Keluarga besar Teknik Mesin dan Biosistem angkatan 50 atas dukungan,
kebersamaan dan bantuannya selama penulis menempuh pendidikan sarjana.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan di waktu yang akan datang. Semoga skripsi ini
bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi nyata dalam perkembangan ilmu
pengetahuan.
Kresnanto Herlambang
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gambar 1 Laju respirasi (produksi CO2) buah Pepino pada suhu 20°C.
(Galetti et al. 2005)
Masa simpan buah tergantung pada kandungan air dan tingkat kematangan buah,
semakin tinggi kandungan air pada buah maka semakin cepat buah itu rusak dan
sebaliknya, makin rendah kandungan air buah maka semakin lama umur simpan
dan rusaknya buah. Penanganan pascapanen yang dapat dilakukan adalah dengan
mengolah buah menjadi suatu olahan pangan berupa minuman serbuk instan
sehingga dapat memperpanjang umur simpan buah (Muchtadi dan
Ayutaningwarno 2010).
Saat ini untuk menentukan tingkat kematangan buah pepino masih
dilakukan secara manual yaitu dengan melihat warna buah dan menekan badan
buah (kekerasan buah). Metode manual seperti ini menghasilkan kesalahan
penentuan tingkat kematangan buah pepino yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan
metode manual menghasilkan penentuan kematangan yang tidak konsisten dan
tidak akurat serta bersifat destruktif, apalagi jika jumlah pepino yang ada cukup
banyak. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat
kematangan buah pepino adalah penerapan teknologi pengolahan citra.
Penggunaan teknologi pengolahan citra yang bersifat non-destruktif merupakan
cara untuk mempercepat waktu pengukuran dan dapat dilakukan tanpa merusak
produk.
Perumusan Masalah
Saat ini, penentuan kematangan buah pepino masih dilakukan secara
manual menggunakan visual manusia sehingga membuat hasil dari penentuan
kematangan tersebut kurang akurat dan kurang objektif akibat keterbatasan visual
manusia. Klasifikasi dengan metode kuantitatif yang yang ada hanya berdasarkan
dengan berat buah. Oleh karena itu, diperlukan sistem visual yang dapat
digunakan untuk proses pemutuan pada buah pepino ungu. Salah satu sistem
visual yang dapat digunakan adalah teknologi pengolahan citra. Penggunaan
teknologi ini diharapkan dapat membantu proses pengukuran kematangan
sehingga diperoleh hasil yang lebih konsisten, akurat dan cepat.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari parameter kematangan buah pepino dengan tingkat kematangan
berbeda menggunakan metode pengolahan citra.
2. Menentukan korelasi antara pengukuran non-destruktif berdasarkan
pengolahan citra dengan destruktif pada beberapa tingkat kematangan pepino.
TINJAUAN PUSTAKA
Pepino
Tanaman pepino mulai dikenal pada akhir tahun 2000. Tanaman yang
memiliki nama latin Solanum muricatum Aiton ini termasuk dalam famili
Solanaceae (terung-terungan).
3
Buah yang berkualitas baik adalah yang agak manis, menyegarkan dan
berair, dengan rasa dan aroma yang mirip dengan kombinasi pepino ungu dan
blewah. Pada varietas yang buruk mungkin terdapat aftertase “bersabun” yang
tidak menyenangkan. Ada dua jenis buah pepino yang dikenal di Indonesia, yaitu
pepino warna kuning dan pepino warna ungu.
1. Pepino Kuning
Buah pepino kuning memiliki bentuk beraneka ragam, namun biasanya
berbentuk bulat sampai oval (bulat telur). Daun tanaman berwarna hijau terang,
helaian daun tertutup bulu-bulu kecil dan jarang. Bunga berwarna putih kecil,
berbentuk mirip dengan bunga tanaman yang lain yang termasuk famili
Solanaceae. Batang tanaman berwarna hijau ketika masih muda dan berubah
menjadi kecoklatan ketika sudah tua. Buah muda berwarna hijau. Seiring dengan
pertumbuhan tanaman, warna buah berangsur-angsur berubah menjadi hijau
4
keputih-putihan kemudian menjadi kuning ketika masak. Daging buah masak juga
berwarna kuning seperti pada Gambar 2.
2. Pepino Ungu
Sesuai dengan namanya, buah pepino jenis ini berwarna ungu sejak muda
hingga buah masak. Tangkai dan tulang daun tanaman pun berwarna ungu,
demikian juga bunganya. Buah berbentuk memanjang seperti terung. Daging buah
memiliki warna yang sama dengan pepino kuning seperti pada Gambar 3.
diusahakan untuk diletakkan pada tumpukan yang paling atas (buah mengkal atau
keras diletakkan dibawah). Buah jangan terlalu lama ditumpuk dalam wadah yang
tidak beralas.
2. Pengangkutan dan Pembersihan
Buah hasil panen diangkut dari sawah ke tempat penampungan hasil,
kemudian buah dihamparkan diatas lantai atau papan yang telah dialasi dengan
kain terpal atau plastik. Usahakan agar tidak terjadi penumpukan, apabila perlu
dapat dilakukan pembersihan secara hati-hati menggunakan kain halus untuk
buah-buah yang kotor karena tanah, tertempel daun-daun kering dan busuk agar
buah lebih bersih dan bersinar.
3. Pemisahan (Sortasi dan Klasifikasi)
Buah hasil panen dipisah-pisahkan antara yang bagus dan yang tidak
bagus (abnormal, rusak karena serangan hama penyakit, atau rusak mekanis).
Buah yang bagus di pisah-pisahkan lagi berdasarkan ukuran, bentuk buah, atau
warna.
Berdasarkan kualitasnya, buah pepino ini diklasifikasikan menjadi
beberapa kelas dengan kriteria-kriteria tersendiri. Klasifikasi tersebut dapat dilihat
pada Tabel 2. Disamping karakteristik pada Tabel 2, persyaratan umum yang
harus diperhatikan adalah buah dalam kondisi sehat, bebas hama dan penyakit,
bebas partikel tanah dan zat-zat lain.
4. Pengepakan dan Pengangkutan
Buah yang telah disortasi dimasukkan ke dalam kardus karton atau
keranjang plastik (krat). Buah disusun satu per satu dengan diberi potongan kertas
atau sterofoam untuk setiap lapisan. Kardus harus berlubang untuk sirkulasi udara.
Dengan demikian, buah siap dikirim atau didistribusikan.
Pengolahan Citra
Gambar 4 Pencampuran warna untuk model warna RGB dan model warna CMY
Sumber: Suhendra (2011)
Model warna telah banyak dikembangkan oleh para ahli, seperti model
RGB, model CMY, YebCr (luminase serta dua komponen kromasi Cb dan Cr)
dan HSI. Model warna dasar RGB terdiri dari tiga warna dasar yaitu merah, hijau
dan biru, sedangkan model warna CMY terdiri dari warna dasar cyan, magenta,
8
dan yellow. Pencampuran warna untuk model warna RGB dan model warna CMY
dapat dilihat pada Gambar 4.
