yang terjadi setelah bayi yang lahir melewati batas
fisiologis normal. Secara fisiologis, seorang ibu yang melahirkan akan mengeluarkan darah sampai 500 ml tanpa menyebabkan gangguan homeostatis. Jumlah PENGERTIAN perdarahan dapat diukur menggunakan bengkok besar (1 bengkok = ± 500 cc). Oleh sebab itu, secara konvensional dikatakan bahwa perdarahan lebih dari 500 ml dikategorikan sebagai perdarahan postpartum dan perdarahan mencapai 1000 ml secara kasat mata harus segera ditangani secara serius (Nurhayati, 2019).
Menurut (Khumaira M, 2012) Faktor Penyebab Perdarahan Postpartum
dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu : a. Perdarahan dari Tempat Implantasi Plasenta 1) Gangguanperfusimyometrium(hipotensi,atoniauteri,induksi) Induksi dan stimulasi persalinan menyebabkan kerja uterus yang berlebih pada kala satu dan dua sehingga mengakibatkan kegagalan retraksi otot uterus pada kala tiga sehingga terjadi perdarahan. Efek perdarahan banyak bergantung pada volume darah sebelum 2) Overdistensiuterus(hidramnion,kembar) hamil, derajat Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. hipervolemia-terinduksi kehamilan, dan derajat anemia saat Hidramnion adalah jumlah cairan ketuban >1500 ml. (Indriyani, D., & persalinan. Gambaran PPP Asmuji, 2013). Jika ketuban pecah saat persalinan pada kasus yang dapat mengecohkan adalah kegagalan nadi dan tekanan polihidramnion atau setelah kelahiran bayi pertama dalam kehamilan darah untuk mengalami multipel, penyempitan rongga uterus yang mendadak dan luas dapat perubahan besar sampai terjadi kehilangan darah sangat banyak. MANIFESTASI KLINIS menjadi presipitasi pelepasan plasenta. Saat uterus sangat teregang dalam Kehilangan banyak kehamilan, sel otot menjadi kurang mampu berkontraksi dan beretraksi darah tersebut menimbulkan tanda-tanda syok yaitu penderita secara efisien pada kala III persalinan. Oleh sebab itu penyebab perdarahan pucat, tekanan darah postpartum pada kondisi tersebut adalah atonia uteri. rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstrimitas dingin, dan lain- 3) Persalinanpresipitatus lain (Wiknjosastro, Jalanya janin yang terlalu cepat pada jalan lahir dpat menghalangi 2006; Cunningham, 2005) regangan jaringan yang berangsur-angsur dan perlahan, yang dapat mengakibatkan laserasi serviks, vagina, dan atau perineum sehingga Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah, Etiologi meningkatkan kehilangan darah. didalam uterus masih 4) Preeklampsia terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan dalam stratum spongiosum, proteinuria yang timbul karena kehamilan setelah usia kehamilan 20 sehingga sinus-sinus maternalis, ditempat insersinya minggu atau segera setelah persalinan. Hipertensi ialah tekanan darah plasenta terbuka. sistolik dan diastolik ≥140/90 mmHg. Pengukuran tekanan darah sekurang- Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Proteinuria ialah adanya 300 mg terbuka tersebut akan menutup, protein dalam urin selama 24 jam atau sama dengan ≥1+ dipstick. kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah Preeklampsia dapat membuat tekanan darah ibu melonjak naik, hemoragi PATOFISIOLOGI dapat membuatnya turun drastis. Kondisi yang satu dapat menyamarkan sehingga perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot yang lain sehingga tanda-tanda vital yang berbeda harus sering dipantau uterus, akan menghambat karena mempengaruhi diagnosis dan penanganan akurat. (Indriyani, D., & penutupan pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan Asmuji, 2013). yang banyak. Keadaan 5) TraumaSaluranGenetalia demikian menjadi faktor utama penyebab perdarahan a) Berat badan bayi >4kg paska persalinan. Perlukaan yang Makrosomia atau bayi besar adalah bayi baru lahir yang berat badan lahir luas akan menambah perdarahan seperti robekan serviks, pada saat persalinan lebih dari 4000 gram. Seorang ibu dengan panggul vagina dan perinium. sempit atau janin besar, maka kala duanya akan sangat memanjang. Perdarahan Post (Mitayani, 2011). Partum b) Episiotomylebar 1. Darah : kadar hemoglobin, hematokrit, masa Episiotomy adalah mempercepat persalinan dengan memperlebar jalan perdarahan, masa pembekuan. PEMERIKSAAN lahir lunak. (Indriyani, D., & Asmuji, 2013). 2. USG : bila perlu untuk menentukan adanya sisa PENUNJANG jaringan konsepsi intrauterine. 