Anda di halaman 1dari 14

TRANSDISIPLINER INTEGRATIF DANKOLABORATIF

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Hasyimsyah Nasution, M.A

Kelompok 11 :

Unggul Parulian Siahaan (0403222287)


Pandapotan Simbolon (0403223253)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USULUDDIN DAN STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami
karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus
dapat menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Wahdatul
Ulum. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi
mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
saya sendiri dan umumnya para pembaca makalah ini.

Terima kasih, wassalamu‟ alakum

Medan, 28 November 2022

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii
BAB I ............................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 3
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 3
B. Rumusan masalah.............................................................................................................. 3
BAB II .......................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 4
A. Pendekatan dalam Studi Islam .......................................................................................... 4
B. Pembagian Transdisipliner ................................................................................................ 5
C. Penerapan Transdisipliner ................................................................................................. 7
BAB III ....................................................................................................................................... 11
KESIMPULAN.......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan itu


disebabkan oleh kesungguhan para ilmuan melakukan penelitian karena tradisi dialogis
(mujâdalah dan muzakarah) dikalangan cendekiawan dan ulama.
Perkembangan ilmu juga didorong oleh kesungguhan para filosof muslim dan para
sufi melakukan renungan, berpikir spekulatif dan imajinatif dan perkembangan ilmu
pengetahuan juga terjadi karena perkembangan kebutuhan masyarakat terhadap petunjuk
dan jawaban yang bersifat scientific terhadap problem yang mereka hadapi.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya ilmu-ilmu pengetahuan Islam menjadi bersifat saling berhubungan dan
memiliki keterkaitan. Maka dari itu disiplin ilmu itu sangat banyak dan harus kita ketahui.

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang di atas dapat ditetapkan dua rumusan masalah, yang satu dengan
yang lain saling terkait.

1. Apa saja pendekatan ilmu dan contohnya?


2. Apa itu pendekatan transdisipliner integratif dan kolaboratif ?
3. Bagaimana penerapan pendekatan transdisipliner ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan dalam Studi Islam

Sejalan dengan problem masyarakat yang kompleks maka perspektif dan tinjauan
berdasarkan satu bidang dan disiplin ilmu saja tidak lagi dapat menjadi pedoman dan
guidance yang komprehensif, yang dapat dipedomani manusia dalam menghadapi
problem dan tantangan-tantangan hidup mereka.
Dalam kajian mengenai pendekatan dan penelitian dalam studi Islam dibedakan
antara interdiciplinary, multidiciplinary, crossdiciplinary, intradisiciplinary, dan
transdiciplinary. 1
1. Interdisipliner (interdisciplinary) yang berada pada pendekatan terendah
dimaksudkan sebagai studi atau kajian pemecahan masalah dengan hanya
menggunakan satu disiplin ilmu. Contohnya masalah Alquran diselesaikan
dengan penyelesaian Alquran semata. Tanpa melibatkan ilmu lainnya, seperti
ilmu Hadis, Fikih, Sosial dan politik. Lebih jelas alhamdulillahi rabbil ‘alamin
adalah segala puji bagi Allah. Tanpa perlu dicari hadis nabi Muhammad yang
terkait dengan ayat ini, yang merupakan bagian dari ilmu Hadis, atau dicari sisi
hukum Fikihnya. Atau memuji Allah ini wajib atau sunat. Di sini dipahami secara
Alquran tanpa perlu ditinjau dari sisi hadis atau fikih, atau politik atau social.

Alquran
Hadis Fikih Politik Sosial

2. Crosdiciplinary yang bermakna studi atau kajian pemecahan masalah dengan


menggunakan satu disiplin tetapi dengan menggunakan berbagai perspektif ilmu-
ilmu lain. Contohnya masalah Alquran diselesaikan dengan penyelesaian Alquran
dan melibatkan ilmu lainnya, seperti ilmu Hadis, Fikih yang masih serumpun.
Atau masih dalam bagian ilmu-ilmu keislaman. alhamdulillahi rabbil ‘alamin
adalah segala puji bagi Allah. Dicari hadis nabi Muhammad yang terkait dengan

1
Muhammad Syahrin, dkk : Wahdatul Ulum ( IAIN Press Medan, 2019 ) h 40

4
ayat ini, yang merupakan bagian dari ilmu Hadis. Contohnya hadis: “Man lam
yasykurinnas lam yaskurilllah” Barang siapa yang tidak bisa berterima kasih
kepada manusia, maka dia tidak dapat bersyukur kepada Allah. Atau dicari sisi
hukum Fikihnya. Bahwa memuji Allah ini wajib dan itu terlihat jelas dalam shalat.
Di mana Islam menetapkan shalat adalah wajib. Di dalam shalat umat Islam
diwajibkan membaca surat al-Fatihah. Di sini dipahami secara Alquran dengan
tinjauan dari sisi hadis atau fikih, tapi tidak melibatkan ilmu politik atau social.