Model warna RGB dapat juga dinyatakan dalam bentuk indeks warna
RGB dengan rumus sebagai berikut:
r= ............................................................................................................. (1)
g= .............................................................................................................. (2)
b= .............................................................................................................. (3)
S = 1 –[ × min(R,G,B)]............................................................................... (5)
I= ............................................................................................................... (6)
Dalam pengambilan citra, hanya citra yang berbentuk digital yang dapat
diproses oleh komputer digital, data citra yang dimasukkan berupa nilai-nilai
integer yang menunjukkan nilai intensitas cahaya atau tingkat keabuan setiap
piksel. Citra digital dapat diperoleh secara otomatis dari sistem penangkap citra
membentuk suatu matrik dimana elemen-elemennya menyatakan nilai intensitas
cahaya pada suatu himpunan diskrit dari titik (Putra 2012).
Analisis Diskriminan
2011). Ada dua asumsi utama yang harus dipenuhi pada analisis diskriminan ini,
yaitu: (1) Sejumlah p variabel penjelas harus terdistribusi normal multivariat, (2)
Matriks varian-kovarian variabel penjelas berukuran p x p pada kedua kelompok
harus sama.
Model dasar analisis diskriminan dilambangkan dengan d. Model analisis
diskriminan merupakan sebuah persamaan yang menunjukkan suatu kombinasi
linier dari berbagai variabel independen yang ditunjukkan pada Persamaan 7.
di mana Xj adalah pengamatan yang ke-j dan S-1 adalah kebalikan (inverse)
matriks ragam-peragam S. Kemudian diurutkan dari yang paling kecil ke yang
paling besar, selanjutnya dibuat plot dengan nilai khi-kuadrat menggunakan
Persamaan 9 sebagai berikut :
j 1 2
2p ....................................................................................................... (9)
n
Apabila hasil plot dapat didekati dengan garis lurus, maka dapat
disimpulkan bahwa peubah ganda menyebar normal.
Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas merupakan salah satu uji dari uji asumsi klasik yang
merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengidentifikasi suatu model regresi
dapat dikatakan baik atau tidak. Secara konsep, multikolinearitas adalah situasi
dimana terdapat dua variabel yang saling berkorelasi. Hubungan diantara variabel
bebas adalah hal yang tak bisa dihindari dan memang diperlukan agar regresi yang
diperoleh bersifat valid. Namun, hubungan yang bersifat linier harus dihindari
karena akan menimbulkan gagal estimasi (multikolinearitas sempurna) atau sulit
dalam inferensi yaitu multikolinearitas tidak sempurna).
Uji multikolinieritas dilakukan untuk melihat apakah ada keterkaitan
antara hubungan yang sempurna antara variabel-variabel independen. Jika di
11
H0 : 0 = 1 = 2 = ....k = .
H1 : Sedikitnya ada dua kelompok yang berbeda.
Statistik uji
k
-2ln = n k ln W (n k ) n j 1 ln S j ..................................................(10)
*
j 1
k
( n j 1) / 2
S
j 1
j
* = ( nk ) / 2
.........................................................................................(11)
W /( n k )
Bila hipotesa nol (H0) benar, maka (-2ln*) / b akan mengikuti sebaran F
dengan derajat bebas v1 dan v2 pada taraf signifikansi , dimana:
2 p3 3 p 1 k 1 1
a1 = ............................................. (15)
6(k 1)( p 1) j 1 (n j 1) ( n k )
( p 1)( p 2) k 1 1
a2 = ..................................................... (16)
6(k 1) j 1 (n j 1)
2
(n k ) 2
METODOLOGI
Prosedur Penelitian
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu persiapan bahan,
pengukuran secara langsung, pengambilan citra dan tahap pengolahan data hasil
pengambilan citra. Data pengolahan citra akan dibandingkan dengan data
pengukuran langsung untuk mengetahui hubungan parameter-parameter visual
mutu buah berupa nilai RGB dan HSI. Diagram prosedur penelitian dapat dilihat
pada Gambar 5 dan foto proses penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.
Mulai
Selesai
umur panen untuk sampel. Setiap umur panen akan diambil dalam satu petak yang
berbeda dengan umur panen yang lain.
Sebelum dilakukan pengukuran, pepino terlebih dahulu dibersihkan dari
kotoran yang menempel pada bahan kemudian dilakukan pelabelan pada masing-
masing buah, setelah itu buah diukur dimensinya menggunakan jangka sorong.
Pada pengukuran berat, pepino ditimbang dengan menggunakan timbangan
digital.
Pengukuran TPT
Pengukuran TPT (Total Padatan Terlarut) diukur dengan menggunakan
refraktometer merk Atago. Buah pepino dipotong pada bagian ujung, tengah dan
pangkal. Buah pepino dimasukkan plastik dihancurkan kemudian diuji kadar total
padatan terlarutnya dengan cara meletakkan cairan dari daging buah yang telah
dihancurkan pada prisma refraktometer sebelum dan sesudah pembacaan prisma
refraktometer dibersihkan dengan aquades. Angka yang tertera pada refraktometer
menunjukkan kadar total padatan terlarut dalam brix yang mewakili rasa manis
pada buah.
Pengambilan Citra
Pengambilan citra pada buah pepino ungu dilakukan pada satu sisi buah.
Buah pepino diambil citranya dengan kamera CCD dan sistem pengolahan citra
digital.
Pengolahan Citra
Pengolahan citra buah pepino dilakukan dengan program komputer yang
telah dibuat terlebih dahulu dengan Sharp Develope 5.1 RC. Kode program dapat
dilihat pada Lampiran 2. Program digunakan untuk mengukur indeks warna RGB
(red, green, blue) dan nilai HSI (hue, saturasi, intensitas) pada warna kulit. Citra
yang telah diambil oleh kamera akan dimasukkan kedalam program. Program
akan melakukan operasi binerasi pada objek yaitu proses dimana citra dari buah
akan dibuat menjadi citra biner dan terpisahkan antara objek dengan gambar.
kemudian dilakukan operasi analisa citra untuk mendapat data yang diinginkan.
Data yang akan didapatkan yaitu indeks warna RGB (red, green, blue),
nilai HSI (hue, saturasi, intensitas), luas area proyeksi buah (dalam piksel) dan
ukuran buah (tinggi dan lebar dalam piksel). Tampilan program dapat dilihat pada
Lampiran 3. Adapun prosedur pengolahan citra adalah sebagai berikut:
15
Mulai
Load image
buah pepino
Operasi binerisasi
Selesai
Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil pengujian aktual adalah bobot, kekerasan
dan TPT. Sedangkan data yang didapat dari pengolahan citra adalah indeks warna
RGB dan nilai HSI buah pepino. Untuk mengetahui hubungan antara hasil
pengukuran aktual dan pengolahan citra digunakan analisa korelasi regresi linier
yang dinyatakan dengan persamaan regresi. Dari analisa korelasi regresi ini dicari
koefisien korelasi untuk masing-masing parameter. Indeks warna RGB dan nilai
HSI kulit buah yang diperoleh dari proses pengolahan citra akan dicari korelasi
dengan kekerasan dan TPT dari pengukuran langsung untuk masing-masing
parameter.
Pembentukan fungsi klasifikasi dilakukan dengan metode analisis
diskriminan. Analisis diskriminan dilakukan untuk mengelompokkan data hasil
pengukuran pada masing-masing kelompok umur panen. Dalam analisis
diskriminan, variabel penduga yang digunakan adalah hasil pengukuran parameter
pengolahan citra. Tidak semua variabel penduga dapat digunakan, variabel
penduga yang dapat digunakan untuk membangun fungsi diskriminan adalah
variabel-variabel dengan kelompok data yang memenuhi asumsi untuk
pembentukan fungsi diskriminan.
