Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN PEMELIHARAAN JALAN

DALAM KOTA SAMARINDA

Dipo Noel Hakim Hutagalung, SH 1. Dr. Ir. H. Habir, MT 2. Ir. Eswan, ST.,MT 3
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil

ABSTRAK

Jalan adalah prasarana Transportasi Darat yang meliputi segala bagian


jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan
bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Karena begitu pentingnya fungsi jalan, maka
agar fungsi dari jalan itu sendiri dapat dimaksimalkan oleh penggunanya
diperlukan kondisi jalan yang baik. Bertitik tolak dari kondisi yang baik tersebut,
suatu perkerasan jalan sekuat apapun seiring dengan waktu dan tingginya aktifitas
yang melintasinya akan dengan mudah menurun kekuatannya sebagai akibat dari
melemahnya kepadatan lapisan pondasi dan terurainya butiran agregat dari bahan
pengikatnya. Kerusakan pada struktur perkerasan jalan dapat terjadi dengan
kondisi yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kerusakannya : berat, sedang,
ataupun ringan. Disarankan pada saat kerusakan ringan dapat segera diperbaiki
dengan cara pemeliharaan rutin, agar kerusakan tidak berkembang lebih lanjut
atau semakin parah yang berakibatkan semakin mahal biaya untuk perbaikannya.

Adapun dalam penelitian ruas Jalan Harmonika, Jalan Pintu Masuk


Stadion Timur Gor Segiri, Jalan Pulau Sebatik, Jalan Abdul Muthalib, Jalan PM.
Noor ini menggunakan Metode Pavement Condition Index (PCI) dan Metode
AASTHO 93, yang diuraikan berdasarkan jenis-jenis kerusakan jalan, tingkat
kerusakan jalan, data CBR tanah dan data LHR.

Dalam penelitian ini dapat dihasilkan penggolongan tingkat kerusakan


pada setiap jalan seperti pada ruas jalan Harmonika dengan nilai PCI 12 (sangat
Jelek) dan tebal lapis perkerasan AASTHO 93 yaitu 43 cm dengan rancangan
anggaran biaya Rp. Rp. 23.521.000,00, Jalan Pintu Masuk Stadion Timur Stadion
Segiri dengan nilai PCI 12 (Sangat Jelek) dan tebal lapis perkerasan AASTHO 93
yaitu 42 cm dengan rancangan anggaran biaya Rp. 23.521.000,00, Jalan Pulau
Sebatik dengan nilai PCI 12 (Sangat Jelek) dan lapis perkerasan AASTHO 93 32
cm dengan rancangan anggaran biaya Rp. 37.097.000,00, Jalan Abdul Muthalib
dengan nilai PCI 66 (Baik) dan lapis perkerasan AASTHO 93 yaitu 46 cm dan
pada Jalan PM. Noor dengan nilai PCI 71 (Sangat Baik) dan tebal lapis perkerasan
AASTHO 93 35 cm dengan rancangan anggaran biaya Rp. 44.612.000,00.