Alquran
Hadis Fikih

3. Multidisiplin (multidisciplinary) yang dimaksudkan sebagai studi atau kajian


dengan menggunakan berbagai pendekatan dan perspektif ilmu yang diletakkan
secara sejajar, namun belum dipadukan secara integratif.
Contohnya :
Alquran
Ilmu asbab nuzul ilmu terjamah ilmu tafsir

4. Transdisipliner (transdiciplinary) yaitu pendekatan dalam kajian atau studi serta


penelitian terhadap suatu masalah, dengan menggunakan perspektif berbagai
disiplin ilmu, untuk memecahkan masalah, sejak awal pembahasannya hingga
pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalahnya. Dalam pendekatan ini
dilibatkan perspektif sejumlah ilmu dari awal hingga pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah dengan pendekatan rumpun ilmu yang digunakan seorang
peneliti. Transdisipliner terbagi dua yaitu transdisipliner dapat bersifat integratif
dan dapat pula bersifat kolaboratif.

B. Pembagian Transdisipliner

Berdasarkan ruang lingkup maka pendekatan transdisipliner dapat bersifat integratif


dan dapat pula bersifat kolaboratif. 2

2
Ibid. h 43

5
1. Transdisipliner integratif adalah pendekatan dengan melibatkan berbagai
perspektif, namun diintegrasikan dan direkat oleh bidang peneliti dan hasilnya
pun masuk dalam kategori rumpun ilmu yang menjadi basis pembahas atau
peneliti. Pendekatan transdisipliner integratif tersebut dapat dilihat dalam diagram
berikut :

Contoh Problem : Masyarakat milenial cenderung stres


Solusi:
a. Al-Quran: dengan mengingat Allah hatimu akan tenang
b. Hadis: Nabi Muhammad menasihati muaz untuk menjaga Allah agar
Allah menjaganya hingga datang kedamaian
c. Islamic Science: bahwa gunung bisa tunduk dan patuh jika dibacakan
Al-Quran : ‫لِ ِو اِلق ِر ِ ع ِل ج ِرا ِيت خاش مت ِد ِ خش‬
‫ِِلال‬ ‫ي‬
ِ ‫ص ن‬
‫ِا ِ عا‬
‫ع‬ ‫ِ ِه‬ ‫ان هذا ى ب‬ ‫اِ ِن ِز‬
‫ِِ ِة‬ ‫ل‬ ‫ِل ن‬
‫ِا‬
‫م‬
“Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti
kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada
Allah”.
d. Temuan: temuan untuk mencegah atau menyelesaikan stress bagi
masyarakat milenial adalah berzikir ( dalam solusi Al-Quran, Hadis,
Islamic scince )

6
2. Transdisipliner Kolaboratif, penelitian atau pembahasan terhadap suatu masalah
atau problem dengan menggunakan perspektif berbagai bidang ilmu.
Transdisipliner di sini berfungsi sebagai framework untuk Wahdatul „Ulûm
menghimpun tim peneliti atau pembahas yang bersedia menyumbangkan
pengetahuan dan keterampilan, berkolaborasi dengan anggota lain, serta secara
kolektif mengambil kesimpulan untuk keperluan pengembangan ilmu dan
kebutuhan masyarakat serta peradaban. Di sini para anggota tim berbagi peran
dan secara sistematis melintasi batas-batas disiplin ilmu yang mereka miliki.
Adapun contoh transdisipliner kolaboratif dengan masalah : Covid
Solusi:
a. Ilmu sosial: Menghindari covid dengan mengurangi interaksi .
b. Ilmu Kesehatan: Jika terindikasi segera merujuk ke rumah sakit dan isolasi
mandiri.
c. Ilmu psikologi: Melakukan kegiatan yang disukai untuk menghindari stres
saat dirumah.
d. Ilmu ekomoni : berbelanja online dan hemat karena sedang isolasi
dirumah.
e. Ilmu komunikasi : Berkomunikasi dengan Menjaga jarak
Yang artinya semua ini bekerja sama dengan solusinya masing-masing (berbagai
solusi sesuai ilmunya masing-masing untuk satu masalah)