16
Bobot
Bobot merupakan salah satu parameter dalam menentukan mutu buah.
Data pengukuran aktual dapat dilihat pada Lampiran 6. Bobot pepino ungu
dengan umur panen 90 HST memiliki rataan sebesar 327.77 g dengan standar
deviasi 86.04. Bobot pepino ungu dengan umur panen 105 HST memiliki rataan
sebesar 205.22 g dengan standar deviasi 47.69. Bobot pepino ungu dengan umur
panen 120 HST memiliki rataan sebesar 204.81 g dengan standar deviasi 49.13.
Berdasarkan grafik pada Gambar 7, nilai rataan bobot pepino ungu semakin turun
dari yang tertinggi umur panen 90 HST dan yang terendah umur panen 120 HST.
Bobot yang menurun disebabkan karena perbedaan dari waktu berbunga yang
berbeda. Menurut Sarno dan Purnama (2005), buah pepino yang dipanen pertama
kali akan memiliki ukuran dan bobot yang lebih besar daripada buah yang dipanen
selanjutnya.
600.00
500.00
Bobot (gram)
400.00
300.00
200.00
100.00
0.00
75 90 105 120 135
Umur Panen (HST)
Gambar 7 Pemetaan bobot buah berdasarkan beberapa tingkat umur panen
Hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 11 dengan taraf kepercayaan 95%
menunjukkan p-value (0.000) α < (0.05). Hal ini menunjukkan perbedaan umur
panen buah berpengaruh nyata terhadap bobot buah pepino ungu. Hasil uji lanjut
DMRT yang disajikan pada Lampiran 12 menunjukkan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara rata-rata nilai bobot buah pada umur panen 90 HST dan
105 HST, namun kedua nilai tersebut berbeda nyata terhadap bobot buah pada
umur 120 HST.
5.00
4.50
Kekerasan (kgf)
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
75 90 105 120 135
Umur Panen (HST)
Gambar 8 Pemetaan nilai kekerasan buah berdasarkan beberapa tingkat umur
panen
Hasil uji lanjut DMRT yang disajikan pada Lampiran 12 menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai kekerasan pada umur
panen 90 HST dan 105 HST, namun kedua nilai tersebut berbeda nyata terhadap
kekerasan buah pada umur 120 HST.
Nilai TPT
Kandungan TPT merupakan komponen utama dalam menentukan
kematangan buah pepino ungu. TPT menunjukkan komponen padat terlarut dalam
air yang terkandung dalam daging buah secara tidak langsung mampu
merepresentasikan tingkat kemanisan daging buah. Semakin tua umur buah maka
nilai TPT nya akan semakin meningkat (Agusta 2016).
Nilai TPT buah pepino dengan umur panen 90 HST (Lampiran 5) pada
bagian pangkal memiliki nilai rata-rata sebesar 4.4 brix, bagian tengah memiliki
nilai rata-rata sebesar 4.3 brix, bagian ujung memiliki nilai rata-rata sebesar 4.4
brix dan rata-rata nilai TPT pada buah pepino dengan umur panen 90 HST sebesar
4.4 brix. Nilai TPT buah pepino dengan umur panen 105 HST (Lampiran 5) pada
bagian pangkal memiliki nilai rata-rata sebesar 4.5 brix, bagian tengah memiliki
nilai rata-rata sebesar 4.5 brix, bagian ujung memiliki nilai rata-rata sebesar 4.5
brix dan rata-rata nilai TPT pada buah pepino dengan umur panen 105 HST
sebesar 4.5 brix. Kemudian nilai TPT buah pepino dengan umur panen 120 HST
(Lampiran 5) pada bagian pangkal memiliki nilai rata-rata sebesar 4.7 brix, bagian
tengah memiliki nilai rata-rata sebesar 4.6 brix, bagian ujung memiliki nilai rata-
rata sebesar 4.6 brix dan rata-rata nilai TPT pada buah pepino dengan umur panen
120 HST sebesar 4.7 brix. Pemetaan nilai TPT buah berdasarkan beberapa tingkat
kematangan dapat dilihat pada Gambar 9.
6.00
5.50
5.00
TPT (brix)
4.50
4.00
3.50
3.00
75 90 105 120 135
v
Umur Panen (HST)
Gambar 9 Pemetaan nilai total padatan terlarut buah berdasarkan beberapa tingkat
umur panen
Tingkat kemanisan buah pepino bervariasi mulai dari 6-12 brix (Kader
2000), sehingga pepino ungu yang diukur masih belum matang, hal ini
dapatdisebabkan karena umur panen yang masih belum optimal. Tingkat rasa
manis buah pepino ungu dipengaruhi berbagai hal, diantaranya pemupukan, iklim
dan topografi. Menurut Sarno dan Purnama (2005), buah pepino yang dipanen
19
pada musim kemarau akan lebih manis. Hal tersebut disebabkan karena ketika
curah hujan tinggi menyebabkan intensitas sinar matahari yang rendah
mengakibatkan proses perubahan karbohidrat menjadi gula dalam buah tidak
optimal (Nugroho 2016). Kualitas buah terutama kandungan gula sangat
dipengaruhi oleh suhu selama pematangan. Jika suhu maksimal selama
pematangan melebihi 300C, pengurangan gula dalam jumlah besar akan terjadi
(Sarno dan Purnama 2005).
Hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 11 dengan taraf kepercayaan 95%
menunjukkan p-value (0.000) α < (0.05). Hal ini menunjukkan perbedaan umur
panen buah berpengaruh nyata terhadap TPT buah pepino ungu. Hasil uji lanjut
DMRT yang disajikan pada Lampiran 12 menunjukkan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara rata-rata nilai TPT buah pada umur panen 120 HST dan
105 HST, namun kedua nilai tersebut berbeda nyata terhadap nilai TPT buah pada
umur 90 HST.
0.40
0.39
0.38
Nilai r
0.37
0.36
0.35
75 90 105 120 135
Umur Panen (HST)
Gambar 10 Pemetaan indeks warna merah berdasarkan beberapa tingkat umur
panen
20
0.36
0.35
0.34
0.33
Nilai g
0.32
0.31
0.30
0.29
0.28
75 90 105 120 135
Umur Panen (HST)
Hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 11 dengan taraf kepercayaan 95%
menunjukkan p-value (0.000) α < (0.05). Hal ini menunjukkan perbedaan umur
panen buah berpengaruh nyata terhadap indeks warna hijau buah pepino ungu.
Hasil uji lanjut DMRT yang disajikan pada Lampiran 12 menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai indeks warna hijau buah
pada umur panen 90 HST dan 105 HST, namun kedua nilai tersebut berbeda nyata
terhadap indeks warna hijau buah pada umur 120 HST.
umur panen 105 HST memiliki indeks warna biru yang berkisar antara 0.291
sampai 0.331. Pepino ungu umur panen 120 HST memiliki indeks warna biru
yang berkisar antara 0.283 sampai 0.327. Indeks warna biru pada pepino ungu
umur panen 90 HST, umur panen 105 HST dan umur panen 120 HST overlap
seperti pada Gambar 12 yang berarti indeks warna biru sukar dijadikan parameter
pembeda antar umur panen buah
0.34
0.33
0.32
Nilai b
0.31
0.30
0.29
0.28
0.27
75 90 105 120 135
Umur Panen (HST)
Hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 11 dengan taraf kepercayaan 95%
menunjukkan p-value (0.000) α < (0.05). Hal ini menunjukkan perbedaan umur
panen buah berpengaruh nyata terhadap indeks warna biru buah pepino ungu.