Kata Kunci : Tingkat Kerusakan, Jenis Kerusakan, CBR Tanah, LHR, Perkerasan
Lentur, Metode PCI, Metode AASTHO, RAB.
BAB I PENDAHULUAN kegemukan aspal, terkelupas. Pada
perkerasan lentur tanpa lapisan
1.1 Latar Belakang
Jalan adalah prasarana penutup, jenis kerusakan yang sering
Transportasi Darat yang meliputi timbul antara lain adalah sebagai
segala bagian jalan, termasuk berikut: lubang-lubang,
bangunan pelengkap dan bergelombang/keriting, alur,
perlengkapannya yang diperuntukkan penurunan/ambles.
bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan Dalam proses Pemeliharaan
tanah, di bawah permukaan tanah Jalan Harmonika, Jalan Pintu Masuk
dan/atau air, serta di atas permukaan Stadion Timur Gor Segiri, Jalan
air, kecuali jalan kereta api, jalan
Pulau Sebatik, Jalan Abdul Muthalib,
lori, dan jalan kabel. Dengan adanya
jalan, komoditi dapat mengalir ke Jalan PM. Noor, sebagai dasar untuk
pasar setempat dan hasil ekonomi peningkatannya perlu diperhatikan
dari suatu tempat dapat dijual kepada faktor kenyamanan, keamanan
pasaran di luar wilayah itu. Selain lingkungan serta faktor lain yang
itu, jalan juga mengembangkan mendukung peningkatan yang baik.
ekonomi lalu lintas di sepanjang Dalam Jalan Harmonika, Jalan Pintu
lintasannya.
Masuk Stadion Timur Gor Segiri,
Karena begitu pentingnya
fungsi jalan, maka agar fungsi dari Jalan Pulau Sebatik, Jalan Abdul
jalan itu sendiri dapat dimaksimalkan Muthalib, Jalan PM. Noor, harus
oleh penggunanya diperlukan kondisi ditingkatkan dengan baik sehingga
jalan yang baik. Untuk itu dapat memberikan pelayanan yang
pemeliharaan jalan perlu dilakukan optimal kepada masyarakat di sekitar
secara terus-menerus/rutin dan
jalan tersebut. Sebab tujuan akhir
berkesinambungan khususnya pada
jenis konstruksi jalan yang dari peningkatan jalan adalah
menggunakan sistem perkerasan tersedianya jalan dengan standart
lentur (flexible pavement). yang baik sesuai dengan fungsinya.
Pemeliharaan jalan tidak hanya pada
perkerasannya saja, namun 1.2 Rumusan Masalah
mencakup pula pemeliharaan Agar penulisan tugas akhir ini
bangunan pelengkap jalan dan dapat terarah dan sesuai dengan
fasilitas beserta sarana-sarana tujuan, maka diperlukan pembatasan
pendukungnya. masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kerusakan
Pada perkerasan lentur pada Jalan Harmonika, Jalan
dengan lapisan penutup, jenis Pintu Masuk Stadion Timur
kerusakan yang sering timbul antara Gor Segiri, Jalan Pulau
lain adalah: lubang, bergelombang/ Sebatik, Jalan Abdul
Muthalib, Jalan PM. Noor.
keriting, alur, 2. Bagaimana jenis-jenis
penurunan/ambles,jembul, kerusakan kerusakan pada Jalan
tepi, retak buaya, retak garis, Harmonika, Jalan Pintu
Masuk Stadion Timur Gor - Tujuan
Segiri, Jalan Pulau Sebatik, 1. Menilai kondisi
Jalan Abdul Muthalib, Jalan perkerasan jalan guna
PM. Noor. mengetahui tingkat
3. Bagaimana metode kerusakan yang terjadi
penanganan untuk mengatasi pada ruas Jalan
kerusakan pada Jalan Harmonika, Jalan Pintu
Harmonika, Jalan Pintu Masuk Timur Stadion
Masuk Stadion Timur Gor Segiri, Jalan Pulau
Segiri, Jalan Pulau Sebatik, Sebatik, Jalan Abdul
Jalan Abdul Muthalib, Jalan Muthalib dan Jalan PM.
PM. Noor. Noor.
4. Analisa Rancangan Anggaran 2. Mengetahui macam-
Biaya penanganan untuk macam jenis kerusakan
mengatasi kerusakan pada yang ada pada Jalan
Jalan Harmonika, Jalan Pintu Harmonika, Jalan Pintu
Masuk Stadion Timur Gor Masuk Timur Stadion
Segiri, Jalan Pulau Sebatik, Segiri, Jalan Pulau
Jalan Abdul Muthalib, Jalan Sebatik, Jalan Abdul
PM. Noor. Muthalib dan Jalan PM.
Noor, sebelum melakukan
1.3 Maksud dan Tujuan penghitungan nilai
Sehubungan dengan kerusakan jalan.
permasalahan kerusakan pada lapisan 3. Menghitung Nilai
perkerasan jalan yang mempengaruhi Kerusakan Jalan dengan
tingkat pelayanan jalan, maka tugas metode Pavement
akhir ini bertujuan untuk : Condition Index (PCI)
- Maksud : dengan Metode
1. Penulis hanya membahas AASHTO’93 dalam
kondisi kerusakan pada mengevaluasi kerusakan