C. Penerapan Transdisipliner

1. Penerapan dalam Pembelajaran dan Kurikulum

Ciri penting yang menandai pendekatan transdisipliner dalam pembelajaran adalah


menerapkan konsep learning. Konsep learning di sini pada hakikatnya adalah
pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran aktif, di mana peserta didik diberi
peran yang besar dalam proses penemuan pengetahuan, pengalaman, dan keahlian.3

3
Hamid Hasan, TRANSDISCIPLINARITY DALAM PENDIDIKAN DENGAN REFERENSI KHUSUS
PADA KURIKULUM. (2019).

7
Selain itu pendidikan dalam pendekatan transdisipliner sangat memperhatikan 6
(enam) kunci pembelajaran yaitu: pemecahan masalah, kreativitas, partisipasi komunitas,
pengaturan diri (sikap dan tindakan), pengetahuan tentang diri, dan pengetahuan tentang
masyarakat. Keenam kunci pembelajaran dalam pendekatan transdisipliner menegaskan
tentang pentingnya pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered).
Dengan demikian, pembelajaran dengan kurikulum pendekatan transdisipliner ini telah
dikembangkan di Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara.

Dalam kurikulum yang digunakan saat ini dengan menjadikan Al-Quran dan Hadis
pelajaran no 1 selama kuliah di UIN Sumatera Utara. Mata kuliah Al-Quran dan al-Hadîs
dimaksudkan sebagai upaya untuk memberi pengetahuan tentang kaitan antara materi
yang dipelajari dengan al-Quran petunjuk Tuhan dan referensi utama umat Islam. Tujuan
utama pemberian materi ini adalah; (a) untuk mengetahui apa saja penjelasan al-Qur‟ân
dan Hadis berkenaan dengan problem yang sedang dibahas; dan (b) menjadi landasan
dalam pembahasan materi-materi kuliah pada level berikutnya. Sehingga selalu dikaji
kaitan langsung antara materi kuliah dengan firman Allah (Kalam Allah) sebagai
perancang, pencipta, pengendali, dan yang menyudahi segala yang ada dan yang
dipelajari umat manusia. Demikian juga Hadîs dan tuntunan Rasulullah Saw.

Mahasiswa juga harus mengetahui cara memecahkan suatu masalah melalui proses
identifikasi yang meliputi: pengetahuan tentang asal-usul problem, faktor-faktor internal
dan ekstenal yang memicu terjadinya problem, dan kemungkinan yang akan terjadi pada
masa yang akan datang.

Dengan begitu maka mata kuliah atau praktikum berfungsi untuk (a) memperkenalkan
kepada mahasiswa berbagai teknik pemecahan masalah yang relevan (b) mencari ragam
pemecahan masalah melalui praktik penelitian lapangan; dan (c) melatih mahasiswa
menerapkan teknik-teknik pemecahan masalah yang relevan melalui kegiatan praktikum
lapangan.

Agar mahasiswa mampu memberikan landasan keilmuan dan keterampilan yang


kokoh serta luas bagi lulusan untuk memasuki dunia kerja, mengembangkan diri, dan
menempuh pendidikan pada strata selanjutnya.4

4
Muhammad Syahrin, dkk : Wahdatul Ulum ( IAIN Press Medan, 2019 ) h 57

8
2. Penerapan dalam Pengabdian kepada Masyarakat

Dalam pendekatan transdisipliner, kegiatan pendidikan, kurikulum dan pengabdian


kepada masyarakat merupakan tiga pilar yang saling terkait, saling mengisi, dan saling
melengkapi. Hal yang membedakannya adalah penekanannya. Pendidikan lebih
menekankan pada aspek pembelajaran, baik transfer pengetahuan maupun pembekalan
ketrampilan/skill dan penelitian lebih fokus pada upaya menemukan pengetahuan baru.
Sedangkan pengabdian kepada masyarakat mengutamakan sisi pemberdayaan
masyarakat.

Dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyaraakat (PKM), Universitas Islam Negeri


(UIN) Sumatera Utara, menerapkan filosofi Equelibrium Communication
(Keseimbangan Hubungan Manusia). Dalam filosofi ini diyakini bahwa manusia
memiliki dua hubungan, hubungan dengan ‫ ح ِب ِ ِل‬dan hubungan dengan sesama
‫ل ن ال‬
ِِ
‫م‬
manusia dan alam sekitarnya ‫ِل ِِ ِس‬
‫ح ب‬.
‫ن النِِا‬ ‫م‬

Manusia tidak cukup hanya menata hubungannya dengan Tuhan secara vertikal, tetapi
dia harus menata hubungannya dengan sesama manusia dan alam secara horizontal. [QS.
3/Ali „Imrân: 112 ).

Diagram di atas memperlihatkan bahwa kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat


merupakan kepedulian terhadap manusia serta alam sekitarnya. Akan tetapi kepedulian

9
tersebut merupakan bagian dari tugas kekhalifahan, memakmurkan bumi (isti‟mar), yang
merupakan pengabdian kepada Allah.

10
Oleh karenanya kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) harus dilakukan
dengan pendekatan transdisipliner karena alam memiliki ekosistem yang ditetapkan Allah
melalui Sunnatullah (Natural Law).5 Salah satunya dengan cara konseling.

Layanan konseling dengan pendekatan transdisipliner adalah sharing peran melintasi


batas-batas disiplin ilmu sehingga tercipta komunikasi, interaksi, dan kerja sama yang
maksimal antara anggota tim dan konselor dengan peserta konseling.

Karakteristik konseling dengan menggunakan pendekatan transdisipliner meliputi:

a. Antara satu bidang ilmu dengan ilmu lain yang diperankan dalam
konseling memiliki saling keterkaitan.
b. Menggunakan pendekatan holistik yaitu pendekatan pembelajaran yang
membangun manusia secara keseluruhan dan utuh dengan
mengembangkan semua potensi manusia yang mencakup potensi sosial-
emosional, potensi intelektual, potensi moral (karakter), kreatifitas, dan
spiritual) untuk mendapatkan gambaran masalah, baik pribadi maupun
keluarga.
c. Menggunakan pelayanan islami dan manusiawi.

5
Ibid. h 72

11
BAB III
KESIMPULAN

Dapat diambil kesimpulan dari makalah ini, bahwa penelitian dalam studi Islam
dibedakan antara interdiciplinary, multidiciplinary, crossdiciplinary, intradisiciplinary,
dan transdisciplinary. Berdasarkan ruang lingkup maka pendekatan transdisipliner dapat
bersifat integratif dan dapat pula bersifat kolaboratif.

Sebagaimana penerapan dalam kurikulum dan pembelajaran yang digunakan saat


ini dengan menjadikan Al-Quran dan Hadis pelajaran no 1 selama kuliah di UIN Sumatera
Utara. Mata kuliah Al-Quran dan al-Hadîs dimaksudkan sebagai upaya untuk memberi
pengetahuan tentang kaitan antara materi yang dipelajari dengan al-Quran petunjuk
Tuhan dan referensi utama umat Islam.

Dalam penerapan kepada masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara
melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyaraakat (PKM) yang menerapkan filosofi
Equelibrium Communication (Keseimbangan Hubungan Manusia). Dalam filosofi ini
diyakini bahwa manusia memiliki dua hubungan, hubungan dengan ‫ ح ِب ِ ِلال‬dan
‫ل ن‬
ِِ
‫م‬
hubungan dengan sesama manusia dan alam sekitarnya ‫ِل ِِ ِس‬
‫ح ب‬.
ِِ
‫ن الن ا‬ ‫م‬

Yang lebih diperjelas lagi pendekatan transdisipliner dalam kegiatan pendidikan,


kurikulum dan pengabdian kepada masyarakat merupakan tiga pilar yang saling terkait,
saling mengisi, dan saling melengkapi. Hal yang membedakannya adalah penekanannya.
Pendidikan lebih menekankan pada aspek pembelajaran, baik transfer pengetahuan
maupun pembekalan ketrampilan/skill dan penelitian lebih fokus pada upaya menemukan
pengetahuan baru. Sedangkan pengabdian kepada masyarakat mengutamakan sisi
pemberdayaan masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, S. (2019). WAHDATUL ‘ULÛM Paradigma Pengembangan Keilmuan dan Karakter


Kelulusan UINSU. Medan : IAIN Press.
Hasan, H. (2019). TRANSDISCIPLINARITY DALAM PENDIDIKAN DENGAN REFERENSI
KHUSUS PADA KURIKULUM.

13

Anda mungkin juga menyukai