Hasil uji lanjut DMRT yang disajikan pada Lampiran 12 menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai indeks warna biru buah
pada umur panen 90 HST, 105 HST dan 120 HST.
300.00
Nilai Hue 250.00
200.00
150.00
100.00
50.00
75 90 105 120 135
Umur Panen (HST)
Gambar 13 Pemetaan nilai hue kulit buah berdasarkan beberapa tingkat umur
panen
Hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 11 dengan taraf kepercayaan 95%
menunjukkan p-value (0.000) α < (0.05). Hal ini menunjukkan perbedaan umur
panen buah berpengaruh nyata terhadap nilai hue buah pepino ungu. Hasil uji
lanjut DMRT yang disajikan pada Lampiran 12 menunjukkan tidak ada perbedaan
menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai hue
buah pada umur panen 90 HST dan 105 HST, namun kedua nilai tersebut berbeda
nyata terhadap nilai hue buah pada umur 120 HST.
0.20
0.18
Nilai Saturasi
0.16
0.14
0.12
0.10
0.08
75 90 105 120 135
Umur Panen (HST)
Gambar 14 Pemetaan nilai saturasi kulit buah berdasarkan beberapa tingkat umur
panen
130.00
120.00
110.00
Nilai Intensitas
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
75 90 105 120 135
Umur Panen (HST)
terhadap nilai intensitas buah pepino ungu. Hasil uji lanjut DMRT yang disajikan
pada Lampiran 12 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
rata-rata nilai nilai intensitas buah pada umur panen 90 HST dan 120 HST, namun
kedua nilai tersebut berbeda nyata terhadap nilai intensitas buah pada umur 120
HST.
600.00
400.00
300.00
200.00
100.00
0.00
0 50000 100000 150000
Luas Area Proyeksi Buah (piksel)
Gambar 16 Hubungan bobot buah terhadap luas area proyeksi buah
5.00 5.00
4.00 4.00
Kekerasan (kgf)
Kekerasan (kgf)
3.00 3.00
2.00 2.00
y = 5.8428x + 1.0887 y = -6.6565x + 5.4091
R² = 0.0092 R² = 0.0199
1.00 1.00
0.34 0.36 0.38 0.4 0.42 0.28 0.3 0.32 0.34 0.36
Nilai r Nilai g
5.00 5.00
4.00 4.00
Kekerasan (kgf)
Kekerasan (kgf)
3.00 3.00
2.00 2.00
y = 3.1333x + 2.3338 y = 0.0029x + 2.8132
R² = 0.003 R² = 0.0367
1.00 1.00
0.26 0.28 0.3 0.32 0.34 0 100 200 300
Nilai b Nilai hue
5.00 5.00
4.00 4.00
Kekerasan (kgf)
Kekerasan (kgf)
3.00 3.00
2.00 2.00
y = 6.2101x + 2.3562 y = -0.0033x + 3.5742
R² = 0.0479 R² = 0.0057
1.00 1.00
0.05 0.1 0.15 0.2 50 70 90 110 130
Nilai saturasi Nilai intensitas
Gambar 17 Grafik hubungan nilai RGB dan HSI dengan kekerasan kulit
dengan TPT atau kemanisan pada daging buah. Gambar 18 adalah grafik korelasi
dari nilai sinyal warna RGB dan HSI dengan kemanisan atau TPT daging buah.
6.00 6.00
5.50 5.50
5.00 5.00
TPT (brix)
TPT (brix)
4.50 4.50
4.00 4.00
y = 11.625x + 0.8135
3.50 3.50 R² = 0.1209
y = -11.152x + 8.7158
R² = 0.0664
3.00 3.00
0.34 0.36 0.38 0.4 0.42 0.27 0.32 0.37
Nilai r Nilai g
6.00 6.00
5.50 5.50
5.00 5.00
TPT (brix)
TPT (brix)
4.50 4.50
4.00 4.00
3.50 3.50
y = -5.2826x + 6.1265 y = -0.0032x + 5.0304
R² = 0.0167 R² = 0.0851
3.00 3.00
0.26 0.28 0.3 0.32 0.34 0 100 200 300
Nilai b Nilai hue
6.00 6.00
5.50 5.50
5.00 5.00
TPT (brix)
TPT (brix)
4.50 4.50
4.00 4.00
Gambar 18 Grafik hubungan nilai RGB dan HSI dengan TPT daging buah
27
Analisis Diskriminan
. Parameter yang digunakan adalah parameter citra antara lain: luas area
proyeksi buah, nilai r, nilai g, nilai b, nilai hue, nilai saturasi dan nilai intensitas.
Model statistika yang baik seharusnya tidak disusun dari variabel-variabel yang
multikolinier. Tabel 3 menunjukkan hasil uji statistik multikolinieritas antar
variabel. Nilai r, nilai g, nilai b dan nilai H multikolinier terhadap variabel yang
lain dilihat dari nilai toleransi < 0.10 dan Variance Inflation Factor (VIF) > 10.
Variabel selain nilai area, nilai S dan nilai I dieliminasi dan tidak digunakan
dalam pembentukan fungsi skor diskriminan untuk pengelompokan buah pepino
ungu.
Hasil analisis terhadap observasi ke-x pada setiap variabel diplotkan pada
Gambar 20. Pengelompokan didasarkan pada kedekatan hasil observasi terhadap
titik tengah masing-masing kelompok. Hasil plot menunjukkan kelompok umur
panen 120 HST memiliki posisi titik tengah terjauh dibandingkan kedua
kelompok umur panen yang lain, sehingga pengelompokan dapat dilakukan
dengan lebih baik. Adapun hasil pengklasifikasiannya dapat dilihat pada tabel 5.
6
90 HST
Canonical Discriminant Function 2 (33,10 %)
5
105 HST
4
120 HST
3 Centroids
2
1
1 3
0
2
-1
-2
-3
-4
-5
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
Canonical Discriminant Function 1 (66,90 %)
Gambar 20 Plot pengelompokan buah pepino ungu berdasarkan tiga umur panen
berbeda
Berdasarkan hasil penelitian ini, hasil klasifikasi umur panen pada Tabel 5
menunjukkan bahwa buah pepino ungu yang tergolong dalam kelompok umur 90
HST sebanyak 28 buah sedangkan buah pepino ungu ternyata menjadi kelompok
umur 105 HST dan 120 HST sebanyak 10 dan 2 buah. Pada kelompok umur 105
HST, sebanyak 34 buah merupakan pepino ungu yang tetap masuk kedalam
kelompok umur 105 HST dan sisanya sebanyak 2 buah menjadi kelompok umur
90 HST dan 4 buah menjadi kelompok umur 120 HST. Pada kelompok umur 120
HST, sebanyak 37 buah merupakan pepino ungu yang tetap masuk kedalam
kelompok umur 120 HST dan sisanya sebanyak masing-masing 1 buah dan 2 buah
menjadi kelompok umur 90 HST dan 105 HST.
30
a b
c
Gambar 21 (a) buah umur panen 90 HST, (b) buah umur panen 105 HST, (c)
buah umur panen 120 HST
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Siagian, Dergibson, Sugiarto. 2000. Metode Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi.
Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
Sukarsa IKG, Kencana IPEN, Kusumawardani NMD. 2014. Penerapan garis berat
segitiga centroid untuk menentukan kelompok pada analisis diskriminan.
[Diunduh 2017 Mei 4]. Tersedia pada :
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/7480.
Suhendra A. 2011. Catatan kuliah pengantar pengolahan citra. [Internet].
[diunduh 2016 Nov 15]. Tersedia pada:http://openstorage.gunadarma.ac.id/
handouts/S1_TEKNIKINFORMATIKA/PengolahanCitra.pdf.
Sulistyo BS. 2008. Pemutuan buah jeruk siam pontianak dengan teknik
pengolahan citra [tesis]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Sutan SM. 2015. Karakteristik sifat fisik-kimia buah manggis pada beberapa umur
panen. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas. Vol 19(2).
Zulkarnain. 2010. Dasar-Dasar Hortikultura. Jakarta(ID) : PT Bumi Aksara.
35
LAMPIRAN
37
a b
c d
e f
g
38
}
p +=3;
}
p += nOffset;
}
obyek1.Red = r_jml / (float) area;
obyek1.Green = g_jml / (float) area;
obyek1.Blue = b_jml / (float) area;
b.UnlockBits(bmData);
return true;
}}
public bool WarnaHSI(Bitmap b)
{
uint area;
double H_jml, h1, h2, h3, h4;
float S_jml, I_min;
long I_jml;
BitmapData bmData = b.LockBits(new Rectangle(0, 0, b.Width, b.Height),
ImageLockMode.ReadWrite, PikselFormat.Format24bppRgb);
int stride = bmData.Stride;
System.IntPtr Scan0 = bmData.Scan0;
unsafe
{
byte * p = (byte *)(void *)Scan0;
int nOffset = stride - b.Width*3;
area=0;
H_jml = 0;
S_jml = 0;
I_min = I_jml = 0;
for(int y=0;y<b.Height;++y)
{
for(int x=0;x<b.Width;++x)
{
if(p[0]>0)
{
area++;
h1 = (double) (2*r_data[x,y]-g_data[x,y]-b_data[x,y]);
h2 = (double) ((r_data[x,y]-g_data[x,y])*(r_data[x,y]-g_data[x,y]) + (r_data[x,y]-
b_data[x,y])*(g_data[x,y]-b_data[x,y]));
if (h2>0.0) h3 = 2.0 * Math.Sqrt(h2);
else h3 = 0.0;
if (h3>0.0) h4 = Math.Acos (h1/h3) * 57.3;
else if (h1==0.0) h4 = 90.0;
else h4 = 0.0;
if (b_data[x,y] > g_data[x,y]) h4 = 360.0 - h4;
H_jml += h4;
I_min = Math.Min(Math.Min(r_data[x,y], g_data[x,y]), b_data[x,y]);
S_jml += (float) (1-(3*I_min) / (r_data[x,y]+g_data[x,y]+b_data[x,y]));
41
b
44
44
Lampiran 4 Data pengukuran kekerasan aktual buah pepino ungu
90 HST 105 HST 120 HST
No Ujung Tengah Pangkal Rata-rata Ujung Tengah Pangkal Rata-rata Ujung Tengah Pangkal Rata-rata
(kgf) (kgf) (kgf) (kgf) (kgf) (kgf) (kgf) (kgf) (kgf) (kgf) (kgf) (kgf)
1 2.95 3.35 2.93 3.08 3.13 3.74 3.42 3.43 4.02 4.34 1.97 3.44
2 3.82 4.35 3.23 3.80 2.65 4.03 4.04 3.57 3.46 3.89 2.14 3.16
3 3.41 3.68 3.52 3.54 3.11 3.22 3.49 3.27 1.76 3.09 3.21 2.69
4 2.9 2.83 2.63 2.79 2.35 2.86 2.79 2.67 3.53 3.63 3.54 3.57
5 3.18 4.02 3.14 3.45 3.76 2.81 3.99 3.52 2.28 4.62 0.87 2.59
6 3.36 3.73 2.03 3.04 3.27 3.83 3.53 3.54 2.4 3.05 2.62 2.69
7 2.75 3.13 2.92 2.93 2.17 4.2 3.28 3.22 2.39 5.45 1.13 2.99
8 3.81 3.89 3.23 3.64 3.76 3.23 2.49 3.16 3.76 3.23 2.59 3.19
9 2.47 3.04 2.81 2.77 2.91 4.27 2.83 3.34 3.54 4.01 3.62 3.72
10 3.83 4.75 3.97 4.18 4.51 4.17 3.24 3.97 3.71 2.78 2.01 2.83
11 3.7 3.84 4.02 3.85 3.06 3.78 3.85 3.56 2.38 2.73 2.36 2.49
12 3.4 4.34 3.64 3.79 2.96 3.26 2.7 2.97 1.85 3.45 1.27 2.19
13 3.96 4.39 3.92 4.09 3.41 3.73 3.63 3.59 2.63 4.23 2.9 3.25
14 2.13 3.2 2.33 2.55 3.91 3.19 3.8 3.63 1.96 3.52 2.05 2.51
15 3.78 4.6 3.87 4.08 2.63 3.57 2.39 2.86 2.29 4.2 1.42 2.64
16 4.13 4.83 3.96 4.31 3.73 3.57 3.96 3.75 2.96 2.56 3.06 2.86
17 3.56 4.23 3.79 3.86 3.7 2.82 3.68 3.40 3.4 4.12 4.16 3.89
18 3.2 4.56 4.02 3.93 3.57 3.76 3.45 3.59 2.86 3.42 3.58 3.29
19 3.32 3.82 3.61 3.58 3.2 3.66 3.95 3.60 3.2 2.85 2.98 3.01
20 2.42 3.54 2.54 2.83 4.1 3.18 3.52 3.60 2.21 3.23 0.53 1.99
21 3.13 4.75 3.57 3.82 4.1 4.24 2.91 3.75 3.01 2.62 2.85 2.83
22 2.18 3.6 2.67 2.82 3.64 3.76 3.1 3.50 2.49 3.54 1.73 2.59
45
45
46
46
Lampiran 5 Data pengukuran total padatan terlarut aktual buah pepino ungu
90 HST 105 HST 120 HST
No Ujung Tengah Pangkal Rata-rata Ujung Tengah Pangkal Rata-rata Ujung Tengah Pangkal Rata-rata
(brix) (brix) (brix) (brix) (brix) (brix) (brix) (brix) (brix) (brix) (brix) (brix)
1 4.5 4.4 4.5 4.5 4.5 4.5 4.4 4.5 4.3 4.0 4.0 4.1
2 4.7 4.6 4.7 4.6 4.3 4.7 4.8 4.6 4.6 4.8 4.7 4.7
3 4.3 4.4 4.7 4.5 4.1 4.7 4.7 4.5 5.0 4.9 4.7 4.9
4 4.1 4.1 4.0 4.1 4.6 4.7 4.7 4.7 4.8 4.7 4.8 4.8
5 4.8 4.8 4.7 4.8 4.8 4.8 4.8 4.8 3.5 3.6 3.5 3.5
6 4.8 4.7 4.7 4.7 4.4 4.5 4.6 4.5 4.9 4.5 4.5 4.6
7 4.9 4.8 4.9 4.9 4.6 4.6 4.6 4.6 4.9 4.9 4.8 4.9
8 5.0 4.9 4.9 4.9 4.5 4.7 4.5 4.6 5.3 5.2 4.9 5.1
9 4.2 4.1 4.1 4.2 5.1 5.0 4.9 5.0 5.1 5.1 5.1 5.1
10 3.9 3.9 4.0 3.9 4.3 4.0 4.1 4.1 5.1 5.0 5.0 5.0
11 4.3 4.4 4.4 4.4 3.4 4.4 4.5 4.1 4.7 4.6 4.6 4.6
12 3.8 3.8 3.7 3.8 4.8 4.7 4.7 4.7 4.9 4.6 4.8 4.8
13 4.2 4.2 4.2 4.2 4.1 4.4 4.7 4.4 4.5 4.5 4.5 4.5