perkerasan jalan lentur jalan pada ruas Jalan
(flexible pavement) sebagai Harmonika, Jalan Pintu
dasar penentuan jenis Masuk Timur Stadion
penanganan. Segiri, Jalan Pulau
2. Kerusakan-kerusakan yang Sebatik, Jalan Abdul
ditinjau adalah keretakan Muthalib dan Jalan PM.
jalan (cracking), kerusakan Noor.
tepi (edge break), lubang-
lubang (patholes), pelepasan 1.4 Batasan Masalah
butiran (ravelling), tonjolan Mengingat luasnya ruang
(bumps and sags). lingkup permasalahan serta
3. Mengaplikasikan ilmu yang keterbatasan pengetahuan penulis,
telah di dapat selama maka pada laporan ini dibuat
perkuliahan tentang pembatasan masalah yang sekaligus
perkerasan jalan. sebagai ikhtisar dengan ruang
lingkup objek pemeliharaasn jalan
serta menghitung nilai kerusakan 1.6 Sistematika Penulisan
jalan. Untuk mencapai tujuan
Adapun batasan masalah penulisan tugas akhir ini dilakukan
pada penelitian ini : beberapa tahapan yang dianggap
1. Ruas jalan yang akan di perlu. Metode dan prosedur
analisa menggunakan pelaksanaannya secara garis besar
konstruksi Flexibel adalah sebagai berikut:
Pavement.  Bab I Pendahuluan. Bab ini
2. Jenis kerusakan jalan membahas tentang latar
yang akan di teliti yaitu belakang, perumusan
keretakan jalan masalah, maksud dan tujuan,
(cracking), kerusakan tepi batasan masalah, sistematika
(edge break), lubang- penulisan
lubang (patholes),  Bab II Tinjauan Pustaka. Bab
pelepasan butiran ini meliputi pengambilan
(ravelling), tonjolan teori dari berbagai sumber
(bumps and sags). bacaan yang mendukung
3. Lokasi jalan yang akan analisa permasalahan yang
diteliti yaitu pada Jalan berkaitan dengan Tugas
Harmonika, Jalan Pintu Akhir ini.
Masuk Timur Stadion  Bab III Metodologi
Segiri, Jalan Pulau Penulisan. Bab ini membahas
Sebatik, Jalan Abdul tentang pendiskripsian dan
Muthalib dan Jalan PM. langkah-langkah kerja serta
Noor. tata cara yang akan dilakukan
4. Analisis dilakukan dalam mengevaluasi tingkat
dengan menggunakan kerusakan serta upaya
metode Pavement perbaikan dan pemeliharaan
Condition Index (PCI) berdasarkan metode metode
dan AASHTO’93. Pavement Condition Index
5. Pembuatan Rencana (PCI) serta Rencana
Anggaran Biaya (RAB). Anggaran Biaya (RAB).
 Bab IV Pembahasan, bab ini
1.5 Manfaat Penulisan berisi tentang analisa,
Adapun manfaat dari perhitungan dengan Metode
penulisan ini selain untuk memenuhi Pavement Condition Index
syarat untuk memperoleh gelar (PCI) dan Metode AASTHO
sarjana (S.1) Teknik Sipil adalah 93, serta Rancangan
untuk mengetahui dan Anggaran Biaya (RAB).
mengelompokan tingkat kerusakan  Bab V Penutup, bab ini
perkerasan jalan serta menetapkan menjelaskan tentang
kondisi perkerasan jalan dengan cara kesimpulan dari hasil
mencari nilai Pavement Condition pemnbahasan yang telah
Index (PCI) dan AASHTO’93 upaya dilakukan, dan saran tentang
perbaikannya serta membuat rencana masukan kepada pihak terkait
anggaran biaya (RAB). mengenai pemeliharaan jalan.
BAB II STUDI PUSTAKA yang dibayarkan untuk
penggunaan jalan tol.
2.1 Pengertian Jalan
Jalan adalah prasarana 2.1.2 Bagian-bagian jalan
transportasi darat yang meliputi meliputi :
segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan 1. Ruang manfaat jalan meliputi
perlengkapannya yang diperuntukkan badan jalan, saluran tepi
bagi lalu lintas, yang berada pada jalan, dan ambang
permukaan tanah, di atas permukaan pengamannya.
tanah, di bawah permukaan tanah 2. Ruang milik jalan meliputi
dan/atau air, serta di atas permukaan ruang manfaat jalan dan
air, kecuali jalan kereta api, jalan sejalur tanah tertentu diluar
lori, dan jalan kabel ruang manfaat jalan.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan). 3. Ruang pengawasan jalan
merupakan ruang tertentu
2.1.1 Jenis-Jenis Jalan diluar ruang milik jalan yang
1. Jalan Raya ada dibawah pengawasan
Jalan Raya adalah jalur - jalur penyelenggara jalan.
tanah di atas permukaan bumi
yang dibuat oleh manusia dengan 2.2 Perkerasan Jalan
bentuk, ukuran - ukuran dan jenis Perkerasan jalan adalah