1. Pencegahan : obati anemia dalam kehamilan. pada pasien dengan riwayat 1. Ganguan rasa aman nyaman : nyeri perdarahan pasca persalinan sebelumya, persalinan harus berhubungan dengan proses penyakit bersalangsung di rumah (penekanan/kerusakan jaringan , infiltrasi) sakit. jangan memijat dan mendorong uterus kebawah sebelum DIAGNOSA 2. Resiko tinggi terhadap infeksi plasenta lepas. KEPERAWATAN berhubungan dengan trauma jaringan, berikan 10 unit oksitosinim setelah anak lahir dan 0,2 mg ergometrin PENTALAKSANAAN Stasis cairan im setelah tubuh, penurunan Hb plasenta lahir. 2. Penanganan : Tentukan apakah terdapat syok, bila ada segera berikan transfuse a) Mengkaji ulang pasien cairan, atau darah, kontrol perdarahan dan berikan oksigen. bila ada Fase pengkajian ulang terhadap komponen implementasi memberikan keadaan umum mekanisme bagi perawat untuk menentukan apakah tindakan keperawatan telah membaik , lakukan pemeriksaan untuk menentukan etiolagi. yang diusulkan masih sesuai. b) Menelaah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada sebelum 1. Identitas pasien memulai keperawatan Perawat menelah rencana asuhan keperawatan, dan Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, membandingkannya dengan data pengkajian untuk memvalidasi diagnosa medical keperawatan yang dinyatakan dan menentukan apakah intervensi record dan lain lain keperawatan 2. Riwayat kesehatan yang paling sesuai untuk situasi klinis saat itu. Jika status pasien telah a. Riwayat kesehatan dahulu berubah b. Riwayat kesehatan sekarang IMPLEMENTASI dan dignosa keperawatan dan intervensi keperawatan harus dimodifikasi c. Riwayat kesehatan keluarga yaitu : d. Riwayat menstruasi meliputi:Menarche,lamanya siklus, banyaknya, a. Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai baunya , rencana yang telah ditetapkan. selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat keluhan waktu haid, HPHT mandiri dan kolaboratif. selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan e. Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia monitor kemajuan kesehatan klien agar kebutuhan cairan dapat terpenuhi. mulai b. Melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah ditetapkan hamil, Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu untuk membebaskan klien dari nyeri. f. Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada c. Melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah ditetapkan abortus, untuk mengurangi resiko infeksi. retensi plasenta, Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara d. Melakukan tindakan keperwatan sesuai rencana yang telah ditetapkan agar persalinan, pasien dapat melakukan aktifitas tanpa bantuan penolong, tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir, Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi g. Riwayat Kehamilan sekarang Hamil muda, keluhan selama hamil muda, Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain h. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat
PENGKAJIAN
1.Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan agens cidera fisik
Intervensi : a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif b. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan c. Ajarkan teknik non farmakologi d. Kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai indikasi e. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik INTERVENSI 2. Resiko tinggi infeksi berhubungan tidak adekuatnya pertahanan tubuh/ sistem imun. Intervensi: a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. b. Jaga personal hygine klien dengan baik. c. Monitor temperatur atau suhu tubuh pasien d. Kaji semua system tubuh untuk melihat tanda-tanda infeksi. e. Kolaborasi pemberian antibiotik bila diindikasikan
Evaluasi keperawatan yaitu membandingkan data
subyektif dan obyektif yang dikumpulkan dari pasien, perawat lain, dan keluarga untuk meningkatkan tingkat keberhasilan dalam memenuhi hasil yang diharapkan ditetapkan selama perencanaan. Langkah-langkah evaluasi dari proses perawatan mengukur respon pasien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan pasien kearah tujuan. Tujuan asuhan keperawatan untuk membantu pasien EVALUASI menyelesaikan masalah kesehatan aktual, mencegah kekambuhan dari masalah potensial dan pertahankan status sehat.Evaluasi terhadap asuhan menentukan apakah tujuan ini telah dilaksanakan. Aspek dalam dari evaluasi mencakup pencukuran kualitas asuhan keperawatan yang diberikan dalam lingkungan perawatan kesehatan.Mahasiswa melakukan evaluasi pada setiap tindakan berdasarkan diagnosa yang ditetapkan dengan menggunakan metode SOAP.