14 4.1 4.2 4.1 4.1 4.1 3.9 3.9 4.0 4.0 4.1 4.1 4.1
15 5.2 5.3 5.4 5.3 4.1 4.0 4.1 4.1 4.7 4.5 4.5 4.6
16 4.4 4.3 4.5 4.4 4.7 4.4 4.5 4.5 4.6 4.7 4.9 4.7
17 4.3 4.2 4.3 4.3 4.1 4.0 3.9 4.0 4.6 4.7 4.9 4.7
18 4.6 4.5 4.4 4.5 4.3 3.9 3.9 4.0 5.1 5.0 5.1 5.0
19 4.7 4.7 4.7 4.7 5.0 5.0 4.8 4.9 4.9 4.6 4.8 4.8
20 3.9 3.9 3.9 3.9 4.1 4.3 4.2 4.2 4.7 4.5 4.7 4.6
21 4.2 4.2 4.1 4.2 4.8 4.8 4.8 4.8 4.7 4.5 4.5 4.6
22 4.5 4.5 4.1 4.4 4.9 4.8 4.8 4.8 4.7 4.6 4.8 4.7
47
47
48
48
Lampiran 6 Dimensi buah ppeino pada berbagai tinglat kematangan
90 HST 105 HST 120 HST
No d1 d2 d3 ∑d Tinggi d1 d2 d3 ∑d Tinggi d1 d2 d3 ∑d Tinggi
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1 5.91 8.01 6.78 6.90 16.3 3.52 6.67 5.06 5.08 12.85 5.11 6.22 5.68 5.67 11.75
2 5.86 7.36 5.95 6.39 14.4 3.68 6.41 4.43 4.84 11.17 5.12 6.75 6 5.96 13.17
3 5.55 7.74 6.01 6.43 14.51 4.34 6.76 5.11 5.40 11.12 4.08 6.15 5.13 5.12 9.31
4 5.5 7.67 6.3 6.49 15.1 4.31 6.86 5.52 5.56 11.61 4.17 6.23 4.73 5.04 12.63
5 5.16 6.87 5.31 5.78 14.18 3.46 5.9 4.66 4.67 15.55 3.56 6.36 4.58 4.83 10.25
6 6.05 8.49 6.32 6.95 15.8 4.93 6.86 5.43 5.74 10.36 4.56 6.37 4.98 5.30 9.71
7 5.75 7.94 6.16 6.62 15.15 4.65 6.65 5.38 5.56 9.53 3.49 6.44 4.79 4.91 10.92
8 5.32 6.88 5.66 5.95 13.89 4.37 7.03 4.78 5.39 10.26 3.67 6.15 4.83 4.88 9.31
9 5.94 7.66 6.4 6.67 12.12 4.21 6.74 5.26 5.40 9.22 6.11 7.05 5.74 6.30 10.8
10 4.57 6.65 5.74 5.65 13.88 4.14 6.64 5.26 5.35 9.17 6.13 7.05 5.84 6.34 12.03
11 4.73 7.6 5.6 5.98 15.65 4.32 6.56 4.86 5.25 9.98 3.67 6.15 4.83 4.88 9.31
12 5.35 6.9 5.51 5.92 13.85 4.14 6.5 4.75 5.13 10.84 5.93 6.19 5.3 5.81 11.63
13 5.44 7.06 5.83 6.11 13.04 4.01 7.33 5.47 5.60 11.97 3.45 6.86 4.89 5.07 12.28
14 5.02 6.71 5.3 5.68 14.48 3.45 6.39 4.88 4.91 12.08 3.62 6.81 4.7 5.04 11.52
15 4.92 6.72 5.43 5.69 14.16 3.74 6.22 4.74 4.90 11.03 4.13 7.44 5.31 5.63 11.63
16 6.01 7.18 6.11 6.43 12.8 3.52 5.86 4.62 4.67 10.76 4.82 5.86 4.72 5.13 10.44
17 6.53 7.65 6.34 6.84 13.2 3.45 6.11 3.93 4.50 9.97 4.12 6.35 5.08 5.18 11.47
18 5.43 7.01 5.8 6.08 13.24 3.74 6.37 4.73 4.95 9.98 3.92 6.6 5.16 5.23 12.27
19 5.58 6.91 5.64 6.04 11.3 4.15 7.2 4.26 5.20 11.96 5.21 6.8 5.62 5.88 11.5
20 5.45 7.43 5.65 6.18 13.31 4.32 6.31 4.61 5.08 10.23 3.98 6.88 4.86 5.24 11.39
21 4.5 7.04 4.97 5.50 13.28 3.61 6.41 5.01 5.01 10.22 5.05 5.93 5.37 5.45 11.26
22 5.96 7.44 6.05 6.48 10.5 3.63 6.26 4.99 4.96 11.17 3.63 5.95 4.23 4.60 10.55
49
49
50
Lampiran 7 Data pengukuran bobot pepino ungu pada berbagai umur panen
No 90 HST (gr) 105 HST (gr) 120 HST (gr)
1 540.71 227.32 271.62
2 351.03 295.23 207.67
3 417.04 178.72 246.82
4 398.58 246.74 270.2
5 306.38 195.5 206.2
6 502.95 201.81 246.7
7 440.22 220.19 269.43
8 317.57 221.28 247.72
9 345.74 270.4 209.63
10 303.74 296.6 205.16
11 385.08 165.11 215.3
12 339.11 208.65 227.54
13 310.57 268.65 299.65
14 303.28 244.78 253.8
15 306.93 287.69 206.55
16 327.49 170.18 286.86
17 361.69 219.94 178.44
18 318.83 247.77 196.04
19 284.73 254.67 282.96
20 357.71 255.57 203.38
21 302.63 195.44 217.36
22 289.38 185.9 213.36
23 271.1 134.36 193.56
24 490.39 149.44 180.33
25 510.78 148.1 171.33
26 485.52 194.85 190.47
27 282.06 222.28 235.49
28 276.94 202.78 230.88
29 288.27 211.87 132.04
30 263.29 284.94 154.43
31 63.58 153.36 182.65
32 252.93 213.37 195.8
33 59.43 141.55 162.27
34 23.91 187.45 197.5
35 262.87 187.47 181.35
36 69.32 144.43 120.78
37 232.03 135.7 121.63
38 237.99 124.29 139.8
39 222.71 158.28 126.29
40 206.2 139.62 129.68
51
Lampiran 8 Data hasil pengolahan citra pepino ungu pada umur panen 90 HST
No Area (piksel) Lebar (piksel) Tinggi (piksel) Indeks R Indeks G Indeks B Hue Saturasi Intensitas
1 112268 280 535 0.377663 0.320135 0.302215 165.5884 0.168449 97
2 77045 227 449 0.386852 0.310054 0.303104 173.5842 0.165597 91
3 86713 250 460 0.371461 0.323731 0.304826 150.4033 0.130146 85
4 87806 244 470 0.384613 0.315296 0.300096 166.4962 0.171015 97
5 72240 217 442 0.370349 0.322706 0.30696 149.1308 0.124107 74
6 104888 273 500 0.377355 0.316399 0.306262 179.4198 0.161354 80
7 94101 253 484 0.375465 0.320534 0.304007 145.5666 0.137822 89
8 73674 231 438 0.363326 0.341669 0.295014 131.4866 0.16177 89
9 72128 239 388 0.382421 0.30318 0.314412 203.1713 0.163296 86
10 68710 208 426 0.37759 0.319205 0.303218 167.9899 0.165838 83
11 84137 238 473 0.386198 0.305533 0.308282 196.8171 0.170144 81
12 75636 227 425 0.386198 0.305533 0.308282 177.7546 0.141 71
13 69662 220 407 0.362844 0.31803 0.319131 188.3126 0.140455 70
14 71170 201 453 0.364835 0.313747 0.321425 198.2225 0.131049 63
15 72107 209 448 0.395071 0.308127 0.296815 172.2591 0.181507 89
16 71232 227 400 0.375849 0.312706 0.31146 188.7155 0.15418 73
17 78948 229 427 0.398021 0.301785 0.300205 191.787 0.187118 94