konstruksinya sehingga dapat campuran antara agregat dan bahan
digunakan untuk menyalurkan pengikat yang digunakan untuk
lalu lintas orang, hewan dan melayani beban lalu lintas. Agregat
kendaraan yang mengangkut yang dipakai adalah batuan pecah
barang dari suatu tempat ke atau batu belah ataupun bahan
tempat lainnya dengan mudah dan lainnya. Bahan ikatan yang dipakai
cepat (Clarkson H.Oglesby,1999). adalah aspal, semen ataupun tanah
2. Jalan Umum Jalan umum liat. Apapun jenis perkerasan lalu
adalah jalan yang diperuntukkan lintas, harus dapat memfasilitasi
bagi lalu lintas umum. sejumlah pergerakan lalu lintas.
3. Jalan Khusus Apakah berupa jasa angkutan lalu
Jalan khusus adalah jalan yang di lintas, berupa jasa angkutan manusia,
bangun oleh instasi, badan usaha. atau berupa jasa angkutan barang
Perseorangan, atau kelompok berupa seluruh komoditas yang
masyarakat untuk kepentingan diijinkan untuk melintasi jalan
sendiri. tersebut (Sumber :
4. Jalan Tol https://id.wikipedia.org/wiki/Perkerasan
Jalan tol atau pengertian jalan _jalan).
bebas hambatan adalah jalan
umum yang merupakan bagian 2.3 Perkerasan Lentur
sistem jaringan jalan dan sebagai Konstruksi Perkerasan Lentur
jalan nasional yang penggunanya Konstruksi perkerasan lentur
diwajibkan membayar tol. Tol (flexible pavement), adalah
adalah sejumlah uang tertentu perkerasan yang menggunakan aspal
sebagai bahan pengikat dan lapisan- Kekuatan dan keawetan konstruksi
lapisan perkerasannya bersifat perkerasan jalan sangat tergantung
memikul dan menyebarkan beban pada sifatsifat dan daya dukung
lalu lintas ke tanah dasar. Aspal itu tanah dasar. Dalam pedoman ini
sendiri adalah material berwarna diperkenalkan modulus resilien (MR)
hitam atau coklat tua, pada sebagai parameter tanah dasar yang
temperatur ruang berbentuk padat digunakan dalam perencanaan
sampai agak padat. Jika aspal Modulus resilien (MR) tanah dasar
dipanaskan sampai suatu temperatur juga dapat diperkirakan dari CBR
tertentu, aspal dapat menjadi lunak / standar dan hasil atau nilai tes soil
cair sehingga dapat membungkus index.
partikel agregat pada waktu
pembuatan aspal beton. 2.4 Campuran Aspal
Tiap-tiap lapisan perkerasan
2.3.1 Lapisan permukaan pada umumnya menggunakan bahan
(Surface Course) maupun persyaratan yang berbeda
Lapis permukaan struktur sesuai dengan fungsinya yaitu, untuk
pekerasan lentur terdiri atas menyebarkan beban roda kendaraan
campuran mineral agregat dan bahan sedemikian rupa sehingga dapat
pengikat yang ditempatkan sebagai ditahan oleh tanah dasar dalam batas
lapisan paling atas dan biasanya daya dukungnya. Lapis permukaan
terletak di atas lapis pondasi. adalah bagian perkerasan terletak
paling atas dengan perekat aspal.
2.3.2 Lapisan Pondasi Atas (Base Lapis permukaan ini berfungsi antara
Course) lain : (1) Sebagai bagian perkerasan
Lapis pondasi adalah bagian untuk menahan beban roda
dari struktur perkerasan lentur yang kendaraan, (2) Sebagai lapis kedap
terletak langsung di bawah lapis air untuk melindungi badan jalan dari
permukaan. Lapis pondasi dibangun kerusakan akibat cuaca, dan (3)
di atas lapis pondasi bawah atau, jika Sebagai lapis aus (wearing course).
tidak menggunakan lapis pondasi Jenis perkerasan lentur yang
bawah, langsung di atas tanah dasar. digunakan di Indonesia umumnya
menggunakan campuran aspal panas
2.3.3 Lapisan Pondasi Bawah baik untuk pelapisan ulang,
(Sub Base Course) pemeliharaan maupun pembangunan
Lapis pondasi bawah adalah jalan baru. Jenis-jenis perkerasan di
bagian dari struktur perkerasan lentur Indonesia yang mempergunakan
yang terletak antara tanah dasar dan campuran aspal panas antara lain:
lapis pondasi. Biasanya terdiri atas Lapis Aspal Beton (Laston) atau AC
lapisan dari material berbutir (Asphalt Concrete), Lapis Tipis
(granular material) yang dipadatkan, Aspal Beton (Lataston) atau HRS
distabilisasi ataupun tidak, atau (Hot Rolled Sheets) dan Lapis Tipis
lapisan tanah yang distabilisasi. Aspal Pasir (Latasir).