18 71373 223 414 0.378459 0.31688 0.304673 162.5714 0.140454 77
19 62504 224 381 0.375866 0.306241 0.317887 209.0055 0.145966 71
20 75539 234 417 0.38798 0.303491 0.30855 199.2897 0.169049 76
21 70043 224 419 0.363799 0.325678 0.310537 173.5157 0.151683 84
22 63310 242 338 0.382578 0.313787 0.303638 166.8722 0.16348 98
23 60171 226 348 0.379184 0.314452 0.306364 174.9368 0.158422 85
24 101854 259 522 0.384307 0.313713 0.301985 172.1027 0.174533 90
51
52
52
No Area (piksel) Lebar (piksel) Tinggi (piksel) Indeks R Indeks G Indeks B Hue Saturasi Intensitas
25 102571 279 484 0.386323 0.319616 0.294065 140.2333 0.169652 101
26 103442 257 526 0.380246 0.318327 0.30144 166.2587 0.173784 91
27 61956 230 355 0.370078 0.330731 0.299193 142.8281 0.152818 92
28 61561 229 349 0.368225 0.349993 0.281782 108.3717 0.180076 114
29 66244 235 360 0.362375 0.332137 0.305514 149.5738 0.13808 96
30 62945 211 395 0.393716 0.301146 0.305137 189.3624 0.174546 111
31 60158 211 380 0.369319 0.316961 0.313718 185.5303 0.155613 78
32 61299 203 391 0.380894 0.294445 0.294445 230.7305 0.167644 79
33 59441 226 345 0.379374 0.309998 0.310636 189.4124 0.157299 87
34 57556 203 368 0.393789 0.297768 0.308448 202.8058 0.177419 96
35 58659 212 372 0.377324 0.309095 0.313581 192.5343 0.163147 87
36 64122 212 401 0.393682 0.303066 0.303256 185.4773 0.178918 105
37 53927 195 349 0.380316 0.324847 0.294838 148.4789 0.176728 102
38 55574 207 350 0.380832 0.310053 0.309113 180.9162 0.157764 90
39 51326 208 317 0.37887 0.317416 0.303715 163.9115 0.159371 90
40 49323 211 304 0.358704 0.350893 0.290401 118.8262 0.160821 99
53
Lampiran 9 Data hasil pengolahan citra pepino ungu pada umur panen 105 HST
No Area (piksel) Lebar (piksel) Tinggi (piksel) Indeks R Indeks G Indeks B Hue Saturasi Intensitas
1 61609 201 393 0.387346 0.320855 0.291803 114.8438 0.160037 116
2 51232 197 342 0.375195 0.325878 0.298919 126.0714 0.142172 90
3 56608 212 346 0.372734 0.340516 0.286751 100.7053 0.165542 102
4 61560 211 376 0.371415 0.332614 0.295969 131.338 0.152747 93
5 51721 186 355 0.380061 0.320453 0.299482 138.9228 0.141506 83
6 56313 215 329 0.36993 0.344383 0.285686 93.98899 0.162147 97
7 48563 206 297 0.373403 0.329002 0.297591 101.8878 0.131487 117
8 55002 224 322 0.356647 0.337617 0.305732 130.0923 0.119371 88
9 47749 212 293 0.380483 0.326112 0.293401 109.828 0.148153 90
10 47718 202 295 0.368718 0.321662 0.309616 151.0231 0.121106 89
11 50573 207 318 0.375262 0.334355 0.290379 100.9406 0.154417 108
12 54075 205 337 0.361658 0.325138 0.313198 155.1303 0.112338 74
13 66025 224 380 0.367541 0.32572 0.306746 143.6972 0.124929 84
14 61509 199 386 0.383788 0.325975 0.290237 107.5443 0.158828 101
15 49264 190 338 0.369896 0.311324 0.318777 193.6081 0.127882 84
16 47668 186 325 0.380305 0.328596 0.291095 108.8949 0.152171 96
17 44629 191 305 0.357143 0.328591 0.314252 144.7184 0.100087 75
18 48187 197 311 0.365287 0.336256 0.298448 109.9778 0.128678 81
19 63996 221 378 0.380881 0.320015 0.299106 124.3613 0.1405 105
20 49037 199 316 0.357473 0.338665 0.303858 120.7209 0.115815 85
21 51618 208 325 0.369133 0.33132 0.299543 117.916 0.130704 93
22 51072 192 337 0.371935 0.322056 0.306001 147.8674 0.127402 79
23 47149 179 331 0.38176 0.324448 0.293788 118.0183 0.154949 91
24 46630 197 308 0.36264 0.314025 0.323321 199.9732 0.10442 65
53
54
54
No Area (piksel) Lebar (piksel) Tinggi (piksel) Indeks R Indeks G Indeks B Hue Saturasi Intensitas
25 42158 186 294 0.365609 0.333714 0.300673 106.544 0.122223 80
26 49872 181 357 0.387854 0.316526 0.295614 127.5044 0.150059 90
27 52940 211 331 0.365106 0.33447 0.300424 123.7791 0.133846 101
28 52570 202 331 0.386353 0.330178 0.283469 102.3144 0.178805 116
29 34408 171 253 0.367304 0.325693 0.306998 136.1055 0.119299 87
30 42794 160 340 0.388026 0.315377 0.296593 132.5424 0.151542 92
31 44581 192 299 0.371406 0.345233 0.283356 80.13811 0.165506 124
32 46800 193 308 0.362168 0.323836 0.313983 156.0528 0.105396 74
33 41311 190 283 0.368807 0.304355 0.326826 240.5782 0.111415 61
34 46531 198 304 0.380455 0.323973 0.295571 114.8733 0.140838 89
35 44139 200 289 0.373101 0.328058 0.298831 119.7335 0.137926 90
36 35499 155 298 0.38226 0.320417 0.297323 116.5339 0.134721 79
37 32297 170 231 0.370096 0.309209 0.32069 212.4424 0.112681 77
38 35690 174 264 0.361965 0.335653 0.302376 110.0604 0.116492 84
39 32905 171 247 0.370034 0.317825 0.312139 161.701 0.113614 77
40 34321 164 260 0.375842 0.328754 0.295402 99.43467 0.141866 107
55
Lampiran 10 Data hasil pengolahan citra pepino ungu pada umur panen 120 HST
No Area (piksel) Lebar (piksel) Tinggi (piksel) Indeks R Indeks G Indeks B Hue Saturasi Intensitas