2.3.4 Lapisan Tanah Dasar 2.5 Jenis-Jenis Kerusakan Pada


(Subgrade) Perkerasan Lentur
Menurut Manual 2.5.6 Penurunan Pada Bekas
Pemeliharaan Jalan No : Penanaman Utilitas (utility cut
03/MN/B/1983 yang dikeluarkan depression)
oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, Terjadi di sepanjang bekas
kerusakan jalan dapat dibedakan atas penanaman utilitas. Hal ini terjadi
: karena pemadatan yang tidak
2.5.1 Retak (cracking) memenuhi syarat. Dapat diperbaiki
Retak (cracking) dan dengan dibongkar kembali dan
penyebabnya Retak yang terjadi pada diganti dengan lapis yang sesuai.
lapisan.
2.6 Faktor-Faktor Penyebab
2.5.2 Distorsi (distortion)
Kerusakan
Distorsi perubahan bentuk
Menurut Silvia Sukirman
dapat terjadi akibat lemahnya tanah
(1999) Kerusakan-kerusakan pada
dasar, pemadatan yang kurang pada
konstruksi perkerasan jalan dapat
lapis pondasi, sehingga terjadi
disebabkan oleh:
tambahan pemadatan akibat beban
1. Lalu lintas, dapat berupa
lalulintas.
peningkatan dan repetasi
2.5.3 Cacat permukaan
beban.
(disintegration)
2. Air, yang dapat berupa air
Cacat permukaan
hujan, sistem drainase yang
(disintegration), yang mengarah
tidak baik, naiknya air akibat
kepada kerusakan secara kimiawi
kapilaritas.
dan mekanis dari lapisan perkerasan.
3. Material konstruksi
2.5.4 Pengausan (polished
perkerasan, dalam hal ini
aggregate)
disebabkan oleh sifat material
Permukaan jalan menjadi
itu sendiri atau dapat pula
licin, sehingga membahayakan
disebabkan oleh sistem
kendaraan. Pengausan terjadi karena
pengelolaan bahan yang tidak
agregat berasal dari material yang
baik.
tidak tahan aus terhadap roda
4. Iklim, Indonesia beriklim
kendaraan, atau agregat yang
tropis dimana suhu udara dan
dipergunakan berbentuk bulat dan
curah hujan umumnya tinggi,
licin, tidak berbentuk cubical.
yang merupakan salah satu
2.5.5 Kegemukan (bleeding
penyebab kerusakan jalan.
orflushing)
5. Kondisi tanah dasar yang
Permukaan menjadi licin.
tidak stabil, kemungkinan
Pada temperatur tinggi, aspal
disebabkan oleh sistem
menjadi lunak dan akan terjadi jejak
pelaksanaan yang kurang
roda. Berbahanya bagi kendaraan.
baik, atau dapat juga
Kegemukan (bleeding) dapat
disebabkan oleh sifat tanah
disebabkan pemakaian kadar aspal
yang memang jelek.
yang tinggi pada campuran aspal,
6. Proses pemadatan lapisan
pemakaian terlalu banyak aspal pada
diatas tanah yang kurang
pekerjaan prime coat atau tack coat.
baik. (Sumber :
https://www.researchgate.net/
profile/Husni_Mubarak4/publ kerusakannya sesuai dengan tingkat
ication/315877930_ANALISA dan jenis kerusakannya. Langkah
_TINGKAT_KERUSAKAN_P berikutnya adalah menghitung nilai
ERKERASAN_JALAN_DEN PCI untuk tiap-tiap sampel unit dari
GAN_METODE_PAVEMEN ruas-ruas jalan.
T_CONDITION_INDEX_PCI
_Studi_Kasus_Jalan_Soekarn 2.8 Perancangan
o_Hatta_Sta_11_150_sd_12_ Perkerasan Metode AASHTO’93
150/links). Salah satu metoda
perencanaan untuk tebal perkerasan
2.7 Metode Pavement Condition jalan yang sering digunakan adalah
metoda AASHTO’93. Metoda ini
Index (PCI)
sudah dipakai secara umum di
Pavement Condition Index seluruh dunia untuk perencanaan
(PCI) adalah perkiraan kondisi jalan serta di adopsi sebagai standar
dengan sistem rating untuk perencanaan di berbagai negara.
menyatakan kondisi perkerasan yang Metoda AASHTO’93 ini pada
sesungguhnya dengan data yang dasarnya adalah metoda perencanaan
dapat dipercaya dan obyektif. yang didasarkan pada metoda
Metode PCI dikembangkan di empiris.
Amerika oleh U.S Army Corp of
Engineers untuk perkerasan bandara, 2.9 Rancangan Anggaran Biaya
jalan raya dan area parkir, karena Rencana Anggaran Biaya
dengan metode ini diperoleh data dan adalah suatu bangunan atau proyek
perkiraan kondisi yang akurat sesuai adalah perhitungan banyaknya biaya
dengan kondisi di lapangan. Tingkat yang diperlukan untuk bahan dan
PCI dituliskan dalam tingkat 0 – 100 upah,serta biaya- biaya lain yang
. berhubungan dengan pelaksanaan
2.7.1. Penentuan Sampel Unit bangunan atau proyek.
Panjang luas jalan yang akan Anggaran biaya merupakan
disurvey dibagi menjadi beberapa harga dari bahan bangunan yang
segmen (N). Selanjutnya panjang dihitung dengan teliti, cermat dan
ruas jalan yang akan di survey memenuhi syarat. Anggaran biaya
diplotkan pada grafik sampel unit, pada bangunan yang sama akan
dan diperoleh jumlah sampel unit berbeda- beda di masing- masing
minimum (n). Setelah jumlah sampel daerah, disebabkan karena perbedaan
unit didapatkan, kemudian langkah harga bahan dan upah tenaga kerja.
selanjutnya adalah membagi jumlah
segmen dengan jumlah sampel unit 2.9.1 Kegunaan Rancangan
untuk menentukan interfal sampel Anggaran Biaya (RAB)
unit. Sebuah penyusunan Rencana
2.7.2. Rumus Menentukan Anggaran Biaya (RAB) Proyek
Pavement Condition Index (PCI) mempunyai beberapa kegunaan,
Setelah selesai melakukan survey, antara lain:
data yang diperoleh kemudian
dihitung luas dan persentase
1. Sebagai bahan dasar dilakukan sebelum rancangan
usulan pengajuan bangunan dibuat.
proposal agar 2. Perhitungan Anggaran Biaya,
didapatkannya sejumlah yaitu penghitungan biaya
alihan dana bagi sebuah secara detail dan terinci
pelaksanaan proyek dari dsesuai dengan perencanaan
pemerintah pusat ke yang ada.
daerah pada instansi-
instansi tertentu. 2.9.3 Penghitungan Anggaran
2. Sebagai standar harga Biaya pada Umumnya dibuat
patokan sebuah proyek Berdasarkan 5 Hal Pokok, yaitu:
yang dibuat oleh stakes
1. Taksiran biaya bahan-bahan.
holder dalam bentuk
2. Taksiran biaya pekerja.
owner estimate (OE)
3. Taksiran biaya peralatan.
3. Sebagai bahan
4. Taksiran biaya tak terduga
pembanding harga bagi
atau overhead cost.
stakes holder dalam
5. Taksiran keuntungan atau
menilai tingkat kewajaran
profit.
owner estimate yang
dibuatnya dalam bentuk 2.9.4 Analisa Harga Satuan
engineering estimate (EE) Pekerjaan
yang dibuat oleh pihak
konsultan. Analisa harga satuan
4. Sebagai rincian item pekerjaan adalah suatu cara
harga penawaran yang perhitungan harga satuan pekerjaan
dibuat kontraktor dalam konstruksi yang dijabarkan dalam
menawar pekerjaan perkalian kebutuhan bahan
proyek. bangunan,upah kerja, dan peralatan
5. Sebagai dasar penentuan dengan harga bahan bangunan,
kelayakan ekonomi teknik standart pengupahanpekerja dan
sebuah investasi proyek harga sewa / beli peralatan untuk
sebelum dilaksanakan menyelesaikan per satuan
pembangunannya. pekerjaankonstruksi. Analisa harga
satuan pekerjaan ini dipengaruhi oleh
angka koefisien yang menunjukkan
2.9.2 Tahapan Perhitungan
nilai satuan bahan/material, nilai
Rencana Anggaran Biaya
satuan alat, dan nilai satuan upah
Konstruksi
tenaga kerja ataupun satuan
Dalam penyusunan anggaran pekerjaan yang dapat digunakan
biaya suatu rancangan bangunan sebagaiacuan/panduan untuk
biasanya dilakukan 2 (dua) tahapan merencanakan atau mengendalikan
yaitu : biaya suatu pekerjaan.

1. Estimasi Biaya Kasar, yaitu 2.9.5 Analisa Bahan dan Upah


penaksiran biaya secara Yang dimaksud dengan
global dan menyeluruh yang analisa bahan suatu pekerjaan, ialah
yang menghitung banyaknya/volume
masing-masing bahan, serta besarnya
biaya yang dibutuhkan. sedangkan
Yang diamksud dengan analisa upah
suatu pekerjaan ialah, menghitung
banyaknya tenaga yang diperlukan,
serta besarnya biaya yang dibutuhkan
untuk pekerjaan tersebut.
(H.bachtiar,1993).

2.9.6 Rekapitulasi Rencana


Anggaran Biaya
Rekapitulasi harga
merupakan bagian dari perhitungan
rencana anggaran biaya yang
berfungsi untuk merekap hasil
perhitungan analisa harga satuan
sehingga mudah dibaca dan
dipahami, sebelum membuat
rekapitulasi harga terlebih dahulu
dihitung harga tiap-tiap item
pekerjaan.

BAB III METODOLOGI


PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian


Pada pembahasan ini, yang
menjadi lokasi penelitian ada 5 titik
lokasi jalan, antara lain yaitu pada
Jalan Harmonika, Jalan Pintu Stadion
Barat (Stadion Segiri), Jalan Pulau
Sebatik, Jalan Abdul Muthalib dan
Jalan PM. Noor. Berikut dibawah ini
peta lokasi penelitian :
3.2. Data Penelitian didasarkan pada metode
empiris.
Dalam penelitian ini pengumpulan
data sangat bergantung pada data 3.4. Rancangan Penelitian
diperoleh dari :

 Data Primer
Merupakan data yang didapat
dari instansi terkait yaitu
Dinas Bina Marga Kota
Samarinda, data yang
diperoleh adalah data ruas
jalan.
 Data Sekunder
Merupakan data yang didapat
dengan cara suvey langsung
ke lapangan. Dari survey
yang dilakukan dapat
diperoleh data yang ada di
lapangan dan kondisi nyata 3.5. Diagram Kerja (Flow
dari wilayah studi. Chart)
3.2. Metode Pengambilan Data Diagram kerja ( flow chart )
Metode yang dipakai dalam yaitu bertujuan untuk menjelaskan
penelitian ini dengan cara survey arah dari maksud dan tujuan
langsung : penelitian tersebut.
 Mengukur (Panjang dan
Lebar) jalan.
 Membagi tingkatan
kerusakan pada jalan.
 Membagi jenis-jenis
kerusakan pada jalan.