1 56367 200 364 0.380587 0.30234 0.317072 215.3291 0.162542 75
2 41827 193 280 0.36546 0.320505 0.314025 167.4647 0.126294 66
3 43105 196 280 0.370608 0.321748 0.307641 162.5011 0.14176 89
4 59279 195 383 0.388801 0.313702 0.2975 153.9477 0.164434 89
5 47644 198 314 0.38009 0.298905 0.321003 224.6787 0.157525 76
6 47117 202 300 0.377388 0.326168 0.296443 146.9796 0.164438 92
7 52764 203 333 0.377589 0.319659 0.302748 161.5762 0.153399 77
8 52632 207 320 0.365135 0.321657 0.313202 176.4079 0.13728 78
9 60689 225 336 0.388092 0.30432 0.307592 199.1373 0.175913 78
10 65036 217 376 0.370456 0.318372 0.311183 178.0483 0.143994 70
11 41827 193 280 0.36546 0.320505 0.314025 167.4647 0.126294 66
12 52400 189 358 0.387536 0.32138 0.291082 129.3666 0.173505 98
13 62132 215 397 0.382451 0.313739 0.303816 175.648 0.168045 78
14 57107 208 360 0.382429 0.312518 0.305053 183.9136 0.174782 90
15 64420 235 377 0.372746 0.312663 0.314598 190.4483 0.14202 70
16 42339 167 317 0.383598 0.300606 0.315793 215.6016 0.157426 76
17 52427 203 343 0.373216 0.306724 0.320047 212.3591 0.136145 63
18 57534 195 373 0.380137 0.31522 0.304643 176.5241 0.164078 88
19 58490 210 356 0.377921 0.330061 0.292017 131.6439 0.169947 110
20 60080 218 357 0.38463 0.314304 0.301071 160.7245 0.158006 79
21 48909 201 362 0.388604 0.291957 0.319434 239.9475 0.169244 77
22 45840 185 329 0.381014 0.312151 0.306832 181.8993 0.156805 86
23 48238 175 354 0.374247 0.313614 0.312133 192.5347 0.139965 85
24 36733 162 297 0.379422 0.313001 0.307573 175.1589 0.143428 73
55
56
56
No Area (piksel) Lebar (piksel) Tinggi (piksel) Indeks R Indeks G Indeks B Hue Saturasi Intensitas
25 40710 177 291 0.381044 0.312723 0.306227 177.3577 0.159782 85
26 47499 191 323 0.391666 0.305635 0.302695 179.5313 0.166603 93
27 48244 206 315 0.368807 0.321462 0.309728 168.8593 0.145659 76
28 48980 209 300 0.382314 0.31589 0.301792 165.0379 0.160736 87
29 49559 189 329 0.382799 0.303799 0.313394 203.1611 0.156263 74
30 49581 197 323 0.376775 0.317809 0.305412 172.9431 0.161559 79
31 60534 248 311 0.368552 0.300425 0.331017 235.0524 0.140903 65
32 40415 184 285 0.378642 0.314223 0.307132 171.4856 0.149408 73
33 53003 206 333 0.381566 0.323041 0.295389 146.0209 0.171747 100
34 39261 159 303 0.37732 0.329219 0.293457 137.6312 0.165674 90
35 49754 197 333 0.385403 0.313122 0.301474 166.2597 0.16266 83
36 36086 186 263 0.363162 0.321033 0.315802 174.9585 0.132638 83
37 37415 169 290 0.379139 0.303232 0.317625 214.2137 0.149121 78
38 34596 155 286 0.380035 0.304713 0.315249 210.1504 0.151421 73
39 40986 194 278 0.379201 0.309866 0.310929 185.5195 0.152991 93
40 39429 172 293 0.384899 0.311123 0.303974 177.6644 0.163222 87
57
Derajat Kuadrat
Jumlah Kuadrat F Hitung Sig.
Bebas Tengah
Bobot Perlakuan 401843.487 2 200921.744 49.849 0.000
Galat 471583.074 117 4030.625
Total 873426.561 119
Diameter Perlakuan 37.158 2 18.579 84.124 0.000
Galat 25.840 117 0.221
Total 62.997 119
Tinggi Perlakuan 175.261 2 87.630 41.244 0.000
Galat 248.586 117 2.125
Total 423.847 119
TPT Perlakuan 1.839 2 0.920 6.670 0.002
Galat 16.133 117 0.138
Total 17.972 119
Kekerasan Perlakuan 6.567 2 3.283 13.085 0.000
Galat 29.358 117 0.251
Total 35.925 119
r Perlakuan 1.514E10 2 7.570E9 57.953 0.000
Galat 1.528E10 117 1.306E8
Total 3.042E10 119
g Perlakuan 29471.150 2 14735.575 39.445 0.000
Galat 43708.050 117 373.573
Total 73179.200 119
b Perlakuan 222102.067 2 111051.033 54.864 0.000
Galat 236819.800 117 2024.101
Total 458921.867 119
h Perlakuan 0.001 2 0.000 6.674 0.002
Galat 0.009 117 0.000
Total 0.010 119
s Perlakuan 0.004 2 0.002 18.361 0.000
Galat 0.012 117 0.000
Total 0.016 119
i Perlakuan 0.001 2 0.001 6.006 0.003
Galat 0.010 117 0.000
Total 0.011 119
58
Lampiran 12 Hasil uji beda nyata Duncan’s multiple range test (DMRT) pada
taraf kepercayaan 95%
Rataan
Variabel
90 HST 105 HST 120 HST
Area 72684.075a 49274.700b 48458.075b
Bobot 327.768a 327.768a 205.217b
a b
Diameter 6.157 5.083 4.893c
a b
Tinggi 13.092 10.621 10.445b
TPT 4.363b 4.533a 4.665a
a a
Kekerasan 3.503 3.399 2.963b
R 0.379a 0.378a 0.372b
b b
G 0.316 0.313 0.326a
B 0.305ab 0.308a 0.301b
a a
H 172.506 180.129 130.810b
S 0.160a 0.155a 0.135b
a b
I 87.775 81.200 90.350a
Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan nilai yang
berbeda nyata.
59
AREA
0.75
0.25
S
0
-0.25
-0.5
-0.75
-1
-1 -0.75 -0.5 -0.25 0 0.25 0.5 0.75 1
Canonical Discriminant Function 1 (66,90 %)
Eigenvalue pengelompokan
F1 F2
Eigenvalue 1.485 0.735
Discrimination (%) 66.895 33.105
Cumulative % 66.895 100.000
1 2 3
Irisan -60.19418 -49.57072 -42.75481
S 484.51557 527.45506 316.13325
I 0.12210 0.04991 0.31057
Area 0.00041 0.00023 0.00026
60
60
61
RIWAYAT HIDUP