3.3. Metode Analisa Data


Dalam penelitian ini penulis
memakai dua metode untuk analisi
data, antara lain :
 Metode Pavement Condition
Index (PCI) adalah perkiraan
kondisi jalan dengan sistem
rating untuk menyatakan
kondisi perkerasan yang
sesungguhnya dengan data
yang dapat di percaya dan
obyektif.
 Metode AASHTO’93 yaitu
metode perencanaan yang
BAB IV PEMBAHASAN pada masing- masing jalan dengan
Metode PCI seperti :
4.1 Data Existing Jalan 1. Jalan Pintu Masuk Timur
Stadion Segiri dengan nilai
4.1.1. Identitas Jalan
PCI 12 adalah “Very Poor”
Nama Jalan : Jalan Pintu
(Sangat Miskin)
Masuk Stadion Segiri Timur
2. Jalan Harmonika dengan
Lebar Jalan :7M
nilai PCI 5 adalah “Failed”
Panjang Jalan : 498,1 M
(Gagal)
Fungsi Jalan : Kolektor
3. Jalan Abdul Muthalib
Kelas Jalan : 3b
dengan nilai PCI 66 adalah
“Good” (Baik)
4.1.2. Identitas Jalan
4. Jalan P. Sebatk dengan nilai
Nama Jalan : Jalan
PCI 12 “Very Poor” (sangat
Harmonika
Miskin)
Lebar Jalan :6M
5. Jalan PM. Noor dengan nilai
Panjang Jalan : 221,57 M
PCI 71 “Very Good” (sangat
Fungsi Jalan : Kolektor
Baik)
Kelas Jalan : 3b
Sedangkan dengan hasil
yang didapat dari Metode
4.1.3 Identitas Jalan
AASTHO 93 antara lain :
Nama Jalan : Jalan Abdul
1. Jl. Pintu Masuk Stadion
Muthalib
Timur Segiri tebal lapis
Lebar Jalan :6M
Perkerasan 42 cm
Panjang Jalan : 751,2 M
2. Jl.Harmonika Tebal Lapis
Fungsi Jalan : Kolektor
Perkerasan 84 cm
Kelas Jalan : 3b
3. Jl. Abd. Muthalib tebal
lapis perkerasan 46 cm
4.1.4 Identitas Jalan
4. Jl. P. Sebatik tebal lapis
Nama Jalan : Jalan Pulau
perkerasan 32 cm
Sebatik
5. J. PM. Noor Tebal Lapis
Lebar Jalan :7M
perkerasannya 35 cm.
Panjang Jalan : 143,6 M
Fungsi Jalan : Kolektor 4.3 Jenis Kerusakan Jalan
Kelas Jalan : 3b Jenis Kerusakan yang
ditemukan pada ruas Jalan Pintu
4.15 Identitas Jalan Masuk Stadion Timur Segiri, Jalan
Nama Jalan : Jalan PM. Harmonika, Jalan PM. Noor, Jalan
Noor Pulau Sebatik dan Jalan Abdul
Lebar Jalan : 10 M Muthalib relatif sama antara lain
Panjang Jalan : 2764,6 M - kerusakan tepi
Fungsi Jalan : Arteri - retak kulit buaya
Kelas Jalan : 3a - retak memanjang
- tonjolan
4.2. Tingkat Kerusakan Jalan
- lubang
Dalam penelitian ini di
- pelepasa butiran
dapatkan hasil tingkat kerusakan
4.3. Metode Perhitungan 4.3.2 Perhitungan Metode
4.3.1.a. Perhitungan Jalan Pintu AASTHO 93
Masuk Stadion Segiri Timur 1. Modulus Elastis
Identitas Jalan a. Lapis Permukaan Beton
Nama Jalan : Jalan Pintu Aspal α1 = 0,30 diperoleh
Masuk Stadion Segiri Timur nilai EAC = 200.000
Lebar Jalan :7M
Panjang Jalan : 498,1 M
Fungsi Jalan : Kolektor
Kelas Jalan : 3B
4.3.2.a. Jenis – Jenis Kerusakan
 Kerusakan Tepi

b. Lapis Pondasi Aspal Beton


Atas α2 = 0,24, diperoleh nilai
EBS = 23.000 PSI

4.3.5.a. Menentukan Kondisi c. Lapis Pondasi Bawah


Perkerasan Sirtun/Pitrun Kelas A a3 =
0,13 diperoleh nilai ESB=
16.000

Jadi tingkat kondisi


kerusakan pada Jalan Pintu Masuk
Timur Stadion Segiri dengan nilai
PCI 12 adalah “VERY POOR”
(Sangat Miskin).
“Very Poor” (sangat
Miskin) dan Pada Jalan
PM. Noor dengan nilai
PCI 71 “Very Good”
(sangat Baik), Sedangkan
dengan hasil yang didapat
dari Metode AASTHO 93
antara lain Jl. Pintu
Sehingga : Masuk Stadion Timur
1) D1 = 12,7 inci Segiri tebal lapis
= 32 cm Perkerasan 42 cm,
2) D2 = = Jl.Harmonika Tebal Lapis
Perkerasan 84 cm, Jl.
= 2,12 inci Abd. Muthalib tebal lapis
= 6 cm perkerasan 46 cm, Jl. P.
Sebatik tebal lapis
3) D3 = =
perkerasan 32 cm dan
pada J. PM. Noor Tebal
= 2,2 inci = 6 cm Lapis perkerasannya 35
cm.
2. Jenis Kerusakan yang
ditemukan pada ruas
Jalan Pintu Masuk
Stadion Timur Segiri,
Jalan Harmonika, Jalan
PM. Noor, Jalan Pulau
Sebatik dan Jalan Abdul
Muthalib relatif sama
BAB V PENUTUP antara lain kerusakan tepi,
 Kesimpulan retak kulit buaya, retak
1. Dalam penelitian ini di memanjang, tonjolan,
dapatkan hasil tingkat lubang dan pelepasa
kerusakan pada masing- butiran.
masing jalan seperti pada 3. Metode yang dipakai
Jalan Pintu Masuk Timur dalam penelitian ini
Stadion Segiri dengan menggunakan dua metode
nilai PCI 12 adalah “Very antara lain Metode
Poor” (Sangat Miskin), Pavement Condition
Pada Jalan Harmonika Index (PCI) dan Metode
dengan nilai PCI 5 adalah AASTHO 93.
“Failed” (Gagal), Pada 4. Analisa Rancangan
Jalan Abdul Muthalib Anggaran Biaya yang
dengan nilai PCI 66 didapat dalam penelitian
adalah “Good” (Baik), ini sebagai berikut:
Pada jalan P. Sebatk a. Jl. Pintu Masuk Stadion Segiri
dengan nilai PCI 12 Rp. 23.521.000,00
b. Jl. Harmonika seharusnya jalan-jalan tersebut
Rp. 80.129.000,00 tidak boleh di lewati oleh
c. Jl. Abdul Muthalib kendaraan jenis roda 6 keatas
Rp. 17.002.000,00 karena dengan seringnya di
d. Jl. P. Sebatik lewati oleh kendaraan menjadi
Rp. 37.097.000,00 salah satu faktor lainnya yang
e. Jl. PM. Noor dapat menyebabkan kerusakan-
Rp. 44.612.000,00 kerusakan pada jalan.
 Saran
1. Dari hasil penelitian yang DAFTAR PUSTAKA
penulis lakukan dengan
menggunakan Metode PCI dan  https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan
Metode AASTHO 93 terdapat  Clarkson H.Oglesby,1999
keunggulan dan kelemahan  https://id.wikipedia.org/wiki/Perk
pada kedua metode ini antara erasan_jalan
lain  https://dokumen.tips/documents/m
a. Keunggulan : akalah-jalan.html
- Dalam Metode Asstho 93 dapat  https://dokumen.tips/documents/m
mengetahui tebal lapisan yang akalah-jalan.html
terdapat pada kerusakan di  https://www.scribd.com/document
setiap masing-masing jalan. /270049319/Karakteristik-
Sedangkan Campuran-Aspal-Dan-Agregat
b. Kelemahan :  https://www.researchgate.net/prof
- Dalam Metode PCI tidak dapat ile/Husni_Mubarak4/publication/3
mengetahui setiap tebal lapis 15877930_ANALISA_TINGKAT
perkersan pada setiap jalan _KERUSAKAN_PERKERASAN
dalam metode ini hanya _JALAN_DENGAN_METODE_
mendapatkan nilai tingkat PAVEMENT_CONDITION_IND
kerusakan pada setiap jalan. EX_PCI_Studi_Kasus_Jalan_Soe
karno_Hatta_Sta_11_150_sd_12_
2. Dalam penelitian ini lebih 150/links
efesien menggunakan Metode
 http://findadessi.blogspot.co.id/20
AASTHO 93 karena dalam 11/11/pengertian-rencana-
metode ini lebih jelas untuk anggaran-biaya-rab.html
mendapatkan nilai tingkat
 http://findadessi.blogspot.co.id/20
kerusakan pada setiap lapisan
11/11/pengertian-rencana-
perkerasan dan memudahkan
anggaran-biaya-rab.html
dalam pembuatan Rancangan
Anggaran Biayanya.  http://findadessi.blogspot.co.id/20
11/11/pengertian-rencana-
3. Dengan sering terjadinya
anggaran-biaya-rab.html
kerusakan pada ruas jalan
Harmonika, jalan Abdul  http://erepo.unud.ac.id/10590/3/64
Muthalib dan jalan Pintu 7eaa350d812f9bcd44e9ced20a87
Masuk Stadion Segiri yang di 48.pdf
sebabkan oleh faktor sering
tergenangnya air akibat hujan,

Anda mungkin juga menyukai